You are on page 1of 17

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri (dilakukan dalam

pembelajaran biasa bukan kelas khusus) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Guru berperan sebagai pengajar dan pengumpul data) PTK memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. 2. 3. 4. 5.

Masalah berawal dari guru Tujuannya memperbaiki pembelajaran Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.

Mengapa guru dianggap paling tepat untuk melakukan PTK ?

1. 2. 3. 4. 5.

Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran Guru merupakan orang yang paling akrab dengan kelasnya Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.

Bagaimana guru bisa menemukan permasalahan dan dapat mengindentifikasikan permasalahan. Untuk mengindentifikasikan permasalahan yang akan diteliti bagi guru sebenarnya sangat mudah untuk dilakukan, dengan syarat guru rajin rajin untuk membuat catatan catatan setiap sesi pembelajaran. Dengan catatan catatan tersebut guru bisa merenungkan dan memikirkan kekurangan ataupun kelebihan guru dalam penyampaian materi pembelajaran. Kekurangan kekurangan itulah yang akan menjadi bahan PTK. Sebab permasalahan bisa datang dari siswa maupun dari guru itu sendiri, disini guru dituntut untuk jujur dalam arti jika dalam sistem pembelajaran kekurangan datangnya dari guru itu sendiri, guru harus mengakuinya. Contoh contoh kasus yang mungkin bisa digunakan untuk dilakukan PTK misal :

1. Siswa kurang berminat dalam menerima pelajaran. 2. Siswa hasil ulangannya selalu dibawah standart 3. Siswa setiap tanya jawab selalu enggan untuk menjawabnya
Contoh contoh kasus diatas mungkin sering kita jumpai dalam setiap mata pelajaran. Dengan kasus kasus diatas guru harus bisa merumuskan permasalahan. Guru mencari penyebab terjadinya kasus diatas. Penyebab terjadinya kasus diatas bisa terjadi karena yaitu : Dalam menerangkan materi pembelajaran guru kurang menguasai materi

1. Terlalu cepat dalam menjelaskan / menerangkan materi

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Terlalu banyaknya siswa diberi catatan catatan tanpa ada penjelasan dari guru Terlalu panjangnya pertanyaan pertanyaan yang diberikan Guru kurang memberi waktu berpikir bagi siswa Guru tidak memberi kesempatan siswa untuk bertanya Model pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa Terlalu banyaknya siswa dalam kelas Sarana dan prasarana yang kurang memadai

Misalnya setelah di cermati dan di analisa kasus tersebut diatas, terjadi karena model pembelajaran. Dalam hal ini guru harus melakukan tindakan tindakan perbaikan model pembelajaran. Rencana tindakan perbaikan ini dicantumkan dalam rencana pembelajaran yang digunakan dalam mengajarar. Rencana perbaikan bisa menggunakan dengan beberapa siklus Siklus 1 Tindakan 1 Melakukan tindakan dengan cara menggunakan metode / model pembelajaran yang baru, yang dianngap bisa memperbaiki hasil belajar. Refleks 1 Mengumpulkan data data selama kegiatan pembelajaran langsung dan dianalisis. Dari hasil analisis guru bisa membuat tolak ukur keberhasilan dan kegagalan yang dicapainya dalam tindakan perbaikan. Siklus 2 Siklus 2 digunakan untuk mengimplementasikan serangkain kegiatan pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan revisi revisi terhadap kekurangan yang terjasi pada siklus 1 yang belum tuntas Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat disimpulkan berhasil tidaknya keseluruhan tindakan implementasi pembelajaran di dalam kelas terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Apabila pada siklus II tujuan PTK sudah dapat tercapai, maka tidak perlu dilanjutkan siklus berikutnya. Tetapi apabila tujuan belum tercapai, maka perlu dilanjutkan siklus berikutnya

contoh study kasus PTK


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah (Proses Identifikasi Masalah/ Laporan Case Study) Mendeskripsikan binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain merupakan salah satu kompetensi dasar dari mata pelajaran bahasa Indonesia yang harus diajarkan kepada siswa kelas dua sekolah dasar dengan indikator-indikator: (1) menirukan gerak binatang tertentu, (2) meniru suara binatang tertentu (3) Menjelaskan ciriciri binatang secara rinci ( nama, ciri khasnya, suaranya, di mana hidupnya) dengan pilihan kata

dan kalimat runtut, (4) Mencari binatang yang ada di lingkungan sekitar sekolah dan menuliskan ciri-cirinya, peneliti telah ajarkan dengan menggunakan teknik ceramah bervariasi dan memanfaatkan gambar-gambar (Depdiknas,2003:27). Adapun urutan pembelajaran sebagai berikut. a. Kegiatan pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan diawali dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, mengecek pekerjaan rumah, memperingatkan cara duduk yang baik, menginformasikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti peneliti memperlihatkan gambar kucing kemudian mendeskripsikan ciri-ciri kucing secara rinci bahwa kucing itu bulunya macam-macam, kakinya empat, tinggalnya di rumah, peneliti berhenti sejenak untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Salah seorang siswa yang bernama Rizky bertanya, Dimanakah tempat tinggal gajah? peneliti menjawab pertanyaan siswa tersebut bahwa gajah itu tempat tinggalnya di hutan, kemudian peneliti kembali memperlihatkan gambar gajah, siswa mengamati gambar tersebut, peneliti menugaskan kepada siswa untuk menuliskan cirri-ciri dari binatang gajah. Setelah selesai salah seorang siswa diberi tugas untuk membacakan hasil pekerjaannya. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya lagi tetapi tidak satu orang pun siswa yang mau bertanya, ini berarti pembelajarannya dianggap sudah selesai sesuai dengan program yang sudah direncanakan. Kemudian guru memberikan soal tes untuk mengukur pencapaian kemampuan belajar siswa. Tes perbuatan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. 1) tirukan gerak binatang tertentu, 2) tirukan suara binatang tertentu, 3) jelaskan ciri-ciri binatang secara rinci ( nama, ciri khasnya, suaranya, dimana hidupnya ) dengan pilihan kata dan kalimat runtut, 4) mencari binatang yang ada di sekitar lingkungan sekolah dan menyebutkan ciri-cirinya. c. Kegiatan akhir Kegiatan akhir dilakukan dengan cara menyimpulkan materi pelajaran dan memberi tes kepada siswa. Selanjutnya peneliti menyiapkan instrument tes secara lisan sebagai berikut. Guru menampilkan gerak dari binatang dan seorang siswa diminta untuk meniru gerak kucing. Guru kemudian bertanya apa ciri-ciri binatang tersebut, bagaimana suaranya, di mana tempat hidupnya. Selanjutnya peneliti meminta dua orang siswa secara bergantian untuk meperagakan gerak binatang tertentu, menirukan suaranya, dan menyebutkan ciri-cirinya serta menyebutkan tempat hidupnya. Pada bagian akhir seorang siswa diminta memperagakan gerak seekor binatang, dan teman lainnya menebak nama binatang, menyebutkan ciri-cirinya, dan menyebutkan tempat hidupnya. Hasil tes tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Siswa yang memperoleh nilai 8 satu orang, nilai 7 delapan orang, nilai 6 sepuluh orang, nilai 5 empat orang, dan nilai 3 tiga orang. Sehingga kalau dirata-ratakan, nilai rata-rata kelasnya sebesar 5,5 sedangkan nilai ketercapaian minimal (KKM) yang telah ditetapkan adalah 8,5 nilai-nilai tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara nilai yang dicapai siswa dengan nilai yang ditetapkan dalam KKM, yaitu sebesar 3. Dengan demikian KD ini gagal dicapai, dan harus diperbaiki. Dari hasil analisis pencapaian nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya peneliti melakukan analisis dan refleksi terhadap pembelajaran ditemukan bahwa selama peneliti mendeskripsikan seekor binatang melalui gambar, sebagian kecil siswa menyimak deskripsi guru. Peneliti mengharapkan seluruh siswa konsentrasi menyimak deskripsi peneliti. Pembelajaran tersebut menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

Deskripsi pembelajaran tersebut menunjukkan telah terjadi kegagalan dalam hasil belajar dan proses pembelajaran. Ketidakberhasilan tersebut merupakan masalah yang harus segera diatasi sebab pembelajaran mendeskripsikan binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan nyata. Kemanfaatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, pembelajaran mendeskripsikan binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya sebagai dasar dalam mempelajari kompetensi-kompetensi dasar lainnya terutama kemampuan dalam berbicara mendeskripsikan objek. Kedua, pembelajaran mendeskripsikan binatang di sekitar sesuai ciri-cirinya dapat menumbuhkan pemahaman mengenai jenis-jenis binatang terutama binatang yang ada di lingkungan mereka. Pembelajaran juga akan bermanfaat untuk menumbuhkan kecintaan siswa terhadap lingkungan khususnya binatang dan dapat memotivasi/ menumbuhkan sikap mengamati/ kritis terhadap keadaan/ lingkungan. B. Teknik Pemecahan Masalah Upaya untuk mengatasi kegagalan proses pembelajaran tersebut, peneliti mempelajari berbagai model pembelajaran maupun teknik pembelajaran yang menyenangkan, partisipatif, kreatif dan tidak menjemukan. Salah satu teknik pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut adalah teknik permainan. Siswa SD kelas rendah masih menyenangi permainan dan menyanyi atau melakukan sesuatu yang menggembirakan. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sudjana, (2001:138) bahwa dengan penyajian teknik permainan yang baik akan menarik perhatian peserta didik hingga menimbulkan suasana yang mengasyikan tanpa menimbulkan kelelahan. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, peneliti merasa yakin bahwa pembelajaran mendeskripsikan binatang di sekitar akan menyenangkan, partisipatif, kreatif, dan tidak menjemukan bila pembelajaran menggunakan teknik permainan. Pada pembelajaran menggunakan teknik permainan, peneliti memberikan gambar pada setiap kelompok. Setiap kelompok secara bergilir akan memperagakan gerak binatang tertentu. Kelompok lain menebaknya. Kelompok juga akan diberi kartu kata yang berisi tulisan suara binatang. Kelompok secara bergiliran memperagakan suara binatang dan kelompok lain menebaknya. Setiap kelompok juga akan mendapatkan gambar lingkungan tempat hidup binatang dan binatang-binatangnya untuk dijodohkan. Setiap kelompok mencari binatang yang ada di sekitar lingkungan sekolah dan menyebutkan ciri-cirinya. Diharapkan melalui teknik permainan maka pembelajaran akan sesuai dengan karakteristik siswa SD kelas rendah yang masih menyenangi kegiatan bermain, sehingga peneliti melakukan penelitian tindakan kelas terhadap pembelajaran mendeskripsikan binatang di sekitar sesuai ciricirinya dengan menerapkan dengan teknik permainan di Sekolah Dasar Negeri Cibeber Mandiri I kelas 2 dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Mendeskripsikan Binatang di Sekitar Melalui Teknik Permainan di SDN Cibeber Mandiri I Kelas 2 C. Rumusan Masalah Rumusan masalah sebagai pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut. Apakah pembelajaran mendeskripsikan binatang di sekitar melalui teknik permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN Cibeber Mandiri I kelas 2? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa SDN

Cibeber Mandiri I kelas 2 terhadap pembelajaran mendeskripsikan binatang di sekitar melalui teknik permainan. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi sekolah, peneliti dan guru-guru sebagai teman sejawat. 1. Manfaat bagi sekolah adalah sebagai sumbangan nyata bagi sekolah untuk pembelajaran mendeskripsikan binatang di sekitar melalui teknik permainan. 2. Manfaat bagi peneliti adalah sebagai pedoman dalam pembelajaran mendeskripsikan binatang di sekitar melalui teknik permainan 3. Manfaat bagi guru-guru sebagai teman sejawat adalah sebagai motivator bagi guru-guru di kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dengan Lesson Study


Apa sih perbedaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Lesson Study (LS)? Perbedaan kedua penelitian itu terletak pada proses pelaksanaannya di kelas. PTK sebagai penelitian tindakan untuk memperbaiki kondisi kelas guru yang bersangkutan menitikberatkan pada peningkatan kondisi belajar dari kondisi rendah bergeser ke kondisi tinggi sesuai dengan yang diharapkan guru. Sedangkan LS lebih mengarah pada penerapan perencanaan pembelajaran yang mampu diterapkan di kelas sehingga diperoleh hasil yang maksimal. PTK dilaksanakan oleh guru kelas yang bermasalah sedangkan LS dapat dilaksanakan oleh guru lain yang akan melaksanakan perbaikan. Kata kunci PTK adalah tindakan guru dalam memperbaiki problematika yang muncul dari kelasnya. Guru yang sering merefleksikan kondisi kelasnya akan dengan cepat menemukan problematika untuk PTK. Namun, sebaliknya, guru yang tidak pernah melihat kembali pembelajaran yang dilakukannya tidak akan pernah mampu memunculkan problematika pembelajaran di kelasnya. Kata kunci LS adalah problematika pembelajaran yang perlu dikaji melalui plan, do, see. LS perlu direncanakan dengan sebaik-baiknya yang melibatkan banyak orang untuk memberikan masukan perencanaan itu. Setelah rencana dianggap matang, guru melakukan pembelajaran di kelas dengan diamati oleh beberapa orang yang sebelumnya telah mengikuti perencanaan bersama dengan guru kelas. Kemudian, di ruangan tersendiri, guru bersama para pengamat berdiskusi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kebenaran pelaksanaan LS berdasarkan masukan pada pengamat dan hasil guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Perbedaan Penelitian Tindakan (PTK) dengan Ekperimen


Penelitian Tindakan (PTK) Penelitian tindakan adalah suatu penyelidikan atau penelitian dalam konteks usaha yang berfokus pada peningkatan kualitas organisasi serta kinerjanya. Biasanya didesain serta dilakukan oleh

praktisi yang menganalisa data untuk mengingkakan mutu praktek mereka. Penelitian tindakan dapat dilakukan dalam suatu tim atau oleh perorangan. Pendekatan penelitian dengan tim disebut sebagai Penelitian Kolaborativ. Penelitian tindakan memiliki potensi untuk menciptakan peningkatan yang relatif stabil disekolah. Hal ini memberikan kemungkinan baru kepada pendidik untuk melakukan refleksi terhadap cara mengajar mereka, mencari dan menguji ide, metoda, material baru, serta melihat seberapa efektifnya suatu pendekatan baru, berbagi upan balik dengan anggota tim lainnya, membuat keputusan mengenai pendekatan yang akan digunakan dalam satu tim mengenai evaluasi terhadap kurikulum, instruksi serta sistem evaluasi. Penelitian tindakan kelas pada umumnya dilakukan beberapa kali siklus, karena dalam penelitian tindakan fokus pada sisi perbaikan. Artinya, penelitian tindakan ini memberikan beberapa kali perlakuan sampai ditemukan hasil yang maksimal. Jika dalam satu kali perlakuan sudah didapatkan hasil yang optimal, maka penelitian tindakan hanya cukup pada satu siklus saja, namun hal ini ini jarang terjadi. Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Oleh karenanya, penelitian eksperimen bertujuan untuk pengajuan hipotesis penelitian, memprediksi kejadian atau peristiwa di alam latar eksperimental, untuk menarik generalisasi hubunganhubungan antar variabel. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan desain atau uji coba dengan mengajukan stimuli baru atau perlakuan pada sampel penelitian. Selanjutnya peneliti menganalisis hasil penelitian dengan menguji hipotesis yang diajukan sebagai simpulan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti juga dituntut untuk kritis dalam memahami faktor-faktor pengaruh yang mungkin mendasari obyek eksperimen. Dengan demikian, maka hasil penelitian benar-benar diperoleh dari stimuli atau perlakuan yang dieksperimenkan. Kesimpulan Dari wacana di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai perbedaan penelitian tindakan dengan penelitian eksperimen seperti di bawah ini: Penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan satu kali, karena dalam penelitian eksperimen hanya sekedar menguji hipotesis. Sedangkan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan beberapa kali siklus, karena penelitian berahir jika hasil yang diperoleh sudah maksimal atau sesuai dengan ukuran yang diberikan. Penelitian eksperimen menekankan hasil, karena hasil pengujian hipotesis yang diperoleh pasti diterima meskipun nihil. Sedangkan penelitian tindakan kelas (PTK) menekankan pada proses,

karena selama hasil belum dicapai dimungkinkan terjadi kekurang tepatan proses yang dilakukan. Penelitian eksperimen dapat digunakan dalam prosedur penelitian tindakan, misalnya dengan bereksperimen berbagai metode sampai hasilnya sesuai. Sedangkan penelitian tindakan tidak termasuk dalam prosedur penelitian eksperimen.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan yang dilakukan guru dalam kelas yang merupakan rangkaian risettindakan-riset-tindakan yang dilakukan secara siklus dalam rangka memecahkan masalah sampai terpecahkan Bentuk penelitian reflektif yang dilakukan guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dsb. Bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas lebih profesional

Pengertian PTK P T K enelitian indakan elas

Kegiatan mencermati suatu objek , menggunakan aturan metodologi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. sekelompok siswa yang sama dan menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Perbedaan Penelitian Formal dan PTK


Penelitian Formal Dilakukan oleh orang luar Sampel harus representatif Instrumen harus valid dan reliabel Menuntut penggunaan analisis statistik

Mempersyaratkan hipotesis Mengembangkan teori tanpa memperbaiki praktik pembelajaran Hasilnya merupakan produk ilmu PTK Dilakukan guru atau dosen Representatif sampel tidak harus Tidak memerlukan instrumen yang valid dan reliabel Tidak harus menggunakan analisis statistik Tidak selalu menggunakan hipotesis Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung Hasil penelitian siswa belajar lebih baik (produk & proses)

Karakteristik PTK

Problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus merupakan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru Adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas

Ciri PTK :

Dilakukan pada situasi yang alami Memecahkan permasalahan-permasalahan praktis Bersiklus Memecahkan masalah dan mencari dukungan ilmiahnya sehingga membuat guru menjadi profesional, berpikir kritis, dan bekerja secara sistematis Masalah tidak berasal dari teori, tetapi masalah nyata di kelas Memecahkan masalah yang spesifik, jelas, dan tajam Berkolaborasi antara praktisi (guru, pimpinan, siswa, dll)

Tujuan PTK

Untuk peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran atau peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar Terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses PTK atau guru akan mendapatkan pengalaman ketrampilan praktik pembelajaran secara reflektif

Manfaat PTK

Inovasi pembelajaran Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelas Peningkatan profesionalisme guru

Manfaat PTK

Bagi Guru Memperbaiki proses pembelajaran Meningkatkan profesional guru Meningkatkan kepercayaan diri Berperan mengembangkan ketrampilannya Bagi Siswa, dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa Bagi Sekolah, tercipta kondisi yang kondusif bagi perbaikan iklim sekolah

MASALAH DALAM PEMBELAJARAN PTK PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS


Menyelesaikan masalah pembelajaran Melaksanakan penelitian Kepribadian dan Keprofesionalan

Peningkatan kemampuan guru Kondisi yang diperlukan untuk PTK


Sekolah harus memberikan kebebasan yang memadai bagi guru untuk melakukan PTK Birokrasi dan hirarkhi organisasi sekolah diminimalkan

Sekolah harus selalu mempertanyakan apa yang diinginkan bagi sekolah Adanya keterbukaan dari semua staf untuk membahas masalah yang dihadapi tanpa ada khawatir dicemoohkan Kepala sekolah dan administrasi harus menunjang pembaharuan Guru dan siswa harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi bahwa mereka melakukan pembaharuan yang didukung kepsek Guru harus siap menghadapi berbagai konflik

Siklus PTK

Rencana (Planning) Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi Tindakan Apa yang dilakukan guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan Observasi Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa Refleksi Mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dari berbagi kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini peneliti melakukan revisi dan perbaikan terhadap rencana awal

Contoh Identifikasi Masalah


Jika diajak tanya jawab pada awal pembelajaran, siswa cendrung menghindar menjawab Sangat sedikit siswa yang berani mengajukan pertanyaan Siswa cendrung cepat bosan memperhatikan pelajaran, kemudian ngobrol dengan temannya Siswa tidak mengerjakan PR di rumah, melainkan di kelas menjelang pelajaran berlangsung, dan menyalin PR temannya

Siswa tidak berusaha mengaitkan keadaan alam suatu daerah dengan kehidupan masyarakat Siswa suka membolos, dan hasil belajarnya semakin menurun drastis Nilai siswa dalam pelajaran IPS selalu rendah (rata-rata kurang dari 40). Jika ada pertanyaan siswa kelihatan bingung dan ragu-ragu, kalau dijawab tidak memenuhi harapan

Rumusan Masalah

Masalah dapat dirumuskan dengan bentuk pernyataan atau pertanyaan atau kedua-duanya Rumusan masalah hendaknya tidak mirip dengan rumusan masalah penelitian formal Rumusan masalah dapat diajukan dengan 5 pertanyaan : Siapa yang terkena dampak negatifnya Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah ? Masalah apa sebenarnya ? Siapa yang menjadi tujuan perbaikan Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu ?

Contoh Rumusan Masalah PTK


Bentuk Pernyataan Pembelajaran yang menggunakan pendekatan yang terintgratif dapat digunakan untuk mengatasi siswa yang kesulitan menghubungkan pelajaran Geografi dan Ekonomi Tugas dan bahan belajar yang menantang memotivasi siswa untuk belajar dengan baik Bentuk Pertanyaan Model pendekatan pembelajaran terintegratif yang bagaimanakah yang dapat mengatasi Kesulitan siswa dalam mentransfer ketrampilan dari suatu mata pelajaran ke mata pelajaran lain? Tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?

Contoh Rumusan Masalah PTK

Bentuk Pernyataan Siswa di SMP X tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran Ekonomi dengan Geografi Tugas dan bahan belajar yang diberikan tidak memotivasi siswa untuk belajar dengan baik Bentuk Pertanyaan Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer ketrampilan dari suatu mata pelajaran ke mata pelajaran lain? Tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ?

Merencanakan Perbaikan

Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah. Hipotesis dibuat berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian yang lalu, diskusi dengan teman sejawat dan dengan pakar, serta refleksi pengalaman sendiri. Susun berbagai alternatif tindakan. Analisis alternatif yang ada dan pilih yang dianggap paling layak 2. Analisis kelayakan hipotesis tindakan yang diajukan

Contoh Alternatif Tindakan


Tugas akan lebih berhasil dan menantang jika diberikan setiap minggu Bentuk tugas yang bervariasi akan memotivasi siswa untuk mengerjakannya Tugas akan menantang jika materinya diambil dari lingkungan siswa Bahan belajar akan menarik jika sesuai dengan perkembangan siswa, disajikan dengan berbagai variasi, menuntun siswa berpikir, dan temanya akrab dengan lingkungan siswa Tugas akan menantang jika dikaitkan dengan bahan belajar

Melaksanakan PTK

A. Menyiapkan Pelaksanaan Membuat rencana pembelajaran beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan

Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung Meyiapkan cara merekam dan menganalisis data Jika perlu mensimulasikan pelaksanaan tindakan B. Melaksanakan Tindakan Pekerjaan utama guru adalah mengajar, bukan meneliti Pengumpulan atau perekaman data jangan terlalu menyita waktu guru Metodologi yang diterapkan haruslah reliabel dan handal Masalah harus sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru

Pemantauan

Pemantauan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan Fungsi : Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan 2. Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan menghasilkan perubahan yang diinginkan

Penyebab Kegagalan Tindakan


Pelaksanaan yg menyimpang dari rencana tindakan Rencana yang mengandung unsur kesalahan, seperti kesalahan asumsi atau konsep dasar, atau kesalahan menterjemahkan konsep menjadi rencana tindakan Faktor di luar jangkauan guru dan peneliti, misalnya kendala dari jajaran birokrasi Keterbatasan kemampuan pelaksana atau guru, misalnya kemampuan mendayagunakan sarana belajar

Sasaran Pemantauan

Seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana tindakan Seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan, sehingga perlu dilanjtkan atau ditingkatkan

Adakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tak direncanakan Apakah terjadi dampak sampingan yang negatif, merugikan atau kegiatan cendrung mengganggu yang lainnya, sehingga perlu upaya mengurangi atau meniadakannya

Teknik Pemantauan

Pengamatan partisipatif dengan menggunakan : a. Pedoman pengamatan (formulir, daftar cek, dsb) b. Catatan lapangan, misalnya catatan tentang peristiwa yang dipandang penting c. Alat perekam elektronik (tape recorder atau video recorder) 2. Teknik wawancara, secara bebas atau terstruktur dengan alat pedoman wawancara dan perekam wawancara 3. Pemanfaatan dan analisis data dokumen seperti : daftar hadir, satuan pelajaran, hasil karya siswa, hasil karya guru, dsb.

Alat Pemantauan

Pedoman Pengamatan (daftar cek atau skala bertingkat). Untuk mencatat (merekam) data tentang prilaku, aktivitas dan proses lainnya. Digunakan juga untuk data kualitatif Pedoman wawancara (terbuka dan tertutup). Untuk mengungkap-kan data yang hanya bisa menggunakan kata-kata secara lisan oleh sumbernya, seperti: data tentang sikap atau pendapat Catatan lapangan. untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau melukiskan suatu proses. Misalnya bagaimana sekelompok murid menemukan konsep ciri binatang memamah biak Alat perekam elektronik. Handycam dapat digunakan merekam suara dan gerak Analisis dokumen atau analisis data sekounder. Digunakan untuk data yang statis

Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah suatu paket pembelajaran selesai, sedangkan interpretasi data setiap selesai satu kegiatan dilakukan untuk menjadi balikan dalam penyesuaian

pembelajaran. Analisis data dilakukan dari semua data yang diperoleh pada beberapa kali kegiatan pembelajaran.

Analisis data dilakukan dalam tiga tahap : Reduksi data atau seleksi data, kemudian diorganisasikan Deskripsi data supaya punya makna (narasi, grafik, tabel) Penarikan kesimpulan dalam bentuk pernyataan

Refleksi Berdasarkan analisis data, direnungkan kembali kenapa suatu kejadian berlangsung dan kenapa seperti itu terjadinya.

Apa yang telah berhasil dilakukan Apa yang belum berhasil Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran berikutnya

Dengan refleksi dapat ditetapkan : Perencanaan Tindak Lanjut Jika tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang dikemukakan, maka hasil analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat kembali rencana baru yang akan dilaksanakan pada siklus kedua, seperti langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus pertama. Jika siklus kedua telah dilakukan, tetapi hasilnya belum memuaskan juga, maka disusun lagi rencana perbaikan untuk siklus berikutnya, sampai diperoleh hasil yang memuaskan Bagaimana merefleksinya? Target Keberhasiulan Data yg mengindi- kasikan keberhasilan Membandingkan Kalau sudah Berhasil? Selesai Laporakn Strateginya Panduan Penggunaan Strategi Kalau belum Berhasil? Perbaiki strateginya Masuk siklus berikutnya Format Laporan PTK

Pendahuluan Latar Belakang Masalah Identifikasi masalah Perumusan Masalah Rencana Perbaikan dan Hipotesis Tujuan dan Manfaat Penelitian 2. Kajian Teori dan Hasil Penelitian Terdahulu

Prosedur Penelitian Setting Penelitian Disain Penelitian Data dan Instrumen penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian dan Implementasi Hasil Penelitian yang terdiri dari (1) Masalah yang ingin diteliti, (2) Tindakan atau aktivitas yang dilakukan, (3) Hasil dari tindakan, dan (4) Penafsiran Implikasi Teori

Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dengan penelitian yang lain No 1 2 3 4 5 6 7 Aspek Peneliti Rencana Penelitian Munculnya masalah Ciri Utama Peran Tempat Proses Pengumpulan data Hasil Penelitian PTK Guru Guru Dirasakan Guru Non PTK Orang Luar Orang Luar Dirasakan Orang Luar

Ada Tindakan Untuk Belum Tentu Ada Tindakan Perbaikan Sebagai Furu dan Peneliti Sebagai Guru Kelas Kelas Oleh Guru / bantuan Peneliti orang Langsung dimanfaatkan Menjadi milik sendiri

Perbedaan PTK dengan Penelitian lain yang lain adalh, PTK bertujuan menyelesaikan masalah, sedangkan penelitian yang lain bertujuan membuktikan hipotesis yang ada. Awal dari sebuah penelitian adalah adanya sebuah masalah. Alur Penelitian Tindakan Kelas:

Sebenarnya ini berbentuk diagram, karena saya belum bisa membuatnya maka saya tulis dengan angka berurutan saja, semoga tidak mengurangi maknany. 1. Identifikasi masalah 2. Perumusan Masalah 3. Tujuan/ Indikator Keberhasilan 4. Kajian Teori dan Empiris 5. Hipotesis, Tindakan 6. Perencanaan Tindakan 7. Pelaksanaan Tindakan 8. Analisis Data 9. Indikator Keberhasilan 10. Jika belum tercapai, maka refleksi 11. Jika Tercapai, maka stop atau pemantapan

You might also like