You are on page 1of 16

STRUKTUR LAPISAN BUMI

Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Geofisika yang diampu oleh ibu Daru Wahyuningsih, M.Si, M.Pd

Disusun Oleh:

Linda Novitayani

(K2309044 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

A. Planet Bumi Sebagaimana kita ketahui bumi adalah planet pada urutan ketiga setelah planet Merkurius dan Venus yang berdekatan dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 149,6 juta km atau 1 AU (ing : astronomical unit) dan berbentuk bulat dengan radius 6.370 km. Eksentresitas orbit bumi adalah 0,017 artinya garis edar bumi mendekati lingkaran. Periode revolusi bumi adalah 365,3 hari disebut satu tahun siderik dan periode rotasinya adalah 23 jam 56 menit disebut hari siderik. Densitas (massa jenis) bumi adalah 5,52 gram/cm3, merupakan benda yang paling padat dalam tata surya. Bumi mempunyai satu satelit yaitu bulan. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Bumi terdiri dari bermacam-macam struktur dan lapisan. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Bentuk planet bumi adalah bulat pepat (oblate spheroid). Hal ini karena tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi bumi yang menyebabkan ukuran diameter khatulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan bumi adalah 12.742 km atau kira-kira 40.000/ km. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara khatulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris, Perancis. Gravitasi bumi sebesar 10 N/kg dan menjadi patokan untuk mengukur gravitasi planet lain. Bumi mempunyai satu satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi terdiri atas air. Udara di bumi terdiri atas nitrogen (78%), oksigen (21%), dan uap air (1%), karbondioksida, dan gas lain. Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter,

sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2. Bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador. B. Komposisi Kimia Bumi F. W. Clarkes Table kerak oksida Senyawa Formula Komposisi Silika SiO2 59,71% Alumina Al2O3 15,41% Kapur CaO 4,90% Magnesia MgO 4,36% Sodium oxide Na2O 3,55% Iron(II) oxide FeO 3,52% Potasium oxida K2O 2,80% Besi(III) oxida Fe2O3 2,63% Air H2O 1,52% Titanium dioxida TiO2 0,60% Phosphorus pentoxida P2O5 0,22% 99,22% Total

Massa bumi kira-kira adalah 5,981024 kg. Kandungan utamanya adalah besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), aluminium (1,4%), dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur langka. Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak bumi terdiri dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak bumi hampir semuanya adalah oksida (oxides). Klorin, sulfur, dan florin adalah pengecualian dan jumlahnya di dalam batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi, kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk

silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum. Berdasarkan perhitungan dari 1.672 analisa berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida. C. Lapisan Bumi

Menurut komposisi (jenis dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut : 1. Kerak Bumi (crust), merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi) dengan massa 0,3% dari massa keseluruhan bumi. Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100C. Lapisan kerak bumi yang paling atas disebut litosfer. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu : Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua. Kerak benua memiliki kedalaman 40-200 km Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang

paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra. Kerak samudra memiliki ketebalan 50-100 km 2. Selimut atau Selubung (mantle), merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi atau lapisan yang terdapat di atas lapisan nife. Selimut/selubung (mantle) disebut juga lapisan pengantara atau astenosfer dan merupakan bahan cair bersuhu tinggi dan berpijar. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000C. 3. Inti Bumi (barisfer atau core), merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi). Disebut barisfer karena inti bumi mempunyai massa jenis yang besar yaitu 10,7 gram/cc dibandingkan dengan kulit bumi (litosfer). Jari-jari 3.470 km dan batas luarnya 2.900 km di bawah permukaan bumi. Temperatur di inti bumi diperkirakan tidak lebih dari 30000C. Adanya bahan nikel dan besi ini yang menyebabkan bumi mempunyai sifat kemagnetan yang luar biasa. Lapisan inti dibedakan menjadi inti luar dan inti dalam. Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200C. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500C. Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :

a. Litosfer Lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar 50-100 km, dengan masa jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini merupakan lapisan bebatuan yang mengapung diatas astenosfer. b. Astenosfer Astenosfer merupakan lapisan di bawah lempeng tektonik, yang menjadi tempat bergeraknya lempeng benua. Lapisan ini di kedalaman 700 km, wujudnya agak kental tebalnya 100-400 km. c. Mesosfer Lapisan ini di kedalaman sekitar 2900 km, wujudnya padat, terletak di bawah astenosfer dengan ketebalan 2400-2750 km. Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (litosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan, bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai, bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). 1. LITOSFER Litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan litosfer pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SiO2, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian). Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan yaitu litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan,

sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. Konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, kemudian beliau memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang disebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang disebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik yang dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut. Lapisan litosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu : a) Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km. b) Lapisan sima (silisium dan magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km . Penyusun utama lapisan litosfer adalah batuan yang terdiri dari campuran antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan

mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Litosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup organisme. 2. ATMOSFER Atmosfer adalah lapisan uap/udara yang terdiri atas beberapa gas yang menyelimuti bumi dengan ketebalan lebih dari 650 km. Pengertian atmosfer berasal dari bahasa Yunani, atmos artinya uap dan sphere artinya lapisan. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya massa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin. Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volume dan massa gas yang paling banyak terkandung berturut-turut, seperti tabel berikut : Macam Gas Nitrogen (N2) Oksigen (O2) Argon (Ar) Karbondioksida (CO2) Total Volume (%) 78,088 20,949 0,930 0,030 99,997 Massa (%) 75,527 23,143 1,282 0,045 99,997

Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi atmosfer, antara lain : 1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari. 2. 3. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.

4.

Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi. Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila

tidak ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme yang mampu bertaham hidup, termasuk manusia.Dalam

mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini terlihat dalam siklus hidrologi. Tanpa adanya atmosfer yang mampu menampung uap air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat yang paling rendah. Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer. Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu :

a) Troposfer Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, dan terletak pada ketinggian antara 20-55 km di atas permukaan bumi .Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter

temperaturnya turun turun 0,5C. Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta sebagian besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer terdiri dari nitrogen (78,03%), oksigen (20,99 %), argn (0,93%),

asam arang (0,03%), neon (0,0015%), helium (0,00015%), kripton (0,0001%) , hidrogen (0,00005%), serta xenn (0,000005%). Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim. Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam, tetapi 90% dari semua massa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es, dan lain-lain. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0-2 km, awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2-6 km, serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6-12 km. Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu : Lapisan Udara Dasar Tebal lapisan udara ini adalah 1-2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah. Lapisan Udara Bawah Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan batasan planiter. Tebal lapisan ini 1-2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar) Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2-8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah. Lapisan Udara Tropopouse Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8-12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara -46C sampai 80C pada musim panas dan antara -57C sampai 83C pada musim

dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es). b) Stratosfer Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50-60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer dan ionosfer. Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi. Dengan demikian, suhu pada lapisan stratosfer ini merupakan kebalikan dari lapisan troposfer. Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai permukaan bumi. Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisan stratosfer tidak mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering. Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse. Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu : Lapisan udara isoterm; terletak antara 12-35 km dpl, dengan suhu udara -50C sampai -55C. Lapisan udara panas; terletak antara 35-50 km dpl, dengan suhu -50C sampai 50C. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50-80 km dpl, dengan suhu antara 50C sampai -70C. Karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 x 10-2 cc menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.

c)

Mesosfer Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50-70 km. Lapisan

mesosfer terletak di antara lapisan stratopause dan mesopause. Lapisan ini melindungi bumi dari meteor yang jatuh. Suhu di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai -72C di ketinggian 75 km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80-100 km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah - 110C . d) Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75-650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi. Lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksigen atomik. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu : Lapisan U dara E Terletak antara 80-150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini

tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini berkisar -70C sampai 50C . Lapisan udara F Terletak antara 150-400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam bentuk atom. Letaknya

lapisan ini antara 400-800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200C .

e)

Eksosfer atau atmosfer luar Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan

gas-gas atmosfer sangat rendah. Daerah yang masih termasuk eksosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi gaya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi eksosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause. 3. HIDROSFER Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah, dan uap air yang terdapat di lapisan udara. Hampir tiga per empat bumi ditutupi oleh air dengan jumlah yang tetap dan hanya mengalami perubahan bentuk. Hal ini terjadi karena air mengalami siklus yang disebut daur hidrologi atau water cycle. Bentangan air yang terdapat di daratan dipelajari dalam ilmu hidrologi. Bentangan air yang terdapat di lautan ddipelajari dalam ilmu oceanografi. Bentangan air yang terdapat di atmosfer, yang mempengaruhi iklim dan cuaca, dipelajari dalam ilmu meteorologi dan klimatologi. Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air dengan berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan. Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu a. Siklus pendek yaitu air laut menguap menjadi gas, mengkondensasi menjadi awan dan hujan, lalu jatuh ke laut. b. Siklus sedang Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin menuju ke daratan. Di daratan uap air membentuk awan yang akhirnya jatuh

sebagai hujan di atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut. c. Siklus panjang Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di permukaan bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan. Hidrosfer dikelompokkan menjadi dua, yaitu perairan darat dan perairan laut. 1) Perairan Darat Perairan di daratan tergolong sebagai perairan tawar, yaitu semua perairan yang melintasi daratan. Air di daratan meliputi air tanah dan air permukaan. a. Air tanah Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan tertampung pada lapisan kedap air. Air tanah dangkal (air freatis) Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah. Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air. Air tanah dalam (air artesis) Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air. Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis. b. Air permukaan

Air permukaan adalah wadah air yang terdapat di permukaan bumi. Bentuk air permukaan meliputi sungai, danau, rawa, dan gletser. 2) Perairan Laut Perairan laut menempati sekitar 70 % luas permukaan bumi. Berdasarkan bentuk daratan yang membatasinya, maka perairan laut dibedakan atas berapa jenis, yaitu selat, teluk, laut dan samudera . Selat adalah perairan laut yang berada di antara pulau. Selat umumnya sempit. Contohnya selat Sunda, Selat Bali, Selat Karimata, dan Selat Lombok. Teluk adalah bagian laut yang menjorok ke daratan. Ukuran teluk umumnya sempit. Contohnya Teluk Cendrawasih di Papua, Teluk Bone di Sulawesi , dan Teluk Saleh di Sumbawa. Laut adalah perairan yang berada di antara beberapa daratan. Perbedaannya dengan selat adalah laut lebih luas, selain itu laut tidak hanya dibatasi oleh dua pulau namun dibatasi oleh sejumlah pulau dan daratan. Contohnya Laut Jawa dibatasi oleh Pulau Jawa , Sumatera, Kaliamantan, Madura Bali dan sebagainya. Namun ada beberapa laut yang dibatasi oleh daratan sehingga nampak seperti danau yang luas. Contohnya Laut mati di Timur Tengah, Laut Kaspia di Rusia. Samudera adalah perairan laut yang sangat luas. Luas samudera melebihi 10 juta kilometer persegi. Dan umumnya dikelilingi oleh benua. Contohnya : Samudera Artik berada di kutub utara bumi dengan luas sekitar 13.100.000 km 2 dan dikelilingi oleh benua Amerika, Asia dan Eropa. Samudera Hindia berda di belahan bumi selatan dengan luas sekitar 74.900.000 km 2 dikelilingi oleh benua Asia, Afrika dan Australia. Samudera Atlantik berada di sebelah timur Benua Amerika, dengan luas 93.400.00 km 2 dikelilingi benua Amerika, Afrika dan Eropa/ Samudera Pasifik berada di sebelah timur benua Asia, dengan luas sekitar 179.900.000 km 2 dibatasi oleh benua Amerika, Asia dan Australia.

DAFTAR PUSTAKA

Ashadi. 2008. KIMIA ( Tentang Bumi dan Ruang Angkasa). Surakarta : Sebelas Maret University Press Moh. Mamur Tanudidjaja. 1996. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Jakarta : Depdikbud Moch.Munir. 2003. Geologi Lingkungan. Malang : Bayumedia Publishing Prof.Dr.H.Bayong Tjasyono HK.,DEA. 2008. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Sheldon Judson and L. Doon Leet. 1954. Geology Physical (Second Edition). New Jersey : Prentice-hall, Inc Walter Brown and Norman Anderson. 1977. Earth Science a Search For Understanding. USA: J. B Lippincott company
http://cafebelajar.com/planet-bumi-komposisi-struktur-lapisan-bumi.html http://geospasial.blogspot.com/2010/11/struktur-lapisan-litosfer.html http://geo-nana.netii.net/index.html http://id.wikipedia.org/wiki/Litosfer http://kidsgen.blogspot.com/2011/05/struktur-bumi.html http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-biologi/atmosfer-dan-hidrosfer/ http://jurnal-geologi.blogspot.com/2009/07/geo-struktur-dan-komposisi-bumi.html http://mediangeoblog.wordpress.com/2011/07/28/geologi-umum/ http://novhentia.multiply.com/journal/item/1/Struktur_Lapisan_Bumi_Kita http://theo766hi.wordpress.com/2009/11/02/mengenal-bagian-dan-lapisan-bumi/ http://thinkquantum.wordpress.com/2009/11/16/320/ http://www.crayonpedia.org/mw/ProsesProses_Khusus_Yang_Terjadi_Di_Lapisan_Lithosfer_Dan_Atmosfer_Yang_Terkait_Denga n_Perubahan_Zat_Dan_Kalor_9.2 http://www.scribd.com/doc/30434509/Struktur-Permukaan-Bumi http://www.sisilain.net/2011/03/struktur-dan-lapisan-bumi.html

You might also like