Professional Documents
Culture Documents
Bab 2 Kelembagaan
Faktor Ekonomi
Dalam merencanakan sebuah jaringan jalan faktor ekonomi tidak dapat lepas dari pertimbangan. Sebagai contoh pengelolaan manajemen lalu lintas yang baik dapat menekan anggaran secara signifikan dibandingkan dengan membuat sebuah konstruksi jalan yang baru. Manajerial jalan yang baik seharusnya dapat menopang pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut
Pemegang Kekuasaan
Di suatu pemerintahan, biasanya terdapat sebuah kementerian yang mengatur bidang transportasi yang mencakup perencanaan jaringan jalan. Institusi tersebut mempunyai kewajiban mengatur kebijakan serta peraturan yang berlaku. Dalam pelaksanaan pembangunan jaringan jalan didasarkan kepada kebutuhan masyarakat umum sebagai sumber utama penyandang dana melalui pajak. Perusahaan kontraktor dan konsultan memegang kendali dalam pelaksanaan pembuatannya, yang sebelumnya telah ditunjuk atau melalui proses tender oleh pemerintah.
Penetapan Kebijakan
Pembuat Kebijakan
Tujuan
Tujuan
Tujuan
Tim Ahli
Tingkat Pengaruh
Tingkat Pengaruh
Tingkat Pengaruh
Pegawai Teknis
Pemegang Kepentingan
Salah satu alasan mengapa kerangka kebijakan dibagi menjadi 3 tingkat adalah setiap tingkat dapat dijalankan oleh tiap pihak. Penetapan kebijakan merupakan kewajiban kaum elit atau pemerintah yang terdiri dari politisi dan orang pemerintahan. Hasil dari penetapan visi merupakan kebijakan yang relevan dengan fungsi perencanaan pengelolaan jalan. Tujuan menjadi tugas para tim ahli dan manajer yang mempunyai tanggung jawab mengembangkan kebijakan pemerintah. Mereka juga dapat membuat anggaran dalam perencanaan. Tingkat pengaruh merupakan tingkatan yang dijalankan oleh para teknisi, pengawas, dan sebagian orang pemerintahan. Mereka menjalankan fungsi pengadaan dan pengerjaan proyek.
Penetapan kebijakan
Penetapan kebijakan merupakan aspek paling fundamental dalam manajemen pengelolaan jalan. Yang menjadi perhatian utama dalam penetapan kebijakan adalah ketentuan desain, spesifikasi, dan struktur jalan. Disamping itu penetapan kebijakan juga harus memperhatikan aspek-aspek lain seperti tingkat pelayanan jalan, pengembangan, biaya pengguna jalan, tingkat kecelakaan, dan lainnya.
Tujuan
Setelah kebijakan telah ditetapkan, para tim ahli dituntut untuk merealisasikan kebijakan-kebijakan tersebut. Agar efektif, tujuan haruslah terukur, relevan, detail, dan tersedia
Tingkat Pengaruh
Tujuan berkaitan erat dengan fungsi, seperti tingkat pelayanan jalan, dan biaya pengguna jalan. Untuk itu perlu ditetapkan standar atau tingkat pengaruh agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Sudah jelas bahwa standar dan tingkat pengaruh haruslah realistis dan dapat dicapai agar berjalan beriringan dengan tujuan
Hirarki Fungsi
Tidak semua ruas jalan mempunyai fungsi dan kebutuhan yang sama, artinya perlu diperhatikan tingkat fungsi jalan. Jalan arteri mempunyai fungsi penyambung antar kota, membutuhkan pemeliharaan yang besar dan dibiayai oleh pemerintah pusat, dan mempunyai karakter angkutan jarak jauh. Hal ini jelas berbeda ketika kita membicarakan jalan kolektor atau jalan lokal.
Indikator Kinerja
Beberapa indikator kinerja sesuai dengan tujuan adalah: Alat pengambilan keputusan, alat diagnosa, tim pengawas, badan audit, alokasi sumber daya, dan sistem informasi
2.4 Organisasi
Karakter organisasi
Secara umum karakter organisasi terbagi menjadi: karakter kekuasaan, karakter jabatan, karkter pekerja, karakter individu. Dalam proyek pengerjaan jalan, karakter individu mungkin tidak termasuk. Kebijakan, manajemen konstruksi jalan, dan pengembangan organisasi merupakan 3 bidang kerja yang biasa ada dalam proyek pengerjaan jalan.
Karakter Kekuasaan Karakter Pekerja
Karakter Jabatan
Tanggung Jawab
Kerangka Kebijakan
Status Organisasi
Apabila pengelola jalan terpisah dari badan pemerintah, maka diperlukan ketetapan yang jelas mengenai status pengelolaan jalan tersebut. Sebagai contoh pihak swasta yang mengelola jalan tol milik pemerintah mempunyai kebijakan dalam menentukan tarif jalan tol tersebut namun tetap mengalokasikan keuntungannya kepada pihak pemerintah sesuai dengan kesepakatan dan peraturan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Spesifisitas
Dalam pengendalian dan pengawasan kinerja organisasi agar fokus dan tepat sasaran dalam pengerjaan proyek terdapat beberapa faktor spesifisitas yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Objektif b. Waktu c. Prosedur d. Kontrol e. Pemegang kendali f. Kerangka kebijakan g. Pembagian tugas h. Manajemen pelatihan
Kompetisi
Iklim kompetisi antar organisasi dapat meningkatkan peluang efektivitas dan efisiensi dari sebuah tujuan. Jenis kompetisi yang dapat terjadi antara lain: a. Eksternal terjadi antar organisasi b. Internal terjadi di dalam badan sebuah organisasi c. Campuran terjadi antara perusahaan milik bersama dengan perusahaan pribadi
Pembagian Tugas
Pemerintah membuat kebijakan, pengadaan dana Klien dan Pemasok menetapkan standar kerja, pengawas, pengontrol dan pemberi arah
Komersialisasi
Komersialisasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dengan menjalin hubungan kerjasama dengan institusi lain dengan bentuk kerjasama yang dapat berbeda-beda, akan meringankan beban organisasi itu sendiri, sesuai dengan prinsip efisiensi.
Pelatihan
Tujuan Pelatihan pelatihan untuk para anggota seharusnya tidak menjadi sebuah pilihan bagi setiap institusi. Ini merupakan cara yang paling efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian para anggota organisasi Kondisi untuk sukses metode pelatihan baiknya disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Tidak setiap anggota tim memerlukan metode pelatihan yang sama. Hasil evaluasi kinerja tiap anggota dapat menjadi dasar dalam menentukan metode yang tepat untuk tiap anggota