You are on page 1of 60

BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan PT.

Telkom Tbk adalah Suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT. Telkom menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas seluruh Indonesia. PT. TELKOM pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan Telekomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian Pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/ PTT) yang ditetapkan sebagai Perusahaan Negara. Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961. Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) melalui Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1974 yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional. Pada tahun 1980 Indonesia membeli seluruh saham badan usaha untuk jasa Telekomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT) dari American Cable & Radio Corporation, suatu

perusahaan yang didirikan berdasarkan peraturan perundangan Negara bagian Delaware, Amerika Serikat. Indosat ditetapkan sebagai badan usaha penyelenggara telekomunikasi umum Internasional yang terpisah dari PERUMTEL. Walaupun Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd sehingga Indosat kembali menjadi Perusahaan asing. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 PERUMTEL berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan peraturan pemerintah no. 25 tahun 1991 sampai sekarang. Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut mulai dari perusahan jawatan sampai perusahaan public. Perubahan-perubahan besar terjadi pada tahun 1995 meliputi (1) Restrukturisasi Internal; (2) Kerjasama Internal; (3) Intial Publik Offering (IPO). Pada tahun 1995 PT. Telkom menrekstruktur jenis jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha utama. Divisi regional sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh. Pada saat ini PT. Telkom telah melakukan transformasi secara fundamental dan menyeluruh di seluruh lini bisnis yang mencakup transformasi bisnis dan portofolio, transformasi infrastruktur dan sistem, transformasi

organisasi dan sumber daya manusia serta transformasi budaya. Pelaksanaan transformasi ini dilakukan dalam rangka mendukung upaya diversifikasi bisnis PT. Telkom dari ketergantungan pada portofolio bisnis Legacy yang terkait dengan telekomunikasi, yakni layanan telepon tidak bergerak (Fixed), layanan telepon seluler (Mobile), dan Multimedia (FMM), menjadi portofolio TIME (Telecommunication, Information, Media and Edutainment) yang diresmikan pada 23 Oktober 2009 sebagai pengukuhan transformasi bisnis Telkom dari yang semula hanya InfoCom menjadi T.I.M.E. TIME dimaksudkan untuk melengkapi layanan agar lebih menarik dan diterima oleh masyarakat khusunya anak muda sehingga Telkom tidak hanya untuk telekomunikasi saja, tetapi juga sudah memiliki IT, media serta edutainment. Konsistensi TELKOM dalam berinovasi telah berhasil memposisikan Perusahaan sebagai salah satu perusahaan yang berdaya saing tinggi dan unggul dalam bisnis New Wave.

B. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Berikut adalah visi, misi dan tujuan perusahaan a) Visi Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan

Telecommunication, Information, Media dan Edutainment (TIME) di kawasan regional. b) Misi 1) Menyediakan layanan TIME yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif 2) Menjaga model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia

c) Tujuan Tujuan Telkom adalah menciptakan posisi terdepan dengan memperkokoh bisnis legacy & meningkatkan bisnis new wave untuk

memperoleh 60% dari pendapatan industri pada tahun 2015. Selain itu mampu menciptakan pelayanan yang mampu menjangkau masyarakat luas sampai ke desa-desa potensial dengan mempercepat, memperluas, mengganti dan membangun baru fasilitas telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Serta meningkatkan jasa dan mutu pelayanan yang tinggi serta menyediakan alternatif-alternatif pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan teknologi.

C. Filosofi Logo Telkom melakukan transformasi secara fundamental dan menyeluruh untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar. Sejalan dengan transformasi tersebut, Telkom menerapkan strategi untuk menjadikan Telkom lebih fleksibel dan kompetitif dalam mengantisipasi dan menghadapi berbagai perubahan dan kompetisi yang semakin ketat dimasa depan.

Gambar I.1 Logo PT Telkom Indonesia

Corporate Identity (logo) Telkom Indonesia yang baru diciptakan berdasarkan strategi brand yang baru, yang didasari 5 Brand Values yang membentuk Brand Positioning. Brand Values merupakan nilai-nilai dasar brand yang wajib diamalkan dalam kehidupan insan Telkom Indonesia sehariharinya. Brand Positioning Life Confident dibentuk berdasarkan 5 Brand Value tersebut dan merupakan pernyataan tentang posisi unik Telkom Indonesia sebagai brand. Adapun Arti dari simbol-simbol logo tersebut yaitu : 1. Lingkaran sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME (Telecommunication, Information, Media & Edutainment). Expertise. 2. Tangan yang meraih ke luar. Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar. Empowering. 3. Jemari tangan. Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat. Assured. 4. Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru. Progressive. 5. Telapak tangan yang mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan. Heart.

Warna-warna yang digunakan adalah : 1. Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang tinggi. 2. Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan dinamis. 3. Infinite sky blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.

D. Divre IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta Divisi regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mempunyai rentang kendali operasional meliputi Propinsi Jawa Tengah dengan enam kotamadya, 29 kabupaten dan 534 kecamatan. Sedangkan Propinsi DI Yogyakarta mempunyai satu Kodya, empat kabupaten dan 78 kecamatan. Adapun areal bisnis Telkom Divre IV terbagi dan dikendalikan oleh lima Kantor Daerah Pelayanan Telekomunikasi (Kandatel) Semarang, Yogyakarta, Solo, Purwokerto, dan Pekalongan dengan jumlah total kantor cabang sebanyak 28 lokasi. Bisnis yang dikelola meliputi: 1) Telepon, terdiri dari Fixed Wireline (telepon jaringan akses kabel) dan Fixed Wireless (telepon nirkabel/CDMA) 2) Data dan internet, meliputi Telkomnet Instan dan Speedy. 3) Network dan interkoneksi, terdiri dari Leased Line dan interkoneksi ke OLO. Saat ini Telkom Divre IV telah melayani kebutuhan telekomunikasi untuk wilayah Jateng dan DI Yogyakarta sampai tingkat kecamatan. Situasi

bisnis telekomunikasi di Jateng dan DI Yogyakarta memiliki prospek yang cerah karena pertumbuhannya cukup menjanjikan. Terbukti dengan munculnya pemain baru di kawasan ini. Hal ini disebabkan pasar telekomunikasi daerah ini merupakan target pasar yang berada di ranking ke empat setelah area Jabotabek, Jatim dan Sumatera. Di area bisnis wireless (GSM dan CDMA) di Jateng dan DI Yogyakarta ini Divre IV mengantungi market share 10,9% dari total pelanggan sebanyak 9,7 juta. Posisi ini sekaligus menjadikan Telkom sebagai market leader di bisnis wireless berbasis CDMA. E. PT.TELKOM Kandatel Solo 1. Identitas Perusahaan Nama Alamat Telepon Facsimile : Telkom Kandatel Solo : Jalan Mayor Kusmanto no 1 Solo 57113 : 0271 634400 : 0271 641234

2. Struktur Organisasi Telkom Solo merupakan bagian dari divisi regional (Divre) 04 area Jawa Tengah dan DIY. Selain Telkom Solo, Semarang juga membawahi Telkom Yogyakarta, Salatiga, Kudus, Purwokerto, dan Pekalongan. Mulai 1 Juli 2010 Telkom Divre 04 mengalami perubahan business area. Hal tersebut dilakukan agar Telkom lebih efektif dan efisien.

Dengan adanya transformasi bussiness area menyebabkan pengurangan karyawan. Karyawan-karyawan tersebut tidak di nonaktifkan, tapi dialihkan ke Semarang untuk mengisi posisi yang kosong. Dalam struktur organisasi yang baru, unit customer service, flexi, dan DIVA tidak bertanggung jawab pada GM dan Deputi karena posisi tersebut sudah dihapus, tapi langsung bertanggung jawab ke pusat. Customer service langsung bertanggung jawab ke Telkom Semarang, Flexi bertanggung jawab ke Telkom Jakarta, dan DIVA bertanggung jawab ke Telkom Semarang.

Setelah Perubahan a) Kandatel Solo


a.

Manager DIVA tugas utamanya adalah memastikan tersedianya jaringan akses baik PSB (Pasang Baru) untuk pelanggan Fixed Phone yang baru maupun jaringan untuk Speedy. Manajer DIVA langsung bertanggung jawab ke Telkom Semarang.

10

b. Manager Flexi tugasnya adalah memastikan efektivitas penjualan dan

promosi penjualan untuk meningkatkan jumlah pelanggan produk flexi. Manajer Flexi bertanggung jawab langsung ke Telkom Jakarta.
c.

Manager Customer Care (Customer Service) tugasnya adalah memastikan tercapainya pemeliharaan kepuasan pelanggan di Datel melalui pengelolaan fungsi customer care yang berbasis fixed line, fixed wireline, data maupun value added service guna

mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan disertai keunggulan kompetitif perusahaan melalui pendayagunaan sumberdaya perusahaan. Manajer CS langsung bertanggung jawab ke Telkom Semarang.
b) Unit Financial Service Kandatel Solo

Unit ini dipimpin oleh seorang Asman Financial Service, tugasnya adalah memastikan terlaksananya proses pelayanan keuangan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan guna menunjang pencapaian sasaran pengelolaan keuangan perusahaan.

c) Unit Billing dan collection Area Solo

Asman Billing dan collection (UBC) memastikan terkelolanya fungsi Billing & Collection berjalan sesuai dengan kaidah Good Corporate Governance dan selaras dengan rencana bisnis perusahaan.

Tanggungjawab Asman UBC diantaranya adalah sebagai berikut :


1)

Memastikan rancangan strategi operasional billing & collection sesuai dengan strategi bisnis Telkom (Group).

11

2)

Memastikan usulan RKA Bidang Billing & Collection dirancang dan disusun mengacu pada strategi dan kebijakan Divisi Regional.

3)

Memastikan pengembangan proses biiling dan sistem pembayaran direncanakan sejalan dengan pengembangan bisnis regional.

4)

Memastikan proses billing, layanan pembayaran, penyelesaian piutang dan penanganan klaim billing diselenggarakan sesuai ketentuan kantor korporat.

d) UNER IV AREA 1 Unit ini memiliki tanggung jawab yang berhubungan dengan Pelanggan Gemuk, yaitu pelanggan yang memiliki kontribusi besar bagi Telkom. Contoh pelanggan ini di wilayah Solo adalah Sritex dan Konimex. e) INFRATEL AREA Unit ini bertanggung jawab terhadap tersedianya dan pemeliharaan jaringan sehingga dapat meminimalisasi gangguan jaringan. f) ISDC IV AREA Unit ini bertanggung jawab pada teknologi informasi atau IT yang digunakan oleh Telkom. g) HRC Area Solo Unit ini bertanggung jawab dalam hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) di setiap bagian. Unit ini bertanggung jawab mengenai kualitas karyawan Telkom.

F. Bidang Usaha Perusahaan

12

Dalam Bussiness plan PT Telkom dijelaskan bahwa PT Telkom bergerak di bidang jasa Telekomunikasi yaitu memberikan pelayanan jasa penyampaian informasi melalui alat-alat telekomunikasi kepada masyarakat. PT Telkom dalam rangka meningkatkan pelayanan pada pelanggan terutama didalam kemudahan dan kecepatan membangun hubungan telepon, PT. Telkom telah meningkatkan pembangunan secara besar-besaran dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa informasi dan telekomunikasi. Adapun beberapa jenis jasa telekomunikasi PT Telkom yang sudah beroperasi antara lain: 1. Menyediakan Jasa Telekomunikasi a) Jasa Telepon 1) Sambungan Telepon 2) STK/B (Sambungan Telepon Kendaraan Bergerak) 3) RURAL (Sambungan telepon untuk daerah berkembang dengan menggunakan transmisi radio)
4) LDS Telephone

5) STJJ (Sambungan telepon jarak jauh) 6) Sambungan Faxsimili b) Jasa Telex 1) Sambungan telex 2) LDS telex c) Jasa Tgp/Data 1) Telegram 2) Telegram indak

13

3) Birofaxs 4) SKDP (Sistem komunikasi data paket) 5) Alamat telegram terdaftar d) Jasa Kanal 1) Sirkuit langganan voice/dara
2) AVD (Alternative voice data)

3) Kanal telekomunikasi /Transponder e) Jasa lainnya. 1) VSAT/SDSBM (Sistem Data Stasiun Bumi Mikro) 2) SIE (Sistem Informasi Elektronik) 3) RPUU (Radio Panggil Untuk Umum)
4) Radio Trunking.

2. Menyediakan Fasilitas Telekomunikasi Untuk Umum a) Wartel

b) Kamar Bicara Umum c) Kios Telepon

d) Telepon Umum Koin e) f) Telepon Umum Kartu Biofaxs

g) Telex Booth 3. Memberikan Jasa Pelayanan Kepada Pelanggan a) Permintaan Pasang Baru

b) Permintaan Mutasi c) Pembayaran Tagihan Bulanan

14

d) Pengaduan e) f) Permintaan Bicara interlokal, internasional melalui operator Collect Cell

g) Informasi (Penerangan Lokal, Billing, Interlokal/Internasional) 4. Menyediakan Fasilitas Untuk Pelanggan


a) Fasilitas Hunting

b) Special Number c) Fasilitas SLI

d) Subcriber Features

Berikut adalah 5 pilar bisnis TELKOM:


1. Fixed Phone (TELKOM Phone)

Personal Line Corporate Line Wartel & Telum


2. Mobile Phone (TELKOMSEL)

Prepaid Services (simPATI) Postpaid Services (Halo)


3. Network & Interconnection (TELKOM Intercarier)

Interconnection Services Network Leased Services 4. Data & Internet Leased Channel Service (TELKOM Link) Internet Service (TELKOMNet)

15

VoIP Service (TELKOM Save & Global 017) SMS Service (from TELKOMSEL, TELKOMFlexi & TELKOM SMS)
5. Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi)

Prepaid Services (Flexi Trendy) Postpaid Services (Flexi Classy)

G. Kondisi Karyawan Jumlah karyawan yang bekerja di Telkom Solo 200 orang. Terdapat 3 jenis karyawan yang bekerja di Telkom Solo, yakni karyawan tetap, karyawan outsorce, dan karyawan musiman. a. Karyawan tetap adalah karyawan yang secara resmi tercatat sebagai karyawan organik PT Telkom dan mendapat hak-haknya secara penuh dari perusahaan Telkom. Kurang lebih terdapat 120 karyawan yang merupakan karyawan tetap Telkom Solo, yang tersebar dalam beberapa divisi.
b. Karyawan outsorce adalah karyawan yang dikontrak oleh Telkom dengan

masa jabatan 2 tahun.


c.

Karyawan musiman adalah karyawan yang tidak terikat secara penuh oleh Telkom, mereka dibutuhkan ketika ada event-event tertentu yang membutuhkan banyak sumberdaya. Telkom Solo bekerja sama dengan Kopegtel (Koperasi Pegawai

Telkom) daan PT Sandy Putra Makmur (SPM) untuk pengadaan karyawan outsource. Terkait dengan kompensasi, Telkom Solo hanya bertanggung jawab pada perusahaan penyedia outsource.

16

H. Unit Flexi RO Solo Telkom Flexi merupakan salah satu produk telepon fixed wireless yang dikeluarkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Produk ini lebih dikenal dengan nama "Flexi". Operasional Flexi dikelola melalui salah satu Divisi Telkom, yaitu Divisi Fixed Wireless Network (DIV FWN). Akan tetapi setelah dilakukan transformasi di PT Telekomunikasi Indonesia, per tanggal 1 Juli 2009, operasional Flexi saat ini dikelola oleh Divisi Telkom Flexi (DTF). Flexi menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) 2000 1x, dan berlisensi sebagai Fixed Wireless Access (FWA) atau Telepon Tetap Nirkabel. Sampai posisi saat ini, Flexi masih menjadi operator terbesar dalam layanan FWA di Indonesia. Flexi telah sepuluh tahun mewarnai dunia bisnis jasa telekomunikasi berbasiskan teknologi Fixed Wireless (CDMA), dengan segala tantangan dan rintangan yang dihadapi, Flexi telah membuktikan sebagai market leader bisnis Fixed Wireless di tanah air dengan lebih dari 18 juta pelanggan. Pada tanggal 16 Mei 2010, TelkomFlexi memproklamatirkan tagline baru yaitu Flexi, Lebih Irit Kan! menggantikan TelkomFlexi, Bukan Telepon Biasa dan Pada awal bulan Juni, tepatnya pada tanggal 7 Juni 2011, kali ini TelkomFlexi merubah logo telekomunikasinya yang pada awalnya Kaku yaitu berwarna Pelangi (Merah, Kuning dan Hijau), menjadi lebih simpel dengan dasar warna Biru muda dengan background yang universal. Logo yang baru tersebut melambangkan air yang bening sebagai sumber kehidupan manusia serta merepresentasikan karakter Flexi yang fleksibel, ramah, jujur, dan transparan.

17

Gambar I.4 Logo lama Flexi

Gambar I.5 Logo baru Flexi Saat ini, Flexi sudah menggunakan jaringan CDMA frekuensi 800 MHz untuk seluruh wilayah di Indonesia. Sebelumnya untuk wilayah Jakarta dan Jawa Barat yang menggunakan frekuensi 1900 MHz sudah dimigrasi ke 800 MHZ sejak tanggal 31 Juli 2007. Sejalan dengan pengaturan ulang frekuensi di Indonesia, frekuensi 1900 MHz sudah digunakan sebagai frekuensi operator jaringan generasi ke-3 dan 3,5. Unit Flexi dipimpin oleh seorang manajer, dibantu oleh dua orang asisten manajer, serta enam orang staff. Struktur organisasi Unit Flexi RO adalah sebagai berikut: Manager Commerce Flexi RO Solo

18

Asman Sales RO Solo

Asman Customer Care RO Solo

Management Territory

Off.2 Community

Off.3 Support Readlines

Spv Flexi Center RO Solo

Off.2 Service Operation

Off.3 Support & Facility

Gambar I.6 Struktur Organisasi Unit Flexi RO Solo Selain karyawan yang berada di unit Flexi, dalam melakukan kegiatan operasional Unit Flexi RO Solo juga dibantu oleh enam orang canvasser Flexi serta satu orang tenaga administrasi.

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH A. Rincian Kegiatan Magang Kerja Program kuliah kerja manajerial adalah bentuk kerjasama antara belajar bekerja terpadu yang melibatkan tiga pihak yaitu Mahasiswa, Perguruan Tinggi dan PT. Telkom. Program ini adalah salah satu strategi pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang mengintegrasikan

mahasiswa dengan berbagai latar belakang ilmu dari bangku kuliah dengan

19

pengalaman kerja yang produktif, agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengalami dunia kerja. Program kuliah kerja manajerial (KKM) Jurusan Manajemen untuk tahun 2011 ini dilaksanakan di Telkom Solo. Program KKM ini melibatkan dua konsentrasi yaitu manajemen keuangan dan manajemen sumber daya manusia yang ditempatkan di Unit Flexi di bawah bimbingan Bapak Agung selaku Asman Unit Flexi. Dengan waktu pelaksanaan program magang dimulai tanggal 1 Desember 2011 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Kegiatankegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: Tabel II.1 Tabel Rincian Kegiatan Magang Divisi Flexi RO Hari Kamis Tanggal
1 Desember 2011

1.

Kegiatan yang Dilakukan Pembagian bidang

bagi

mahasiswa magang
2. Penjelasan mangenai Unit Flexi RO serta

diskusi mengenai kuliah magang dengan Manajer Commerce Flexi RO yakni Bapak Yogo Santoso ST 3. Perkenalan dengan karyawan-karyawan yang berada di Unit Flexi RO
4. Mengawasi

stand Flexi di Pameran

Jumat

2 Desember 2011

Komputer yang bertempat di Diamond 1. Membantu pelaksanaan kegiatan operasional di kantor


2. Mengawasi

stand Flexi di Pameran

Komputer bertempat di Diamond


20

Minggu

04 Desember 2011

1. Mengikuti

acara

Cyber

Day

yang

diselenggarakan PT Telkom di Area Car Senin Selasa Rabu 05 Desember 2011 06 Desember 2011
7 1. Membantu

Free Day Jalan Slamet Riyadi pelaksanaan

kegiatan Seminar

operasional di kantor 1. Izin, keperluan mengikuti

Desember 2011

Bapepam-LK di aula FE UNS 1. Diskusi dengan pembimbing magang, Asman Sales RO Solo yakni bapak Agung Prabowo W
2. Membantu

canvasser Flexi membuka

stand penjualan handphone Flexi di daerah Kamis 8 Desember 2011 Tawangmangu dan alun-alun

Karanganyar 1. Diskusi mengenai kinerja dealer Flexi di daerah Solo bersama pembimbing

magang, Asman Sales RO Solo yakni bapak Agung Prabowo W


2. Membantu

pelaksanaan

kegiatan

operasional di kantor Jumat 09 Desember 2011


1. Melakukan pemantauan kinerja dealer

dengan melakukan survey ke beberapa counter yang berlokasi di daerah belakang UNS Solo Senin 12 Desember 2011
1. Melaporkan hasil survey serta melakukan

diskusi bersama pembimbing magang, Asman Sales RO Solo yakni bapak Agung

21

Prabowo W
2. Membantu

pelaksanaan

kegiatan kegiatan

Selasa

13 Desember 2011

1. Membantu

operasional di kantor pelaksanaan operasional di kantor

2. Melakukan pemantauan kinerja dealer

dengan melakukan survey ke beberapa counter yang berlokasi di daerah UMS


3. Melaporkan

hasil

survey

kepada

pembimbing magang Asman Sales RO Rabu 14 Desember 2011 Solo yakni bapak Agung Prabowo W 1. Melakukan pemantauan kinerja dealer dengan melakukan survey ke beberapa counter yang berlokasi di daerah

Mangkunegaran dan Solo Grand Mall (SGM) bersama pembimbing magang, Asman Sales RO Solo yakni bapak Agung Prabowo W
2. Berdiskusi serta mempersiapkan tindak

Kamis

15 Desember 2011

lanjut hasil survey yang telah dilakukan 1. Membantu pelaksanaan kegiatan operasional di kantor
2. Berdiskusi mengenai permasalahan yang

dihadapi unit Flexi RO bersama Manajer Commerce Flexi RO yakni Bapak Yogo Santoso ST

22

Jumat Senin Selasa

16 Desember 2011
19 Desember 2011

1. Membantu

pelaksanaan

kegiatan

operasional di kantor
1. Izin, keperluan mengikuti kegiatan PSM

20 Desember 2011

Awards 2011 1. Membantu

pelaksanaan

kegiatan

operasional di kantor
2. Membantu

kegiatan

Open

Table

Rabu

21 Desember 2011

bertempat di depan Plasa Telkom Solo 1. Membantu pelaksanaan kegiatan operasional di kantor 2. Membantu pelaksanaan seminar yang diadakan oleh unit Flexi RO bertempat di

Kamis Jumat Senin Selasa

22 Desember 2011

1. Membantu

Aula Telkom Solo pelaksanaan

kegiatan kegiatan perayaan

23 Desember 2011 26 Desember 2011


27 Desember 2011

operasional di kantor 1. Membantu pelaksanaan operasional di kantor 1. Cuti bersama memperingati

Natal 1. Melakukan pemantauan kinerja dealer dengan melakukan survey ke beberapa counter yang yang telah dibranding oleh Flexi
2. Membantu

pelaksanaan

kegiatan kegiatan

Rabu

28 Desember 2011

operasional di kantor 1. Membantu pelaksanaan operasional di kantor

2. Diskusi mengenai permasalahan yang

23

dihadapi unit Flexi RO bersama Asman Sales yakni Bapak Agung Prabowo W 3. Diskusi mengenai topik permasalahan yang akan diangakat dalam laporan Kamis 29 Desember 2011 magang 1. Membantu pelaksanaan kegiatan

operasional di kantor 2. Diskusi mengenai topik permasalahan yang akan diangakat dalam laporan Jumat 30 Desember 2011 magang 1. Membantu pelaksanaan kegiatan

operasional di kantor 2. Diskusi mengenai topik permasalahan yang akan diangakat dalam laporan magang Mengetahui Pembimbing Institusi Mitra Peserta KMK

(_________________)

(_______________) NIM.

Peserta KMK

24

(_______________) NIM. B. Identifikasi Masalah 1. Aspek Keuangan Flexi RO Solo memiliki 4 dealer resmi yang berfungsi untuk menjual produk-produk Flexi, mempromosikan, menerima atau mencari keluhan outlet, dan mencari informasi bagaimana keadaan outlet-outlet yang berada di wilayah tanggungjawabnya. Keempat dealer tersebut yaitu SMI yang mengurusi wilayah solo 1 (Solo sebagian, Boyolali, Klaten dan Sukoharjo), Putrajaya yang mengurusi wilayah Solo 2 (Solo sebagian, Wonogiri, Baturetno, dan Sragen), Parastar yang mengurusi wilayah Solo 3 (Solo sebagian, dan Karanganyar), dan PIN yang mengurusi wilayah Pantura (Purwodadi, Rembang, Blora, Pati, dan sekitarnya). Canvasser Flexi Solo berbeda tugas dan tanggung jawabnya dengan canvasser dealer. Canvasser Flexi RO Solo mempunyai tugas mengawasi, dan mengevaluasi kinerja dealer, sedangkan tugas canvasser dealer adalah menjual, mendistribusikan dan memberikan promosi kepada outlet-outlet. Flexi RO Solo memiliki 6 orang canvasser, sedangkan dealer-dealer resmi Flexi RO Solo biasanya memiliki 5 orang canvasser. Berkaitan dengan promosi, Flexi RO Solo mengeluarkan biaya yang sangat besar yang dibebankan pada biaya promosi, misalnya papan reklame di Palur sebesar Rp 180.000.000,- per tahun, di depan Telkom Solo sebesar Rp 60.000.000,per tahun, dan di daerah Kartasura sebesar Rp 60.000.000,- per tahun. Dengan

25

adanya promosi-promosi yang dilakukan oleh flexi, maka masyarakat menjadi mengerti produk-produk terbaru, program dan harga terbaru yang dikeluarkan flexi. Dalam kenyataannya, berdasarkan hasil survei yang kami lakukan di sejumlah daerah, yaitu: outlet-outlet yang berada di sekitar Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) sebanyak 13 outlet, outlet-outlet yang berada di sekitas Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebanyak 7 outlet, dan di beberapa daerah yang masih berada di kota Solo seperti daerah Ngemplak sebanyak 1 outlet , daerah Nusukan sebanyak 1 outlet, daerah Mangkunegaran sebanyak 1 outlet, outlet-outlet di Solo Grand Mall (SGM) sebanyak 2 outlet, Pasar Nongko sebanyak 1 outlet, dan Semanggi sebanyak 1 outlet, masih banyak outlet yang memiliki persediaan produk Flexi sangat sedikit, kompensasi atas branding flexi tidak dibayar atau telat dibayar dalam beberapa bulan. Walaupun ada beberapa outlet yang menilai kinerja dealer sudah bagus karena kompensasi branding lancar, dan persediaan selalu ada, seperti Kiki Cell di daerah Pasar Ngemplak, dan Jasmine Cell di daerah Mangkunegaran. Tetapi masih banyak outlet yang belum dibayar kompensasi branding dan jumlah persediaan produk Flexi sangat sedikit. Padahal dealer-dealer ini diberi dana oleh Flexi yang berasal dari Area Commerce Semarang melalui Flexi RO Solo sebagai pihak yang menyetujui besaran anggaran dana tersebut. Berikut aliran dana dari Flexi ke dealer.

26

BELANJA PRODUK

DEALER
DISKON 5% UNTUK BIAYA OPERASIONAL EVALUASI KINERJA PENGAJUAN BIAYA OPERASIONAL

ARCOM SEMARANG

PERSETUJUAN BIAYA OPERASIONAL

FLEXI RO SOLO

Gambar II. 2. Aliran Dana ke Dealer Keterangan: Dealer mendapatkan dana dari Flexi setiap bulannya, sebenarnya dana tersebut didapatkan dari diskon atas pembelian produk Flexi, dimana dana tersebut digunakan untuk biaya gaji canvasser, biaya kompensasi outlet, dan hal-hal yang berkaitan dengan produk Flexi. Sebagai ilustrasi, dalam bulan X dealer membeli produk Flexi sebesar RP 100.000.000, kemudian dealer mengajukan diskon, misalnya sebesar Rp 5.000.000 yang akan menjadi sumber

dananya/pertanggungjawabannya, pengajuan berkas ini terlebih dahulu disetujui Flexi RO Solo. Apabila disetujui maka berkas langsung dikirim ke Semarang, dan uang dari Semarang langsung mengirim dana ke dealer. Apabila pengajuan berkas ditolak, maka akan dikembalikan ke dealer kembali untuk dilakukan perubahanperubahan.

27

Dealer dengan sumber dana yang ada (dari ilustrasi di atas), seharusnya bisa melakukan tugas dengan maksimal, misalnya survei outlet-outlet yang menjadi wilayahnya, sehingga mempunyai informasi produk-produk apa yang dibutuhkan outlet-outlet tersebut, kemudian dari dana tersebut juga digunakan untuk memberi kompensasi atas branding Flexi yang dilakukan pada outlet, dan sebagainya. Berdasarkan hasil survei, maka akan muncul beberapa masalah untuk Flexi, misalnya:
1. Branding Flexi pada outlet yang tidak dibayarkan, maka pemilik outlet akan

mencabut atau bahkan mengganti branding operator lain


2. Promosi bertujuan untuk strategi agar orang lain mengerti produk, program,

harga dari Flexi yang kemudian membuatnya tertarik untuk membeli produk Flexi. Tetapi berdasarkan hasil survei banyak ditemukan outlet yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada produk Flexi. Flexi mengeluarkan banyak biaya promosi menjadi tidak banyak berguna apabila barang di outlet-outlet tidak ada. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dealer sebenarnya kekurangan jumlah canvasser. Hal ini dapat dilihat dari adanya daerah yang sudah terjangkau oleh dealer, tetapi banyak pula daerah yang belum terjangkau oleh dealer. Bagaimana sebaiknya cara dealer dalam mengelola anggaran yang ada agar tidak defisit, dan bisa menjalankan kewajibannya terhadap outlet-outlet yang menjadi wilayahnya.

28

2.

Aspek Sumber Daya Manusia Dalam memasarkan produknya, Flexi RO Solo bekerjasama dengan

empat dealer resmi yaitu SMI, Putrajaya, Parastar dan PIN yang mendapatkan hak untuk membeli langsung produk-produk Flexi dari Semarang. Masingmasing dealer biasanya memiliki 5 orang canvasser dealer yang bertugas membantu dealer mendistribusikan produk-produk Flexi dan material promo ke outlet-outlet yang telah ditentukan, serta bertanggungjawab atas tersalurnya transfer knowledge (transfer pengetahuan) mengenai produk serta programprogram Flexi ke outlet-outlet, yang nantinya outlet akan meneruskan transfer knowledge tersebut kepada pelanggan. Sementara itu Flexi RO Solo juga memiliki enam orang canvasser yang bertugas untuk mengawasi kinerja canvasser dealer, yang meliputi: 1. Melakukan pengecekan pendistribusian produk Flexi 2. Melakukan pengecekan ketersediaan material promo (brosur, poster, flag chain, tempat brosur, dan lain sebagainya)
3. Memastikan tersalurnya transfer knowledge ke outlet-outlet. 4. Melakukan evaluasi kinerja dealer yang dapat dilihat melalui kinerja

canvasser dealer.
5. Menyampaikan hasil evaluasi kinerja dealer kepada asman sales unit

Flexi RO Solo. Keenam orang canvasser Flexi RO Solo memiliki tanggungjawab wilayah kerja masing-masing, yaitu:

29

1. Canvasser 1: bertanggungjawab mengawasi kinerja dealer di wilayah

Karanganyar, Sebagian Sragen, dan Sebagian Solo Kota.


2. Canvasser 2: bertanggungjawab mengawasi kinerja dealer di wilayah

Sukoharjo, Boyolali, Sebagian Solo Kota.


3. Canvaseer 3: bertanggungjawab mengawasi kinerja dealer di wilayah

Wonogiri, Sebagian Sragen, Sebagian Solo Kota.


4. Canvasser 4: bertanggungjawab mengawasi kinerja dealer di wilayah

Klaten secara keseluruhan.


5. Canvasser 5: bertanggungjawab mengawasi kinerja dealer di wilayah

Pantura (Purwodadi, Rembang, Pati, dan sekitarnya).


6. Canvasser 6: bertanggungjawab mengawasi kinerja dealer di wilayah

Pantura (Purwodadi, Rembang, Pati, dan sekitarnya). Dalam magang kerja ini penulis melakukan survei secara langsung ke 28 outlet untuk mengetahui kinerja dealer yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh canvasser dealer. Dalam melakukan survei, penulis menilai kinerja dealer dengan melihat tersalur atau tidaknya transfer knowledge mengenai program-program yang diadakan Flexi ke outlet-outlet. Transfer knowledge merupakan transfer pengetahuan mengenai berbagai program yang dilakukan oleh Flexi, antara lain Flexi Premi, Flexi Combo, Flexi Irit, dan lain sebagainya. Penulis mengambil indikator kinerja dealer dengan melihat tersalur atau tidaknya transfer knowledge, karena penulis menilai indikator ini merupakan indikator yang sesuai dengan minat studi penulis yaitu kemampuan SDM (canvasser dealer) dalam berkomunikasi dengan pihak outlet. Survei dilakukan di daerah belakang UNS, daerah UMS, serta di beberapa outlet yang

30

berlokasi di wilayah Solo. Hasil survei yang telah dilakukan penulis mengenai tersalur atau tidaknya transfer knowledge ke outlet-outlet, disajikan dalam tabel berikut: Laporan Kunjungan Outlet di daerah UMS: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Outlet Bogie Cell 1 Bogie Cell 2 SIB Cell Well Cell Pegassus Cell Solo Asia Kusuma Transfer Knowledge Program Flexi Tahu Tidak Tahu

Laporan Kunjungan Outlet di daerah belakang UNS: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Nama Outlet GPS Cell Ayu Celluler Daya Cellular Dotcom Cellular Nada Cell LC Cell Aric Cell Sasha Cell CR -7 Cell Izza Cell HM Cell Joena Cell Anso 1 Cell Transfer Knowledge Program Flexi Tahu Tidak Tahu

Laporan Kunjungan Outlet di wilayah Solo: Transfer Knowledge Program No 1 Nama Fitmas Cell Lokasi Tahu Kios Pasar Ngemplak
31

Flexi Tidak tahu

2 3 4 5 6 7 8

Salwa Cell Kiki Cell Sentra Nokia Jasmine Cell Alpacino Micro Cell Plasa Telkom

Jl. Tendean Nusukan Jl. RM. Said 196 Pasar Nongko Solo Pasar Notoharjo Semanggi Depan Mangkunegaran Solo Grand Mall Solo Grand Mall Solo Grand Mall

Berdasar hasil survei yang telah dilakukan penulis, dapat ditarik problematika terkait dengan aspek sumber daya manusia (SDM) adalah sebagai berikut :
1. Problematika yang dialami oleh canvasser dealer yang ditemukan penulis

adalah aspek kualitas Sumber Daya Manusia yang masih rendah terutama pada semangat kerja canvasser dealer yang mengakibatkan tidak tersalurnya transfer knowledge ke outlet-outlet, seperti di daerah UMS. Melalui wawancara dengan penjaga outlet di daerah UMS, diketahui bahwa tidak ada canvasser dealer yang mengunjungi outlet. Untuk outlet yang berada di daerah daerah belakang UNS, ada canvasser dealer yang mengunjung outlet, namun jangka waktu kunjungan sangat jarang, sehingga transfer knowledge kurang tersalur dengan baik. Sedakan untuk delapan outlet lain yang berada di sekitar Solo, transfer knowledge tersalur dengan baik, karena outlet yang dikunjungi penulis merupakan outlet-outlet yang di branding oleh Flexi.
2. Minimnya

jumlah

canvasser

Flexi

mengakibatkan

masing-masing

canvasser Flexi memiliki tanggungjawab untuk mengawasi cakupan

32

wilayah yang sangat luas. Hal ini menyebabkan pengawasan tidak berjalan dengan maksimal, seperti kasus yang terjadi di daerah UMS. Sedangkan permasalahan SDM lain yang penulis temukan di unit Flexi adalah sebagai berikut :
3. Adanya dualitas tugas yang harus ditanggung oleh canvasser Flexi yaitu

canvasser Flexi terkadang diberikan tugas untuk ikut serta dalam membantu penjualan produk Flexi.
4. Lemahnya peran dealer dalam memberikan semangat kerja serta dukungan

kepada canvasser dealer untuk melaksanakan tugas canvasser dealer dalam perannya membantu dealer.

33

BAB III LANDASAN TEORI

A. Aspek Keuangan
1. Pengertian Anggaran

Menurut Nafarin (2004), anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Dalam penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan 2. Data tahun-tahun sebelumnya 3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi 4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing 5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah 6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan

34

Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Anggaran harus dibuat serealistis dan secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau tinggi 2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperluka partisipasi manajemen puncak (direksi) 3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi 4. Untuk membuat realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan dapat segera diantisipasi sejak dini Anggaran yang dibuat akan mengalami kegagalan apabila: 1. Pembuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berpikir ke depan dan tidak memiliki wawasan yang luas 2. Kekuasaan membuat anggaran tidak tegas 3. Pelaksana tidak cakap 4. Tidak didukung oleh masyarakat 5. Dana tidak cukup. Menurut Nafarin (2004), anggaran memiliki fungsi yang sama dengan manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Hal ini disebabkan anggaran mempunyai fungsi sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya. 1. Fungsi Perencanaan

35

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian kegiatan, sperti bagian pemasaran, bagian umum, bagian produksi, dan bagian keuangan. 3. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengendalian/pengawasan (controlling).

Pengawasan berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan merugikan). Penganggaran perusahaan merupakan proses menyusun anggaran perusahaan, sedangkan anggaran perusahaan merupakan hasil penganggaran perusahaan. Dengan demikian penganggaran perusahaan lebih luas dari anggaran perusahaan, karena meliputi anggaran perusahaan, sedangkan anggaran perusahaan hanya bagian dari penganggaran perusahaan. Penganggaran perusahaan berarti

menjelaskan, menguraikan cara menghitung dan menyusun anggaran perusahaan, sedangkan anggaran perusahaan berarti cukup menampilkan bentuk anggaran

36

perusahaan, misalnya berupa anggaran anggaran neraca dan anggaran laporan laba rugi tanpa disertai penjelasan cara menghitung/menyusun anggaran tersebut. 2. Peranan Perantara dalam Pemasaran Yang dimasud dengan perantara adalah orang atau perusahaan yang menghubungkan aliran barang dari produsen ke konsumen akhir dan konsumen industrial (Stanson, et al., 1990 dalam Fandy Tjiptono, 2008 ). Secara umum perantara terbagi atas merchant middleman dan agent middleman. Merchant middleman adalah perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen)untuk dijual kembali. Dua bentuk utama dari merchant middleman adalah wholesaler (disebut juga distributor atau jobber) dan retailer (dealer). Sedangkan agent middleman (broker) adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan, dan melakukan transaksi atas nama produsen. Jadi ia tidak memiliki sendiri barang yang dinegosiasikan. Broker real estate dan sales agent merupakan contoh dari agent middleman. Perantara dibutuhkan terutama karena adanya beberapa kesenjangan di antara produsen dan konsumen. Kesenjangan (gap) tersebut antara lain:
1. Geographical gap, yaitu gap yang disebabkan oleh tempat pemusatan

produksi dan lokasi konsumen yang tersebar di mana-mana


2. Time gap, yaitu kesenjangan yang terjadi karena adanya kenyataan bahwa

pembelian atau konsumsi dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu sementara produksi (agar efisien) berlangsung terus-menerus sepanjang waktu

37

3. Quantity gap, yaitu gap yang terjadi karena jumlah barang yang dapat

diproduksi secara ekonomis oleh produsen berbeda dengan kuantitas normal yang diinginkan konsumen
4. Assortment gap, yaitu situasi dimana produsen umumnya berspesialisasi

pada produk tertentu, sedangkan konsumen menginginkan produk yang beraneka ragam
5. Communication and information gap, yaitu gap yang timbul karena

konsumen tidak tahu di mana sumber-sumber produksi yang menghasilkan produk yang diinginkan atau dibutuhkannya, sementara di lain pihak produsen tidak tahu siapa dan di mana pembeli potensial berada. Untuk mengatasi masalah-masalah ini pemasar memerlukan perantara untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian. Tindakan penyesuaian itu meliputi 4 tugas pokok, yaitu:
1. Accumulating, adalah aktivitas mengumpulkan barang dari berbagai

produsen
2. Bulk-Breaking, merupakan aktivitas membagi produk berbagai produsen itu

masing-masing ke dalam kuantitas yang lebih kecil, sesuai dengan yang dibutuhkan atau diminta konsumen
3. Sorting, adalah aktivitas membagi atau mengelompokkan masing-masing

kuantitas yang lebih kecil itu ke dalam lini-lini produk yang homogeny dengan spesifikasi dan tingkat-tingkat kualitas tertentu
4. Assorting, adalah menjual berbagai macam lini produk itu secara bersama-

sama. Bauran lini produk ini tergantung pada besar kecilnya bisnis yang dimiliki perantara. Semakin besar bisnis perantara maka semakin banyak

38

pula jumlah lini produk, jumlah variasi produk atau merk pada masingmasing lini produk, dan pengelompokkan lini produk berdasarkan kegunaannya. Adapun tujuan dari penggunaan perantara adalah memanfaatkan tingkat kontak atau hubungan, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka dalam menyebarluaskan produk sehingga dapat mencapai pasar sasaran secara efektif dan efisien. Sementara itu yang dimaksud dengan saluran distribusi (marketing channel, trade channel, distribution channel) adalah rute atau rangkaian perantara, baik yang dikelola pemasar maupun yang independen, dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Jumlah perantara yang terlibat dalam suatu saluran distribusi sangat bervariasi. Di bawah ini adalah contoh variasi saluran distribusi untuk produk konsumen.

PRODUSEN

3
AGEN

2
AGEN

WHOLESALER

RETAILER

KONSUMEN AKHIR

39

Gambar III.1, Saluran Distribusi Keterangan: Jenjang (0) dipergunakan terutama untuk peralatan rumah tanggga, kosmetika, minuman kesehatan, makanan bernutrisi Jenjang (1) dipergunakan untuk produk-produk pakaian, mebel, peralatan rumah tangga Jenjang (2) dan (3) dipergunakan untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari: alat tulis, obat-obatan.

3. Bauran Pemasaran Menurut kotler (2001), bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran taktis (produk, harga, promosi, dan distribusi) yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi produknya. Kemungkinan-kemungkinan itu dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal dengan 4P: product, price, place, dan promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi).
1. Produk (product) artinya kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan kepada pasar sasaran.


2. Harga (price) adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan

untuk memperoleh produk.


3. Distribusi (place) meliputi aktivitas perusahaan agar produk mudah

didapatkan konsumen sasarannya.

40

4. Promosi (promotion) artinya aktivitas mengkomunikasikan keunggulan

produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen pemasaran ke dalam suatu program koordinasi, yang dirancang untuk meraih tujuan pemasaran perusahaan dengan mempersembahkan nilai kepada konsumen. Bauran pemasaran menciptakan seperangkat alat untuk membangan posisi yang kuat dalam pasar sasaran.

B. Aspek Sumber Daya Manusia 1. Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan Persaingan yang dialami industri penyedia layanan telekomunikasi selular berbasis teknologi CDMA semakin meningkat, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam menangani beragam jenis tugas dan menerapkan kemampuan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada. Pelatihan (training) adalah sebuah proses dimana orang mendapatkan kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan organisasional. Karena proses ini berkatan dengan berbagai tujuan organisasional, pelatihan dapat dipandang secara sempit atau luas. Dalam pengertian terbatas, pelatihan memberikan karyawan pengetahuan dan ketrampilan yang spesifik dan dapat diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini.
2. Penilaian Kinerja

41

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Secara umum, performance appraisal merupakan proses dimana organisasi mengevaluasi performa atau kinerja karyawannya dengan tujuan untuk meningkatkannya. Munandar (2001) menggunakan istilah penimbangan karya, yang didefinisikan sebagai proses penilaian dari ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja, dan hasil kerja seorang tenaga kerja atau karyawan (pekerja dan manajer), yang dianggap menunjang kinerjanya, yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang tindakan-tindakan

terhadapnya di bidang ketenagakerjaan. Penilaian kinerja memiliki beberapa tujuan, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan utama, yaitu tujuan strategis, tujuan administratif, dan tujuan pengembangan karyawan Tujuan strategis dari penilaian kinerja adalah menghubungkan aktivitas karyawan dengan tujuan organisasi. Ini berarti, organisasi menilai apakah karakteristik, perilaku, dan hasil kerja yang ditampilkan karyawan mengarah pada pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi. Hasil penilaian kinerja juga dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis masalah-masalah organisasi, seperti rendahnya produktivitas di satuan-satuan kerja tertentu sehingga dalam dilakukan tindakan strategis dalam menata organisasi.

42

Penilaian kinerja juga dilakukan untuk keputusan-keputusan administratif seperti: peningkatan gaji, promosi, mutasi, pemutusan hubungan kerja, dan pemberian penghargaan atas prestasi kerja. Karena tujuan administrasi ini, kadang atasan merasa penilaian kinerja sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan karena mereka mempertimbangkan dampak penilaian tersebut terhadap hubungannya dengan bawahan. Tujuan ketiga dari penilaian kinerja adalah mengembangkan karyawan. Dalam tujuan pengembangan ini, hasil penilaian kinerja digunakan untuk memberikan konseling dan bimbingan serta merancang program pelatihan dan pengembangan bagi karyawan yang dianggap kurang prestasi. Dalam hal ini, penilaian kinerja tidak hanya melihat defisiensi dalam hasil kerja karyawan, tetapi juga penyebab dari defisiensi tersebut, misalnya kurangnya keterampilan, masalah motivasi kerja, atau beberapa hal lain, baik di dalam maupun di luar diri karyawan, yang menghambat karyawan untuk menampilkan kinerja yang optimal. 3. Diskripsi jabatan Diskripsi jabatan merupakan sebuah kumpulan informasi jabatan dan disusun secara sistematis, yang dapat mengidentifikasi dan menguraikan suatu jabatan atau posisi tertentu. Manfaat diskripsi jabatan yaitu untuk membantu atasan dan bawahan mengerti mengapa suatu jabatan diadakan dan apa tujuan utamanya. Deskripsi jabatan pada dasarnya menggambarkan tentang bagaimana kenyataan suatu kegiatan/pekerjaan dilakukan. Secara komprehensif diskripsi akan berisi tentang: 1. Nama jabatan: dalam nama jabatan akan disebutkan masa jabatan yang ada dan sesuai dengan struktur organisasi yang telah dirancang dalam proses

43

pembuatan struktur organisasi sebelumnya. Sekaligus di sini akan disebutkan nomor kode dari jabatan tersebut untuk memudahkan dalam proses pendataan nantinya. 2. Kedudukan jabatan: dalam kedudukan jabatan akan disebutkan kedudukan jabatan tersebut dalam struktur organisasi yang ada, misalkan berada di departemen/bagian/seksi apa. Dari pernyataan ini akan dapat diketahui dengan mudah tingkat/hirarki jabatan tersebut dalam struktur organisasinya. 3. Ikhtisar jabatan: menjelaskan mengenai tujuan umum atau tujuan dasar dari suatu jabatan yang membedakannya dengan jabatan yang lain. Ikhtisar jabatan ini bisa pula dikatakan sebagai kesimpulan (summary) dari tugastugas pokok. 4. Tugas-tugas pokok: berisikan daftar tugas-tugas yang harus dilaksanakan, meliputi tugas rutin (harian), tugas berkala (periodik mingguan/bulanan), dan tugas insidentil/tambahan yang kejadiannya berlangsung secara random. Dari daftar tugas ini, maka tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan suatu jabatan dan bagaimana tugas tersebut harus dilaksanakan akan dituliskan serinci mungkin. 5. Wewenang : menunjukkan the right & power dari suatu jabatan untuk memerintah, memutuskan, menegaskan aturan/prosedur yang harus ditaati, dan sebagainya. Wewenang biasanya akan lebih banyak ditujukan ke mereka yang memiliki kedudukan level/hirarki yang berada langsung di lini-atas suatu jabatan. Selanjutnya diskripsi jabatan seringkali pula akan dilengkapi dengan spesifikasi dan kondisi kerja di mana jabatan/kegiatan tersebut akan diselenggarakan secara rutin. Dengan spesifikasi dan kondisi kerja, maka di

44

sini akan diberikan gambaran umum mengenai spesifikasi dan kondisi kerja seperti posisi kerja, pengetahuan dan kecakapan teknis yang diperlukan, kondisi kerja (temperatur, suara, penerangan dan kondisi lingkungan fisik kerja lainnya) dan resiko-resiko kerja yang mungkin dihadapi.

Penggambaran tentang spesifikasi maupun kondisi kerja ini prasyarat jabat dan sekaligus pula bisa dimanfaatkan untuk dasar penentuan kompensasi jabatan. 4. Motivasi Motivasi (motivation) adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak karena satu alasan yaitu untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan. Memahami motivasi sangatlah penting karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi, dan persoalan SDM yang lain dipengaruhi dan mempangaruhi motivasi. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi. Pendekatan untuk memahami motivasi berbeda-beda karena teori yang berbeda mengembangkan pandangan dan model

45

mereka sendiri. Setiap pendekatan memberikan kontribusi pada pemahaman motiasi manusia. Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Aktualisasi diri Penghargaan Sosial Rasa aman Fisiologis

Gambar III. 2. Hirarki Kebutuhan Maslow

a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya) b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya) c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki) d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)

46

e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya) Sementara itu Mc Clelland (1961) menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
a. Need for achievement (kebutuhan akan prestasi) b. Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan

soscialneed-nya Maslow)
c. Need for Power (dorongan untuk mengatur)

Sedangkan Vroom (1964) mengemukakan tentang cognitive theory of motivation yang menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu:
a. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil

dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif, netral, atau

negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan dan motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan

47

BAB IV ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Aspek Keuangan Seiring dengan adanya persaingan global, sebuah perusahaan harus dapat menerapkan strategi bersaing yang tepat untuk dapat bertahan. Semakin banyaknya pesaing-pesaing baru dalam bidang telekomunikasi, mendorong Flexi RO Solo untuk lebih meningkatkan kinerja penjualan dengan menarik pelanggan yang lebih banyak dan mempertahankan pelanggan. Masalah-masalah mengenai kompensasi outlet dan persediaan produk di outlet-outlet memang disebabkan oleh kinerja dealer yang kurang maksimal, tetapi dalam hal ini Flexi RO Solo juga bertanggungjawab selaku pengawas dari dealerdealer tersebut. Langkah-langkah yang bisa mengurangi atau mencegah masalah-masalah tersebut, Sebaiknya dealer menambah jumlah canvasser yang kebanyakan berjumlah 5 orang, minimal ditambah 1 orang untuk meringankan tugas dealer yang dibebankan kepada canvassernya. Dengan langkah ini memang akan

48

menambah beban biaya gaji canvasser, tetapi hal ini masih bisa diantisipasi dengan menambah biaya belanja dealer menjadi lebih besar. Dengan menambah biaya belanjanya, maka dealer akan mendapatkan diskon yang lebih besar yang digunakan untuk kegiatan operasionalnya seperti biaya gaji canvasser, biaya branding, biaya gathering, dan sebagainya. Misalnya, setiap bulan dealer belanja menghabiskan dana sebanyak Rp 1.000.000.000,- mereka akan mendapat bantuan diskon 5% dari total belanjanya, yaitu sebesar Rp 50.000.000,- jumlah ini akan digunakan untuk keperluan operasional dealer. Keuntungan yang diperoleh dealer adalah dari:
a. Kartu perdana (Starter Pack)

Sebenarnya harga kartu perdana dari Flexi ke dealer adalah Rp 6.000,kemudian dari dealer ke outlet dijual Rp 6.500,- dari outlet ke pengguan Rp 9.000. Keuntungan yang diperoleh dealer adalah Rp 500 per 1 satuan kartu, sehingga apabila dealer belanja kartu perdana dalam jumlah besar maka keuntungan yang diperoleh dealer juga semakin besar. b. Voucher Flexi menjual voucher ke dealer nominal Rp 10.000,- dengan harga Rp 9.500,- kemudian dari dealer ke outlet-outlet dijual dengan harga Rp 9.750,- dan dari outlet ke pengguna dijual dengan harga Rp. 11.000. Keuntungan yang diperoleh dealer adalah Rp 250 per 1 satuan voucher, sehingga apabila dealer belanja voucher dalam jumlah besar maka keuntungan yang diperoleh dealer juga semakin besar.

49

Dengan keuntungan-keuntungan yang didapatkan dari belanja kartu perdana dan voucher dalam jumlah besar, dealer bisa merekrut canvasser sesuai kebutuhan. Dengan adanya penambahan canvasser ini diharapkan masalah mengenai distribusi kartu perdana bisa teratasi, dealer menjadi bisa melakukan branding dan kompensasi atas branding outlet terlunasi Flexi RO Solo memiliki banyak konsumen di wilayah Solo, Sragen, Klaten, Wonogiri dan daerah-daerah di sekitanya, sehingga harus lebih memprioritaskan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, kegiatan operasional dari pihak yang berhubungan langsung dengan pelanggan harus berjalan dengan lancar. Hal ini tentunya harus didukung dengan sistem pemasaran yang baik dengan menghilangkan hambatan-hambatan yang muncul dalam proses pemasaran yang dilakukan oleh dealer.

B. Aspek Sumber Daya Manusia Beberapa alternatif untuk pemecahan masalah yang dapat direkomendasikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan terhadap canvasser Flexi serta canvasser dealer

Perlu dilakukan pelatihan pada canvasser Flexi serta canvasser dealer oleh pihak Flexi yang ditujukan untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Pelatihan perlu dilakukan tidak hanya kepada karyawan di unit Flexi saja, tetapi juga bagi para pekerjanya, termasuk canvasser Flexi serta canvasser dealer. Canvasser dealer memang tidak bekerja secara langsung pada Unit Flexi, namun bekerja untuk dealer Flexi. Namun, Canvasser dealer memegang peranan penting dalam menyalurkan produk-produk Flexi dari dealer, serta

50

bertanggungjawab atas tersalurnya transfer knowledge produk Flexi ke outletoutlet. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia pada canvasser dealer dapat dilakukan dengan:
a. Pengajaran pengetahuan (knowledge) mengenai pengetahuan manajemen

bisnis, pengetahuan produk atau jasa, pengetahuan tentang konsumen, promosi dan strategi pemasaran.
b. Pelatihan yang terkait pada peningkatan Keterampilan (skill) mengenai

keterampilan komunikasi dan kerjasama


c. Pelatihan untuk peningkatan Kemampuan (ability), mencakup peningkatan

kemampuan melakukan negosiasi.


d. Penanaman sikap (attitude) yang baik.

Dengan adanya pelatihan yang dilakukan pada canvasser Flexi maupun cavasser dealer, maka akan didapatkan keuntungan sebagai berkut:
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan setiap individu untuk mencapai

standard-standar kinerja yang dapat diterima


c. Menciptakan sikap, loyalitas, kerja sama yang lebih menguntungkan d. Membantu setiap individu dalam peningkatan dan pengembangan pribadi

mereka. Melalui pelatihan yang dilakukan pada canvasser Flexi serta canvasser dealer, diharapkan canvasser dealer mampu menyalurkan transfer knowledge ke outletoutlet, dan nantinya outlet-outlet akan menyalurkan kembali kepada pelanggan Flexi.

51

2. Membuat jadwal bagi canvasser dealer untuk melakukan kunjungan rutin ke

outlet-outlet dengan jangka waktu tertentu (misal dua minggu sekali) Kunjungan secara rutin penting untuk dilakukan dalam rangka menjamin ketersediaan produk-produk, material promo, maupun transfer knowledge ke outlet-outlet. Apabila kunjungan tidak dilakukan secara rutin, dikawatirkan material promo, maupun transfer knowledge tidak dapat tersalur dengan baik, seperti pada kasus yang terjadi pada outlet-outlet yang berada di daerah UMS. Dari tujuh outlet yang penulis kunjungi, tidak ada outlet yang pernah didatangi oleh canvasser dealer. Hal ini tentu merugikan pihak Flexi, karena material promo maupun transfer knowledge sudah diberikan pihak Flexi pada saat diadakan pertemuan rutin antara Flexi dengan dealer dengan harapan akan disalurkan oleh dealer ke outlet-outlet dengan bantuan canvasser dealer.
3. Menambah jumlah canvasser Flexi

Masalah utama canvasser Flexi dalam mengawasi kinerja canvasser dealer adalah kurangnya jumlah personil canvasser Flexi sehingga masingmasing canvasser Flexi memiliki tanggungjawab untuk mengawasi cakupan wilayah yang sangat luas. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya kinerja canvasser Flexi dalam mengawasi kinerja canvasser dealer. Dengan menambah jumlan canvasser Flexi, diharapkan canvaser Flexi dapat menjalankan tugas sesuai dengan kemampuannya, sehingga tugas canvasser Flexi sebagai pengawas kinerja canvasser dealer dapat berjalan dengan baik.

52

4. Mengarahkan tugas canvasser Flexi sesuai dengan job description yang telah

ditetapkan agar tidak terjadi dualitas tugas Dualitas tugas yang terjadi pada canvasser Flexi dapat diatasi dengan penekanan pada job description yang jelas. Melakukan prioritas pada tugas merupakan hal yang mutlak untuk diperhatikan. Permasalahan dualitas yang terjadi pada canvasser Flexi yaitu penambahan beban tugas selain tugas utama canvasser Flexi dalam mengawasi kinerja dealer. Pada waktu-waktu tertentu, seperti pada saat diadakan pameran komputer, akhir tahun, dan saat unit Flexi mengadakan acara tertentu, unit Flexi membutuhkan tenaga penjualan untuk menjual produk-produknya. Karena unit Flexi tidak memiliki tenaga penjualan, maka canvasser Flexi digerakkan untuk membantu penjualan produk-produk Flexi. Dengan demikian, canvasser Flexi memiliki tugas ganda selain tugas utamanya. Tugas ganda ini dikawatirkan dapat mengganggu tugas utama canvasser Flexi. Oleh karena itu, agar tidak terjadi dualitas tugas, penulis nilai perlu adanya tambahan tenaga penjualan tersendiri yang khusus membantu masalah penjualan produk-produk Flexi agar tidak mengganggu jalannya tugas canvasser Flexi.
5. Mengefektifkan gathering antara Flexi bersama dengan dealer dan canvasser

dealer Program Gathering antara Flexi dengan dealer dan canvasser dealer sebenarnya sudah menjadi agenda kegiatan Flexi. Namun, dalam prakteknya kegiatan gathering ini masih belum efektif. Gathering merupakan sarana yang tepat untuk mempertemukan pihak Flexi dengan dealer dan canvasser dealer. Dengan diadakan gathering, Flexi dapat menginformasikan secara langsung

53

mengenai produk-produk serta program baru Flexi, promosi yang sedang dilakukan Flexi, dan lain sebagainya kepada dealer serta canvasser dealer. Gathering yang diadakan oleh Flexi memiliki fungsi ganda. Selain untuk menyampaiakan informasi kepada dealer serta canvasser dealer, gathering juga dapat digunakan Flexi untuk memberikan motivasi kepada canvasser dealer dalam melaksanakan tugasnya. Dalam gathering, Flexi dapat bertemu secara langsung dengan canvasser dealer. Pertemuan langsung ini dapat dimanfaatkan Flexi untuk berbicara secara langsung dengan canvasser dealer serta memberikan motivasi. Motivasi dapat diberikan dengan memberikan semangat kerja kepada canvasser dealer dalam menjalankan tugasnya. Semakin banyak produk Flexi yang dapat dijual ke outlet-outlet, maka akan semakin banyak pula keuntungan yang didapat oleh canvasser dealer.

54

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Aspek Keuangan Dari identifikasi masalah dan alternatif pemecahan masalah yang berdasar pada hasil survei yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja dealer untuk membantu penjualan produk flexi masih belum maksimal. Hal ini masih bisa dilihat dari kompensasi branding belum dibayar dan persediaan barang di outlet-outlet masih sangat sedikit. Apabila kompensasi branding tidak dibayar beberapa bulan, maka akan berdampak pada pencabutan branding Flexi oleh pemilik outlet, atau bahkan akan diganti dengan produk operator yang lain. Sedangkan apabila persediaan barang di outlet-outlet sedikit atau tidak ada, maka calon pembeli akan kesulitan untuk mendapatkan produk flexi. Walaupun ada beberapa outlet yang kompensasinya dibayar dengan lancar dan persediaan juga terpenuhi, tetapi itu hanya sebagian kecil. Padahal apabila dilihat dari promosi-promosi yang dilakukan Flexi sangat banyak, dan mengeluarkan biaya

55

promosi yang sangat besar. Seharusnya dengan adanya promosi yang besar, harus diikuti dengan adanya produk yang terdistribusi dengan baik, sehingga apabila ada pembeli maka dapat dengan mudah mendapatkan produk flexi.

2. Aspek Sumber Daya Manusia Dalam menjalankan tugasnya unit Flexi RO Solo dibantu oleh enam orang canvasser Flexi. Dalam memasarkan produk, unit Flexi RO Solo berkerjasama dengan empat dealer resmi Flexi yaitu SMI, Putrajaya, Parastar dan PIN. Masing-masing dealer Flexi biasanya dibantu oleh lima orang canvasser dealer untuk mendistribusikan produk serta material promo Flexi ke outlet-outlet, dan menyalurkan transfer knowledge mengenai program yang dilakukan Flexi ke outlet-outlet. Canvasser Flexi bertugas untuk mengawasi kinerja canvasser dealer dalam menjalankan tugasnya, dan nantinya hasil pengawasan tersebut disampaikan kepada asman sales unit Flexi RO Solo. Berikut beberapa permasalahan mengenai aspek Sumber Daya Manusia yang penulis temui selama mengikuti kegiatan magang kerja:
1. 2.

Rendahnya semangat kerja canvasser dealer Minimnya jumlah canvasser Flexi mengakibatkan masing-masing

canvasser Flexi memiliki tanggungjawab untuk mengawasi cakupan wilayah yang sangat luas
3.

Adanya dualitas tugas yang harus ditanggung oleh

canvasser Flexi
4.

Lemahnya peran dealer dalam memberikan semangat kerja serta

dukungan kepada canvasser dealer.

56

B. Saran 1. Aspek Keuangan


a)

Dari permasalahan Flexi RO Solo sebenarnya berasal dari kinerja

dealer dalam menjual, mendistribusikan, dan memberi kompensasi branding kepada outlet, maka pihak Flexi RO Solo sebagai pengawas kinerja dealer harus bisa memberi solusi yang tepat agar masalah teratasi. Flexi RO Solo bisa menyarankan agar pihak dealer menambah jumlah canvassernya, dengan adanya penambahan canvasser tersebut maka untuk daerah-daerah yang belum terjangkau bisa diambil alih canvasser baru baik dalam kompensasi branding maupun distribusi persediaan.
b)

Dengan adanya penambahan canvasser, maka biaya operasional

dealer juga mengalami peningkatan. Hal ini bisa diatasi dengan jumlah belanja dealer ditambah, sehingga akan menambah keuntungan dealer yang di dapat dari selisih harga beli dengan harga jual kartu perdana dan voucher. Keuntungan tersebut bisa digunakan untuk menutupi biaya gaji canvasser.

2. Aspek Sumber Daya Manusia Dari kondisi yang dilihat penulis di lapangan, penulis dapat menyarankan beberapa hal, terkait dengan permasalahan Sumber Daya Manusia unit Flexi RO Solo:

57

1. Perlu dilakukan pelatihan pada canvasser Flexi serta canvasser dealer oleh

pihak Flexi yang ditujukan untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia canvasser Flexi serta canvasser dealer.
2. Membuat jadwal bagi canvasser dealer untuk melakukan kunjungan rutin

ke outlet-outlet dengan jangka waktu tertentu (misal dua minggu sekali).


3. Menambah jumlah canvasser Flexi agar tugas canvasser Flexi dalam

mengawasi kinerja canvasser dealer dapat berjalan dengan baik


4. Mengarahkan tugas canvasser Flexi sesuai dengan job description yang

telah ditetapkan agar tidak terjadi dualitas tugas


5. Mengefektifkan gathering antara Flexi bersama dengan dealer dan

canvasser dealer untuk memberikan semangat kerja kepada canvasser dealer dalam melaksanakan tugasnya

58

DAFTAR PUSTAKA

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat: Jakarta Kotler, dan Amstrong. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran. (Edisi Indonesia oleh Damos sihombing). Erlangga: Jakarta. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. ANDI: Yogyakarta. Mathis, Robert L. & John H. Jackson. 2006. Human Resource Management. (Edisi Terjemahan). Salemba Empat: Jakarta. Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Edisi Terjemahan). Erlangga: Jakarta. Supiani. Teori Teori Motivasi. 2011. staff.gunadarma.ac.id (diakses pada tanggal 8 Januari 2012) www.jurnal-sdm-blogspot.com www.telkom.co.id

59

www.wikipedia.com

60

You might also like