You are on page 1of 15

Contoh Teks Pidato Kebersihan Lingkungan

Salam sejahtera Yth. Suster, Bapak dan Ibu guru, serta teman-teman yang terkasihSelamat Pagi, Marilah kita bersama-sama memanjatkan syukur kepada Tuhan, karena pada pagi hari yang cerah ini kita bisa berkumpul bersama di tempat ini. Teman-teman yang saya kasihi, kita ketahui bahwa lingkungan merupakan tempat hidup bagi semua makhluk hidup. Oleh karena itu kita harus menjaga kelestarian lingkungan kita agar kita dapat hidup dengan nyaman. Salah satu cara menjaga kelestarian lingkungan adalah menjaga kebersihannya. Menjaga kebersihan lingkungan dapat dimulai dari hal-hal yang kecil, tetapi terkadang sangat sulit dilakukan oleh kita. Contohnya adalah membuang sampah pada tempatnya. Agar kita bisa menjaga kebersihan lingkungan kita, terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi dari kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan adalah suatu keadaan dimana lingkungan tersebut layak untuk ditinggali manusia, dimana keadaan kesehatan manusia secara fisik dapat terjaga. Saat ini kesadaran untuk menjaga kebersihan di kalangan kita sebagai seorang murid sangatlah kurang. Dilihat dari lingkungan sekolah kita yang masih terdapat sampah yang berserakan, entah sampah plastik makanan-minuman, atau kertas. Padahal tempat sampah yang disediakan sekolah sudah memadai. Di setiap sudut sekolah terdapat tempat sampah, di dalam kelas pun terdapat tempat sampah. Namun tidak adanya kesadaran dari kita untuk membuang sampah pada tempatnya sebagai wujud menjaga kebersiahan lingkungan sekolah kita. Selain membuang sampah pada tempatnya, kita juga dapat menjalankan piket kelas sebagai aksi menjaga kebersihan lingkungan di lingkup sekolahan. Dan biasakan memilah sampah sesuai dengan kelompoknya sebelum dimasukkan ke tempat sampah. Jenis sampah dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. Sampah Basah yaitu sampah yang mudah terurai dan membusuk, contoh; sisa makanan, sayur dan buah2an, sampah kebuh dan sampah dapur. 2. Sampah Kering yaitu sampah yang tidak bisa membusuk dan terurai secara alamiah, contoh: kertas, kardus, plastik, tekstil, karet, kaca, kaleng, dll 3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) yaitu sampah beracun dan reaktif yang sangat membahayakan kesehatan dan kehidupan organisme antara lain, baterai, cat, pestisida, sampah rumah sakit, dll. Tetapi tempat sampah yang biasa disediakan hanya 2 jenis, yaitu sampah basah dan sampah kering. Saat ini kita harus disadarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan kita, karena akibat dari kurangnya menjaga kebersihan lingkungan dapat membuat bencana bagi kita, seperti banjir dan wabah penyakit. Dan masalah utama kita saat ini adalah Global Warming atau pemanasan global. Oleh karena itu harus timbul kesadaran dari setiap pribadi kita untuk menjaga kebersihan

lingkungan kita. Agar kelak, tidak ada bencana yang menimpa kehidupan kita akibat dari kurangnya kesadaran menjaga kebersihan lingkungan. Sebagai penutup, saya hanya ingin menyampaikan pesan dari pidato saya dengan menyampaikan sebuah pepatah. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Dengan ini saya berharap teman-teman peduli dan sadar dengan pentingnya menjaga kebersiahan Sekian pidato dari saya, mohon maaf jika ada salah kata. Terimakasih dan selamat pagi.

Khutbah Pertama Hadirin sholat jumat yang kami hormati. Hiruk pikuk kehidupan manusia dengan segala aktifitas yang terus bergulir tanpa henti adalah yang sering menimbulkan hambatan yang melahirkan berbagai macam problema dan permasalahan bagi manusia di muka bumi ini, dan kadang pada akhirnya menimbulkan perasaan yang tidak tenang, ada yang terasa sempit dan menyebabkan seseorang hilang rasa tenang dan bahagia di dalam kehidupannya. Karena itulah kelapangan dada dan ketenangan hati merupakan salah satu nikmat dan merupakan dambaan setiap insan yang ingin hidup di dunia dalam keadaaan baik dan penuh anugrah serta kebarokahan dari Allah. Sungguh di dalam syriat islam telah diterangkan oleh Allah sebab-sebab yang menyebabkan seorang hamba memiliki hati yang lapang dan bersinar dan akhirnya dada seorang hamba menjadi lapang, sunguh Allah telah menyebutkan hal ini sebagai nikmat yang besar yang Allah ingatkan kepada NabiNya bahwa itu adalah anugrah dan nikmat yang diberikan kepadanya,Allah berfirman:

Bukankah aku telah melapangkan dadamu(wahai rosul/muhamad) (QS. Al insyiroh:1) Yaitu bukankah Kami telah membuat di dalamnya lapang, terus bercahaya dan bersinar penuh dengan ketenangan dan kesejukan dan ini adalah nikmat yang sangat agung dan luar biasa karena pentingnya nikmat ini dalam kehidupan, bahkan ini adalah permohonan Nabi Musa kepada Allah setelah beliau diangkat menjadi rosul yang diutus menuju Firaun, beliau berdoa yang diterangkan dalam surat Thaha:

(25)

(26

Wahai tuhanku, lapangkanlah dadaku dan jadikanlah perkaraku menjadi mudah Maka kita bisa memahami besarnya nikmat ini, dan Alquran serta Sunah menjelaskan sejumlah sebab yang mengantarkan hamba kedalam ketenangan hati kelapangannya dan bersinarnya hati tersebut, diantaranya Allah berfirman:

Bukankah seseorang yang yang hatinya lapang di dalam menerima islam maka hati itu terus menerus berada dalam cahaya dari robbnya. (QS. Zumar: 22) Juga firmanNya:

Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapat petunjuk maka Allah melapangkan dadanya menerima islam, dan barang siapa yang Allah kehendaki kesesatan maka Allah akan menjadilkan hatinya berat dan sempit seakan-akan seolah dia mendaki langit, dan demikianlah Allah menjadikan kehinaan kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al-Anam: 125) Maka keimanan adalah sebab yang dengannya hati seseorang hamba menjadi lapang dan bersinar, kalau Ia beriman dengan keimanan yang yang benar kepada Allah, beriman akan adanya Allah, RububiyahNya, UluhiyahNya, nama-nama dan sifat-sifatNya dan beriman pula kepada para rasulNya, kitab-kitabNya,para nabiNya dan hari akhir dan juga pada takdir berupa takdir buruk atau jelek dan dia menjaga keimanannya di atas tauhid. Allah berfirman:

katakan, sesungguhnya sholatku ibadahku,hidupku dan matiku semuanya milik Allah penguasa alam semesta (Q.s: Al anam 162) Menunjukan bahwasanya kebahagiaan ialah ketika hati hanya terfokus kepada Yang Maha satu Dialah Allah pencipta langit dan bumi, maka dengan keimanan padanya akan tercipta ketengan dan ketentraman dan kesejukan, cahaya sekaligus petunjuk yang senantiasa menerangi kehidupannya. Allah berfirman:

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur keimanannya dengan kedholiman maka mereka akan mendapat ketenangan dan dia termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk. (Q.s Al-Anam: 82) Kedholiman di sini berarti kesyirikan dan telah sah keterangan dari rosulullah tentangnya. Dari sini kita memahami bahwasanya kesyirikan menyebabkan ketidak amanan dalam kehidupan dunia, dengan kesyirikan kehidupan hamba akan tidak terarah, serta akan menghancurkan,sekaligus menodai sehingga menyebabkan hati menjadi sempit walaupun mungkin berenang dalam lautan kemewahan dunia. Sedang bahaya syirik di akhirat menyebabkan pelakunya kekal di neraka. Keamanan di sini yaitu mereka mendapatkan di dunia dan di akhirat, keamanan di dalam tubuh, keamanan di dalam keluarga dan segala sesuatu yang ia ingin mendapatkan keamanannya di dalamnya, keamanan yang menyebabkan dia akan selamat dari berbagai gangguan dan bahaya yang datang dari manusia atau selainnya. Dia mendapat pentunjuk di dunia dan di akhirat,di dunia Allah menunjukan kepada kebahagian,dia bisa menetapi jalan yang benar dan di akhirat dia ditunjukan jalan yang menuju kebahagian abadi yaitu Al-Jannah. Namun sebaliknya siapa yang menodai kehidupannya dengan kesyirikan, menyembah selain Allah, ia memohon kepada selain Allah, datang ke kuburan meminta hajat, datang ke tempat yang keramat atau melempar sesajian ke lautan atau melakukan bentuk kesyirikan dengan berdoa selain Allah, menyembelih untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, bernadzar kepada selain Allah dan bentuk kesyirikan yang lain, maka dengan kesyirikan hamba akan sempit hatinya, di liput dengan duka, dan malapetaka, Allah berfirman:

Barang siapa yang berbuat kesyirikan maka seolah dia jatuh dari langit, maka burung menyambarnya atau tertiup angin, maka dia terhempas ke tempat yang sangat jauh. (Q.s AlHajj 31) Bahkan dengan kesyirikan dia akan mendapatkan kehancuran, dengan adanya syirik akan tersebar bahaya yang senantiasa mengintai kepada dirinya bahkan masyarakat, Negara, bahkan seluruh manusia, Allah mengingatkan dalam firmanNya:

Mereka mengatkan bahwa Allah yang maha penyayang memiliki anak, sungguh kalian telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar, maka hampir saja langit pecah, bumi terbelah dan gunung hampir runtuh ketika mereka mengatkan Allah punya anak, dan tidaklah Allah yang penyayang memiliki anak. (Q.s: Maryam: 88-92) Kemudian Allah mensucikan diriNya:

Tidak ada yang ada di langit dan bumi kecuali datang kepada Allah dengan sebagai hamba sungguh Allah menghitung mereka dengan hitungan yang teliti, dan semuanya datang kepadaNya dalam keadaan sendiri-sendiri. (QS. Maryam: 93-94) Maka bagi siapa yang ingin dilapangkan hatinya maka supaya memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata,sehingga kehidupannya menjadi indah dan ini bisa terwaujud jika dia benar-benar bertawakal dengan sebenar-benarnya tawakal, hasilnya rizkinya akan di tanggung oleh Allah seperti dalam sabda Rosulullah:

Jika sekirannya kalian tawakal dengan sebenar-benarnya tawakal sungguhAllah akan memberi rizki kepada kalian seperti Allah memberi rizki kepada burung yang dalam keadaan lapar di waktu pagi tapi ketika dia pulang ke sarang waktu sore dia sudah dalam keadaan kenyang. [H.R Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, dll ] Perhatikanlah burung dia tidak memiliki simpanan makanan tidak punya gudang makanan juga tidak ada uang yang di Bank namun ketika dia berangkat dalam keadaan perut kosong di pagi hari saat menjelang sore dia telah memenuhi perutnya dengan makanan,ini semua karena bimbingan Allah dan rizkinya, dan ini akan di berikan kepada mereka yang bertawakal kepaNya dengan sebenar-benarnya, maka tidak rugi orang yang mentauhidkan Allah, berbakti padaNya dan tidak durhaka kepada Allah dengan melakukan kesyirikan, hasilnya dia mendapat ketenangan jiwa, keluasan hati, penuh cahaya, dan barokah dalam kehidupannya, yaitu dengan komitmen menjalani kehidupan dengan berdasarkan bimbingan Allah yang Dia turunkan berupa Alquran dan wahyu yang di berikan kepada Rosulnya berupa Alhadits, Allah telah mempertegas dalam firmanNya:

Barang siapa yang berpaling dari peringatanku(Alquran)maka baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan membangkitkannya di hari kiamat dalam keadaan buta, dia bertanya: wahai robku, kenapa Engkau bangkitkan saya dalam keadaan buta, padahal kami dulu bisa melihat, maka Allah menjawab, demikianlah kami datankan kepada kalian ayat-ayat kami namun engkau melalaikannya, demikianlah hari ini engkau dilupakan. (Q.s: Thaha: 124-126) Ini adalah jaminan dari Allah yaitu barang siapa yang mengikuti alquran dan Assunnahdalam seluruh sisi kehidupannya maka Allah menjamin ketenangan dan kebahagian, sebaliknya yang berpaling dan Alquaran dan sunah maka Allah menjadikan kehidupan yang penuh kesempitan. Maka seseorang hendaknya menjaga dirinya dalam jalur Alquran dan assunnah. Sebab yang lain yang menyebabkan hatinya menjadi lapang adalah dia mencintai Allah dengan cinta yang paling besar di banding dengan yang lain siapapun dia, disebutkan dalam hadits dalam bukhori muslim yaitu menjelaskan tiga perkara yang siapa mendapatkan 3 perkara ini maka dia akan merasakan manisnya keimanan di dalam hatinya, yaitu: 1. Dia mencintai Allah dan rosulNya dengan kcintaan yang paling tinggi. 2. ia mencintai seseorang karena Allah. 3. ia benci di kembalikan ke dalam kekafiran seperti bencinya jika dia dilempar ke dalam neraka. Allah dan rosulNya paling didengar dan ditaati, kepentingan apapun jika bertentangan dengan kepentingan Allah Rosul maka dia mendahulukan Allah dan ROsul sebagai bukti cinta kepadanya, dengan kecintaan seperti ini akan menciptakan kesejukan di dalam hatinya, betapa nikmat jika ia mendahulukan Allah dan rosulnya, maka jik ia mencintaiNya dengan menempuh sebab kecintaan maka dia akan dicintai Allah, hasilnya, bersabda Rosulullah: Barang siapa yang menyakiti waliku maka sungguh dia telah membuka peperangan denganKu, dan sesuatu yang paling Aku cintai yang dengannya hamba mendekat kepadaku adalah hamba melaksanakan yang Aku wajibkan kepadanya, dan jika hamba selalu melakukan amalan yang sunah untuk mendekatkan kepadaKu sampai Aku mencintai hamba tersebut, jika Aku sudah mencintainya maka Aku menjadi penengarannya yang dia mendenger dengannya dan Aku menjadlimata yang dia gunakan untuk melihat dan aku menjadi tangannya yang dia mengunakannya, dan Aku menjadi kakinya yang dia berjalan dengannya Maksudnya Allah bersamanya dalam setiap keaadaanya, yaitu dengan menolong dan mengawasinya, (bukan berarti Allah bersama menyatu dengan hamba dan ini adalah salah) Khutbah kedua Hadirin sholat jumat yang yang saya hormati dan saya mulyakan. Diantara sebab yang menjadikan hati hamba menjadi lapang yaitu hendaklah seseorangmemperbanyak dzikir kepada Allah, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah:

Wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan sucikan dia di setiap pagi dan siang (Q.s: al ahzab:41) Dan firmanNya:

Ingatlah dengan dzikir hati akan menjadi tenang (QS. Ar-Raad: 28 ) Juga firmanNya:

Ingatlah, berdzikirlah kepadaku maka aku akan mengingatmu, dan bersyukurlah kepadaku dan jangan ingkar kepadaKu (Q.s Al-Baqarah: 152) Perhatikanlah kalau seseoran senantiasa mengingat Allah, maka dia akan selalu mengingatnya sehingga jika dia mengalami masalah, Dia akan membantunya menyelesaikannya dan membuang dan Allah mengganti yang lebih baik dengan yang lebih baik sehingga hatinya menjadi lapang. Mengangungkan membesarkan dan memuji Allah adalah kehidupan seorang muslim yang hendaknya dipahami, maka seluruh hidupnya bisa dimanfaatkan dengan berdzikir kepada Allah, dzikir adalah kalimat yang sangat ringan diucapkan dalam lisan dan sangat berat di timbangan amal, bahkan alquran dimudahkan untuk berdzikir:

Dan sungguh alquran kami mudahkan untuk berdzikir, maka adakah orang yang mau berdzikir.(QS. Al Qomar: 17) Diantara sebab yang menjadikan hati menjadi lapang adalah ia banyak bertaubat dan mensucikan diri, tidak diragukan manusia dalam kehidupannya pasti terjatuh dalam kesalahan, kelalaian, kelupaan, bahkan dosa. Jangankan kita, rosulullah yang telah diampuni dosa yang telah dilakukan dan belum dilakukan sewaktu hidupnya, beliau memperbanyak bertaubat dan beristiqfar dalam sehari sebanyak 100x maka kita hendaknya lebih butuh lagi untuk meminta ampun mengingat banyaknya dosa yang kita lakukan. Dengan istigfar Allah menjanjikan kelapangan hati bahkan dibukakan menfaat dan keutamaan yang lain, Allah menerangkan dalam firmannya:

Minta ampunlah kepada robb kalian sesungguhnya dia maha pengampun, dia akan menurunkan dari langit untuk kalian hujan yang lebat, dan Dia akan menjadikan kebun dan sungai-sungai yang deras mengalir. (Q.s Nuh: 10-12 ) Ayat di atas merupakan janji dari Allah, sedang para Nabi mengajak dan mengabarkan:

Wahai kaumku mintalah ampun kalian kepada robb kalian dan bertaubatlah padaNya, dia akan mencurahkan hujan dari langit dan dia akan menambah kekuatan kalian berlipat-lipat, dan janganlah mengasihi(menjadikan wali) orang-orang kafir. Ini di abadikan oleh Allah dalam surat Hud ayat: 52. Maka dari sini kita fahami pentingnnya beristigfar dan bertaubat kepada Allah dalam kehidupan ini, dan pentingnya introspeksi diri lalu memperbaiki diri dan senantiasa bertaubat kepada Allah. Mensucikan diri adalah dengan melakukan amalan-amalan yang dulunya ditinggalkan dari kebaikan, dan membersihkan diri dari dari kemaksiatan dan dosa yang di lakukan, dan Allah menjanjikan keberuntungan:

Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan diri, dan sungguh celaka orang yang terus mengotori dirinya. Dan Allah menyebutkan keutamaan orang-orang yang mendapatkan surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai:

Barang siapa yang menghadap Allah dengan keadaan beriman dan berbuat kebaikan maka mereka mendapatkan derajat yang tinggi berupa surga yang mengalir di bawahnya sungaisungai dari bawahnya, mereka kekal di dalamnya dan itu ba;asan bagi orang yang mensucikan diri. (Q.s Taha 75-76 ) Karena itu mensucikan diri dan bertaubat kepada Allah adalah hal yang sangat penting, khususnya di hari ini di mana banyak musibah yang menjadi peringatan bagi kita semua. Mudahmudahan kita dijadikan orang yang selalu bertaubat sehingga termasuk hamba yang mensucikan diri, sehingga kita semua selamat dari musibah di dunia dan lebih-lebih di akhirat:

Tidaklah Allah menyilksa kaumNya sedang engkau wahai Muhamad berada di sisi mereka, dan Allah tidaklah menyiksa mereka dalam keadaan mereka beristiqfar. (Q.s Al-Anfal 33) Juga dengan istigfar akan menyebabkan datangnya rahmat dari Allah: Andaikata kalian beristiqfar kepada Allah niscaya kalian akan dirahmatiNya. Mudah-mudahah kita dijadikan orang yang selalu beriman kepada Allah bertakwa kepadaNya bertauhid, dan menjadi hamba yang banyak beristiqfar dan bertaubat, sungguh dosa kita, dan kesalahan kita sangatlah banyak, dan Allah masih merahmati kita dengan menjalani hari- hari sebagai bukti rahmatNya, mudah-mudah hari yang tersisa yang akan kita lewati kita bisa menggunakan untuk selalu bertaubat dan beristilqfar kepadaNya, karena dekatnya kematian yang akan kita temui, dan kita tahu kapan tapi kita yakin akan datangnya:

Dimanapun kalian berada sungguh kematian akan menemuai kalian walaupun engkau bersembunyi di balik dinding yang sangat tinggih lagi kokoh. Semoga kita diampuni oleh Allah dan diberi manfaat dari segala kemanfaatan baik yang kita ketahui atau tidak , dan mudah-mudahan Dia tidak menjadikan malapetaka bagi kita semua.Wallahutaala alam bishowab. Sumber : http://ashthy.wordpress.com/2010/03/14/khutbah-jumat-sebab-sebab-lapangnyahati/#more-1109

Negara Versus Korupsi: Mencari Indonesia Dalam Agama dan Kebudayaan


Assalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Suatu kehormatan yang besar bagi kami memperoleh kesempatan menyampaikan Pidato Kebudayaan Negara Versus Korupsi: Mencari Indonesia dalam Agama dan Kebudayaan di Taman Ismail Marzuki. Terlebih lagi, kesempatan ini diberikan di dalam sepertiga akhir bulan mulia Ramadhan 1425 H. Saat dimana kita kian mendekatkan diri kepada-Nya sembari berkaca diri terhadap pencapaian moral spiritual individual dan kesalehan sosial kita. Untuk kehormatan yang membahagiakan ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada Dewan Kesenian Jakarta, yang telah memelihara suatu tradisi positif untuk menciptakan kedekatan hubungan rakyat dengan rakyat dan rakyat dengan pemimpin. Usaha ini perlu dipelihara dan didorong terus, mengingat makin berjaraknya hubungan keduanya. Dus, karena berjaraknya hubungan ini, isu-isu dan agenda bangsa menjadi elitis kian menjauh dari kepentingan kalangan akar rumput. Tradisi tatap muka ini, sangat mungkin menghadirkan kehangatan bersosialisasi, sekaligus memberi kesempatan para pemimpin untuk belajar langsung dari kebersahajaan rakyatnya. Para hadirin dan hadirat yang terhormat, para budayawan, para seniman, para aktivis, para cendekiawan, para mahasiswa dan kawan-kawan tercinta, Dalam kesempatan yang terhormat dan penuh kebahagian ini, sungguh tepat bila kita merenungkan sejenak perjalanan reformasi yang mengamanatkan demokratisasi , pemberantasan korupsi, perbaikan ekonomi dan jaminan keamanan. Perihal proses demokratisi, kita bersyukur kepada Allah SWT, karena rakyat telah berhasil melaksanakan pemilu legislatif, DPD dan pemilihan presiden langsung ; suatu tradisi berdemokrasi yang begitu penting dan akan menentukan nasib bangsa dan negara kita.

Harus diakui secara jujur, perjalanan nasib bangsa dan negara kita telah mengalami berbagai musim pancaroba dan gelombang pasang surut yang melahirkan harapan sekaligus kecemasan. Kecemasan yang mendalam selama sewindu krisis multidimensi ini bahkan berimbas pada krisis identitas bangsa. Taufiq Ismail (2003) secara sinis memotret kondisi ini dalam, Tak Tahu Aku Apa Jati Diriku Kini: Kita hampir paripurna jadi bangsa porak poranda, terbungkuk dibebani hutang dan merayap melata sengsara didunia Untuk bisa bertahan berakal waras saja di Indonesia kini, sudah untung Pergelanggan tangan dan kaki Indonesia diborgol di ruang tamu Kantor Pegadaian Jagat Raya, dan dipunggung kita kaos oblong dicap sablon besar-besar : Tahanan IMF dan Bank Dunia. Kita sudah jadi bangsa kuli dan babu di dunia, diusir pula di tangga pelabuhan, terapung-apung di lautan, Kita sudah tidak merdeka lagi. Indonesia sudah masuk ke dalam masa kolonialisme baru, dengan penjajah yang banyak negara sekaligus, Nilai-nilai luhur telah luluh lantak, berkeping-keping dan hancur, berserakan di kubangan Lumpur, Senada dengan gambaran di atas, dalam bahasa lain yang futuristik, pujangga Ronggowarsito (1802-1873) menulis Serat Kalatidha memprediksi munculnya jaman edan, suatu masa krisis sebuah bangsa. Secara bijak, pujangga ini menasihati kita agar tetap eling dan waspada. Amenangi jaman edan ,ewuh aya ing pambudi melu edan ora tahan yen tan melu anglakoni,boya kaduman melik kaliren wekasanipun Ndilallah karsa Allah Sakbeja-bejane kang lali luwih beja kang eling lawan waspada.. Para hadirin dan hadirat yang berbahagia, Masalah korupsi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tubuh bangsa ini. Ia telah menjalar sebagai budaya sekaligus penyakit akut bagai virus ganas yang aktif menggerogoti ke sekujur tubuh negara. Ia bukan lagi bisul yang bisa ditutup-tutupi. Sungguh ironis, sebagai bangsa yang

berbudaya luhur dan beragama bahkan menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pilar pertama dasar negara- juara pertama korupsi justru kita sandang. Berbagai indikator olimpiade korupsi diselenggarakan oleh lembaga asing semacam Transparancy International (TI) dan Political Economic Risk Consultancy (PERC), menempatkan RI sebagai pemenang. Dampak praktik korupsi begitu jelas telah memporak-porandakan bangsa kita. Studi Rose Ackerman (1999) menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat korupsi yang tinggi memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap institusi-institusi publik. Ini berakibat lanjut pada pudarnya komitmen warga pada proyek kolektif dan perilaku warga, memacu tingkat kriminalitas dan disorganisasi sosial. Secara lebih khusus, laporan UNSFIR (United Nations Support for Indonesia Recovery, 2000) menyatakan bahwa keterlambatan Indonesia untuk melakukan pemulihan (recovery) pasca krisis yang menimpa Asia sejak 1997 juga akibat meluasnya korupsi di sektor publik Sedangkan, Della Porta (2000) menengarai bahwa korupsi merupakan sebab dari buruknya kinerja pemerintahan. Korupsi membawa buruk kinerja pemerintahan, dan buruknya kinerja pemerintahan merangsang warga negara untuk mengembangkan praktik-praktik penyuapan untuk mempermudah urusan atau mempengaruhi proses pengambilan keputusan, yang pada gilirannya kian menyuburkan praktik korupsi. Pada akhirnya, tingginya tingkat korupsi menimbulkan rendahnya tingkat kepercayaaan terhadap demokrasi. Dengan kata lain, meminjam istilah Yudi Latif (2002), korupsi sangat erat dengan delegitimasi politik. Walhasil, pemerintahan yang koruptif akan menuai delegitimasi politik yang tidak menguntungkan sama sekali dengan demokrasi. Para hadirin dan hadirat yang berbahagia, Relasi agama dan pemberantasan korupsi dapat disederhanakan sebagai, prestasi negara yang bangsanya religius akan lebih baik dalam pemberantasan korupsi. Apabila yang terjadi sebaliknya, kita tidak serta merta menunjuk kesalahan terletak pada an sich agama, namun pada penghayatan keberagamaan masyarakat. Sangat gamblang, semua agama melarang perbuatan korupsi. Tetapi, mengapa orang beragama masih terjerumus pada tindakan yang dimusuhi agama? Salah satu jawabannya adalah tercerabutnya penghayatan terhadap visi agama yang luhur dalam praksis sosial sehari-hari. Sebagian kita masih lebih mementingkan kesalehan individual, dan kehilangan elan kesalehan sosial. Disinilah dibutuhkan peran keteladanan para pemimpin nasional untuk menegakkan kualitas spiritual bangsa, memupuk kualitas moral dan meningkatkan harkat martabat bagsa , menjadi krusial. Kita menaruh harapan besar pada upaya pemberantasan korupsi sebagaimana telah dijanjikan oleh presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono yang kini bekerja keras dengan kabinet Indonesia Bersatu. Selain keberadaan berbagai perundangan untuk penyelenggaraan tata pemerintahan yang bebas KKN, rencana program 100 hari dengan terapi kejut seperti meNusakambangkan para koruptor patut kita apresiasi dan tunggu pengejawantahannya. Larangan yang diserukan Komite Pemberantasan Korupsi supaya pejabat tidak menerima parsel juga merupakan angin segar pertanda mulai muncul gerakan mengurangi masuknya pintu-pintu budaya KKN.

Jauh sebelum hingar bingar Pemilu, ormas tertua di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bersama-sama telah mengikat janji untuk bahu membahu memerangi budaya korupsi. Kita juga bersyukur dengan maraknya jaringan lembaga-lembaga swadaya masyarakat atau organisasi non pemerintah sejak beberapa tahun silam membentuk koalisi anti korupsi di setiap kabupaten dan provinsi melalui Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GeRAK). Meskipun perlu terus mengkritisi efektivitas gerakan populis tersebut, kita berharap ormas-ormas lain untuk terlibat aktif dan kreatif menyambut semangat perang memberantas korupsi. Secara moral, lembaga dan ormas keagamaan memiliki otoritas menyerukan kepada institusi maupun individu anggotanya untuk menolak keras setiap sumbangan haram yang terindikasikan korupsi. Seruan atau slogan-slogan pemberantasan budaya korupsi seyogianya selalu dikelola secara cerdas dan berkesinambungan, mengimbangi kampanye konsumtivisme, hedonisme dan materialisme yang setiap hari gencar mengepung pemirsa lewat berbagai media massa. Alangkah indahnya membayangkan sinergi agama dan negara dalam pemberantasan korupsi; penegakkan hukum yang adil tanpa pandang bulu dilakukan pemerintah , sementara penghayatan keberagamaan melalui keteladanan para pemimpin dijalankan secara nyata, bukan sekedar wacana belaka. Dengan begitu agama benar-benar mampu menjadi kekuatan solutif bagi problema bangsa dan selalu mengedepankan azas manfaat (utility). Agama seyogianya menjadi ujung tombak yang merekatkan seluruh umat untuk saling mengokohkan eksistensi bangsa dalam memberantas korupsi. Ini sekaligus menepis anggapan negatif bahwa agama menjadi sumber konflik dan teror. Kita patut mendorong fungsi profetik agama yang mengedepankan supremasi hukum, proses demokratiasai dan memerangi korupsi. Fungsi ini hendaknya ditumbuh kembangkan secara partisipatoris dan dialogis mengingat pluralisme dalam kebangsaan kita. Jadi, tidak dibenarkan oleh agama atau hukum positif manapun, upaya pengurasakan secara sepihak terhadap tempattempat atau simbol kemaksiatan tanpa mengindahkan dampak yang muncul sebagai akibatnya. Terdapat ungkapan the fish rots from the head, ikan membusuk dari kepala. Dalam kalimat lain dinyatakan, Bayangan selalu mengikuti sang badan. Intinya adalah budaya paternalistik kita masih kuat. Rakyat cenderung melihat contoh dari apa yang dilakukan pemimpinnya. Karenanya, budaya paternalistik ini seyogianya mampu kita kelola untuk merekonstruksi perubahan mental pada elitnya. Jika para elit pimpinan bangsa menghendaki perubahan, perubahan itu pun harus dimulai dari pucuk pimpinan. Mustahil mengharapkan muncul perubahan budaya melawan korupsi, apabila elit pemimpin justru merasa nyaman dengan praktik tersebut. Mustahil mengharap negara berani membersihkan koruptor jika pemimpin kita membiarkan inefisiensi birokrasi tetap terjadi. Kebersahajaan, kebersihan dan kepedulian merupakan contoh-contoh ajaran mulia setiap agama untuk diperbincangkan sekedar sebuah idiologi. Semua ini bisa dipraktikkan sehari-hari, dan alangkah indahnya jika dimulai dari para pemimpin kita yang memiliki kedudukan sangat penting di dalam masyarakat, dan karenanya mempunyai pengaruh yang luas dalam masyarakat.

Pada dasarnya, semua agama mengajarkan idealisme yang baik bagi penganutnya. Idealisme seperti bersahaja, bersih dan peduli jika dikerjakan dari yang kecil-kecil oleh pemimpinpemimpin besar kita, maka merupakan bagian dari pengobatan penyakit sosial seperti korupsi. Pemimpin yang peduli tidak akan membiarkan kemungkaran terjadi di depan mata mereka. Mereka tidak saja menjaga fisik dan lingkungan sosial yang bersih, namun lebih dari itu kebersihan moral dan nurani akan selalu dipelihara. Mereka merasa kepemimpinan adalah amanah yang harus dijunjung tinggi, namun tetap dengan sikap bersahaja terhadap rakyat yang dipimpinnya. Mereka yang bersahaja akan jauh dari sikap tamak yang selalu menginginkan kelebihan materialisme dan hedonisme, -sumber godaan melakukan korupsi-. Kebesaran seorang tokoh pemimpin yang bersahaja, bersih dan peduli tidak datang secara sekejap dan tiba-tiba. Ia terlahir dari proses transformasi nilai yang lama ditempa sejak dini dalam lingkungan keluarga. Transformasi nilai tidak datang mendadak dalam kuliah-kuliah di perguruan tinggi atau lembaga-lembaga pendidikan formal. Kepuasan kita selama ini hanya pada verbalisme (Nurcholish Madjid, 2004) Yaitu perasaan telah berbuat sesuatu karena karena telah mengucapkannya sehari-hari. Seolah-olah kalau kita bicara kitab suci, sabda Tuhan, sabda Allah, dan suri tauldan para Rasul, para nabi, para aulia itu semuanya sudah selesai (Mohamad Sobary, 2004). Kebersahajaan, kebersihan dan kepedulian tidak akan terwujud hanya karena dikatakan dan dibicarakan setiap hari betapapun kita sering dan rajinnya melakukan melainkan harus dengan tindakan keteladanan yang berani, teguh dan istiqamah. Mengapa kamu semua mengatakan sesuatu yang kamu sendiri tidak mengerjakannya?! Sungguh besar dosanya di sisi Allah bahwa kamu mengatakan sesuatu yang kamu sendiri tidak mengerjakannya Kalau kita tengok sejarah, transformasi nilai yang dialami tokoh-tokoh pemimpin berawal dari didikan sejak kecil pada keluarga mereka. Di rumah tangga, patut diadakan dialog-dialog tata nilai atau ajaran yang meskipun normatif, tidak melulu diajarkan secara normatif. Diperlukan pendekatan secara dialektis dalam keluarga sehingga terlatih jika ada bandingan-bandingan. Ketika orang bicara bersih dan bersahaja, maka bersih dan bersahaja tidak bisa dijejalkan kepada anak sebagai sesuatu yang jadi. Ketika masih kanak-kanak kita tentu hapal bahwa kebersihan sebagian dari iman, namun bagaimana kebersihan sebagian dari iman itu supaya tidak tinggal kata-kata. Secara singkat dapat disimpulkan, kita menginginkan pemimpin bersahaja, bersih dan perduli bukan karena kebetulan bersahaja, bersih dan perduli. Namun karena bersahaja yang betul, tidak karena kebetulan. Bersih dan perduli pun yang betul, bukan karena kebetulan. Tugas kebudayaan bangsa kita mengubah, mentransformasi segala hal apakah itu wisdom, apakah itu nilai-nilai dan semua perangkat ajaran dari tataran normatif menjadi tataran yang menyejarah, membuat orang-orang jujur itu jujur menyejarah. (M. Sobary, 2004) .Barangkali inilah saatnya tatkala elit pemimpin kita justru perlu belajar dari kebersahajaan, kebersihan dan kepedulian dari rakyatnya. Keteladanan yang berani, teguh dan istiqamah termasuk nilai budaya yang kita ingin transformasikan sehingga menjadi gerakan nyata baik di tingkat elit pemimpin atau rakyat. Keteladan yang berani dapat muncul oleh karena kesadaran ketuhanan yang merata. Menurut Moh. Iqbal:

The sign of a kafir is that he is lost in horizon, while the sign of a mukmin is that the horizon lost in him Para hadirin dan hadirat yang berbahagia, Sesuai dengan pasal 32 UUD 1945 yang telah diamendemen, salah satu tugas kebudayaan kita juga adalah mendorong pluralisme budaya. Negara memajukan kebudayaan nasional dengan tetap menjamin kemerdekaan masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaanya. Selanjutnya, negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Kemajemukan budaya ini harus kita terus dorong tanpa perlu terjebak pada etnosentrime sempit sehingga warisan adi luhung nenek moyang kita tetap eksis di tengahtengah pertempuran global elemen budaya asing. Salah satu warisan adi luhung yang cukup relevan kita pelihara adalah wasiat Ronggowarsito. Di tengah zaman edan, ketika budaya korupsi sudah mewabah demikian dahsyat, nasihat untukeling dan waspodo dapat dikontekstualisasi dengan apa yang menjadi nilai-nilai kebangsaan di dalam UUD 1945. Kita diharapkan eling bahwa bangsa ini memiliki potensi untuk bangkit dan bersaing dengan budaya bangsa lain (global). Kita menyadari , eling sepenuhnya bahwa dengan kesederhanaan ketika masa perjuangan mampu menghantarkan bangsa ini merdeka dari penjajah. Waspodo dapat dimaknai agar kita menghadirkan kesadaran penuh tentang jati diri bangsa yang tidak ingin tereduksi justru karena budaya korupsi. Secara sederhana, budaya waspodo telah ditunjukkan oleh rakyat kita dalam Pemilu 2004 silam. Budaya money politics sudah berkurang tidak seperti dikhawatirkan banyak pihak. Wallahualam bishowaab, Wabillahitaufik wal hidaayah, Wassalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

You might also like