You are on page 1of 6

Cacing hati Opisthorchiasis Definisi Poisthorchiasis adalah infeksi saluran empedu intrahepatik oleh O. veverrini atau O.

felineus yang ditandai dengan rasa sakit atau tidak enak di perut, hepatomegali, pembesaran kandung empedu dan kolngaitis yang berulang, walau sebagian besar penderita adlaah asimtomatik Epidemiologi Lebih 10 juta manusia di dunia terinfeksi oleh O.veverrini. beberapa daerah di Asia Tenggara yaitu Thailand, Laos dan Kamboja merupakan daerah endeik Opisthorchis veverrini dimana terdapat 1,6 juta penduduk terinfeksi. Didaerah-daerah endeik prevalensinya bisa mencapai 35% bahkan ada yang lebih besar dari 90% Infeksi O. felineus merupakan cacing hati manusia yang paling banyak di Rusia, Ukraina dan Kazakstan. Pada imigran Asia Tenggara di Amerika Serikat terdapat 226 (11%) telur Opisthorchis viverrini pada orang yang asimtomatik. Etiologi O. viverrini dan O. felineus sebagai penyebab opisthorchiasis berbentuk pipih seperti daun, transparan. Reproduksinya adalah dengan self fertilization. Oleh karena banyak hidup pada kucing sebagai hospes definitifnya, maka cacing ini disebut juga cat liver fluke. Cacing dewasa berukuran 8-11 x 1,5-2 mm, sedang telurnya berukuran 30 x 12 um, berwarna coklat kekuningan. Siklus hidup O. viverrini dan O. felineus dewasa hidup di saluran empedu distal dan kadang-kadang pada duktus pankreatikus dan kandung empedu hospes definitifnya (kucing, anjing, babi, manusian dan mamalia pemakan ikan lain). Telur-telurnya dieksresikan ke duodenum dan berkumpul di tinja dimana pada saat dikeluarkan pada waktu defekasi telur ini sudah dlam bentuk matang. Telur yang telah mengalami embrionisasi bertebaran di air dan dimakan oleh hospes berantara pertama yaitu keong air. Di dalam usus keong air, telru menetas menjadi mirasidia, kemudian mengalami perkembangan multiplikasi secara aseksual menjadi sporosirt, redia dan akhirnya menjadi ribuan serkaria yang mempunyai ekor dan dapt berenagn. Serkaria memasuki hospes perantara keduanya

yaitu ikan (family Cyprinidae) dengan menemple di kulit atau menembus ke otot melalui bagian bawah sisik ikan tersebut dan berkembang menjadi metaserkaria. Bila manusia atau hewan sebagai hopes definitif memakan ikan mentah yang mengandung metaserkaria maka setelah mencapai duodenum metaserkaria ini bermigrasi ke saluran empedu melalui ampula of vater. Setelah 4 minggu mendiami saluran empedu metaserkaria matang menjadi bentuk dewasa dan menghasilkan telur. Parasi ini dapat hidup selama 45 tahun pada manusia dan mengahsilkan 1000 2500 telur perhari Patogenesis Cacing dewasa yang hidup pada saluran empedu akan mengakibatkan lesi mekanik dan produk metaboliknya mengakibatkan lesi mekanik dan produk metaboliknya mbengakibatkan iritasi pada sel epitel bilier sehingga terjadi deskuamasi, hyperplasia, displasia, fibrosis dan dapat berkembang menjadi kanker. Akibat keadaan ini terjadi obstruksi dan dilatasi saluran empedu dan pembentukan kista. Kandung empedu mengalami dilatasi, mengandung cairan empedu yang keruh dan kehilangan fungsi Gejala dan Tanda Sebagian besar penderita yang berada di daerah endemik tidak mengalami gejala. Gejala akut adapat berupa demam tinggi, malaise, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit di kwadran kanan atas abdomen, artralgia, limfadenopati dan urtikaria. Rasa sakit pada abdomen sering muncul pada sore hari, berlangsung selama 1 smpai 3 jam. Keadaan ini akan berulang lagi setelah beberapa hari atau beberapa minggu. Kurangnya nafsu makan mengakibatkan penurunan berat badan. Pada infeksi kronis nafus makan mengakibatkan penurunan berat badan. Pada infeksi kronis dapat terjadi kolangitis suppuratif, abses hati bahkan kolangiokarsinoma. Pemeriksaan Laboratorium Diagnosa infeksi cacing hati ditegakkan dengan menemukan telru pada tinja. Sangat sulit membedan telru O. felineus, Oviverrini dan C. sinensis. Kadang-kadang terlut tidak terdapat di tinja, tetapi ditemukan pada cairan empedu atau pada batu empedu setelah dilakukan kolesistektomi.

Pemeriksaan serologis dapat membantu diagnosa bila tidak didipatkan telur pada pemeriksaan tinja. Pemeriksaan dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dengan menggunakan ekstrak somatik dapt dipergunakan untuk menegakkan diagnosa. Bila terjadi obstruksi saluran empedu akan didapati peningkatan kadar bilirubin. Pemeriksaan Penunjang Ultrasonografi, endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) dan kolangiografi dapat dipergunakan untuk melihat adanya obstruksi saluran empedu. Pengobatan Praziquantel sangat efektif untuk pengobatan opisthorchiasis. Dosis pada penderita asimtomatik atau pada kasus ringan sampai sedang adalah 25 mg/kgBB tiga kali seharai dengan keberhasilan pengobatan 100% atau 40 mg/kgBB dosis tunggal dengan keberhasilan 90%. Pada infeksi berat dosis yang diberikan adalah 50 mg/kgBB dosis tunggal dengan keberhasilah 97%. Telur akan menghilang dalam 1 minggu tetapi perbaikan klinis dapat hilang setelah beberapa bulan. Mebendazol merupakan obat alternatif. Dengan dosis 30 mg/kgBB/hari selama 3 minggu, keberhasilan pengobatan adalah 89% sedangkan bila dosis di atas diberikan selama 4 minggu, keberhasilnannya adalah 94%. Albendazol 400 mg dua kali sehari selama 3 minggu menyembuhkan 40% penderita sedangkan bila diberikan selama 7 minggu, keberhasilah 65%. Bila terjadi koangitis yang berulang diberikan antibiotika. Komplikasi Infeksi kronis penyakit ini dapat mengakibatkan kolangiokarsinoma. Batu kandung emped dan saluran empedu sering dijumpai pada penderita opithorchiasis. Jenis batu yang berhubungan dengan infekis ini adalah batu pigmen. Pencegahan Pencegahan dengan memasak ikan air tawar sebelum dimakan sangan penting dalam pencegahan penyakit ini. Pengobatan masal denga prizaquantel 40-50 mg/kgBB dosis tunggal pada malam hari dapat memutus rantai transmisi

CLONORCHIASIS Definis Clonorchiasis adalah infeksi saluran empedeu oleh clonorchis sinensis yang juga dikenal sebagai chinese liver fluke atau oriental liver fluke. Epidemiologi C. sinensis tersebar di Korea, Cina, Taiwan dan Vietnam. Dengan adanay emigrasi maka cacing ini terdapat pula pada negara-negara tujuan emigrasi, misalnya di montreal, Kanada, 15,5% dari 400 imigran Cina terinfeksi C. sinensis. Sejak tahun 1975, penyakit ini merupakan masalah utama pada imigran Asia Tenggara di Amerika Serikat, dimana 26% dari 150 imigran tersebut di New York terinfeksi oleh C. sinensis. Etiologi C. sinensis adalah mikroorganisme dari subklas Trematoda klas Cercomeridea filum Plathelminthes, berukuran 10-25 x 3-5 mm dengan ukuran telur terkecil dari seluruh trematoda yaitu 20-30 um x 15-17 um. Selain manusia parasi ini juga menginfeksi dan hidup di saluran empedu anjing, kucing, babi, tikus dan unta. Siklus hidup Siklus hidupnya sama dengan O. viverrini dan O. felineus. Perbedaanya adalah dalam hal hospes perantara. Hospes perantara pertama cacing ini adalah keong air Parafossarulus manchousicus dan Bulimus fushianus sedangkan hospes perantara pertama O. viverrini adalah Bithynia S. goniomphlaos, B.S. siamensis, B.funiculata dan untuk O. felineus adalah B. leachei. Hospes perantara kedua C. sinensis adalah ikan air tawar Pseudorasbora parva, Gnathopogon sp, Carassius carassius, Acanthorhodeus, sedangkan hospes perantara kedua O. viverrini adalah Puntius orphoiders, P. leiacanthus, Cycloheilichthys siaja, C. apogon dan Osteochilus sp dan hospes perantara kedua O. felineus adalah Barbus barbus, Cyprinus carpio, Idus melanotus dan Tinca tinca.

Patogenesi Patogenesi clonorchiasis sama dengan Opisthorchiasis Gejala dan Tanda Infeksi akut C. sinensis umunya tanpa gejala, walaupun sebagian pasien mengalami demam, malaise, rasa tidak enak di kwadaran kanan atas abdomen. Pada prinsipnya gejla dan tanda penyakit ini sama denga Opisthorciasis. Pemeriksaan Laboratorium Pada keadaan dimana kepadatan telur cukup tinggi, bisa didpati telur di tinja, tetapi hal ini tidak terjadi pada kebanyakan pasien sehingga didpati hasil negatif palsu. Negatif palsu juga bisa didapati pada infeks akut dan obstruksi bilier. Oleh karena itu perlu dilakukan pmeriksaan serologis. Beberapa metode telah dikembangkan untuk pemeriksaan serologis ini. Tehnik ELISA dengan menggunakan ekstrak cacing dewasa memberikan hasil yang cukup baik dengan sensitivitas 100% dan spesivitas 84%, tetapi dengan Cystatin Capture ELISA yang menggunakan cysteine proteinase sebagai target protein hasilnya lebih baik dengan sensitifitas 100% dan spesifitas 97,5% Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang Clonorchiasis sama dengan Opisthorciasis Pengobatan Obat pilihan adalah praziquantel 25 mg/kgBB tiga kali sehari selama 1 atau 2 hari. Angka kesembuhan dengan obat ini adalah 85 smpai 100%. Obai lain smaa denga Opisthorchiasis. Komplikasi Akibat infeksi kronis komplikasi dapat terjadi antara lain batu kandung empedu dan duktus intrahepatik, kolangitis piogenik yang berulang, kolesistitis, abses hati dan kolangiokarsinoma. Pencegahan

Penyaki ini dapat dicegah dengan memasak ikan yang hendak dimakan dan memasak air yang akan diminum. Dengan demikian perlu penyuluhan kepada masyarakat di daerah endemik untuk mengubah kebiasaan maknnya.

You might also like