You are on page 1of 296

Pelatihan Dasar KSR

Panduan Fasilitator/Pelatih

PELATIHAN DASAR KSR


PANDUAN PELATIH / FASILITATOR

2008

Pelatihan Dasar KSR Panduan Fasilitator/Pelatih


Edisi I. Jakarta: JANUARI 2008 Edisi Pertama : Juli 2008 Hak Cipta Markas Pusat Palang Merah Indonesia

Pengarah : dr. Hj. Ulla Nuchrahwaty Usman, MM Penyusun : Juliati Susilo (PMI PUSAT) Nur Salam AS (PMI PUSAT) Rina Utami (PMI PUSAT) Dheni Prasetyo (PMI PUSAT) Doddy Alfitra (PMI PUSAT) Asep Mulyadi (PMI PUSAT) Puji Astuti (PMI PUSAT) Achmad Djaelani (PMI PUSAT) Fajar Sumirat (PMI PUSAT) Fitriana Sidikah (PMI PUSAT) Dewi Ayu Pratiwi (PMI PUSAT) Putu Suriawan (PMI PUSAT) Lilis Wijaya (PMI PUSAT) Rafiq Anshori (PMI PUSAT) Dedeh Suryani (PMI PUSAT) Robert Simatupang (PMI PUSAT) Abidin (PMI DAERAH JAWA BARAT) Aini Mariam (R.S PMI BOGOR) Allan Darwis (TSR PMI) Arna Ferajuanie (PMI DAERAH JAWA TIMUR) Budi Suharjo (PMI DAERAH BALI) David Sidabutar (TSR PMI) Erlan Suherlan (PMI DAERAH JAWA BARAT) Euis Komalasari (PMI DKI JAKARTA) Haryo Teguh (PMI DAERAH JAWA TENGAH) Hidayatul Irwan (PMI DAERAH SUMATERA BARAT) Mesdiono (PMI DAERAH KALIMANTAN TIMUR) Seven Audi Sapta (PMI DI YOGYAKARTA) Kontributor : Arifin Muh. Hadi (PMI Pusat) Lita Sarana (PMI PUSAT) Marlina Suriawan, DraPMI PUSAT Aswi Nugroho, DraPMI PUSAT

Desain & Layout : Asep Miptun Fajar Bakri

Editor : Relawan PMI Cab. Kab Bogor Fajar Bakri ( PMI Daerah Sulawesi Selatan )

ISBN : 978 979 3575 22 - 3


International Federation of Red Cross and Red Crescent

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera, Dalam rangka pembinaan dan Pengembangan sumberdaya manusia PMI untuk mendukung pelaksanaan tugas Palang Merah Indonesia yang cepat, tepat dan terkoordinir, maka Korps Sukarela ( KSR ) PMI perlu diarahkan pembinaannya secara lebih konkrit agar mampu menjadi pelaksana dilapangan dengan mutu keterampilan teknis pelayanan yang tinggi serta berdedikasi. Buku ini merupakan Panduan Pelatih/Fasilitator pada Pelatihan KSR Dasar yang telah disesuaikan dengan arah pengembangan KSR yang diharapkan. Dengan hadirnya buku ini diharapkan didapat kesamaan bahasa dikalangan Pelatih/Fasilitator sehingga diperoleh pula kesamaan keterampilan Dasar KSR PMI diseluruh Indonesia. Panduan ini lebih bersifat memberikan arah bagi Pelatih / Fasilitator terhadap alur pembelajaran dari setiap pokok bahasan/sub pokok bahasan materi saja. Oleh karena itu , Pelatih /Fasilitator selain perlu memiliki Panduan ini, maka perlu juga membaca dan mempelajari Buku Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar yang memuat materi-materi secara lebih lengkap dari setiap pokok bahasan terbitan Markas Pusat PMI tahun 2007. Diharapkan kepada para Pelatih/Fasilitator PMI untuk menerapkan panduan ini pada penyelenggaraan Pelatihan KSR Dasar. Dalam implementasinya masih terbuka bagi para Pelatih/Fasilitator untuk menambahkan Muatan Lokal sesuai kondisi daerah masingmasing, dengan catatan tidak mengurangi materi standar yang sudah ditetapkan. Terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh PMI Daerah dan PMI Cabang, dalam hal ini Pengurus staf dan Relawan termasuk staf Kantor Pusat yang telah memberikan kontribusi dan komitmennya dalam Pembinaan dan Pengembangan KSR PMI di Indonesia.

Jakarta, Juli 2008 Pengurus Pusat PALANG MERAH INDONESIA Ketua Bidang Penguatan Sumber Daya PMR dan Relawan,

Dr. Hj. Ulla Nuchrawaty Usman, MM

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Silabus Pelatihan KSR Dasar BAB I BAB II : 1. : 1. 2. 3. BINA SUASANA Modul GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH Komp etensi Silabus Modul a. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional b. Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional c. Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional d. Hukum Perikemanusiaan Internasional e. Kode Perilaku (Code of Conduct) & Panduan Keselamatan (Safer Access) ORG ANISASI PALANG MERAH INDONESIA Komp etensi Silabus Modul a. Landasan Hukum b. Sistem dan Struktur , misi dan Visi Renstra c. Hak dan Kwajiban KSR dalam Organisasi d. Peran KSR dalam Pengembangan sumber daya e. Peran KSR dalam Pengembangan Citra O rganisasi f. Peran KSR Dalam Pelayanan Organisasi PERTO LONGAN PERTAMA Komp etensi Silabus Modul a. Dasar Pertolongan Pertama b. Anatomi c. Penilaian Penderita d. BHD e. Pendarahan dan Syok f. Jaringan Lunak g. Patah Tulang / cidera sistem otot dan rangka h. Luka Bakar i. Pemindahan j. Kedaruratan Medis k. Keracunan l. Incid ent Command System dan Triage PERAWATAN KELUARGA Komp etensi Silabus Modul a. Dasar / Prinsip Kerja Pelaku PK b. Kesehatan Dasar/Kebersihan c. Persiapan merawat orang sakit d. Gejala Penyakit e. Perawatan pada lansia KESEHATAN REMAJA Komp etensi Silabus Modul a. HIV/AIDS b. Kesehatan dan Reproduksi c. Kebijakan dan peran PMI dalam Pendekatan PRS 1

3 4 9 13 17 21 25 29 29 31 35 39 43 47 49

BAB III

: 1. 2. 3.

BAB IV

: 1. 2. 3.

53 63 75 79 83 91 97 103 109 113 117 121 127 131 135 136 139 143 147 163 169 173 174 175 179 183

BAB V

: 1. 2. 3.

BAB VI

: 1. 2. 3.

BAB VII

: 1. 2. 3.

PENGANTAR MANAJEMEN BENCANA Komp etensi Silabus Modul a. Pengertian Risiko Bencana dan Kerentanan b. Siklus Bencana dan Fase Manajemen Bencana c. Pengantar Tanggap Darurat ASSESSMENT Komp etensi Silabus Modul PENAMPUNGAN SEMENTARA Komp etensi Silabus Modul DAPUR UMUM Komp etensi Silabus Modul LOGISTIK DAN DISTRIBUSI Komp etensi Silabus Modul a. Pengantar Logistik b. Pengantar Distribusi RESTORING FAMILY LINKS ( RFL ) Komp etensi Silabus Modul PENGANTAR PROGRAM BERBASIS MASYARAKAT Komp etensi Silabus Modul a. Pengantar Program Berbasis masyarakat b. Teknik Penyuluhan KEPEMIMPINAN Komp etensi Silabus Modul AIR DAN SANITASI ( WATSAN ) Komp etensi Silabus Modul a. Pengantar Pelatihan AIR dan Sanitasi b. Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST)

187 188 189 197 201

BAB VIII

: 1. 2. 3. : 1. 2. 3. : 1. 2. 3. : 1. 2. 3.

205 205 206 213 213 215

BAB IX

BAB X

219 220 221 227 228 229 223 237 237 238 243 244 245 251 255 256 257 269 270 271 279

BAB XI

BAB XII

: 1. 2. 3. : 1. 2. 3.

BAB XIII

BAB XIV

: 1. 2. 3. : 1. 2. 3.

BAB XV

SILABUS PELATIHAN DASAR KSR

BINA SUASANA GERAKAN PM DAN BSM


1. 2. 3. 4. 5. Sejarah gerakan Lambang Prinip Dasar HPI Kode Perilaku (Code Of conduct) & Panduan Keselamatan (Safer Access)

2 x 45

13 x 45

PALANG MERAH INDONESIA


1. 2. 3. 4. Organisasi Palang Merah Indonesia Sistem dan Struktur Organisasi PMI Visi dan Misi PMI Kedudukan & Peran Relawan Dalam Organisasi

8 x 45

PERTOLONGAN PERTAMA PERAWATAN KELUARGA KESEHATAN REMAJA PENANGANAN BENCANA


1. 2. 3. 4. 5. Pengantar Manajemen Bencana Assessment Penampungan Sementara/Pengungsian Dapur Umum Logistik

30 x 45 10 x 45 5 x 45 22 x 45 5 4 3 5 5 x 45 x 45 x 45 x 45 x 45

RESTORING & FAMILY LINKS PENGANTAR PROGRAM BERBASIS MASYARAKAT/COMMUNITY BASED PROGRAMME KEPEMIMPINAN AIR DAN SANITASI (WATSAN) SIMULASI LAPANGAN

5 x 45 4 x 45 10 x 45 3 x 45 8 x 45 120 x 45

Panduan Fasilitator Bina Suasana / Modul I

Modul I Panduan Fasilitator Bina Suasana


A. Proses Identifikasi Harapan Pelatihan 1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing masing 2 potongan. 2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami tersebut, apa yang mereka harapkan dalam mengikuti pelatihan ini. a. Potongan origami - 1 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan penyelenggaraan b. Potongan origami - 2 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan materi dan fasilitator pelatihan. Penulisan harapan dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas. c. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada tempat yang telah tersedia. d. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai harapan umum pembelajar. Proses Penyusunan Norma Pelatihan 1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing-masing 2 potongan. 2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami tersebut, hal-hal apa yang sebaiknya mereka lakukan dan hal-hal yang sebaiknya tidak dikerjakan. a. Potongan origami - 1 : Hal-hal yang boleh dilakukan. b. Potongan origami - 2 : Hal-hal yang tidak boleh dilakukan. 3. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada tempat yang telah tersedia. 4. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai kesepakatan umum pembelajar. Kemudian tetapkan sebagai Norma pelatihan yang harus diikuti oleh seluruh pembelajar, fasilitator dan penyelenggara pelatihan. Proses identifikasi PSK (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan) Pembelajar 1. Bagilah 1 lembar kertas tempel (post-it) berukuran kecil (5 cm x 2 cm) kepada seluruh pembelajar. 2. Jelaskan kepada pembelajar bahwa selama pembelajaran ini kita akan mempelajari banyak hal yang terkait dengan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI. 3. Mintalah pembelajar untuk mengintrospeksi diri sejauh mana kedalaman pemahaman dan posisi PSK mereka terhadap Kegiatan Pelatihan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI. 4. Berdasarkan hasil introspeksi tersebut, mintalah pembelajar untuk menempatkan kertas post-it pada gambar pohon PSK.

B.

C.

Panduan Fasilitator Bina Suasana / Modul I

5. Fasilitator merangkum harapan-harapan pembelajar serta menuliskan pada flipchart pokok-pokok bahasan yang diperlukan untuk memenuhi harapan dan proses pembelajaran tersebut. D. Rangkuman l Fasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran. l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana memotivasi diri dalam proses pembelajaran. l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Contoh tampilan Norma Pelatihan :

Contoh tampilan Identifikasi Pohon PSK :

Contoh tampilan Identifikasi Harapan Pelatihan :

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Modul II Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI


Kompetensi Gerakan & HPI Bagi KSR Dasar Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang Gerakan dan HPI

Kompetensi Inti Gerakan : Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional

Kompetensi Umum m i l i k i pemahaman yang memadai tentang Gerakan, Prinsip prinsip Dasar Gerakan dan niai nilai kemanusiaan l Memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama Gerakan Palang Merah le m i l i k i M p e m a h a m a n tentang mandat serta visi dan misi PMI
le M

Kompetensi Khusus pengetahuan yang memadai tentang sejarah Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional. l Mempunyai pengetahuan tentang Lambang Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional beserta aspek - aspek yang terkandung didalamnya l Mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentan Prinsip prinsip Dasar Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional. l Mempunyai pengetahuan dasar yang memadai t e n t a n g H u k u m Perikemanusiaan Internasional l Mempunyai pengetahuan dasar tentang kode etik pemberian bantuan kemanusiaan l Mempunyai pengetahuan dasar tentang aspek aspek yang diperlukan untuk mendapatkan akses yang lebih aman dalam penyelenggaraan bantuan kemanusiaan Mempunyai l

Kompetensi Tambahan menjadi nara sumber tentang Gerakan dan HPI lm p u Ma menjelaskan tentang Lambang, aturan penggunaan/penyalahgu naanya lm p u Ma menerapkan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan dalam kehidupan sehari - hari dan saat bekerja dalam bidang kemanusiaan l Mampu menerapkan kode etik pemberian bantuan kemanusiaan dalam operasi PMI lm p u Ma melakukan tindakan - tindakan yang diperlukan untuk dapat bekerja dengan lebih aman pada kondisi bencana/konflik. Mampu l

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Silabus Gerakan & HPI Bagi KSR Dasar

Pokok Bahasan Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasio nal

Sub Pokok Bahasan


l

Tujuan Pembelajaran Mengetahui dan dapat menjelaskan sejarah berdirinya Gerakan dan mengetahui para tokoh pendiri Gerakan Mengetahui tentang komponen Gerakan, peran dan mandat masing masing komponen Gerakan

Metodologi

Alokasi Waktu 2 x 45'

Media

Sumber Belajar / Referensi Buku Panduan Diseminasi 1&2

Sejarah Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasion al

Ceramah Curah pendapat Diskusi kelompok

LCD/OHP Flipchart Board Bahan presenta si

Komponen Gerakan

Lambang

Sejarah lambang Palang Merah & Bulan Sabit Merah

Mengetahui dan memahami sejarah dan asal usul lambang serta arti lambang

Studi kasus Ceramah Curah pendapat

3 x 45'

LCD/OHP Flipchart Board Bahan presentas i

Buku Panduan Diseminasi 1&2

Fungsi penggunaan lambing

Mengetahui dan mampu membedakan fungsi lambang, baik sebagai tanda pengenal maupun tanda perlindungan

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Penyalahgunaan lambang

Mengetahui maksud dari penyalahgunaan lambang dan dapat mengindentifikasi berbagai penyalahgunaan lambang Studi kasus dan Ceramah memahami Curah definisi dan pendapat batasan norma - norma Prinsip Dasar Gerakan serta makna dan kategori Prinsip prinsip Dasar Gerakan 3 x 45' LCD/OHP Flipchart Board Bahan presentas i Buku Panduan Diseminasi 1&2

Prinsip Dasar Gerakan

l Definisi

dan batasan norma norma Prinsip Dasar Gerakan

l Mengetahui

l Hubungan

antar ketujuh Prinsip Dasar Gerakan

l Penerapan

Prinsip Dasar Gerakan dalam aktifitas kepalangmerahan

dan dapat menyebutkan prinsip substantif, turunan dan organis dalam Prinsip Dasar Gerakan serta dapat menjelaskan korelasi atau hubungan di antara ketujuh Prinsip Dasar Gerakan l Dapat menerapkan Prinsip Dasar Gerakan dalam setiap aktifitas kepalangmera han, baik dalam situasi damai maupun konflik

l Memahami

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Hukum Perikemanusiaan Internasio nal

l Sejarah

HPI

l Mengetahui

dan memahami kedudukan HPI sebagai bagian dari sejarah Gerakan dan mampu menjelaskan cikal bakal tercetusnya aturan dalam HPI
l Definisi

Studi kasus Ceramah Curah pendapat Pemutaran Film

4 x 45'

LCD/OHP Flipchart Board Video Player

Buku Panduan Diseminasi 1&2 Konvensi Genewa 1949

dan aturan dasar serta prinsip HPI

l Mengetahui

definisi HPI, memahami aturan dasar dan prinsip HPI


l Mengetahui

l Konvensi

dan memahami Konvensi Genewa dna Protokol Tambahan serta penerapan HPI dalam konflik bersenjata l Mengetahui l Hubungan dan antara HAM memahami dan HPI hubungan HAM serta dengan penerapan HPI,dapat dan mengidentifika pelanggarsi berbagai an HPI pelanggaran HPI serta mengetahui peranan Palang Merah dalam menjamin penghormatan terhadap HPI Genewa dan Protokol Tambahan

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Code of Conduct dan Safer Access

l Mengetahui

dan memahami etika - etika dalam penyelenggara an bantuan kemanusiaan l Mengetahui dan memahami cara bekerja yang lebih aman dalam situasi konflik / bencana

Studi kasus Ceramah Curah pendapat Pemutaran Film

2 x 45'

LCD/OHP Flipchart Board Video Player

Buku Panduan Diseminasi 1&2

TOTAL

13 x 45'

1 jam = 45''

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A.

Pokok Bahasan: Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Subpokok Bahasan: l Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional l Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Tujuan Pembelajaran: Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: 1. Dapat mengetahui dan memahami sejarah lahirnya gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 2. Mengetahui para tokoh pendiri gerakan. 3. Mengetahui dan memahami tentang komponen dan badan gerakan. 4. Mengetahui peran dan mandat dari komponen gerakan, ICRC, IFRC dan Perhimpunan Nasional. 5. Memahami persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional di suatu Negara. 6. Dapat memahami sekilas tentang sejarah berdirinya PMI.

B.

C.

D.

Waktu: 2 x 45 menit Media: Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Film, Leaflet Metode: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Pemutaran film Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan. c. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan salah satu aktivitas yang kreatif untuk membuat pancingan dari pemahaman peserta terhadap materi yang akan disampaikan. Pola ini untuk merespon keseriusan peserta terhadap materi. Selain itu, pola ini juga bisa dikemas dalam bentuk tanya jawab ringan untuk menguji kemampuan awal peserta. Pada sesi ini, Fasilitator dapat memutar film 'Where the Street Have No Name' untuk menjadi bahan tanya jawab. 2. Kegiatan Pembelajaran: a. Pada sesi ini fasilitator secara langsung memberikan penjelasan materi dengan metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang: Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, antara lain meliputi: l Perang Solferino l Henry Dunant dan buku Kenangan dari Solferino yang memuat dua gagasan Jean penting

E.

F.

G.

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

l Komite Lima l Sejarah Konvensi Jenewa l Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Liga l Konferensi International 1863 b. Selanjutnya Fasilitator memberikan penjelasan tentang subpokok bahasan yang kedua, yaitu mengenai Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, diantaranya yang mencakup: l Komponen-komponen Gerakan l Statuta Gerakan l Persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional l Sekilas sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI)

3. Penutup: 1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab. 2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l pengertian HPI ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan secara singkat sejarah HPI ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan Aturan Dasar HPI ........................................................................................... ...........................................................................................

G.

Kunci Materi 1. Dua gagasan penting yang ditulis oleh Henri Dunant dalam bukunya 'Kenangan dari Solferino' (A Memory of Solferino) mengemukakan ide untuk: a. Mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri dari sukarelawan untuk merawat orang yang terluka pada waktu perang. b. Mempromosikan kesepakatan internasional guna melindungi prajurit yang terluka dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta memberikan status netral kepada mereka. 2. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional terdiri atas tiga Komponen yaitu: a. Komite Internasional Palang Merah atau ICRC (International Committee of the Red Cross) b. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau IFRC (International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies) c. Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau biasa disebut Perhimpunan Nasional (National Society) saja

10

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

3. Setiap empat tahun sekali, Gerakan membahas berbagai permasalahan kemanusiaan dalam sebuah Konferensi Internasional yang diselenggarakan di Jenewa dan dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan. H. Referensi: 1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar , terbitan MP PMI 2007 2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC, Geneva 3. International Committee of the Red Cross, 1998, Mengenal Lebih Jauh Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, ICRC, Geneva. 4. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 5. IFRC, Film Where the Street Have no Name', IFRC, Geneva.

11

12

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A.

Pokok Bahasan: Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Subpokok Bahasan: 1. Sejarah Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 2. Fungsi Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 3. Penyalahgunaan lambang. Tujuan Pembelajaran: Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: 1. Dapat menerangkan tentang makna dan arti lambang serta dapat memahami sejarah atau asal usul lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Mengetahui dan mampu membedakan fungsi lambang, baik sebagai tanda pengenal maupun tanda perlindungan Mengetahui maksud dari penyalahgunaan lambang dan dapat mengidentifikasi berbagai penyalahgunaan lambang

B.

C.

2. 3.

D.

Waktu: 2 x 45 menit Media: Poster, OHP/LCD/ Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan Diskusi, Leaflet Metode: Ceramah, Studi Kasus, Tanya Jawab Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan. c. Fasilitator melakukan tanya jawab awal (Pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta ajar. Kegiatan Pembelajaran: a. Setelah fasilitator membuka sesi pengantar, selanjutnya fasilitator mempresentasikan materi dengan bantuan beberapa media pembelajaran. b. Fasilitator memberikan penjelasan materi Sejarah lambang diantaranya mencakup: l Sejarah Lambang l Alasan pemilihan Lambang Palang Merah l Asal usul Lambang Bulan Sabit Merah l Protokol III tentang Lambang Kristal Merah

E.

F.

G.

2.

13

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

3.

Fasilitator memberikan contoh beberapa Lambang Perhimpunan Nasional yang pernah ada serta memberikan penjelasan singkat beberapa lambang perhimpunan nasional yang mempunyai keistimewaan dalam sejarahnya (Turki, Iran, Israel, dan lain-lain). d. Fasilitator meminta kepada peserta (1 atau 2 orang) untuk memberikan pendapat mengenai pandangan keliru dari masyarakat bahwa lambang palang merah merupakan simbol keagamaan. e. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai Fungsi Lambang melalui media poster/ OHP, diantaranya: l Pengaturan lambang l Tanda Perlindungan l Tanda Pengenal f. Fasilitator menjelaskan mengenai Penyalahgunaan Lambang, diantaranya: l Kewajiban negara mengesahkan peraturan untuk melindungi lambang l Peniruan (imitation) l Penggunaan yang tidak tepat (usurpation) l Penggunaan yang melanggar ketentuan/pelanggaran berat (perfidy/grave misuse) l Pelatih memberikan beberapa contoh mengenai penyalahgunaan lambang dengan menggunakan media poster, foto, OHP, produk komersial, dan lain-lain. g. Fasilitator memberikan penjelasan mengapa Lambang menjadi hal yang sangat berarti bagi gerakan dalam menjalankan aktifitas kemanusiaannya pada saat perang maupun damai. Penutup: a. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab. b. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

c.

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l empat lambang Gerakan ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan bentuk-bentuk penyalahgunaan Lambang disertai contoh ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Kunci Materi 1. Lambang Palang Merah berbentuk palang sejajar yang saling menyilang dan berada diatas dasar putih; memiliki status netral, bukan merupakan simbol keagamaan atau politik, dan diadopsi sebagai kebalikan dari bendera Swiss (palang putih berlatar belakang merah). 2. Lambang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tanda pengenal yang dikenakan pada masa damai dan sebagai tanda perlindungan yang dikenakan pada masa konflik. 3. Peserta Konvensi Jenewa memiliki suatu kewajiban untuk membuat aturan hukum sebagai upaya perlindungan terhadap penggunaan lambang dan mencegah penyalahgunaan. Pelanggaran atas Lambang dikenakan sanksi hukum yang berlaku.

14

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

I.

Referensi: 1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar 2007 2. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan Departemen Kehakiman, 1999, Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan, Jakarta. 3. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC, Geneva. 4. International Committee of the Red Cross, 2005, Protocol Additional to the Geneva Conventions of 12 August 1949 and Relating to the Adoption of an Additional Distinctive Emblem (Protocol III). ICRC, Geneva. 5. International Committee of the Red Cross,1991, Regulation on the Use of the Emblem of the Red Cross or the Red Crescent by the National Societies, ICRC, Geneva, 1991. 6. Palang Merah Indonesia, 2006, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Palang Merah Indonesia tahun 2004 2009, Markas Pusat PMI, Jakarta. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

15

16

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A.

Pokok Bahasan: Prinsip Dasar Gerakan palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional Subpokok Bahasan: 1. Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip 2. Makna dan Kategori Prinsip 3. Hubungan Antarketujuh Prinsip 4. Penerapan Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan Tujuan Pembelajaran: Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: ? ? Dapat memahami sejarah, definisi dan batasan norma-norma Prinsip Dasar, serta makna dan kategori Prinsip. Memahami dan dapat menyebutkan prinsip substansif, turunan dan organis dalam prinsip dasar gerakan serta dapat menjelaskan korelasi atau hubungan di antara ketujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah. Dapat menerapkan prinsip dasar dalam setiap aktivitas kepalangmerahan, baik dalam situasi damai maupun konflik

B.

C.

D.

Waktu: 2 x 45 menit Media: Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/Slide, Flipcard Board, Film, Leaflet Metode: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, simulasi/permainan, Pemutaran Film Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan. c. Fasilitator mengajak peserta untuk memainkan simulasi atau permainan Tujuh Prinsip. Setelah melakukan permainan, fasilitator meminta pendapat peserta yang sekaligus dapat menjadi alat ukur pengetahuan awal peserta tentang Tujuh Prinsip. Selanjutnya fasilitator menjelaskan makna dari Tujuh Prinsip secara rinci dengan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan nyata (contoh pelaksanaan dalam kegiatan atau tugas KSR). 2. Kegiatan Pembelajaran: Setelah fasilitator mengukur pengetahuan dasar peserta tentang Tujuh Prinsip lewat simulasi/pemainan, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi dengan metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang: l Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip l Makna dan kategori serta Hubungan antarprinsip l Implementasi Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan

E.

F.

G.

17

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

3. Penutup: a. Sebelum menutup sesi, Fasilitator dapat memutar Film kartun Helpman atau the Principles to Action. Fasilitator bersama peserta membuat kesimpulan tentang pokok bahasan yang disajikan dengan mengacu pada tujuan Pembelajaran. b. Untuk menyimpulkan materi diharapkan peserta berperan aktif. Salah satu caranya adalah menunjuk satu hingga 3 peserta untuk menyampaikan beberapa kesimpulan berdasarkan pemahaman mereka. c. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi. Contoh : Permainan Tujuh Prinsip Cara 1: Pada permainan ini, peserta membentuk 3-5 kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan potongan kertas yang masing-masing berisi salah satu dari ketujuh Prinsip Dasar. Potongan kertas lainnya berisi implementasi dari setiap Prinsip Dasar yang ada. Mintalah setiap kelompok untuk mencocokan mana implementasi kegiatan yang sesuai dengan masing-masing Prinsip yang ada. Cara 2: Pada permainan ini, setiap peserta masing-masing akan mendapatkan satu potongan kertas yang masing-masing berisi satu Prinsip Dasar atau implementasi kegiatan. Mintalah seluruh peserta untuk berbaur dan pada hitungan tertentu peserta harus memilih pasangannya yang sesuai antara Prinsip Dasar dan implementasinya.

Permainan diatas adalah contoh dari permainan Tujuh Prinisp. Fasilitator dapat membuat model permainan lain sesuai kreatifitas masing-masing.

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l secara lengkap dan benar, yang termasuk dalam Tujuh Prinsip Dasar Gerakan PM/BSM ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan kategori Prinsip Dasar dan Jelaskan secara singkat hubungan antarprinsip ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan contoh kegiatan kepalangmerahan yang merupakan implementasi dari Tujuh Prinsip Dasar ........................................................................................... ...........................................................................................

18

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

H.

Kunci Materi 1. Kata 'Prinsip' berasal dari bahasa Latin 'principium' yang berarti penyebab utama, asal atau dasar yang dapat berarti suatu aturan-aturan dasar yang mengekspresikan nilai-nilai dasar suatu kelompok komunitas yang tidak berubah-ubah dalam keadaan apapun. 2. Ketujuh Prinsip Dasar Gerakan yaitu: l Kemanusiaan l Kesamaan l Kenetralan l Kemandirian l Kesukarelaan l Kesatuan l Kesemestaan 3. Prinisp dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: a. Prinsip substantif/utama (Kemanusiaan dan Kesamaan), b. Prinsip derivatif/turunan (Kenetralan dan Kemandirian), dan c. Prinsip organis (Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan). 4. Setiap Prinsip memiliki makna yang masing-masing diimplementasikan dalam setiap kegiatan kepalangmerahan. Referensi: 1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva. 3. IFRC, Film Helpman, IFRC, Geneva. 4. IFRC, Film Principles to action, IFRC, Geneva. 5. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 6. PMI Statutes 7. Pictet, Jean S, 1956, Red Cross Principles, ICRC, Geneva. Pictet, Jean S. 1979, The Fundamental Principles of the Red Cross: Commentary, Henry Dunant Institute, Geneva.

I.

19

20

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A.

Pokok Bahasan: Hukum Perikemanusiaan Internasional Subpokok Bahasan: 1. Sejarah terciptanya HPI 2. Definisi dan Aturan Dasar, serta Prinsip HPI 3. Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 4. Hubungan antara HAM dan HPI Tujuan Pembelajaran: Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan: 1. 2. 3. Dapat menjelaskan kedudukan HPI sebagai bagian dari sejarah gerakan dan mampu menjelaskan cikal bakal tercetusnya aturan dalam HPI. Dapat memahami tentang definisi HPI, dari aspek istilah maupun definisi dan menjelaskan tentang aturan dasar serta prinsip HPI. Memahami dan menjelaskan tentang Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan serta memahami pemberlakuan HPI dalam situasi sengketa bersenjata Internasional dan non Internasional. Dapat mengidentifikasi perbedaan antara HPI dan HAM

B.

C.

4.

C.

Waktu: 3 x 45 menit Media: Poster, OHP, LCD Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan Simulasi, Film, Leaflet Metode: Ceramah, Studi Kasus, Diskusi Kelompok, Pemutaran Film, Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran. b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan. c. Fasilitator menunjukkan gambar/poster/berita tentang konflik dan meminta pendapat peserta. Dapat dilakukan tanya jawab ringan sebagai alat ukur pengetahuan umum peserta tentang topik yang akan dibahas. 2. Kegiatan Pembelajaran: d. Setelah Fasilitator memberikan pengantar pelatihan dan mengukur pengetahuan dasar peserta ajar, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi diantaranya: 1. Definsi 2. Intisari HPI 3. Istilah 4. Hukum Jenewa dan Hukum Den Haag

D.

E.

F.

21

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

e.

f. g. h. i. j.

Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta ajar tentang Aturan Dasar prinsip HPI diantaranya: 1. Prinsip (prinsip pembedaan, prinsip pencegahan penderitaan yang tidak perlu, prinsip proporsionalitas). 2. Aturan Dasar. Fasilitator menjelaskan Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 1977. Sebelum melanjutkan pada sesi diskusi kelompok, fasilitator menjelaskan hubungan antara HPI dan HAM Fasilitator kemudian memutar film Bertempur Secara Benar untuk memberikan penjelasan lebih menarik. (15 menit) Fasilitator meminta satu sampai tiga orang peserta untuk memberikan pendapat mengenai isi dari film tersebut. ( 5 menit). Setelah seluruh materi disampaikan, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan fasilitator adalah: l Bentuklah forum diskusi kelompok. l Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok diskusi sesuai dengan jumlah peserta. l Berilah nama pada setiap kelompok sesuai dengan nama para tokoh pendiri gerakan palang merah atau nama dari prinsip dasar gerakan. Contoh: Kelompok Henry Dunant atau kelompok Kenetralan,dst. l Berikanlah soal studi kasus dalam bentuk tulisan pada lembaran kertas untuk dikerjakan oleh kelompok masing-masing. l Berikanlah waktu kurang lebih 15-20 menit untuk mengerjakan studi kasus. l Arahkanlah kepada setiap kelompok agar mencari tempat yang representatif untuk menyelesaikan tugas (tidak harus berada dalam kelas). l Setelah selesai, setiap kelompok tampil ke depan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada sesi presentasi ini, kelompok lain diharapkan dapat berperan aktif untuk bertanya, menyanggah pendapat, atau bahkan memberikan masukan yang berarti. l Kemaslah diskusi kelompok ini menjadi lebih menarik dengan menggunakan berbagai media penunjang diskusi. Misalkan, karton manila dan perangkat alat tulis warna, gambar atau poster HPI, serta berbagai alat lainnya yang dapat digunakan oleh peserta. Penutup: 1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab. 2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

3.

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l pengertian HPI ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan secara singkat sejarah HPI ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan Aturan Dasar HPI ........................................................................................... ...........................................................................................

22

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

H. Kunci Materi 1. Hukum Perikemanusiaan Internasional adalah cabang dari Hukum Internasional yang berisi ketentuan mengenai perlindungan bagi korban perang dan mengenai pembatasan atas alat (sarana) dan metode (cara) bertempur dalam sengketa bersenjata internasional atau pun internasional. Konvensi-konvensi Jenewa 1949 terdiri atas: a) Konvensi Jenewa I : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang yang terluka dan sakit di medan pertempuran darat. b) Konvensi Jenewa II : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang di laut yang terluka, sakit dan korban kapal karam. c) Konvensi Jenewa III: tentang perlakuan terhadap tawanan perang. d) Konvensi Jenewa IV: tentang perlindungan orang-orang sipil di waktu perang. Protokol-protokol Tambahan 1977 terdiri atas: a) Protokol Tambahan I: perlindungan korban sengketa bersenjata internasional, b) Protokol Tambahan II: perlindungan korban sengketa bersenjata non-internasional. Selain perjanjian-perjanjian internasional tersebut, instrumen HPI juga meliputi: 1) Konvensi Den Haag 1907; tentang penggunaan alat dan cara bertempur, 2) Konvensi Den Haag 1954; tentang perlindungan terhadap benda budaya pada masa sengketa bersenjata, 3) Konvensi Senjata Kimia 1993; tentang pelarangan senjata kimia, 4) Konvensi Ottawa 1997; tentang pelarangan ranjau darat antipersonel, 5) Statuta Roma 1998; tentang pembentukan mahkamah pidana internasional.

2.

3.

4.

I.

Referensi: 1. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan Departemen Kehakiman, 1999, Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan, Jakarta. 2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva. 3. International Committee of the Red Cross,1999, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta. 4. International Committee of the Red Cross, 2002, International Humanitarian Law, Answer to Your Question, ICRC, Geneva. 5. ICRC, Film 'Fighting by the Rules' , ICRC, Geneva

23

24

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A.

Pokok Bahasan: Kode Prilaku (Code of Conduct) dan Panduan Keselamatan (Safer Access) Subpokok Bahasan: 1. Kode Etik/kode perilaku 2. Merumuskan mandat 3. 7 Pilar 4. Meningkatkan keamanan personel Palang Merah (resiko = ancaman x kerentanan) 5. Manajemen keamanan (mencegah / mengurangi resiko, membatasi kerusakan) Tujuan Pembelajaran:

B.

C.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan: 1. 2. Mengetahui dan memahami etika - etika dalam penyelenggaraan bantuan kemanusiaan Mengetahui dan memahami cara bekerja yang lebih aman dalam situasi konflik/bencana

D.

Waktu: 2 x 45 menit Media: OHP, LCD Projector, Flipcard Board, Film Metode: Ceramah, Studi Kasus, Tanya jawab, Simulasi/ permainan, Pemutaran film Proses Pembelajaran: 1. Pengantar: l Fasilitator memperkenalkan diri. l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat. l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul. 2. Kegiatan Pembelajaran: l Fasilitator membagi peserta dalam kelompok (2 3 kelompok) untuk melakukan diskusi kelompok. l Minta kepada masing masing kelompok untuk berdiskusi dan mengindentifikasi kode etik dalam pemberian bantuan kemanusiaan (sesuai dengan pemahaman peserta). l Fasilitator menyampaikan materi tentang Code of Conduct dan memberikan contoh contoh penerapan Code of Conduct dalam operasi kemanusiaan Palang Merah Indonesia. l Selanjutnya fasilitator menyajikan materi tentang Safer Access (sebelum sampai pada 7 Pilars, berhenti). l Kemudian minta kepada peserta untuk kembali dalam kelompok semula untuk melakukan diskusi. l Minta kepada peserta untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi hal hal apa saja yang perlu disiapkan dan dilakukan agar dapat melakukan kegiatan pelayanan

E.

F.

G.

25

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

kemanusiaan yang lebih aman baik dalam situasi bencana maupun konflik. l Selanjutnya Fasilitator meminta peserta membuat kelompok dan melakukan simulasi atau permainan peran. 3. Penutup: 1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab. 2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

Latihan dan Evaluasi


Apa l yang kamu ketahui tentang code of conduct ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan isi dari code of conduct ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan 7 pilar safer access ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Kunci Materi 1. Code of Conduct merupakan hasil kesepakatan 7 badan kemanusiaan internasional besar: ICRC, IFRC, Caritas International, International Save the Children, Lutheran World Federation, Oxfam, dan World Council of Churches dalam pemberian bantuan kemanusiaan. 2. Terdiri dari 10 Prinsip Dasar tentang operasi kemanusiaan dan 3 annex yang mengatur hubungan badan kemanusiaan dengan pemerintah lokal, negara donor dan organisasi antarnegara. 3. Isi Code of Conduct : a) Kewajiban kemanusiaan adalah prioritas utama. b) Bantuan diberikan tanpa pertimbangan ras, kepercayaan ataupun kebangsaan dari penerima bantuan ataupun pembedaan dalam bentuk apapun. Prioritas bantuan ditentukan berdasarkan oleh kebutuhan semata. c) Bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik dan agama d) Kita hendaknya tidak menjadi alat kebijakan luar negeri pemerintah e) Kita harus menghormati budaya dan kebiasaan/adat istiadat f) Kita harus berusaha membangun respons bencana sesuai kemampuan setempat g) Kita harus berusaha melibatkan penerima bantuan dalam proses manajemen bencana h) Bantuan yang diberikan hendaknya ditujukan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana di kemudian hari, di samping juga untuk memenuhi kebutuhan pokok i) Kita bertanggung jawab kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang memberi kita bantuan j) Dalam kegiatan informasi, publikasi dan promosi, kita harus memandang korban bencana sebagai manusia bermartabat, bukan sebagai obyek tak berdaya.

26

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

4. Safer access (akses yang lebih aman) adalah suatu konsep / kerangka kerja yang disusun agar PMI dapat: l memiliki akses yang lebih baik terhadap masyarakat yang terkena dampak konflik melakukan operasinya dengan lebih aman dalam situasi konflik. Kerangka kerja ini berisi pedoman operasional bagi PMI sebagai organisasi maupun individu-individu di dalamnya agar dapat melakukan aktifitasnya dengan lebih aman dalam situasi konflik. l Tujuh Pilar Safer Access terdiri atas : - Penerimaan terhadap Organisasi - Penerimaan terhadap individu dan tingkah laku pribadi - Identifikasi - Komunikasi Internal - Komunikasi Eksternal - Peraturan Keamanan - Tindakan Perlindungan I. Referensi: 1. 2. 3. 4. 5. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 ICRC database (3.2.5.1 Conflict environment) ICRC, Film Mobile 121 Calling, ICRC, Geneva PMI Statutes Roberts, David Lloyd, 1999, Staying Alive, ICRC, Geneva

27

28

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Modul III Panduan Fasilitator Organisasi PMI


Kompetensi KSR Dasar Materi Organisasi PMI Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam organisasi Palang Merah Indonesia Kompetensi Umum
Memiliki pengetahuan tentang organisasi Palang Merah Indonesia beserta tugas dan fungsinya. l Memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama organisasi Palang Merah Indonesia. l Memiliki pemahaman tentang mandat serta visi dan misi PMI.
l

Kompetensi Khusus
Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang sejarah berdirinya organisasi Palang Merah Indonesia. l Mempunyai pengetahuan dan pemahaman landasan hukum dan mandat organisasi Palang Merah Indonesia. l Mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang kekedudukan KSR dalam organisasi PMI serta memahami fungsi dan tugas KSR.
l

Kompetensi Tambahan
l

Mampu menjadi nara sumber tentang organisasi PMI. l Memiliki jiwa dan semangat kemanusiaan serta menjaga perilaku sesuai dengan Prinsip prinsip Dasar Gerakan.

Silabus Organisasi PMI Bagi KSR Dasar


No 1 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Mengetahui dan memehami landasan hukum organisasi PMI Waktu 1 45' Metode Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi Media LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi

Organisasi 1. Andasan PMI Hukum

2. Struktur, Visi a. Mengetahui dan memahami hubungan & Misi Dan antar struktur Renstra organisasi PMI dengan KSR b. Mengtahui dan memahami visi dan misi PMI c. Mengetahui dan memahami pokok pokok kebijakan dan Rencana Strategis PMI tahun 2004 -2009

1 45'

29

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Peran KSR 1. Hak dan dalam Kewajiban Organisasi KSR

Mengetahui dan memahami pengertian, peran dan posisi KSR dalam organisasi PMi a. Mengetahui dan memahami pengertian, peran dan posisi KSR Dalam pengembangan sumber daya organisasi b. Peran Relawn dalam Pengembangan Citra Organisasi a. Mengetahui dan memahami lingkup kegiatan pelayanan PMI, baik dimasa damai maupun bencana/ konflik.

1 45'

Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi

2. Peran dalam Pengembangan organisasi

3 45'

LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi

1 45'

3. Peran dalam Pelayanan Organisasi

Ceramah Curah Pendapat Diskusi

LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentas Boklet Pengemban gan LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi

b. Mengetahui dan memahami peranan KSR dalam pelayanan PMI, Baik dimasa damai maupun dimasa bencana/konflik

1 45'

Ceramah Curah Pendapat Diskusi

30

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A.

Pokok Bahasan Organisasi PMI Sub Pokok Bahasan Landasan Hukum Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mengetahui dan memahami Landasan Hukum yang mengakui keberadaan organisasi PMI dan Tugas Pokoknya 2. Mengetahui landasaran hukum organisasi PMI dalam menjalankan visi dan misinya 3. Mengetahui landasan hukum penugasan PMI oleh Pemerintah untuk melaksanakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) 4. Mengetahui landasan hukum Penyelenggaraan, pendidikan dan pendirian pos Pertolongan Pertama oleh PMI

B.

C.

D.

Waktu : 1 x 45 Menit Media : Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi Metode : Ceramah Informatif. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator menjelaskan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963 serta mengulas sedikit mengenai latar belakang sejarahnya l Fasilitator menjelaskan AD/ART dan proses penyusunannya l Fasilitator menjelaskan PP No. 18 Tahun 1980 l Fasilitator menjelaskan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972 l Setiap penjelasan dilanjutkan dengan tanya jawab dari fasilitator dan pembelajar lainnya. l Fasilitator mengarahkan peserta untuk dapat berdiskusi secara aktif, berkaitan dengan semua materi dalam modul ini. 3. Rangkuman : l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

E.

F.

G.

31

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l dasar hukum penegasan pengakuan pemerintah terhadap PMI ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan perbedaan mandat dan penugasan ........................................................................................... ........................................................................................... Menurut saudara apakah PMI adalah satu satunya organisasi Kepalangmerahan di Indonesia ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Kunci Materi Sejarah Singkat PMI Upaya pendirian organisasi Palang Merah Indonesia sudah dimulai semenjak sebelum Perang Dunia ke II oleh Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan, dimana sebelumnya telah ada organisasi palang merah di Indonesia yang bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) yang didirikan oleh Belanda. Tetapi upaya upaya ini masih ditentang oleh pemerintah kolonial Belanda dan Jepang. Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, atas instruksi Presiden Soekarno maka dibentuklah badan Palang Merah Indonesia oleh Panitia 5 (lima). Keppres No. 25 Tahun 1950 Mengesahkan Anggaran Dasar dari dan mengakui sebagai badan hukum Perhimpunan Palang Merah Indonesia, menunjuk Perhimpunan Palang Merah Indonesia sebagai satu satunya organisasi untuk menjalankan pekerjaan palang merah di Republik Indonesia Serikat menurut Conventie Geneve (1864,1906,1929,1949) ( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI ) Keppres No. 246 Tahun 1963 Tugas Pokok dan Kegiatan Kegiatan Palang Merah Indonesia yang berazaskan Perikemanusiaan dan atas dasar sukarela dengan tidak membeda bedakan bangsa, golongan dan faham politik ( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI ) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan konstitusi organisasi di dalam menjalankan visi dan misi organisasi. Sehingga menjadi suatu kewajiban bagi segenap komponen organisasi untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan fungsi dan kedudukan masing masing komponen dalam organisasi.

32

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI mengatur hal hal sebagai berikut: 1. Nama, waktu, status dan kedudukan 2. Asas dan tujuan 3. Prinsip dasar 4. Lambang dan Lagu 5. Pelindung 6. Keanggotaan 7. Susunan Organisasi 8. Musyawarah dan Rapat 9. Kepengurusan 10. Markas 11. Upaya Kesehatan Transfusi Darah 12. Hubungan dan Kerjasama 13. Perbendaharaan 14. Pembinaan 15. Pembekuan Pengurus 16. Penghargaan 17. Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Sebagai lampiran juga terdapat : 1. Lambang ( gambar & penjelasan ) 2. Lagu Hymne PMI dan Mars PMI (syair dan notasi nada ) 3. Salinan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963 4. Susunan Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia Masa Bakti yang berlaku Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 PP No. 18 Tahun 1980 adalah keputusan pemerintah yang memberikan tugas khusus kepada Palang Merah Indonesia untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD). Kegiatan ini mencakup seleksi donor darah, penyadapan, pengamanan, penyimpanan dan pendistribusian darah. PP No. 18 Tahun 1980 ini adalah penugasan dari pemerintah dan bukan mandat asli Palang Merah. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972, PMI dapat menyelenggarakan Pertolongan Pertama maupun menyelenggarakan pendidikan Pertolongan Pertama serta dapat mendirikan pos pertolongan pertama. H. Referensi :
l Kumpulan Materi

Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007

l Keppres No. 25 Tahun 1950 l Keppres No. 246 Tahun 1963 l AD/ART l No. 18 Tahun 1980 PP l Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972

33

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

34

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A.

Pokok Bahasan Organisasi PMI Sub Pokok Bahasan Sistem Struktur, Visi, Misi dan Renstra 2004 - 2009 Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, Pembelajar diharapkan mampu : 1. 2. 3. Mampu memahami hubungan antara struktur organisasi PMI dengan KSR Memahami Visi & Misi PMI Memahami Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI

B.

C.

D.

Waktu : 1 x 45 Menit Media : Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi Metode : Ceramah Informatif. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator menjelaskan Sistem Organisasi l Fasilitator menjelaskan Struktur Organisasi l Fasilitator menjelaskan jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI l Fasilitator menjelaskan Visi & Misi PMI l Fasilitator menjelaskan Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009 terutama yang berkaitan dengan relawan dan khususnya KSR 3. Rangkuman dan Evaluasi : l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait. l kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

E.

F.

G.

35

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan Visi dan Misi PMI ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan dan jelaskan alur komunikasi antara KSR dengan PMI ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Kunci Materi Sistem dan Struktur Organisasi PMI Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri, yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar belakang korban yang ditolong. Tujuannya semata - mata hanya untuk mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan kebutuhan dan mendahulukan keadaan yang lebih parah. Suatu perhimpunan Palang Merah Nasional, yang terikat dengan Prinsip Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, maka PMI jelas merupakan lembaga yang independen serta berstatus sebagai Organisasi Masyarakat, namun dibentuk oleh Pemerintah serta mendapat tugas dari Pemerintah. Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI, susunan Organisasi Palang Merah Indonesia adalah sebagai berikut : 1. PMI Pusat yang dibentuk di Tingkat Pusat. 2. PMI Daerah, yang dibentuk di Tingkat Propinsi. 3. PMI Cabang, yang dibentuk di Tingkat Kota/Kabupaten PMI Cabang dapat membentuk PMI Ranting yang berada di tingkat kecamatan. KSR PMI bertanggung jawab dan memberikan laporan kegiatan secara periodik kepada Pengurus PMI Cabang setempat melalui staf yang bertanggung jawab di bidang pengembangan relawan. Struktur organisasi KSR dalam organisasi PMI adalah sebagai berikut :

36

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

1. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG


STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG

PENGURUS PMI PUSAT

PIMPINAN INSTANSI PUSAT

PENGURUS PMI DAERAH

PIMPINAN INSTANSI PROPINSI


PIMPINAN INSTANSI KAB/KOTA

Garis Komando Garis Koordinasi

PENGURUS PMI CABANG

UNIT Markas

UNIT Perguruan

UNIT Masyarakat

UNIT Instansi

2. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI UNIT


Pembina KSR Pembina Teknis KSR KOMANDAN KSR WK.KOMANDAN KSR SEKERTARIS BENDAHARA

Seksi

Seksi

Seksi

Seksi

A N G G O T A

KSR

Garis Komando Garis Kordinasi

Catatan : Manajemen kepengurusan Unit diserahkan kepada masing-masing Unit sesuai dengan kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang telah ada.

37

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Visi dan Misi PMI Visi PMI : Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Misi PMI : 1. Menyebarluaskan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 2. Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanggulangan bencana dan konflik yang berbasis pada masyarakat. 2. Memberikan bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat. 3. Pengelolaan transfusi darah secara profesional. 4. Berperan aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA. 5. Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan. 6. Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara berkesinambungan disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan karyawan dalam melaksanakan tugastugas kemanusiaan. 7. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi, misi dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan. Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009 Pokok- Pokok Kebijakan PMI mencakup lima bidang pelayanan, yang terdiri dari : 1. Penanggulangan Bencana 2. Kesehatan 3. Kesejahteraan Sosial 4. Komunikasi dan Informasi 5. Pengembangan Organisasi Rencana Strategis PMI mencakup 6 bidang pelayanan, yang terdiri dari : 1. Bidang Pelayanan Penanganan Bencana 2. Bidang Pelayanan Kesehatan 3. Bidang Pelayanan Sosial 4. Bidang Komunikasi dan Informasi 5. Bidang PMR dan Relawan 6. Bidang Pengembangan Organisasi

I.

Referensi :
l Pokok

Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009

l Buku Memperkenalkan PMI

38

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A.

Pokok Bahasan : Organisasi PMI Sub Pokok Bahasan : Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mengetahui dan memahami pengertian, Peran dan Posisii KSR dalam Organisasi. 2. Mengetahui dan memahami Hak dan kewajiban KSR dalam Organisasi.

B.

C.

D.

Waktu : 1 x 45 Menit Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi Metode : Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran. 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang KSR PMI dan peran serta fungsinya dalam mendukung pengembangan Organisasi. l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan penjelasan sesuai referensi. l Fasilitator menjelaskan pengertian KSR, peran dan posisi KSR serta Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi. l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi. 3. Latihan dan Evaluasi Peserta diminta kembali untuk menjelaskan pengertian KSR serta menyebutkan Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi. 4. Rangkuman : l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa menyadari akan peran dan fungsinya sebagai bagian tak terpisahkan dari Organisasi PMI. l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

E.

F.

G.

39

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

H.

Kunci Materi 1. Pengertian, Peran dan Fungsi KSR PMI. 1.1. Pengertian : KSR ( Korps Sukarela ) PMI adalah kesatuan di dalam perhimpunan PMI yang merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi anggota biasa perhimpunan PMI. Regu, Kelompok dan Unit KSR dapat terbentuk pada : a. Lingkungan Markas Cabang b. Lingkungan Perguruan Tinggi / Lembaga Pendidikan c. Lingkungan Satuan Kerja d. Lingkungan Masyarakat Umum. 1.2. Peran dan Fungsi : Peran KSR PMI adalah sebagai ujung tombak kegiatan dan pelayanan PMI di masyarakat, serta mendukung pengembangan Organisasi dengan menjalankan fungsi, sbb : a. Sebagai tenaga pelaksana perhimpunan PMI dalam melaksanakan tugas kemanusiaan baik di masa damai maupun di dalam keadaan darurat / bencana. b. Dalam menjalankan fungsinya KSR PMI berstatus sebagai relawan c. Sebagai kesatuan maupun sebagai pribadi relawan KSR PMI wajib mengikuti tata aturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam organisasi. 2. Hak dan Kewajiban KSR Dalam Organisasi. 2.1. Hak : a. Memperoleh/ mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan guna mengembangkan sikap dan keterampilan b. Mendapatkan kesempatan mengembangkan pengabdian di dalam perhimpunan PMI, baik di dalam kepengurusan maupun di dalam kegiatan operasional. c. Berhak menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan d. Memberikan usul, saran dan pendapat sesuai jenjang organisasi demi kemajuan perhimpunan PMI. e. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan PMI f. Memperoleh Asuransi dan perlindungan hukum dalam pelaksanan tugas Kepalangmerahan g. Memperoleh pengakuan, tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI, dari pemerintah maupun dari lembaga Nasional dan Internasional sesuai dengan ketentuan. h. Menggunakan fasilitas KSR PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku i. Mendapat KTA PMI j. Mengikuti kegiatan kepalangmerahan di dalam maupun di luar kesatuan atau unit yang bersangkutan. 2.2. Kewajiban : 1. Setiap anggota KSR PMI wajib menjaga dan meningkatkan kualitas kesatuannya. 2. Setiap anggota KSR wajib meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengikuti : a. Kegiatan Pembinaan b. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan c. Kegiatan Gladi d. Kegiatan Operacional 3. Tunduk, taat dan patuh pada peraturan peraturan kesatuan KSR PMI serta peraturan peraturan yang berlaku di jajaran PMI.

40

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

3. KSR sebagai bagian dari Relawan hendaknya juga : 1. Bertingkah laku sesuai Tujuh Prinsip PM/BSM. 2. Menghormati dan memahami aturan penggunaan lambang dan mencegah penyalahgunaan lambing 3. Melaksanakan kegiatan sesuai standar kualitas yang paling tinggi 4. Siap sedia dalam situasi darurat 5. Merespon kebutuhan orang-orang yang perlu bantuan dan meningkatkan kapasitas mereka sehingga mampu menolong diri sendiri 6. Menyetujui dan memahami petunjuk pelaksanaan I. Referensi : 1. 2. 3. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 AD / ART PMI, Renstra. Pedoman KSR PMI tahun 2007.

41

42

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A.

Pokok Bahasan Organisasi PMI Sub Pokok Bahasan Peran KSR dalam Pengembangan Sumber Daya Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mampu memahami peran KSR dalam Pengembangan Organisasi dengan mengacu pada Pedoman Relawan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah 2. Mampu mengetahui, memahami serta mendukung kegiatan Pengembangan Sumber Daya organisasi 3. Mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan peran KSR dalam kegiatan pelayanan organisasi

B.

C.

D.

Waktu : 3 x 45 Menit Media : Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi Metode : Ceramah Informatif. Curah Pendapat, Diskusi Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator menjelaskan pengertian KSR l Fasilitator menjelaskan Hak & Kewajiban KSR dan Hak & Kewajiban Anggota Biasa l Fasilitator menanyakan tanggapan peserta mengenai hak dan kewajiban dilanjutkan dengan diskusi singkat mengenai tanggapan peserta l Fasilitator menjelaskan pengertian Pengembangan Sumber Daya dan Jenis Sumber Daya l Fasilitator menjelaskan Aspek Akuntabilitas l Fasilitator menjelaskan mengenai kontribusi KSR dalam Pengembangan Sumber Daya l Fasilitator menjelaskan mengenai kode etik Penggalangan Dana l Fasiltator menanyakan tanggapan dari peserta mengenai kode etik Penggalangan dana l Fasilitator menjelaskan mengenai Penggalangan Dana dan Piramida Donor l Fasilitator menjelaskan mengenai Metode Penggalangan Dana dari donor Individu l Fasilitator menjelaskan mengenai Hak Hak Donor ( Donors Bill of Rights ) l Fasilitator berdiskusi singkat dengan peserta mengenai hak hak donor l Fasilitator menjelaskan mengenai Kemitraan dan contoh contoh kemitraan l Fasilitator menjelaskan mengenai unit usaha dalam Palang Merah Indonesia

E.

F.

G.

43

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

l Fasilitator

menjelaskan mengenai contoh

contoh unit usaha dalam Palang Merah

Indonesia 3. Rangkuman dan Evaluasi : l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l hak & kewajiban KSR sebagai anggota biasa ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan jenis kegiatan penggalangan dana yang dapat dilakukan dengan target donor individu ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan hak hak donor ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Kunci Materi Peran KSR Dalam Organisasi Peran KSR Dalam Pengembangan Organisasi Organisasi yang berfungsi dengan baik Pengembangan Sumber Daya Pengertian Pengembangan Sumber Daya Proses untuk memperoleh semua sumber daya yang diperlukan oleh Organisasi dalam rangka membangun kapasitasnya melalui landasan keuangan yang kuat dan mandiri. Sumber Daya itu terdiri dari : l Sumber Dana - Subsidi, sumbangan masyarakat, hibah, sponsor, usaha lain, dll l Sumber Daya Manusia - Karyawan, relawan dan Pengurus l Sarana - Barang, peralatan, bangunan, kendaraan dan lain sebagainya Di dalam penyusunan program Pengembangan Sumber Daya ada beberapa langkah menuju kemandirian sumber daya, yaitu :
l Rencana program jangka panjang dan jangka pendek l Rencana anggaran dan sumber penggalangannya l Membangun citra (dan mempertahankan melalui akuntabilitas) l Komitmen pengurus dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan sumber daya l Pelatihan staf dan relawan l Evaluasi

44

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

CITRA Di dalam Pengembangan Sumber Daya, adalah sangat penting bagi Perhimpunan Nasional untuk memiliki citra yang positif. Tidak satupun dari persiapan, strategi atau pemakaian SDM yang dapat membuahkan hasil jika persepsi masyarakat terhadap Perhimpunan Nasional ternyata negatif atau sama sekali tidak ada. Dana yang diberikan secara cuma-cuma oleh perorangan atau organisasi hanya disumbangkan dalam atmosfir pemahaman dan niat baik. Di dalam Pengembangan Sumber Daya, Akuntabilitas dapat dilihat dari 3(tiga) aspek :
l Performa / Kinerja l Donasi l Organisasi

Relawan adalah komponen berharga dari organisasi Palang Merah Indonesia. Relawan adalah kekuatan inti organisasi yang merupakan potensi sumberdaya dan dana organisasi. Banyak hal yang dapat dikontribusikan KSR sebagai relawan terhadap pengembangan sumber daya, antara lain : l Gagasan (pemikiran) untuk mendukung penggalangan dana seperti menjadi konsultan, melakukan riset pasar, dan lain lain ) l Menjadi pengelola atau pelaksana event / kegiatan penggalangan dana lbidang sales marketing, promosi atau publikasi Di l Menjadi contact person / LO dengan mitra l Menjadi pelaksana program penggalangan dana, dlsb Relawan (dalam hal ini KSR) juga dapat memberikan kontribusi pembentukan citra yang positif dengan memegang teguh kode etik dalam penggalangan dana. Kode etik Penggalangan dana dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : Penggalangan Dana Penggalangan dana adalah kegiatan yang penting bagi organisasi dalam upaya mendukung jalannya program dan menjalankan roda operasional agar organisasi dapat mencapai maksud dan tujuannya. Dalam penggalangan dana adalah sangat penting untuk mengetahui karakteristik dari target donor seperti yang di gambarkan oleh piramida donor dibawah ini. I. Referensi :
l Pokok

Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009

l Buku Memperkenalkan PMI

45

46

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A.

Pokok Bahasan : Organisasi PMI Sub Pokok Bahasan : Peran KSR dalam Pengembangan Citra Organisasi Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. 2. Mengetahui dan memahami pentingnya pengembangan Citra Organisasi. Mengetahui dan memahami Peran KSR dalam mendukung kegiatan Pengembangan Citra Organisasi.

B.

C.

D.

Waktu : 1 x 45 Menit Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi Metode : Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator mengajak Peserta curah pendapat tentang kegiatan pembentukan Citra yang dipahami Selama ini. l Fasiliator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan penjelasan sesuai referensi. l Fasilitator menjelaskan materi yang sesuai diharapkan dalam tujuan pembelajaran. l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi. 3. Latihan dan Evaluasi Peserta diminta kembali untuk menjelaskan pengertian KSR serta menyebutkan Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi. 4. Rangkuman : l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa berperan dalam kegiatan pelayanan PMI. l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

E.

F.

G.

47

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

H.

Kunci Materi 1. Peran Pengembangan Citra bagi Organisasi. a. Mengana organisasi perlu citra ? b. Siapa saja yang berperan dalam kegiatan Pengembangan Citra. 2. kegitatan komunikasi PMI dalam pengembangan Citra organisasi. 3. Peran KSR dalam kegiatan Pengembangan Citra a. Peran Fungsional b. Peranan Teknis Operasional c. Keterampilan Khusus untuk mendukung Pengembangan Citra organisasi

I. Referensi : 1. Panduan Komunikasi /Humas (akan diproduksi tahun 2006) Sementara presentasi power point. 2. Booklet Pengembangan organisasi

48

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A.

Pokok Bahasan : Organisasi PMI Sub Pokok Bahasan : Peran KSR Dalam Pelayanan Organisasi Tujuan Pembelajaran :

B.

C.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. 2. Mengetahui dan memahami lingkup Kegiatan dan Pelayanan PMI baik di masa damai/normal maupun di masa emergency / bencana. Mengetahui dan memahami Peran KSR dalam Pelayanan PMI baik di masa damai/normal maupun di masa emergency / bencana.

D.

Waktu : 1 x 45 Menit Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi Metode : Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran. 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang Kegiatan dan Pelayanan PMI yang dilaksanakan selama ini. l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan penjelasan sesuai referensi. l Fasilitator menjelaskan ruang lingkup kegiatan dan pelayanan PMI, baik di masa damai maupun masa bencana serta Peran KSR dalam Pelayanan PMI. l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi. 3. Latihan dan Evaluasi Peserta diminta kembali menyebutkan berbagai jenis pelayanan PMI dan bagaimana sebagai anggota KSR berperan dalam pelayanan tersebut. 4. Rangkuman : l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa berperan dalam kegiatan pelayanan PMI. l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

E.

F.

G.

49

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

H.

Kunci Materi 1. Lingkup Kegiatan dan Pelayanan PMI PMI adalah organisasi social kemanusiaan yang melaksanakan bermacam kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Ruang lingkup kegiatan pelayanan PMI meliputi pelayanan PMI di masa Damai maupun pada saat situasi darurat / bencana. 1.1. Pelayanan PMI Pada Masa Damai : a. Pelayanan Kesehatan Tujuan Pelayanan Kesehatan PMI Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan secara merata, terjangkau dan bermutu dengan Prioritas: 1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang efektif serta pemanfaatannya secara optimal untuk masyarakat khususnya kelompok masyarakat rentan. 2. Peningkatan kapasitas sumber daya PMI agar dpt memberikan pelayanan kesehatan secara optimal b. Pelayanan Sosial, meliputi : Tujuan Pelayanan Di Bidang Sosial : PMI memiliki kapasitas untuk memberikan pelayanan sosial yang berkualitas kepada masyarakat rentan di seluruh Indonesia, dengan Prioritas: 1. Mengembangkan program pelayanan sosial yang efektif, memadai & terjangkau 2. Mobilisasi sumber daya utk program pelayanan sosial PMI 3. Pengembangan jejaring dan kerjasama dalam sektor pelayanan sosial c. Pembinaan dan Pengembangan PMR Anggota KSR sebagai bagian dari Relawan PMI mempunyai peran penting membantu PMI Cabang dalam kegiatan Pembinaan dan Pengembangan PMR sebagai calon Relawan Masa Depan.. Sesuai kompetensi yang dimilikinya dengan menggunkan konsep pendekatan pendidikan Remaja Sebaya atau melalui konsep Youth Centre. Oleh karena itu agar dapat berperan dalam pembinaan dan pengembangan PMR, anggota KSR dapat mengikuti Orientasi Pembina PMR yang dilaksanakan oleh PMI Cabang. 1.2. Pelayanan PMI Pada Masa Darurat / Bencana : Tugas Pokok PMI sesuai Psl. 2 Keppres RI No. 246 Th. 1963 : Melaksanakan tugas-tugas bantuan pertama pada tiap-tiap bentjana alam atau perang. Salah satu kebijakan PMI dalam Penanggulangan Bencana adalah bagaimana memberikan pelayanan mencakup pertolongan dan bantuan, khususnya masyarakat yang paling rentan dalam keadaan darurat. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara cepat, tepat dan terkoordinir. 2. Peran KSR Dalam Pelayanan PMI 2.1. Peran KSR dalam Pelayanan PMI Pada Masa Damai : Pada dasarnya peran KSR sangat diharapkan sebagai ujung tombak kegiatan pelayanan PMI di masyarakat, sehingga setiap anggota KSR dengan keterampilan yang dimiliki mempunyai peluang yang sama dalam memberikan perannya pada kegiatan Pelayanan PMI, khususnya pada masa damai. Tugas pelayanan PMI di masa Damai tersebut, sbb : a. Dengan keterampilan PP, maka KSR dapat berperan pada Pelayanan PP misalnya di pos permanent, stand by pada event event tertentu, asisten untuk Kru ambulans

50

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

b. Dengan keterampilan PK, maka KSR dapat berperan pada Pelayanan Perawatan Lansia / pendamping Lansia di rumah (bagian dari program Lansia), merawat orang sakit di rumah, Perawat bayi (mis : tempat penitipan bayi di Markas Cabang), Pendamping Odha, dll. c. Dengan keterampilan PSP, maka KSR dapat berperan dalam Dukungan PSP kepada kelompok Lansia, anak jalanan, korban bencana ( khususnya pasca bencana ). d. Dengan keterampilan bekerja dengan masyarakat, maka KSR dapat berperan dalam Pemberdayaan Masyarakat / membantu menyiapkan masyarakat kelompok rentan agar mampu menolong dirinya sendiri, membantu melatih kader / relawan di masyarakat melalui program desa mitra, dan memfasilitasi perubahan perilaku masyarakat melalui PHAST proses, pendekatan KBBM, PRBM, dll. e. Dengan keterampilan Menyuluh, maka KSR dapat berperan sebagai Fasilitator dalam peningkatan awareness HIV/AIDS & Napza untuk kelompok high risk atau agent of behaviour change, mendukung program Imunisasi campak, imunisasi polio, penanggulangan Pandemi Flu, program penanggulangan malaria, dll. f. KSR juga dapat menjadi Donor Darah Sukarela yang aktif sekaligus sebagai motivator kegiatan Donor Darah Sukarela (bagaimana menjadi Donor Darah Sukarela dan halhal yang harus diperhatikan dapat dibaca pada brosur-brosur donor darah sukarela atau dapat menghubungi UTDC setempat) 2.2. Peran KSR dalam Kegiatan dan Pelayanan PMI Pada Masa Darurat / Bencana : Anggota KSR yang telah memiliki keterampilan Spesialisasi dapat berperan dan tergabung dalam wadah SATGANA PMI jika terjadi bencana dengan melaksanakan tugas tugas di lapangan sesuai kompetensi masing masing. Tugas dan Kegiatan tersebut, meliputi : 1. PP dan evakuasi korban 2. Memberi perawatan di tempat penampungan sementara termasuk merawat luka, mengganti pembalut 3. Mendukung TSR ( tenaga professional ) di Klinik lapangan mobile clinic/ pelayanan ambulans 4. Mendukung ERU watsan dalam program bantuan Watsan 5. Memberi dukungan PSP terhadap korban bencana 6. Dapur Umum dan Penampungan Sementara 7. Logistik dan Distribusi Relief 8. Tracing and Mailing Service 9. Assessment 10. Transfusi Darah 11. Komunikasi 12. Dll.

untuk memahami prosedur penanggulangan bencana, maka anggota Korps Suka Rela dapat membaca Protap Tanggap Darurat Bencana PMI.

51

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

52

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Modul IV Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama

53

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

54

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

55

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

56

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

57

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

58

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

59

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

60

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

61

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

62

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

63

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

64

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

65

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

66

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

67

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

68

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

69

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

70

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

71

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

72

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

73

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

74

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

Pokok Bahasan Dasar dasar Pertolongan Pertama Sub Pokok Bahasan Pengertian dasar & tujuan pertolongan pertama Sistem pelayanan Gawat Darurat terpadu Dasar Hukum Pertolongan Pertama Persetujuan tindakan pertolongan Alat Perlindungan Diri Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama Fungsi Alat & Bahan PP Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari topik topik, diharapkan peserta dapat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Menyebutkan pengertian dasar & tujuan Pertolongan Pertama Menjelaskan Sistem Pelayanan gawat Darurat Terpadu dan komponennya Menyebutkan dasar hukum Pertolongan Pertama Mengerti kedua macam persetujuan tindakan pertolongan Menyebutkan kedua macam persetujuan tindakan pertolongan Mengenali 6 alat Perlindungan Diri Menjelaskan 3 Alat Perlindungan Diri Menyebutkan 9 kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama Menyebutkan kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama Mengetahui & mengenali fungsi alat & bahan dasar untuk PP

B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C.

D.

Media Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP, Alat Peraga Waktu 1 x 45 menit Metode Ceramah, Curah Pendapat, Tanya jawab, Diskusi Proses Pembelajaran 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan 2. Kegiatan a. Pengertian dasar & tujuan pertolongan pertama l Fasilitator meminta peserta menyebutkan pengertian dasar dan tujuan Pertolongan pertama l Fasilitator merangkum pendapat peserta l Fasilitator menjelaskan pengertian dasar dan tujuan pertolongan pertama l Fasilitator memberikan umpan balik tentang tujuan pertolongan Pertama

E.

F.

G.

75

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

b. Sistem Pelayanan Gawat darurat Terpadu l Fasilitator menjelaskan sistem pelayanan gawat darurat terpadu yang merupakan jejaring sumber daya yang saling berhubungan untuk memberikan pelayanan gawat darurat dan transportasi kepada penderita yang mengalami kecelakaan atau penyakit mendadak. l Fasilitator menjelaskan komponen yang di perlukan untuk suatu system pelayanan gawat darurat terpadu c. Alat Perlindungan Dasar l Fasilitator meminta peserta menyebutkan dasar hukum Pertolongan Pertama dan pasal pasal yang berhubungan dengan pertolongan pertama l Fasilitator merangkum pendapat peserta l Fasilitator menambahkan dasar hukum Pertolongan pertama yang belum di sebutkan peserta d. Sistem Pelayanan Gawat darurat Terpadu l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 6 alat Perlindungan Dasar yang di ketahui oleh peserta dan menyebutkan fungsi masing-masing alat perlindungan dasar l Fasilitator menulis & merangkum pendapat peserta, serta menambahkan alat dan fungsi dari perlindungan dasar yang belum di sebutkan oleh peserta l Fasilitator menjelaskan 3 alat perlindungan dasar yang terdiri dari APD dan peralatan minimal untuk melakukan tugasnya e. Persetujuan tindakan pertolongan l Fasilitator menyebutkan 2 bentuk persetujuan tindakan pertolongan l Fasilitator memberikan contoh masing-masing bentuk persetujuan tindakan pertolongan l Fasilitator memberikan umpan balik tentang persetujuan tindakan pertolongan f. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama l Fasilitator menyebutkan 9 kewajiban pelaku Pertolongan Pertama l Fasilitator memberikan contoh dari kewajiban pelaku pertolongan pertama l Fasilitator memberikan umpan balik tentang kewajiban pelaku pertolongan pertama g. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama l Fasilitator meminta peserta menyebutkan kualifikasi yang harus di penuhi sebagai pelaku pertolongan pertama l Fasilitator merangkum pendapat peserta l Fasilitator menambahkan kualifikasi yang belum di sebutkan oleh peserta h. Fungsi Alat & Bahan PP l Fasilitator meminta peserta menyebutkan alat yang di tunjukkan oleh Fasilitator beserta fungsinya masing-masing l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan menjelaskan lebih detail 3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang materi yang di berikan b. Fasilitator menutup sesi 4. Latihan dan Evaluasi a. Sebutkan pengertian dasar Pertolongan Pertama Jelaskan tujuan pemberian Pertolongan Pertama b. Jelaskan tentang system Pelayanan gawat darurat terpadu c. Sebutkan komponen dari system pelayanan gawat darurat terpadu d. Terangkan mengenai dasar Hukum Pertolongan pertama e. Sebutkan 6 alat perlindungan dasar

76

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

f. g. h. i. H.

Jelaskan 2 macam persetujuan tindakan pertolongan Sebutkan 9 kewajiban pelaku Pertolongan Pertama Jelaskan kualifikasi Pelaku Pertolongan pertama beserta contohnya Sebutkan fungsi alat dan bahan PP dasar

Kunci Materi 1. Pertolongan Pertama Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat atau maut. Tujuan Pertolongan Pertama a. Menyelamatkan jiwa penderita b. Mencegah cacat c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan 2. Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Dalam perkembangannya tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari suatu sistem yang dikenal dengan istilah Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu, yaitu sistem pelayanan kedaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya di bidang kesehatan. 3. Dasar Hukum Di dalam undang-undang ditemukan beberapa pasal yang mengatur mengenai Pertolongan Pertama, namun belum dikuatkan dengan peraturan lain untuk melengkapinya. Beberapa pasal yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama antara lain : Pasal 531 K U H Pidana Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566 4. Persetujuan Pertolongan Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada korban terlebih dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila korban tidak sadar. Ada 2 macam izin yang dikenal dalam pertolongan pertama : a. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent) Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan b. Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent) Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita. 5. Alat Perlindungan Diri Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai Alat Perlindungan Diri .

77

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Semua cairan tubuh dianggap menular Untuk mencegah penularan penyakit melalui cairan tubuh: 1. Mencuci Tangan 2. Membersihkan peralatan l Mencuci Membersihkan perlatan dengan sabun dan air l Desinfeksi Menggunakan bahan kimia seperti alkohol untuk membunuh bakteri patogen l Sterilisasi Proses menggunakan bahan kimia atau pemanasan untuk membunuh semua mikroorganisme. 3. Menggunakan APD

6. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama Agar dapat menjalankan tugas seorang petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut : a. Jujur dan bertanggungjawab. b. Memiliki sikap profesional. c. Kematangan emosi. d. Kemampuan bersosialisasi. e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI. Secara berkesinambungan mengikuti kursus penyegaran. f. Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik Mempunyai rasa bangga.

I.

REFERENSI: 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 1 8. 2. Referensi lain yang mendukung

78

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

Pokok Bahasan Anatomi dan Faal dasar Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian pengertian dalam anatomi 2. Posisi anatomi dan referensi anatomis berdasarkan ketiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia 3. Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya 4. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya 5. Sistem yang ada dalam tubuh manusia Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari topik topik ini, diharapkan peserta dapat : 1. 2. 3. 4. 5. Menyebutkan pengertian pengertian dalam anatomi Menyebutkan posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan ke tiga bidang khayal yang membagi tubuh manusia Menyebutkan kelima bagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya Menyebutkan kelima rongga yang ada dalam tubuh manusia beserta isinya Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia

B.

C.

D.

MEDIA Buku peserta, White board, Flipchard, Marker, Paper, OHP, Alat Peraga Waktu 1 x 45 menit Metode Ceramah, Tanya jawab, Diskusi grup Proses Pembelajaran 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan 2. Kegiatan a. Pengertian anatomi dan faal l Fasilitator menerangkan pengertian anatomi (susunan tubuh) dan fisiologi (faal) tubuh manusia l Fasilitator menyakan apakah peserta sudah mengerti arti anatomi dan faal tubuh manusia b. Posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan 3 bidang khayal yang membagi tubuh manusia l Fasilitator menjelaskan 3 bidang khayal yang di pakai untuk membagi tubuh menjadi 2 bagian l Fasilitator menerangkan dengan menggunakan gambar masing-masing 3 bidang khayal tersebut l Fasilitator memberikan umpan balik ke peserta mengenai 3 bidang khayal tersebut

E.

F.

G.

79

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

c. Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya l Fasilitator menjelaskan ke-5 bagian tuubuh manusia dan masing-masing bagiannya dengan menunjukan gambar atau contoh boneka l Fasilitator meminta salah satu peserta untuk mengulang kembali apa yang sudah di jelaskan d. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya l Fasilitator menjelaskan 5 rongga tubuh manusia, beserta isinya dengan menunjukan gambar dan contoh boneka l Fasilitator membagi group peserta, masing-masing terdiri dari 3-4 orang menyebutkan rongga tubuh manusia beserta isinya yang di tunjuk oleh Fasilitator l Fasilitator mengulang penjelasan yang sudah di berikan e. Sistem yang ada dalam tubuh manusia l Fasilitator menyebutkan 3 sistem dalam tubuh manusia l Fasilitator membagi group. Masing-masing menyebutkan 3 sistem dalam tubuh manusia beserta contoh l Peserta mempresentasikan hasil kerja group 3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang materi yang di berikan b. Fasilitator menutup sesi 4. Evaluasi Fasilitator menanyakan : a. Apakah arti Anatomi dan faal tubuh manusia b. Sebutkan 3 bidang khayal yang dipakai untuk membagi tubuh manusia c. Sebutkan ke 5 bagian tubuh manusia beserta masing-masing bagiannya d. Sebutkan 5 rongga yang ada dalam tubuh manusia e. Sebutkan 3 sistem tubuh manusia H. Kunci Materi 1. Pengertian pengertian dalam Anatomi Anatomi (susunan Tubuh) Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh Fisiologi (faal tubuh) Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh. 2. Posisi Anatomis Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi anatomis, yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan. Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita. BIDANG ANATOMIS Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah bidang khayal: 1. Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan 2. Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior) 3. Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior) Istilah lain yang juga dipergunakan adalah untuk menentukan suatu titik lebih dekat ke titik referensi (proximal) dan lebih jauh ke titik referensi (distal).

80

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

4. Pembagian tubuh manusia Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi : a. Kepala Tengkorak, wajah, dan rahang bawah b. Leher c. Batang tubuh Dada, perut, punggung, dan panggul d. Anggota gerak atas Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan. e. Anggota gerak bawah Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, kaki. 4. Rongga dalam tubuh manusia Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat di dalam tubuh yaitu : a. Rongga tengkorak Berisi otak dan bagian-bagiannya b. Rongga tulang belakang Berisi bumbung saraf atau spinal cord c. Rongga dada Berisi jantung dan paru d. Rongga perut (abdomen) Berisi berbagai berbagai organ pencernaan Untuk mempermudah perut manusia dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai kwadran sebagai berikut: l Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas dan usus) l Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus) l Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk usus buntu) l Kwadran kiri bawah (terutama usus). e. Rongga panggul Berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ reproduksi dalam 5. Sistem dalam tubuh manusia Agar dapat hidup tubuh manusia memiliki beberapa sistem: 1. Sistem Rangka (kerangka/skeleton) a. Menopang bagian tubuh b. Melindungi organ tubuh c. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh d. Memberi bentuk bangunan tubuh 2. Sistem Otot (muskularis) Memungkinkan tubuh dapat bergerak 3. Sistem pernapasan (respirasi) Pernapasan bertanggung jawab untuk memasukkan oskigen dari udara bebas ke dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. 4. Sistem peredaran darah (sirkulasi) Sistem ini berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. 5. Sistem saraf (nervus) Mengatur hampir semua fungsi tubuh manusia. Mulai dari yang disadari sampai yang tidak disadari 6. Sistem pencernaan (digestif) Berfungsi untuk mencernakan makanan yang masuk dalam tubuh sehingga siap masuk ke dalam darah dan siap untuk dipakai oleh tubuh

81

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

I.

REFERENSI 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 9 24. 2. Referensi lain yang mendukung

82

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

Pokok Bahasan Penilaian Penderita Sub Pokok Bahasan 1. Penilaian pada penderita 2. Penilaian keadaan 3. Keamanan lokasi 4. Tiba di lokasi kejadian 5. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi 6. Penilaian dini 7. Pemerisaan fisik 8. Riwayat Penderita 9. Pemeriksaan Berkelanjutan 10. Pelaporan dan serah terima penderita 11. Pengamanan lokasi kejadian 12. Pelaporan Tujuan Pembelajaran Diharapkan setelah mempelajari topik topik ini peserta dapat :

B.

C.

l Menyebutkan langkah-langkah penilaian pada penderita l Menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan penilaian keadaan l Menjelaskan keadaan lokasi aman atau tidak aman untuk dimasuki l Menyebutkan

ke enam tindakan yang harus dilakukan setelah tiba di lokasi

kejadian sekurang-kurangnya 2 sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi l Menyebutkan tujuan penilaian dini l Menyebutkan 6 langkah - langkah penilaian dini l Mengenali trauma signifikan dan non signifikan pada kesan umum l Menyebutkan pemeriksaan fisik secara sistematik pada penderita secara umum l Menjelaskan mengenai ke 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik l Menjelaskan pemeriksaan tanda vital pernapasan, nadi, suhu l Menjelaskan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari riwayat penderita pada berdasarkan akronim KOMPAK l Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala l Bagaimana melakukan pelaporan dan serah terima penderita l Mendemontrasikan langkah-langkah pengamanan lokasi kejadian l Mendemontrasikan bagaimana mendapatkan kesan umum l Mendemontrasikan masing-masing penilaian akronim ASNT l Mendemontrasikan Lihat, Dengar, dan Rasakan untuk menilai pernapasan l Mendemontrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan respon l Mendemontrasikan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap l Mendemontrasikan secara benar masing-masing komponen pemeriksaan tanda vital pernapasan dan suhu l Mendemontrasikan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari akronim KOMPAK l Mendemontrasikan bagaimana melakukan pelaporan secara lisan maupun tertulis l Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia
l Menyebutkan

83

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

D.

Media Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP, Alat peraga Metode Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek Waktu 2 x 45 Menit Teori 2 x 45 Menit Praktek Proses Pembelajaran 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan 2. Kegiatan a. Penilaian penolong pada penderita l Fasilitator menyebutkan 6 langkah penilaian penolong l Fasilitator meminta peserta mengulang menyebutkan 6 langkah penilaian b. Penilaian keadaan l Fasilitator meminta peserta menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan penilainan keadaan, beserta pertanyaan yang dapat membantu penolong dalam melakukan analisa l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta l Fasilitator menambahkan langkah-langkah yang belum di sebutkan peserta c. Keamanan lokasi l Fasilitator menerangkan pentingnya mengetahui lokasi yang aman untuk penolong l Fasilitator menjelaskan keadaan lokasi yang aman dan tidak aman untuk dimasuki, dan mendemontrasikan langkah pengamanan lokasi kejadian l Fasilitator membagi group, masing-masing group di beri 1 kasus dan peserta mempraktekan kasus yang menjadi bagiannya l Fasilitator merangkum tentang Keamanan Lokasi penolong d. Tiba di lokasi kejadian l Fasilitator menjelaskan 6 langkah yang harus dilakukan seorang penolong tiba dilokasi kejadian l Fasilitator membagi group masing masing group menjelaskan 6 langkah tersebut e. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi l Fasilitator menerangkan 2 sumber informasi yang harus di ketahui oleh penolong untuk menunjang penilaian f. Penilaian dini l Fasilitator menerangkan tujuan penilaian dini, pentingnya mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan sederhana l Fasilitator menerangkan 6 langkah penilaian dini yang harus di ketahui l Fasilitator mendemontrasikan langkah-langkah untuk mendapatkan kesan umum l Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan Respon (ASNT) l Fasilitator mendemontrasikan cara menilai pernapasan (Lihat, Dengar, Rasakan) l Fasilitator mendemontrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan respon yang baik dan penderita yang tidak respon l Fasilitator membagi goup peserta, masing-masing group mendemontrasikan satu tugas dari 6 langkah penilaian dini l Masing-masing group mendemontrasikan tugas yang menjadi bagiannya

E.

F.

G.

84

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

g. Pemeriksaan fisik l Fasilitator menjelaskan pemeriksaan fisik secara sistematis pada penderita secara umum l Fasilitator menjelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik l Fasilitator menjelaskan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi dan suhu l Fasilitator mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki l Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi, suhu l Fasilitator membagi peserta menjadi 2 group, masing-masing group mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis dan mendemontrasikan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi, suhu h Riwayat penderita l Fasilitator menjelaskan bagaimana melakukan wawancara berdasarkan akronim KOMPAK l Fasilitator mendemontrasikan cara melakukan wawancara berdasarkan akronim KOMPAK l Fasilitator membagi peserta menjadi group kecil ( 2-3 orang ), masing-masing mempraktekan cara melakukan wawancara berdasarkan KOMPAK dan membuat catatan yang penting i. Pemeriksaan Berkelanjutan ( berkala) l Fasilitator menjelaskan pentingnya pemeriksaan berkala , walaupun penilaian dan penatalaksanaan sudah selesai sampai menunggu pertolongan medis l Fasilitator menjelaskan yang harus dinilai kembali pada pemeriksaan berkala j. Pelaporan dan serah terima penderita l Fasilitator menerangkan cara pelaporan penderita secara singkat, dan jelas kepada penolong selanjutnya l Fasilitator memberi contoh laporan yang harus di buat, secara lisan atau tertulis kepada penolong selanjutnya, mengenai keadaan penderita sewaktu ditemukan, pemeriksaan yang sudah di lakukan dan penatalaksanaannya serta perkembangan lain yang dianggap penting 3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan dari materi yang diberikan b. Fasilitator berterima kasih dan menutup sesi 4. Evaluasi Fasilitator menanyakan : a. Sebutkan langkah-langkah penilaian yang harus dilakukan dalam penatalaksanaan penderita b. Sebutkan langkah-langkah dalam penilaian keadaan untuk membantu penolong melakukan analisa c. Jelaskan lokasi yang aman untuk dimasuki d. Sebutkan 6 tindakan yang harus di ketahui seorang penolong saat tiba di lokasi e. Apakah tujuan dari penilaian dini f. Sebutkan 6 langkah penilaian dini g. Sebutkan pemeriksaan fisik secara sistematis h. Jelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik i. Jelaskan tahap tahap pemeriksaan tanda vital j. Jelaskan wawancara berdasarkan akronim KOMPAK k. Buat contoh laporan setelah selesai menangani penderita dan harus dilaporkan pada penolong selanjutnya

85

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

H.

Kunci Materi Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. 1. Langkah langkah penilaian pada penderita a. Penilaian Keadaan b. Penilaian Dini c. Pemeriksaan Fisik d. Riwayat Penderita e. Pemeriksaan Berkala atau Lanjut f. Serah terima dan pelaporan 2. Penilaian keadaan Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu. 3. Keamanan lokasi Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah tanggap dan dengan serta merta melakukan penilaian keadaan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan seperti dibawah. a. Bagaimana kondisi saat itu b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi c. Bagaimana mengatasinya Setelah keadaan di atasi barulah kita mendekati dan menolong korban. Adakalanya kedua ini berjalan bersamaan. 4. Tindakan saat tiba di lokasi Bila anda sudah memastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah : a. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian. b. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan: l Nama Penolong l Nama Organisasi l Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang c. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dini dari penderita. d. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa. e. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan. f. Minta bantuan. 5. Sumber Informasi Informasi tambahan mengenai kasus yang kita hadapi dapat diperoleh dari : l Kejadian itu sendiri. l Penderita (bila sadar). l Keluarga atau saksi. l Mekanisme kejadian. l Perubahan bentuk yang nyata atau cedera yang jelas. l Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit. 6. Penilaian Dini Penolong harus mampu segera mampu untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa korban.

86

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Langkah-langkah penilaian dini a. Kesan umum Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita tergolong kasus trauma atau kasus medis. Kasus Trauma Mempunyai tanda tanda yang jelas terlihat atau teraba. Kasus Medis Tanpa tanda tanda yang terlihat atau teraba b. Periksa Respon Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak penderita Terdapat 4 tingkat Respons penderita A = Awas Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya. S = Suara Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara. N = Nyeri Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong, misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada. T = Tidak respon Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong. Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali tidak bereaksi pada rangsang nyeri. c. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway). Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia. Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal. i. Pasien dengan respon Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan bicara. ii. Pasien yang tidak respon Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif untuk membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah angkat dagu tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan atau benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas d. Menilai pernapasan (Breathing) Periksa ada tidaknya napas dengan jalan lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3-5 detik. Pernapasan yang cukup baik i. Dada naik dan turun secara penuh ii. Bernapas mudah dan lancar iii.Kualitas pernapasan normal (<8 x/menit dewasa, <10 x/menit anak anak, 20 x/menit bayi) Pernapasan yang kurang baik i. Dada tidak naik atau turun secara penuh ii. Terdapat kesulitan bernapas iii.Cyanosis (warna biru/abu abu pada kulit, bibir, atau kuku) iv. Kualitas pernapasan tidak normal e. Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat Pastikan denyut jantung cukup baik Pastikan bahwa tidak ada perdarahan yang dapat mengancam nyawa yang tidak terlihat. Pakaian tebal dapat mengumpulkan darah dalam jumlah yang cukup banyak. f. Hubungi bantuan Mintalah bantuan kepada orang lain atau tenaga terlatih lain. Pesan yang disampaikan harus singkat, jelas dan lengkap.

87

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa sudah harus ditanggulangi sebelum melanjutkan pemeriksaan fisik

7. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan rinci dan sistematis mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tiga metode pemeriksaan fisik: a. Penglihatan (Inspection) b. Perabaan (Palpation) c. Pendengaran (Auscultation) Jangan banyak membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan secara rinci. Lakukan secara cepat tetapi pastikan tidak ada yang terlewat. Pemeriksaan fisik memastikan bahwa tidak ada yang terlewat. Beberapa hal yang dapat dicari pada saat memeriksa korban : P erubahan bentuk - (Deformities) bandingkan sisi sakit dengan yang sehat L uka Terbuka - (Open Injuries) biasanya terlihat adanya darah N yeri - (Tenderness) daerah yang cedera lunak bila ditekan B engkak - (Swelling) daerah yang cedera mengalami pembengkakan Beberapa tanda cedera mungkin dapat jelas terlihat, banyak yang tidak terlihat dan menyimpan serius cedera potensial.

Dengarkan penderita. Dengan mendengarkan dapat menunjukkan kepedulian dan memungkinkan mendapat informasi.
Dengarkan penderita. Dengan mendengarkan dapat menunjukkan kepedulian dan memungkinkan mendapat informasi. Pemeriksaan fisik (Head to Toe) Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan (simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit anggota tubuh), dalam urutan berikut: 1. Kepala l Kepala dan Tengkorak Kulit l Telinga dan Hidung l Mata Pupil l Mulut 2. Leher 3. Dada l Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan l Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakang l Lakukan perabaan pada tulang 4. Abdomen l Periksa rigiditas (kekerasan) l Periksa potensial luka dan infeksi l Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan l Periksa adanya pembengkakan

88

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

5. Punggung l Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk l Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang 6. Pelivis 7. Alat gerak atas 8. Alat gerak bawah Pemeriksaan tanda vital 1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak 2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas. 3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar 4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit: kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya. Denyut Nadi Normal : Bayi : 120 - 150 x/menit Anak : 80 - 150 x/menit Dewasa: 60 - 90 x/menit Frekuensi Pernapasan Normal: Bayi : 25 - 50 x/ menit Anak : 15 - 30 x/ menit Dewasa : 12 - 20 x/ menit 8. Riwayat Penderita Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan penyakit. Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu digunakan akronim : KOMPAK K = Keluhan Utama (gejala dan tanda) sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita O = Obat-obatan yang diminum. Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum. M = Makanan/minuman terakhir Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit. P = Penyakit yang diderita Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu. A = Alergi yang dialami. Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya K = Kejadian. Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala dan tanda penyakit yang diderita saat ini. Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu menunggu sampai pemeriksaan selesai dilakukan.

89

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

9. Pemeriksaan Berkelanjutan Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi. Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit, sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali. Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah : 1. Keadaan respon 2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu 3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya 4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang tersedia. 5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti. 6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah. 7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat. 8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman 10. Pelaporan dan Serah terima Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis. Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah : l Umur dan jenis kelamin penderita l Keluhan Utama l Tingkat respon l Keadaan jalan napas l Pernapasan l Sirkulasi l Pemeriksaan Fisik yang penting l KOMPAK yang penting l Penatalaksanaan l Perkembangan lainnya yang dianggap penting Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih korban dari tangan anda. Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda, atau anda yang mendatangi fasilitas kesehatan. I. Referensi Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 25 40.

90

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

Pokok Bahasan Bantuan Hidup dasar Sub Pokok Bahasan 1. Sistem pernapasan dan sirkulasi 2. Mati 3. Rantai Survival 4. Komponen BHD 5. Airways 6. Breathing 7. Circulatory Support 8. Resusitasi Jantung Paru Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajarai topik topik ini diharapkan peserta dapat :

B.

C.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

18.

19. 20. 21.

Menjelaskan secara singkat system pernapasan dan sirkulasi Menjelaskan perbedaan pengertian mati klinis dan mati biologis Menyebutkan 4 tanda-tanda pasti mati Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival Menjelaskan ketiga komponen Bantuan Hidup Dasar Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas Menyebutkan cara membuka jalan napas Menyebutkan cara memeriksa napas Menyebutkan tekhnik untuk membersihkan jalan napas Mengenali gangguan jalan napas Menjelaskan perasat Heimlich pada sumbatan total Menyebutkan prinsip dasar bantuan pernapasan Menyebutkan 4 cara memberiakan Bantuan Pernapasan Menyebutkan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat dan tidak bernapas Menyebutkan prinsip dasar Bantuan Sirkulasi Menyebutkan kedalaman penekanan pada pijatan jantung luar untuk berbagai kelompok umur Menjelaskan prinsip RJP a. Menyebutkan rasio pada RJP b. Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar c. Menyebutkan ke enam tanda RJP dilakukan dengan baik d. Menyebutkan Sekurangnya 3 komplikasi yang dapat terjadi pada RJP e. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP di hentikan f. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya Mendemontrasikan cara memeriksa ada tidaknya pernapasan pada penderita tidak Respon a. Mendemontrasikan cara angkat dagu tekan dahi b. Mendemontarsikan cara melakukan posisi pemulihan Mendemontrasikan bantuan napas teknik dari mulut ke mulut atau alat pelindung dan masker bila ada Mendemontrasikan cara menentukan dan memeriksa ada tidaknya nadi karotis a. Mendemontrasikan tekhnik kompresi dada pada penderita dewasa Mendemontrasikan RJP oleh satu orang penolong pada manekin dewasa

91

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

D.

Metode Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek, Simulasi Media Buku peserta, whiteboard, Flipchart, Marker, Paper, OHP, Alat peraga WAKTU 2 x 45 menit 3 x 45 menit

E.

F.

Teori Praktek

G.

PROSES PEMBELAJARAN 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan 2. Kegiatan a. Sistem pernapasan dan sirkulasi l Fasilitator menjelaskan secara ringkas system pernapasan dan sirkulasi l Fasilitator menyebutkan komponen yang berhubung dengan Sirkulasi l Fasilitator menjelaskan dengan menggunakan gambar mengenai Sistem Pernapasan dan Sirkulasi b. Mati l Fasilitator meminta peserta menyebutkan definisi dari mati secara umum l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta l Fasilitator menanyakan apakah perbedaan mati klinis dan mati biologis l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan menambahkan yang belum disebutkan oleh peserta l Fasilitator menjelaskan 4 tanda tanda pasti mati c. Rantai Survival l Fasilitator menjelaskan definisi dari rantai survival l Fasilitator Menjelaskan 4 komponen rantai survival d. Komponen BHD l Fasilitator menjelaskan definisi BHD dan menerangkan apa yang harus di lakukan dalam menangani penderita. l Fasilitator menjelaskan 3 komponen BHD l Fasilitator mempraktekan 3 komponen BHD e. Airways l Fasilitator menjelaskan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas l Fasilitator mempraktekan cara pembebasan jalan napas serta tekhnik yang harus di perhatikan pada saat melakukannya l Fasilitator menjelaskan bagaimana memeriksa jalan napas l Fasilitator mempraktekaan cara memeriksa jalan napas l Fasilitator menjelaskan 2 tekhnik untuk membersihkan jalan napas l Fasilitator mendemontrasikan tekhnik membersihkan jalan napas l Fasilitator menjelaskan cara mengatasi sumbatan jalan napas pada berbagai penderita l Fasilitator mendemontrasikan cara mengatasi sumbatan jalan napas l Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group untuk mendemontarsikan cara penguasaan jalan napas f. Breathing l Fasilitator menjelaskan prinsip dasar bantuan pernapasan l Fasilitator menjelaskan keuntungan & kerugian dari 4 cara memberikan bantuan pernapasan

92

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

menyebutkan frekuensi pemberian napas buatan untuk masing-masing kelompok umur l Fasilitator menjelaskan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat,dan tidak bernapas l Fasilitator menjelaskan teknik pemberian bantuan pernapasan l Fasilitator mendemontrasikan 4 macam tekhnik pemberian bantuan pernapasan l Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group , masing-masing group mendemontrasikan 4 macam tekhnik pemberian bantuan pernapasan g. Circulatory Support l Fasilitator menjelaskan prinsip dasar bantuan sirkulasi l Fasilitator menjelaskan kedalam penekanan pada pijatan jantung luar untuk berbagai kelompok umur dan mendemontrasikan penekanan pada pijatan jantung luar l Fasilitator mendemontrasikan cara menentukan dan memeriksa nadi karotis l Fasilitator mendemontrasikan teknik kompresi dada pada penderita dewasa l Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group, masing-masin group mendemontrasikan bantuan sirkualsi. h. Resusitasi Jantung Paru l Fasilitator menjelaskan dan menerangkan prinsip dasar melakukan Resusitasi Jantung Paru dan mendemontrasikannya l Fasilitator menjelaskan rinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar l Fasilitator menjelaskan pelaksanaan RJP oleh 1 penolong & 2 penolong pada penderita dewasa l Fasilitator mendemontrasikan pelaksanaan RJP pada orang dewasa l Fasilitator membagi 4 group untuk mendemontrasikan pelaksanaan RJP l Fasilitator menjelaskan pelaksanaan RJP pada bayi dan anak dan mendemontrasikan RJP pada manekin bayi l Fasilitator menjelaskan dan mendemontarsikan 6 tanda RJP yang di lakukan dengan baik dan kapan menghentikan RJP dan menerangkan kesalahan dalam melakukan RJP dan akibat yang timbul l Fasilitator membagi 4 group untuk mendemontrasikan pelaksanaan RJP 3. Rangkuman a. Mintalah peserta untuk meninjau kembali materi yang sudah di bicarakan b. Mintalah peserta untuk menyimpulkan hasil diskusi 4. Evaluasi dan Latihan Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang: a. Definisi RJP b. Kapan di lakukan RJP c. Pelaksanaan ABC dalam praktek dan prinsip yang harus di mengerti d. Cara melakukan Kompresi pada dewasa,anak-anak dan bayi e. Cara pelaksanaan RJP yang baik dan benar ,kapan di hentikan pelaksanaan RJP f. Kesalahan dan akibat pada saat melakukan RJP H. Kunci Materi 1. Menjelaskan secara singkat system pernapasan dan sirkulasi a. Sistem pernapasan, fungsi : l Mengambil oksigen l Mengeluarkan CO2 l Menghangatkan dan melembabkan udara ( hidung ) Susunan saluran napas : i. Mulut/hidung ii. Saluran afas Atas

l Fasilitator

93

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

2.

3.

4.

5.

iii.Saluran afas bawah iv. Alvedus b. Sistem sirkulasi, fungsi : l angkut : O2, CO2, zat nutrisi, zat sampah. Alat l Pertahanan tubuh terhadap penyakit dan racun l Mengedarkan panas ke seluruh tubuh l Membantu membekukan darah bila terjadi luka Sistem sirkulasi, terdiri dari : i. Jantung ii. Pembuluh darah ( arteri, vena, kapiler ) iii. Darah dan komponennya ( sel darah merah, sel darah putih, keping darah, plasma ) iv. Saluran limfe Menjelaskan perbedaan pengertian mati klinis dan mati biologis Mati klinis : Tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi, bersifat reversibel, penderita punya kesempatan waktu 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tanpa terjadi kerusakan otak. Mati biologis : Biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung, dimulai dengan kematian sel otak, bersifat irreversibel. ( kecuali berada di suhu yang ekstrim dingin, pernah dilaporkan melakukan resusitasi selama 1 jam/ lebih dan berhasil ). Tanda-tanda pasti mati : a. Lebam mayat b. Kaku mayat c. Pembusukan d. Tanda lainnya : cedera mematikan. Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival a. Kecepatan dalam permintaan bantuan b. Resusitasi jantung paru ( RJP ) c. Defibrilasi d. Pertolongan hidup lanjut Menjelaskan ketiga komponen Bantuan Hidup Dasar a. A (Airway Control) : penguasan jalan napas b. B (Breathing Support) : bantuan pernapasan c. C (Circulatory Suport) : bantuan sirkulasi (pijatan jantung luar) dan menghentikanperdarahan besar. Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas l ( pada orang dewasa yang tidak ada respon ) Lidah l Benda asing ( pada bayi dan anak kecil ) a. Menyebutkan 2 macam cara membuka jalan napas Teknik angkat dagu-tekan dahi (bila tidak ada trauma kepala,leher, tulang belakang). b. Menyebutkan cara memeriksa napas Dengan cara LDR ( lihat, dengar, rasakan ) selama 10 detik. c. Menyebutkan 2 teknik untuk membersihkan jalan napas l Menempatkan posisi pemulihan l Sapuan jari d. Mengenali sumbatan jalan napas l Sumbatan parsial : penderita berupaya untuk bernapas, mungkin disertai bunyi napas tambahan seperti mengorok, kumur, dll. l Sumbatan total : penderita sulit bernapas dan akhirnya akan kehilangan kesadaran

94

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

e. Menjelaskan cara mengatasi sumbatan jalan napas pada berbagai penderita Sumbatan jalan napas total dapat diatasi dengan Perasat Heimlich (Heimlich Manuveur), yaitu : l Hentakan perut : letak kompresi pada pertengahan antara pertemuan iga kanan/kiri dengan pusar. l Hentakan dada : letak kompresi pada pertengahan tulang dada 6. Menjelaskan prinsip dasar bantuan pernapasan a. Dua (2) Teknik bantuan pernapasan : i. Tiupan dengan mulut penolong l mulut ke masker RJP l mulut ke APD l mulut ke mulut/ hidung ii. Tiupan dengan menggunakan alat bantu : kantung masker berkatup (BVM/ Bag Valve Mask) Bahaya bagi penolong dalam pemberian napas dari mulut ke mulut ; l penyebaran penyakit l kontaminasi bahan kimia l muntahan penderita b. Menyebutkan frekwensi pemberian napas buatan untk masing-masing kelompok umur penderita. l Dewasa : 10-12 x pernapasan/ menit, masing-masing 1,5-2 detik l Anak(1-8 th) : 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik l (0-1 th) : lebih dari 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik Bayi l baru lahir : 40 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik Bayi c. Menyebutkan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat dan tidak bernapas i. Tanda pernapasan adekuat : l Dada dan perut naik turun seirama dengan pernapasan l Penderita tampak nyaman l Frekuensi cukup ( 12-20x/menit ) ii. Tanda pernapasan kurang adekuat : l Gerakan dada kurang baik l Ada suara napas tambahan l Kerja oto bantu napas l Sianosis ( kulit kebiruan ) l Frekuensi napas kurang/ berlebih l Perubahan status mental iii. Tanda tidak bernapas : l Tidak ada gerakan dada/ perut l Tidak terdengar aliran udara melalui mulut/ hidung l Tidak terasa hembusan napas dari mulut/ hidung. 7. Menyebutkan prinsip dasar Bantuan Sirkulasi Bantuan sirkulasi dilakukan dengan pijatan jantung luar, kedalaman PJL : l Dewasa : 4 5 cm l dan bayi Anak : 3 4 cm l Bayi : 1,5 2,5 cm 8. Menjelaskan prinsip RJP Tindakan RJP merupakan gabungan dari ketiga komponen A, B, dan C. Sebelum melakukan RJP, penolong harus memastikan : l Tidak ada respon l Tidak ada napas l Tidak ada nadi l RJP harus keras dan datar Alas

95

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

a. Menyebutkan rasio pada RJP Baik pada Dewasa, anak, bayi semuanya menggunakan Rasio 30 : 2 ( 30 X PJL 2 x Tiupan. Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar Pijatan jantung luar bisa dilakukan karena jantung terletak diantara tulang dada dan tulang punggung. Letak titik pijatan pada PJL : i. Dewasa dan Anak : Cari pertengahan tulang dada lalu letakan tangan dibawah garis imajiner pertengahan H Dada. ii. Bayi : 1 jari dibawah garis imajiner antara kedua puting susu bayi, menggunakan 2 jari ( jari tengah dan jari manis ) b. Menjelaskan 6 tanda RJP dilakukan dengan baik i. Saat melakukan PJL, suruh seseorang menilai nadi karotis, bila ada denyut maka berarti tekanan kita cukup baik. ii. Gerakan dada naik/turun dengan baik saat memberikan bantuan napas. iii. Reaksi pupil mata mungkin kembali normal iv. Warna kulit penderita berangsu-angsur kembali membaik v. Mungkin ada reflek menelan dan bergerak vi.Nadi akan berdenyut kembali c. Menjelaskan 5 macam komplikasi yang dapat terjadi pada RJP i. Patah tulang dada/ iga ii. Bocornya paru-paru ( pneumothorak) iii. Perdarahan dalam paru-paru/ rongga dada ( hemothorak ) iv. Luka dan memar pada paru-paru v. Robekan pada hati d. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP di hentikan i. penderita pulih kembali ii. penolong kelelahan iii. diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih iv. jika ada tanda pasti mati e. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya

I.

Referensi 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 41 56. 2. Referensi lain yang mendukung.

96

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

Pokok Bahasan Perdarahan dan Syok Topik 1. Pengertian Perdarahan 2. Sumber perdarahan 3. Jenis Perdarahan 4. Perdarahan dalam 5. Perdarahan luar 6. Syok Tujuan Pembelajaran Setelah memahami topik topik, diharapkan peserta dapat : 1. 2. 3. 4. 5. Menjelaskan pengertian perdarahan Menyebutkan ketiga macam sumber perdarahan Menjelaskan 2 jenis perdarahan Menyebutkan kapan penolong harus mencurigai terjadinya perdarahan dalam Menjelaskan bagaimana melindungi diri terhadap infeksi a. Menjelaskan 3 cara bagaimana mengendalikan perdarahan luar b. Menyebutkan perawatan perdarahan Menyebutkan pengertian syok a. Menyebutkan ke lima gejala dan tanda syok b. Menyebutkan langkah-langkah penanganan syok Mendemontrasikan cara menghentiakan perdarahan luar a. Menunjukkan titik-titik tekan untuk membantu menghentikan perdarahan b. Mendemontrasikan cara perawatan perdarahan Mendemontrasikan langkah-langkah penanganan syok Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia

B.

C.

6.

7.

8. 9.

D.

Media Buku peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Kertas gambar, OHP, Alat Peraga Metode Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek, Waktu 1 x 45 menit Proses Pembelajaran 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan yang akan diberikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang diberilkan 2. Kegiatan a. Pengertian Perdarahan Fasilitator menjelaskan pengertian dari perdarahan secara umum, yang diakibatkan rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh trauma atau penyakit

E.

F.

G.

97

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

b. Sumber perdarahan l Fasilitator meminta peserta menyebutkan sumber perdarahan dalam tubuh manusia l Fasilitator merangkum pendapat peserta l Fasilitator menerangkan ketiga sumber perdarahan yang merupakan komponen utama dalam tubuh manusia c. Jenis Perdarahan l Fasilitator menjelaskan 2 jenis perdarahan l Fasilitator meminta pendapat peserta membuat contoh dari masing-masing perdarahan luar dan perdarahan dalam l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta d. Perdarahan dalam l Fasilitator memberi contoh kasus yang menyebabkan perdarahan dalam l Fasilitator menjelaskan tanda-tanda perdarahan dalam yang dapat di kenali dengan jelas l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan perdarahan dalam e. Perdarahan luar l Fasilitator menjelaskan cara melindungi diri terhadap infeksi l Fasilitator menyebutkan macam dari perdarahan luar dan membedakan masingmasing perdarahan tersebut l Fasilitator menjelaskan 3 cara mengendalikan perdarahan luar, tidak melupakan ABC dan perlindungan terhadap infeksi l Fasilitator meminta 3orang peserta mendemontrasikan cara mengendalikan perdarahan luar dengan cara tekanan langsung, elevasi atau titik tekan, masingmasing mendemontarsikan 1 cara l Fasilitator menunjukkan titik tekan ( menekan pembuluh nadi di atas daerah yang mengalami perdarahan l Fasilitator menjelaskan perawatan perdarahan f. Syok l Fasilitator menyebutkan arti definisi dari syok l Fasilitator Menjelaskan penyebab dari syok yang sering di jumpai l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 5 tanda dan gejala dari syok l Fasilitator menulis dan merangkum pendapat peserta l Fasilitator menambahkan tanda syok yang belum di sebutkan peserta l Fasilitator menjelaskan penanganan syok dan mendemontrasikannya 3. Rangkuman a. Fasilitator menarik kesimpulan tentang topik perdarahan dan syok b. Fasilitator menutup sesi 4. Evaluasi a. Apakah pengertian dari perdarahan .................................................................................................. b. Sebutkan sumber perdarahan .................................................................................................. c. Jelaskan 2 jenis perdarahan beserta contohnya masing-masing d. Bagaimana cara melindungi diri terhadap infeksi e. Bagaimana cara mengendalikan perdarahan luar f. Bagaimana cara perawatan perdarahan yang umum dilakukan g. Apakah pengertian dari syok h. Sebutkan tanda dan gejala dari syok i. Jelaskan langkah-langkah penanganan syok

98

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

H. 1.

Kunci Materi Pengertian Perdarahan Sistem peredaran darah yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan darah. Dalam tubuh manusia darah relatif selalu berada dalam pembuluh darah kecuali pada saat masuk dalam jaringan untuk melakukan pertukaran bahan makanan dan oksigen dengan zat sisa pembakaran tubuh dan karbondioksida. Jantung Bagian sebelah kiri menerima darah yang kaya dengan oksigen setelah diproses dari paru paru untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. Bagian sebelah kanan menerima darah dari tubuh dan meneruskan ke paru paru untuk kembali diperkaya dengan oksigen. Arteri/Pembuluh Nadi Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh tubuh. Darah yang keluar berwarna merah segar dan memancar Vena/Pembuluh Balik Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Darah yang keluar mengalir dan berwarna merah gelap Kapiler/Pembuluh Rambut Arteri akan terbagi bagi menjadi pembuluh yang lebih kecil sehingga dapat mencapai hingga lebih dekat dengan kulit. Darah yang keluar sangat sedikit dan kadang hanya berupa titik-titik perdarahan Denyut Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah dimana Arteri/Pembuluh Nadi berada dekat dengan kulit. Lokasi pengecekan denyut yang paling mudah: 1. Radial Berada di pergelangan tangan 2. Carotid Berada di leher 3. Femoral Berada di lipatan paha Setiap kali jantung berdetak, anda dapat merasakan denyutnya pada sistem arteri. Darah Komposisi Terdiri atas sel darah putih, sel darah merah, dan plasma darah. Sumber Perdarahan Perdarahan terjadi apabila darah keluar dari pembuluh darah oleh berbagai sebab seperti cedera atau penyakit. Berdasarkan sumber perdarahan: a. Perdarahan nadi b. Perdarahan pembuluh balik c. Perdarahan pembuluh rambut Jenis Perdarahan Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: Perdarahan luar (terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh dan terlihat ada di luar tubuh. Perdarahan dalam (tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah tidak bisa mengalir langsung keluar tubuh. Perdarahan yang harus segera ditangani adalah perdarahan yang dapat mengancam nyawa.

2.

3.

99

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

4.

Perdarahan luar Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak. Perawatan Pra Rumah Sakit untuk Perdarahan luar a. Tekanan Langsung b. Elevasi c. Titik Tekan d. Immobilisasi Menggunakan Torniket Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara lain utnuk menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan. Perdarahan dalam Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam. Gejala dan Tanda Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sbb.: a. Batuk darah berwarna merah muda b. Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi) c. Terdapat memar d. Bagian Abdomen terasa lunak Perawatan Pra Rumah sakit untuk Perdarahan dalam Ingatlah untuk menggunakan standard universal, amankan lokasi kejadian dan hubungi tenaga terlatih. a. Jaga jalan napas tetap terbuka dan berikan oksigen sesuai peraturan b. Pertahankan panas tubuh penderita, tapi jangan sampai kepanasan c. Atasi Syok d. Pindahkan penderita secepatnya Laporkan kemungkinan adanya perdarahan dalam kepada tenaga terlatih segera setelah mereka tiba di lokasi. Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya penularan penyakit. Banyak kuman penyakit bertahan hidup di dalam darah manusia, sehingga bila darah korban ini bisa masuk kedalam tubuh penolong maka ada kemungkinan penolong dapat tertular penyakit. Perdarahan dalam harus dicurigai pada beberapa keadaan seperti : 1. Riwayat benturan benda tumpul yang kuat 2. Memar 3. Batuk darah 4. Muntah darah 5. Buang air besar atau air kecil berdarah 6. Luka tusuk 7. Patah tulang tertutup 8. Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut Perawatan Perdarahan 1. Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan : a. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban. b. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan c. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat d. Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh korban.

5.

100

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

2. Pada perdarahan besar: a. Jangan buang waktu mencari penutup luka b. Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau dengan bahan lain. c. Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung (hanya pada alat gerak), bila masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada titik-titik tekan. d. Pertahankan dan tekan cukup kuat. e. Pasang pembalutan penekan 3. Pada perdarahan ringan atau terkendali : a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka b. Tekan sampai perdarahan terkendali c. Pertahankan penutup luka dan balut d. Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama 4. Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam a. Baringkan dan istirahatkan penderita b. Buka jalan napas dan pertahankan c. Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi d. Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan menjadi syok e. Jangan beri makan dan minum f. Rawatlah cedera berat lainnya bila ada g. Rujuk ke fasilitas kesehatan Penanganan perdarahan berarti mengendalikan perdarahan, bukan berarti menghentikan perdarahan sama sekali. 6. Syok Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama otak, jantung dan paru-paru). Penyebab l Kegagalan jantung memompa darah l Kehilangan darah dalam jumlah besar l Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik l Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare. Gejala dan tanda syok l Nadi cepat dan lemah l Napas cepat dan dangkal l Kulit pucat, dingin dan lembab l Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga l Haus l Mual dan muntah

I.

REFERENSI 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 57 64. 2. Referensi lain yang mendukung

101

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

102

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

Pokok Bahasan Cedera Jaringan Lunak Topik 1. Pengertian jaringan lunak 2. Klarifikasi luka 3. Luka terbuka 4. Luka tertutup 5. Penutup & Pembalut luka 6. Perawatan luka terbuka 7. Perawatan luka tertutup 8. Perawatan luka dengan benda asing menancap 9. Pedoman umum penutup luka & pembalutan 10. Penggunaan pembalut 11. Pembalutan penekanan 12. Perawatan berbagai luka Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajarai topik topik ini diharapkan peserta dapat : Menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak Menyebutkan 2 klasifikasi luka Menyebutkan 6 macam luka terbuka Menyebutkan 3 macam luka tertutup Menjelaskan apa yang dimaksud dengan penutup luka a. Menjelaskan bagaimana penggunaan penutup luka b. Menyebutkan 4 fungsi penutup luka c. Menyebutkan ketiga fungsi pembalut d. Menguasai pedoman penutupan dan pembalutan luka e. Menjelaskan pemakaian pembalutan penekanan 6. Menyebutkan langkah-langkah perawatan luka terbuka 7. Menyebutkan langkah-langkah perawatan lukatertutup 8. Menyebutkan perawatan luka dengan benda asing menancap 9. Mendemontrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan 10. Mendemontrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada berbagai bagian tubuh dan pada berbagai posisi tubuh 11. Mendemontrasikan pembalut penekanan 12. Mendemontrasikan Perawatan luka terbuka a. Mendemontarsikan perawatan luka tertutup 1. 2. 3. 4. 5.

B.

B.

C.

Media Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Paper, OHP, Alat Peraga Metode Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek Waktu 1 x 45 menit 3 x 45 menit

D.

E.

Teori Praktek

103

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

F.

PROSES PEMBELAJARAN 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menguraikan deskripsi umum dari cedera jaringan lunak b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang diberikan 2. Kegiatan a. Pengertian jaringan lunak l Fasilitator menjelaskan pengertian jaringan lunak l Fasilitator mengenalkan istilah yang lazim di pakai dalam cedera jaringan lunak l Fasilitator menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak b. Klarifikasi luka l Fasilitator menjelaskan 2 klasifikasi luka, dan menerangkan masing-masing luka tersebut l Fasilitator meminta peserta membedakan klasifikasi luka terbuka dan tertutup l Fasilitator merangkum pendapat peserta c. Luka terbuka l Fasilitator menjelaskan 6 macam luka terbuka l Fasilitator menjelaskan criteria dari masing-masing luka terbuka, beserta contoh kasus l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka terbuka d. Luka tertutup l Fasilitator menjelaskan 3 macam luka tertutup l Fasilitator menjelaskan criteria dari masing-masing luka tertutup l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka tertutup e. Penutup & Pembalut luka l Fasilitator menerangkan pengertian dari penutup luka, criteria bahan yang di pergunakan untuk menutup luka l Fasilitator menjelaskan bagaimana cara penggunaan penutup luka dan memberikan contoh l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 4 fungsi penutup luka l Fasilitator menulis dan merangkum serta menambahkan fungsi yang belum di sebutkan peserta l Fasilitator mendefinisikan arti pembalut, dan menerangkan 3 fungsi pembalut, serta memberikan contoh beberapa jenis pembalut l Fasilitator menjelaskan langkah langkah penting dalam pemakaian pembalutan penekanan dan mendemontrasikan langkah-langkah tersebut l Fasilitator mendemontrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan l Fasilitator membagi group, masing-masing group terdiri dari 2-3 orang untuk mendemontrasikan pedoman penutupan luka dan pembalutan. Fasilitator berkeliling melihat apakah peserta sudah benar melakuakn hal tersebut l Fasilitator mendemontrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada berbagai bagian tubuh dan pada berbagi posisi tubuh f. Perawatan luka terbuka l Fasilitator menjelaskan langkah-langkah yang harus di ketahui dalam merawat luka yang terbuka l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka terbuka l Fasilitator memberikan 1 kasus luka terbuka dan meminta 2 orang peserta, 1 orang sebagai korban dan lainnya sebagai penolong untuk mendemontrasikan cara perawatan luka tertutup berdasarkan langkah-langkah yang harus diketahui

104

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

g. Peralatan luka tertutup l Fasilitator menjelaskan langkah-langkah yang harus di ketahui dalam perwatan luka yang tertutup l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka tertutup l Fasilitator memberikan 1 kasus luka tertutup dan meminta 2 orang peserta, 1 orang sebagai korban dan lainnya sebagai penolong untuk mendemontrasikan cara perawatan luka tertutup berdasarkan langkah-langkah yang harus diketahui h. Perawatan berbagai luka l Fasilitator mendemontrasikan perawatanluka spesifik misalnya Perawatan luka tusuk,perawatan luka dengan benda asing yang menancap akibat tertinggalnya pisau, pecahan gelas, potongan kayu yang menembus masuk dalam tubuh penderita l Fasilitator mengingatkan peserta untuk tidak mencabut benda yang menancap tersebut kecuali pada pipi 3. Rangkuman a. Fasilitator bersama peserta membuat kesimpulan tentang materi yang yang sudah diberikan b. Fasilitator menutup sesi 4. Latihan dan Evaluasi Fasilitator menanyakan : a. Sebutkan macam-macam jaringan lunak yang ada dalam tubuh manusia b. Sebutkan klasifikasi dari luka dan sebutkan contoh dari masing masing c. Jelaskan apa yang di maksud dengan penutup luka d. Sebutkan fungsi dari penutup luka secara umum e. Apakah deskripsi dari pembalut dan sebutkan 4 fungsi dari pembalut serta contoh jenisjenis pembalut f. Bagaimana cara melakukan pemakaian pembalut penekanan g. Jelaskan langkah-langkah dari perawatan luka terbuka h. Jelaskan langkah-langkah dari perawtan luka tertutup H. Kunci Materi 1. Pengertian Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah luka. Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan serta berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi. 2. Klasifikasi Luka Luka secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu : a. Luka terbuka Cedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit. b. Luka tertutup Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya jaringan di bawah kulit. Pembagian ini tidak menjadi penentu berat ringannya suatu cedera. 3. Luka Terbuka Luka terbuka dapat ditemukan dalam berbagai bentuk diantaranya : a. Luka lecet Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata b. Luka robek Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat tumbukan dengan benda yang relatif tumpul. Merupakan luka yang paling banyak ditemukan.

105

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

c. Luka sayat Diakibatkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh manusia. Bentuk lukanya biasanya rapi. Sering merupakan kasus kriminal d. Luka tusuk Terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam tubuh, biasanya kedalaman luka jauh dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat dalam tubuh mungkin terkena. e. Luka avulsi Luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada bagian yang menempel. f. Luka amputasi Bagian tubuh tertentu putus. 4. Luka Tertutup Luka tertutup yang sering ditemukan adalah : a. Luka memar Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah permukaan tubuh, darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di bawah hulit sehingga bisa terlihat dari luar berupa warna merah kebiruan b. Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan) Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan. c. Luka remuk Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang menajadi patah di beberapa tempat. 5. Penutup dan Pembalut Luka Penutup luka 1. Membantu mengendalikan perdarahan 2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut 3. Mempercepat penyembuhan 4. Menguangi nyeri Pembalut Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan pembalut dibuat dari bermacam materi kain. Fungsi pembalut 1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan. 2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya. 3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera. Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan. Beberapa jenis pembalut l Pembalut pita/gulung. l Pembalut segitiga (mitela). l Pembalut penekan. Penutupan luka l Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka. l Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut. l Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi Pembalutan l Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekanan untuk menghentikan perdarahan. l Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.

106

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

l Jangan l Bila

biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan

korban membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk menambah luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah terjadinya kerusakan jaringan. l Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita terlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan harus diperbaiki. l Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu mendekati tubuh. l Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus. Penggunaan penutup luka penekan Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan tekanan langsung pada kasus perdarahan. Langkah-langkahnya : 1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung atas luka dan tekan. 2. Beri bantalan penutup luka. 3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka. 4. Balut. 5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal). 6. Perawatan luka Terbuka 1. Pastikan daerah luka terlihat 2. Bersihkan daerah sekitar luka 3. Kontrol perdarahan bila ada 4. Cegah kontaminasi lanjut 5. Beri penutup luka dan balut 6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah 7. Tenangkan penderita 8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi 9. Rujuk ke fasilitas kesehatan 7. Perawatan Luka Tertutup Lakukan perawatan seperti halnya terjadi perdarahan dalam Khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut : l Berikan kompres dingin (misalnya kantung es) l Balut tekan l Istirahatkan anggota gerak tersebut l Tinggikan anggota gerak tersebut Bila ada kecurigaan perdarahan besar maka sebaiknya pederita dirawat seperti syok. 8. Perawatan luka dengan benda asing menancap

I.

REFERENSI 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 65 74. 2. Referensi lain yang mendukung

107

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

108

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

Pokok Bahasan Cedera Sistem Otot Rangka Sub Pokok Bahasan 1. Cedera otot rangka 2. Gejala dan tanda patah tulang 3. Pembagian Patah tulang 4. Pembidaian 5. Pertolongan cedera otot rangka 6. Pemeriksaan patah tulang 7. Pertolongan umum patah tulang Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajarai topik topik ini diharapkan peserta dapat : 1. a. b. 2. 3. 4. a. b. 5. 6. 7. Menjelaskan apa yang termasuk cedera otot rangka Menyebutkan pengertian patah tulang Menyebutkan mekanisme penyebab patah tulang Menyebutkan sekurangnya 4 macam gejala dan tanda patah tulang Menjelaskan 2 macam jenis patah tulang dan mengapa diadakan perbedaan tersebut Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pembidaian Menyebutkan berbagai macam bidai termasuk keuntungan dan kerugian masing masing Menyebutkan 5 macam tujuan pembidaian Menyebutkan cara pertolongan cedera otot rangka Mendemontrasikan pemeriksaan patah tulang Mendemontrasikan pertolongan umum patah tulang pada tulang lengan bawah dan tungkai bawah

B.

C.

D.

Media Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, OHP Metode Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, demonstrasi Waktu 1 x 45 menit 2 x 45 menit

E.

F.

Teori Praktek

G.

Proses Pembelajaran 1. Pengantar a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menguraikan pokok bahasan yang akan di berikan b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang akan diberikan 2. Kegiatan a. Cedera otot rangka l Fasilitator menjelaskan Sistem otot rangka dalam tubuh manusia dan fungsi system otot rangka l Fasilitator menjelaskan apa saja yang termasuk cedera otot rangka l Fasilitator meminta peserta menyebutkan pengertian patah tulang l Fasilitator merangkum pendapat peserta

109

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

l Fasilitator menjelaskan mekanisme terjadinya patah tulang

b. Gejala dan tanda patah tulang l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 4 gejala dan tanda dari patah tulang l Fasilitator menulis dan merangkum pendapat peserta, Fasilitator menambahkan gejaldan tanda yang belum di sebutkan oleh peserta c. Pembagian patah tulang l Fasilitator menjelaskan 2 jenis patah tulang dan kriteria yang terjadi d. Pembidaian l Fasilitator menjelaskan arti dari pembidaian l Fasilitator meminta pendapat peserta untuk menyebutkan 5 tujuan pembidaian dan meminta peserta memberikan contoh 5 jenis pembidaian yang sering di gunakan l Fasilitator merangkum pendapat peserta l Fasilitator menjelaskan 4 pedoman umum dalam penggunaan pembidaian , walau memggunakan bidai dalam keadaan darurat, Peserta di minta umtuk menyebutkan keuntungan & kerugian dari macam-macam pembidaian e. Pertolongan cedera otot rangka l Fasilitator menjelaskan cara pertolongan cedera otot rangka l Fasilitator mendemontrasikan cara pertolongan ceder otot rangka l Fasilitator membagi group, masing-masing terdiri 2-3 orang untuk mendemontrasikan pertolongan cedera otot rangka f. Pemeriksaan patah tulang l Fasilitator mendemontrasikan cara pemeriksaan patah tulang l Fasilitator membagi group , masing-masing terdiri dari 3-4 orang untuk mendemontrasikan cara pemeriksaan patah tulang, dengan memberikan 1 kasus ( patah tulang lengan atas, paatah tulang lengan bawah, cedera jari dan tangan, patah tulang panggul dll) l Fasilitator berkeliling melihat hasil kerja masing-masing group g. Pertolongan umum patah tulang l Fasilitator mendemontrasikan pertolongan daripatah tulang lengan bawah dan tungkai bawah, dengan meminta 1 orang peserta menjadi model l Fasilitator membagi group, masing-masing group memndemontrasikan cara pertolongan patah tulang lengan bawah dan tungkai bawah, dengan salah satu anggaota group sebagai model 3. Rangkuman a. Fasilitator memberikan kesimpulan tentang system otot rangka dan menerangkan kasus-kasus yang sering di jumpai b. Fasilitator berterima kasih dan menutup sesi 4. Evaluasi Fasilitator menanyakan ; a. Sebutkan yang termasuk system otot rangka dan fungsi nya b. Jelaskan apa yang termasuk cedera otot rangka c. Apakah pengertiandari patah tulang serta sebutkan gejala dan tanda dari patah tulang d. Sebutkan 2 macam jenis patah tulang e. Apakah yang di maksud dengan pembidaian , dan sebutkan 5 jenis bidai yang umum di pakai f. Jelaskan tujuan utama pembidaian g. Jelaskan 4 pedoman umum pembidaian h. Bagaimana cara pemeriksaan patah tulang i. Bagaimana cara pertolongan umum patah tulang lengan bawah dan tungkai bawah j. Bagaimana cara pertolongan cedera otot rangka

110

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

H.

Kunci Materi 1. Cedera Otot Rangka Alat gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya. Patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau sebagian saja. Penyebab Pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah. Cedera dapat terjadi sebagai akibat a. Gaya langsung. Tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah. b. Gaya tidak langsung. Gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain iilah yang patah. Bagian yang menerima benturan langsung tidak mengalami cedera berarti c. Gaya puntir. Selain gaya langsung, juga tulang dapat menerima puntiran atau terputar sampai patah. Ini sering terjadi pada lengan. 2. Gejala dan tanda patah tulang Beberapa gejala dan tanda yang mungkin dijumpai pada patah tulang : a. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. b. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan. c. Bengkak, disertai memar / perubahan warna di daerah yang cedera. d. Terdengar suara berderak pada daerah yang patah. e. Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka. 3. Pembagian Patah Tulang Berdasarkan kedaruratannya patah tulang dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Patah tulang terbuka 2. Patah tulang tertutup Perbedaannya adalah jika ada luka maka kuman akan dengan mudah sampai ke tulang, sehingga dapat terjadi infeksi tulang. Patah tulang terbuka termasuk kedaruratan segera. 4. Pembidaian Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Pembidaian adalah tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah. Tujuan pembidaian a. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah. b. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah. c. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah. d. Mengurangi rasa nyeri. e. Mempercepat penyembuhan Beberapa macam jenis bidai : a. Bidai keras Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum. b. Bidai traksi Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha. Contoh : bidai traksi tulang paha

111

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

c. Bidai improvisasi Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong. Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain. d. Gendongan/Belat dan bebat Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera. Contoh : gendongan lengan. Pedoman umum pembidaian Membidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, tetap mengikuti pedoman umum. 5. Pertolongan cedera alat gerak a. Lakukan penilaian dini. l Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa. l Jangan terpancing oleh cedera yang terlihat berat. b. Lakukan pemeriksaan fisik. c. Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah cedera, jangan sampai menambah rasa sakit penderita. d. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera. e. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada. f. Siapkan semua peralatan dan bahan untuk membidai. g. Lakukan pembidaian.

I.

REFERENSI 1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan kedua, hal 75 84. 2. Referensi lain yang mendukung

112

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

Pokok Bahasan : LUKA BAKAR Sub Pokok Bahasan : 1. Penyebab luka bakar 2. Penggolongan luka bakar 3. Luas luka bakar 4. Derajad berat luka bakar 5. Penyulit Luka bakar 6. Penanganan luka bakar Tujuan Pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menyebutkan 4 penyebab luka bakar Menyebutkan 3 macam penggolongan luka bakar Menhitung luas permukaan tubuh yang mengalami luka bakar Menyebutkan 3 macam derajad berat luka bakar Menyebutkan beberapa factor penyulit pada kasus luka bakar Menyebutkan langkah-langkah penanganan luka bakar

B.

C.

D.

Media : Buku Peserta, Flipchart, Spidol, Gambar-gambar luka bakar, OHP/LCD Proyektor Waktu 1 x 45 Menit Metode Ceramah informatif, Diskusi/Tanya Jawab, Brainstroming, Simulasi/Peragaan Proses Pembelajaran 1. Pengantar l Fasilitator memperkenalkan diri l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan brainstroming 2. Kegiatan Belajar a. Penyebab Luka Bakar l Fasilitator menjelaskan deskripsi dari luka bakar l Fasilitator menerangkan 4 penyebab luka bakar secara umum l Fasilitator melemparkan umpan balik tentang penyebab luka bakar b. Penggolongan Luka Bakar l Fasilitator menjelaskan penggolongan luka bakar berdasarkan lapisan kulit yang mengalami cedera luka bakar l Fasilitator memperlihatkan gambar dari masing masing golongan luka bakar l Fasilitator melemparkan umpan balik tentang penggolongan dari luka bakar c. Luas luka bakar l Fasilitator menjelaskan pedoman untuk memperkirakan luas daerah yang terbakar ( Hukum Sembilan )

E.

F.

G.

113

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

l Fasilitator menunjukan gambar Hukum Sembilan pada orang dewasa dan anak anak l Fasilitator memberikan kasus untuk menghitung luas permukaan tubuh l Derajad berat luka bakar l Fasilitator menjelaskan 3 macam derajad luka bakar dan lokasi nya l Fasilitator memberikan contoh kasus untuk menentukan derajad berat luka bakar e. Penyulit luka bakar l Fasilitator menerangkan faktor penyulit pada kasus luka bakar l Penanganan luka bakar l Fasilitator menjelaskan dan mempraktekan langkah-langkah penanganan luka bakar ( lukabakar secara umum) l Fasilitator membagi group , masing masing peserta menjelaskan dan mempraktekan penanganan luka bakar f. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus luka bakar dan cara penanganan luka bakar g. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi h. Fasilitator menutup sesi

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l deskripsi dari luka bakar? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan 4 penyebab luka bakar yang sering dijumpai? ........................................................................................... ........................................................................................... Bagaimana cara menghitung luas permukaan tubuh yang mengalami luka bakar? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan 3 macam derajat berat luka bakar ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan faktor-faktor penyulit kasus luka bakar ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan langkah-langkah penanganan luka bakar ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Kunci Materi Apa saja penyebab luka bakar


l Panas l Kimia l Listrik l Radiasi

Penggolongan Luka Bakar :


l Luka Bakar derajat satu l Luka Bakar derajat dua (sedikit lebih dalam) l Luka bakar derajat tiga

114

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Bagaimana cara menghitung luas luka bakar?


l Rumus sembilan : membagi daerah tubuh dengan prosesntase 9 per daerah tubuh l Rumus

Telapak Tangan : telapak tangan korban dianggap memiliki luas 1 % luas permukaan

tubuh.

HUKUM SEMBILAN

Derajat berat luka bakar : l Luka Bakar Ringan l Luka Bakar Sedang l Luka Bakar Berat Apa yang menjadi faktor penyulit luka bakar? l Usia kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun (dianggap lebih berat dari perhitungannya) l Adanya penyakit penyerta Langkah-langkah penanganan luka bakar : l Kemananan keadaan l Keamanan penolong dan orang lain 1. Hentikan proses luka bakarnya, alirkan air dingin pada bagian yang terkena. Bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus sekurang-kurangnya selama 20 menit 2. Buka pakaian dan perhiasan 3. Lakukan penilaian dini 4. Berikan pernafasan buatan bila perlu 5. Tentukan derajat berat dan luas luka bakar 6. Tutup luka bakar dengan penutup luka dan pembalut longar I. Referensi :
l Buku Pedoman Pertolongan Pertama, Terbitan PMI Pusat Tahun 2004 l Referensi lain yang relevan

115

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

116

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

POKOK BAHASAN : PEMINDAHAN PENDERITA SUB POKOK BAHASAN : 1. Mekanika tubuh 2. Saat pemindahan penderita 3. Pemindahan darurat 4. Pemindahan biasa 5. Posisi Penderita 6. Peralatan pemindahan penderita TUJUAN PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Menyebutkan prinsip-prinsip mekanika tubuh Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat memindahkan penderita Mengerti kapan penderita harus dipindahkan Menjelaskan kapan perlu di lakukan tindakan pemindahan darurat Menjelaskan kapan dilakukan pemindahan biasa Menyebutkan berbagai posisi penderita sesuai dengan kasus yang di hadapi menjelaskan beberapa peralatan pemindahan penderita Menjelaskan penggunaan tandu

B.

C.

D.

MEDIA : Buku Peserta, Flipchart, Spidol, Tandu (beberapa jenis) WAKTU 3 x 45 Menit METODE Ceramah informatif, Diskusi/Tanya Jawab, Brainstroming, Simulasi/Peragaan, Praktek PROSES PEMBELAJARAN 1. Pengantar l Fasilitator memperkenalkan diri l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan brainstroming 2. Kegiatan Belajar a. Mekanika Tubuh l Fasilitator menjelaskan arti dari mekanika tubuh dan tujuan utama dari mekanika tubuh dalam pertolongan pertama l Fasilitator menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam mekanika tubuh ( pemindahan penderita) l Fasilitator menerangkan hal- hal yang harus di perhatikan pada saat mengangkat atau memindahkan penderita l Fasilitator memberikan umpan balik mengenai mekanika tubuh

E.

F.

G.

117

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

b. Saat Pemindahan Penderita l Fasilitator menjelaskan kapan penderita harus dipindahkan , tidak ada definisi yang pasti kapan penderita harus dipindahkan. Terutama harus diingat bila ada bahaya berikan pertolongan dulu baru di pindahkan c. Pemindahan Darurat l Fasilitator menjelaskan contoh keadaan yang memerlukan pemindahan darurat l Fasilitator memberikan contoh cara pemindahan darurat dan mendemontrasikan dengan di Bantu oleh 1 orang peserta sebagai model d. Pemindahan Biasa l Fasilitator menjelaskan syarat pemindahan biasa , dengan melihat situasi/ keadaan yang tidak membahayakan penolong atau penderita , maka penderita bisa langsung dipindahkan l Fasilitator mendemontrasikan pemindahan biasa dan tandu, dengan di Bantu oleh 4 orang peserta 1 orang sebagai korban , 3 orang sebagi penolong l Fasilitator membagi 2 group,masing-masing group mendemontrasikan pemindahan biasa dan pemindahan dengan tandu l Fasilitator mengamati apa yang di lakukan masing-masing group e. Posisi Penderita l Fasilitator menyebutkan berbagai posisi penderita sesuai dengan kasus yang di hadapi f. Peralatan Pemindahan Penderita l Fasilitator menjelaskan macam-macam tandu yang sering di gunakan l Fasilitator menjelaskan penggunaan tandu g. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus luka bakar dan cara penanganan luka bakar h. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi i. Fasilitator menutup sesi

118

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

H.

Kunci Materi Apa yang dimaksud dengan Mekanika Tubuh Penggunaan tubuh dengan baik untuk menfasilitasi pengangkatan dan pemindahan korban untuk mencegah cedera pada penolong. Apa saja yang harus diperhatikan dalam mengangkat atau memindahkan korban
l Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat l Gunakan tungkai jangan pinggung l Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh l Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang l dapat dikurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban Bila l Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap

Kunci utama dalam mengangkat atau memindahkan korban adalah menjaga kelurusan tulang belakang. Upayakan kerja kelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi. Kapan harus memindahkan korban? l Sangat tergantung dari keadaan l Secara umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban. Apa saja macam pemindahan penderita?
l Pemindahan Darurat (hanya dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap korban)

Contoh kasus : a. Kebakaran atau bahaya kebakaran b. Ledakan atau bahaya ledakan c. Kerumunan massa yanf resah d. Material berbahaya e. Tumpahan minyak f. Cuaca ekstrim g. Memperoleh akses menuju korban lainnya h. Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban Beberapa cara pemindahan darurat : a. Tarikan baju b. Tarikan selimut atau kain c. Tarikan bahu/lengan d. Menggendong e. Memapah f. Membopong g. Angkatan pemadam l Pemindahan Biasa, dilakukan bila tidak ada bahaya langsung terhadap korban. Korban hanya dipindahkan bila semuanya telah siap dan korban telah siap Contoh : 1. Angkatan langsung 2. Angkatan ekstremetas (alat gerak) Bagaimana posisi terbaik melakukan pemindahan penderita? TERGANTUNG KEADAANNYA Misal : l Korban dengan syok tungkai ditinggikan l Korban dengan gangguan pernafasan biasanya posisi setengah duduk l Korban dengan nyeri perut biasanya posisi meringkuk seperti bayi l Posisi Pemulihan korban yang tidak sadar atau muntah

119

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Apa saja contoh peralatan evakuasi?


l Tandu beroda l Tandu Lipat l Tandu Skop/tandu ortopedi/tandu trauma l type extrication device (KED) Vest

120

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

POKOK BAHASAN : KEDARURATAN MEDIS SUB POKOK BAHASAN : 1. Gejala dan tanda kedaruratan medik 2. Ayan 3. Pingsan 4. Paparan panas 5. Paparan dingin TUJUAN PEMBELAJARAN MEDIA Flipchart, spidol, OHP/LCD Projector, Kantung Es + Es, Selimut WAKTU 1 x 45 menit METODE Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming, Simulasi/peragaan PROSES PEMBELAJARAN 1. Pengantar l Fasilitator memperkenalkan diri l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan brainstroming 2. Kegiatan a. Gejala dan Tanda Kedaruratan Medik l Fasilitator menerangkan deskripsi kedaruratan medis l Fasilitator menggali dari peserta/pengalaman peserta tentang kasus kedaruratan medis yang sering mereka jumpai l Fasilitator menjelaskan gejala dan tanda kedaruratan medis yang sering dijumpai b. Pingsan l Fasilitator menerangkan deskripsi dari Pingsan l Fasilitator melakukan diskusi/ brainstroming dengan peserta dan menjelaskan tentang tanda dan gejala dari pingsan l Fasilitator melakukan branstroming tentang penatalaksanaan dari pingsan l Fasilitator melakukan klarifikasi pada penatalaksanaan dari pingsan c. Paparan Panas l Fasilitator menjelaskan mekanisme yang terjadi pada tubuh bila terpapar panas l Fasilitator menggali dari peserta tentang gangguan tubuh akibat panas yang mereka ketahui l Fasilitator melakukan klarifikasi/penjelasan 3 macam gangguan tubuh akibat panas l Kejang Panas l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus kejang panas l Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus kejang panas (menyanyakan kepada peserta apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan kasus kejang panas) l Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda kejang panas l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan kejang panas.

B.

C. D.

E.

F.

G.

121

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan penatalaksanaan kejang panas. l Kelelahan Panas l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus kejang panas l Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus kejang panas (menyanyakan kepada peserta apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan kasus kejang panas) l Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda kejang panas l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan kejang panas. l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan penatalaksanaan kejang panas. l Sengatan Panas l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus sengatan panas l Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus sengatan panas (menyanyakan kepada peserta apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan kasus sengatan panas) l Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda sengatan panas l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan sengatan panas. l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan penatalaksanaan sengatan panas. d. Paparan Dingin l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus paparan dingin l Fasilitator mendiskusikan tanda dan gejala kasus paparan dingin l Fasllitator menjelaskan penatalaksanaan paparan dingin l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan penatalaksanaan paparan dingin e. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus luka bakar dan cara penanganan luka baker f. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi g. Fasilitator menutup sesi

l Fasilitator

122

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Latihan dan Evaluasi


Apakah l yang di maksud dengan Kedaruratan medik ? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan tanda dan gejala kedaruratan medis secara umum? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan tanda dan gejala pingsan? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan penatalaksanaan pingsan? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan kejang panas ? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan kelelahan panas ? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan sengatan panas ? ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Kunci Materi Apa yang dimaksud dengan Kedaruratan Medis Semua yang dialami korban yang yang tidak tergolong dalam kecelakaan/ non trauma. Apa gejala dan tanda kedaruratan medis Sangat beragam, khas maupun tidak khas. Beberapa hal yang dapat diamati pada penderita yang mengarah pada kedaruratan medis adalah : Gejala : l Demam l Nyeri l Mual, muntah l Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali l Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat l Sesak atau merasa sukar bernafas l Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut Tanda : l Perubahan status mental (tidak sadar, bingung) l Perubahan irama jantung ; nadi cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat. l Perubahan pernafasan : irama dan kualitas warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan terlalu merah)

123

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

keadaan kulit : suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering, termasuk perubahan warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan, terlalu merah). l Manik mata : sangat lebar atau sangat kecil l khas dari mulut atau kelumpuhan Bau l Gangguan saluran cerna : mual, muntah atau diare l Tanda-tanda lainnnya yang seharusnya tidak ada. Gangguan medis apa saja yang umum ditemukan ? 1. PINGSAN Gejala dan tanda l Perasaan limbung l Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging l Lemas, keluar keringat dingin. l Menguap l Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit l Denyut nadi lambat Penatalaksanaan : l Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan l Longgarkan pakaian l Usahakan penderita menghirup udara segar l Periksa cedera lainnya l selimut, agar badannya hangat Beri l pulih, agar badannya istirahatkan beberapa menit Bila l tidak cepat pulih, maka : Bila l Periksa nafas dan nadi l Posisikan stabil l Bawa ke RS/dokter/puskesmas 2. PAPARAN PANAS a. Kejang (Kram) Panas Terjadi akibat kehilangan garam tubuh yang berlebihan melalui keringat Gejala dan Tanda : l Kejang pada otot, yang disertai nyeri, biasanya pada otot tungkai dan perut. l Kelelahan l Mual l Mungkin pingsan Penatalaksanaan : l Baringkan penderita di tempat teduh l minum pada penderita, bila perlu campur sedikit garam (jangan membuang Beri waktu untuk mencari garam) l Rujuk ke fasilitas kesehatan b. Kelelahan Panas Terjadi akibat kondisi yang tidak fit saat melakukan aktivitas di lingkungan yang suhu udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggu aliran darah. Gejala dan tanda : l Pernafasan cepat dan dangkal l lemah Nadi l teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat Kulit l Pucat, keringat berlebihan l Lemah l Pusing, kadang penurunan respons l kering dan haus Lidah

l Perubahan

124

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Penatalaksanaan : l Baringkan penderita ditempat yang teduh l Kendorkan pakaian yang mengikat l Tinggikan tungkai penderita sekitar 20 30 cm l Berikan oksigen bila ada l minum bila penderita sadar. Beri c. Sengatan Panas Gejala dan Tanda : l Pernafasan cepat dan dalam l cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah Nadi l teraba kering, panas kadang kemerahan Kulit l Manik mata melebar l Kehilangan kesadaran l Kejang umum atau gemetar pada otot Penatalaksanaan : l Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin l Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut, dan sekitar mata kaki serta di samping leher l memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan Bila tambahkan es kedalamnya l Rujuk ke fasilitas kesehatan d. Paparan Dingin (Hipotermia) Gejala dan Tanda : Hipotermia Sedang : l Menggigil l Terasa melayang l Pernafasan cepat, nadi lambat. l Gangguan penglihatan l Reaksi mata lambat l Gemetar Hipotermia Berat : l Pernafasan sangat lambat l Denyut nadi sangat lambat l ada respon Tidak l Manik mata melebar dan tidak bereaksi l gerak kaku Alat l menggigil Tidak Penanganan hipotermia : Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman l Penilaian dini dan pemeriksaan penderita l Pindahkan penderita dari lingkungan dingin l jalan napas dan berikan oksigen bila ada Jaga l Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering. l penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan Bila l Pantau tanda vital secara berkala. l Rujuk ke fasilitas kesehatan.

125

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

126

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

POKOK BAHASAN : KERACUNAN SUB POKOK BAHASAN 1. Pengertian racun 2. Cara masuk racun dalam tubuh manusia 3. Gejala dan tanda keracunan secara umum 4. Penatalaksanaan keracunan secara umum 5. Gigitan ular TUJUAN PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menjelaskan pengertian tentang racun Menjelaskan cara terjadinya keracunan pada manusia Menjelaskan cara masuknya racun dalam tubuh manusia Menyebutkan gejala dan tanda keracunan secara umum Menjelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum Menyebutkan pertolongan pada gigitan ular

B.

C.

D.

MEDIA Flipchart, spidol, OHP/LCD Projector, Pembalut luka + PP Kit WAKTU 1 x 45 menit METODE Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming, Simulasi/peragaan PROSES PEMBELAJARAN 1. Pengantar l Fasilitator memperkenalkan diri l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan brainstroming 2. Kegiatan Belajar a. Pengertian racun l Fasilitator menjelaskan pengertian racun l Fasilitator meminta peserta menyebutkan zat yang berupa racun dan mendiskusikannya. b. Cara masuk racun dalam tubuh manusia l Fasilitator menjelaskan cara terjadinya keracunan pada tubuh manusia dan meminta peserta memberikan contoh untuk masing-masing l Fasilitator mendiskusikan dengan peserta cara/jalur masuknya racun dalam tubuh manusia l Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi . c. Gejala dan tanda keracunan secara umum l Fasilitator meminta peserta menyebutkan tanda- dan gejala keracunan dalam tubuh manusia

E.

F.

G.

127

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

menuliskan jawaban-jawaban peserta di papan tulis dan membahasnya satu persatu l Fasilitator memberikan umpan balik kepada peserta tentang gejala dan tanda keracunan secara umum. l Fasilitator melakukan klarifikasi materi gejala dan tanda keracunan d. Penatalaksanaan keracunan secara umum l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum e. Gigitan ular l Fasilitator meminta peserta menyebutkan tanda dan gejala gigitan ular l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta dan membahasnya satu persatu l Fasilitator menjelaskan tindakan pertolongan pertama dari gigitan ular l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang tanda, gejala dan pertolongan pertama pada gigitan ular. f. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus keracunan dan cara penanganan keracunan. g. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi h. Fasilitator menutup sesi

l Fasilitator

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l pengertian racun? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan cara terjadinya keracunan pada manusia? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan jalur masuknya racun kedalam tubuh manusia? ........................................................................................... ........................................................................................... jelaskan tanda dan gejala keracunan? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan tanda dan gejala gigitan ular? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan penatalaksanaan gigitan ular? ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Kunci Materi Apa yang dimaksud dengan racun ? Suatu zat yang bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.

128

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Bagaimana cara terjadinya keracunan pada manusia ? l Sengaja bunuh diri l Keracunan yang tidak disengaja l Penyalahgunaan obat. Bagaimana jalur masuknya racun kedalam tubuh?: l Melalui mulut /alat pencernaan l Melalui pernafasan l Melalui kulit atau absorbsi l Melalui suntikan atau gigitan Bagaimana gejala dan tanda keracunan secara umum? l Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan l Penurunan respon l Gangguan pernafasan l Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan l Mual, muntah, diare l Lemas, lumpuh, kesemutan l Pucat dan Sianosis l Kejang-kejang l Gangguan pada kulit l Bekas suntikan, gigitan, tusukan l Syok l Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu Bagaimana penatalaksanaan keracunan secara umum?
l Pengamanan sekitar, terutama bila berhubungan dengan gigitan binatang

dan penolong terutama bila berada di daerah dengan gas beracun bila memungkinkan l Penilaian dini, bila perlu lakukan RJP l racun masuk melalui jalur kontak maka bilaslah daerah yang terkena dengan air. Bila l Bila ada pentunjuk seperti pembungkus, sisa muntahan dan sebagainya sebaiknya diamankan untuk identifikasi l Penatalaksanaan syok bila terjadi l Pantaulah tanda vital secara berkala l Bawa ke fasilitas kesehatan
l Keluarkan penderita dari daerah berbahaya

l Pengamanan penderita

Apa saja gejala dan tanda umum Gigitan Ular? l Demam l Mual dan muntah l Pingsan l Lemah l Nadi Cepat dan Lemah l Kejang l Gangguan pernafasan. Bagaimana tindakan pertolongan pada kasus Gigitan Ular?
l Amankan diri penolong dan tempat kejadian l Tenangkan penderita l Lakukan penilaian dini l Rawat luka, bila perlu pasang bidai l Rujuk ke fasilitas kesehatan.

129

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

130

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A.

POKOK BAHASAN : PERTOLONGAN KORBAN BANYAK DAN INCIDENT COMMAND SYSTEM SUB POKOK BAHASAN 1. Incident Command System 2. Sektor ICS 3. Triage 4. Metode Start 5. Simulasi Start TUJUAN PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4. 5. Mengetahui dasar-dasar Incident Command System Menyebutkan sektor-sektor dalam ICS Menjelaskan dasar-dasar pertolongan korban banyak & Triage Menyebutkan metode START Mendemontrasikan dalam satu simulasi suatu triage metode START

B.

C.

D.

MEDIA Buku Peserta, flipcart/ papan tulis, Spidol, OHP/LCD. Kit PP lengkap WAKTU 2 x 45 menit (1 jam teori, 1 jam praktek) METODE : Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming, Simulasi/peragaan PROSES PEMBELAJARAN 1. Pengantar l Fasilitator memperkenalkan diri l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan brainstroming 2. Kegiatan Belajar a. Incident Command System l Fasilitator menjelaskan pengertian ICS l Fasilitator menjelaskan sektor-sektor dalam ICS l Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi. b. Pertolongan Korban Banyak l Fasilitator menjelaskan peran penolong pada pertolongan korban banyak. l Fasilitator Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan penilaian keadaan pada pertolongan korban banyak l Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi . c. Dasar-Dasar Triage l Fasilitator menerangkan definisi Triage l Fasilitator menjelaskan dasar-dasar Triage dengan cara memilah korban secara cepat dan menggolongkan kedalam salah satu dari empat kelompok yang ada l Fasilitator menjelaskan tanda /label triage

E.

F.

G.

131

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

d. Metode START l Fasilitator menjelaskan system START l Fasilitator menjelaskan 4 kelompok korban berdasarkan prioritas perawatan dan harapan hidup sesuai dengan kondisi pada saat itu l Fasilitator Membagi kelompok peserta, masing-masing kelompok mendapat satu kasus dan melakukan langkah-langkah START e. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi f. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi g. Fasilitator menutup sesi

Latihan dan Evaluasi


Apakah l yang dimaksud dengan ICS? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan sektor-sektor ICS? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan dasar-dasar triage? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan langkah-langkah pelaksanaan Metode START? ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Kunci Materi Apa yang dimaksud dengan ICS? Incident Comand System (ICS) = suatu sistem yang terkoordinasi dari prosedur-prosedur untuk membantu pengendalian, arah dan koordinasi sarana dan sumber daya tanggap darurat yang ada. ICS ini di Indonesia sering dikenal sebagai Posko, yang tugas dasarnya adalah mengatur penanggulangan korban banyak atau bencana. Bagaimana melakukan penilaian korban, bagaimana dan kemana korban dievakuasi, menggunakan apa, siapa yang bertugas di mana, kemana dan semua hal lain yang berhubungan dengan pengaturan di lokasi. Sektor-sektor apa saja yang biasanya ada dalam system tanggap darurat ?
l Pengendali (Incident Command) Pos l Ekstrikasi l Perawatan l Transportasi l Pendukung (termasuk pemasok) l Triage

Apa peran penolong pada situasi korban banyak?: l Mendirikan Posko atau tempat berkumpul l Menilai Keadaan l Meminta Bantuan l Melakukan triage

132

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penilaian keadaan? l Keadaan l Jumlah Penderita l Tindakan Khusus l Sumber daya yang kira-kira akan diperlukan l lain yang dapat berdampak pada situasi dan kondisi Hal l Berapa banyak sektor yang diperlukan l Wilayah atau areal penampungan Apa yang dimaksud dengan Triage dan Metode START? Triage : dipergunakan untuk tindakan pemilahan korban berdasarkan prioritas pertolongan atau transportasinya. Prinsip Utama Triage = menolong para penderita yang mengalami cedera atau keadaan yang berat namun memiliki harapan hidup Salah satu metode yang paling sederhana dan umum digunakan adalah metode START atau Simple Triage and Rapid treatment. Pembagian prioritas penderita berdasarkan sistem START : l Prioritas 1 Merah Merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis keadaannya seperti gangguan jalan nafas, gangguan pernafasan, perdarahan berat atau perdarahan tidak terkontrol, penurunan status mental. l Prioritas 2 Kuning l Prioritas 3 Hijau l Prioritas 0 Hitam

133

Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

BAGAN PELAKSANAAN TRIAGE


Penderita dapat berjalan TIDAK TIDAK Penderita Bernapas ? YA YA HIJAU

TIDAK

Penderita Bernapas setelah jalan napas dibuka

YA

> 30x

Frekwensi Pernapasan

< 30x HITAM MERAH

> 2 detik

Waktu Pengisian Kapiler

< 2 detik

TIDAK

Status Mental Perintah Sederhana ?

YA

KUNING

134

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Modul V Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga


PELATIHAN PERAWATAN KELUARGA BAGI KSR DASAR KOMPETENSI INTI : Memahami tujuan Perawatan Keluarga dan dapat melakukan kegiatan Perawatan Keluarga.

Kompetensi Umum 1. Memahami prinsip & sikap seorang pelaku PK. 2. Mampu melaksanakan perawatan keluarga sesuai dengan prosedur

Kompetensi Khusus Mampu menjelaskan tentang : 1. Kebersihan diri 2. Kebersihan lingkungan 3. Menyebutkan Peralatan Perawatan Keluarga dan kegunaannya. 4. Mensucihamakan peralatan PK. 5. Mencuci tangan dan memakai celemek 6. Mengukur suhu, menghitung nadi dan pernafasan. 7. Membuat Buku Catatan Harian bagi orang sakit. 8. Imunisasi 9. Gizi 10. Tentang pengertian Lansia dan perlunya perawatan pada Lansia. 11. Gejala gejala beberapa penyakit. 12. Menata tempat tidur orang sakit. 13. Mencegah luka lecet pada orang sakit yang berbaring lama. 14. Memberikan bermacam macam Kompres. 15. Memahami cara menolong b.a.b/b.a.k.

Kompetensi Tambahan Mampu melaksanakan kegiatan di lapangan antara lain : 1. Melaksanakan Gerakan PSN dengan melakukan 3 M. 2. Pertolongan pertama pada kasus-kasus kompetensi khusus. Memahami beberapa obat sederhana. 3. Melakukan pendekatan dan Komunikasi sederhana pada Lansia.

135

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

SILABUS PERAWATAN KELUARGA UNTUK KSR DASAR

Pokok Sub Kompetensi Umum Pokok Bahasan Bahasan

Tujuan Pembelajaran

Metodologi

Alokasi Waktu

Media

Sumber Belajar/ Referensi

Dasar PK

Prinsip & sikap pelaku PK Peralatan PK

Peserta mampu : l Menjelaskan prinsip dan sikap pelaku PK l Menyebutkan peralatan PK Peserta mampu : l Menjelaskan dasar-dasar kesehatan: l Kebersihan diri l Kebersihan lingkungan l Imunisasi l dan gizi ASI
l

Ceramah Tanya jawab l Simulasi


l l

1 x 45'

Flpchart OHP/LCD l Spidol l Media peraga


l l

Buku PK PMI l Referensi terkait


l

Kesehatan dasar di keluarga

Kebersihan diri l Kebersihan lingkungan l Imunisasi l dan gizi ASI


l

l l

Ceramah Tanya jawab

1 x 45'

Flipchart OHP/LCD l Spidol l Media peraga


l l

Buku PK PMI l Referensi terkait


l

Perawatan orang sakit

Persiapan perawatan orang sakit : l Mencuci tangan dan memakai celemek l Membersihkan dan menata tempat tidur orang sakit l Mengenal jenis pensuci hama l Mensucihamakan alat perawatan Pengamatan orang sakit : l Mengukur suhu tubuh, l Menghitung Denyut nadi l Frekuensi pernapasan l Membuat buku catatan penderita

Peserta mampu melaksanakan: l Mencuci tangan dan memakai celemek l Membersihkan dan menata tempat tidur orang sakit l Mengenal jenis pensuci hama l Mensucihamakan alat perawatan

Ceramah Tanya jawab l Praktek / simulasi


l l

3 x 45'

Flipchart OHP/LCD l Spidol l Media peraga


l l

Buku PK PMI l Referensi terkait


l

Peserta mampu: l Mengukur suhu tubuh, menghitung nadi dan pernapasan l Membuat buku catatan penderita

Ceramah Tanya jawab l Simulasi


l l

1 x 45'

Flipchart OHP/LCD l Spidol l Media peraga


l l

Buku PK PMI l Referensi terkait


l

136

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Perawatan orang Peserta mampu : sakit : l Memelihara a. Memelihara kebersihan kebersihan mulut mulut l Memberikan b. Memberikan bermacambermacammacam macam kompres kompres l Menyajikan c. Menyajikan makanan dan makanan dan obat obat l Merubah posisi d. Merubah orang sakit posisi orang l Menolong sakit b.a.b/b.a.k e. Menolong Memandikan pasien pasien b.a.b/b.a.k f. Menolong memandikan pasien Gejala penyakit Gejala penyakit Peserta mampu menjelaskan gejala: l Diare dan dehidrasi l Demam l ISPA, pnemonia, TB l & PSN BDB l buruk Gizi
l

l l

Ceramah Tanya jawab l Simulasi

1 x 45'

l l

Flipchart OHP/LCD l Spidol l Media peraga

Buku PK PMI l Referensi terkait


l

l l

Ceramah Tanya jawab l Simulasi

1 x 45'

l l

Flipchart OHP/LCD l Spidol l Media peraga

Buku PK PMI l Referensi terkait


l

Perawatan pada lansia

Perawatan lansia

Menjelaskan pengertian lansia l Menjelaskan tujuan perawatan lansia l Menjelaskan perubahan dan faktor yang mempengaruhi perubahan pada lansia l Melakukan pendekatan fisik, psikis

l l

Ceramah Tanya jawab l Simulasi

1 x 45'

l l

Flipchart OHP/LCD l Spidol l Media peraga

Buku PK PMI l Referensi terkait


l

TOTAL

10 X 45'

137

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

138

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A.

Pokok Bahasan - 1 : Dasar Perawatan Keluarga Sub Pokok Bahasan . 1. Menjelaskan Prinsip PK & Sikap pelaku PK 2. Menyebutkan Peralatan PK Tujuan Pembelajaran : Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Menjelaskan Prinsip PK & Sikap pelaku PK 2. Menyebutkan Peralatan PK

B.

C.

D.

Waktu : 1 x 45 menit Metode : Ceramah, Tanya jawab, Simulasi Media : Clipchart, OHP / LCD, Spidol, Alat peraga Perawatan Keluarga. Waktu : 1 x 45 menit Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta perlunya memahami Dasar Dasar Perawatan Keluarga. l Fasilitator menguraikan sub pokok bahasan yang akan disampaikan. l Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta. l Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta. 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan pendapatnya yang dimaksud dengan Perawatan Keluarga (PK), Fasilitator menuliskannya, kemudian Fasilitator memberi klarifikasi. l Fasilitator menjelaskan Prinsip kerja yang harus dimiliki oleh seorang pelaku PK, Fasilitator menciptakan komunikasi 2 arah dengan menstimulasi peserta untuk bertanya. l Fasilitator meminta peserta menyebutkan sikap dan perilaku yang harus dimiliki seorang pelaku PK menurut pendapatnya, Fasilitator menuliskannya, kemudian melakukan konfirmasi. l Fasilitator menanyakan peserta tentang peralatan PK yang diketahui peserta, kemudian dicatat dan fasilitator memberikan klarifikasi dengan memperkenalkan dan menyebutkan alat-alat PK sekaligus dengan kegunaannya dengan jelas, kemudian peserta diminta untuk mengulang menyebutkan alat-alat PK dan kegunaannya. l Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi & tanya jawab.

E.

F.

G.

H.

139

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Latihan dan Evaluasi


Bagaimana l prinsip kerja dan sikap perilaku seorang pelaku! ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan beberapa peralatan PK dan kegunaannya! ........................................................................................... ...........................................................................................

I.

Rangkuman a. Fasilitator menyimpulkan tentang Dasar-Dasar Perawatan Keluarga yang disajikan mengacu pada tujuan pembelajaran. b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi. Sumber Referensi :
l Panduan Buku Pedoman Perawatan l Referensi lain yang terkait.

J.

PMI

K.

Kunci Materi 1. Prinsip Kerja Seorang Pelaku PK : a. Sikap yang baik seorang Pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang kepribadiannnya: l Berperikemanusiaan l Bertanggungjawab l Selalu mengutamakan kepentingan si sakit l Selalu bersikap terbuka b. Menunjukan kemanuan kerja dengan tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu. c. Mempunyai sifat ramah, selalu senyum, bersedia untuk mendengarkan keluhan dan mampu menenangkan si sakit. d. Berfikirlah sebelum bertindak atau bekerja e. Pengamatan serta informasi yang berwenang sangat bermanfaat dan membantu dalam menjalankan tugas perawatan f. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan di sakit dengan tidak mengabaikan kebersihan diri sendiri. g. Catatlah selalu hasil pengamatan dan perawatan secara singkat jelas h. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit i. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/ petugas kesehatan. j. Jika perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas atau rumah sakit, persiapkan dengan baik, baik keperluan orang sakit juga transportasi. k. Selalu menjaga kerahasiaan medis pasien. 2. Menyebutkan peralatan PK a. Peralatan yang diperlukan untuk PK tidak perlu sama dengan yang ada di rumah sakit, dengan peralatan sederhana kita dapat menolong orang sakit. Peralatan yang digunakan dapat menggunakan peralatan yang ada atau improvisasi. b. Perlengkapan PK sederhana :

140

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Bagi Pelaku PK l Celemek l Peralatan mencuci tangan Bagi orang sakit l Peralatan tempat tidur l Peralatan mandi l Peralatan buang air kecil, buang air besar (bak, bab) l Peralatan mencuci rambut l Peralatan memelihara mulut l Peralatan makan l Peralatan medis (termhometer, tensi meter, perban & plester) l Peralatan Kompres (kantong es/kompres dingin, kantong air panas/ kompres panas), l Bahan lain yang diperlukan : Talk, minyak pelumas & cream pelembab kulit. l Desinfectant / cairan pensucihama & antiseptict

141

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

142

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A.

Pokok Bahasan II : Kesehatan Dasar Sub Pokok Bahasan . 1. Kebersihan diri. 2. Kebersihan Lingkungan. 3. Imunisasi 4. Gizi dan ASI Tujuan Pembelajaran

B.

C.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Memahami pentingnya menjaga kebersihan diri 2. Dapat menjelaskan tentang kebersihan lingkungan 3. Memahami macam Immunisasi 4. Menjelaskan pentingnya ASI & Gizi

D.

Waktu : 1 x 45 menit Metode : Ceramah, Tanya jawab, Simulasi Media : Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : a. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta. b. Fasilitator memperkenalkan diri serta menjelaskan pokok bahasan c. Fasilitator memberikan motivasi kepada peserta akan pentingnya Kesehatan Dasar. 2. Kegiatan Pembelajaran : a. Fasilitator menggali pengalaman peserta tentang kebersihan diri, menuliskannya lalu melakukan klarifikasi. b. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahui tentang Kebersihan Lingkungan. Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta, kemudian memberikan klarifikasi. c. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahui tentang komponen mata rantai penularan penyakit dan merangkum pendapat peserta, kemudian memberikan klarifikasi. d. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan upaya yang biasa mereka lakukan dalam membersihkan Lingkungan. Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta, kemudian memberikan klarifikasi. e. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang menjelaskan manfaat pemberian Imunisasi, kemudian melakukan klarifikasi.

E.

F.

G.

143

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

f. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang manfaat ASI bagi bayi, kemudian melakukan klarifikasi. g. Fasilitator menjelaskan manfaat makanan bergizi bagi kesehatan. h. Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab H. Rangkuman a. Fasilitator menyimpulkan tentang Dasar Kesehatan yang disajikan mengacu pada tujuan pembelajaran. b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l cara menjaga kebersihan diri? ........................................................................................... ........................................................................................... Bagaimana kebersihan lingkungan dapat terpenuhi! ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan macam-macam imunisasi dan kegunaannya! ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan manfaat ASI bagi bayi! ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan manfaat Gizi bagi tubuh! ........................................................................................... ..........................................................................................

I.

Sumber Referensi : l Buku Pedoman Perawatan Keluarga PMI l Referensi lain yang terkait. Kunci Materi 1. Kebersihan diri : Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan secara umum . Kebersihan diri meliputi : o Mandi setiap hari secara teratur dengan menggunakan air bersih dan sabun o Mencuci rambut secara teratur dengan sampo minimal 1 minggu dua kali dan disisir dengan rapih. o Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makanan, sesudah bab dan bak. o Kuku digunting pendek dan bersih. o Kaki dirawat dengan baik dan teratur ,pakailah sepatu yang cocok ukurannya. o Sikat gigi 3X sehari pagi dan sore dan sebelum tidur. o Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang dicuci bersih.

K.

144

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

2. Kebersihan Lingkungan : Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, sehingga dapat mencegah penularan penyakit. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan antara 3 mata rantai yaitu : l Sumber Penyakit l Perantara Penyakir l Orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit Kebersihan lingkungan dapat dicapai : harus sehat dan terpelihara, harus memiliki jendela sehingga memperoleh udara cukup dan segar, juga agar sinar matahari dapat masuk. l Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau di tempat anak bermain terutama hewan yang berkutu. l Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah pada tempatnya. l kebersihan sumber air (sumur), MCK dan lingkungannya. Jaga l Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah. l Air limbah diusahakan lancar alirannya.
l Rumah

3. Imunisasi : Imunisasi merupakan suatu cara untuk memberikan kekebalan pada seseorang terhadap suatu penyakit yang terjadi, sebagai akibat dari pemberian melalui mulut/penyuntikan kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan/mati sehingga tubuh dirangsang untuk membentuk zat penolakannya. Macam imunisasi a. BCG : b. DPT : c. Polio : d. Campak : e. Hepatitis B :

Mencegah penyakit TBC Mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Mencegah penyakit poliomyelitis Mencegah penyakit campak Mencegah penyakit Hipatitis B

4. ASI : ASI yang baik dimulai dari pemberian ASI secara eksklusif (hanya ASI yang diberikan, tanpa tambahan apapun) untuk bayi berusia 4 bulan pertama. Yang terbaik adalah jika ASI terus diberikan selama 2 tahun atau lebih. l yang disusui mempunyai peluang terbaik untuk pertumbuhan dan selalu sehat Anak serta kuat. l Hanya ASI yang dibutuhkan oleh bayi berusia 4 6 bulan l Dalam usia 4 6 bulan tidak dibutuhkan tambahan air atau cairan-cairan lain. ladalah makanan alami, selalu bersih, dapat dicerna dan tidak pernah terlalu panas ASI atau terlalu dingin. l melindungi bayi dari infeksi dan penyakit-penyakit lain seperti diare dan radang ASI paru-paru. l Menyusui bayi menolong para ibu membuat jarak kehamilan anak-anak mereka tanpa menggunakan kontrasepsi. 5. GIZI : a. Zat gizi merupakan kebutuhan sehari-hari, berupa makanan yang terdiri dari bahanbahan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

145

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

l Sumber Zat Tenaga / Kalori / Karbo hidrat :

Beras, jagung, kentang, ubi, singkong, dll


l Sumber Zat Pembangun / Protein / zat putih telur :

Telur, daging, ikan, udang.


l Sumber Zat Pengatur (Air, Vitamin & mineral ):

Buah-buahan, sayur-mayur. b. Gizi kurang dapat mengakibatkan : a. Kurang kalori protein b. Kurang darah / anemia c. Kekurangan vitamin d. Gondok (karena kekurangan yodium yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental). Tanda-tanda kekurangan gizi : atau bagian tubuh lainnya l Berat badan sangat kurang l Wajahnya sembab dan pucat l Rambut tipis seperti rambut jagung l Ototnya kendur l Wajahnya seperti orang tua l keriput Kulit l Kadang-kadang gelisah.
l Bengkak kaki, tangan

146

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A.

Pokok Bahasan III : Dasar Perawatan Keluarga Sub Pokok Bahasan . 1. Persiapan Merawat Orang Sakit. a. Mencuci tangan dan memakai celemek b. Penataan tempat tidur orang sakit 2. Pengamatan pada orang sakit a. Mengukur suhu tubuh , menghitung nadi dan pernafasan . b. Membuat buku catatan harian orang sakit. 3. Pelaksanaan perawatan orang sakit : a. Memelihara kebersihan mulut b. Memberikan macam-macam kompres. c. Menyajikan makanan dan obat d. Merubah posisi orang sakit e. Menolong orang sakit b.a.b. dan b.a.k. f. Menolong orang sakit Tujuan Pembelajaran :

B.

C.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Menjelaskan Persiapan Merawat Orang Sakit : l Menjelaskan tujuan mencuci tangan dan memakai celemek dalam merawat orang sakit l Menjelaskan dan melakukan penataan tempat tidur orang sakit. 2. Pengamatan pada orang sakit : l Menjelaskan tentang cara cara mengukur suhu, nadi dan pernapasan serta dapat melakukannya. l Membuat buku Catatan Harian orang sakit 3. Pelaksanaan merawat orang sakit : l Memelihara dan membersihkan mulut si sakit l Menjelaskan tujuan memberikan kompres, serta dapat melakukan / memberikan macam-macam kompres. l Menyajikan makan & obat untuk orang sakit l Menjelaskan tujuan merubah posisi orang sakit di atas tempat tidur l Mempersiapkan alat-alat dan membantu si sakit untuk b.a.b. dan b.a.k. l Mampu membantu si sakit mencuci rambut di atas tempat tidur.

D.

Waktu : 3 x 45 menit Metoda : Ceramah, Tanya jawab, Simulasi. Media : Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol, Brosur / Poster terkait

E.

F.

147

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

G.

Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : a. Fasilitator memperkenalkan diri serta membuat kontrak waktu, memberikan motivasi kepada peserta perlunya memahami Perawatan Orang Sakit b. Fasilitator menguraikan sub topik yang akan disampaikan. c. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta. 2. Kegiatan Pembelajaran : a. Fasilitator meminta Fasilitator menjelaskan tentang persiapan merawat orang sakit yang dimulai dengan menjelaskan pentingnya mencuci tangan dan memakai celemek . b. Fasilitator menyiapkan peralatan yang diperlukan , lalu mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar, serta cara memakai celemek dan menggantungnya apabila setelah selesai digunakan dengan benar. c. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok, lalu masing-masing kelompok peserta diminta untuk mempraktekkan ke-2 tindakan persiapan perawatan orang sakit tersebut. d. Fasilitator memberikan tugas agar semua kegiatan harus dilatih secara perseorangan e. Fasilitator menjelaskan apa yang dimaksud dengan Desinfektan dan memperkenalkan jenis jenis Desinfektan kepada peserta, lalu Fasilitator mendemonstrasikan cara membersihkan dan mensucihamakan alat-alat perawatan keluarga. f. Fasilitator menjelaskan tujuan menata tempat tidur orang sakit,serta Fasilitator mendemonstrasikan cara menata tempat tidur. g. Fasilitator meminta kepada kelompok yang telah ada untuk melakukan latihan agar lebih trampil. h. Pengamatan pada orang sakit dimulai dengan Fasilitator minta menggali prngetahuan peserta tentang pengukuran suhu lalu Fasilitator melakukan klarifikasi, dilanjutkan dengan Fasilitator mendemontrasikan prosedur pengukuran suhu yang dimulai dari persiapan alat, proses pengukurannya sampai dengan memelihara alat setelah dipakai, membaca hasil suhu tsb. i. Para peserta secara berkelompok diminta untuk mempraktekkan cara mengukur suhu di ketiak. j. Lalu Fasilitator juga mendemonstrasikan pengukuran suhu yang dilakukan melalui mulut dan dubur, disertai penjelasan bilamana ke-2 cara tersebut digunakan dan bilamana cara tersebut tak dapat dilakukan. k. Fasilitator minta peseta menyebutkan tujuan menghitung nadi dan pernapasan orang sakit, lalu Fasilitator melakukan klarifikasi. Dilanjutkan dengan Fasilitator mendemonstrasikan cara menghiotung nadi dan pernafasan. l. Para peserta secara berpasangan diminta untuk mempraktekkannya m.Fasilitator menjelaskan cara membuat Buku Catatan Harian orang sakit. Masing-masing peserta diminta untuk mempraktekkannya. n. Pelaksanaan perawatan orang sakit: Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan pendapatnya tentang tujuan menyeka/memandikan orang sakit di atas tempat tidur, kemudian Fasilitator melakukan klarifikasi. Dilanjutkan dengan menjelaskan peralatan yang perlu dipersiapkan untuk menyeka/ memandikan orang sakit. o. Fasilitator mendemonstrasikan cara memandikan Os diatas TT , meminda kepada para peserta untuk melakukan redemonstrasikan secara kelompok untuk kemudian latihan untuk masing-masing individu. p. Fasilitator mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan mulut kepada para peserta. q. Fasilitator menjelaskan peralatan untuk membantu orang sakit b.a.b. dan b.a.k. di atas tempat tidur, lalu dilanjutkan dengan mendemonstrasikan cara memasang labu kemih dan pasu najis dengan benar.

148

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

r. Fasilitator menjelaskan tujuan mencuci rambut orang sakit di atas tempat tidur, disertai menjelaskan peralatan yang perlu dipersiapkan, lalu Fasilitator mendemonstrasikan cara mencuci rambut orang sakit di atas tempat tidur. s. Peserta dibagi dalam kelompok dan diminta untuk menyiapkan peralatan untuk menyeka/memandikan orang sakit, untuk mencuci rambut serta juga peralatan untuk membantu orang sakit b.a.b. & b.a.k. di atas tempat tidur, serta peralatan untuk memelihara kebersihan mulut. Dilanjutkan dengan mempraktekkan cara memasang pasu najis dan labu kemih. t. Fasilitator menjelaskan tehnik merubah posisi Os. Dilanjutkan dengan Fasilitator mendemonstrasikannya. Peserta diminta untuk mempraktekkannya kembali dalam kelompok. u. Fasilitator menjelaskan tujuan pemberian kompres dingin dan kompres panas kepada peserta sekaligus mendemonstrasikan. v. Fasilitator menjelaskan cara menyajikan makanan dan obat untuk orang sakit yang tidak dapat makan sendiri w. Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab kepada peserta. H. Rangkuman l Fasilitator menyimpulkan tentang perawatan orang sakit di rumah yang disajikan mengacu pada tujuan pembelajaran. l Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi


Kapan l dan bagaimana pelaku PK mencuci tangan. ........................................................................................... ........................................................................................... Menyiapkan / menata tempat tidur bagi orang sakit. ........................................................................................... ........................................................................................... Membuat buku catatan harian orang sakit ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan macam macam pemberian kompres. ........................................................................................... ........................................................................................... Apa maksud dan tujuan mencuci rambut dan menyeka / memandikan orang sakit di atas tempat tidur. ........................................................................................... ..........................................................................................

G.

Sumber Referensi : l Buku Pedoman Perawatan PMI tahun 2004 hal l Referensi lain yang terkait. Kunci Materi 1. Persiapan merawat orang sakit : Mencuci tangan

35 - 88

H.

149

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Kapan mencuci tangan di lakukan: a. Sebelum dan sesudah merawat orang sakit b. Sebelum memegang makanan dan minuman c. Sesudah memegang alat kotor / binatang d. Setelah buang air kecil dan buang air besar. Tujuan mencuci tangan : a. Membersihkan tangan dari segala kotoran b. Menjaga kesehatan Pelaku c. Mengurangi penularan penyakit d. Melatih suatu kebiasaan yang baik cara mencuci tangan sesuai kebutuhan : 1. Cuci tangan higienik atau rutin dengan menggunakan sabun/detergen 2. Cuci tangan aseptik : sebelum tindakan pada pasien dengan menggunakan antiseptik 3. Cuci tangan sebelum melakukan pembedahan : dengan menggunakan antiseptik dan sikat steril. Peralatan mencuci tangan : 1. Menggunakan air yang mengalir, jika tidak ada washtafel/ledeng, menggunakan botol, ceret, dll. 2. Sabun dan tempatnya 3. sebuah sikat tangan bila perlu 4. Sebuah handuk tangan/serbet. Prosedur pelaksanaan : 1. Lepaskan semua perhiasan di tangan (arloji, gelang, cincin,dll) 2. Buka keran atau siraman air dari ceret/botol 3. Gosok putaran keran dengan sabun kemudian di bilas 4. Basahi tangan sampai kesiku dan sabuni hingga berbusa 5. Mulai dari telapak tangan, sela jari, punggung tangan, pergelangan tangan sampai siku. Bila perlu kuku disikat dengan sikat tangan. 6. Sabun disiram dengan air terlebih dahulu dengan air sebelum diletakkan pada tempatnya. 7. Bilas tangan sampai bersih. Dapat diulang sampai 3 kali. 8. Tutup kran, ingat jangan mengibaskan air dari tangan. 9. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk tangan atau serbet. Memakai Clemek : Tujuan Memakai celemek : a. Melindungi pakaian dari kotoran b. Mengurangi bahaya penularan penularan Cara menggunakan celemek : a. Setelah mencuci tangan, peganglah tali penggantung celemek dan masukan melalui kepala. b. Kedua tali pada sisi kiri dan kanan diikat pada bagian belakang tubuh pelaku dengan ikatan yang mudah dilepas. Cara melepaskan celemek : a. Buka ikatan celemek yang ada dibelakang tubuh pelaku. b. Lepaskan celemek melalui kepala

150

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

c. Celemek dapat digantung di dalam ruangan orang sakit dengan posisi bagian luar celemek menghadap keluar. Bila digantung diruangan si sakit bagian luar celemek berada di dalam. d. Pelaku mencuci tangan kembali 2. Penataan tempat tidur orang sakit : Penataan tempat tidur orang sakit Bila seseorang sakit harus dirawat dengan baik dan sedapatmungkin dibaringkan di tempat tidur tersendiri yang diatur rapih dan bersih. Maksud dan tujuan : a. Mempercepat upaya penyembuhan b. Mencegah penyakit bertambah parah c. Memperkecil bahaya penularan d. Membuat orang sakit merasa nyaman Prosedur Penataan tempat tidur orang sakit : Untuk si sakit yang dapat beranjak dari tempat tidur : a. Pelaku mencuci tangan dan memakai celemek b. Beritahu si sakit c. Semua peralatan disediakan dalam kamar diatas meja, termasuk keranjang/ember kosong untuk barang tenun yang kosong (jangan diletakan di atas lantai) d. Barang tenun yang kotor dilepaskan, dimasukkan ke keranjang / ember kosong. e. Bantal/guling disingkirkan, ditaruh di atas kursi. f. Kasur dibalikkan, bagian kaki berada di bagian kepala. g. Ambil seprei bersih, letakan lipatan pertengahan seprei pada pertengahan kasur, buka seprei dan perhatikan bahwa pada bagian kepala sisi seprei harus dapat diselipkan dengan baik (+ 25 cm dibawah kasur), barulah bagian kaki (kadang-kadang seprei kurang). Ditarik dengan baik supaya tidak ada lipatan. h. Kain perlak dan kain alas diletakkan di atas seprei (untuk menghindarkan seprei mudah kotor) dengan pertengahannya berada di pertengahan kasur. i. Pada ke empat sudut seprei dibuat lipatan diagonal, barulah diselipkan sisi alat tenun di bawah kasur, lalu dirapihkan. j. Sarung bantal dan guling bersih dipasang dan dikembalikan pada tempat semula. k. Selimut yang bersih dipasang dengan cara pertengahan selimut diletakkan di atas pertengahan tempat tidur. Pada bagian kaki dibuat lipatan agar kaki dapat digerakkan, barulah selimut diselipkan di bawah kasur. l. Buka celemek dan cuci tangan. Untuk si sakit yang tidak dapat beranjak dari tempat tidur : a. Pelaku mencuci tangan dan memakai celemek b. Beritahu si sakit c. Semua peralatan disediakan dalam kamar diatas meja, termasuk keranjang/ember kosong untuk barang tenun yang kosong (jangan diletakan di atas lantai) d. Bantal, guling dan selimut dikeluarkan dan diletakkan di atas kursi e. Seluruh sisi seprei, kain perlak dan kain alas perlak dilepaskan dari selipan dibawah kasur. f. Si sakit dimiringkan membelakangi pelaku g. Seprei yang kotor, kain perlak dan alas perlak digulung ke arah punggung si sakit. h. Seprei yang bersih dipasang, letakkan lipatan pertengahan seprei pada pertengahan kasur dengan memperhatikan agar di bagian kepala, sisi seprei dapat diselipkan dengan baik.

151

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

i. Perlak dan kain alas perlak yang bersih diletakkan diatas seprei bila ada satu perlak, maka perlak ditarik dari gulungan seprei yang kotor, dibersihkan kembali, dengan memakai air sabun lalu dikeringkan dan diberi talk, pasang kembali diatas seprei. j. Ujung dan sisi seprei, perlak dan kain alasnya diselipkan dibawah kasur serta dirapihkan, k. Pasien dibalikkan kembali dan dimiringkan ke arah pelaku. l. Pelaku pindah posisi ke belakang si sakit, gulung alat tenun yang kotor, keluarkan dan masukan kedalam keranjang /ember untuk pakaian kotor (kecuali kain perlak bila tidak ada gantinya dibersihkan). m.Seprei, perlak dan kain alas perlak dirapihkan, ujung serta sisi-sisinya diselipkan dibawah kasur. n. Si sakit dibaringkan terlentang kembali. o. Sarung bantal dan guling diganti dengan yang bersih dan diletakkan pada tempatnya semula. p. Selimut yang bersih dipasang. q. Buka celemek dan pelaku mencuci tangan. 3. Pengamatan pada orang sakit : a. Mengukur suhu tubuh Alat pengukur suhu disebut Termometer. Tujuan mengukur suhu : a. Untuk mengetahui suhu tubuh si sakit b. Untuk mengetahui adanya kelainan pada suhu tubuh si sakit c. Untuk mengetahui perkembangan penyakit d. Untuk membantu dokter dalam menegakan diagnosis. Tempat dan cara mengukur suhu tubuh Di Ketiak : l Pelaku mencuci tangan l Siapkan termometer, usahakan air raksa berada diposisi pangkal termometer. l Beritahu si sakit. l Keringkan ketiak si sakit l Tempatkan pangkal termometer ditengah ketiak l Di minta si sakit untuk menjepitnya selama 10 15 menit l Tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer. l Setelah 10 15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai dimana air raksanya dan dicatat. l Termometer dibersihkan dan disimpan. l Pelaku mencuci tangan. Di dubur :
l Pengukuran suhu di dubur dilakukan pada :

Bayi, anak & orang yang sakit parah, dan pada orang dalam keadaan tertentu.

l Pengukuran suhu di dubur tidak boleh dilakukan pada :

Orang sakit yang luka di daerah dubur Orang yang berpenyakit kelamin l mengukur suhu di dubur Cara Pelaku mencuci tangan Siapkan termometer dengan minyak pelumas/minyak Beritahu si sakit, miringkan si sakit, bebaskan pakaian yang menutupi bokong. Kaki yang sebelah atas ditekuk ke arah perut.

152

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Olesi pangkal termometer dengan minyak, untuk memudahkan saat memasukkan. Pisahkan bokong si sakit agar anus menjadi tampak, lalu pangkal termometer dimasukkan. Pegang termometer selama berada dalam anus kurang lebih 3 menit Keluarkan termoter baca hasilnya dan catat di buku harian. Termometer dibersihkan lalu disimpan. Pelaku cuci tangan.

Di Mulut: Dilakukan pada orang sakit bila kedua tempat diatas tidak memungkinkan l Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada ; Orang yang tidak sadar atau gelisah. Orang yang berpenyakit mulut, batuk pilek atau sesak nafas. Bayi/anak yang masih kecil. l mengukur suhu di mulut. Cara Pelaku cuci tangan. Siapkan termometer. Beritahu si sakit. Si sakit diminta untuk membuka mulut. Letakkan pangkal termometer dibawah lidah agak ke samping, diminta si sakit untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung. Setelah 3 menit keluarkan termometer ,baca dan catat di buku harian. Termometer dibersihkan , lalu disimpan. Cuci tangan. b. Menghitung Denyut Nadi l Menghitung denyut nadi adalah sama pentingnya dengan mengukur suhu. l Tujuan Mengukur denyut nadi. Mengetahui keadaan umum si sakit. Mengetahui keadaan jantung. Mengikuti perkembangan jalannya penyakit. Membantu menentukan diagnosa. l Pelaksanaan. Pelaku cuci tangan. Beritahu Orang Sakit. Si sakit duduk atau berbaring ,lengan dikendurkan dengan ibu jari seb atas . Cari nadi dengan 3 jari (telunjuk,jari manis dan jari tengah) Hitung denyut nadi selam menit ,hasilnya dikalikan dua dan dicatat dalam buku harian. c. Menghitung Pernafasan Yang dimaksud dengan 1 kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas + 1 kali mengeluarkan nafas. l Tujuan Menghitung Pernafasan : Mengetahui keadaan umum si sakit. Membantu Dr dalam menentukan diagnosa. l Pelaksanaan. Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberi tahu si sakit

153

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Diperhatikan apakah kedua dinding bergerak seirama,apakah terlihat ada kesukaran dalam bernafas.(misalnya adanya cekungan pada kulit diantara tulang iga dan pada sudut pangkal leher ketika si sakit menarik nafas.). Hitung pernafasan selama menit dan hasilnya dikali 2 catat dalam buku catatan harian. d. Membuat Buku catatan harian orang sakit. e. Seorang PK harus membuat catatan tentang apa saja yang dilaksanakan dalam perawatan/pengobatan dan juga keluhan yang dirasakan oleh si sakit. f. Data yang perlu di catat. - Nama,umur, berat badan si sakit (terutama untuk anak-anak). - Tanggal- jam- suhu nadi pernafasan - Makanan dan minuman (diet) - Pengobatan (nama obat, dosis pemberian , cara pemberian ).dan reaksi setelah makan-minum obat. - Bab dan Bak. (jumlah, Frekwensi, konsistensi tinja, warna dsb). - Keterangan : keadaan/perubahan dari si sakit,gejala yang tampak. 4. Pelaksanaan perawatan orang sakit : a. Memelihara kebersihan mulut : 1. Menyikat gigi Tujuan : l Membersihkan sisa makanan yang tersisas diantara gigi dan menjaga gusi tetap sehat Peralatan : l Sikat gigi, pasta gigi, segelas air dan bengkok Pelaksanaan : l Bila pasien dapat menyikat gigi sendiri a. Si sakit di dudukkan b. Disediakan alat-alat yang diperlukan c. Si sakit disuruh menyikat gigi sendiri l Bila pasien tidak dapat menyikat gigi sendiri a. Kepala pasien dimiringkan b. Handuk diletakkan dibawah dagu sampai dadanya c. Si sakit diberi air dengan sedotan untuk berkumur-kumur d. Sikatlah gigi pasien dengan gerakan dari atas ke bawah, untuk gigi atas dan sebaliknya dari dalam keluar untuk geraham atas dan bawah e. Bila sudah selesai, mulut dikeringkan pasien dikembalikan pada posisi semula 2. Memelihara gigi palsu Tujuan : l Membersihkan sisa makanan yang tersisa diantara gigi dan menjaga gusi tetap sehat Peralatan : l Sikat gigi, pasta gigi, segelas air dan bengkok. Pelaksanaan : l Bila pasien dapat menyikat gigi sendiri a. Si sakit di beri tahu, bahwa gigi yang akan dibersihkan untuk dilepaskan b. Bila dapat melepaskan sendiri, biarkan si sakit mlepaskan sendiri c. Letakkan gigi palsu di baskom atau gelas yang sudah disiapkan d. Gigi dibilas dan disikat dalam air yang mengalir e. Setelah bersih, gigi palsu diserahkan kembali

154

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

f. Gigi dipasang kembali setelah si sakit berkumur g. Pada malam hari gigi palsu setelah dibersihkan, disimpan dalam gelas yang diisi dengan air bersih. b. Memberikan macam-macam kompres : 1. Kompres dingin kering 2. Kompres dingin basah 3. Kompres panas kering 4. Kompres panas basah Tujuan : 1. Kompres dingin : Menurunkan panas dan menghentikan perdarahan 2. Kompres panas : Mempercepat penyembuhan Mengurangi rasa sakit Membantu memperbaiki aliran darah Peralatan : - Kompres dingin kering : dengan kirbat es/ kantong es l Kantong Es ini mempunyai sumbat dan cincin, yang berfungsi untuk menjaga agar tutpnya tetap rapat l Sebelum dimasukkan kedalam kantong es, potongan es dimasukkan kedalam air sebentar, untuk menghilangkan sisi runcingnya yang dapat merobek kantong es l Kantong es diisi setengahnya saja sebelum ditutup udara dikeluarkan terlebih dahulu l Periksa bocor atau tidak kantongnya l dalam kantong diratakan, kemudian dikeringkan Es l Bungkus dengan kain atau handuk kecil, lalu letakkan pada tempat yang akan dikompres l Setelah beberapa waktu diperiksa, bila es sudah cair diganti dengan yang baru. - Kompres dingin basah : l Gunakan baskom yang berisi air dingin, handuk kecil dimasukkan kedalam air tersebut yang mudah mengisap air l Peras sedikit sehingga air tidak menetes l Letakkan pada tempat yanag akan dikompres, mis : dahi l amat panas sekali, perlu juga dikompres pada ketiak dan lipatan paha Bila l Dapat digunakan air hangat - Kompres panas kering : dengan kantong air panas (dari karet) atau botol yang tertutup rapat l Kantong diletakkan mendatar pada sebuah meja, dengan mulutnya menghadap keatas l Kantong atau botol tertutup tersebut diisi dengan air hangat 2/3 bagian (bukan air yang mendidih, karena dapat merusak kantong) l Keluarkan udara dari kantong l Periksa kantong/ botol dengan tidak membalikkan kebawah l Kantong/ botol dikeringkan dan dibungkus dengan kain, lalu letakkan pada bagian yang akan dikompres l air sudah dingin maka harus diganti. Bila

155

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

- Kompres panas basah : l Gunakan baskom yang berisi air panas, handuk kecil dimasukkan kedalam air tersebut yang mudah mengisap air l Peras sedikit sehingga air tidak menetes l Letakkan pada tempat yanag akan dikompres l air telah dingin, dilakukan kembali seperti semula Bila c. Menyajikan makanan dan obat Cara menyajikan makanan : l Sebaiknya makanan disajikan diatas sebuah baki yang rapih, semua alat makan telah tersedia pula l Cocokkan makanan sesuai dengan Diet orang sakit, untuk rasa disesuaikan dengan selera sepanjang tidak bertentangan dengan pantangannya l Makanan dijaga kebersihannya, piring tidak diisi penuh karena akan mengurangi selera makan l Sayuran dan lauk pauk dipisahkan dengan piring kecil secara baik dengan sedikit variasi l Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat l Waktu makan ditentukan,agar lebih menarik di beri vas bunga dan untuk anak diberikan makanan l si sakit dapat makan sendiri, gunakannlah meja kecil diberi alas atau dengan Bila improvisasi. Pelaksanaan :
l Pelaku cuci tangan l Tanyakan pada pasien, apakah ia akan b.a.b atau tidak l Makanan telah disiapkan dan diletakkan diatas meja dalam keadaan hangat l memberikan makanan tergantung pada keadaan pasien Cara

pasien dapat duduk dan makan sendiri : Pasien didudukkan, makanan disiapkan diatas meja kecil dan ditempatkan didepan perut pasien diatas tempat tidur, disediakan pula serbet dan bel agar pasien dapat memberitahu bila makannya sudah selesai l pasien dapat makan sendiri tetapi tidak boleh duduk : Pasien dimiringkan, Bila sebaiknya kesebelah kiri supaya dapat makan dengan tangan kanannya, serbet diletakkan di bawah dagu pasien, makanan diletakkan di dekat pasien, untuk minum disediakan sedotan dan bel agar pasien dapat memberitahu bila makannya sudah selesai l pasien perlu disuap : Pasien ditidurkan seenak mungkin, serbet dipasang diatas Bila dada dibawah dagu pasien, tanyakan apakah mau minum dahulu atau tidak, pelaku duduk disamping pasien untuk dapat menyuap, waktu memberi minum kepala pasien diangkat dengan tangan kiri dan tangan kanan pelaku memegang gelas yang dibantu dengan sedotan. l Selesai makan alat dibereskan, buka celemek dan pelaku cuci tangan l Catat dalam buku harian jumlah makanan yang dihabiskan Cara memberikan obat : Tujuan pemberian obat : l Mempercepat penyembuhan l Mengurangi penderitaan l Mencegah penularan

l Bila

156

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Bentuk obat : l Pil (bundar, bagian luar dilapisi tepung atau bahan yang mengkilap) l Tablet (umumnya pipih, bentuk bermacam-macam bulat atau persegi) l Kapsul (bentuk bulat panjang, terbentuk dari bahan gelatin dapat keras atau lunak, pada umumnya kapsul berfungsi sebagai pembungkus l Tetes (berupa cairan / liquid) l (berbentuk salf, onbat luar yang dioleskan ke kulit atau mata) Salf l (bahan obat yang bercair bisa kental, pada umumnya terlebih dahulku dikocok Cair sebelum dipakai, ada yang digunakan untuk obat minum, obat suntik, obat gosok, obat kompres dll) l Puyer/ serbuk (bentuknya berupa bubuk, tersedia didalam bungkusan kecil, biasanya obat untuk anak-anak) Etiket obat : diletakkan pada dus, kantong plastik, yang memberikan petunjuk tentang pemakaian obat

l Biasanya

Warna etiket:
l Putih (obat dalam untuk diminum) l (obat luar tidak boleh ditelan) Biru l Hitam (biasanya obat berbahaya obat keras atau racun)

Tulisan pada etiket :


l Mengatur berapa kali sehari diminum (dosis obat) l Waktu untuk memebrikan obat (pagi, siang, sore, sebelum atau sesudah makan) l Banyaknya takaran satu sendok teh, setengah tablet dsb l Peringatan : obat harus dikocok dahulu atau tidak

Pelaksanaan pemberian obat : l Pelaku cuci tangan dan pakai celemek l etiket pada botol dengan teliti, nama dan aturan pakai Baca l Untuk obat cair, maka dikocok dahulu untuk larut betul l Tuangkan obat cair dengan memegang botol dimana telapak tangan pad bagian etiket, agar etiket tidak kotor sehingga dapat dibaca dengan jelas l Gunakan takaran yang tepat : Mis : 1 sendok makan, atau 1 sendok obata l etiket sekali lagi untuk menecocokan nama Baca l telah selesai, tutup botol obat dengan rapt dan dikembalikan pada tempatnya Bila Obat minum yang diteteskan : disiapkan, dibaca etiketya berapa harus diberikan, sediakan sendok teteskan obat, hitung dengan suara nyaring agar ingat berapa tetes obat yang telah diberikan l Untuk obat puyer yang kerapkali terasa pahit, terutama untuk anak kecil dan bayi dapat dicampur dengan air gula atau madu. l anak mendapat pil atau tablet, haluskan terlebih dahulu, kemudian campur Bila dengan madu dan aduk dengan sendok kecil supaya merata, tunggu selama pasien minum obat sampai kita pasti bahwa obat telah ditelan l Simpan obat ditempat yang aman dan tidak mudah dicapai oleh anak kecil.
l Obat

d. Merubah posisi orang sakit Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk-berbalik merubah sikap tidurnya, merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang penting, karena dapat menghindari :

157

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

l Bahaya lecet pada tubuh. l Ketegangan pada sendi. l Bahaya timbulnya cacat. l Memperbaiki peredaran darah. l Merubah posisi tidur orang sakit meliputi : l Untuk

mengurangi bahaya lecet daerah yang tertekan bagi orang sakit yang berbaring terus menerus maka pelaku PK membuat jadwal untuk merubah posisi setiap 2 jam sekali, miring kiri dan miring kanan.

Meminggirkan atau menengahkan si sakit.


l Prosedur meminggirkan orang sakit, pelaku cuci tangan dan memakai celemek. l Beritahu si sakit dan diminta untuk menyilangkan kedua lengannya di dada. l Pelaku berdiri di sisi kanan si sakit.

tangan kiri dengan telapak tangan menghadap ke atas dibawah bantal dan di pundak si sakit, sedangkan tangan kanan di bawah punggung .... hitung... pindahkan ke pinggir /ketengah (maksudnya menghitung agar si sakit awas dan mungkin dapat membantu). l Masukkan tangan kiri dibawah punggung ,tangan kanan dibawah punggung .... hitung..... pindahkan ke pinggir dan ke tengah. l Masukkan tangan kiri dibawah lipatan lutut, tangan kanan dibawah betis.... hitung ... pindahkan ke pinggir /ketengah. l posisi tidur si sakit menyenangkan.Rapihkan Tempat tidur. Atur l celemek dan cuci tangan. Buka Memiringkan si sakit. membantu posisi si sakit menjadi miring, Pelaku cuci tangan pakai celemek l Beritahu si sakit dan untuk memiringkan si sakit ke sisi kiri, pelaku berdiri di sisi kanan si sakit. l Kedua tangan si sakit diletakkan bersilang diatas perut, kaki kanan diletakkan diatas kaki kiri. l Masukkan tangan kiri dibawah bahu ,sambil memegang bahu yang lain, tangan yang lain dimasukkan dibawah bokong.... hitung sedikit diangkat dan si sakit dimiringkan. l dengan baik posisi si sakit, dapat diberi bantal guling diantara kakinya, bagian Atur punggung ditopang dengan bantal.
l Memiringkan

l Masukkan

Memindahkan si sakit. l si sakit dewasa dan gemuk, maka untuk mengangkatnya diperlukan 2 atau 3 Bila orang l Ketiga pelaku berdiri disisi kanan si sakit dengan posisi kaki kanan agak maju ke depan. l Pelaku yang tertinggi berada pada bagian kepala dan bertugas untuk mengangkat bagian atas. Tangan kiri diletakkan dibawah bahu, sedangkan tangan kanan dibawah pinggang. l Pelaku yang kedua (menurut ukuran tinggi badan) bertugas mengangkat bagian tengah badan si sakit. Tangan kiri diletakkan disamping tangan kanan pelaku yang pertama, sedangkan tangan kanan berada dibawah bokong si sakit. l Pelaku yang terpendek bertugas mengangkat bagian kaki si sakit. Tangan kiri diletakkan disamping kanan pelaku kedua, sedangkan tangan kanan berada pada bagian kaki.

158

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

yang berada dibagian kepala memberi aba-aba kemudian si sakit diangkat bersama-sama. Langkah pelaku harus sama (siap-angkat-berjalan-satu-dua-tiga dst-berhenti- baringkan ). l Si sakit dirapihkan dan diselimuti. e. Menolong orang sakit b.a.b dan b.a.k Di Indonesia biasanya si sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi ke kamar kecil untuk b a b /b a k. l Peralatan : Pasu najis dan tutupnya. l kemih untuk pria. Labu l Botol berisi air bersih. l Kertas tisu. l bokong, dan perlaknya. Alas l handuk, sabun dan bedak bila perlu Bel, Pelaksanaan : l Pelaku cuci tangan dan pakai celemek. l Beritahu si sakit. l Siapkan alat-alat di samping tempat tidur. l Selimut pada sisi dimana pelaku berdiri diangkat, dan alat bokong dipasang . l Pakaian si sakit dibuka atau dikebawahkan. l Tutup pasu najis dibuka, diletakkan diatas bangku dengan bagian dalam menghadap ke atas. l Si sakit diminta untuk menekuk lututnya dan mengangkat bokongnya. l Letakkan pasu najis dibawah bokong (bila perlu mdibantu mengangkat bokongnya). Bila si sakit pria, diberikan labu kemih di depan pasu najis. l Periksa apakah letak pasu najis baik, selimut ditutup kembali dan kepada si sakit diberikan bel. l Si sakit dapat dsi tinggalkan dan minta membunyikan bel apabila telah selesai. l Setelah bab dan b a k ,bila si sakit pria labu kemih dianggakt dulu. Kemudian alat kelamin disiram dari bagian atas. l Sambil si sakit dimiringkan ke sisinya, bersihkan bokong dengan kertas toilet yang telah dibasahi dari depan ke belakang, kemudian dikeringkan. l Masukkan kertas toilet yang telah dipakai kedalam pasu najis. l najis diletakkan diatas bangku dan ditutup. Pasu l Angkat pengalas bokong, pakaian dikenakan kembali dan si sakit dikembalikan ke posisi semula. l Alat-alat dikeluarkan dari kamar pasu najis dibersihkan. l celemek, pelaku cuci tangan. Buka e. Menolong memandikan orang sakit diatas tempat tidur. Tujuan memandikan.
l Memberikan perasaan segar dan nyaman kepada si sakit. l Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya. l Membantu memperlancar peredaran darah. l Melatih otot-otot secara aktif dan pasif. l Mencegah terjadinya lecet.

Pelaku l

159

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Peralatan. l 2 buah waskom (1 untuk menyabuni dan 1 untuk membilas ). lhangat dalam cerek dan air dingin dalam ember. Air l 2 waslap dan 2 handuk bila ada. l 1 buah ember untuk menampung air kotor. l Sabun mandi pada tempatnya, talk, krim pelembab dan alat kosmetik bila perlu. l Pakaian si sakit yang bersih. l Tempat/keranjang untuk pakaian kotor. l perlu sediakan pasu najis, labu kemih dan botol berisi air untuk membasuh. Bila Pelaksanaan. l Tanggalkan semua pakaian si sakit dan badan di tutup dengan handuk/kain panjang, pakaian kotor dimasukkan di dalam keranjang pakaian kotor. l Handuk yang diletakkan dibawah kembali. l Dicuci muka, telinga dan leher. l Bersihkan muka (dengan gerakan huruf S) ,telinga dan leher.Mula-mula dengan waslap bersabun, kemudian dibilas dengan waslap lainnya(U ntuk muka, ditanyakan dulu apakah mau memakai sabun atau tidak ). l Angkatlah handuk dari bagian kepala, lalu keringkan muka, telinga dan leher si sakit dengan handuk tersebut. l Handuk dipindahkan ke bawah lengan si sakit yang jauh dari pelaku,lalu dengan waslap bersabun diseka dengan memkai usapan yang panjang dan setengah memijit mulai dari jari-jari tangan sampai ketiak. l Selesai dibilas, lengan dikeringkan, dilakukan dengan cara yang sama pada lengan yang lain, lalu ke dua lengan diletakkan ke atas kepala, pindahkan handuk ke samping si sakit dekat pelaku. l dada, ketiak, perut, paha/lipatan paha. Cuci l Diseka mulai dari bagian dada (kalau pada wanita yang menyusui bayinya, agar secara hati-hati dengan gerakan memutar), teruskan ke ketiak, dan dengan usapan panjang sejauh mungkin menyeka bagian perut (perhatikan pusar) kearah bagian paha. l Setelah dibilas, dikeringkan, ketiak diberi bedak. l Handuk dibentangkan dibawah bokong ,diminta agar lutut ditekuk untuk membersihkan alat kelamin. Tanyakan apakah si sakit mau membersihkan sendiri, jika demikian, washlap bersabun diberikan kepada si sakit dan diganti dengan washlap bersih. Kemudian dikeringkan dengan baik diberi bedak sampai di lipat paha. lmandi diganti, kedua washlap dibersihkan kembali. Air l bagian belakang si sakit; pundak, punggung, pinggul bokong Cuci paha bagian belakang dan lipatan bokong. l Miringkan si sakit, dan bentangkan handuk di belakang punggung (bila si sakit dapat telungkup, maka hal ini lebih mudah) bagian lipat bokong dicuci paling akhir. l Dikeringkan dengan handuk, kemudian bokong diberi bedak. l si sakit selalu berbaring terlentang,maka perlu punggungnya di pijat. Caranya Bila tuangkan sedikit lotion di tangan pelaku dan gosokkan bagian belakang si sakit seluruhnya, Bila sudah agak kering, tangan pelaku diberi bedak dan mulai memijat dengan kedua telapak tangan diletakkan tertutup diatas bokong, mengusap sambil menekan ke arah bahu, tangan kanan dibelokkan ke kanan dan tangan kiri ke, lalu memijat /mengusap sisi badan, pada sisi bokong kita angkat sedikit sambil menekan kembali ke temnpat semula serta menekan sedikit, gerakan ini diulangi sampai dengan 5 kali. l Dikenakan pakaian atas pasien yang bersih. lmandi diganti, kedua washlap dicuci kembali. Air

160

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

l Kedua

tungkai sampai kaki dicuci, handuk dibentangkan dibawah kedua tungkai dengan posisi lutut ditekuk. l dikehendaki si sakit, kedua kaki dimasukkan ke\dalam waskom untuk dicuci agar Bila memberikan perasaan segar dimulai dulu dari tungkai yang jauh dari pelaku, dicuci jari-jari, telapak kaki sampai ke tungkai bagian atas lalu dikeringkan. Dilakukan dengan cara yang sama pada tungkai yang lain. l Dikeringkan dengan baik dan sela jari kaki diberi bedak, tumit digosok lotion kulit. l Rambut disisir dengan cara : handuk diletakkan dibawah kepala kemudian kepalanya dimiringkan, rambut dibagi dua lalu disisir mulai dari ujung, makin lama keatas sampai pada pangkal rambut. l rambut panjang dijalin dan ujungnya diikat, demikian juga sebelahnya. Untuk Bila wanita diberikan alat makeupnya. l Si sakit dirapihkan dan tempat tidur dibereskan l Semua alat dibersihkan dan dikembalikan ke tempatnya masing-masing l celemek dan cuci tangan. Buka l dan jendela dibuka kembali. Pintu

161

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

162

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A.

Pokok Bahasan IV : Gejala Penyakit Sub Pokok Bahasan. 1. Diare dan Dehidrasi 2. Demam 3. ISPA, Pnemonia, TBC 4. DBD ( Demam Berdarah Dengue ) dan PSN 5. Gizi buruk Tujuan Pembelajaran :

B.

C.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. 2. 3. 4. 5. Dapat memahami dan mengenal gejala Diare, dan gejala Dehidrasi, serta dapat melakukan pertolongan pertama dan rujukan. Mengenal tanda dan gejala Demam, serta dapat melakukan Pertolongan Pertama. Mengenal tanda dan gejala DBD, serta dapat melakukan pertolongan pertama secara sederhana dan upaya pencegahannya. Dapat mengenal beberapa gejala ISPA, termasuk pneumonia dan TB, serta mengetahui pertolongan pertama yang perlu dilakukan. Dapat menjelaskan pentingnya makanan bergizi uutuk kesehatan tubuh.

D.

Waktu : 2 x 45 menit Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Praktek / simulasi. Media : Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta perlunya memahami Gejala penyakit. l Fasilitator menguraikan sub topik yang akan disampaikan. l Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik. l Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta. 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang Diare, serta diminta menyebutkan penyebabnya, Fasilitator menuliskan dan kemudian melakukan klarifikasi. l Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan akibat dari Diare yang tak tertangani atau tanda-tanda dari dehidrasi, Fasilitator menuliskan, lalu memberi klarifikasi, serta menjelaskan tindakan rujukan yang harus segera dilakukan.

E.

F.

G.

163

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

mengajak peserta untuk berbagi pengalaman pada saat demam, gejala dan pertolongannya, Fasilitator menuliskan lalu mengklarifikasi. l Fasilitator meminta peserta menjelaskan apa yang diketahui tentang Deman Berdarah Dengue (DBD), Fasilitator menuliskan, merangkum, kemudian mengklarifikasi tentang Penyebab, Gejala dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan. l Fasilitator menjelaskan tentang ISPA serta tanda dan gejalanya, mulai dari batuk, pilek sampai kepada radang paru-paru (pneumonia) dan apa perbedaannya. Fasilitator menjelaskan pertolongan pertama pada kasus batuk pilek dan apa yang harus dilakukan bila ditemukan tanda dan gejala radang paru-paru. Fasilitator menjelaskan kemana sebaiknya orang sakit dirujuk. l Fasilitator menjelaskan gejala dan tanda TBC, serta rujukan yang harus dilakukan. l Fasilitator meminta peserta untuk menjelaskan pengertian gizi buruk. Fasilitator memotivasi peserta untuk berperan aktif memberikan pendapat, Fasilitator menuliskan, merangkum, dan kemudian memberikan klarifikasi. Fasilitator menjelaskan tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan apabila mendapatkan anak yang mengalami gizi buruk. l Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab kepada peserta. H. Rangkuman a. Fasilitator menyimpulkan tentang beberapa gejala penyakit yang disajikan mengacu pada tujuan pembelajaran. b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

l Fasilitator

Latihan dan Evaluasi


Apa l yang disebut diare dan bagaimana cara mengatasi diare. ........................................................................................... ........................................................................................... Bagaimana cara menolong penderita demam secara sederhana ........................................................................................... ........................................................................................... Bagaimana cara memberantas sarang nyamuk. ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan bedanya batuk-pilek biasa dengan pneumonia ........................................................................................... ........................................................................................... Kapan seseorang diwaspadai menderita TBC. ........................................................................................... ..........................................................................................

I.

Sumber Referensi : l Pedoman Perawatan Keluarga PMI hal 116 - 146 l Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya hal 54 l Referensi lain yang terkait.

164

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

J.

Kunci Materi 1. Diare dan dehidrasi : l Diare adalah keluarnya feses yang konsistensinya lembek dan berair dengan frekuensi sering. Diare disertai oleh kram seperti yang terjadi saat sakit perut. l Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh pada seseorang yang menderita diare sehingga seseorang kehilangan banyak air dan garam. Yang perlu diperhatikan bagi penderita diare : Untuk bayi : l Berikan minuman sebanyak yang dapat diterima bayi, berupa larutan dehidrasi (campuran 4 sendok teh gula, 1 sendok teh garam dan dicampur dalam 600 ml air hangat steril. l Berikan ASI sebanyak yang diinginkan bayi. l Jangan memberikan susu atau makanan padat sampai 24 jam. l Memberi makan lewat botol harus dimulai secara bertahap setelah 36 jam dari berhentinya diare. l diare berlanjut hubungi segera dokter. Bila Untuk orang dewasa : boleh makan, hanya minum-minuman yang berupa cairan murni, seperti air putih atau jus buah selama 24 sampai 48 jam lebih banyak dari biasanya. l Orang dewasa dapat mengkonsumsi mixtura kaolin (tersedia di apotik) untuk mengurangi diare. l Jangan memberikan obat-obatan kepada anak-anak untuk mengendalikan diare kecuali berdasarkan saran dokter. l diare mereda, konsumsi makanan yang mudah dicerna, sup yang bebas lemak. Bila l Hindari mengkonsumsi susu, krim, mentega, telur untuk beberap hari.
l Tidak

Segera rujuk penderita diare bila:


l Nyeri berkelanjutan l Serangan terjadi setelah bepergian dari luar daerah l Individu mengalami serangan diare yang berulang lebih dari 3 hari l Terdapat darah dalam feses l Diare berlangsung selama lebih dari 48 jam, atau lebih dari 24 jam pada anak kecil. l kecil yang menderita diare juga mengalami muntah. Anak

2. Demam : l Demam biasanya didefinisikan sebagai suhu diatas 380C, yang diukur secara oral dan merupakan salah satu respons tubuh terhadap infeksi. Tindakan :
l Berikan parasetamol baik dalam bentuk sirup ataupun tablet sesuai aturan.

selimut dan semua pakaian yang hangat, kenakan pakaian yang ringan dan longgar. l Jangan berupaya untuk membungkus anak di dalam selimut. l Apabila suhu lebih dari 400C, lakukan kompres dengan air hangat. l Berikan banyak minum l Pertahankan penderita di dalam ruangan yang hangat dengan suhu yang tetap, dengan ventilasi cukup, bukan jendela yang memiliki aliran udara. l Sebuah kipas angin listrik.

l Lepaskan

165

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Segera rujuk penderita Demam bila: l Demam di daerah malaria l Kejang-kejang, terkadang disertai kejang/kaku di leher l Kehilangan kesadaran l Demam dengan kulit yang melepuh karena cacar atau infeksi kulit. l Demam dengan tanda-tanda radang paru-paru l Demam pada wanita yang habis melahirkan atau mengalami keguguran dalam waktu 6 minggu sebelumnya. 3. DBD : l Demam Berdaran Dengue (DBD) adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang berkembang biak di dalam genangan air jernih di dalam maupun di sekitar rumah. Tanda dan gejala selama 2-7 hari tampak lemah dan lesu. bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler / rambut di kulit. Untuk membedakannya, kulit direnggangkan. Bila bintik itu hilang berarti bukan tanda penyakit DBD. l Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan), mungkin terjadi muntah darah atau b.a.b berdarah. l Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.
l Tampak l Mendadak panas tinggi (38-400C atau lebih)

Tindakan : l Segera lakukan pertolongan pertama dengan beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti air susu, teh atau air minum lainnya. l Berikan kompres dingin l Berikan obat penurun panas misalnya paracetamol dengan dosis : Anak-anak : 10-20 mg/kg Dewasa : 3 X 1 tablet sehari l Segera dirujuk ke petugas kesehatan / puskesmas / rumah sakit. Pencegahan :
l Pemberantasan Sarang Nyamuk, memberantas sampai jentik-jentiknya.

4.

ISPA, Pneumonia dan TB :


l (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) ISPA l Flu

Merupakan infeksi virus pada hidung dan tenggorokan. Flu menyebabkan hidung berair/tersumbat, sakit tenggorokan, pegal-pegal seluruh badan dan merasa tidak sehat serta sering kali suhu tubuh sedikit meningkat. Flu sering kali berlangsung selama 7 sampai 10 hari. Tindakan : a. Beri banyak minum/cairan. b. Inhalasi/penguapan air hangat akan membantu membersihkan saluran hidung. c. Berikan paracetamol untuk mengurangi gejala, sesuai aturan. Batuk Batuk adalah tindakan refleks yang distimulasi oleh iritasi pada paru-paru atau jalan udara. Batuk berulang dapat mengindikasikan adanya infeksi, seperti flu.

166

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Tindakan : a. Berikan cairan dalam jumlah yang banyak untuk meredakan batuk. b. Inhalasi/penguapan air hangat membantu membersihkan jalan nafas. c. Untuk batuk kering, minum obat batuk atau minuman lemon hangat dengan satu sendok teh madu dapat membantu individu beristirahat/tidur. d. Pada anak, saat tidur tinggikan bagian kepada dengan bantal. e. Pada bayi, saat tidur posisikan miring tanpa menggunakan bantal. Pneumonia Pneumonia adalah inflamasi/radang dan infeksi kantong udara (alveoli) paru-paru. Gejala Pneumonia a. Pernafasannya cepat, kadang berbunyi dan sulit bernafas b. Batuk c. Produksi lendir berwarna kuning atau hijau d. Suhu tubuh meningkat e. Nafsu makan berkurang f. Kemungkinan terdapat nyeri dada Tindakan : a. Baringkan penderita di tempat tidur dengan posisi duduk tegak dan disangga dengan baik oleh sandaran punggung dan bantal. b. Anjurkan penderita untuk batuk, berikan banyak cairan, sediakan tissue yang banyak dan sebuah wadah untuk meludah. c. Bantu individu untuk melakukan napas dalam d. Berikan obat sesuai dengan anjuran dokter e. Berikan oksigen jika diprogramkan dokter. Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tubercolosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar melalui udara. TBC paling banyak menyerang paru-paru (saluran pernafasan). Namun kemudian TBC juga bisa menyerang alat tubuh yang lain. Pada anak TBC dapat menyebabkan peradangan pada selaput otak dan gangguan kulit. l Tanda dan gejala seseorang pengidap TBC a. Batuk lebih dari 4 minggu, walau telah minum obat biasa b. Batuk menahun dan berlendir, pada stadium lanjut berdarah c. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari d. Terasa nyeri pada dada dan punggung atas e. Menjadi kurus f. Kulit pucat g. Suara menjadi parau/serak h. Dalam stadium lanjut berbagai infeksi dapat disebabkan karena kuman TBC, termasuk infeksi kulit, selaput paru, jantung dan berbagai organ tubuh penting lain.
l TBC l Bagaimana cara pencegahan dan Pengobatan TBC

a. b. c. d. e. f.

Vaksinasi BCG (Bacilus Calmette Guirin) bagi bayi sedini mungkin Makan makanan yang banyak mengandung protein dan vitamin Makan dan istirahat teratur Jaga kebersihan lingkungan Pemeriksaan kesehatan secara teratur Menghindari berdekatan napas dengan penderita TBC.

167

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Pengobatan a. Disiplin mengkonsumsi obat sesuai dengan aturan, dalam jangka panjang, secara terus menerus tanpa berhenti. b. INH, Streptomisin, enthambutol, PAS dan ripampisin 5. Gizi Buruk :
l Gizi

buruk disebabkan oleh kurang makan atau kurang mengkonsumsi makanan dengan baik.

Anak-anak yang kurang gizi :


l Tidak bertumbuh atau berkembang secara normal

lebih besar kemungkinan untuk terkena penyakit dan kecil kemungkinan untuk bertahan hidup l Mereka terperangkap dalam lingkungan gizi buruk dan penyakit Tanda seorang anak menderita Gizi buruk l menjadi lemah, sehingga untuk makanpun perlu disuapi. Anak l Mempunyai masalah diare, batuk atau radang paru-paru l Lemah dan lesu l Penderita gizi buruk kehilangan otot-otot l Penderita gizi buruk tubuhnya bengkak air (udema) l melepuh dan terkelupas (penderita kwashiorkor) Kulit l Lingkar lengan atas kurang dari 13 cm. Tindakan : l Berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari l Bantulah anak-anak untuk makan, (mengolah makanan sehingga mudah dimakan oleh penderita gizi buruk). l Berikan cairan sari makanan kepada anak-anak gizi buruk yang mengalami dehidrasi. l Anjurkan orang tua untuk berkunjung ke posyandu/puskesmas, untuk di timbang, diberikan obat-obatan yang tepat. l Menghibur anak-anak yang kurang gizi, dengan cara bermain bersama.

l Mereka

168

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A.

Pokok Bahasan V : Perawatan pada Lansia Sub Pokok Bahasan a) Pengertian Lansia b) Tujuan Perawatan Lansia c) Perubahan pada Lansia dan faktor yang mempengaruhi d) Pendekatan fisik, psikis Tujuan Pembelajaran :

B.

C.

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. 2. 3. 4. Dapat menjelaskan pengertian Lansia Dapat menjelaskan tujuan perawatan Lansia Dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada Lansia dan faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut Dapat melakukan pendekatan fisik dan psikis kepada Lansia

D.

Waktu : 1 x 45 menit Metoda : Ceramah, Tanya jawab, Simulasi. Media : Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : a. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta perlunya memahami Perawatan pada Lansia. b. Fasilitator menguraikan sub pokok bahasan yang akan disampaikan. c. Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik. 2. Kegiatan Pembelajaran : a. Fasilitator minta peserta untuk menjelaskan pengertian Lansia yang diketahui, Fasilitator mencatat, lalu melakukan klarifikasi b. Fasilitator menjelaskan tujuan perawatan Lansia, dan mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan feedback dari peserta. c. Fasilitator minta peserta menyebutkan perubahan yang terjadi pada Lansia, Fasilitator mencatat, lalu merangkum, dan Fasilitator memberikan klarifikasi. d. Fasilitator menjelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan pada Lansia. e. Fasilitator minta peserta menyebutkan apa saja yang dimaksud dengan pendekatan fisik kepada Lansia, Fasilitator mencatat dan kemudian melakukan klarifikasi. f. Fasilitator juga minta peserta menyebutkan apa saja yang dimaksud dengan pendekatan psikis kepada Lansia, Fasilitator mencatat dan kemudian melakukan klarifikasi.

E.

F.

G.

169

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

H.

Rangkuman: a. Fasilitator menyimpulkan tentang Perawatan pada Lansia yang disajikan mengacu pada tujuan pembelajaran. b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi


l Jelaskan

minimum 4 hal tujuan perawatan Lansia? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan tentang perubahan pada Lansia! ........................................................................................... ...........................................................................................

I.

Sumber Referensi : Keluarga PMI l Pedoman Perawatan Keluarga khusus lanjut usia l Referensi lain yang terkait.
l Pedoman Perawatan

J.

Kunci Materi 1. Pengertian Lansia : Mereka yang karena usianya mengalami perubahan biologis (fisik), kejiwaan & sosial. Perubahan ini mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatannya. Tujuan Perawatan Lansia : l Menciptakan suasana yang dapat menunjang penyembuhan l Mengupayakan agar dicapai dan dipertahankannya tingkat tertinggi dari kemandirian fungsional. l Mengupayakan semaksimal mungkin agar Lansia memperoleh kualitas hidup yang baik, merasakan kebugaran dan menikmati hidup. l Lansia yang sudah mendekati akhir hayat diupayakan agar tetap memperoleh Bagi pelayanan dengan menjunjung martabat mereka secara manusiawi. l Mengupayakan untuk menghambat progresifitas dari gangguan menahun dan sedapat mungkin dipertahankan. l Mencegah gangguan akut, maupun komplikasinya dengan cara deteksi dini serta pengobatan yang cepat dan tepat.

2.

3. Perubahan fisik yang dialami Lansia : l dan jaringan bawah kulit Otot l Sistem syaraf l dan rambut Kulit l Tulang l Indera l geligi Gigi l Paru-paru

170

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

l Jantung dan Pembuluh darah l Saluran pencernaan l Sendi l Kemunduran fungsi organ tubuh lainnya.

3. Perubahan mental yang dialami Lansia : Perubahan mental sangat berpariasi, mulai dari sering lupa terhadap hal yang baru terjadi, sulit tidur, kecemasan, depresi sampai dengan penyakit terberat yang dikenal sebagai dementia (pikun)

171

Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

172

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Modul VI Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja


Kompetensi HIV / AIDS Bagi KSR Dasar Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang HIV/AIDS Kompetensi Inti : Memiliki pengetahuan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi serta kebijakan dan peran PMI dalam kegiatan HIV/AIDS

Kompetensi Umum Memahami informasi HIV/AIDS l Memahami informasi IMS serta dampaknya pada penularan HIV/AIDS l Memahami Kebijakan dan Peran PMI dalam kegiatan yang berkaitan dengan HIV/AIDS
l

Kompetensi Khusus Memahami pengetahuan tentang HIV/ AIDS dan proses penularan serta perlindungannya l Memahami tentang kesehatan reproduksi pria dan wanita l Mengetahui beberapa infeksi menular seksual yang umum di Indonesia l Memahami kebijakan dan peran PMI dalam kegiatan yang berkaitan dengan HIV/ AIDS l Mengetahui tiga pilar penanggulangan HIV/ AIDS
l

Kompetensi Tambahan Memahami pengertian relawan l Mengetahui Program Pendidikan Remaja Sebaya
l

173

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Pokok Bahasan HIV/ AIDS

Sub Pokok Bahasan


l

Tujuan Pembelajaran
l

Metodologi Presentasi l Permainan l Curah pendapat


l

Alokasi Waktu 2 x 45'

Media Spidol Flipchart LCD/OHP Media terkait

Sumber Belajar/ Referensi

Menjelaskan tentang HIV/ AIDS l Penularan l Menjelaskan dan proses Pencegahpenularan HIV an HIV/ l Menjelaskan AIDS proses pencegahan HIV Pengertian HIV/ AIDS
l

Kesehatan Dan Reproduksi

Alat dan fungsi Reproduksi

Infeksi Menular Seksual

Menyebutkan alat reproduksi Pria dan Wanita l Menyebutkan fungsi reproduksi Pria dan Wanita l Mengetahui beberapa infeksi menular seksual
l

Presentasi l Permainan l Curah pendapat


l

1 x 45'

Spidol Flipchart LCD/OHP Media terkait

Kebijakkan Dan Peran PMI

Kebijakan PMI

Peran PMI

Mengetahui kebijakan PMI di bidang HIV/ AIDS l Mengetahui tentang tiga pilar penanggulang an HIV/ AIDS l Mengetahui tentang GIPA Principle l Mengetahui tentang kegiatan yang berkaitan dengan HIV/AIDS l Mengetahui tentang Program
l

Presentasi Permainan l Curah pendapat


l l

2 x 45'

Spidol Flipchart LCD/OHP Media terkait

Note :

TOTAL

5 x 45'

1 jam=45

174

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

A.

Pokok Bahasan : HIV/ AIDS Sub Pokok Bahasan : - Pengertian HIV/ AIDS - Penularan HIV dan - Perlindungan AIDS Tujuan Pembelajaran : Setelah kegiatan 1. Menjelaskan 2. Menjelaskan 3. Menjelaskan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : tentang HIV dan AIDS proses penularan HIV cara perlindungan AIDS

B.

C.

D.

Waktu : 2 x 45 menit Media : Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya Metode : Presentasi, Permainan, Curah pendapat. Proses Pembelajaran : Dasar tentang HIV/AIDS, Bagaimana mengetahui seseorang mengidap HIV/AIDS, Penularan dan pencegahannya Jelaskan kepada semua peserta : Setelah membahas berbagai modul, maka tiba saatnya kita membicarakan tentang HIV/AIDS, penyakit yang sedang mengancam peradaban manusia. Dalam Modul ini kita akan membahas : Pengetahuan HIV/AIDS, pencegahan dan penularan HIV. 1. PEMBAHASAN Minta 1 orang peserta (katakanlah bernama INSAN) berdiri di tengah ruangan. Minta 8-10 orang peserta (sebutlah mereka KEBAL) bergandengan tangan melindungi dengan cara melingkari INSAN. Minta 1 peserta lain (namakan HIV) berusaha memotong lingkaran yang melindungi INSAN. Minta 3 orang peserta lain (namakanlah TBC, DIARE, KANKER) siap-siap menunggu HIV memotong lingkaran KEBAL. Dalam situasi masih seperti di atas, tanyakan kepada INSAN: Apa yang terjadi bila KEBAL melindunginya secara kuat? Minta peserta lain membantu menjawab. Teruskan tanya sampai muncul jawaban: INSAN selamat dari semua serangan, termasuk dari serangan TBC, DIARE, KANKER, karena dilindungi oleh KEBAL. Minta HIV memotong salah satu lingkaran tangan KEBAL. Tanya semua peserta: Apa yang sekarang terjadi ketika HIV merayu KEBAL untuk melepas gandengannya dan KEBAL takluk kepada AIDS? Tanya terus sampai muncul jawaban: INSAN tidak aman lagi, karena KEBAL tidak lagi melindunginya. Tanyakan lagi: Apa yang kemudian terjadi dengan TBC, DIARE, KANKER terhadap INSAN? Tanyakan terus sampai muncul jawaban: Mereka menyerang dan mematikan INSAN.

E.

F.

G.

175

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Tunjuk salah seorang peserta secara bergantian dan ajukan pertanyaan (ini untuk memberikan kesempatan peserta mengungkapkan pendapatnya) : Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh PMI dalam penanganan kegiatan HIV/AIDS? Apa yang kita ketahui tentang penularan HIV Kemudian tulislah dikertas Flipchart untuk selanjutnya disepakati hasilnya bersamasama. Lanjutkan bertanya kepada semua peserta sambil ditulis jawabannya di kertas flipchart Apa yang kita ketahui tentang perlindungan terhadap AIDS ? 2. PENYIMPULAN Jelaskan: Begitulah virus HIV menyerang tubuh manusia, sampai akhirnya menyebabkan kematian. Kemudian : Namun demikian kita dapat mencegah penularan AIDS Bahas secara mendalam isi Kunci Materi. Beri kesempatan bertanya dan jawab secara lengkap sebelum langsung masuk ke topik berikutnya.

Latihan dan Evaluasi


Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang : l Apakah HIV dan AIDS itu ? ........................................................................................... ........................................................................................... Bagaimana proses HIV melemahkan sistim kekebalan tubuh manusia ? ........................................................................................... ........................................................................................... Bagaimana proses penularan HIV ? ........................................................................................... ........................................................................................... Bagaimana cara perlindungan terhadap AIDS ? ........................................................................................... ..........................................................................................

H.

Sumber Referensi : 1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004 2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

176

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

I.

Kunci Materi Apakah HIV itu? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah Virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya AIDS. Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. Apakah AIDS itu? AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh Virus (Jasad Sub Renik) yang disebut dengan HIV (Human Immuno Virus). Bagaimanakah HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh ? Sasaran penyerangan HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel Limfosit T4. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel Limfosit T4 -nya mati, Virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun. Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh, sehingga kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut Infeksi Oportunistik / Infeksi Mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba menjadi ganas. Kumannya bisa Virus lain, Bakteri, Mikroba, Jamur, maupun Mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karena TBC, Diare, Kanker kulit, Infeksi Jamur, dll. Bagaimana HIV dapat ditularkan? Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil. Penularan lewat senggama : Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui senggama, dimana HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV. Penularan lewat transfusi darah : Jika darah yang ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV , maka virus HIV akan ditularkan kepada orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.

177

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Penularan lewat jarum suntik : Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui : ? Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan. ? Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para pengguna narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar. Penularan lewat kehamilan : Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV , maka HIV dapat menular ke janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20% - 40%. Risiko ini mungkin lebih besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown). Bagaimana melindungi diri dari penularan AIDS? Kita semua, khususnya remaja harus melindungi diri dari AIDS. Karena kalau seo-rang remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur lebur. Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara 'ABC', ialah: [A] : Abstinence) alias PUASA bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-dekat senggama. Jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi, merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasmus) sebenarnya kurang baik. Namun resikonya paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa menahan diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan. Jangan terlalu sering. [B] : Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersenggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun yang penting kesetiaan dari semua fihak, baik istri maupun suami. Di sinipun, bila suami istri berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang paling tidak beresiko. [C] Condom alias Kondom bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus, antara lain ialah para suami atau remaja yang tidak kuat puasa atau setia (atau onani), dan masih terdorong melakukan zina. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS, dan melindungi istri atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para pelacur, patut ditumbuhkan motivasi memakaikan kondom pada pasangan kencan mereka. Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami-istri di mana salah satu menderita PHS, juga AIDS, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan AIDS lebih lanjut kepada pasangannya. Yang penting dalam pemakaian kondom ialah (sambil dipraktekkan) melindungi keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses senggama untuk menghindari sentuhan antara penis dan vagina. Tambahan perlindungan yang sangat penting ialah: Hindari transfusi, dengan selalu berhati-hati. Bila terpaksa ditransfusi, yakinkan bahwa darah yang ditransfusi adalah darah yang telah diperiksa oleh Unit Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) PMI sebagai darah bebas HIV (juga bebas hepatitis, malaria dan sifilis). Hindari suntik-menyuntik. Sebagian besar obat sama atau lebih efektif diminum daripada disuntikkan. Bila terpaksa disuntik, yakinkah jarum dan tabung suntiknya baru dan belum dipakai untuk orang lain. Berhati-hatilah dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku dan aman. Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke dokter.

178

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

A.

Pokok Bahasan : KESEHATAN DAN REPRODUKSI Sub Pokok Bahasan : - Alat dan fungsi Reproduksi - Infeksi Menular Seksual Tujuan Pembelajaran : Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Menyebutkan alat reproduksi Pria dan Wanita 2. Menyebutkan fungsi reproduksi Pria dan Wanita 3. Mengetahui beberapa Infeksi Menular Seksual (IMS)

B.

C.

D.

Waktu : 1 x 45 menit Media : Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya Metode : Presentasi, Curah pendapat. Proses Pembelajaran : Jelaskan kepada semua peserta: Mari, sekarang kita membicarakan tentang kesehatan reproduksi. Sebagai awal pembahasan, saya ingin menegaskan bahwa bagi manusia, tugas reproduksi adalah tugas untuk berketurunan melalui upaya hubungan seksual. Kesemuanya dalam rangka memelihara kelangsungan hidup manusia di bumi untuk membawa rahmat dan kesejahteraan. Tugas yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia ini sangat mulia, dan wajib kita pelihara dengan semulia-mulianya. Salah satu upaya awal ialah memahami secara benar dan layak semua hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Dalam modul ini kita akan membahas topik-topik, antara lain : Alat dan Fungsi Reproduksi, dan Infeksi Menular Seksual (IMS). 1. PEMBAHASAN Mintalah peserta duduk setengah lingkaran dengan fasilitator sebagai titik tengahnya. Bukalah suasana. Kemudian, ucapkan: Mari, kita simak. Sebut nama masing-masing dalam bahasa Indonesia, bahasa atau istilah daerah, dan dalam bahasa ilmiah dari masing-masing alat reproduksi pria/wanita" Catat dan ucapkan kembali nama-nama tersebut. Usahakan untuk menyebut nama nama dengan penuh kesungguhan, jangan ketawa, hindari kesan melecehkan. Kesemuanya itu dilakukan agar penyebutan nama alat reproduksi menjadi tidak peka lagi (desensitisasi). Kemudian Jelaskan bahwa kita akan berbagi informasi perihal Penyakit Hubungan Seksual :

E.

F.

G.

179

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

"Coba anda bayangkan, apabila alat reproduksi kita tertular bibit penyakit! Nah, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui proses senggama dikelompokkan menjadi Infeksi Menular Seksual atau disingkat IMS. Tanyakan lebih lanjut: Coba sebutkan penyakit apa saja yang dapat ditularkan melalui senggama? Catat semua nama, kelompokkan yang benar dan yang kurang benar. Katakan: Baiklah, nanti akan saya jelaskan satu persatu. Materi HIV/AIDS akan dibahas dalam modul terpisah, materi lainnya akan saya jelaskan segera. Yang penting sekarang ialah bagaimana cara kita menghindari penularan IMS ke dalam diri kita. Siapa tahu? Biarkan para peserta saling melengkapi jawaban masing-masing. Kemudian nyatakan pembahasan sudah cukup dan tiba waktunya untuk menyimpulkan hasil pembahasan. 2. PENYIMPULAN Tunjukkan nama semua organ dengan menggunakan gambar penampang yang tersedia, sebagaimana yang terdapat dalam Kunci Materi. Kemudian lanjutkan dengan menjelaskan fungsi masing-masing organ. Tanyakan kalau-kalau ada yang belum jelas. Jawab setiap pertanyaan, baru pindah ke pembahasan berikut. Selanjutnya, ajak semua peserta menyimpulkan bahasan mengenai IMS, dengan menunjukkan berbagai jenis IMS yang paling umum di Indonesia dengan tanda dan gejalanya secara singkat dalam Kunci Materi. Beri kesempatan kalau ada yang bertanya. Jawab selengkapnya.

Latihan dan Evaluasi


Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang : l Sebutkan alat reproduksi Pria dan Wanita? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan fungsi reproduksi Pria dan Wanita? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan beberapa Penyakit Infeksi Menular Seksual ? ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Sumber Referensi : 1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004 2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

180

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

I.

Kunci Materi Alat reproduksi Pria?

Alat reproduksi pria terdiri atas bagian dalam maupun bagian luar. Alat reproduksi bagian luar terdiri atas : (1). Buah zakar (Penis) dan (2). Skrotum (Kantung buah pelir). Sedangkan alat reproduksi bagian dalam terdiri atas : (3). Sepasang Buah Pelir (Testis), (4). Saluran reproduksi (Vas Deferens), (5). Kelenjar kelamin, (6). Saluran kemih penis (Uretra Penis). Uretra Penis merupakan saluran kemih sekaligus saluran ejakulasi berupa muara terusan dari Saluran Reproduksi (Vas Deferens), (7). Kandung Kemih (Vesika Urinaria), Kandung Mani (Vesika Seminalis). Pertemuan muara saluran tersebut tepat pada sekitar daerah Kelenjar Postrat. Buah pelir (Biji kemaluan) ini berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria (sperma) dan hormon testosteron. Kelenjar kelamin menghasilkan getah kelamin. Sperma dan getah kelamin tersebut dinamakan Air Mani yang disimpan dalam kantung mani dan dipancarkan keluar melalui uretra penis (saluran kemih di penis). Alat reproduksi Wanita?

Alat dan fungsi reproduksi wanita terdiri atas bagian dalam dan bagian luar. Alat reproduksi bagian luar terdiri atas : (1). Celah Luar (Vulva), (2). Sepasang Bibir Besar (Labium Mayora) dan

181

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

(3). Bibir Kecil (Labium Minora) yang terdapat disebelah kanan kiri Vulva. Di sebelah dalam dari Vulva terdapat (4). Kelentit (Clitoris), semacam Penis pada pria yang tumbuh mengecil, namun sangat peka karena penuh urat syaraf. Ke Vulva ini bermuara dua saluran, yaitu (5). Saluran Kemih dan (6). Liang Senggama (Vagina). Didalam vagina (tepatnya dimulut vagina) terdapat adanya (7). Selaput dara (Hymen). Alat reproduksi bagian dalam terdiri atas: (8). Sepasang Indung Telur (Ovarium), (9). Sepasang Saluran Reproduksi (Tuba Fallopi), serta (10). Rahim (Uterus). Di dalam Ovarium terdapat gelembung folikel penghasil sel telur (ovum). Setiap bulan, salah satu (kadang lebih) ovum akan masak dan diovulasikan keluar menuju ke Tuba Fallopi. Buah dada juga disebut alat reproduksi, karena disiapkan untuk menyusui bayi hasil kelahiran. Keseluruhan alat reproduksi, termasuk buah dada, dan daerah-raerah sekitarnya sangat sensitif dan mudah dirangsang. Kadang disebut daerah erotik. Apakah Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang umum terjadi di Indonesia? 1. GO (GONOROE) ATAU KENCING NANAH Penyebab: kuman gonokokus. Masa tunas: 1-5 hari. Tanda/gejala: - Mulai rasa gatal pada penis, - keluar nanah, akhirnya penis bisa hancur. Pada wanita sering tanpa gejala. Bila gawat, radang kelenjar di Labia Mayor. Bayi lahir bisa buta bila ketularan. Pengobatan: penisilin dan antibiotika lain, bisa sembuh dengan sempurna. 2. SIFILIS (RAJA SINGA) Penyebab: Treponema pallidum Masa tunas: 2-4 minggu Tanda/gejala: tahap-1 : luka di kemaluan, hilang dalam beberapa hari tahap-2 : demam, sakit kelenjar tahap-3 : (beberapa tahun) benjolan di kulit, pelunakan tulang, kerusakan syaraf dan otot (jalan seperti ayam jantan). Pengobatan: penisilin dan antibiotika lain; pengobatan dini berhasil baik, bila terlambat, tak bisa sembuh. 3. AIDS : dibahas dalam Modul yg terpisah. 4. Infeksi Menular Seksual (IMS) Lain (umumnya tidak terlalu berbahaya). l Ulkus Molle: disebabkan kuman hemofilus, banyak benjolan merah dan sakit di sekitar kemaluan. l Limfogranuloma Venereum: disebabkan virus, berupa benjolan kecil di sekitar kemaluan, mudah pecah, mudah menyebar ke mana-mana. l Herpes Genitalis: disebabkan Virus Herpes, berupa gelembung berair di sekitar kemaluan, mudah ditulari penyakit lain yang bisa menjadi berbahaya. l Kondiloma Akuminata : disebabkan virus, menimbulkan banyak kutil di sekitar kemaluan. l Kandidiasis genetalis : disebabkan oleh jamur Candida albicans pada alat kelamin l Trikomoniasis : disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis dan menyerang saluran kemih

182

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

A.

Pokok Bahasan : KEBIJAKAN DAN PERAN PMI DALAM PENDEKATAN PRS Sub Pokok Bahasan : - Kebijakan PMI - Peran PMI Tujuan Pembelajaran : Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Mengetahui kebijakan PMI di bidang HIV/ AIDS 2. Mengetahui tentang tiga pilar penanggulangan HIV/ AIDS 3. Mengetahui tentang GIPA Principle 4. Mengetahui tentang kegiatan yang berkaitan dengan HIV/AIDS 5. Mengetahui tentang Program Pendidikan Remaja Sbaya

B.

C.

D.

Waktu : 2 x 45 menit Media : Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya Metode : Presentasi, Permainan, Curah pendapat. Proses Pembelajaran : Dasar tentang Kebijakan dan Peran PMI dalam penanganan HIV/AIDS, Jelaskan kepada semua peserta : Pada saat Musyawarah Nasional XVIII PMI yang dilaksanakan Akhir tahun 2004 telah menyusun Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009, yang merupakan pengejawantahan kebijakan konseptual atas kesamaan persepsi, gerak dan langkah PMI untuk perubahan dan kemajuan positif dimasa mendatang. Dalam Modul ini kita akan membahas : Kebijakan dan Peran PMI dalam kegiatan yang berkaitan dengan HIV/ AIDS. 1. PEMBAHASAN Mintalah peserta duduk setengah lingkaran dengan fasilitator sebagai titik tengahnya. Bukalah suasana. Kemudian tunjukkan Saduran Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI tahun 2004 2009, kemudian uraikan : Tunjuk salah seorang peserta secara bergantian dan ajukan pertanyaan (ini untuk memberikan kesempatan peserta mengungkapkan pendapatnya) : Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh PMI dalam penanganan kegiatan HIV/AIDS? Apa yang anda ketahui tentang Tiga pilar penanggulangan HIV/AIDS? Ganti pertanyaannya : Apakah anda pernah mendengar kata PRS? Apa yang anda ketahui tentang Pendidikan Remaja Sebaya? Jadi apa yang telah dilakukan PMI dalam penanganan HIV/AIDS? Tulis semua pendapat peserta di kertas Flipchart dan bahas satu persatu pendapat tersebut. Jelaskan tentang TIGA PILAR PENANGGULANGAN HIV/ AIDS dan PRINSIP GIPA

E.

F.

G.

183

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

secara jelas. Arahkan peserta kedalam kegiatan yang dilakukan PMI dalam penanganan HIV/AIDS, termasuk Program PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA. 2. PENYIMPULAN Jelaskan: Begitulah kegiatan PMI dalam penanganan HIV/ AIDS, sampai akhirnya mengarah pada kegiatan Program Pendidikan Remaja Sebaya. Bahas secara mendalam isi Kunci Materi. Beri kesempatan bertanya dan jawab secara lengkap sebelum menutup pertemuan.

Latihan dan Evaluasi


Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang : l Bagaimana Kebijakan PMI mengenai HIV/ AIDS? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan Tiga Pilar penanggulangan HIV/AIDS dan Prinsip GIPA? ........................................................................................... ........................................................................................... Bagaimana kegiatan PMI mengenai HIV/AIDS dan Program PRS ? ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Sumber Referensi : 1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004 2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004. Kunci Materi Kebijakan PMI bidang HIV/ AIDS Berdasar Pokok-pokok kebijakan dan Rencana Strategis PMI Tahun 2004-2009 Bidang Pelayanan Kesehatan, khususnya Penanganan HIV/ AIDS : a. Melakukan advokasi program PMI di bidang HIV/AIDS dan Napza untuk internal PMI dan juga untuk eksternal PMI b. Mendukung kampanye nasional dan internasional terhadap anti stigma dan diskriminasi c. Mempromosikan tiga (3) pilar pendekatan (pencegahan, anti stigma dan diskriminasi, perawatan dan dukungan) dalam program HIV/ AIDS PMI Tiga Pilar dan GIPA principle penanggulangan bidang HIV/ AIDS Sesuai dengan kebijakan di lingkungan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, maka kegiatankegiatan di seputar penanggulangan HIV/AIDS mengacu pada tiga pilar, meliputi : 1. Pencegahan (Prevention) 2. Perawatan dan Dukunga (Care and Support) 3. Anti stigma dan diskriminasi (Non stigma and discrimination) Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ketiga pilar tersebut kita mengenal istilah GIPA Principle (Greter Involvement of People with AIDS), adalah suatu prinsip/ asas yang menganjurkan keterlibatan ODHA secara lebih besar. GIPA di deklarasikan dalam KTT tentang AIDS di Paris 1994 dimana Indonesia termasuk Negara yang menanda tangani deklarasi tersebut.

I.

184

Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Kegiatan di bidang HIV/AIDS 1. Preventif (Pencegahan) Meliputi kegiatan: a. Advokasi terhadap Penguru dan staf PMI, Pemda, Sekolah dan Tokoh masyarakat b. Sosialisasi/ promosi (KIE), dilingkungan sekolah/ kampus, pusat keramaian, High risk Group, Radio dan media cetak c. Jejaring, Koordinasi (stakeholder, NGO's), Kerjasama (Pemko, NGO's, Lembaga Donor) d. Community Intervention e. Behavioral Change Comunication f. Pendidikan Sebaya 2. Perawatan dan dukungan (Care and Support) Meliputi kegiatan: a. Information Center b. Hotline HIV/AIDS c. Home Base Care d. Counseling Pre dan Post Donor e. Rujukan Odha ke rumah sakit f. Support Odha di RS g. Penyediaan Darah dan produk darah Aman HIV (Screening) 3. Anti Stigma dan diskriminasi terhadap Odha Meliputi kegiatan: a. Menyelenggarakan lomba-lomba yang melibatkan Odha sebagai OC dan masyarakat umum sebagai sasaran b. Memberdayakan Odha sebagai relawan PMI c. Menghadirkan Odha dan Ohida pada acara dukungan terhadap Odha dan Penyuluhanpenyuluhan HIV/AIDS d. Pemasangan Banner seruan-seruan PMI Peduli HIV dan anti stigma & diskriminasi terhadap Odha (Banner, kartu pos, kartu ucapan) e. Malam renungan Aids f. Aids Walk PMI Peduli Aids g. Conser music Peduli Odha Program Pendidikan Remaja Sebaya Sejak tahun 1996 PMI melalui wadah pembinaan generasi muda telah melaksanakan program YOUTH PEER EDUCATION atau PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS) yang dinilai cukup berhasil khususnya dalam lingkup program penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Program ini bertujuan memberdayakan remaja secara mandiri, khususnya dalam peningkatan kesehatan dan kesejahteraannya, sehingga pada akhirnya para remaja mampu memecahkan sendiri permasalahan kesehatan reproduksi serta melindungi diri terhadap HIV/AIDS, Kesehatan Reproduksi dan lain-lain, yang disampaikan dengan melalui pendidikan antar sebaya. Pendekatan program ini menggunakan pola pembelajaran tidak resmi, dalam bentuk ngobrol antar sesama remaja GOSIP tentang permasalahan kesehatan dan kesejahteraannya. Sedangkan para orang yang lebih tua termasuk guru dan orang tua diharapkan dapat mendukung (motivator), pelaksanaan program ini di integrasikan dengan kegiatan pembinaan remaja termasuk diantaranya pembinaan Palang Merah Remaja (PMR).

185

Bekerja dengan dan Bermitra dengan Masyarakat / Modul III

186

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Modul VII Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana


Kompetensi Manajement PB Bagi KSR Dasar Kompetensi KSR dalam bidang manajemen PB : Mampu memahami konsep dasar dan strategi manajement PB di PMI

Kompetensi Umum
Memiliki pemahaman yang memadai tentang 7 prinsip serta mendesiminasikan gerakan PM/BSM dan nilai-nilai kemanusiaan. l Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam gerakan Palang Merah. l Memahami visi dan misi PMI. l Mampu melaksanakan mandat PMI. l Memiliki kesadaran penuh terhadap organisasi dan tugas tugas PMI.
l

Kompetensi Khusus
Memahami berbagai terminologi dalam ruang lingkup manajemen PB PMI l Memahamai seba dan tipe-tipe bencana l Memahami siklus dan pengorganisasion serta Tujuan Penanganan bencana PMI. l Mengetahui tujuan dan upaya kesiapsiagaan bencana. l Mengetahui proses tanggap darurat bencana.
l

Kompetensi Tambahan
l

Mampu dan trampil berkomunikasi dengan stake holder dan masyarakat baik internal maupun external. l Memiliki kemampuan leadership

187

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Pokok Bahasan Pengantar Manajemen PB

Sub Pokok Bahasan a. Pengertian Bencana, Ancaman/ Bahaya, Risiko dan Kerentanan

Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : l Menyebutkan pengertian dan perbedaan antara Ancaman dan Bencana l Menyebutkan pengertian dan perbedaan antara Resiko dan Kerentanan l Memahami hubungan antara Bencana, Ancaman, Resiko dan Kerentanan Menyebutkan jenisjenis Ancaman Setelah proses pembelajaran topik ini, pembelajar diharapkan mampu: l Menyebutkan fase-fase tindakan dalam Manajemen PB l Menjelaskan pengertian-pengertian pokok dalam setiap phase tindakan l Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang relevan dengan peran atau mandat PMI Setelah proses pembelajaran topik ini, pembelajar diharapkan mampu:
l

Metode Curah pendapat l Ceramah Informatif l Energizer l Tanya Jawab l Diskusi Kelompok (FGD).
l

Alokasi Waktu

Media White Board l Spidol l UHP l LCD l Maket/ lay Out l Video Showing
l

Referensi Panduan PMI l Panduan IFRC l Panduan ICRC l Sphere Project


l

2 x 45

b. Siklus bencana dan phasephase dalam menejemen bencana

2 x 45

c. Pengantar tanggap darurat bencana.

Mengetahui gambaran umum mengenai konsep-konsep dan tahapan dalam tanggap darurat. l Memahami prinsipprinsip dalam tanggap darurat. Jumlah Jam

1 x 45

5 X 45"

188

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

A.

Pokok Bahasan : Pengantar Manejemen Penanganan Bencana Sub Pokok Bahasan : Pengertian Bencana, Bahaya, Risiko, dan Kerentanan Tujuan Pembelajaran :

B.

C.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : l Menyebutkan pengertian dan perbedaan antara bencana dan bahaya l Menyebutkan pengertian dan perbedaan antara risiko dan kerentanan l Memahami hubungan antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan l Menyebutkan jenis-jenis bahaya

D.

Waktu : 2 x 45 menit Media : Flipchart, white board, spidol, OHP/LCD, maket / lay out Metode : Curah pendapat, Ceramah informatif, Diskusi kelompok, Tanya jawab, Energizer Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. l Fasilitator menggali pengalaman peserta dan mengajak peserta untuk berbagi pengalaman, tentang pengalaman mereka sebagai anggota masyarakat dalam mengantisipasi kejadian bencana, musibah, kejadian penyakit, maupun kerusakan lingkungan yang terjadi di daerah masing-masing 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengertian bencana dan bahaya, jawaban ditulis dalam flipchart oleh peserta; l Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menunjukan gambar ilustrasi tentang bencana dan bahaya; l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengertian risiko dan kerentanan dalam hubungannya dengan bencana dan bahaya; l Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menjelaskan hubungan antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan. l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang jenis-jenis bahaya yang diketahui dalam hubungannya dengan bencana l Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menjelaskan jenisjenis bahaya 3. Latihan dan Evaluasi : l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan aspekaspek terkait.

E.

F.

G.

189

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Latihan dan Evaluasi


l Sebutkan

pengertian dan perbedaan bencana dan bahaya : ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan pengertian dan perbedaan risiko dan kerentanan : ........................................................................................... ........................................................................................... Jeaskan hubungan antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan : ........................................................................................... ...........................................................................................

Latihan & Penugasan


Identifikasi jenis bahaya yang ada di daerah anda. Selanjutnya dari masingmasing bahaya yang ada tersebut, identifikasikan faktor-faktor kerentanan dan tingkat risiko yang ada.

H.

Referensi : 1. Federation DM Training Guidelines 2. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI 3. Manual lain yang relevan Kunci Materi

I.

Bencana ( Disasters ) adalah kerusakan yang serius akibat fenomena alam luar biasa dan/atau disebabkan oleh ulah manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat untuk mengatasinya dan membutuhkan bantuan dari luar. Disaster terdiri dari 2(dua) komponen yaitu Hazard dan Vulnerability;

l Bahaya

( Hazards ) adalah fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia, kehilangan harta-benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan lingkungan. Misal : tanah longsor, banjir, gempabumi, letusan gunung api, kebakaran dll;

Kerentanan ( Vulnerability ) adalah keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman

190

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

GEJALA FISIK BAHAYA 1. Gempa bumi Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan Upaya mengurangi resiko l Pemetaan hazard (wilayah rawan gempa/bencana) l atihan Pe l dan program penyadaran masyarakat l Penilaian dan mengurangi struktur tingkat kerentanan l Manajemen dan pemetaan penggunaan tanah dan pengkodean bangunan l Asuransi Upaya kesiapsiagaan Mencermati informasi peringatan dini dan kesiapsiagaan gempa bumi Kebutuhan paska bencana l Pencarian dan penyelamatan l Bantuan medis darurat l Survey penilaian kerusakan dan kebutuhan l Bantuan pangan l Rekonstruksi/perbaikan l Pemulihan ekonomi

Gejala : Faktor penyebab Bergesernya kristal batuan kerentanan Lokasi wilayah seismik disepanjang daerah yang l (kedekatan wilayah rapuh dan saling pemukiman dengan bertabrakan; wilayah/pusat gempa) l Struktur yang tidak Karakteristik umum tahan terhadap Bergetarnya bumi akibat pergerakan tanah gelombang dan dibawah l gkat Ti n kepadatan permukaan bumi karena: bangunan yang tinggi lr m u k a a n Pe yang lr a n g n y a Ku akses bergeser informasi mengenai l Hentakan resiko gempa bumi l Tsunami l Getaran Dampak yang khas l Mencairnya es l Kerusakan fisik Rusak l Tanah longsor atau hancurnya struktur d a n i n f r a s t r u k t u r. Hal-hal yang dapat Kebakaran, rusaknya diprediksikan bendungan, tanah Kemungkinan terjadinya longsor, dan banjir gempa bumi dapat mungkin saja terjadi. diramalkan tetapi tidak Korban cenderung dapat ditentukan waktunya l banyak, khususnya secara tepat. Ramalan dekat episenter atau tersebut berdasarkan wilayah dengan tingkat pemantauan kegiatan populasi tinggi, atau seismik (hal-hal yang bangunan yang rapuh. berhubungan dengan Persediaan air Masalah gempa bumi), sejarah l yang sering muncul bencana, dan observasi. biasanya karena rusaknya sistem air, polusi sumur yang terbuka. l Kesehatan kasus luka patah tulang merupakan permasalahan utama. Ancaman lainnya adalah persediaan air atau rusaknya sistem sanitasi.

191

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

2.

Letusan gunung berapi Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan

Gejala : F a k t o r p e n y e b a b Upaya mengurangi tingkat resiko Bahan dasar letusan gunung kerentanan l Relokasi/penampungan berapi adalah magma dan l Gunung yang kaya tanah ln a j e m e n p e m a n f a a t a n Ma akumulasi tekanan gas yang (subur) menarik tanah meningkat mengakibatkan perhatian orang-orang l Evakuasi terjadinya semburan untuk menetap. magma, yang disebut l Struktur dengan desain Upaya kesiapsiagaan sebagai letusan. atap yang tidak tahan l Pemantauan aktifitas gunung terhadap akumulasi berapi Karakteristik umum : abu, akan sangat rentan l g e m b a n g a n r e n c a n a Pe n l Hujan abu bahkan dalam jarak kedaruratan gunung berapi l Arus pyroclastic/awan bermil-mil dari gunung l Pelatihan dan partisipasi panas berapi. masyarakat l Aliran lumpur atau puing l Lahar Dampak yang khas Kebutuhan paska bencana l Gas l Korban luka, terbakar, l Evakuasi l Tsunami aspaksia, keracunan l Bantuan medis darurat gas, air terkontaminasi l Survey penilaian kerusakan dan bahan kimia. Hal-hal yang dapat kebutuhan l Kerusakan struktur Arus l diprediksikan Bantuan pangan, sandang pyroclastic akan l Ramalan jangka pendek Relokasi/penampungan menghancurkan segala l dalam hitungan jam atau Pemulihan ekonomi s e s u a t u y a n g bulan, yang dapat dilewatinya. Abu dapat dilakukan melalui teknik merusak struktur pemantauan dan observasi bangunan/benda tinggi. seismik, perubahan tanah, Abu panas menyebabkan pencatatan perubahan kebakaran. Banjir hidrotermal, geokimia, dan merupakan hasil dari geoelektrik. terputusnya atau berbeloknya arus air. Arus lumpur dapat menyebabkan kerusakan bangunan atau benda lain. l Persediaan makanan dan hasil panen kerusakan disebabkan karena arus abu, lumpur, pyroclastic atau lahar. Peternakan mungkin juga akan terkena dampaknya

192

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

3.

Tanah longsor Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan

Gejala F a k t o r p e n y e b a b Upaya mengurangi tingkat resiko Miring/longsornya tanah kerentanan l Pemetaan hazard dan batuan akibat getaran, l Perumahan/bangunan di lpenggunaan tanah UU perubahan arah air, beban lereng, tanah yang l Asuransi yang berlebihan, cuaca, rapuh, karang diatas bergesernya penopang, bukit Upaya kesiapsiagaan k o m p o s i s i a l i r a n a i r, l Perumahan/bangunan di l Pendidikan rapuhan, berkurangnya dasar lereng, atau ls t e m m o n i t o r i n g Si unsur pengikat tanah, dan lembah (pemantauan), peringatan dan lereng buatan manusia. l Jalur komunikasi dan evakuasi jalan di wilayah Karakteristik umum pengunungan Kebutuhan paska bencana l Jenis gerakan tanah l Bangunan berpondasi l Pencarian dan penyelamatan longsor bervariasi: lemah (menggunakan alat pengerukan jatuh, longsor, robohnya l yang mudah rusak, Pipa tanah) penopang bumi, dan jalur pipa yang terkubur l Bantuan medis mungkin juga karena l Kurangnya pemahanan l Penampungan darurat badai, gempa bumi, dan mengenai bahaya dan letusan gunung berapi. dampak tanah longsor l Lebih luas daripada gejala alam lainnya. Dampak yang khas l Kerusakan fisik Semua Hal-hal yang dapat yang berada diatas atau diprediksikan sekitar jalur longsor l Frekuensi kejadian, akan mengalami luas, dan dampak tanah kerusakan. Pecahan longsor mungkin dapat batu akan menghalangi diramalkan, dan wilayah jalan, jalur komunikasi resiko tinggi juga dapat atau aliran air. Dampak ditentukan dengan cara tidak langsung yang memanfaatkan muncul mungkin informasi geologi, rusaknya hasil geomorfologi, hidrologi, pertanian, hutan, klimatologi, dan b a n j i r , d a n vegetasi. berkurangnya nilai property. l ban Ko r Ke f a t a l a n terjadi karena longsornya lereng. Runtuhan puing atau banjir lumpur dapat menyebabkan ribuan korban meninggal

193

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

4.

Banjir Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan

Gejala F a k t o r p e n y e b a b Upaya mengurangi resiko l Secara alamiah terjadi kerentanan l Kontrol banjir bendungan, Perumahan yang berada secara cepat, di daerah l saluran air Banjir kontrol erosi di daerah banjir sungai atau pantai l Penilaian resiko dan pemetaan Kurangnya kesadaran karena hujan yang terus l hazard akan bahaya dan l menerus atau bersifat Manajemen penggunaan tanah dampak banjir musiman. l Mengurangi struktur tingkat B e l manusia dalam hal l r k u r a n g n y a Ulah kerentanan k e m a m p u a n l pemanfaatan lahan dan Penghijauan (reboisasi) penyerapan tanah penampungan air. (erosi, bangunan beton) Upaya kesiapsiagaan l dasi Po n tanah dan l Karakteristik umum Deteksi banjir dan sistem bangunan tidak tahan l k t o r F a y a n g penyadaran air mempengaruhi tingkat l Pendidikan dan partisipasi Elemen infrastruktur bahaya kedalaman air, l masyarakat yang beresiko tinggi durasi, kecepatan air, l gembangan Pe n rencana Pe rata-rata kenaikan air, lr s e d i a a n b a h a n manajemen wilayah banjir pangan, pertanian, dan frekuensi kejadian, peternakan dan tidak Kebutuhan paska bencana cuaca disimpan dengan baik ln j i r Ba bandang l Pencarian dan penyelamatan Industri maritim dan l bendungan rusak, hujan l Bantuan kesehatan perkapalan ikan yang tidak berhenti, l Penilaian bencana hujan lebat secara tibalbersih Air tiba l Penyediaan makanan dan Dampak yang khas l Banjir sungai lambat, l minuman jangka pendek Kerusakan fisik Struktur dan biasanya musiman Pemantauan epidemologi menjadi rusak atau l l n j i r B a p a n t a i Penampungan sementara hanyut, hancur. Tanah l berhubungan dengan longsor karena tanah angin tropis, gelombang menjadi basah. tsunami, dan badai Kerusakan dilembah lebih besar daripada di wilayah terbuka Hal-hal yang dapat l Korban meninggal diprediksikan karena tenggelam, atau Banjir biasanya tergantung luka serius pada musim, kapasitas Persediaan air air tanah penampungan air, dan l dan air sumur yang survey pemetaan wilayah terkontaminasi. Air banjir. Beberapa sistem bersih mungkin tidak peringatan mungkin telah tersedia dipersiapkan, tetapi Kesehatan penyakit kadang hanya sedikit yang l yang mungkin muncul: dilaksanakan, terutama malaria, diare, infeksi sebelum banjir bandang l Persediaan makanan dan dan tsunami terjadi. hasil pertanian persediaan makanan dan pertanian mungkin rusak

194

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

5.

Kekeringan Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan


Upaya mengurangi resiko : l Pengembangan rencana respon antar institusi; Upaya kesiapsiagaan : l Sistem peringatan dini tentang kelaparan dan kekeringan; Kebutuhan paska bencana la y a Up mempertahankan ketersediaan makanan Harga yang stabil l Subsidi makanan l Program penciptaan lapangan dan tenaga kerja l Distribusi makanan l Program makanan tambahan l Program-program khusus dibidang peternakan dan perkebunan l Program kesehatan dan air l Rehabilitasi

Gejala Fa k t o r penyebab l Sebab utama kurangnya kerentanan : curah hujan l Sebab lain El Nino l Wilayah dengan kondisi (serangan air permukaan panas, dan meningkat panas ke air yang lebih menjadi periode dingin di Pasifik timur); kekeringan makhluk hidup dapat l Wilayah pertanian berada menyebabkan perubahan ditanah yang berlapis tipis pada permukaan tanah. l K u r a n g n y a penghijauan/pepohonan l Kurangnya penanaman Karakteristik umum Suatu wilayah tergantung l dan kelembaban akan l Air pada hujan sebagai berkurang sumber air l eringan Kek secara Rendahnya daya serap dan meteorologi curah hujan l kelembaban tanah dibawah harapan (kurang), Kurangnya kemampuan dalam jangka waktu yang l mengenali sumber hazard lama dan wilayah yang kekeringan luas. l eringan hidrologi Ke k terjadi karena defisit air Dampak yang khas : pada permukaan (kondisi l Berkurangnya pendapatan dibawah normal) atau petani frekuensi air tanah yang l Peternakan dan pertanian kurang. rusak l Kekeringan agrikultur l Berkurangnya kualitas dan terjadi karena kurangnya kuantitas bidang frekuensi dan sebaran agrikultur (pertanian dan hujan, penyerapan serta perkebunan) penguapan air yang l Meningkatnya harga-harga m e n y e b a b k a n lt a - r a t a i n f l a s i Ra rusak/berkurangnya lahan meningkat pertanian atau peternakan l Menurunnya status gizi, timbulnya penyakit, kematian, dan kelaparan Hal-hal yang dapat l Berkurangnya sumber air diprediksikan minum l Periode kekeringan yang Migrasi tidak normal biasanya l terjadi pada musim panas yang normal. Belum ada metode yang secara tepat dapat meramalkan waktu dan lama kejadian, kapan berakhir dan kapan akan terjadi lagi. l Analisa data klimatologi dapat membantu persiapan penilaian (assessment). l Besar skala kekeringan di Fiji terjadi selama episode, yang dikenal sebagai Gangguan Selatan El Nino (El Nino Southern Oscillation). Masa ini merupakan siklus 4 5 tahunan.

195

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

196

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

A.

Pokok Bahasan : Pengantar Manejemen Penanggulangan Bencana Sub Pokok Bahasan - 2 : Siklus Bencana dan Fase-fase Dalam Manajemen Bencana Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : fase-fase tindakan dalam bencana l Menjelaskan pengertian pokok dalam setiap fase tindakan l Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang relevan dengan peran atau mandat PMI

B.

C.

l Menyebutkan

D.

Waktu : 2 x 45 menit Media : Flipchart, white board, spidol, OHP/LCD, maket / lay out Metode : Curah pendapat, Ceramah informatif, Diskusi kelompok, Tanya jawab, Energizer Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : Fasilitator menjelaskan hubungan materi sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator bertanya kepada peserta, apa yang mereka ketahui tentang siklus bencana manajemen PB l Fasilitator menampilkan gambar siklus peristiwa alam dan menghubungkannya dengan konteks manajemen PB l Fasilitator bertanya kepada peserta, apa yang mereka ketahui tentang fase-fase tindakan manajemen PB l Fasilitator membagi siklus bencana dalam 4 (empat) bagian, dimana masing-masing bagian menjadi fase-fase tindakan manajemen PB l Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang fase-fase tindakan PMI di semua tindakan dalam kegiatan manajemen PB 3. Latihan dan Evaluasi : l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspekaspek terkait.

E.

F.

G.

197

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan l fase-fase tindakan dalam manajemen PB ? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan pengertian pokok dari setiap tindakan PB? ........................................................................................... ........................................................................................... Identifikasi tindakan tindakan yang relevan dengan peran atau mandat PMI ? ........................................................................................... ...........................................................................................

Latihan & Penugasan


Gambarkan kembali fase-fase tindakan dalam Penanggulangan Bencana. Jelaskan jenis-jenis kegiatan yang diperlukan pada masing masing fase tersebut

H.

Referensi : 1. Federation DM Training Guidelines 2. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI 3. Manual lain yang relevan. Kunci Materi : Siklus bencana dan fase-fase dalam Manejemen Bencana Siklus Bencana

I.

BENCANA
Pencegahan Kesiapsiagaan Mitigasi Peringatan Dini Tanggap Darurat
Hazars, Risk Mapping Vulnerability and Capacity assessment Community awareness Pembangunan sarana dan Prasarana umum, bendungan, dll Bantuan darurat untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan pemulihan

Rekonstruksi

Normalisasi kehidupan perbaikan sarana dan prasarana umum

Pembangunan dan Mitigasi Struktural

Rehabilitasi

198

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Tanggap Darurat Bencana : Serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul terjadinya suatu peristiwa bencana, termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan (damage and needs assessment), penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan, dan pembersihan lokasi bencana; Tujuan : l Menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia; l Mengurangi penderitaan korban bencana; l Meminimalkan kerugian material; Rehabilitasi : l Serangkaian kegiatan yang dapat membantu korban bencana untuk kembali pada kehidupan normal yang kemudian diintegrasikan kembali pada fungsi-fungsi yang ada di dalam masyarakat. Termasuk didalamnya adalah penanganan korban bencana yang mengalami Trauma Psychologis; l Misalnya : renovasi atau perbaikan sarana-sarana umum, perumahan dan tempat penampungan sampai dengan penyediaan lapangan kegiatan untuk memulai hidup baru; Rekonstruksi : l Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan situasi seperti sebelum terjadinya bencana, termasuk pembangunan infrastruktur, menghidupkan akses sumber-sumber ekonomi, perbaikan lingkungan, pemberdayaan masyarakat; l Berorientasi pada pembangunan - tujuan : mengurangi dampak bencana, dan di lain sisi memberikan manfaat secara ekonomis pada masyarakat; Prevensi : l Serangkaian kegiatan yang direkayasa untuk menyediakan sarana yang dapat memberikan perlindungan permanen terhadap dampak peristiwa alam, yaitu rekayasa teknologi dalam pembangunan fisik; Upaya memberlakukan ketentuan-ketentuan -Regulasiyang memberikan jaminan perlindungan terhadap lingkungan hidup, pembebasan lokasi rawan bencana dari pemukiman penduduk; Pembangunan saluran pembuangan lahar; Pembangunan kanal pengendali banjir; Relokasi penduduk;

Kesiapsiagaan Bencana : Upaya-upaya yang memungkinkan masyarakat (individu, kelompok, organisasi) dapat

199

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

mengatasi bahaya peristiwa alam, melalui pembentukan struktur dan mekanisme tanggap darurat yang sistematis; Tujuan : untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum; Kesiapsiagaan Bencana meliputi : upaya mengurangi tingkat resiko, formulasi Rencana Darurat Bencana (Disasters Plan), pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat, pelatihan warga di lokasi rawan bencana; Mitigasi : Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk menghadapi suatu peristiwa alam dengan mengurangi atau meminimalkan dampak peristiwa alam tersebut terhadap kelangsungan hidup manusia dan lingkungan hidupnya (struktural); Upaya penyadaran masyarakat terhadap potensi dan kerawanan (hazard) lingkungan dimana mereka berada, sehingga mereka dapat mengelola upaya kesiapsiagaan terhadap bencana; Pembangunan dam penahan banjir atau ombak; l Penanaman pohon bakau; l Penghijauan hutan; l Sistem Peringatan Dini : Informasi-informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang kapan suatu bahaya l peristiwa alam dapat diidentifikasi dan penilaian tentang kemungkinan dampaknya pada suatu wilayah tertentu;

200

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

A.

Pokok Bahasan : Pengantar Manajemen Penanganan Bencana Sub Pokok Bahasan : Pengantar Tanggap Darurat Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : gambaran umum mengenai konsep konsep dan tahapan dalam tanggap darurat. l Memahami prinsip prinsip dasar dalam tanggap darurat.
l Mengetahui

B.

C.

D.

Waktu : 1 x 45' Media : Papan Flipchart, Spidol, gambar siklus, penayangan video Metode : Ceramah, Diskusi, Kelompok, Presentasi, Tanya-jawab Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran pada sesi ini peserta akan memahami siklus bencana, khususnya pada fase tanggap darurat serta gambaran umum mengenai tanggap darurat dan konsep konsep yang terdapat didalamnya 2. Kegiatan Brainstorming : l Fasilitator bertanya kepada peserta Tentang bagian-bagian dalam siklus bencana l Fasilitator menampilkan kembali gambar siklus bencana Penampilan siklus bencana hanya digunakan untuk mengingatkan peserta mengenai tahap tahap atau fase dalam bencana, serta garis besar dalam setiap tahapnya. l Berilah informasi detail dengan menjelaskan secara singkat masing masing fase dalam siklus bencana, serta berikan penekanan pada masing-masing tahapan dalam siklus bencana. l Kemudian ajaklah peserta untuk berdiskusi lebih dalam lagi tentang tujuan tanggap darurat bencana, langkah langkah dalam tanggap darurat, serta kebijakan PMI dalam tanggap darurat bencana 3. Latihan dan Evaluasi : l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspekaspek terkait.

E.

F.

G.

Latihan & Penugasan


l Berilah

kertas kosong pada para peserta, dan mintalah mereka untuk menggambarkan siklus tahapan dalam kegiatan tanggap darurat bencana. l Mintalah peserta menjelaskan satu-persatu tahapan kegiatan tanggap darurat bencana tersebut.

201

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

H.

Referensi : 1. Federation DM Training Guidelines 2. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI 3. SOP Tanggap Darurat PMI 4. Manual lain yang relevan. Kunci Materi FASE TANGGAP DARURAT Tujuan dari fase tanggap darurat adalah : l Membatasi korban dan kerusakan l Mengurangi penderitaan l Mengembalikan kehidupan dan sistem masyarakat l Mitigasi kerusakan dan kerugian l Sebagai dasar untuk pengembalian kondisi Namun, keberhasilan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh dua faktor lain, yaitu : l Informasi Seberapa banyak informasi yang kita dapatkan mengenai bencana dan akibat yang ditimbulkan l Sumber Daya Seberapa kuat sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dan sumber daya lokal. LANGKAH LANGKAH TANGGAP DARURAT 1. Kesiapsiagaan individu Kesiapsiagaan individu merupakan hal hal yang harus diperhatikan SEBELUM terlibat dalam tindakan tanggap darurat, karena menyangkut keselamatan diri, dan seluruh anggota lainnya. Termasuk didalam KESIAPSIAGAAN Kesiapsiagaan individu adalah koordinasi PB. Namun BENCANA karena hal ini dilakukan dalam setiap tahap tindakan tanggap darurat, maka koordinasi PB INDIVIDU akan dibahas tersendiri. 2. Koordinasi PB MONITORING Koordinasi PB adalah segala bentuk komunikasi, baik komunikasi internall maupun eksternal, yang bertujuan untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana. EVALUASI Koordinasi dilakukan dalam setiap tahapan pada tanggap darurat.

I.

KOORDINASI PB

3. Assessment Assessment adalah penilaian keadaan. Seperti koordinasi, assessment juga dilakukan dalam setiap tahapan dalam tanggap darurat. Namun, untuk tindakan awal, yang harus RELIEF dilakukan adalah assessment cepat, yang dilanjutkan dengan assessment detil.

ASSESSMENT

4. RenOps -SDPRencana Operasi atau Service Delivery Plan, adalah sebuah perencanaan yang dibuat berdasarkan hasil dari assessment. RenOps juga merupakan perwujudan dari Action Plan.

DISTRIBUSI

RenOps

5. Distribusi Bantuan Distribusi Bantuan atau relief distribusi adalah langkah berikutnya setelah RenOps

202

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

disetujui. Dalam distribusi bantuan juga terkait mengenai masalah pergudangan. 6. Monitor dan evaluasi Monitor dan evaluasi adalah metode untuk memantau kegiatan. Secara garis besar, yang dipantau adalah kegiatan distribusi bantuan, namun dapat juga melihat keseluruhan proses tanggap darurat. KEBIJAKAN TANGGAP DARURAT PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
l Memberikan bantuan kepada golongan yang paling rentan l Berperan sebagai perpanjangan tangan dari pelayanan sosial pemerintah l Melaksanakan tanggap darurat sesuai dengan prinsip

prinsip Kepalangmerahan l Bekerja sesuai dengan kompetensi Palang Merah, namun tetap harus mengikutsertakan masyarakat penerima bantuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program l Kegiatan berdasarkan pada perencanaan kesiapsiagaan yang telah ditetapkan. l Bekerjasama dengan masyarakat untuk ketahanan program l Program darurat terus dilanjutkan hingga ancaman sudah berkurang, dan bila akan dilanjutkan, maka lebih berfokus pada kerangka mekanisme rehabiltasi l Memaksimalkan keunggulan strategi International Federation, untuk memobilisasi semua sumber yang ada. l (Kebijakan ini merupakan kebijakan Federasi, dengan ruang lingkup Masyarakat Palang Merah di dunia. Untuk diterapkan di Indonesia, maka perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Untuk poin 8, sumber daya yang berada dalam keluarga Internasional Federation adalah Masyarakat Palang Merah. Untuk Palang Merah Indonesia, sumber daya yang berada di dalamnya adalah keberadaan PMI Daerah, Cabang, dan Ranting yang tersebar di seluruh Indonesia)

203

Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

204

Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

Modul VIII Panduan Fasilitator Assessment


Kompetensi Assessment Bagi KSR Dasar Mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan assessment Kompetensi Umum Memiliki pemahaman yang memadai tentang Gerakan, Prinsip prinsip Dasar Gerakan dan niai - nilai kemanusiaan. l Memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama Gerakan Palang Merah. l Memiliki pemahaman tentang mandat serta visi dan misi PMI.
l

Kompetensi Khusus
l

Kompetensi Tambahan
l

Mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang kegiatan - kegiatan assessment.

Mampu dan trampil melakukan kegiatan - kegiatan assessment, baik pada saat normal maupun saat tanggap darurat bencana/konflik.

Mengetahui dan memahami pentingnya kegiatan assessment dalam setiap kegiatan PMI.

Silabus Assessment Bagi KSR Dasar


Pokok Bahasan Assessment Sub Pokok Bahasan a. Pengantar Assessment b. Pelaksanaan Assessment c. Jenis-jenis Assessment d. Rapid Assessment Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran topik ini, pembelajar diharapkan mampu : l Memahami dan mengerti Assessment l Memahami jenis assessment dalam siklus penanggulangan bencana l Dapat melakukan assessment cepat (rapid assessment) Metode
l Ceramah

Alokasi Waktu

Media
l Video l White-

Referensi
l Panduan

Informatif. l Egergizer l Diskusi l Curah Pendapat. l Berbagi Pendapat. l Focus Group Discussion (FGD). l Bermain Peran

PMI
l Panduan

4 x 45

board l Spidol l OHP/ LCD l Flipchart l Form Assessment

IFRC
l Panduan

ICRC
l Sphere

Project

205

Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

A.

Pokok Bahasan : Pengantar Assessment Subpokok Bahasan : 1. Pengertian Assessment 2. Tujuan Assessment 3. Jenis jenis assessment Tujuan Pembelajaran :

B.

C.

Setelah proses pembelajaran Sub Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : l Mengetahui dan memahami pengertian assessment, siklus assessment. l Mengetahui dan memahami tujuan assessment. l Mengetahui dan memahami jenis jenis assessment

D.

Waktu : 4 x 45 Menit Media : LCD/OHP, flipchart board, bahan presentasi, perangkat alat tulis Metode : Ceramah, curah pendapat, diskusi Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator memperkenalkan diri. l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat. l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul. 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator menyampaikan materi tentang pengertian assessment, siklus assessment l Fasilitator menyampaikan materi tentang tujuan assessment, sekaligus memberikan contoh contoh kegiatan assessment yang pernah dilakukan oleh Palang Merah Indonesia. l Selanjutnya fasilitator memfasilitasi diskusi kelompok. Langkah langkah diskusi sebagai berikut : 1) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok, antara 3 4 kelompok. 2) Minta kepada masing masing kelompok untuk mendiskusikan tentang macam macam kegiatan penilaian/assessment. 3) Beri waktu lebih kurang 15 menit untuk berdiskusi, kemudian minta kepada wakil masing masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. l Setelah diskusi selesai, lanjutkan dengan presentasi jenis jenis assessment, sekaligus juga untuk klarifikasi hasil diskusi kelompok. 3. Penutup : l Fasilitator menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik. l perlu, fasilitator menyampaikan beberapa pertanyaan kepada peserta tentang Jika materi materi yang baru disampaikan untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap proses belajar. l Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.

E.

F.

G.

206

Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

H.

Referensi : 1. Modul Pelatihan Penanggulangan Bencana 2. Modul Pelatihan ATCPA 3. Referensi referensi yang relevan.

Latihan dan Evaluasi


Apa l yang dimaksud dengan Assessment ? ........................................................................................... ........................................................................................... Apa tujuan melakukan assessment ? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan beberapa jenis assessment ? ........................................................................................... ...........................................................................................

I.

Kunci Materi Assessment Assessment : adalah identifikasi dan analisa atas sebuah situasi tertentu . Siklus Assessment Tujuan dari Assessment l Mengidentifikasi dampak suatu BENCANA situasi l Mengumpulkan informasi dasar RAPID l Mengidentifikasi kelompok yang paling rentan ASSESSMENT l Upaya mengobservasi situasi l Mengidentifikasi kemampuan respons semua pihak yang terkait (pada saat darurat) l Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan (pada saat darurat) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Assessment CONTINUAL l ASSESSMENT Daftar pertanyaan l Komposisi anggota tim yang baik DETAIL l Sarana transportasi yang baik ASSESSMENT l Kerangka waktu yang jelas l Menggunakan bahasa lokal l Kebutuhan darurat harus dapat dibedakan dari masalah yang memang telah ada l Mempertimbangkan kesetaraan jender l Tidak memberikan harapan l Menghindari bias dalam membuat kesimpulan l Membuat catatan Metode Assessment

207

Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

Mengumpulkan dan mengobservasi data sekunder l Observasi langsung di lapangan l Menanyakan pendapat para ahli l Mewawancarai lawan bicara yang kapabel l Diskusi grup l Survei l Perbedaan Assessment Cepat , Assessment Detail dan Assessment Continual Jenis Data : Data Primer data data yang diperoleh dari sumber sumber terkait secara langsung l dengan kejadian bencana. Data Sekunder data data pendukung yang dapat melengkapi informasi yang diperoleh l dari dalam data primer. Cara Pengumpulan Data : Data Primer : Pengamatan langsung, wawancara dan diskusi kelompok Data Sekunder : Dokumen-dokumen resmi. Pengamatan Langsung :

208

Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

Pengamatan langsung di lokasi bencana l


INDIKATOR RAPID ASSESSMENT 1 X 24 Jam (Maks 1 minggu) Terbatas Tidak ada waktu yang cukup untuk mengunjungi seluruh lokasi dan berbicara dengan nara sumber Atau Situasi keamanan yang mengambat kegiatan dan akses kepada orang Data sekunder, pelayanan sosial (kesehatan,air dll) LSM, Pemerintah, masyarakat yang terkena dampak Tinggi Waktu yang digunakan tidak cukup. Asumsi didasari oleh pengalaman sebelumnya Berpengalaman melakukan assessment secara umum untuk berbagai jenis bencana DETAIL ASSESSMENT Sekitar 1 bulan Memungkinkan mengunjungi sejumlah lokasi dan wawancara kepada sejumlah nara sumber CONTINUAL ASSESSMENT Sekitar 1 bulan Informasi dikumpulkan secara reguler berdasarkan periode waktu operasi Akses luas

WAKTU

AKSES MENDAPATKAN INFORMASI

SUMBER INFORMASI

Data sekunder, sejumlah nara sumber

Data sekunder, sumber nara sumber yang terpilih, petunjuk lain, relawan PMI

ASUMSI YANG DIGUNAKAN

Rendah Waktu yang cukup memadai untuk mendapatkan informasi

Menengah Asumsi didasari oleh petunjuk dan informasi, tetapi dapat disesuaikan dengan sumber lainnya

TIM ASSESSMENT

Staff PMI yang Berpengalaman melakukan assessment melaksanakan kegiatan secara normal secara umum dan didukung oleh orang yang memiliki kemampuan khusus

Lokasi vs wilayah l Lakukan dengan lembar isian ASSESSMENT. l Perhatikan hal l Masyarakat, l pengungsian, l air l dan sanitasi sumber air, pembuangan Gudang dan titik distribusi l fasilitas umum yang masih ada (RS, pasar, sekolah, tempat ibadah, dll), kondisi keamanan, l dan l tempat tempat lain. hal seperti :

Wawancara : Wawancara perorangan l

209

Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

Informan utama adalah : l Orang yang mempunyai informasi yang berkaitan l Yang mau diwawancarai l Orang yang memiliki pengetahuan mengenai masalah yang terjadi l Siapkan pertanyaan sebelum melakukan wawancara l Diskusi Kelompok : Bentuk kelompok bisa beragam, ataupun yang memiliki kesamaan l Anggota 5 10 orang l Siapkan bahan diskusi terlebih dahulu. l Data Sekunder : SEBELUM : l Cari informasi sebanyak banyaknya mengenai lokasi, serta hal hal lain yang berkaitan dengan bencana yang terjadi Di lLOKASI : Cari informasi yang berasal dari : Data pemerintah, l Data bencana sebelumnya Hasil sensus Laporan laporan yang sudah ada Lain lain (contoh : berita, koran, dll) Analisis Data : GIGO Garbage in Garbage Out l Penyaringan hasil assessment. Mana yang perlu, mana yang tidak perlu. Lengkapi data yang diperoleh berdasarkan wawancara, dengan apa yang dilihat di l lapangan (AWAS : BIAS !) Triangulasi data Cek silang data. l Beberapa hal yang dapat menghambat kegiatan Assessment : Keterbatasan waktu, dan perubahan situasi yang tiba l tiba Kurangnya sumber daya manusia dan sumber daya lainnya l Sulitnya berkoordinasi dengan lembaga lembaga lain l Kesulitan untuk bekerjasama dengan banyak orang, banyak pihak, dan situasi darurat l Area assessment yang seringkali sulit untuk dicapai, ataupun membutuhkan waktu yang l lebih lama

210

Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menjalankan Assessment : data yang sudah ditemukan oleh sumber lain. l Fokuskan pada kebutuhan yang darurat/ mendesak l Dalam mengumpulkan data, mulailah dari pihak berwenang lokal, kemudian cek silang dengan masyarakat. l Katakan pada semua pihak bahwa pekerjaan kita hanyalah mengumpulkan data, dan keputusan bukan diambil oleh kita. Perhatikan l JANGAN l beri pengharapan atau janji janji pada semua pihak. l JANGAN abaikan sumber sumber yang tersedia.

211

Bekerja dengan dan Bermitra dengan Masyarakat / Modul III

212

Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

Modul IX Panduan Fasilitator Penampungan Sementara


Kompetensi Penampungan Sementara Bagi KSR Dasar Kompetensi KSR dalam bidang Penampungan Sementara : Mampu memahami konsep dasar dan mampu menyelenggarakan penampungan sementara Kompetensi Umum pemahaman yang memadai tentang 7 prinsip serta mendesiminasikan gerakan PM/BSM dan nilai-nilai kemanusiaan. l Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam gerakan Palang Merah. l Memahami visi dan misi PMI. l Mampu melaksanakan mandat PMI. l Memiliki kesadaran penuh terhadap organisasi dan tugas tugas PMI.
l Memiliki

Kompetensi Khusus memahami dan menjelaskan ruang lingkup dan pengorganisasian penampungan sementara l Memahami dan mampu melaksanakan penampungan sementara l Mengetahui jenisjenis penampungan sementara l Dapat melaksanakan pasang bongkar tenda l Mengetahui proses tanggap darurat bencana.
l Mampu

Kompetensi Tambahan
l Mampu

dan trampil berkomunikasi dengan stake holder dan masyarakat baik internal maupun external. l Memiliki kemampuan leadership l Memiliki rasa sensitif gender l Mampu memahami standard minimum penampungan sementara (SPHERE)

Silabus Penampungan Sementara Bagi KSR Dasar


Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran topik ini, pembelajar diharapkan mampu : l Mengetahui definisi dan tujuan Penampungan Sementara l Mengetahui pengorganisasian penampungan sementara Metode Alokasi Waktu Media Papan Flipchart, Spidol, Lay out/Maket Referensi
l Panduan

Penampungan a. Definisi Penampun Sementara gan Sementara b. Pengorganisasian penampun gan sementara c. Peryaratan dan jenisjenis penampun gan sementara

Ceramah l Diskusi Kelompok l Presentasi l Energiser l Tanyajawab l Top Table Excercise


l

PMI
l Panduan

IFRC
l Panduan

ICRC
l Sphere

Project
5 x 45'

213

Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

Pokok Bahasan

Sub Pokok Bahasan a. Perencanaan dan Pelaksanaan Penampungan Sementara

Tujuan Pembelajaran Mengetahui persyaratan dan jenis penampungan sementara l Dapat menyelenggarakan penampungan sementara
l

Metode

Alokasi Waktu

Media

Referensi

Jumlah Jam

5 X 45

214

Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

A.

Pokok Bahasan : Penampungan Sementara Sub Pokok Bahasan a. Definisi penampungan sementara b. Pengorganisasian penampungan sementara c. Persyaratan dan jenis-jenis penampungan sementara d. Perencanaan dan pelaksanaan penampungan sementara Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran topik ini, peserta diharapkan mampu : l Mengetahui definisi dan tujuan penampungan sementara l Mengetahui pengorganisasian penampungan sementara l Mengetahui persyaratan dan jenis penampungan sementara l Dapat menyelenggarakan penampungan sementara

B.

C.

D.

Waktu : 5 x 45' Media : Whiteboard, Spidol, OHP/LCD, Kertas Flipchart, Lay Out ( maket ) Metode : Ceramah Informatif, diskusi kelompok, tanya jawab, table top exercise Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. l Fasilitator membuka sessi dengan menjelaskan bahwa penampungan sementara merupakan salah satu pelayanan PMI l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul. 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok l Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan apa itu penampungan sementara menurut mereka, jenis penampungan sementara dan pengorganisasian penampungan sementara . l Fasilitator menyimpulkan tentang hasil diskusi dari peserta l Fasilitator menjelaskan tentang materi penampungan sementara l Selama proses pembelajaran, fasilitator mengajak peserta untuk sharing dan brainstorming tentang materi-materi yang disajikan. Berikan kesempatan bagi setiap peserta untuk menanyakan atau menambahkan penjelasan yang diberikan oleh fasilitator. l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan praktek table top exercise tentang hal yang berkaitan dengan penampungan sementara. 3. Latihan dan Evaluasi : l Apakah penampungan sementara itu ? l Bagaimana pergorganisasian penampungan sementara ? l jenis jenis penampungan sementara ? Apa l Dimanasaja penampungan sementara dilaksanakan ?

E.

F.

G.

215

Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

H.

Referensi : 1. Materi Pendidikan Korps Sukarela Tingkat Dasar terbitan Markas Besar PMI 1994 2. Sphere Project 3. Panduan dan referensi terkait lainnya Kunci Materi Penampungan sementara Adalah kegiatan suatu kelompok manusia yang memiliki kemampuan untuk menampung korban bencana dalam jangka waktu tertentu, dengan menggunakan bangunan yang telah ada atau tempat berlindung yang dapat dibuat dengan cepat seperti tenda, gubuk darurat, dan sebagainya. Tujuan Menyelamatkan atau mengamankan penderita dengan menjauhkannya dari tempat bencana yang dianggap berbahaya, ketempat yang aman agar dapat memudahkan pemberian bantuan dan pertolongan secara menyeluruh dan terpadu tanpa menimbulkan kesulitan baru yang sukar diatasi. Pengorganisasian A. Sasaran 1. Sasaran utama operasi pengungsian ialah memindahkan penduduk (termasuk yang luka/sakit) dari daerah bencana ketempat lain yang sudah disiapkan. 2. Berusaha memperkecil kemungkinan terjadinya korban atau resiko baik fisik, material maupun spiritual ditempat terjadinya bencana dan pada saat pelaksanaan pengungsian menuju ke penampungan sementara B. Prioritas Yang pertama-tama harus dilakukan ialah memindahkan orang orang yang luka berat atau pasien pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Rumah Sakit terdekat atau Rumah Sakit Rujukan. C. Langkah-langkah yang perlu diambil 1. Membantu meyakinkan penduduk bahwa demi keselamatan mereka harus diungsikan ketempat yang lebih aman ; 2. Menyiapkan suatu bentuk atau sistem transportasi yang tepat bagi penduduk yang diungsikan ; 3. Menyiapkan persediaan dan memberikan makanan, minuman dan keperluan lain yang cukup untuk penduduk yang akan diungsikan selamam dalam perjalanan samapai ketempat penampungan sementara ; 4. Menyiapkan obat obatan dan memberikan perawatan medis selama dalam perjalanan 5. Menyelenggarakan pencatatan nama nama penduduk yang diungsikan termasuk yang luka, sakit dan meninggal dunia ; 6. Membantu petugas keamanan setempat dalam melindungi harta milik dan barang-barang kebutuhan hidup penduduk yang diungsikan ;

I.

216

Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

7. Sesampai di tempat tujuan para pengungsi hendaklah diserah terimakan secara baik kepada pengurus penampungan sementara atau darurat untuk penanganan lebih lanjut Persyaratan dan jenis penampungan sementara Persyaratan penampungan sementara 1. Pemilihan tempat meliputi l Lokasi penampungan seharusnya berada didaerah yang bebas dari seluruh ancaman yang berpotensi terhadap gangguan keamanan baik internal maupun external; l Jauh dari lokasi daerah rawan bencana; l penggunaan lahan seharusnya memiliki keabsahan yang jelas; diutamakan hasil Hak dari koordinasi dengan pemerintah setempat; l Memiliki akses jalan yang mudah; l Dekat dengan sumber mata air, sehubungan dengan kegiatan memasak dan MCK; l Dekat dengan sarana-sarana pelayanan sosial termasuk pelayanan kesehatan, olahraga, sekolah dan tempat beribadah atau dapat disediakan secara memadai. 2. Penampungan harus dapat meliputi kebutuhan ruangan l Lokasi penampungan seharusnya berada didaerah yang bebas dari seluruh ancaman yang berpotensi terhadap gangguan keamanan baik internal maupun external; l Jauh dari lokasi daerah rawan bencana; l Hak penggunaan lahan seharusnya memiliki keabsahan yang jelas; diutamakan hasil dari koordinasi dengan pemerintah setempat; l Memiliki akses jalan yang mudah; l Dekat dengan sumber mata air, sehubungan dengan kegiatan memasak dan MCK; l Dekat dengan sarana-sarana pelayanan sosial termasuk pelayanan kesehatan, olahraga, sekolah dan tempat beribadah atau dapat disediakan secara memadai. 3. Bahan pertimbangan untuk penampungan l Idealnya, ada beberapa akses untuk memasuki areal penampungan dan bukan merupakan akses langsung dari komunitas terdekat; l Tanah diareal penampungan seharusnya memiliki tingkat kemiringan yang landai untuk melancarkan saluran pembuangan air; l Tanah diareal penampungan seharusnya bukan merupakan areal endemik penyakit; l Lokasi penampungan seharusnya tidak dekat dengan habitat yang dilindungi atau dilarang seperti kawasan konservasi hutan, perkebunan, lahan tanaman; l Pengalokasian tempat penampungan seharusnya menggunakan cara yang bijak mengikuti dengan adat budaya setempat; l Libatkan masyarakat dalam pemilihan lokasi dan perencanaan

217

Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

4. Penampungan harus dapat meliputi kebutuhan ruangan : l Posko lPelayanan Komunikasi Pos l Dapur Umum Pos l Watsan Pos l TMS Pos l PSP Pos l Humas dan Komunikasi Pos l Relief dan Distribusi Pos lAssessment Pos l Pencarian dan Evakuasi Pos Jenis penampungan Sementara Untuk menampung korban bencana diperlukan tempat penampungan sementara berupa : 1. Bangunan yang sudah tersedia yang bisa dimanfaatkan Contoh : gereja, masjid, sekolahan, balai desa, gudang 2. Tenda ( penampungan darurat yang paling praktis ) Contoh : tenda pleton, tenda regu, tenda keluarga, tenda pesta 3. Bahan seadanya Contoh : kayu, dahan , ranting, pelepah kelapa dll

218

Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

Modul X Panduan Fasilitator Dapur Umum


Kompetensi Dapur Umum Bagi KSR Dasar Kompetensi Utama DU untuk KSR Dasar : Mampu memahami dan menyelenggarakan kegiatan dasar Dapur Umum sebagai bagian dari pelayanan PMI Kompetensi Umum Memiliki pemahaman yang memadai tentang 7 prinsip serta mendesiminasikan gerakan PM/BSM dan nilai-nilai kemanusiaan. l Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam gerakan Palang Merah. l Memahami visi dan misi PMI. l Mampu melaksanakan mandat PMI. l Memiliki kesadaran penuh terhadap organisasi dan tugas tugas PMI.
l

Kompetensi Khusus Memahami tentang fungsi dan peranan DU dalam situasi bencana l Memiliki kemampuan dan keterampilan serta teknik DU. l Memahami konsep dan strategi manajemen DU l Mengerti akan kebutuhan DU di lapangan.
l

Kompetensi Tambahan Mampu dan trampil berkomunikasi dengan stake holder dan masyarakat baik internal maupun external. l Memiliki rasa sensitif gender. l Mampu mengoperasionalkan peralatan DU l Memiliki pengetahuan dasar tentang standard minimum kebutuhan mkanan bagi pengungsi
l

219

Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

Silabus Dapur Umum Bagi KSR Dasar


Pokok Bahasan Dapur Umum Sub Pokok Bahasan a. Pengertian Dasar b. Organisasi dan pembagian tugas c. Penyusunan menu sederhana d. Pelaksanaan Dapur Umum Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran topik ini, pembelajar diharapkan mampu : l Mengerti dan memahami DasarDasar penyelenggaraan Dapur Umum l Mampu menjelaskan strukutur dan organisasi Dapur UMUM l Mampu menyusun menu Dapur Umum secara sederhana l Mampu merencanankan dan melaksanakan Dapur Umum Metode Ceramah Informatif Diskusi Curah Pendapat. Berbagi Pendapat. Focus Group Discussion (FGD). Tanyajawab Table Top Excercise Alokasi Waktu 3 x 45 Media Video Whiteboard Spidol OHP/LCD Flipchart Kalkulator Referensi
l Panduan

PMI
l Panduan

IFRC
l Panduan

ICRC
l Sphere

Project

Jumlah Jam

3 X 45

220

Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

A.

Pokok Bahasan Penyelenggaraan Dapur Umum PMI Sub Pokok Bahasan ? Pengertian Dasar ? Organisasi dan Pembagian Tugas ? Penyusunan menu sederhana ? Pelaksanan Dapur Umum Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : dan memahami Dasar-Dasar penyelenggaraan Dapur Umum PMI menjelaskan strukutur dan organisasi Dapur Umum PMI l Mampu menyusun menu Dapur Umum PMI secara sederhana l Mampu merencanankan dan melaksanakan Dapur Umum PMI
l Mampu l Mengerti

B.

C.

D.

Waktu : 3 x 45 Menit Media : Flipchart, Kertas Koran, LCD/ OHP, Mesin hitung (Kalkulator), Peralatan standar DU Metode : Diskusi , Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Brainstorming, Energizer dan Tanya Jawab, Table Top Excercise, pengenalan alat. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. l Fasilitator membuka sessi dengan menjelaskan bahwa penyelenggaraan Dapur Umum merupakan bagian dari pelayanan PMI l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul. 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator menjelaskan tujuan, fungsi dan manfaat dilaksanakan Dapur Umum pada saat terjadinya bencana serta DU dapat diselenggarakan oleh oleh siapa saja. l Fasilitator menjelaskan organisasi, pembagaian tugas dan tenaga Dapur Umum PMI. l Fasilitator mengajak peserta untuk menyusun menu sederhana sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. l Selama proses pembelajaran, fasilitator mengajak peserta untuk sharing dan brainstorming tentang materi-materi yang disajikan. Berikan kesempatan bagi setiap peserta untuk menanyakan atau menambahkan penjelasan yang diberikan oleh fasilitator. l Fasilitator/Pelatih mengarahkan peserta untuk melakukan praktek dapur umum 3. Latihan dan Evaluasi : l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-aspek terkait.

E.

F.

G.

221

Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

Latihan dan Evaluasi


Jelaskan l pengertian Dapur Umum PMI ? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan Struktur Organisasi dan pembagian tugas Dapur Umum PMI ? ........................................................................................... ........................................................................................... Peralatan dan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan Dapur Umum PMI ? ........................................................................................... ........................................................................................... Buatkanlah daftar menu sederhana untuk orang dewasa minimal untuk 2 hari? ........................................................................................... ...........................................................................................

Latihan & Penugasan


Baca dan cari berbagai informasi tentang : l Ilmu Gizi dan Nutrisi l Harga dan kebutuhan makanan pokok l Perlengkapan dan peralatan Dapur yang bisa digunakan untuk dapur lapangan

H.

Referensi : Pedoman Penyelenggaraan Dapur Umum Terbitan Markas Besar PMI 1998 1. Sphere Project 2. Panduan dan referensi terkait lainnya Kunci Materi Dapur Umum PMI Adalah Dapur Umum Lapangan yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia untuk menyediakan/menyiapkan makanan dan dapat didistribusikan/dibagikan kepada korban bencana dalam waktu cepat dan tepat. Penyelenggaraan Dapur Umum dilakukan apabila tidak memungkinkan diberikan bantuan mentah untuk korban bencana. Penyelenggaraan Dapur Umum Penyelenggaraan dapur umum menjadi tanggung jawab Pengurus Cabang yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh regu yang ditugaskan oleh PC. Regu disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah korban yang harus dilayani

I.

222

Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

1 regu dapat yang menangani satu unit Dapur Umum dengan kapasitas maksimal sampai 500 orang, sekurang kurangnya terdiri dari : a) Seorang Ketua Regu b) Seorang Wakil Ketua Regu c) Seorang penanggung jawab Tata Usaha d) Seorang Penanggung Jawab Perlengkapan dan Peralatan e) Seorang Penanggung Jawab Memasak f) Seorang Penanggung jawab distribusi g) Beberapa orang tenaga yang membantu terdiri dari unsur masyarakat didaerah bencana dan sekitarnya Tenaga Dapur umum yang diselenggaakan PMI tenaganya adalah : a. Anggota KSR dilatih secara khusus tentang Dapur Umum sebagai tenaga inti, dibantu oleh anggota TSR / PMR dan masyarakat lainnya yang secara phisik dan mental memenuhi syarat serta bersedia membantu dengan sukarela b. Bekerja sama dengan berbagai kelompok organisasi/sosial kemasyarkatan lainnya atau dengan keluarga dilokasi bencana. Lokasi Dalam menentukan lokasi Dapur Umum agar memperhatikan hal sebagai berikut : l Letak dapur umum dekat dengan posko atau penampungan supaya mudah dicapai atau dikunjungi oleh korban l Higienis lingkungan cukup memadai l Aman dari bencana l Dekat dengan transportasi umum l Dekat dengan sumber air Pendistribusian Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendistribusian makanan DU kepada korban bencana antara lain : l Distribusi dilakukan dengan menggunakan kartu distribusi l Lokasi atau tempat pendistribusian yang aman dan mudah di capai oleh korban l Waktu pendistribusian yang konsisten dan tepat waktu, misalnya dilakukan 2 kali sehari, makan pagi/siang dilaksanakan jam 10.00-12.00 Wib, makan sore/malam jam 16.00-1700 Wib l Pengambilan jatah seyogyanya diambil oleh Kepala Keluarga atau perwakilan sesuai dengan kartu distribusi yang sah l Pembagian makanan bisa menggunakan daun, piring, kertas atau sesuai dengan pertimbangan aman, cepat, praktis dan sehat.

223

Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

Contoh Kartu Distribusi Kartu Distribusi Nomor Dapur Nomor Kode DU Nama Kepala Keluarga Jumlah Jiwa Alamat/Lokasi/Pos : ............................................................................ (*) : ............................................................................ : ............................................................................ : ............................................................................ : ............................................................................

Tanggal

Makan Pagi

Makan Siang

Keterangan

Tanggal ......................... Petugas Distribusi

( ..................................... )

* Apabila DU lebih dari satu

Lama Penyelenggaraan Dapur Umum PMI dilaksanakan pada situasi jika tidak memungkinkan diberikan bantuan bahan mentah. l Sampai dengan hari ke 3 adalah untuk memberikan bantuan makanan kepada seluruh korban bencana yang dilaporkan. l Untuk hari ke 4 s/d ke 7 pembrian bantuan makanan sudah dapat dimulai dengan selektif., bantuan makananhanya diberikan kepada korban yang benar-benar membutuhkan. l Apabila setelah 7 hari ternyata korban bencana belum dapat menjalankan fungsi sosialnya seperti semula dan masih memerlukan bantuan , pemberian bantuan berikutnya diusahakan dalam bentuk bahan mentah yang sesuai dengan prinsip bantuan PMI l Bantuan dari PMI diberikan dalam bentuk tahap darurat paling lama berlangsung selama 14 hari, jika situasi dan kondisi masih dalam keadaan darurat dan disertai dukungan sarana dana yang memadai, atas permintaan dan sesuai kemampuan PMI, pemberian bantuan dapat melampaui masa 14 hari tersebut Jenis Peralatan & Perlengkapan Untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan DU PMI yang dapat melayani korban dalam waktu cepat, dibutuhkankan peralatan/perlengkapan yang cukup dan lengkap (penjelasan lengkap jenis dan peralatan dan perlengkapan DU, dapat dilihat pada manual book Penyelenggaraan Dapur Umum terbitan Markas Besar PMI Tahun 1998)
l Penyelenggaraan

224

Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

MENU Pengaturan menu disusun dengan memperhatikan a. Memenuhi 4 sehat 1. Makanan Pokok 2. Lauk pauk 3. Sayur mayur 4. Buah-buahan b. Biaya relatif murah, layak dan terjangkau c. Dapat diterima baik orang dewasa maupun anak-anak d. Disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat Praktek Penyelenggaraan praktek Dapur Umum dialokasikan waktu 2 jam dari total jumlah jam materi Dapur Umum atau untuk memantapkan dapat diberikan pada waktu-waktu khusus.

225

Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

226

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Modul XI Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi


Kompetensi Logistik & Distribusi Bagi KSR Dasar Kompetensi pengantar logistik dan distribusi untuk KSR Dasar : Mampu memahami fungsi logistik dan menyelenggarakan kegiatan Distribusi pada saat bencana

Kompetensi Umum
Memiliki pemahaman yang memadai tentang 7 prinsip serta mendesiminasikan gerakan PM/BSM dan nilai-nilai kemanusiaan. l Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam gerakan Palang Merah. l Memahami visi dan misi PMI. l Mampu melaksanakan mandat PMI. l Memiliki kesadaran penuh terhadap organisasi dan tugas tugas PMI.
l

Kompetensi Khusus
Memahami tentang fungsi dan peranan Logistik dalam situasi bencana l Memahami fungsi dan manfaat distribusi sebagai bagian pelayanan PMI. l Memiliki kemampuan dan keterampilan serta teknik 5T. l Mengerti akan kebutuhan sarana /peralatan pendukung Distribusi di lapangan.
l

Kompetensi Tambahan
Mampu dan trampil berkomunikasi dengan stake holder dan masyarakat baik internal maupun external. l Memiliki rasa sensitif gender dan budaya setempat. l Memiliki kemampuan leadership
l

227

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Silabus Logistik & Distribusi Bagi KSR Dasar


Pokok Bahasan Pengantar Logistik dan Distribusi Sub Pokok Bahasan a. Pengertian Definisi Logistik b. Komponen Komponen Logistik c. Mengenal Formulir pergudangan Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran Pokok bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : l Menjelaskan pengertian/definisi logistik PMI l Menjelaskan komponen-komponen logistik PMI l Memahami formulir yang digunakanpada pergudangan Metode Ceramah Informatif. Diskusi kelompok Curah Pendapat. Discussion (FGD). Tanyajawab Energizer Excercise Alokasi Waktu 2 x 45 Media Video Whiteboard Spidol OHP/LCD Flipchart Kalkulator Dokumentasi Kegiatan logistic, Formulir pergudangan Referensi Kebijakan & Renstra PMI di bidang TD l Kebijakan IFRC dibidang TD l Diktat dan modul pelatihan dasar logistic l Panduan ICRS l Panduan IFRC
l

a. Prinsip prinsip distribusi b. Merencanakan Distribusi ada saat bencana c. Mengenal Formulir Distribusi

Setelah proses pembelajaran Pokok bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : l Menjelaskan pengertian/definisi Distribusi l Menjelaskan prinsipprinsip distribusi l Merencanakan dan melaksanakan tahaptahap distribusi secara sederhana l Memahami formulir yang digunakan pada saat distribusi

Ceramah Informatif. Diskusi kelompok Curah Pendapat. Discussion (FGD). Tanyajawab Energizer Excercise

3 x 45

Video Whiteboard Spidol OHP/LCD Flipchart Kalkulator Dokumentasi Kegiatan logistic, Formulir pergudangan

Jumlah Jam

5 X 45

228

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

A.

Pokok Bahasan : Pengantar Logistik Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian/ Definisi Logistik PMI 2. Komponen-komponen Logistik 3. Mengenal Formulir (form) Gudang Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian atau definisi logistik PMI 2. Menjelaskan Komponen-komponen logistik PMI 3. Memahami formulir-formulir yang digunakan dalam kegiatan pergudangan.

B.

C.

D.

Waktu : 2 x 45 Menit Media : Flipchart, OHP/ LCD, Spidol, White board, Formulir Pergudang, Dokumentasi proses Logistik. Metode : Ceramah Informatif, Diskusi, Curah Pendapat, Energizer dan Tanya Jawab. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang Pengalaman mereka dalam kegiatan logistik. l Fasilitator mengajak semua peserta untuk mendengarkan dan menyimak kegiatan curah pendapat tersebut. l Fasiliator mengarahkan peserta untuk menyimpulkan pengertian logistik berdasarkan pengalaman peserta. l Fasilitator menjelaskan dan menerangkan tentang Definisi Logistik. l Fasilitator menjelaskan dan menerangkan tentang Komponen-komponen Logistik PMI l Fasilitator mengenalkan formulir-formulir yang digunakan dalam sistem pergudangan PMI. 3. Rangkuman dan Evaluasi : l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspekaspek terkait.

E.

F.

G.

229

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Latihan dan Evaluasi


Jelaskan l Definisi dari Logistik! ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan secara singkat tentang Komponen-komponen Logistik! ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan jenis-jenis formulir pergudangan! ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Referensi : 1. Kebijakan dan Renstra PMI di Bidang Logistik. 2. Kebijakan IFRC dalam bidang Logistik 3. Diktat dan Modul Pelatihan Logistik Dasar Logistik 4. Juklak Logistik Tanggap Darurat 5. Panduan ICRC 6. Panduan IFRC Kunci Materi Pengantar Logistik Istilah Logistik pada mulanya sering digunakan untuk kepentingan gerakan Militer, yaitu terkait dengan mobilisasi sejumlah besar personil, lengkap dengan peralatannya, secara cepat dan pada waktu yang tepat ke tempat tujuan yang tepat; Seiring dengan berkembangnya perindustrian di Eropa, maka istilah Logistik juga mulai digunakan dalam kegiatan industri, yaitu : l bagaimana memperoleh bahan baku industri dalam kualitas, kuantitas dan harga yang baik, serta dari sumber bahan baku yang tepat; l bagaimana memasarkan hasil industri dalam kualitas yang baik, kuantitas yang memadai, dengan harga yang menguntungkan, secara cepat dan aman ke tempat pemasaran yang tepat; DEFINISI LOGISTIK Logistik adalah mekanisme PENDUKUNG dalam rangka penyediaan barang dan jasa; Logistik BUKAN merupakan program; Logistik terlibat sejak dari AWAL untuk semua kegiatan; Merupakan upaya untuk menyediakan sarana yang diperlukan untuk memperoleh Barang dan Jasa :

I.

230

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

3 ( tiga ) hal pokok yang perlu diperhatikan dalam rangka memenuhi opsi terbaik dalam penyediaan barang dan jasa l Standarisasi - pengaturan/mekanisme kerja yang seragam; l Sistim yang fleksibel untuk mengkontrol mata rantai pasokan barang untuk memenuhi kebutuhan operasional di lapangan; l SDM yang kapabel (Profesional) logistik merupakan pekerjaan yang sangat kompleks sehingga memerlukan ahli di bidang tersebut; Fungsi Penting Berkaitan dalam Logistik l Assessment dan Perencanaan l Penyediaan Barang dan Jasa l Pengelolaan Pergudangan l Pengelolaan Transportasi
l Pelaporan.Distribusi

Palang Merah Indonesia

Apa yang diminta?

Saran dari pihak ahli

Yang disetujui

Barang yang dipesan

Barang yang diantar

231

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Mekanisme Tanggap Darurat Logistik

Contoh-contoh formulir pergudangan (terlampir)

KESIAPSIAGAAN INDIVIDU BENCANA KOORDINASI PB Monitoring & Evaluasi ASSESSMENT

Relief Distribusi RENCANA OPERASI

232

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

A.

Pokok Bahasan : Pengantar Distribusi Pokok Bahasan - 2 : 1. Prinsip-Prinsip Distribusi 2. Merencanakan Distribusi pada saat Bencana 3. Mengenal Formulir Distribusi PMI. Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : 1. Menjelaskan Prinsip-prinsip Distribusi 2. Merencanakan dan melaksaknakan tahap-tahap distribusi secara sederhana 3. Memahami formulir-formulir yang digunakan dalam sistem Distribusi PMI.

B.

C.

D.

Waktu : 3 x 45 Menit Media : Flipchart, OHP/LCD, White board, Formulir Distribusi, Dokumentasi kegiatan Distribusi. Metode : Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Latihan, studi kasus dan Tanya Jawab. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul ini. 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengalaman dalam kegiatan Distribusi. l Fasilitator mengarahkan peserta untuk menyimpulkan definisi distribusi. l Fasilitator menjelaskan tentang prinsip-prinsip Distribusi. l Fasilitator menjelaskan tentang perencanaan dan tahap-tahap distribusi. l Fasilitator menjelaskan tentang formulir-formulir distribusi PMI. l Fasilitator memberikan kasus sederhana kepada peserta dalam kelompok, yang berkaitan dengan logistik untuk latihan penggunaan formulir. 3. Rangkuman dan Evaluasi : l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspekaspek terkait.

E.

F.

G.

233

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Latihan dan Evaluasi


l Jelaskan

pengertian distribusi PMI ! ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan prinsip prinsip dalam pelaksanaan distribusi ! ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan formulir-formulir yang digunakan dalam kegiatan distribusi ! ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Referensi 1. Kebijakan dan Renstra PMI di Bidang Logistik. 2. Kebijakan IFRC dalam bidang Logistik 3. Diktat dan Modul Pelatihan Logistik Dasar Logistik 4. Juklak Logistik Tanggap Darurat 5. Panduan ICRC 6. Panduan IFRC Kunci Materi Relief Distribusi ( Operasi Distribusi ) adalah sebuah sistem yang dimulai dari penetapan jumlah penerima bantuan yang disepakati dalam pembuatan Rencana Operasi hingga penyaluran bantuan sampai ke tangan penerima bantuan. Dalam Relief Distribusi ada beberapa konsep yang harus dipahami, yaitu identifikasi bantuan, prosedur penyaluran bantuan, dan konsep dasar dalam konteks distribusi IDENTIFIKASI BANTUAN Bantuan dapat diidentifikasikan berdasarkan jenis dan prinsip. Jenis bantuan terdiri dari bantuan pangan dan non pangan, bantuan air bersih dan sanitasi, bantuan penampungan, serta bantuan kesehatan
l Bantuan pangan dan non pangan

I.

: Bantuan pangan dapat berupa makanan jadi, siap makan, maupun bantuan pangan berupa bahan mentah ( beras, mi instan, daging kaleng, dll ). Sedangkan untuk bantuan non pangan lebih diartikan pada bantuan berupa alat kebersihan diri ( Hygiene Kit ) maupun perlengkapan keluarga, termasuk didalamnya alat-alat dapur dan pakaian.

l Bantuan air bersih dan sanitasi

: antuan air bersih dan sanitasi dapat berupa penyuplaian air bersih ke lokasi darurat ataupun pembangunan sarana pembuangan, drainase, dan MCK sementara.

234

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

l Bantuan penampungan

: Bantuan penampungan tidak selalu diartikan membangun tenda penampungan, melainkan juga dapat berarti menggunakan fasilitas bangunan yang masih ada untuk dijadikan tempat penampungan. Termasuk di dalam bantuan penampungan adalah bantuan untuk bahan pangan dengan mendirikan Dapur Umum

l Bantuan kesehatan :

Bantuan kesehatan yang diberikan biasanya dalam bentuk Posko Kesehatan, pengobatan dan obat-obatan gratis, ataupun penyediaan tenaga kesehatan PRINSIP BANTUAN Prinsip bantuan PMI adalah : l Diberikan secara langsung kepada korban bencana yang berhak menerimanya l Diberikan secara langsung oleh Petugas PMI dan tidak diserahkan melalui pihak ketiga l Harus dilengkapi dengan tanda penganal PMI ( logo ), baik pada kemasan barang maupun pada lokasi distribusi PERTIMBANGAN DISTRIBUSI
l Komposisi usia dan komposisi jenis kelamin l Ketersediaan sumber daya manusia dan sarana transportasi l Kondisi keamanan l Jenis bencana l Jumlah penerima bantuan l Jenis bantuan yang diberikan l Jangka waktu operasi l Lokasi distribusi ( cukup menampung total penerima bantuan ) l Menjamin keamanan barang ( misal : alam = hujan, panas matahari ) l Menjamin keamanan petugas l Mudah diakses

PANCA TEPAT
l Tepat waktu

: Dalam melakukan distribusi bantuan, ketepatan waktu adalah hal yang terpenting. Bantuan yang berguna apabila diberikan pada waktu yang salah, maka akan kehilangan kegunaannya. Selain itu juga, bantuan yang tepat waktu akan membantu mengurangi tingkat penderitaan manusia

l Tepat tempat

: Tepat tempat di sini dapat berarti pemilihan tempat distribusi yang tepat, dan dapat juga berarti pemilihan barang distribusi yang tepat dengan tempatnya. Kedua terminologi ini dapat berlaku, tergantung pada situasi dan kondisi penyertanya.

235

Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

l Tepat sasaran

: Sasaran yang tepat dalam penyaluran bantuanadalah berpegang pada prinsip golongan yang paling rentan ( most vulnerable people )

l Tepat jumlah

: Jumlah yang tepat akan memperlancar aktifitas dan akan menghindarkan dari masalah yang lebih besar lagi ( contoh : ketidakadilan ). Jumlah yang tepat tidak selalu harus memberikan jumlah yang banyak ataupun berlebih pada masyarakat di lokasi darurat. Namun sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan pada sasaran yang dituju.

l Tepat kualitas

: Tepat kualitas adalah memberikan barang bantuan dengan kualitas yang layak. Bukan merupakan barang bantuan dengan kualitas tertinggi, namun juga bukan barang yang tidak berkualitas.

Panca Tepat sangat berkaitan erat dengan akuntabilitas organisasi di masyarakat, pemenuhan panca tepat akan semakin memperkuat kepercayaan masyarakat pada organisasi

236

Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

Modul XII Panduan Fasilitator Restoring Familly Links


Kompetensi Restoring Familly Links Bagi KSR Dasar Kompetensi Utama TMS untuk KSR Dasar : Mampu memahami dan melaksanakan kegiatan dasar TMS sebagai bagian dari pelayanan PMI

Kompetensi Umum
Memiliki pemahaman yang memadai tentang 7 prinsip serta mendesiminasikan gerakan PM/BSM dan nilai-nilai kemanusiaan. l Memiliki komitmen tinggi untuk bekerja dalam gerakan Palang Merah. l Memahami visi dan misi PMI. l Mampu melaksanakan mandat PMI. l Memiliki kesadaran penuh terhadap organisasi dan tugas tugas PMI.
l

Kompetensi Khusus
Memahami tentang sejarah, fungsi dan peranan TMS. l Memiliki kemampuan dan keterampilan serta teknik dasar TMS. l Memahami konsep dan strategi manajemen penangan bencana PMI (SOP Tanggap Darurat Bencana PMI). l mengerti akan kebutuhan TMS di lapangan.
l

Kompetensi Tambahan
Mampu dan trampil berkomunikasi dengan stake holder dan masyarakat baik internal maupun external. l Memiliki rasa sensitif gender. l Mampu mengoperasikan media komunikasi dan informasi.
l

Silabus Restoring Familly Links Bagi KSR Dasar


Pokok Bahasan Pengenalan & DasarDasar TMS/RFL Sub Pokok Bahasan a. Pengantar TMS/RFL b. Dasar hukum RFL c. Tugastugas TMS d. Praktek pengisian formulir TMS Tujuan Pembelajaran Memahami latar belakang l diselenggarakannya kegiatan tracing l Memahami dasar hukum RFL l Memahami tugastugas TMS l Dapat mengisi formulir-formulir TMS
l

Metode Partisipatif Brainstorming Energizer Diskusi Kerja Kelompok

Alokasi Waktu 5 x 45

Media Whiteboard Spidol LCD Flipchart Video Form TMS Peralatan Energizer

Referensi Manual TMS Manual ICRC Manual lainnya

Jumlah Jam

5 X 45

237

Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

A.

Pokok Bahasan Pengenalan & Dasar-Dasar TMS/RFL Sub Pokok Bahasan a. Pengenalan terhadap TMS/RFL b. Dasar hukum RFL c. Tugas-tugas TMS d. Praktek pengisian formulir TMS Tujuan Pembelajaran :

B.

C.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : 1. Memahami latar belakang diselenggarakannya kegiatan tracing 2. Memahami dasar hukum RFL 3. Memahami tugas-tugas TMS 4. Dapat mengisi formulir-formulir TMS

D.

Waktu : 5 x 45 Menit Media : Video, Whiteboard, Spidol, OHP/LCD, Flipchart, Quiz Metode : Diskusi , Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Brainstorming, Sharing, Energizer dan Tanya Jawab, Penugasan, Telaah Kasus 1. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator memperkenalkan diri l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. l Fasilitator mengajak peserta brainstorming tentang akibat / dampak dari bencana dan konflik terhadap manusia. l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul. 2. Kegiatan Belajar : l pokok bahasan Sub Pengenalan terhadap TMS/RFL l Fasilitator menjelaskan perlunya kegiatan TMS/RFL dalam situasi bencana, konflik, penahanan, kebutuhan social lainnya. l Fasilitator menjelaskan beberapa sarana TMS yang dapat digunakan l Fasilitator menjelaskan peran PNS l Fasilitator menyimpulkan perlunya kegiatan TMS l pokok bahasan Sub Dasar Hukum RFL / TMS l Faslitator memberikan dua buah kuis yang akan didiskusikan oleh peserta l Fasilitator menjelaskan tentang sejarah CTA l Fasilitator menjelaskan tentang Dasar Hukum RFL l Fasilitator menjelaskan tentang Biro Informasi Nasional (BIN)

F.

G.

238

Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

l Fasilitator menjelaskan tentang peran CTA l Fasilitator memberikan kesimpulan l pokok bahasan : Sub

Berita Palang Merah/RCM memberikan study kasus kepada peserta untuk didiskusikan dan dipresentasikan, lalu fasilitator memberikan jawaban yang benar untuk kasus sebagai berikut; 1. Kapan kita dapat menggunakan RCM 2. Siapa saja yang dapat menggunakan 3. Jenis berita l Fasilitator membagikan formulir permohonan pencarian dan menjelaskan cara pengisiannya. l Fasilitator memberikan kesimpulan.
l Fasilitator l pokok bahasan; Sub

Permohonan Pencarian l Fasilitator menggali pengalaman peserta dan mengajak peserta untuk sharing dan menceritakan pengalaman mereka. l Fasilitator menjelaskan; Apa itu Permohonan Pencarian/TR. Kapan dan bilamana dilaksanakan serta criteria permohonan pencarian. l Fasilitator menjelaskan bagaimana mengisi formulir Permohonan Pencarian. 3. Latihan dan Evaluasi : l Fasilitator memberikan tugas kepada kelompok untuk mengisi Formulir Berita Keluarga dan Permohonan pencarian l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-aspek terkait.

Latihan dan Evaluasi


Mengapa l kita melakukan TMS / RFL ........................................................................................... ........................................................................................... Apakah dasar hukum pelaksanaan RFL/TMS adalah ........................................................................................... ........................................................................................... Apa yang dimaksud Berita Palang Merah/RCM? ........................................................................................... ........................................................................................... Informasi apa saja yang harus ditulis dalam formulir permohonan pencarian? ........................................................................................... ........................................................................................... Mengapa TMS PMI diperlukan di Indonesia? ........................................................................................... ...........................................................................................

239

Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

Latihan & Penugasan


Baca dan cari berbagai informasi tentang :
l komunikasi Ilmu l Tata

cara dan ketrampilan pengarsipan / penyimpanan data secara manual maupun komputerisasi

H.

Referensi 1. Pedoman TMS terbitan Markas Pusat PMI tahun 2004 2. Restoring Family Links, ICRC 1986 3. Terjemahan Konvensi Jenewa 1949 Kunci Materi TMS / RFL ( Tracing and Mailing Srvice/Restoring Family Link) dilakukan untuk membantu memulihkan hubungan keluarga bagi orang-orang yang kehilangan kontak akibat bencana, konflik, penahanan dan situasi sosial lainnya. Pemulihan Hubungan keluarga (Restoring Family Link/RFL) diantara anggota keluarga yang terpisah akibat bencana dan konflik adalah salah satu kegiatan yang telah lama dibentuk ICRC dan Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional. Untuk memulihkan hubungan keluarga, ICRC berkerja sama dengan Perhimpunan Nasional Palang Merah se dunia. Dasar hukum pelaksanaan TMS (RFL) : a. Konvensi Jenewa b. Protokol Tambahan Konvensi Jenewa c. Status Gerakan (pasal 3,5,6) d. Resolusi-resolusi Konferensi Internasional Palang Merah Kegiatan TMS/RFL l Mendata, memproses dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk identifikasi l Menyampaikan Berita Palang Merah l Mencari anggota keluarga yang hilang l Menyatukan kembali anggota keluarga yang rentan l Berusaha mendapatkan surat-surat resmi Berita Palang Merah/RCM adalah berita yang dikirim melalui jaringan Palang Merah dan sifat berita terbuka dan hanya berita mengenai keluarga. Dalam situasi konflik dan bencana, pelayanan pos dan komunikasi seringkali terganggu bahkan tidak berfungsi sama sekali. Hal ini berarti bahwa hubungan normal antara anggota keluarga dan teman kemungkinan terganggu. Gerakan Palang Merah sebagai alat untuk memulihkan kontak antara anggota keluarga yang terpisah. RCM digunakan agar antar anggota keluarga yang terpisah akibat konflik atau bencana dapat selalu berkomunkasi baik melalui surat atau peralatan lainnya. Jaringan kerja Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional mewakili suatu altenatif jaringan kerja pelayanan pos secara global bilamana saluran komunikasi normal terganggu.

I.

240

Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

Permohonan Pencarian Adalah permohonan dari orang-orang yang khawatir mengenai keluarganya karena peristiwa politik, militer atau bencana alam, sesudah mengusahakan semua usaha jalur komunikasi yang ada, dan menyampaikan permohonan pencarian kepada Palang Merah, kemudian hal ini menjadi kewajiban Perhimpunan Palang Merah dan atau KPP (CTA) untuk mengadakan suatu usaha yang membawa pencarian tersebut kepada suatu akhir yang berhasil Informasi informasi yang harus ditulis dalam formulir permohonan pencarian, adalah sebagai berikut : a. Data orang yang dicari (nama lengkap, umur, nama orang tua, pekerjaan, status, alamat terakhir dan keterangan lainnya yang menyangkut perpisahan. b. Data pencari (nama lengkap, umur, nama orang tua, alamat sekarang) c. Hubungan antara pencari dan orang yang dicari Pelayanan TMS/RFL PMI diperlukan di Indonesia, karena karena Indonesia sangat rawan terhadap situasi becana darurat seperti yang pernah dialami beberapa tahun terakhir.

241

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

242

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Modul XIII Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat


Kompetensi Pendekatan Berbasis Masyarakat Bagi KSR Dasar Kompetensi Inti : Anggota PMI mengetahui konsep dasar pendekatan berbasis masyarakat dan tehnik dasar penyuluhan Kompetensi Umum
Mengetahui konsep dasar Pendekatan Berbasis Masyarakat l Mengetahui tekhnik dasar penyuluhan
l

Kompetensi Khusus
Mampu mengumpulkan informasi/assessment yang dibutuhkan. l Mampu berkomunikasi dengan masyarakat l Mampu melakukan advokasi kepada stakeholder yang
l

Kompetensi Tambahan
Mengerti dan paham 7 prinsip Palang Merah dan bulan sabit merah internasional l Mengerti kebijakan PMI di bidang pemberdayaan masyarakat
l

243

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Silabus Pendekatan Berbasis Masyarakat Bagi KSR Dasar


Pokok Bahasan Pengertian & Konsep Pendekatan Berbasis Masyarakat Sub Pokok Bahasan a. Pengertian, Tujuan, Sasaran b. Kebijakan PMI dan IFRC dalam program yang berbasis masyarakat c. Lingkup Kegiatan Tujuan Pembelajaran a. Peserta mengetahui pengertian, tujuan dan sasaran kegiatan berbasis masyarakat b. Peserta mengetahui kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan program yang berbasis masyarakat Metode Ceramah Curah Pendapat Tanya Jawab Diskusi kelompok Alokasi Waktu 2 x 45 Media Peraga Flipchart Slide OHP/LCD l Spidol l Pamflet / brosur kegiatan PMI berbasis masyarakat
l l

c. Peserta mengetahui lingkup kegiatan berbasiskan masyarakat d. Peserta dapat menjelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan berbasis masyarakat

d. Tahapan Pelaksanaan kegiatan Berbasis Masyarakat e. Contohcontoh kegiatan berbasis masyarakat

e. Peserta mampu menyebutkan dan menjelaskan contohcontoh program PMI yang berbasis masyarakat Ceramah Curah Pendapat Tanya Jawab b. peserta mengetahui Diskusi berbagia metode dan kelompok media penyuluhan Role Playing c. peserta mengetahui dan memraktekkan tekhnik dasar penyuluhan kepada masyarakat 3 x 45 Flipchart Slide OHP/LCD l Spidol
l l

Teknik Dasar a. Pengertian a. peserta mengetahui penyuludan menjelaskan Penyuluhan han pengertian penyuluhan b. Metode Penyuluhan c. Tekhnik dasar penyuluhan kepada masyarakat

244

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

A.

Pokok Bahasan I : Pengertian dan Konsep Pendekatan Berbasis Masyarakat Tujuan Pembelajaran :

B.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : a. Mengetahui pengertian , tujuan dan sasaran kegiatan berbasis masyarakat b. Peserta mengetahui kebijakan PMI dalam mengembangkan program yang berbasis masyarakat c. Mengetahui lingkup kegiatan berbasiskan masyarakat d. Menjelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan berbasis masyarakat e. Menyebutkan dan menjelaskan contoh-contoh program PMI yang berbasis masyarakat

C.

Waktu : 2 x 45 Menit Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Pamflet/brosur kegiatan PMI berbasis masyarakat Metode : Ceramah, Curah Pendapat, Tanya Jawab dan Diskusi kelompok Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. l Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan materi pendekatan berbasis masyarakat pada peserta pelatihan. 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator memberi bahan diskusi kepada peserta selaku anggota masyarakat apa yang terjadi jika masyarakat pasif terhadap kondisi lingkungan, ekonomi dan kesehatan sekitarnya dan pendekatan yang bagaimana sehingga masyarakat memliki sense of belonging yang tinggi serta mampu dan mau melaksanakan kegiatan tersebut l Fasilitator menampung hasil diskusi dan menjelaskan program yang menggunakan pendekatan berbasis masyarakat l Fasilitator menjelaskan kebijakan PMI dalam melaksanakan kegiatan yang berbasis masyarakat, ruang lingkupnya, dan tahapan dalam pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarfakat l Fasilitator memberikan contoh program PMI yang berbasis masyarakat serta menjelaskan program tersebut secara singkat 3. Rangkuman : l Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran. l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

D.

E.

F.

245

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Latihan dan Evaluasi


Apa l pengertian , tujuan dan sasaran kegiatan berbasis masyarakat? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan kegiatan yang berbasis masyarakat? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan lingkup kegiatan PMI yang berbasis masyarakat? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarakat? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan kegiatan PMI yang berbasis masyarakat? ........................................................................................... ...........................................................................................

G.

Referensi : 1. Panduan CBDP, ICBRR, CBFA 2. Visi dan Misi PMI 3. brochure dan leaflet program PMI yang berbasis masyarakat 4. referensi lain yang mendukung Kunci Materi 1. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Kegiatan yang Berbasis Masyarakat Community Based atau pendekatan yang Berbasis Masyarakat udalah upaya pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menalaah dan mengambil inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang ada secara mandiri. Tujuan dari pendekakatan yang berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas masyarakat serta adanya perubahan PKS masyarakat dalam upaya menangani permasalahan yang terjadi di lingkungannya Sasaran dari program ini adalah masyarakat rentan yang hidup didaerah rawan serta bersedia untuk menerima perubahan Prinsip-prinsip utama yang diperlukan dalam menjalankan program berbasis masyarakat adalah tercermin dalam akronim KAPASITAS yang dapat dijelaskan berikut ini. Kemitraan Program berbasis masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan partisipasi yang sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat, pemerintah maupun institusi / LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dalam hal ini tidak hanya diarahkan pada penyediaan dana, material dan tenaga, namun juga dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasianya, termasuk sustainabilitas program. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dimaksudkan juga membina komunikasi, koordinasi dan kerjasama dari berbagai disiplin dan profesi terkait seperti meteorologis, pekerja pengembangan masyarakat, praktisi kesehatan ekonom, biolog, medis/ paramedis, geolog, pekerja sosial, insinyur, konselor, guru dan sebagainya.

I.

246

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Advokasi Program berbasis masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI (seperti staff, Pengurus, relawan dan para pelatih) maupun pihak-pihak eksternal (seperti Pemerintah, Bakornas, Satkorlak, Satlak PB, LSM, Badan, dinas, masyarakat dan instansi lainnya) sangat menentukan pelaksanaan program maupun keberlangsungannya. Upaya advokasi ini diharapkan dapat membina komunikasi dan kerjasama sama yang sangat kuat dalam mencapai tujuan program. Pemberdayaan Program berbasis masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan masyarakat dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya ketidakpastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik menyebabkan warga dan masyarakat lainnya menjadi sangat rentan terhadap bahaya dan dampak bencana. Hal ini memerlukan banyak upaya bagaimana masyarakat dapat diberdayakan kapasitasnya melalui pengorganisasian / mobilisasi masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, penyadaran sosial dan ekonomi, penyadaran lingkungan, pendidikan / pelatihan dan sejenisnya. Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pembuatan kebijakan dan program berbasis masyarakat, diperlukan agar masyarakat memiliki akses untuk mengontrol inputs, proses, outputs dan keberlangsungan program berbasis masyarakat. Analisis Pelaksanaan Program yang berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan situasi, dan analisis internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil masyarakat. Masyarakat harus diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah itu, mereka harus diajak untuk menganalisis internal dan eksternal untuk mengetahui permasalahan yang ada , sekaligus penyebab dari permaslahan itu sendiri. Hasil analisis yang dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat membuat masyarakat menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan mereka yang mereka buat sendiri atau karena lebih disebabkan karena faktor eksternal. Mereka sadar bahwa mereka mestinya dapat mengatasi kerentanan tersebut, asal mereka melakukan upaya-upaya penurunan tingkat bahaya, risiko dan dampak yang terjadi. Swadaya Program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan Bottom Up, bukan Top Down. Sebagai yang berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya sangat bertumpu pada swadaya masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan sumber-sumber daya, potensi, dan komponen-komponen yang telah dimiliki oleh masyarakat. Mulai proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, masyarakat harus diberikan peran utama. Dalam proyek mitigasi misalnya, harus memanfaatkan tenaga masyarakat, sumber-sumber material, infrastruktur serta fasilitas yang ada. Peranan pihak eksternal adalah menfasilitasi dan menambahkan sumber-sumber yang belum ada, yang pada akhirnya sepenuhnya akan diserahkan pengelolaannya pada swadaya masyarakat.

247

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Integrasi Program berbasis masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode, pendekatan dan strategi dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh masyarakat setempat. pada ummnya masyarakat memiliki pengetahuan tersendiri dalam menghadapi permaslahan yang ada baik yang rasional maupun yang irasional. Dan program ini mengintegrasikan berbagai pola dari berbagai sumber namun tetap terintitusioan dalam pola dan tananan kehidupan masyarakat setempat. Terfokus Program berbasis masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama masyarakat , serta benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Untuk itu, Program ini memerlukan pemrograman sistem, prosedur dan pedoman operasional serta pelibatan penuh masyarakat secara fisik, mental dan emosional. Maksud diperlukannya pemprograman sistem, prosedur dan pedoman operasional adalah untuk memastikan efisiensi dan pemanfaatan sumber-sumber daya seperti dana, waktu, material, informasi dan teknologi yang benar-benar terfokus pada tujuan riil. Aksi nyata Program berbasis masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak, baik PMI, masyarakat dan Pemerintah ke dalam aksi nyata yang lebih kongkret sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Sustainabilitas Program berbasis masyarakat merupakan program yang tidak hanya memfokus kebutuhan jangka pendek, namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka panjang. Hasilhasil yang dicapai serta semua elemen yang mendukung seperti strategi, pendekatan, model, instrument dan metode yang digunakan harus di institusionalkan dari generasi ke generasi berikutnya, agar mereka dapat menjaga, merawat dan mengembangkan program yang telah dilaksanakan. Sustainabilitas juga berarti bagaimana masyarakat pada akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri tanggungjawab atas kegiatan-kegiatan di wilayah program tersebut tanpa lagi bergantung pada pihak pendonor maupun fasilitator dari luar. 2. Kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan program yang berbasis masyarakat Kebijakan PMI dalam program berbasis masyarakat : bahwa PMI selama ini sangat berhasil dalam operasi tanggap darurat bencana, namun masih relative kurang dalam hal kesiapsiagaan bencana, khususnya kesiapsiapsiagaan yang berbasis di masyarakat. Karena itu, Munas PMI Tahun 2005 merekomendasikan bahwa PMI perlu memperkuat Disaster Preparedness /Risk Reduction, mencakup ICBRR/ CBDP. Rencana Strategi Menejemen Bencana 2004 2009, salah satu kebijakan yang terkait dengan program berbasis masyarakat adalah Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanganan bencana dan konflik yang berbasis pada masyarakat dan Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan.

l Disadari

l Dalam

l Untuk

melaksanakan kebijakan tersebut diatas, PMI Pusat, Daerah dan Cabang bekerjasama dengan masyarakat dan stakeholder lainnya, khususnya IFRC dan PNS mengembangkan Program yang berbasis masyarakat di beberapa wilayah yang rawan bencana.

248

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

3. Lingkup kegiatan yang berbasis masyarakat program yang berbasiskan masyarakat mencakup : Tindakan peningkatan kapasitas dalam masyarakat sehingga setiap individu dapat kemudahan dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan baik dalam situasi normal ataupun darurat l Ekonomi : Yaitu upaya peningkatan kapasitas masyarakat yang terkait pada pengamanan sumber-sumber ekonomi sehingga setiap individu tidak kehilangan sumber-sember penghasilan baik pada situasi normal maupun dalam situasi darurat l Lingkungan : tindakan peningkatan kapasitas masyarakat yang terkait dengan lingkungan fisik yang dapat mengakibatkan stiap individu yang ada didalamnya menjadi lebih rentan dan rawan.
l kesehatan

4. Tahapan pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarakat

Seleksi Area : Assessment

TAHAPAN BERBASIS MASYARAKAT

Baseline, KAP dan HVRC Survey

Realisasi perencanaan partisipatif

Penyadaran masyarakat

Pelatihan dan orientasi implementor Monitoring dan Evaluasi Partisipatif

2 5 1
Perencanaan Partisipatif Berbasis Masyarakat

Advokasi, Sosialisasi

Mobilisasi Masyarakat

HVRC Mapping

Contoh program PMI yang berbasis masyarakat contoh program PMI yang berbasis masyarakat adalah : i. CBDP/KBBM (Community Based Disaster Preparedness/Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat) ii. ICBRR/Pertama (Integrated Community Based Risk Reduction/Pengurangan Risisko Terpadu Berbasis Masyarakat)

249

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

iii. iv. v.

CBFA (Communituy Based First Aid) CBR (Community Based Reconstruction) ICBRR/CC

250

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

A.

Pokok Bahasan II : Tekhnik Penyuluhan Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : a. peserta mengetahui dan menjelaskan pengertian penyuluhan b. peserta mengetahui berbagia metode penyuluhan c. peserta mengetahui dan memraktekkan prinsip dasar penyuluhan kepada masyarakat

B.

C.

Waktu : 3 x 45 Menit Media : Flipchart, Kertas Koran, LCD dan gambar-gambar penyuluhan Metode : Ceramah, Curah Pendapat, Tanya Jawab, Diskusi kelompok dan Role Play Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer. l Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan materi yang akan disampaikan l Fasilitator melempar pertanyaan Apakah Penyuluhan itu? untuk merangsang peserta dalam memahami materi 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator merangkum dan menjelaskan pengertian dari Penyuluhan dari jawaban peserta l Fasilitator memberi bahan diskusi metode penyuluhan kepada masyarakat kepada peserta l Fasilitator merangkum hasil diskusi dan menjelaskan metode yang digunakan dalam penyuluhan kepada masyarakat l Faslitator menerangkan prinsip dasar penyuluhan kepada masyarakat l Fasilitator membagi kelompok dan menunjuk sebagian peserta sebagai fasilitator dan sebagaian menjadi masyarakat 3. Rangkuman : l Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran. l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

D.

E.

F.

251

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Latihan dan Evaluasi


l Apa

pengertian Penyuluhan ? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan metode penyuluhan kepada masyarakat yang efektif ? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan prinsip dasar penyuluhan ? ........................................................................................... ...........................................................................................

G.

Referensi : 1. Panduan CBDP, ICBRR, CBFA 2. Penyuluhan (Counseling) Ghalia Indonesia 3. referensi lain yang menunjang pokok bahasan ini

I.

Kunci Materi a. Pengertian Penyuluhan Penyuluhan adalah penyampaian pesan kepada masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan isi pesan dalam suasana hubungan tatap muka antara dua kelompok. Kelompok atau individu yang menyampaikan pesan disebut penyuluh dan yang menerima pesan disebut klien. Seringkali disebutkan bahwa penyuluhan adalah suatu metode dari bimbingan dengan demikian keberhasilan bimbingan tersebut ditentukan bagaimana penyuluhan itu dilakukan. Untuk dapat melakukan penyuluhan yang baik penyuluh dituntut untuk menguasai pengetahuan tentang isi pesan yang akan disampaikan serta menguasai keterampilam melaksanakan penyuluhan b. Metode Penyuluhan Beberapa metode yang bisa dilaksanakan dalam melaksanakan penyuluhan antara lain l Penyuluhan dengan memperlihatkan gambar Penyuluh memperlihatkan gambar yang kontradiktif yaitu gambar jika isi pesan dilaksanakan dan gambar jika isi pesan tidak dilaksanakan sehingga klien dapat melihat langsung dampak dari pesan tersebut. Atau penyuluh memberikan gambar yang merupakan urutan suatu kegiatan dan klien diminta untuk mengurutkan gambar tersebut sehingga menjadi suatu pesan yang disampaikan l Penyuluhan dengan permainan/simulasi/peragaan Penyuluh memberikan permainan/simulasi/peragaan yang berkaitan dan berhubungan dengan isi pesan sehingga klien dapat lebih cepat menangkap maksud dari pesan tersebut l Penyuluhan dengan belajar sambil mengerjakan praktek Penyuluh menjelaskan isi pesan secara terperinci dan selanjutnya bersama-sama klien mempraktekkan isi pesan tersebut sehingga klien dapat paham dan mengerti apa yang telah disampaikan

252

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

l Penyuluhan dengan memberikan contoh

Penyuluh menjelaskan kepada klien bahwa apa yang dijelaskan telah dilakukan dan telah menunjukkan keberhasilannya dan akan lebih mengena lagi jika klien mendengar langsung dari orang yang sudah mencoba sehingga klien akan tertarik untuk melakukannya Penyuluhan dengan keteladanan l Penyuluh dengan keteladanan ini dilakukan oleh sosok yang dalam kehidupan seharihari menjadi suri tauladan bagi masyarakat disekitarnya, maka masyarakat juga akan tergerak untuk mencobanya c. Prinsip Dasar Penyuluhan Untuk dapat berlangsungnya proses penyuluhan dengan baik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diketahui dan diperhatikan : 1. Niat (intention) Hal diatas adalah hal yang paling sederhana namun penting untuk mengetahuinya. Dalam Niat ini kita harus tahu apa yang akan disampaikan kepada klien, dan penyuluh harus tahu dan menguasaai apa yang ajakan disampaikan sehingga akan menambah ras percaya diri kepada penyuluh. Hal kedua penyuluh harus tahu siapa dan latar belakang klien yang akan dihadapi sehingga bisa menentukan metode yang akan dilaksanakan dan penyuluhan bisa berjalan efektif Hal ketiga adalah penyuluh harus menjabarkan secara jelas apa yang ingin dicapai dari penyuluhan tersebuit, sehingga bisa dinilai apakah penyuluhan yang dilaksanakan berhasil atau tidak Hal keempat adalah waktu penyuluhan, penyuluh harus bisa mendapatkan waktu yang tepat sehingga penyuluhan bisa berjalan efektif selain itu perlu dipikirkan durasi penyuluhan itu sendiri dengan memikirkan bahwa dengan penyuluhan selama itu maka akan terjadi perubahan terhadap masyarakat 2. Minat-perhatian (attention) Apa yang disampaikan hendaklah bisa menarik minat atau perhatian dari klien sehingga pesan yang disampaikan bisa diterima oleh klien, untuk menarik minat atau perhatian bisa digunakan panca indera untuk mengadakan hubungan atau kontak, mengenak dan menyesuaikan diri dengan lingkungan 3. Tanggapan-pandangan (perception) Makna pesan yang disampaikan kepada klien tergantung pada pandangan atau persepsi sasaran. Bagaimana mereka menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pemikirannya. Dan hal yang mutlak yang dilakukan oleh penyuluh untuk menyamakan persepsi antara penyuluh dan klien. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari latar belakang klien dan mengaitkan pesan yang akan disampaikan dengan latar belakang tersebut sehingga bisa dipahami oleh klien 4. Ingatan (retention) Setelah penyuluhan diharapkan klien tetap menyimpan dan mengingat pesan yang telah disampaikan untuk itu pesan yang diberikan serta penyampaiannya haruslah menarik 5. Peranserta (participational) Peran serta adalah pelengkap dari semua prinsip, untuk meningkatkan minat kita bisa meningkatkan peran serta panca indera dan peran serta sasaran, untuk meningkatkan persepsi kita bisa meningkatkan peran serta sasaran dengan mengadakan diskusi, tanya jawab ataupun hal lainnya begitu juga prinsip yang lainnya Hal terakhir yang perlu dilakukan setelah penyuluhan adalah dengan melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari penyuluhan

253

Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

254

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Modul XIV Panduan Fasilitator Kepemimpinan


Kompetensi Kepemimpinan Bagi KSR Dasar Mampu mengetahui dan memahami konsep - konsep kepemimpinan dan mengaplikasikannya. Kompetensi Umum
l

Kompetensi Khusus
l

Kompetensi Tambahan
l

Memiliki pemahaman yang memadai tentang Gerakan, Prinsip - prinsip Dasar Gerakan dan niai nilai kemanusiaan.

Mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai tentang konsep - konsep kepemimpinan.

Mampu meningkatkan etos kerja baik secara individu maupun kelompok.

Memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama Gerakan Palang Merah.

Memiliki pemahaman tentang mandat serta visi dan misi PMI.

Mempunyai pemahaman tentang peran dan fungsi anggota KSR dalam organisasi ditinjau dari aspek kepemimpinan.

Mampu melaksanakan konsep - konsep kepemimpinan dalam kehidupan sehari hari.

Memiliki kemampuan bekerja dalam tim.

255

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Silabus Kepemimpinan Bagi KSR Dasar

256

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

A.

Pokok Bahasan : Kepemimpinan Subpokok Bahasan : Konsep Kepemimpinan Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Sub Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu : dan memahami prinsip prinsip kepemimpinan. l Mengetahui dan memahami tentang hakekat kepemimpinan, tipe tipe kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.

B.

C.

l Mengetahui

D.

Waktu : 2 x 45 Menit Media : LCD/OHP, flipchart board, bahan presentasi, perangkat alat tulis Metode : Ceramah, curah pendapat, diskusi, permainan Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator memperkenalkan diri. l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat. l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul. 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer manage the change. Cara permainan : 1) Bagi peserta menjadi kelompok kelompok. Masing masing kelompok terdiri dari 6 12 orang. 2) Setelah terbentuk, fasilitator meminta kelompok pertama maju ke depan. 3) Kemudian fasilitator memberi perintah agar kelompok tersebut membentuk formasi. Formasi pertama adalah lingkaran, kemudian bintang, segi empat, jembaran, dan formasi lainnya tergantung fasilitator dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan membuat formasi yang lebih tinggi. Tentukan sampai lima formasi. 4) Setiap perubahan formasi harus menunggu aba aba fasilitator dan dalam perubahan formasi, peserta tidak boleh bertanya kepada fasilitator. 5) Setiap satu formasi terbentuk, fasilitator mencatat waktu yang dicapai kelompok untuk menyelesaikannya. 6) Setelah selesai satu kelompok, lanjutkan dengan kelompok lain sampai semua kelompok mendapat giliran. Curah pendapat (fasilitator bertanya kepada peserta) : 1) Kesulitan apa yang dialami oleh para peserta di kelompok dalam membentuk formasi ? 2) Apa yang sebaiknya dilakukan oleh anggota tim jika harus melakukan tugas tanpa boleh bertanya kepada fasilitator ?

E.

F.

G.

257

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

3) Kiat apa yang harus dilakukan kelompok supaya bisa membuat formasi dengan cepat dan benar ? 4) Siapa yang seharusnya memimpin kelompok ? 5) Dalam keadaan khusus, apa yang sebaiknya dilakukan pemimpin untuk mengendalikan anggotanya ?
l Fasilitator

kemudian melanjutkan sessi dengan menjelaskan tentang prinsip prinsip kepemimpinan.

l Fasilitator

mengajak peserta untuk berdiskusi dengan topik fungsi kepemimpinan. Langkah diskusi : 1) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok. Sebaiknya tidak lebih dari 3 kelompok. 2) Minta kepada kelompok untuk mendiskusikan tentang fungsi fungsi kepemimpinan. 3) Selanjutnya minta kepada masing masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan beri kesempatan kelompok lain untuk menanggapinya. 4) Apabila terjadi perbedaan pendapat, biarkan saja karena fasilitator akan mengklarifikasi pada saat presentasi selanjutnya. fasilitator menjelaskan tentang hakekat, tipe dan gaya kepemimpinan. Pada saat menjelaskan materi ini, fasilitator sekaligus menjelaskan tentang makna permainan manage the change dan klarifikasi hasil diskusi.

l Selanjutnya

4.

Penutup : menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik. l Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.
l Fasilitator

Latihan dan Evaluasi


Apa l yang dimaksud dengan kepemimpinan ? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan tipe tipe kepemimpinan ? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan beberapa gaya kepemimpinan ? ........................................................................................... ........................................................................................... Tipe kepemimpinan apa yang paling baik ? ........................................................................................... ...........................................................................................

H.

Referensi : 1. Modul Pelatihan Kepemimpinan PMI 2. Buku belajar, bermain dan menghayati. 3. Referensi referensi yang relevan.

258

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

I.

Kunci Materi 1. Kepemimpinan adalah proses pengaruh mempengaruhi antarpribadi atau antarorang dalam suatu sistem tertentu, melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Tipe tipe pemimpin : a. The autocratic leader, pemimpin yang menganggap bahwa kewajiban pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, mengarahkan, memberi motivasi dan pengawasan terpusat ditangannya. b. The participative leader, pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya dengan konsultasi. Ia tidak mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan, tetapi mencari berbagai berbagai masukan dan pendapat serta pemikiran tentang keputusan yang akan diambilnya. c. The free rein leader, pemimpin yang mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada bawahan. 3. Perilaku kepemimpinan : a. Mengarahkan tinggi & mendorong rendah, adalah gaya kepemimpinan yang sangat banyak prilaku mengarahkan atau memberi perintah dan sangat kurang menumbuhkan dukungan dan dorongan semangat. b. Mengarahkan tinggi & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat rinci dalam memberikan perintah dan mengawasi, namun juga akomodatif terhadap pendapat bawahan dan menuntut hasil kerja maksimal. c. Mengarahkan rendah & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat jarang memberikan arahan namun memotivasi bawahan secara maksimal serta melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. d. Mengarahkan rendah & mendorong rendah, adalah gaya pemimpin yang melimpahkan semua keputusan, tanggungjawab dan wewenangnya kepada bawahan. 4. Gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan sangat bergantung pada perilaku anggota atau bawahan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Berikut beberapa gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan dikaitkan dengan perilaku anggota atau bawahan : a. Gaya kepemimpinan memerintah. Dikembangkan apabila bawahan tidak mampu dan tidak mau memegang tanggung jawab melakukan sesuatu, tidak berkemauan dan tidak percaya diri. Pemimpin harus memberikan pengarahan secara terperinci dan melakukan pengawasan ketat. b. Gaya kepimpinanan mengajak. Efektif dikembangkan apabila bawahan punya rasa percaya diri tapi tidak trampil melaksanakan tugas. Pemimpin harus memberikan pengarahan secara terperinci tapi juga memberikan dorongan atau semangat kepada bawahan. c. Gaya kepemimpinan melibatkan. Bawahan yang mempunyai ketrampilan tinggi tapi tidak mau atau tidak percaya diri untuk melaksanakan tugas harus diimbangi dengan oleh pemimpin dengan mengembangkan gaya kepemimpinan melibatkan.

259

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Pemimpin perlu melakukan komunikasi dua arah, mendengarkan dan aktif memberikan semangat dan dorongan tapi sedikit saja memberikan arahan. d. Gaya kepemimpinan melimpahkan. Apabila anggota atau bawahan mempunyai kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam melaksanakan tugas, maka pemimpin dapat mengembangkan gaya sedikit saja memberikan arahan dan sedikit memberikan dorongan. Pemimpin tinggal mengidentifikasi permasalahan yang mungkin ada, tapi bawahan yang memecahkan, memutuskan bagaimana, kapan dan dimana tindakan tersebut dilakukan. 5. Tidak ada satupun gaya kepemimpinan terbaik, para pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi.

260

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

A.

Pokok Bahasan Kepemimpinan Sub Pokok Bahasan Komunikasi, kerja sama dan motivasi. Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu mengetahui dan memahami cara memberikan motivasi, berkomunikasi secara efektif, bekerja sama, dan membangun tim kerja

B.

C.

D.

Waktu : 2 x 45 Menit Media : LCD/OHP, flipchart, bahan presentasi, Media simulasi Metode: Ceramah, Curah pendapat, Diskusi, Simulasi Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator memperkenalkan diri. l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul. 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator memfasilitasi proses pemahaman peserta terhadap sub pokok bahasan dengan simulasi sbb: Simulasi 1: 1) Peserta dibagi menjadi saling berpasangan dan dijelaskan bahwa permainan akan dilakukan dalam dua babak. 2) Babaik pertama, setiap pasangan duduk saling membelakangi. Yang satu memegang kertas dan pena, dan yang satu lagi memegang sebuah gambar. 3) Peserta yang memegang gambar meminta rekannya untuk menggambar sesuai dengan gambar yang dia pegang tapi tidak boleh memperlihatkan gambar tersebut dan yang menggambar tidak boleh bertanya pada rekannya. 4) Setelah selesai, hasil kerja dikumpulkan dan dilanjutkan pada babak berikutnya. 5) Pasangan kembali duduk saling membelakangi dengan pembagian peran sama dengan di babak pertama, namun kali ini yang bertugas menggambar boleh bertanya pada rekannya yang memegang gambar. 6) Lalu bandingkan hasil gambar pada babak pertama dengan gambar pada babak kedua. 7) Setelah selesai, diskusikan : a) Bagaimana hasil gambar 1 dan 2 ? b) Bagaimana komunikasi terjalin sebelum, selama dan setelah proses kegiatan berlangsung ? c) Apa kesulitan yang dihadapi selama proses kegiatan berlanngsung dan bagaimana cara menyelesaikannya ?

E.

F.

G.

261

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Simulasi 2 MENARA (Bahan yang diperlukan adalah sedotan dan selotip) 1) Peserta membentuk kelompok, masiing masing 4 6 orang. 2) Tiap kelompok diminta untuk membuat menara setinggi, seindah dan sekuat mungkin dari bahan sedotan yang yang telah disediakan. 3) Waktu pengerjaan maksimal 15 menit. 4) Setelah selesai diskusikan : a) Apakah setiap kelompok menetapkan strategi b) Apakah setiap anggota kelompok melaksanakan peran yang telah disepakati sebelumnya c) Apa yang dilakukan jika ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan ? l Fasilitator melanjutkan sessi dengan menyajikan materi tentang komunikasi, kerja sama dan motivasi. 3. Rangkuman dan Evaluasi : l Fasilitator menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik. l Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih. H. Referensi : 1. Modul Pelatihan Kepemimpinan PMI 2. Manual Kepemimpinan KSR 3. Referensi referensi yang relevan. Kunci Materi 1. Komunikasi adalah : a. Proses penyampaian pesan dari komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan (penerima pesan) dan pesan yang disampaikan harus diterima dan dimengerti. b. Proses untuk melakukan dan menerima informasi, pengaruh, mekanisme, perubahan serta alat untuk mendorong dan mempertinggi motivasi dan merupakan perantara/sarana yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan. c. Proses penyampainan pikiran, perasaan atau kemauan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang tertentu yang bermakna sama bagi kedua belah pihak. 2. Bentuk komunikasi : a. Komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang menggunakan lambang bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. b. Komunikasi non verbal, adalah komunikasi yang disampaikan melalui gerak gerik (gestures), sikap (postures), ekspresi muka (facial expression) dan lain lain. 3. Hambatan yang dapat terjadi pada proses komunikasi antara lain disebabkan oleh sifat egois, emosional, hubungan yang tidak serasi, pengalaman masa lalu, lingkungan yang tidak mendukung, perbedaan status sosial, perseteruan, kharisma, pembelaan diri dan stigma. 4. Kerja sama dapat terjalin jika banyak pihak yang memiliki kemampuan dan ikut bekerja dalam mencapai tujuan. Bekerja sama tidak sama dengan sama sama kerja . Pengertian dan ketrampilan kerja sama sangat perlu dipahami oleh masing masing pihak yang terlibat dalam suatu pencapaian tujuan.

I.

262

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Setiap pihak yang terlibat harus mampu berdaya cipta agar dapat mengembangkan kerjasama diantara semua pihak yang mengambil bagian dalam program atau kegiatan. 5. Beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya kerjasama : a. Masing masing pihak harus sadar dan mengakui kemampuan masing masing. Karena mustahil dapat terjalin kerja sama yang mantap kalau ada pihak yang meragukan kemampuan pihak lain. b. Masing masing pihak yang akan kerja sama harus mengerti dan memahami masalah yang dihadapi. c. Masing masing pihak yang bekerjasama harus cukup mampu dan berkesempatan saling berkomunikasi sehingga akan lebih memperjelas masalah dan kemampuan yang dimiliki oleh masing masing pihak. d. Kesadaran dan pengakuan terhadap kemampuan masing masing harus menimbulkan kepekaan kepada semua pihak dan bersedia saling berbagi. e. Meskipun semua pihak harus memberi sesuai dengan kemampuan, tetapi agar semuanya dapat berdayahasil dan berhasilguna, perlu ada pengaturan atau koordinasi yang baik. 6. Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang untuk berbuat. Memotivasi berarti menimbulkan dorongan, minat, kesediaan dan tekad pada diri seseorang untuk berbuat. 7. Pemberian motivasi dapat dilakukan antara lain dengan : a. Memberikan penghargaan, baik fisik maupun non fisik. b. Memberikan perhatian yang tulus, pujian, melibatkan partisipasi yang utuh, kepercayaan yag lebih besar, keterbukaan, kekeluargaan dll. c. Menciptakan persaingan yang sehat, mengendalikan konflik, iklim kerja yang kondusif. d. Memberikan kesempatan mengembangkan diri dan kapasitas.

263

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

264

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

A.

Pokok Bahasan Kepemimpinan Subpokok Bahasan : Praktek kepemimpinan Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu : l Mengaplikasikan prinsip prinsip kepemimpinan dalam kelompok atau lingkup yang lebih kecil. l Meningkatkan ketrampilan dalam komunikasi, kerjasama dan motivasi dalam kelompok.

B.

C.

D.

Waktu : 6 x 45 Menit Media : Peralatan/ perlengkapan untuk permainan luar ruangan (outbound) sesuai kebutuhan. Metode: Permainan, Outbound Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Fasilitator memperkenalkan diri. l Fasilitator menjelaskan tentang alur pelaksanaan kegiatan outbound. l Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan outbound. 2. Kegiatan Belajar : l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan permainan puzzle Cara permainan : 1) Bagikan potongan gambar tertentu kepada peserta. Masing masing peserta memegang satu potongan. Sebaiknya fasilitator menyiapkan beberapa gambar yang kemudian dipotong potong dan dibagi secara acak kepada peserta. 2) Minta kepada peserta untuk mencari potongan gambar lainnya sampai membentuk gambar yang lengkap. Orang orang yang berhasil membentuk gambar lengkap diminta saling berkenalan dan kemudian bergabung dalam satu kelompok. Salah satu dari mereka kemudian memperkenalkan anggota kelompoknya.
l Fasilitator kemudian melanjutkan pada permainan tembok pendek

E.

F.

G.

Cara permainan : 1) Minta kepada semua peserta untuk melewati tembok setinggi 3,5 meter. 2) Pastikan semua peserta dapat melewati tembok tersebut bagaimanapun caranya tetapi tidak boleh melalui bagian dari bangunan lainnya (samping kanan dan kiri). Peserta boleh saling membantu.

265

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

l Fasilitator mengajak peserta pada permainan berikutnya, yaitu balap hula hop

Cara permainan : 1) Bagi peserta menjadi 2 3 kelompok. 2) Minta kepada masing masing kelompok untuk membuat lingkaran dan saling berpegangan tangan. 3) Bagikan kepada masing masing kelompok 1 buah hula hop dan minta kepada salah satu anggota masing masing kelompok untuk menyelengpangkan hula hop dibadannya. 4) Dengan aba aba dari fasilitator minta kepada masing masing kelompok untuk memindahkan hula hop antaranggota kelompok secepatnya sampai hula hop kembali pada orang pertama. Kegiatan ini dilakukan tanpa saling melepaskan pegangan tangan.
l Permainan berikutnya adalah tusuk balon

Cara permainan : 1) Bagi peserta menjadi 2 3 kelompok dan minta kepada masing masing kelompok untuk membagi anggotanya berperan sebagai Pengurus PMI (1 orang), Staf PMI Bidang SDM dan Anggota KSR (beberapa orang) 2) Anggota kelompok yang berperan sebagai Staf PMI dan Anggota KSR di tutup matanya dengan saputangan dan memegang tongkat pemukul dan masing masing berdiri 5 meter dari balon yang digantungkan, sementara yang berperan sebagai Pengurus PMI berdiri 10 meter dari balon. 3) Dengan aba aba mulai dari fasilitator, maka Pengurus PMI memberi instruksi kepada Staf PMI dan Anggota KSR untuk menuju arah balon dan kemudian menusuk balon balon sampai pecah.
l Fasilitator mengajak melanjutkan ke permainan sarang laba

laba

Cara permainan : 1) Bagi peserta menjadi 2 3 kelompok. Masing masing beranggotakan 7 10 orang. 2) Masing masing kelompok diminta melewati jaring laba laba melalui lubang jaring. Setiap 1 lubang jaring hanya boleh dilewati 1 kali atau 1 orang. 3) Semua anggota kelompok harus dapat menyeberangi jaring tersebut.
l Fasilitator melanjutkan ke permainan menyeberang sungai

Cara permainan : 1) Tiap kelompok terdiri dari 8 12 orang. 2) Masing masing kelompok diminta menyeberang sungai/melintasi jarak tertentu bersama sama menggunakan peralatan yang telah disediakan. 3) Anggota tim baru boleh turun di sebesar kalau semua perlengkapan sudah melewati tepi sungai di seberang. 4) Apabila ada anggota kelompok yang jatuh/menyentuk lantai/tanah, maka kelompok tersebut harus mengulang dari awal.
l Setelah

semua kegiatan permainan selesai, maka seluruh peserta berkumpul. Selanjutnya fasilitator memfailitasi diskusi untuk mendapat umpan balik dari makna dan manfaat permainan tersebut (de briefing).

3. Rangkuman dan Evaluasi : l Setelah semua kegiatan permainan selesai, maka seluruh peserta berkumpul. Selanjutnya fasilitator memfailitasi diskusi untuk mendapat umpan balik dari makna dan manfaat permainan tersebut (de briefing).

266

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik. l Sebelum mengakhiri semua kegiatan, fasilitator mengajak peserta untuk melakukan permainan terakhir yaitu pelukan hening, dengan cara permainan sebagai berikut : 1) Setiap orang berdiri dan membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan, termasuk fasilitator. 2) Fasilitator kemudian menyampaikan pengantar yang dapat menggugah emosi. 3) Setelah selesai setiap anggota kelompok saling berpelukan dengan teman dan fasilitator. 4) Biarkan emosi dan perasaan mengalir melalui bahasa non verbal. 5) Setelah selesai, kembali dalam lingkaran. Bertepuk tangan dan berteriak sekeras mungkin. 6) Akhiri seluruh proses dengan semangat dan kegembiraan.
l Fasilitator menutup kegiatan dan mengucapkan terima kasih.

l Fasilitator

H.

Referensi : 1. Buku buku panduan kegiatan outbound. Fasilitator dapat mengembangkan permainan permainan jenis lainnya disesuaikan dengan situasi di lapangan dan kebutuhan. 2. Buku belajar, bermain dan menghayati. 3. Referensi referensi yang relevan. Kunci Materi 1. Permainan puzzlee Waktu : Alat : Gambar di kertas karton dan dipotong potong sesuai kebutuhan. Tujuan : Peserta saling mengenal. Permainan tembok pendek Waktu : Alat : Tembok beton atau kayu setinggi 3, 5 meter, helm untuk peserta. Tujuan : Membangun rasa saling percaya, kerjasama, komunikasi, perencanaan, keberanian dan percaya diri. Permainan balap hula hop Waktu : Alat : Hula hop, bisa terbuat dari rotan atau tali nylon besar. Ukuran lingkaran disesuaikan dengan tubuh orang dewasa. Jumlah sesuai kelompok. Sound system untuk memutar lagu. Tujuan : Membina aspek kerja sama dan motivasi Permainan tusuk balon Waktu : Alat : Balon diisi air dan di tiup, bambu atau tali untuk menggantung balon, bilah bambu dengan salah satu ujung runcing, kain penutup mata. Jumlah disesuaikan dengan jumlah peserta. Tujuan : Membina komunikasi

I.

2.

3.

4.

267

Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

5.

Permainan sarang laba laba Waktu : Alat : Jaring laba laba 2 3 buah. Besarnya lubang jaring seukuran lingkar badan orang dewasa. Tujuan : Membina aspek kerja sama, motivasi dan pemecahan masalah. Permainan menyeberang sungai Waktu : Alat Tujuan : : drum minyak dan papan kayu. Jumlah disesuaikan dengan jumlah kelompok dan jarak/lebar yang disiapkan. Membina kerja sama, perencanaan, pemecahan masalah, pengendalian emosi dan followership.

6.

7.

Permainan pelukan hening Waktu : Alat : Tujuan : Memahami kembali peran dan fungsi masing kelompok/organisasi, membina semangat.

masing dalam

268

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Modul XV Panduan Fasilitator Air dan Sanitasi (WATSAN)


Kompetensi WatSan Bagi KSR Dasar Kompetensi Inti: Mampu memahami konsep dasar pelayanan WatSan pada situasi normal dan bencana sebagai bagian dari pelayann PMI Kompetensi Umum
l

Kompetensi Khusus
Mampu membantu mengadvokasi. l Mampu memotivasi masyarakat untuk memiliki kesadaran kritis. l Memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis fasilitas air bersih dan sanitasi. l Mengetahui penyakit yang berhubungan dengan WatSan
l

Kompetensi Tambahan
Memahami Safer Access dan Code of Conduct l Memahami analisa SWOT l Memiliki pengetahuan tentang penyakit menular yang disebabkan oleh air dan kebiasaan hidup tidak bersih. l Memiliki pengetahuan teknik konstruksi bangunan sederhana.
l

Mampu memfasilitasi masyarakat dalam: mengidentifikasi masalah menganalisa masalah, menemukan solusi dari permasalahan, menentukan pilihan perbaikan , melakukan pemantauan serta evaluasi secara partisipatif.

269

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Silabus WatSan Bagi KSR Dasar


NO 1 POKOK BAHASAN WatSan kondisi Bencana SUB POKOK BAHASAN TUJUAN PEMBELAJARAN METODE WAKTU (Menit) MEDIA PERAGA

a. Pengertian WatSan b. Tujuan dan Latar Belakang

a. Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan watsan pada saat bencana

Ceramah Curah Pendapat Tanya Jawab Diskusi kelompok

2 X 45'

Flipchart Slide OHP/LCD l Spidol


l l

c. Pelayanan b. Mengetahui Fase Darurat kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase darurat d. Penyakit c. Mengetahui Yang jenis-jenis berhubungan penyakit yang dengan berhubungan WatSan dengan watsan

e. Jenis fasilitas watsan

d. Mengetahui jenis dan fasilitas WatSan

WatSan Kondisi Normal : Pengantar PHAST

a. Pengertian pendekatan partisipatif

a. Memahami pengertian pengertian pendekatan partisipatif b. Memahami pengertian PHAST

Ceramah Curah Pendapat Tanya Jawab Diskusi kelompok

1 X 45'

b. Pengertian PHAST

posterposter/ gambar yang tidak terangkai dalam serial

c. Tujuan PHAST c. Memahami tujuan PHAST

isolasi/ perekat l peniti, jarum isolasi/ perekat


l

270

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

A.

Pokok Bahasan - 1 : Pengantar Pelatihan Air dan Sanitasi Kondisi Bencana Tujuan Pembelajaran :

B.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan watsan pada saat bencana 2. Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase darurat 3. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan 4. Mengetahui jenis dan fasilitas WatSan C. Waktu : 2 x 45 Menit Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol Metode : Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pelatihan 2. Kegiatan Pembelajaran : l Fasilitator mengajak perserta curah pendapat tentang keperluan air dan sanitasi dalam situaisi bencana l Fasilitator merangkup pendapat peserta dan memberikan klarifikasi tentang air dan sanitasi dengan memberikan penjelasan sesuai referensi. l Fasilitator menjelaskan kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase darurat, jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan, jenis dan fasilitas WatSan l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan dan atau masalah-masalah yang meuncul berkaitan dengan materi 3. Rangkuman : l Fasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran. l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana memotivasi diri dalam proses pembelajaran l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

D.

E.

F.

271

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Latihan dan Evaluasi


Jelaskan l Latar belakang diperlukan Air dan Sanitasi pada saat bencana? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan Kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase darurat ? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan ? ........................................................................................... ........................................................................................... Sebutkan jenis dan fasilitas WatSan? ........................................................................................... ...........................................................................................

Latihan & Penugasan


Bacalah buku-buku yang terkait dengan Air dan Sanitasi. Catat beberapa point yang relevan dengan materi ini. Gunakan hal tersebut sebagai referensi tambahan.

H.

Referensi : 1. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 - 2009 2. The Sphere Project (2004) Humanitarian Charter and Minimum Standards in Disaster Response 3. WEDC (2002) Emergency Sanitation: Assessment and Programme Design, Loughborough University, UK Kunci Materi Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan Air dan Sanitasi pada saat bencana Kenapa PMI terlibat dalam kegiatan air dan sanitasi ?
l Mengacu pada pokok kebijakan dan rencana strategis PMI 2004-2009

I.

Misi PMI terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan di seluruh indonesia secara merata, terjangkau, dan bermutu l Ruang lingkup kebijakan bidang air dan sanitasi adalah pengembangan program WatSan Keperluan Air Dalam Kondisi Bencana?
l Merupakan kebutuhan dasar manusia l Setiap orang mempunyai hak terhadap air bersih l Mencegah kematian akibat dehidrasi l untuk mengurangi resiko penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air l Untuk

l Visi

memenuhi kebutuhan konsumsi, memasak , dan keperluan-keperluan kebersihan pribadi dan rumah tangga.

272

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Keperluan Sanitasi Dalam Kondisi Bencana? l Sanitasi yang tidak memadai dan buruknya kebersihan Lingkungan, mudah menjadi sakit dan meninggal. l Penyakit-penyakit yang paling banyak terjadi adalah penyakit yang ditularkan melaui tinja kemulut seperti penyakit diare l Sanitasi yang tidak memadai merupakan perkembangbiakan vektor (hama pembawa penyakit) yang berhubungan dengan sampah dan air. Apa sasaran utama kegiatan air dan sanitasi ?
l Penyediaan air yang cukup dan aman dikonsumsi l Memperbaiki Sanitasi yang memadai l Mengurangi penjangkitan oleh vektor l Melaksanakan penyuluhan Kebersihan diri dan kebersihan lingkungan

Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan air dan sanitasi fase darurat Apa yang harus dilakukan dalam kegiatan Air dan Sanitasi pada fase Bencana? Untuk mengurangi resiko dari bencana yang ditimbulkan, hal yang dilakukan dalam kegiatan air dan sanitasi adalah : 1. Pasokan/penyediaan air bersih Dalam kondisi bencana pasokan/penyediaan air sangat penting, hal ini dikarenakan merupakan kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup, banyak kasus ditemukan ketika bencana sering terjadi kekurangan air dikarenakan akses yang terputus sehingga kuantitas tidak memadai ataupun ada kualitas airnya tidak memenuhi syarat kesehatan, akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi rentan terhadap penyakit. Untuk itu didalam pasokan/penyediaan air bersih kita harus memperhatikan :
l Kuantitas air (Jumlah air) :

Jumlah air diperoleh jika kita mengetahui jenis sumber air. Jenis Sumber Air - air tanah : Sumur, Mata air - air permukaan :kolam, sungai, telaga - air hujan l Kualitas Air Selain dari kuantitas yang cukup, juga kita harus memperhatikan kualitasnya, sehingga air yang dikonsumsi tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Yang perlu diperhatikan untuk bisa memenuhi kualitas air adalah : - Pemeriksaan kualitas air Ada tiga cara dalam pemeriksaan kualitas air : a. Pemeriksaan secara fisik (warna, rasa, dan bau) b. Pemeriksaan secara biologi ( pemeriksaan bakteri pathogen ; E-Coli, yang disebabkan oleh tercemarnya air oleh kotoran tinja) c. Pemeriksaan secara kimia (chlor, Ph,Ni,Na,Fe, dan lainnya)

273

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

l Sarana dan piranti air

Masyarakat mempunyai sarana dan piranti yang mencukupi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air untuk minum, memasakan, dan kebersihan pribadi, dan memastikan air minum tetap aman sampai pada waktu dikonsumsi. Pada bencana hal pertama dilakukan adalah pembagian jeriken. 2. Pembuangan tinja Pembuangan tinja yang aman dapat mengurangi resiko penyakit yang ditimbulkan baik langsung atau tidak langsung, penyediaan saran yang tepat adalah satu dari beberapa respon kedaruratan yang paling penting untuk menjamin martabat, kemanan, kesehatan, dan kesejahteraan penduduk. Didalam pembuangan tinja, hal yang harus diperhatikan adalah : l Jumlah dan akses ke jamban Masyarakat berhak mendapat jumlah jamban yang memadai, cukup dekat dengan tempat tinggal, untuk mengkinkan akses yang cepat, aman, dan pantas baik siang maupun malam. Didalam membangun jamban, yang harus diperhatikan adalah : - Pemisahan jamban berdasarkan jenis kelamin - Tempat buang air besar Dalam kondisi bencana kadang tindakan dalam membuat jamban harus segara dilakukan, untuk itu jamban lubang (pit Latrines) adalah alternatif yang bisa dilakukan. - Pemeliharaan Dilokasi pengungsian jamban yang dibangun, tentunya merupakan jamban umum, yang harus diperhatikan memberikan kesadaran dan membuat pertemuan dengan sesama pengungsi untuk memnentukan bentuk pemeliharaan jamban, sebaiknya didalam jamban umum disediakan sabun, pembalut, dan jarak jamban. 3. Pengendalian vektor Vektor adalah suatu agent/penyebab pembawa penyakit, dan salah satu penyakit yang ditimbulkan disituasi bencana adalah melalui vektor yang tidak terkontrol. Contoh Vektor/hama dan Jenis penyakit yang ditimbulkan : No. Vektor/Hama Tempat perkembangbiakan Air tergenang Sampah Handuk, air yang kotor, tempat tidur yang kotor Sampah Penyakit Malaria, DBD, Filariasis Diare Scabies

1. Nyamuk 2. Lalat, Kecoa 3. Kutu (Mites)

4. Tikus

Salmonella, leptospirosis

Semua penduduk memahami yang beresiko dari penyakit yang ditularkan melalui vektor memahami cara penularan dan metode yang mungkin digunakan untuk mencegahnya.

274

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Diagram F : adalah satau cara pencegahan penyakit diare Fluids Fields Flies = Finger Food = Feces= = Cairan = Lapangan Lalat = Jari tangan Makanan Tinja

4. Manajemen Sampah Pada saat bencana sering dijumpai kondisi sanitasi yang buruk, seperti : sering ditemukannya puing-puing, sampah-sampah dan jenis limbah lainnya yang berserakan akibat bencana yang ditimbulkan. Hal tersebut akan menjadi masalah kesehatan. Pengertian Sampah : Sampah adalah semua benda yang sudah tidak terpakai lagi baik yang berasal dari rumah maupun, proses industri, sampah rumah sakit. Sampah digolongkan menjadi dua : l makanan yang mudah membusuk (Organik) Sisa l barang yang yidak dapat membusuk (an-Organik) Sisa Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah :
l Pengumpulan :

- Pembuatan Tempat Sampah (Tong Sampah, lubang sampah) - Pembuatan TPS (Tempat Pembuang Sampah Sementara) - Pembuatan TPA (Tempat Pembuatan Sampah Akhir) l Pengangkutan : - Gerobak - Mobil Sampah l Pengolahan : - Dibuang pada tahan galian/tempat rendah - Dikubur pada tanha galian - Dibakar Pengetahuan Jenis dan Sumber Sampah Jenis Sampah Sampah Organik : Makanan, sayuran Combustibles(mudah terbakar): Kertas Non-combustibles(tidak mudah terbakar): Botol, panci, dll Bangkai: binatang mati Sampah/limbah berbahaya: minyak, kimia, medis, etc. Sampah bangunan: concrete, batu,puing etc Sumber Sampah Pusat Kesehatan:RS Pasar Rumah Tangga Industri DU ..

275

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Pengetahuan Jenis Sampah dan Cara Pengelolaan : Sumber Sampah Sampah umum Cara pengelolaan Lubang galian terbuka Pembakaran Sanitary land filling/ penguburan Limbah dari Lab,cairan Pembakaran (ketuban), perban, dll Dibakar dan di kubur Jarum suntik, set infus, Pembakaran temperatur yangdiperlukan sarung tangan,dll. >1000C Penjelasan Sampah dapur,kertas, kardus, dll

Pathological and limbah infectious Berbahaya/tajam

5. Drainase Pada situasi bencana, salah satu masalah bidang sanitasi adalah pada Drainase/saluran air yang rusak atau tidak diperhatikan, hal ini bisa dilihat dari tercemarnya air permukaan di lokasi pengungsi yang berasal dari limbah rumah tangga atau titik-titik distribusi air, kebocoran jamban, got, air hujan ait banjir. Pengertian Drainase Drainase adalah saluran air, tujuannya mengalirkan air dengan membuat saluran untuk menghindari genangan yang merupakan sarang pekembangbiakan veltor/pembawa penyakit. Perlunya drainase pada kondisi bencana Supaya tidak mencemari air permukaan : sumur, sungai atau danau l menjadi perkembangbiakan nyamuk, lalat, kecoa, dan lipas Tidak l Tidak mengganggu pemandangan Cara pemeliharaan drainase lubang saluran. Bila ada kotoran yang tersangkut, ambil dan buang ketempat sampah l Sesekali siram dengan air agar terjadi penyumbatan oleh tanah yang terbawa air
l Periksa

6.

Penyuluhan Kesehatan Tujuan dari penyuluhan adalah untuk mengajak masyarakat dan memberikan kesadara dalam pentingnya kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan. Perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kebersihan mencakup: penggunaan/ pemeliharaan jamban/ kebiasaan

mencuci tangan dengan sabun/ pengumpulan dan penyimpanan air yang tidak bersih/ memasak makanan yang tidak bersih. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyuluh:
l Saling berbagi informasi dan pengetahuan l Penggerakan masyarakat (menggunakan pola partisipatif) l Penyediaan bahan dan saran yang penting.

Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air dan sanitasi Penyakit yang disebabkan oleh Air dan Sanitasi : l Kolera, Tipus, Diare l Cacing Tambang l Cacingan, scabies (penyakit kulit) l Malaria, Demam berdarah

276

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Hygiene promotion Water Supply Excreta disposal Vector control Solid waste management Waste management at medical centres Disposal of dead bodies Waste water management Drainage

Water-related diseases such as typhoid, giardiasis, cholera, Hepatitis A, Dysentery, diamhoeal disease Scabies, typhhus, plague Insect vectors dependent on water such as schistosorniasis malaria, guinea warm Psychological trauma Excreta-related ilnesses caused by helminths, tapeworms

Fly screen Ventilation Ventilation

Sunny side Removable cover Door Pipe painted black Reinforced slab Squatting slab Reinforced lining to prevent collapse (impervious) Reinforced concrete or according to local custom (e.g. wood lattice) Pit Reinforced lining to prevent collapse (impervious)

277

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

2. Jenis Jamban Lain


Keterangan : l Jamban Siram (a) l Jamban Siram dengan dua lubang (b) l Jamban Cubluk (c) l Jamban Septic tanks (Jamban ViP) (d) (a)

(b) (c)

(d)

Jamban Bergerak

Mobil Sedot Tinja

Jamban Keluarga

278

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

A.

Pokok Bahasan-2 : Pengantar Pelatihan Air dan Sanitasi Kondisi Normal (Pendekatan PHAST) (PHAST=Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation perubahan perilaku kebersihan diri dan kesehatan lingkungan dari yang buruk menjadi baik ) Tujuan Pembelajaran : Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu : 1. Memahami pengertian dari pendekatan partisipatif 2. Memahami pengertian PHAST 3. Memahami tujuan PHAST 4. Memahami tahapan-tahapan PHAST

B.

C.

Waktu : 2 x 45 Menit Media : Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol Metode : Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar : l Mengawali sesi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer. l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pelatihan 2. Kegiatan Pembelajaran : a. Pengertian pendekatan partisipatif l Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 8 orang l Fasilitator memberikan sebuah cerita analogi tentang monyet dan ikan serta nelayan dan pak guru yang akan di diskusikan oleh peserta selama 10 20 menit. l Setelah selesai diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan dilanjutkan dengan tanya jawab. l Setelah selesai fasilitator akan merangkum hasil diskusi dan menyampaikan pengertian tentang pendekatan partisipatif b. Pengertian PHAST l Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahuinya mengenai pendekatan partisipatif l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta l Fasilitator menjelaskan pengertian pendekatan partisipatif l Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi c. Tujuan PHAST l Fasilitator menjelaskan mengenai tujuan PHAST l Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi d. Tahapan PHAST l Fasilitator menjelaskan kepada peserta mengenai tahapan-tahapan PHAST l Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi

D.

E.

F.

279

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

3. Rangkuman l Fasilitator memberikan kesimpulan tentang topik yang disajikan mengacu pada tujuan pembelajaran l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi. l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana memotivasi diri dalam proses pembelajaran. l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi


Fasilitator memberi pertanyaan kepada peserta : l Jelaskan pengertian pendekatan partisipatif ? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan pengertian PHAST ? ........................................................................................... ........................................................................................... Jelaskan tujuan PHAST? ........................................................................................... ...........................................................................................

Latihan & Penugasan


Bacalah buku-buku yang terkait dengan program PHAST. Catat beberapa point yang relevan dengan materi ini. Gunakan hal tersebut sebagai referensi tambahan.

F.

Referensi : 1. PMI Pusat, 2002; Panduan PHAST, Halaman 1 13, Penerbit Kantor Pusat PMI 2. PHAST guidance notes and toolkit for Red Cross and Red Crescent water and sanitation programming for safe water and sanitation Kunci Materi Memahami pengertian dari pendekatan partisipatif Latar Belakang Pelaksanaan PHAST
l Rendahnya akses terhadap Air Bersih l Tingkat perekonomian rendah

I.

rentan terhadap penyakit yg berhubungan dengan ketersediaan air bersih dan sanitasi l Minat Untuk Berubah Ada l Wilayah yang bersangkutan kurang mendapat perhatian dari pemerintah/NGO/organisasi lainnya

l Masyarakat

280

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Apakah metoda paritisipatif itu? Melalui metoda partisipatif mendorong partisipasi setiap orang kedalam suatu proses kelompok, dengan tidak memandang umur, jenis kelamin, status sosial maupun latar belakang pendidikan. Melalui proses kelompok tersebut khususnya bermanfaat untuk diperolehnya partasipasi perempuan (menurut adat istiadat atau budaya, perempeuan enggan untuk mengekspresikan pandangan pendapatnya, atau karena mereka tidak dapat membaca dan atau tidak bisa menulis). Metoda partisipatif tersebut diciptakan untuk membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab terhadap keputusan seseorang. Mereka mencoba untuk membuat suatu keputusan menjadi mudah dan menyenangkan. Metoda tersebut dibuat untuk menyusun perencanaan pada tingkat masyarakat. Antar npeserta saling belajar satu sama lain dan dapat mengqahargai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta lainnya. Mengapa menggunakan metoda paritisipatif itu? Metoda partisipatif merupakan pendekatan berpola bottom-up (bawah keatas) dilihat berdasarkan kebutuhan dimasyarakat dan masyarakat diajak untuk menganalisis sampai pada memutuskan suatu masalah yang terjadi dilingkungannya, sehingga metoda partisipatif ini telah mengalami keberhasilan disaat strategi-strategi lainnya gagal. Metoda tersebut berdasar pada prinsip pendidikan orang dewasa dan telah diulakukan uji lapangan secara luas. Menggunakan konsep partisipasi masyarakat l Biaya murah l Sharing dalam biaya l Kesepakatan/kontrak Memahami pengertian PHAST Apa pengertian dari PHAST? PHAST (Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation adalah suatu rangakaian cara untuk tercapainya perubahan pengetahuan dan sikap yang berkaitan dengan sanitasi dan kebersihan diri yang sehat dan membantu dalam mendorong penataan fasilitas air dan sanitasi secara partisipatif. Apa yang ingin dicapai melalui PHAST? PHAST diadakan untuki membantu masyarakat :
l meningkatakan perilaku hidup sehat l mencegah penyakit diare l mendorong penataan fasilitas air bersih dan sanitasi masyarakat

Hal itu dilakukan dengan cara :


l menunjukan adanya korelasi antara sanitasi dan status kesehatan l meningkatkan rasa percaya diri para anggota masyarakat l memberdayakan masyarakat

Memahami tujuan PHAST Apa Tujuan akhir dari PHAST? Adalah adanya peningkatan perubahan yang permanen dan keterlibatan masyarakat

281

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Proses pencapaian tujuan PHAST?


l Dimulai bersama dengan masyarakat l Ditetapkan bersama dengan masyarakat l Dilaksanakan bersama masyarakat l Diputuskan melalui konsultasi dengan masyarakat

Memahami tahapan-tahapan PHAST Tahap Pelaksanaan PHAST? l Tahap Kegiatan l Alat Bantu l Konsep Dasar Tahap Kegiatan
Perencanaan Cegah Penyakit Diare 1. Persediaan Air 2. Perilaku Kebersihan 3. Sanitasi

Tahap Kegiatan yang dilakukan 1. Identifikasi Masalah 2. Analisa Masalah 3. Perencanaan untuk solusi 4. Pemilihan opsi-opsi 5. Perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan perubahan perilaku

Periksa Kemajuan 1. Pemantauan 2. Keberhasilan

Tahap Kegiatan yang dilakukan 1. Rencana Monitoring-Evaluasi 2. Pemantauan Partisipatif

Alat Bantu
l Gambar l Peta

Konsep Dasar Diagram F : adalah satau cara pencegahan penyakit diare Fluids =Cairan Fields =Lapangan Flies =Lalat Finger =Jari tangan Food = Makanan Feces =Tinja Memahami tahapan-tahapan PHAST

282

Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Sanitasi

Fluids

Kualitas Air

Fields Feces Flies


Kebersihan makanan

Pelaku Food

Fing -ers

Cuci tangan dan Jumlah air

7 Tahapan Masyarakat dalam mencapai peningkatan kebersihan diri dan lingkungan serta mendorong penataan fasilitas Air dan Sanitasi STEP 1 Identifikasi Masalah l Cerita masyarakat l Masalah kesehatan yg ada di masyarakat STEP 2 Analisa Masalah
l Membuat peta masyarakat l Perilaku kebersihan diri yg baik dan buruk l Bagaimana penyakit menyebar

STEP 3 Perencanaan untuk solusi


l Menghentikan penyebaran penyakit l Menseleksi hambatan2 yg ada l Tugas dari laki2 dan perempuan di masyarakat

Step 4 Pemilihan opsi-opsi


l Memilih perbaikan sanitasi l Memilih perbaikan perilaku kebersihan diri l Menyediakan waktu untuk pertanyaan

Step 5 Perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan perubahan perilaku


l Perencanaan untuk perubahan l Perencanaan siapa melakukan apa

Step 6 Perencanaan untuk pemantauan dan evaluasi


l Menyiapkan cara utk menilai kemajuan kita

Step 7 Evaluasi yang partisipatif l Menilai kemajuan kita

283

ISBN 979357522-0

9 789793 575223 >

Markas Pusat Palang Merah Indonesia Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta 12970 - Indonesia Telp. +62 21 7992325, Fax. +62 21 7995188 Email: pmi@palangmerah.org Website: www.palangmerah.org

You might also like