You are on page 1of 28

Naskah Web-Suplemen

Fakultas Kode/Mata Kuliah : Keguruan dan Ilmu Pendidikan : PEKO 4112 / Sistem Informasi Manajemen dan Pengambilan Keputusan Pengampu/Penulis E-Mail : Suhartono (suhartono@mail.ut.ac.id) Deskripsi Mata Kuliah : Mata Kuliah ini membahas topik-topik inti konsep dasar Sistem informasi manajemen, fungsi manusia sebagai Pengolah informasi, nilai informasi, model pengambilan Keputusan, dan analisis keputusan dan alat bantunya. Tujuan Instruksional Umum : Setelah mempelajari pokok bahasan tentang Analisis Keputusan dan Alat-Alat Bantunya diharapkan mahasiswa dapat memahami Konsep Pengambilan Keputusan, Model model serta teknik-teknik Pengambilan Keputusan.

Pembukaan
Media Web-Suplemen ini disajikan bagi Anda, mahasiswa program Pendidikan Ekonomi dan Koperasi yang sedang menempuh mata kuliah Sistem Informasi Manajemen dan Pengambilan Keputusan dengan kode PEKO 4112. Tujuan disusunnya media websuplemen ini adalah untuk membantu Anda dalam memahami isi Bahan Materi Pokok (BMP) yang sedang Anda pelajari, terutama pada pokok bahasan Analisis Keputusan dan Alat-alat Bantunya. Saudara mahasiswa yang budiman, dalam pembahasan materi ini terdapat 4 (empat) pokok bahasan yang akan kami sajikan. Keempat pokok materi ini sangat penting untuk Anda pahami. Pertama tentang Model Pengambilan Keputusan, kedua tentang Analisis Sistem Pengambilan Keputusan, ketiga tentang Pohon Keputusan, dan keempat mengenai Analisis Keputusan dan Pemanfaatan Alat bantu. Nah!, Coba keempat materi tersebut Anda cermati dan kaitkan dengan Konsep Pengambilan Keputusan. Untuk memantapkan pemahaman materi di atas disamping berisikan pemberian tugas, juga untuk memberikan

wawasan yang selalu dapat mengikuti perkembangan yang ada. Suplemen ini terinci dalam topik :

1. Model Pengambilan Keputusan Tahap Pertumbuhan Model Pengambilan Keputusan 1. Pengertian Model 2. Metode Pemilihan Alternatif 3. Berbagai Teknik Penggunaan Model

2.Analisis Sistem Pengambilan Keputusan Analisis Sistem Peranan Seorang Analis Keputusan

3. Pohon Keputusan Hakikat Pohon Keputusan Prosedur Penggunaan Pohon Keputusan

4. Analisis Keputusan dan Pemanfaatan Alat Bantu Kelebihan dan Kekurangan dari Analisis Keputusan Pemanfaatan Alat Bantu 1. Peranan Komputer sebagai Alat Bantu 2. Pendekatan Heuristik

Pembahasan materi pokok bahasan ini diharapkan akan membantu Anda dalam mengembangkan kemampuan yang sangat diperlukan, baik bagi perorangan maupun organisasi, atau bagi guru maupun bagi pimpinan sekolah yang dalam mengemban tugasnya tidak dapat lepas dari pengambilan keputusan. Anda akan lebih berbesar hati, karena telah sanggup melaksanakan pengambilan keputusan yang tidak saja memperhatikan hal-hal subjektif, tetapi terutama dengan objektivitas yang tinggi sehingga keputusannya logik, rasional, dan pragmatik.

Selamat mengikuti

Materi 1 : Model Pengambilan Keputusan A. Tahap Pertumbuhan


Salah satu perkembangan dalam disiplin ilmu adminstrasi dan manajemen adalah analisis keputusan yang mulai tumbuh dan berkembang pada than enam puluhan yang lalu. Analisis keputusan merupakan instrumen ilmiah yang dmaksudkan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang rumit. Pendekatan yang digunakan dalam penggunaan instrumen ini ialah dengan menggabungkan landasan-landasan logis dari teori keputusan yang bersifat statistik dengan kemampuan analisis sistem. Sejak lahirnya Gerakan Manajemen Ilmiah , administrasi dan manjemen telah

mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

Tahap pertumbuhan pertama dapat dikatan sebagai tahap survival. Pada tahap ini berbagai usaha dilakukan untuk meletakkan dasar ilmiah yang semakin kokoh, yang kemudian terbukti memungkinkan adminstrasi dan manajemen berkembang dengan lebih pesat.

Tahap kedua dapat disebut sebagai tahap penyerpurnaan dan konsolidasi. Tahap ketiga dapat dikatakan sebagai tahap Gerakan Hunan Relations. Pada tahap ini perhatian para ilmuwan administrasi dan manajemen dalam proporsi yang lebih besar, ditunjukkan pada pendalaman makna dan hikakat peranan manusia sebagai unsur terpenting kehidupan organisasional.

Tahap keempat, yang dapat dikatakan sebagai tahap keperilakuan karena semakin disadari bahwa perwujudan paling nyata dari peranan manusia dalam organisasi. Tahap kelima, yang dapat dikatagorikan sebagai tahap matematikal, dalam arti bahwa dalam menjalankan roda organisasi, dan bahkan dalam mengambil seluruh langka dalam proses administrasi dan manajemen, pendekatan statistikal dan kuantitatif semakin banyak digunaka. Dari sudut perkembangan, arti pentingnya analisis keputusan sebagai salah satu cabang baru ilmu administrasi dan manajemen.

B. Model Pengambilan Keputusan


Berbagai model diciptakan dan digunakan untuk menggantikan pengambilan keputusan. Suatu model dengan berbagai programnya biasanya memang mampu

mengidentifikasikan pilihan terbaik dari berbagai alternatif yang telah dikaji dengan matang. Berbagai model tersebut diciptakan pada umumnya berdasarkan model matematikal. Dewasa ini dikenal dua jenis model, yaitu model kuantitatif dan model kualitatif. Masingmasing model mempunyai ciri-ciri sendiri-sendiri. Di satu pihak model-model kuantitatif biasanya menurut logika dan tingkat ketepatan yang tinggi, akan tetapi sering mengorbankan realisme. Model-model kuantitatif tidak menyediakan tempat untuk sesuatu yang mengambang dan tidak jelas. Segala sesuatu yang berhubungan dengan keputusan yang diambil telah diidentifikasikan dengan jelas. Model-model kuantitatif sering dikenal sebagai model tertutup, Dipihak lain model-model kualitatif tidak didasarkan pada rumus yang menghasilkan jalan keluar yang sederhana. Dalam modelmodel kualitatif hal-hal yang diketahui hanya dinyatakan secara implisit, dan kendala-

kendala yang akan dihadapi pun sering tidak didefinisikan dengan jelas. Model-model kualitatif biasanya lebih realistis dibandingkan dengan model-model kuantiatif. Akan tetapi model-model kualitatif sering menuntut pengguanaan yang fleksibel dan mudah diubah sesuai dengan tuntutan yang mungkin timbul. Model-model kualitatif sering dikenal dengan istilah model terbuka.

Dalam analisis keputusan, manfaat utama dari model-model ini biasanya disumbangkan oleh model-model tertutup, karena tuntutan akan ketepatan dan kualifikasi sebagai pertimbangan utama dapat dipenuhinya

Begitu besar manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan model-model ini, sehingga model-model itu digunakan untuk pengambilan keputusan yang sifatnya strategis, seperti: a. Penentuan sasaran organsasi b. Perumusan kebijasanaan dasar c. Pemilihan lokasi pabrik d. Perencanaan dampak lingkungan e. Penyusunan anggaran yang tidak bersifat rutin

Untuk pengambilan keputusan yang bersifat taktis dan teknis, seperti: a. Perencanaan keuangan b. Perencanaan ketenagakerjaan c. Reka bangun tata ruang pabrik d. Penyusunan anggaran rutin

Untuk kepentingan keputusan rutin operasional, seperti : a. Analisis kredit b. Pemilihan media yang paling tepat untuk promosi

c. Penjadwalan produksi d. Pengendalian inventars e. Analisis waktu dan gerak para pekerja f. Pengelolaan waktu

Sub Materi 1.1 : Model


Model adalah perwakilan atau gambaran atas sesuatu. Model dapat mewakili objek atau aktivitas, yang disebut dengan Entitas. Berbagi jenis model, yaitu : model fisik, model naratif, model grafis, dan model matematis. a. Model fisik adalah gambaran berbentuk tiga dimensi yang menyamai objek aslinya, hanya saja ukurannya lebih kecil dari objek aslinya. Model ini banyak digunakan dalam perancangan objek yang bersifar berujud, misalnya bangunan, mobil, pesawat, dan perangkat lainnya. b. Model naratif adalah gambaran suatu objek yang dirancang dalam bentuk uraian kata-kata. Model ini dapat dituangkan dalam tulisan ataupun ucapan. c. Model grafis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk gambar, lambang, atau grafik d. Model matematis adalah gambaran suatu objek yang berbentuk matematis. Model ini menggunakan berbagai bentuk rumus atau fungsi.

Model memiliki manfaat bagi pemecahan masalah, antara lain : a. Mempermudah pemahaman. Apabila sebuah model yan sederhana telah dipahami, para pembuat keputusan dapat segera memahami masalah yang lebih kompleks. b. Mempermudah komunikasi. Dengan memanfaatkan model, dua pihak dapat berkomunikasi dengan lebih cepat dan lebih baik, dengan tingkat kesalahan yang rendah. c. Memprediksi masa depan. Dengan menggunakan model, misalnya saja analisis time series, pembuat keputusan dapat memperkirakan apa yang terjadi dengan penjualan pada bulan depan.

Keunggulan dan kelemahan model. Keunggulan: a. proses pembuatan model merupakan proses belajar bagi para pembuat keputusan yang belum berpengalaman. b. Dengan perancangan model,akan lebih banyak waktu yang tersedia untuk mencari alternatif jalan keluar dari berbagai masalah yang timbul. c. Model dapat memberikan perkiraan masa mendatang. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh sistem informasi jenis lainnya. d. Model dapat menghemat biaya, dengan mengurangi atau bahkan meniadakan coba-coba (trial and error).

Kelemahan : a. Perancangan model tidak selalu mudah, meskipun oleh pembuat keputusan dan perancang sistem yang sudah berpengalaman. Apabila model salah dirancang, maka tidak akan mudah digunakan untuk memecahkan masalah. b. Perancangan model memerlukan keahlian matematis dan pengetahuan pembuatan keputusan, sehingga akan sulit dilakukan oleh pembuatan kaeputusan yang belum berpengalaman.

Sub Materi 1.2 : Metode Pemilihan Alternatif


Manajemen tidak selamanya dapat memilih keputusan yang terbaik, disebabkan karena adanya berbagai faktor. Keputusan yang diambil oleh manajemen, akan merupakan salah satu diantara tiga keputusan. 1. Model optimization, digunakan untuk mencapai hasil yang baik. Misalnya: untuk memperoleh keuntungan yang paling besar, perusahaan memutuskan ntuk meproduksi sebanyak 750 nit produk. 2. Model satisficing, membat keputusan tanpa mempertimbangkan semua alternatif, an keputusan yang dibuat belum tentu merupakan alternatif yang paling baik, karena keputusan yang paling baik, mungkin sulit sekali diperoleh. Contoh, kalau perusahaan ingin membuka cabang, seharusnya dipilih daerah di pusat kota, tetapi karena harga tanah dan bangunan terlalu mahal, maka dipinggiran kota pun tidak apa-apa.

3. Model heuristic, adalah keputusan yang diambil berdasarkan aturan yang sudah baku. Misalnya ada seorang raja wafat, mau tidak mau anak laki-lakinya harus menggantikannya, meskipun ia berusia 7 tahun.

Sub materi 1.3 : Berbagai Teknik Penggunaan Model


Berbagai teknik penggunaan model, antara lain : Pertama, teknik yang didasarkan pada teori keputusan statistikal. Teknik ini berusaha untuk memanfaatkan preferensi pengambilan keputusan yang bersangkutan. Kedua, programming matematikal, yaitu satu teknik yang berusaha memperhitungkan jalan pemecahan yang optimal meskipun kondisi yang dihadapi tidak jelas, dan bahkan mengandung tingkat ketidakpastian yang tinggi. Ketiga, teknik yang dikenal dengan nama game theory, yang dalam prakteknya berupa pengambilan keputusan kolektif, yang didalamnya dicoba diperhitungkan jalan pemecahan yang paling optimal dengan mengkaji berbagai hal seperti: a. Tujuan yang ingin dicapai b. kekuatan organisasi c. kelemahan organisasi d. berbagai peluang yang mungkin timbul e. gangguan, hambatan, dan bahkan ancaman, yang mungkin harus dihadapi Keempat, pengambilan keputusan dengan kriteria ganda, yaitu berdasarkan rumus maksimalisasi, diperkirakan manfaat apa yang mungkin diperoleh, dan dengan rumus minimalisasi memperkirakan kerugian apa yang harus dipikul.

10

Persyaratan ketepatan dalam memilih dan menggunakan teknik. 1. Aspek-aspek penting dari suatu situasi problematik harus dikenal dengan baik 2. Variabel-variabel yang berpengauh tidak saja harus diintifikasikan dengan tepat, akan tetapi juga harus dikuantifikasikan 3. Komponen utama suatu permasalahan dinyatakan dalam angka-angka 4. Keterbatasan suatu model harus dikenal dengan membuat perkiraan apabila diperlukan 5. Kemamapuan model yan diciptakan dan dipilih harus sesuai denga alat bantu matematis yang tersedia 6. Waktu yang harus dikorbankan untuk membuat kalkulasi yang diperlukan, harus dapat diterima oleh pengambil keputusan yang bersangkutan.

Berbagai kelemahan model. 1. Kompleksitas yang mengakibatkannya sukar digunakan oleh orang awam 2. Kecenderungan bagi manajer untuk memandangnya sebagai obat mujarab 3. Kegagalan meramalkan kejadian-kejadian tertentu yang berpengaruh pada kehidupan organisasi pada umumnya, dan pada proses pengambilan keputusan pada khususnya 4. Ketidakmampuan model matematis untuk menggambarkan kenyataan yang sebenarnya.

11

Untuk memantapkan pemahaman materi di atas Anda mengerjakan latihan berikut:

1. Jelaskan dengan singkat sifat dari model kualitatif ! 2. Bagaimana penggunaan model matematikal dalam pengambilan keputusan ? 3. Apakah yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknik pengambilan keputusan ! 4. Tergantung dari apakah manfaat tidaknya berbagai model dan teknik keputusan !

Petunjuk latihan Jawaban 1. Sifat dari model kualitatif adalah sangat memperhatikan realitas kehidupan lingkungan yang tak dapat diukur dengan angka, hanya mengandalkan intuisi saja. 2. Model matematikal dapat digunakan untuk semua tingkatan keputusan karena variabel-variabelnya dapat diukur secara kuantitatif. 3. Yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknik pengambilan keputusan yaitu dengan memperhatikan kemampuan an keterbatasannya. 4. Bermanfaat tidaknya berbagai model dan teknik keputusan akan tergantung kepada penggunaan yang tepat dan kreativitas, serta intuisi dari pengambilan keputusan.

12

Materi 2 : Analisis Sistem Pengambilan Keputusan


a. Analisis Sistem Salah satu alat bantu yang semakin luas pengguanaannya dalam analisis keputusan adalah analisis sistem. Berbeda dengan model-model matematis yang menggunakan angkaangka untuk menjelaskan situasi tertentu, analisis sistem sesungguhnya merupakan sikap mentak seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu situasi problematik. Analisis sistem dewasa ini sudah berkembang sedemikian rupa sehingga ia sudah terdiri dari serangkaian tata cara formal untuk meneliti suatu permasalahan. Dalam banyak hal analisis sistem juga menggunakan model-model matematis.

Kemajuan pesat yang dialami oleh umat manusia dimungkinkan terjadi antara lain berkat interaksi antara banyak komponen dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Manusia, mesin, dan berbagai sumber daya harus tersedia pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dan masing-masing memberikan sumbangannya terhadap kemajuan yang diraih oleh umat manusia. Manusia, mesin, dan berbagai sumber daya mempunyai ciri-ciri yang bersifat universal yang dicakup oleh pengertian istilah sistem. Sistem merupakan berbagai bagian, unsur, proses, komponen, dan fungsi yang berinteraksi dengan tingkat ketergantungan yang tinggi sedemikian rupa, sehingga mampu bergerak sebagai satu kesatuan yang utuh.

b. Peranan Seorang Analis Keputusan


Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa analisis keputusan dapat dilakukan pada setiap jenis permasalahan yang menuntut pertimbangan yang matang. Analisis keputusan

13

menyangkut usaha penilaian terhadap semua alternatif yang sebelumnya telah dikaji secara sistematis, sehingga pilihan yang paling tepat dapat dilakukan. Selain itu keputusan digunakan sebagai pedoman bertindak dalam suatu lingkungan yang mengandung risiko dan penuh dengan ketidakpastian.Dengan analisis keputusan semua informasi yang tersedia diperhitungkan, sehinga tiba pada keputusan yang paling rasional, paling logis, paling realistis dan paling pragmatis. Analisis keputusan juga berusaha untuk memperkecil sejauh mungkin konsekkuensi yang paling tidak menguntungkan.

Sering ditekankan bahwa pengambil keputusan perlu bersikap terbuka terhadap pendapat dan gagasan orang lain. Keterbukaan itu diperlukan dengan beberapa pertimbangan : 1. Mengurangi peranan faktor-faktor yang sifatnya subyektif dalam memilih alternatif karena terlalu didasarkan pada preferensi kuat dari pengambilan keputusan yang bersangkutan. 2. Perlunya masukan yang lebih banyak dari berbagai pihak, terutama para bawahan yang akan terlibat dalam pelaksanaan keputusan yang diambil. 3. Pemanfaatan pendekatan ilmiah yang digunakan oleh apara ahli yang ada di dalam organisasi, yang dipandang mempunyai tingkat kemahairan yang tinggi dalam menggunakan berbagai model dan teknik pengambilan keputusan. 4. Untuk mengetahui nilai organisasional dan preferensi berbagai pihak terhadap berbagai pilihan yang dihadapinya, dikaitkan dengan berbagai kendala yang juga pasti dihadapi oleh organisasi.

14

Hal-hal yang dikemukakan di atas antara lain berarti, bahwa terdapat tiga kelompok yang perlu dilibatkan dalam analisis keputusan. Pertama, pengambil keputusan yang bersangkutan sendiri, yang biasanya bertindak atas nama organisasi. Peran utamanya adalah meletakan dasar untuk melakukan pilihan atas berbagai alternatif. Kedua, tenaga ahli yang peran utamanya terletak pada penyediaan informasi yang diperlukan dalam melakukan analisis, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang paling tepat. Ketiga, tenaga analis yang peran utamanya terlihat pada usaha untuk menciptakan berbagai model pengambilan keputusan, yang dengan itu manajer pengambil keputusan lebih memahami implikasi dari keputusan yang akan diambil, dengan tingkat risiko yang paling kecil, berkat pengenalan yang tepat dari faktor-faktor ketidakpastian yang secara inheren terdapat dalam setiap keputusan yang akan diambil.

Materi 3 : Pohon Keputusan A. Hakikat Pohon Keputusan


Dalam pokok bahasan berikut masalah yang sama dapat dianalisis dengan menggunakan pohon keputusan (decision tree) yaitu penggambaran secara grafis dari proses pembuatan keputusan. Menurut Raiffa (1998), bahwa tahap pertama dalam analisis keputusan adalah pembuatan pohon keputusan yaitu kita harus mempelajari kemungkinan-kemungkinan alternatif keputusan untuk mencapai tujuan pemecahan masalah yang dihadapi. Jadi kita harus membuat diagram arus keputusan yang mempunyai beberapa cabang dan tiap cabang mungkin mempunyai beberapa ranting. Dalam membuat keputusan, pada suatu

15

tahap kita dapat memilih pilihan yang kita inginkan, tetapi pada tahap lain kita sebagai pembuat keputusan menghadapi pilihan yang berada diluar kekuasaan kita dan ditentukan oleh kesempatan yang muncul kemudian.

Dengan demikian salah satu alat Bantu yang dewasa ini semakin banyak digunakan baik oleh para analis keputusan maupun oleh para manajer adalah pohon keputusan. Popularitas alat Bantu ini bersumber pada kenyataan, bahwa pohon keputusan relatif mudah diciptakan. Keuntungan utamanya terletak pada kemampuan alat ini untuk menyajikan satu jaringan visual, yang menunjukkan secara jelas bagaimana berbagai pilihan yang mungkin ditempuh dirinci menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, masingmasing dengan probabilitas dan preferensinya.

Manfaat lain dari alat Bantu ini ialah dimungkinkannya penjabaran suatu permasalahan besar menjadi serangkaian masalah-masalah kecil yang dipecahkan secara terpisah, dan kemudian digabung untuk memberikan pemecahan masalah sebagai keselurhan. Pohon keputusan memungkinkan seorang analis dan juga seorang manajer untuk berpikir dengan cara yang sistematis, terstruktur, dan terkendali.

Dengan bantuan pohon keputusan, seorang manajer atau seorang analis keputusan yang bertindak atas nama seorang manajer tertentu, dapat menilai berbagai pertimbangan pea yang digunakan untuk menentukan berbagai pilihan. Beberapa contoh dari pertimbanganpertimbangan yang peka itu ialah data yang sifatnya rahasia, ketidakpastian, dan berbagai motivasi yang tidak wajar apabila diungkapkan secara terbuka.

16

Dalam hubungan ini perlu ditekankan sekali lagi, bahwa sebagai salah satu alat bantu dalam analisis keputusan, konstruksi dan konfigurasi pohon keputusan bukanlah panacea. Bagaimanapun telitinya pohon keputusan dikonstruksikan, peristiwa-peristiwa yang terjadi dan hasil yang dicapai bisa saja meleset dari perhitungan sebelumnya. Berarti, bahwa sebagai alat bantu pohon keputusannya bukannya tanpa kelemahan. Meskipun demikian, para manajer dan analis yang menggunakan pohon keputusan sebagai alat bantu biasanya mampu meningkatkan kemahiannya menambil keputusan secara efektif.

Dikatakan demikian karena penggunaan pohon keputusan secara tepat: 1. Memungkinkan pengambil keputusan atau analis memperjelas hubungan dan kaitan antara berbagai variabel yang diperhitungkan 2. Memungkinkan penstrukturan masalah secara logis dan sistematis 3. Memungkinkan identifikasi secara jelas dari semua alternative ang layak dipertimbangkan dan dikaji. 4. Memungkinkan penyusunan rencana darurat apabila rencana normal tidak dapat diwujudkan.

Pada dasarnya manfaat pohon keputusan sangat tergantung pada cara apa yang digunakan untuk kontruksi pohon tersebut, dan bagaimana alat bantu itu digunakan. Konstruksinya bisa sederhana dan mungkin pula rumit. Pohon keputusan yang konstruksinya sederhana biasanya bermanfaat untuk menggambarkan masalah yang sederhana. Setiap manajer dengan pendidikan dan pengalaman yang memadai dapat membuat dan

17

menggunakannya. Akan tetapi untuk menggambarkan masalah yang rumit, konstruksi dan konfigurasi pohon keputusan pun dapat sangat rumit yang pembuatannya sebaiknya diserahkan pada ahli di bidang itu.

B. Prosedur Penggunaan Pohon Keputusan Penggunaan diagram pohon keputusan dalam proses pembuatan keputusan secara ideal harus menurut prosedur sebagai berikut (Huber,1980) : Tahap 1. Membuat pohon keputusan : Membuat cabang-cabang pohon keputusan 1.1. Menggambarkan cabang-cabang pohon keputusan sebagai alternative-alternatif keputusan dari titik keputusan (decision node). 1.2. Pada ujung tiap alternative keputusan buatlah titik situasi masa depan (state of nature nodes). 1.3. Dari tiap titik masa depan ini buatlah cabang-cabang tentang situasi masa depan yang mungkin terjadi 1.4. Kalau pada ujung cabang-cabang situasi masa depan ini masih ada alternativealternatif keputusan lain maka buatlah titik keputusan baru (new decision nodes) 1.5. Ulangi 1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4 sampai pada akhir tiap titik situasi masa depan dan tidak ada lagi titik keputusan baru karena sudah tidak ada alternative keputusan selanjutnya.

Tahap 2 . Membuat Keputusan Menyisipkan daun-daunnya. 2.1. Untuk tiap laternatif keputusan, tuliskan biaya pelaksanaanya (sering biaya ini tidak dituliskan karena dianggap sudah diperhitungkan dalam perhitungan payoff).

18

2.2. Untuk tiap situasi masa depan, tulislah probabilitas kemungkinan situasi tersebut menjadi kenyataan. 2.3. Tuliskan gross payoff pada ujung cabang-cabang situasi masa depan yang paling kanan (kalau biaya pelaksanaan alternative keputusan tidak disebutkan pada butir 2.1. maka yang dituliskan di sini adalah net payoff).

Tahap 3. Memotong/merapihkan Pohon Keputusan : Memproses Informasi 3.1. Hitung net expected value (expected monetary value) dari tiap titik-titik situasi masa depan state of nature nodes). 3.2. Gantilah cabang-cabang tentang situasi masa depan (state of nature branches) dengan expected monetary value (EMV) pada ujung titik-titik situasi masa depan tersebut. 3.3. Pada tiap titik keputusan yang paling kanan, hilangkan tiap alternative keputusan kecuali yang mempunyai EMV yang tertinggi yang dianggap sebagai payoff dari cabang-cabang situasi masa depan yang mendahuluinya. 3.4. Ulangi langkah-langkah 3.1, 3.2, dan 3.3 sampai EMV dari tiap cabang alternative keputusan dari titik keputusan yang paling kiri.

19

Contoh Penggunaan Pohon Keputusan. Apabila ada seorang wanita penjual barang dari rumah ke rumah menawarkan kepada Anda sebagai ibu rumah tangga suatu produk sabun cuci, maka anda menghadapi dua pilihan yaitu bersedia atau tidak bersedia melayaninya. Diagramnya adalah sebagai berikut : Bersedia melayani

Tidak bersedia melayani Kalau Anda bersedia melayani wanita penjual tersebut maka Anda harus memutuskan apakah perlu minta informasi lebih lanjut dari wanita tersebut. Pilihan yang tersedia antara lain : tidak minta informasi tambahan tetapi langsung membeli, minta satu informasi tambahan, atau minta beberapa informasi tambahan. Sekarang ini diagram arus keputusan ini menjadi lebi rumit : Ranting keputusan Cabang Keputusan Bersedia melayani Tidak minta informasi tambahan Minta satu informasi tambahan Minta beberapa info tambahan

Tidak bersedia melayani Kedua contoh di atas adalah tentang pilihan yang dapat ditentukan sendiri oleh si pembuat keputusan, alternatif keputusan tahap pertama adalah cabang keputusan, sedangkan alaternatif selanjutnya kalau Anda bersedia melayani si penjual disebut ranting keputusan.

Untuk memantapkan pemahaman materi di atas Anda mengerjakan latihan berikut: Misalnya, pimpinan suatu organisasi pemuda di lingkungan kelurahan tertentu di Jakarta Timur ingin mengadakan bazaar (pasar murah) pada hari Minggu siang di lapangan kelurahan, ia mempunyai dua pilihan yaitu mengadakan bazaar secara besarbesaran atau bazar yang sederhana saja. Hasil (payoffs) dari pada bazaar ini sangat tergantung dari banyaknya pengunjung yang datang tetapi kedatangan pengunjung ini tergantung pada keadaan cuaca pada waktu bazar tersebut. Coba Anda buat Pohon Keputusan atau diagram arus keputusan berdasarkan ilustrasi di atas !

20

Petunjuk latihan Jawaban

Rp. 100.000,Hujan Cuaca baik Bazar kecil Hujan Bazar besar Cuaca baik Rp. 500.000,Rp. 250.000,Rp. 225.000,-

Materi 4 : Analisis Keputusan dan Pemanfaatan Alat Bantu


A. Kelebihan dan Kekurangan Analisis Keputusan Seorang pengambil keputusan perlu memahami dan mengenali berbagai kelebihan dan kekurangan penggunaan analisis keputusan. Keuntungan yang dapat diperoleh : 1. Suatu masalah didefisinisikan dengan jelas dan secara eksplsit 2. Analisis keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis dalam mengidentifikasikan dan mengkaji berbagai pilihan bertindak yang mungkin dilakukan 3. Rangkaian langkah yang dapat ditempuh diidentifikasikan secara logis, dan digunakan secara konsisten setiap kali situasi problematic timbul 4. Mealui analisis keputusan factor-faktor yang sifatnya subyektif dapat tertampung dalam mengkaji berbagai alternatif 5. Ketidakpastian dan preferensi pengambil keputusan dipisahkan dan

diperhitungkan secara proporsional 6. Analisis keputusan memusatkan pembahasan pada hal-hal penting

21

7. Tersedia kesempatan untuk mengemukakan dan mempertimbangkan berbagai sudut pandangan 8. Analisis keputusan memungkinkan seorang manajer untuk mengkaji secara sistematis informasi apa yang perlu dikumpulkan dalam menghadapi sitausi problematic tertentu, dan dengan demikian usaha pencaharian informasi dapat dibatasi. 9. Dengan dimungkinkannya penampungan factor-faktor subyektif dalam proses pengambilan keputusan, pandangan orang lain pun termasuk pandangan para ahli ikut pula tertampung 10. Dengan penggunaan data tertulis yang dikuantifikasikan, tersedia dokumentasi lengkap dan akurat yang dapat sangat bermanfaat alam mengkomunikasikan keputusan yang diambil kepada semua pihak yang berkempentingan.

Untuk dapat menentukan apakah analisis keputusan akan digunakan atau tidak, berbagai kelebihan tersebut perlu dihadapkan dengan berbagai kekurangannnya, seperti : 1. Analisis keputusan memerlukan waktu, dan oleh karenanya tidak dapat digunakan dalam situasi di mana keputusan harus segera diambil 2. Tidak semua paengambil keputusan bersedia menerima berbagai prinsip yang digunakan untuk menilai berbagai kemungkinan yang mungkin ditempuh karena pengaruh preferensi yang telah terdapat dalam pikirannya. 3. Dalam menggunakan analisis keputusan, arti pentingnya data kualitatif sering diabaikan karena keputusan dirasakan lebih mudah diambil apabila masukan pendukung, seperti data kuantitatif tersedia

22

4. Analisis keputusan menuntut pengintegrasian hasil-hasil pekerjaan dari berbagai pihak seperti analis, manajer yang bersangkutan, dan para ahli. Integrasi demikian tidak selalu mudah untuk dilakukan, karena berbagai pihak yang terlibat merasa, bahwa pihaknyamemikul tanggng jawab tertentu dalam proses pengambilan keputusan ini.

B. Pemanfaatan Alat Bantu Semua alat bantu yang tersedia bagi para pengambil keputusan harus dipandang sebagai alat, bukan sebagai pengaganti peranan dan kemampuan manusia dalam pengambilan keputusan. Karena itu orientasi pemikiran hendaknya ditunjukkan pada pemanfaatan maksimal dari alat-alat bantu tersebut. Orientasi demikian hendaknya diwujudkan dengan cara berfikir demikian : Jika berbagai langkah dalam proses pengambilan keputusan dapat ditempuh dengan lebih efisien dan efektif bila diserahkan kepada mesin-mesin tertentu, seperti computer. Tetapi harus selalu disadari, bahwa betapapun canggihnya alat-alat bantu tersebut, peranan manusia tidak akan pernah dapat sepenuhnya digantikannya.

Oleh karena itu agar semua alat bantu berfungsi dengan baik, tiga hal harus mendapat perhatian para pemakainya. 1. Pemakai alat-alat bantu tersebut harus mampu menyusun kriteria efektivitas alat-alat itu. Perlu dicegah jangan sampai alat-alat bantu itu digunakan hanya sebagai simbol modernitas, padahal tidak relevan dalam proses pengambilan keputusan. Pada analisis terakhir, pemakailah yang harus menentukan bagi dirinya sendiri dan bagi

23

organisasinya, alat bantu apa yang bermanfaat. Tolak ukur utama dalam menentukan kriteria manfaat tersebut adalah meningkatnya kemampuan manajer yang bersangkutan mengambil keputusan yang rasional, logis, realistis, dan pragmatis. 2. Dalam menciptakan alat-alat bantu, para ahli teknologi sudah barang tentuberusaha sekuat tenaga untuk menciptskan alat yang canggih. Artinya, akan diusahakan, bahwa alat bantu baru itu akan lebih unggul bila dilihat dari segi teknisnya. Memang mesti demikian, karena mereka mempertaruhkan reputasinya sebagai tenaga ahli. Akan tetapi, pada analisis terakhir kecanggihan alat bantu hanya akan diuji manfaatnya dalam pengunaan untuk membantu pengambil keputusan menjalankan tugasnya dengan efektif. Artinya, dalam menciptakan sistem bantuan pengambilan keputusan yang paling mutakhir itu harus selalu dipehatikan kaitannya dengan aplikasi sistem tersebut. 3. Pemakai alat dan sistem yang cangih perlu membandingkan sistem yang ideal yang disarankan oleh para ahli dengan sistem yang digunakan sekarang. Berbuat demikian berarti berusaha menemukan keseimabangan antara kenyataan dengan idealisme. Hal ini sangat penting karena setiap organisasi, dengan berbagai masalah yang dihadapinya, selalu berada pada tiga matra situasi yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Seorang pengambil keputusan akan dapat menarik manfaat yang maksimal dari berbagai alat bantu yang disodorkan kepadanya apabila ia serta merta menolak penemuanpenemuan baru di bidang teknologi hanya karena pemanfaatan sistem baru itu mahal, sukar dipahami, terlalu idealistis, sukar disesuaikan dengan cara kerja yang secara

24

tradisional berlaku dalam organisasi, atau karena belum adanya kriteria yang jelas tentang kapan alat bantu itu dapat digunakan.

Para manajer dengan pengetahuan yang terbatas tentang berbagai teknologi canggih, seperti komputer, tidak seharusnya terlalu curiga terhadap manfaat berbagai alat bantu tersebut. Sebaliknya, para pengambil keputusan tidak seyogyanya begitu mendewakan alat-alat bantu yang canggih tersebut, dan dengan demikian menjadi sangat tergantung padanya seolah-olah berbagai alat bantu itu dapat sepenuhnya menggantikan cara berfikir yang kreatif, inovatif, dan intuitif, karena betapa pun besarnya manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan alat-alat bantu itu, ia hanyalah membantu, dan bukan menggantikan peranan manusia dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

Sub Materi 5.1 : Peranan Komputer sebagai Alat Bantu


Telah umum diketahui, bahwa dampak teknologi yang paling nyata dirasakan dalam proses pengambilan keputusan terlihat pada peranan komputer sengan segala perangkat periferalnya. Memang semakin banyak situasi keputusan yang dianalisis oleh para ahli, yang tujuannya adalah menemukan berbagai cara yang dapat ditempuh untuk memanfaatkan kemampuan komputer. Pemanfaatan itu dapat berupa penentuan pilihan akhir, atau dapat pula untuk menciptakan kemitraan manusia dengan mesin. Simulasi dan penciptaan model-model telah memperluas kemungkinan otomasi sebagian langkah dalam proses pengambilan keputusan. Merupakan kenyataan pula, bahwa bertambah banyaknya keputusan yang dewasa ini makin dapat dikuantifikasikan dengan penerapan

25

berbagai rumus matematikal, pada gilirannya akan memungkinkan pengguanaan komputer untuk memecahkannya.

Komputer yang dewasa ini semakin canggih, dengan kemampuannya yang semakin besar tetapi sekaligus harganya semakin rendah, memang dapat memberikan berbagai jenis bantuan kepada para pengambil keputusan. Komputer dengan berbagai alat canggih yang berkaitan dengannya dapat melakukan paling sedikit empat hal, yaitu : 1. Menghilangkan sama sekali kebutuhan untuk mengambil keputusan tertentu 2. Membantu manajer melakukan analisis berbagai situasi sehingga pilihan ang lebih tepat dapat dibuat. 3. Membantu manajer untuk tidak terjebak pada situasi keputuan yang tidak menguntungkan 4. Meningkatkan kemampuan manajer untuk melihat ke masa depan dengan lebih tepat, berkat peningkatan kemampuan antisipatif yang semakin tinggi, dengan teknik peramalan yang semakin baik.

Dikaitkan dengan pemanfaatan perkembangan teknologi komputer, efektifitas seorang pengambil keputusan akan dapat ditingkatkan apabila ia mau dan mampu melakukan du hal. Pertama, mengetahui dengan jelas dalam hal apa, untuk mengambil keputusan yang bagaimana, dan memecahkan masalah apa, komputer dengan segala peralatannyayang canggih dapat membantu pengambil keputusan, dan dalam bentuk bentuk apa saja

26

bantuan itu dapat diberikan. Artinya, seorang manajer pengambil keputusan

perlu

mengetahui dalam hal apa saja komputer mampu bekerja lebih cepat dibandingkan dengan manusia melakukan berbagai kalkulasi yang rumit adalah salah satu contoh dan dalam hal apa saja kemampuan komputer tetap berada di bawah kemampuan manusia.

Kedua, tetap ada tuntutan kuat untuk meningkatkan kemampuan berfikir secara kreatif, menggunakan intuisi, dan inovasi, sehingga masalah-masalah yang tidak terprogram, yang sukar atau tidak mun gkin dikuantifikasikan, dapat dipecahkan dengan baik.

Sub Materi 5.2 : Pendekatan Heuristik


Telah dikemukakan di atas, bahwa para ahli manajemen dan teknologi kini sedang berusaha mengembangkan berbagai konsep yang diharapkan dapat diterapkan dalam memecahkan berbagai masalah yang tidak terprogram dengan pemanfaatan teknologi komputer. Salah satu konsep yang sedang dikembangkan itu dikenal dengan istilah pendekatan heuristik.

Pendekatan heuristik berkaitan dengan keputusan-keputusan yang tidak terprogram. Dalam praktek, pendekatan heuristic berarti pengkajian tentang interrelasi antara teknikteknik yang digunakan manusia, dengan intelegensi buatan dalam menangani masalahmasalah yang tidak dirumuskan secara tepat. Dalam terminologi komputer, heuristik berarti kemampuan belajar sendiri. Dalam suatu program yang bersifat heuristik terdapat kemampuan komputer untuk belajar yang sebenarnya terjadi dengan cara coba-coba. Kemamapuan belajar itu terjadi dengan penggunaan metode-metode penjajagan, di mana

27

jalan keluar dari suatu permasalahan ditemukan dengan menilai kemajuan yan dicapai. Dengan berusaha memahami bagaimana manusia mengolah informasi dan memecahkan masalah, dan pada waktu bersamaan berusaha agar komputer dapat melakukan hal serupa, kemampuan untuk mengambil keputusan yang tidak terprogram dapat ditingkatkan.

Salah satu segi penting dari pendekatan heuristik ialah, bahwa pendekatan itu tidak hanya berusaha membuat komputer mampu menyelesaikan situasi yang tidak terstruktur tanpa campur tangan manusia, akan tetapi juga agar terjadi interaksi antara manusia dengan mesin. Salah satu contoh interaksi tersebut ialah dengan mengguanakan program komputer tertentu, manajer pengambil keputusan merevisi perkiraannya tentang ketidakpastian yang harus dihadapi yang dilakukannya berkat tersedianya informasi baru yang diolah oleh komputer. Program heuristik demikian memungkinkan pemantauan tangggapan yang diberikan oleh pengambil keputusan terhadap situasi ketidakpstian tertentu di satu pihak, dan di pihak lain komputer menggunakan preferensi dan pertimbangan yang mungkin berubah untuk mengusulkan berbagai keputusan yang seyogyanya diambil oleh manajer yang bersangkutan.

28

You might also like