You are on page 1of 16

QUANTUM TEACHING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Sabar Rutoto 1
ABSTRACT The Classroom Action Research was conducted on elementary school students to improve student achievement. One lesson is chosen in this research, it is the lesson of Social Sciences. If the social science lesson is still delivered traditionally, such as students just read the textbooks by theirselves and practice to solve the problem in a work-book, the children are possibly lack of interest and easily get bored. It causes students low academic achievement because they do not have passion, get tired and bored easily, heve no feeling of challenge and fun. Therefore, the teachers new innovation is the delivery of Quantum Teaching as the application of Quantum Learning model in the classroom learning activity which is attempted to improve students learning achievement. Motivation and sense of satisfaction and the courage of expressing opinion can be developed. The purpose of this CAR (Classroom Action Research) is to reduce, and if possibly will eliminate negative attitudes such as laziness behavior, fear, impassion, easily get bored and tired in learning activity, so the application of Quantum Teaching as a model in the implementation of Quantum Learning is applied in the classroom teaching-learning activity. Learning test results prove the ability of increasing positive behaviors such as enthusiasm, the spirit of learning, feelings of pleasure and satisfaction in learning, arising courage and curiosity which are significantly increased and meaningful. With the submission of the application of Quantum Teaching as a model in the Quantum Learning in the classroom can enhance students motivation in paying attention to the lessons from 17% to 89%. From the result of the observation, the increase of asking questions action is stated from 19% to 89%. It is a very significant and meaningful increase. The courage of stating opinions is increased from 24% to 87%. The feeling of fun in joining the lesson is significantly increased from 15% to 91%. From the aspect of achievement or cognitive development, it is also able to improve the academic achievement from the average of 6.3 to 8.2, a very significant increase. Thus, the hypothesis that Quantum Teaching as a model of Quantum Learning is proven to improve students achievement in the 5th Grade of SD 3 Demaan Kudus in 2006-2007 can be verified. Therefore, teachers are recommended to improve their teaching methods and one alternative way is to apply the Quantum Teaching as the model of Quantum Learning for improving learning achievement to their students. Keywords: Quantum Teaching, Learning Model, Quantum Learning and Achievement learning

Staf Pengajar Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus

QUANTUM TEACHING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Veronica


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sabar Rutoto

ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa sekolah dasar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini memilih salah satu mata pelajaran yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran IPS jika penyampaiannya masih secara tradisional anak hanya disuruh membaca sendiri buku teks dan mengerjakan soal soal latihan anak tidak ada gairah sehingga kurang menarik dan cepat bosan. Sehingga prestasi belajarnya rendah karena anak tidak ada gairah, cepat lelah, bosan, tidak ada perasaan yang menantang serta dan kurang menyenangkan. Maka sebagai inovasi baru dari guru adalah penyampaian Quantum Teaching sebagai model penerapan Quantum Learning di dalam pembelajaran di kelas dicobakan dengan keyakinan mampu meningkatkan prestasi belajar anak. Motivasi, perasaan puas dan keberanian mengemukakan pendapat dapat dikembangkan. Tujuan PTK ini adalah mengurangi bahkan kalau mungkin akan menghilangkan sikap perilaku negative seperti sikap malas, takut, tidak punya gairah, bosan tidak ada daya tarik dan cepat lelah dalam proses belajar maka melalui pembelajaran Quantum Teaching sebagai model penerapan Quantum Learning di dalam pembelajaran di kelas akan diuji cobakan. Hasil uji pembelajarn ternyata mampu meningkatkan perilaku positif seperti antusias, semangat belajar, perasaan senang dan puas dalam pembelajaran, timbul keberanian dan rasa ingin tahu meningkat dengan signifikan atau nyata dan berarti.. Dengan penyampaian Quantum Teaching sebagai model penerapan Quantum Learning di dalam pembelajaran di kelas mampu meningkatkan motivasi siswa dalam memperhatikan pelajaran dari 17% menjadi 89%. Dari hasil obsrvasi kenaikan dalam mengajukan pertanyaan dari 19% menjadi 89%. Suatu kenaikan yang sangat berarti atau signifikan.Dalam keberanian mengtarakan pendapat naik dari 24% menjadi 87%.Dalam keceriaan mengikuti pelajaran sangat menonjol dari 15% naik menjadi 91%. Dari aspek pengembangan prestasi atau kognitif ternyata juga mampu meningkatkan prestasi belajar dari rerata 6,3 menjadi rerata kelas 8,2 suatu kenaikan yang sangat berarti. Dengan demikian hipotesis yang mengatakan bahwa Quantum Teaching sebuah model pembelajaran Quantum Learning mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas V SD 3 Demaan Kota kudus tahun 2006 2007 dapat teruji kebenarannya. Untuk itu guru disarankan terus berupaya meningkatkan metode pembelajarannya dan salah satu alternatif dapat menerapkan Quantum Teaching sebuah model pembela jaran Quantum Learning untuk meningkatkan prestasi belajar dapat diterapkan pada anak didiknya. Kata Kunci : Quantum Teaching, Model Pembelajaran , Quantum Learning dan Prestasi belajar

PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beragam faktor, yang sacara garis besar meliputi faktor intern dan ekstern. Faktor intern lebih bersifat mempribadi, yaitu suatu kondisi keberadaannya inhern, dibawa sejak lahir dan fix sifatnya, seperti kecerdasan, emosional, bakat, minat dan lain sebgainya. Faktor ekstern keberadaannya berkembang dan variatif, kompleks. Ia dapat mendukung perkembangan faktor intern siswa, tetapi tak jarang

juga dapat menghambat, atau setidaknya tidak memberikan kontribusi apapun. Faktor ekstern disebut juga lingkungan dapat berupa teman dengan segala kecenderungannya, bisa berupa fasilitas belajar, iklim sewaktu proses belajar, mengajar berlangsung, dan dapat pula dari guru lengkap dengan sikap dan gaya mengajarnya. Prestasi belajar siswa merupakan muara semua kegiatan pendidikan di sekolah. Dan karena kualitas pendidikan sering diukur dengan parameter prestasi belajar siswa, maka faktor lingkungan yang potensial dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan faktor intern dimaksud harus diupayakan aktualisasinya. Dari hasil pengamatan dan analisis dari para siswa kelas V SD 3 Demaan pada awal tahun pelajaran dapat diidentifikasikan bahwa : Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Tidang senang membaca, tidak berani mengutarakan pendapat, cepat lelah, pasif, tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, tidak mampu memperhatikan lebih lama, tidak ada kreasi merespon pelajaran. Dan pada akhirnya prestasi belajarnya tidak memuaskan. Dengan demikian rasionalnya potensi lingkungan dapat diaktualisasikan secara optimal selama proses belajar-mengajar dilangsungkan, maka seharusnya siswa akan dapat berprestasi dalam belajarnya. Namun demikian secara empirik membuktikan bahwa tidak semua siswa berprestasi dengan baik dalam belajarnya. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rendahnya prestasi belajar siswa dikarenakan lingkungan belum diperankan sebagaimana yang seharusnya. Berdasarkan paparan tersebut, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa perlu diupayakan cara-cara pemberdayaan lingkungan agar memberikan kontribusi bagi

teraktualisasikannya faktor intern siswa, sehingga siswa dapat berprestasi dalam belajarnya. Salah satu alternatif pemberdayaan lingkungan dapat dilakukan melalui model Quantum Teaching, sebagai tindak penerapan Quantum Learning dalam pembelajaran di kelas yang dikembangkan oleh Bobbi De Porter, Mark Reardon & Sarah Singar-Nourie. (2000) dapat dipilih sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi pembelajaran siswa. Dalam hal ini siswa kelas V SD 3 Demaan Kudus b. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan karya ilmiah ini sebagai berikut :

QUANTUM TEACHING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Veronica


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sabar Rutoto

a. Apakah perilaku siswa yang tidak mendukung dalam proses pembelajaran seperti cepat bosan, malas, takut, tidak mau memperhatikan, ( perilaku ne -gatif ) dapat direduksi atau dikurangi melalui penerapan Quantum Teaching oleh Guru di dalam kelas.? b. Apakah perilaku positif seperti belajar dengan senang, mau memper hatikan cukup lama, tidak cepat bosan, tidak malas, berani bertanya, berani menjawab denagn tidak ada rasa takut, selalu ingin tahu dalam proses pembelajaran dapat diaktualisasikan atau diujutnyatakan keberadaannya melalui penerapan Quantum Teaching oleh Guru dalam kelas? c. Dapatkah penerapan Quantum Teaching mampu memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pembelajaran siswa kelas V SD 3 Demaan Kudus c. Kerangka Pikir Salah satu sisi karakteristik setiap mata pelajaran menunjuk pada adanya kekhu susan cara dalam menyampaikan materi ajar oleh guru kepada siswa yang belajar atau pebelajar. Karakteristik mata pelajaran dan kekhususan cara penyampaikan guru dan pengorganisasian lingkungan memiliki kontribusi terhadap terjadinya kelelahan yang dialami oleh pebelajar baik pisik maupun psikis serta interkoneksi atau hubungan antara keduanya. Sebagai akhibat dari kelelahan tersebut dapat menjadikan anak tidak merasakan senang dan tidak tertarik pada pelajaran yang sedang diikuti.Pebelajar cepat merasa bosan , perhatian mudah teralihkan pada hal hal lain di luar pelajaran seperti bermain main sendiri, berbicara dengan teman, waktu terasa berjalan amat lambat, sering meninggalkan tempat duduk berjalan jalan, menengok ke kiri kanan ke belakang, tidak berani bertanya, pengerjaan tugas tidak beres dan pada akhirnya pelajaran tidak tuntas dalam memahami pelajaran. Semua tingkah laku tersebut merupakan tingkah laku negatif yng tidak diinginkan dan diyakini menjadi penyebab prestasi belajar rendah. Sunaryo Kartadinata (1996) menyatakan bahwa persoalan keberhasilan

dalam proses belajar mengajar bukan sekedar masalah ilmu pengetahuan dan teknologi penyampaian materi semata, akan tetapi lebih dari pada itu yaitu yang menyangkut masalah kemanusiaan yang harus didekati dari ranah perkembangan fisik dan psikologis anak itu sendiri. Berdasarkan salah satu konsep Freud yakni pleasure principle, bahwa setiap manusia berkeinginan untuk senang dalam hidupnya, oleh karena itu diyakini kelelahan dari aspek fisik dan psikologis yang menyebabkan timbulnya perilaku negatif dalam mengikuti pelajaran dapat diatasi melalui pengubahan perilau tidak menyenangakan menjadi perilaku yang

menyenangkan dalam proses pembe lajaran. Melalui Quantum Teaching sebagai model penerapan Quantum Learning di dalam kelas diyakini dapat diujutnyatakan. d. Tujuan Penelitian Dengan Quantum Teaching sebagai model penerapan Quantum Learning di dalam pembelajaran di kelas, bertujuan : 1) Guru memperoleh wacana tentang keterkaitan

lingkungan dengan proses pembelajaran.. 2) Guru dapat menginventarisir ragam lingkungan di kelasnya yang mungkin dapat didaya gunakan dalam proses pembelajaran..3) Guru dapat mendeskripsikan rencanakan pendayagunaan lingkungan. 4) Guru dapat memahami langkahlangkah yang akan ditempuh dalam penerapan Quantum Teaching e. Manfaat Penelitian Jika tujuan tersebut di atas tercapai maka guru akan memperoleh manfaat : - Dapat mendayagunakan lingkungan untuk kepentingan belajar siswa. - Dapat melaksanakan tugas pokoknya sebagai guru secara inovatif dan kreatif. - Dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. - Dapat membantu mewujudkan kepuasan semua fihak baik siswa, guru, orang tua dan masarakat .

TINJAUAN PUSTAKA a. Pengertian Bobbi De Porter menerangkan bahwa Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni, yang di dalamnya banyak unsur/faktor berpadu dan mewarnai produk akhir yang indah. Secara garis besar unsur tersebut dibagi menjadi dua kategori: Konteks (context) dan isi (content). Konteks, dijelaskan sebagai latar untuk pengalaman kita. Konteks merupakan keakraban orkestra (sebagai lingkungan), semangat konduktor dan pemain musiknya (sebagai suasana) keseimbangan instrumen dan musisi dalam bekerjasama (sebagai landasan), dan interpretasi maestro terhadap lembaan musik (sebagai rancangan). Unsur-unsur ini berpadu dan, kemudian menciptakan pengalaman bermusik yang menyeluruh. Isi, digambarkan sebagai fase musik yang dimainkan (sebagai penyajian). Ditegaskan pula bahwa isi juga meliputi fasilitas ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.

QUANTUM TEACHING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Veronica


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sabar Rutoto

Kebertautan konteks dan isi menggambarkan pengaktualisasikan ragam potensi dan meyelaraskannya menjadi suatu keterpaduan yang solid. Dalam konteks belajar di kelas, ragam siswa dengan segala keunikannya, dan lingkungan dengan pernik-perniknya menantang guru menjadi sang maestro handal yang mampu merekadaya keragaman dimaksud dan menghimpunnya ke dalam suatu keterpaduan yang terfokus, yang pencapaian hasil belajar maksimal dalam kondisi yang aman dan menyenangkan. Untuk maksud itulah penerapan Quantum Teaching sebagai alternatifnya. b. Quantum Teaching Memiliki 5 Prinsip Atau Kebenaran Tetap. Lima prinsip atau kebenaran di dalam pembelajaran Quantum yang harus dimunculkan pada setiap pembelajaran kepada siswa adalah sebagai berikut :1 Segala berbicara 2 Segalanya bertujuan 3 Pengalaman sebelum pemberian nama. 4 Akui Setiap Usaha.5 Jika Layak Dipelajari Maka Layak Untuk Dirayakan ! Berdasarkan kelima prinsip tersebut diatas model Quantum Teaching diterapkan di kelas secara ringkas aktivitas itu dapat dirangkum dalam kegiatan menumbuhkan minat siswa dengan memuaskan Apa Manfaat Bagiku (AMBAK) dengan menggunakan rancangan pengajaran Quantum Teaching sehingga belajar benar benar menjadi dinamis secara konsisten menjadi mudah dan menyenangkan. Rancangan tersebut menggunakan kata Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,

Ulangi, dan Rayakan. ( Untuk memudahkan mengingatnya disingkat menjadi akronim


TANDUR ). Dan perancangan tersebut adalah sebagai berikut : Mengingat bahwa segalanya berbicara, maka Ambak harus betul-betul dilaksanakan sebagaimana seharusnya, yaitu menghasilkan pengaruh positif bagi keberlangsungan minat siswa dalam belajar. Menurut Magnesen (1983) dikatakan bahwa kita belajar :10 % dari apa yang kita baca, 20 % dari apa yang kita dengar,30 % dari apa yang kita lihat. 50 % dari apa yang kita lihat dan dengar,70 % dari apa yang kita katakan,90 % dari apa yang kita katakan dan lakukan. Bertolak dari persentase perolehan hasil belajar di atas maka sekecil apapun yang guru sajikan secara melekat dalam diri maupun yang dilakukan dikatakan dapat dipersiapkan secara seksama. c. Penggubahan Lingkungan Dan Implikasinya Dalam Proses Pembelajaran. Penggubahan lingkungan untuk memberikan sugesti positif dengan cara mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan paritisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar sambil memberikan

informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan : hiburan, permainan, warna, cara berfikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja bersama - sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Lingkungan Sekeliling Dikatakan bahwa gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika alat peraga digunakan dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan. Bukan hanya mengawali proses belajar dengan cara merangsang modalitas visual, alat peraga secara harfiah menyalakan jalur syaraf. Beribu-ribu asosiasi diluncurkan ke dalam alam kesadaran. Kaitan ini menyediakan konteks yang kaya untuk pembelajaran yang baru.Dan secara tidak sadar siswa menyerap informasi melalui kemitraan otak dan mata. Di bawah ini beberapa ide yang dapat digunakan : a. Poster Icon Ciptakan ikon atau simbol untuk setiap konsep utama yang diajarkan dan digambarkan di atas selembar kertas. secara visual. Pasang poster di tempat tersebut sampai unit pelajar yang ber sangkutan selesai. Setelah siswa terbiasa dengan konsep-konsep pokok dalam bentuk gambar, mintalah mereka untuk membuat poster untuk unit-unit mendatang. Kita dapat mengambil selangkah lebih jauh dan menggunakan poster ikon untuk mengintip acara yang akan datang. Tempatkan poster ikon unit selanjutnya pada dinding sebelah kanan, tempat untuk bahan-bahan pelajaran yang akan datang. Jika materi ditempatkan dengan cara demikian minat siswa akan terpicu :Tentang apa yang kira-kira poster itu ? b. Gunakan Poster Buatlah (mintalah siswa membuat ) poster motivasi diri dengan pesan-pesan seperti, Aku mampu mempelajarinya ! dan Aku semakin pintar dengan setiap tantangan baru. Tempatkan poster-poster itu di dinding samping setinggi telinga. Pada saat siswa melihat sekeliling ruangan, poster-poster tersebut seakan mengucapkan berbicara seperti dialog internal, sehingga menguatkan keyakinan tentang belajar dan tentang isi yang dipelajarinya. c. Gunakan Warna

Bayangkan sebuah apel dibenak anda. Pejamkan mata anda jika perlu. Apakah anda melihat apel itu hitam, dan putih atau berwarna merah? Hampir semua orang melihat apel itu

QUANTUM TEACHING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Veronica


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sabar Rutoto

berwarna. Mengapa ? Karena otak berfikir dalam warna. Gunakan warna untuk memperkuat pengajaran anda dan belajar siswa anda ! Gunakan warna hijau, biru, ungu, dan merah untuk kata-kata penting. Jingga dan kuning untuk menggaris bawahi, serta hitam dan putih untuk kata-kata penggabung seperti dan , sebuah, dan dari, dan lain-lain. d. Alat Bantu Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan. Alat bantu tidak hanya membantu pembelajaran visual, tetapi dapat pula membantu modalitas kinestik. Siswa yang sangat kinestik dapat ,memegang alat bantu dan mendapatkan rasa yang lebih baik dari ide yang kita sampaikan. e. Pengaturan Bangku

Pengaturan bangku dimaksudkan untuk memudahkan jenis interaksi yang diperlukan dalam pembelajaran. Dengan demikian fleksibelitas yang ada pembelajaran apapun yang diberikan. f. Tumbuhkan Aroma untuk mendukung tujuan bagi

Saat memikirkan tumbuh-tumbuhan, asosiasi apa yang muncul dibenak kita ? apakah kita berfikir tentang kehijauan, kehidupan, pertumbuhan, bunga, cabang ? Biologi dan botani mengajarkan kita bahwa tumbuh-tumbuhan menyediakan oksigen dalam udara kita, dan otak kita berkembang karena oksigen. Semakin banyak oksigen yang didapat, semakin baik otak kita berfungsi. Aroma, mengapa aroma? Apa hubungannya sukses dengan bau wangi ? Kaitan antara kelenjar pencium dan sistem syaraf otonomi cukup kuat. Apa yang kita cium memicu respon seperti kecemasan, kelaparan, ketenangan depresi, dan seksualitas. Bagi kelas kita menurut Lavabre (1990) dapat digunakan untuk peningkatan kewaspadaan mental seperti : mentol, kemangi, jeruk, kayu manis, dan rosemary. Untuk ketenangan dan relaksasi: kamomil, jeruk, dan mawar. g. Musik Musik berpengaruh pada murid dan guru, kita dapat menggunakan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar siswa. Musik membantu belajar siswa bekerja dengan lebih baik dan mengingat lebih banyak. Musik merangsang, meremajakan dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak.

Mengapa musik ? Irama, ketukan, dan keharmonisan musik

mempengaruhi fisiologi

manusia, terutamna gelombang otak dan detak jantung, disamping membangkitkan perasaan dan ingatan. Musik dapat membantu siswa masuk ke keadaan optimal. Saran di dalam Pilihan Musik : Berdasarkan kajian pustaka seperti yang telah dipaparkan pada Bab II maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian, sebagai kesimpulan sementara yang masih akan diuji kebenarannya melalui penelitian di lapangan. Adapun rumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : Bahwa Penerapan Quantum Teaching Prestasi Belajar Sebuah Model Pembelajaran Mampu Siswa Kelas V SD 3 Demaan Kota

Untuk Meningkatkan Kudus

METODE PENELITIAN a. Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan disain Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Di SD Demaan 03 Kudus. Subyek penelitian siswa kelas lima sebanyak 46 orang terdiri dari 21 laki laki dan 25 perempuan. Berdasarkan pengamatan guru sebagian besar siswa yaitu 20 orang siswa memiliki sifat aktif, mau berusaha, mau berubah, kerja sama, sportif, motivasi cukup tinggi.Selebihnya 11 anak memiliki memiliki kerja sama baik, tetapi kurang motivasi dan menerima apa adanya , kurang bergairah dalam belajar. Sedangkan sisanya 15 anak benar benar memerlukan bantuan dalam meningkatkan semangat motivasi dalam belajar.Mereka memiliki kebiasaan yang tidak mendukung dalam meraih prestasi belajar Suka berbicara sendiri , usil, berjalan jalan, mengganggu temannya.. b. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas maka ada tahapan tahapan penelitian sebagai berikut : 1. Penetapan masalah 2. Penyusunan Rencana Tinda kan 3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi serta evaluasi, 4. Analisis dan Reflkesi Berikut ini akan dijelaskan secara rinci : 1. Penetapan masalah

Fokus masalah yang ingin dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas ini adalah upaya meningkatkan prestasi belajar melalui penerapan Quantum Teaching model Quantum Learning di dalam kelas. Model ini diyakini dan telah teruji oleh para pakar

QUANTUM TEACHING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Veronica


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sabar Rutoto

pendidikan

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, namun belum banyak

diterapkan oleh para guru. Guru lebih senang dan begitu mapan dengan metode lamanya yaitu ceramah , Tanya jawab, tugas yang sering menjadi membosankan siswa.Penerapan Quantum Teaching model Quantum Learning di dalam kelas

memang diperlukan kreatifitas, persiapan guru yang ekstra dan tidak mudah. Namun jika sebagai guru yang beneran maka kita terus ditantang untuk berinovasi dan dan pada akhirnya

berkresi untuk meningkatkan mutu pembelajaran kita

meningkatkan prestasi belajar siswa dan secara kualitatif meningkatkan mutu pendidikan. 2. Penyusunan Rencana Tindakan kerangka pikir dalam pemecahan masalah akan diterapkan suatu

Berdasarkan

pendekatan penerapan Quantum Teaching model Quantum Learning di dalam kelas melaui tindakan nyata.Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dirancang ke arah penyelesaian akar permasalahan yang dihadapi guru yaitu bentuk sikap perilaku

negatif akhibat dalam proses belajar mengajar yang kurang menarik dan menantang sekaligus menyenangkan yang berakhibat prestasi rendah. Penyelesaian masalah dengan penerapan Quantum Teaching model Quantum Learning di dalam kelas diyakini dapat meningkatkan sikap perilaku belajar yang positif, menyenangkan dan menantang dan akhirnya mampu mendongkrak prestasi belajar siswa sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. Ini dilakukan langkah langkah sebagai berikut : a) Dilakukan pengumpulan informasi dari berbagai fihak baik guru kelas sebelumnya , orang tua dan para pengasuh sebelumnya. b) Penyampaian informasi tentang konsep penerapan Quantum Teaching model Quantum Learning di dalam kelas untuk

meningkatkan prestasi belajar IPS c) Penyampaian informasi tentang pengembangan ragam tindakan penerapan Quantum Teaching model Quantum Learning di dalam kelas untuk meningkatkan prestasi belajar IPS d) Penyusunan pedoman pengamatan untuk diunakan peneliti dalam mendapatkan data tentang pelaksanaan model Quantun Teaching penerapan dalam Quantum Learning di dalam kelas untuk meningkatkan prestasi belajar IPS e) Menata lingkungan fisik kelas yang lebih menyenangkanSecara procedural penyusunan rencana tindakan ini meliputi : a) Menyusun rencana pembelajaran b) Mempersiapkan media yang diperlukan dan menata lingkungan c) Menyusun instrument observasi dan soal soal test d) Menyusun indicator keberhasilanAdapun indicator keberhasilan yang dimaksud adalah : 1) Tumbuhnya

semangat belajar dan rasa ingin atahu siswa dalam memahami pelajaran. 2) Meningkatnya frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa. 3) Meningkatnya rasa puas siswa dalam pembelajaran. 4) Tumbuhnys keberanian siswa menyampaikan pendapat 5) Meningkatnya prestasi belajar siswa 3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Implementasi tindakan pada hakekatnya adalah pelaksanaan inti rencana tindakan pembelajaran yang telah direncanakan. Bersamaan dengan pelaksanaan pembelaranan ini secara simultan juga dilakukan obserasi untuk mendapatkan data keberhasilan tindakan yang direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :a).Menatalingkungan dan media yang meyenangkan. Ini diterapkan sebagai strategi untuk menarik minat siswa, memusatkan perhtian yang terfokus pada pembelajaran yang menyenangkan. b) Melakukan appersepsi dan menjelaskan tujuan pem belajaran serta strategi yang akan ditempuh. c) Guru

menjelaskan materi pembe lajaran, membangkitkan minat, menyenangi pelajaran. d) Guru memberikan kesem patan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan hal hal yang belum jelas. e) Guru menjawab pertanyaan siswa, menjelaskan kembali hal hal yang belum dipahami dengan menyenangkan. f) Guru menyampaikan persoalan siswa menang gapi dan selanjutnya menyimpulkan. g) Guru memberikan post test. Dalam pada itu guru juga melakukan observasi guna mendapatkan data tentang perubahan sikap dan perilaku yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan

test.Selanjutnya data observasi akan dipakai sebagai bahan untuk mengadakan refleksi dan analisis. Kegiatan observasi mestinya dilakukan tidak hanya guru sendiri

melainkan dibantu oleh personal lain seperti kepala sekolah atau observer lain seperti pembimbing. Akan tetapi dalam hal penelitian ini semua dilakukan oleh guru kelas sendiri untuk kepentingan guru dalam meningkatkan kinerja pembelajaran di dalam kelas sendiri. Adapun data yang dapat dikumpulkan melalui kegiatan observasi ini meliputi : a).Keaktifan siswa dan keterlibatannya dalam pembelajarn b).Motivasi dan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran yang doterapkan c).Perasaan puas dalam terhdap strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru d).Keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat .

QUANTUM TEACHING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Veronica


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sabar Rutoto

11

4.

Analisis Dan Refleksi

Berdasarkan data yang telah terkumpul, maka diadakan analisis dan refleksi terhadap temuan temuan selama penelitian tindakan . Analisis dilakukan dengan melakukan perbandingan hasil tindakan degan indicator kinerja yang telah ditetapkan. Jika hasil tindakan lebih baik dengan indicator yang telah ditetapkan maka penelitian dinyatakan berhasil .Atau sebaliknya jka hasil penelitian lebih rendah dengan criteria maka penelitian tindakan dinyatakan belum erhasil. Yang selanjutnya diadakan analisis dan ditemukan sesuatu yang kurang mendukung atau hambatan yang selanjutnya diadakan perbaikan kembali pada siklus yang berikutnya kedua dan ketiga.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Penyusunan Rencana Tindakan Berdasarkan kerangka pikir dalam pemecahan masalah akan diterapkan suatu

pendekatan Quantum Teaching sebuah model pembelajaran Quantum Learning di dalam kelas melaui tindakan nyata. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dirancang ke arah penyelesaian akar

permasalahan yang dihadapi guru yaitu bentuk sikap perilaku negatif akhibat dalam proses belajar mengajar yang kurang menarik dan menantang sekaligus menyenangkan yang berakhibat prestasi rendah. Penyelesaian masalah dengan penerapan Quantum Teaching

model Quantum Learning di dalam kelas diyakini dapat meningkatkan sikap perilaku belajar yang positif, menyenangkan dan menantang dan akhirnya mampu mendongkrak prestasi belajar siswa sekaligus meningkatkan mutu pendidikan. b. Langkah Langkah Ini dilakukan langkah langkah sebagai berikut : a) Dilakukan pengumpulan informasi dari berbagai fihak baik guru kelas sebelumnya , orang tua dan para pengasuh sebelumnya. b)Penyampaian informasi tentang konsep penerapan Quantum Teaching model Quantum Learning di dalam kelas untuk meningkatkan prestasi belajar IPS c) Penyampaian informasi tentang pengembangan ragam tindakan penerapan Quantum Teaching model Quantum

Learning di dalam kelas untuk meningkatkan prestasi belajar IPS d.Penyusunan pedoman pengamatan untuk diunakan peneliti dalam mendapatkan data tentang pelaksanaan model Quantun Teaching penerapan dalam Quantum Learning di dalam kelas untuk meningkatkan prestasi belajar IPS e.Menata lingkungan fisik kelas yang lebih menyenangkan

Secara procedural penyusunan rencana tindakan ini meliputi : 1) Menyusun rencana pembelajaran 2) Mempersiapkan media yang diperlukan dan menata lingkungan 3) Menyusun instrument observasi dan soal soal test 4) Menyusun indicator keberhasilan Adapun

indicator keberhasilan yang dimaksud 1)Tumbuhnya semangat belajar dan rasa ingin atahu siswa dalam memahami pelajaran.2) Meningkatnya frekuensi pertanyaan yang diajukan siswa. 3) Meningkatnya rasa puas siswa dalam pembelajaran.4)Tumbuhnys keberanian siswa menyampaikan pendapat 5)Meningkat nya prestasi belajar siswa Pada tahan perencanaan PTK dilaksanakan beberapa tindakan awal seperti disebut di bawah ini : Pengumpulan informasi tentang kecenderungan perilaku siswa selama dalam proses KBM sebelum dilaksanakan PTK diperoleh hasil sebagai berikut : Tidak siap mengikuti pelajarn : Mengganggu teman yang lain. Malu bertanya Dihinggapi perasaan takut Tidak bergairah Tidak punya motivasi Bosan Tidak tertarik pelajaran Ngomong dengan kawan Tidak ada perhatian Bermain main sendiri Berjalan jalan di kelas c. Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi Implementasi tindakan pada hakekatnya adalah pelaksanaan inti rencana tindakan pembelajaran yang telah direncanakan. Bersamaan dengan pelaksanaan pembelaranan ini secara simultan juga dilakukan obserasi untuk mendapatkan data keberhasilan tindakan yang direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Menatalingkungan dan media yang meyenangkan. Ini diterapkan sebagai strategi untuk menarik minat siswa, memusatkan perhtian yang terfokus pada pembelajaran yang menyenangkan. b) Melakukan appersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran serta strategi yang akan ditempuh. c) Guru menjelaskan materi pembelajaran, membangkitkan minat, menyenangi pelajaran. d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan hal hal yang belum jelas. e) Guru menjawab pertanyaan siswa, menjelaskan kembali hal hal yang belum dipahami dengan menyenangkan f) Guru menyampaikan persoalan siswa menanggapi dan selanjutnya

menyimpulkan g) Guru memberikan post test.

QUANTUM TEACHING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Veronica


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sabar Rutoto

13

Dalam pada itu guru juga melakukan observasi guna mendapatkan data tentang perubahan sikap dan perilaku yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan test. Selanjutnya data observasi akan dipakai sebagai bahan untuk mengadakan refleksi dan analisis. Kegiatan observasi mestinya dilakukan tidak hanya guru sendiri melainkan dibantu oleh personal lain seperti kepala sekolah atau observer lain seperti pembimbing. Akan tetapi dalam hal penelitian ini semua dilakukan oleh guru kelas sendiri untuk kepentingan guru dalam meningkatkan kinerja pembelajaran di dalam kelas sendiri.

OBSERVASI DAN EVALUASI Adapun data yang dapat dikumpulkan melalui kegiatan observasi ini meliputi : Keaktifan siswa dan keterlibatannya dalam pembelajarn Motivasi dan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran yang diterapkan Perasaan puas dalam terhdap strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru Keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat .

ANALISIS DAN REFLEKSI Berdasarkan data yang telah terkumpul, maka diadakan analisis dan refleksi terhadap temuan temuan selama penelitian tindakan . Analisis dilakukan dengan melakukan perbandingan hasil tindakan degan indicator kinerja yang telah ditetapkan. Jika hasil

tindakan lebih baik dengan indicator yang telah ditetapkan maka penelitian dinyatakan berhasil .Atau sebaliknya jka hasil penelitian lebih rendah dengan criteria maka penelitian tindakan dinyatakan belum erhasil. Yang selanjutnya diadakan analisis dan ditemukan sesuatu yang kurang mendukung atau hambatan yang selanjutnya diadakan perbaikan kembali pada siklus yang berikutnya kedua dan ketiga. Tujuan PTK ini adalah mengurangi bahkan kalau mungkin akan menghilangkan sikap perilaku negative seperti sikap malas, takut, tidak punya gairah, bosan tidak ada daya tarik dan cepat lelah dalam proses belajar maka melalui pembelajaran Quantum Teaching sebagai model penerapan Quantum Learning di dalam pembelajaran di kelas akan diuji cobakan.Hasil uji pembelajarn ernyata mampu meningkatkan perilaku positif seperti antusias, semangat belajar, perasaan senang dan puas dalam pembelajaran, timbul keberanian dan rasa ingin tahu yang lebih baik lagi meningkat dengan signifikan atau nyata dan berarti

HASIL PENELITIAN Pada sikklus yang ke tiga dapat dilaporkan bahwa dengan penyampaian Quantum Teaching sebagai model penerapan Quantum Learning di dalam pembelajaran di kelas

mampu meningkatkan motivasi siswa dalam memperhatikan pelajaran dari 17% menjadi 89%. Dari hasil obsrvasi kenaikan dalam mengajukan pertanyaan dari 19% menjadi 89%. Suatu kenaikan yang sangat berarti atau signifikan.Dalam keberanian mengtarakan pendapat naik dari 24% menjadi 87%.Dalam keceriaan mengikuti pelajaran sangat menonjol dari 15% naik menjadi 91%. Dari aspek pengembangan prestasi atau kognitif ternyata juga mampu meningkatkan prestasi belajar dari rerata 6,7 menjadi rerata kelas 8,2 suatu kenaikan yang sangat berarti. Dengan demikian hipotesis yang mengatakan bahwa Quantum Teaching Sebuah Model Pembela -jaran Quantum Learning mampu Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD 3 Demaan Kota kudus dapat diterima kebenarannya.

PENUTUP
a. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian sebagaimana dipaparkan pada bab IV

sebelumnya dapat dinyatakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Bahwa perilaku siswa yang tidak mendukung dalam proses pembelajaran seperti cepat bosan, malas, takut, tidak mau memperhatikan, ( perilaku ne -gatif ) dapat direduksi atau dikurangi melalui penerapan Quantum Teaching oleh Guru di dalam kelas.. 2. Bahwa perilaku positif seperti belajar dengan senang, mau memper hatikan cukup lama, tidak cepat bosan, tidak malas, berani bertanya, berani menjawab denagn tidak ada rasa takut, selalu ingin tahu dalam proses pembelajaran dapat diaktualisasikan atau diujutnyatakan keberadaannya melalui penerapan Quantum Teaching oleh Guru dalam kelas. 3. Dapatkah penerapan Quantum Teaching mampu memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pembelajaran siswa kelas V SD 3 Demaan Kudus dari rerata kelas 6,30 meningkat menjadi 8,20. b. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan penelitian ini maka sebagai guru yang sadar adalah arsitek dalam pembelajaran maka bangga jika mampu memberikan hasil pembelajaran yang memuaskan bagi semua fihak baik siswa, orang tua dan masarakat. Untuk itu perlu diperhatikan bagi guru hal hal sebagai berikut :

QUANTUM TEACHING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Veronica


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sabar Rutoto

15

1. Bahwa pemberian terbaik yang dapat diberikan Guru kepada siswa siswanya adalah suatu keyakinan bahwa Sang Guru senantiasa akan selalu berpihak kepada mereka. Artinya Guru menginginkan semua siswanya dapat meraih sukses besar dalam belajar. Persahabatan ini tidak dapat diukur dan tidak akan muncul pada nilai test, baik test formatif maupun test sumatif, apalagi nilai raport. 2. Mempersiapkan siswa untuk menjadi pelajar seumur hidup adalah tujuan terpuji, suatu tujuan yang diusahakan banyak orang, tetapi hanya sedikit yang

mencapainya. Tekanan dari berbagai media baik cetak maupun elektronik, tuntutan sistem pendidikan yang masih membingungkan, dan dukungan komunitas yang semakin melemah, akan membuat tugas ini semakin menantang. Tetapi sekalipun banyak kendala, satu unsur tetap akan berada di pundak GURU. Guru memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan siswa siswa yang akan membentuk masa depan bangsa. 3. Setiap hari Guru terus dan terus melihat ke dalam hati siswa memegang hati dan pikiran manusia muda yang dianugerahi cetak biru masa depan bangsa. Setiap hari Guru mengorkestrai interaksi untuk belajar dinamis dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA Bobbi De Porter & Mike Hernacki. (2000) Quantum Learning. Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan Penerjemah: Alwiyah Abdurrahman. Cetakan VII. Bandung :KAIFA Bobbi De Porter, Mark Reardon & Sarah Singar-Nourie. (2000) Quantum Teaching. Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Penerjemah: Ary Nilandari. Bandung :KAIFA. Dedi Supriadi (1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Surya, M. ( 2003 ) Psikologi Pembelajaran Dan Pengajaran . Edisi Revisi. Bandung : Yayasan Bakti Winaya. Kartadinata, S. ( 1996 ) Kerangka Kerja Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Bandung.

You might also like