You are on page 1of 10

Radiasi pada Peralatan-Peralatan Elektronik Radiasi pada dasanya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi

ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Gelombang radio, sinyal televisi, sinar radar, dan cahaya tak terlihat merupakan contoh-contoh gelombang elektromagnetik. Tingkat paparan gelombang elektromagnetik dari berbagai frekuensi berubah secara signifikan sejalan dengan perkembangan teknologi yang menimbulkan kekhawatiran bahwa paparan dari gelombang elektromagnetik ini dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik manusia. Banyak kalangan mengklaim bahwa gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh alat-alat listrik dapat mengganggu kesehatan pengguna dan orang-orang yang berdiri di sekitarnya. Anggapan ini dibenarkan oleh para ahli bidang telekomunikasi, namun tidak sedikit pula bantahan-bantahan oleh beberapa pihak yang menyangkal sebaliknya. Beberapa jenis peralatan elektronik, antara lain : 1. Laptop 2. Komputer 3. Mouse
4. Wireless Fidelity (WiFi)

5. Air Conditioner (AC) 6. Lampu 7. Handphone 8. Televisi 9. Headset

Alat-alat elektronik tersebut memiliki radiasi, yaitu seperti yang akan dijelaskan dibawah ini : 1. Laptop Intensitas penggunaan yang tinggi ternyata berisiko untuk menyebabkan terjadinya permasalah keluhan kesehatan bagi pengguna. Pengguna laptop yang meletakkan laptop di atas paha dalam waktu yang lama akan mengakibatkan masalah pada tubuh karena suhu dan radiasi yang di hasilkan oleh laptop tersebut, selain itu juga akan mengganggu fertilitas pada remaja dan lelaki dewasa. Radiasi yang dihasilkan laptop, memiliki radiasi mencapai 45 T, tetapi apabila dengan jarak 3 cm radiasi yang terjadi sebesar 0,5-30 T, dengan jarak 30 cm radiasi yang terjadi sebesar < 0,001 T. Jika dibandingkan dengan layar monitor PC, layar laptop menghasilkan radiasi yang jauh lebih sedikit. Akan tetapi, jauh lebih sedikit tidak sama dengan tidak ada. Sebabnya banyak piranti elektronik di rumah kita yang menghasilkan radiasi dengan kadar tertentu, mulai dari televisi, DVD player, dan tentu saja telpon genggam. Piranti-piranti ini semua seakan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita sehingga hampir tidak mungkin membayangkan hidup tanpanya. Risiko untuk mengalami masalah kesehatan akibat keterpaparan radiasi meningkat dramatis apabila kita menghabiskan banyak waktu di dekat radiasi ini dan khususnya ketika menggunakan teknologi nirbakel (wireless), seperti banyak diantara kita yang lakukan ketika menggunakan laptop. Kekhawatiran utama dengan laptop adalah bahwa seringkali laptop diletakkan di atas paha, yang mana sangat dekat dengan organ reproduksi sehingga sangat logis jika hal tersebut dikatakan dapat mengganggu kesuburan dan menyebabkan kanker. Kedengarannya cukup mengerikan bukan? Tetapi benarkah bahwa radiasi laptop memang berbahaya? Terlepas dari apakah pertanyaan ini telah terjawab atau tidak, hal yang pasti adalah bahwa radiasi bisa berbahaya dalam dosis besar. Lalu bagaimana dengan laptop? Isu ini masih kontroversial karena ada yang mengatakan bahwa tidak ada bukti sama sekali untuk mendukung klaim-klaim yang menyatakan bahwa radiasi laptop berbahaya, sementara yang lain sangat yakin bahwa radiasi laptop benar-benar berbahaya dan efek negatif tersebut semakin buruk, khususnya karena sekarang ini semakin banyak anak-anak yang menggunakan laptop untuk mengerjakan PR, bermain game, dan lain-lain, sementara kita tahu bahwa anak-anak lebih berisiko karena radiasi.

Menghentikan penggunaan laptop hanya karena alasan risiko yang terkait dengan radiasi saya pikir tidak mungkin, tetapi setidaknya ada beberapa tindakan yang bisa kita lakukan untuk membatasi keterpaparan jika memang radiasi laptop terbukti berbahaya.

2. Komputer Komputer kini telah banyak digunakan oleh masyarakat umum, baik di perkantoran maupun di perumahan karena dianggap dapat memudahkan suatu perkerjaan. Namun dibalik keserbagunaannya, komputer juga dapat merusak kesehatan kita, terutama mata. Karena radiasi yang dikeluarkan oleh monitor atau komputer itulah yang dapat mengganggu kesehatan mata, seperti penyakit iritasi pada mata, katarak mata, RSI (Repetitive Strain Unit) yang merupakan keluhan pada kerangka otot dan sakit urat otot. Seiring dengan perkembangan teknologi, radiasi komputer pun dapat diminimalis. Dahulu layar monitor komputer berbentuk seperti balok (CRT), sangat besar dan radiasi yang dihasilkan juga cukup besar. Paparan radiasi yang ditimbulkan oleh monitor CRT yang pernah diukur, sebesar 2 milirem/jam/harinya. Sedangkan untuk radiasi mouse optic, mengeluarkan 25-400 milirem/jam. Namun sekarang layar monitor sudah ramping dan radiasinya pun sudah semakin kecil, atau yang sering disebut dengan layar LCD. Menurut teori dan pengalaman yang ada, disarankan masyarakat menjaga jarak pandang antara mata dengan monitor. Disarankan, sewaktu menggunakan komputer jarak mata kita dengan monitor 46-47 cm, dengan sudut pandang mata kita terhadap monitor kurang lebih sebesar 15.

3. Mouse

Yang disebut mouse optik adalah mouse yang menggunakan sensor cahaya serta lampu LED merah di bawahnya sebagai pencahaya. Sensor pada mouse optical mampu menangkap gambar dengan kecepatan 1500 frame per detik sampai 7000 frame per detik. Dengan kecepatan mencapai 45 inci per detik dengan resolusi 2000 count per inci (cpi). Mouse ini dinyatakan memiliki nilai presisi yang lebih baik ketimbang mouse yang menggunakan mekanik. Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar. Untuk kelas yang sama, mouse optical tidaklah lebih presisi. Yang memang memiliki nilai presisi yang tinggi harganya saat ini masih terbilang mahal. Sedangkan, mouse optical yang umum dijual tidak memiliki kecepatan dan nilai presisi yang lebih baik ketimbang mouse biasa. Berbeda dengan mouse trackball yang sulit

jalan ditempat yang terlalu licin. Oleh sebab itu, mouse ini membutuhkan sebuah landasannya sendiri yang dinamakan mouse pad. Berbeda dengan mouse optical yang cenderung lebih baik bekerja dipermukaan yang mulus dan dengan warna yang cenderung gelap. Mouse optik sulit dijalankan pada permukaan yang putih polos. Berbeda dengan mouse mekanik yang sulit jalan di tempat yang terlalu licin, Mouse optik dapat digunakan hampir pada seluruh jenis permukaan. Asalkan permukaan tersebut tidak transparan atau terlalu glossy. Mouse optik juga membutuhkan arus yang lebih besar ketimbang mouse bola atau mekanis biasa. Lima kali lebih besar arus yang dibutuhkan untuk menggerakan mouse ini(25 mA). a. Cara Kerja Mouse Optik Cara kerja mouse optical adalah sebagai berikut: lampu LED menebarkan cahayanya pada permukaan lalu, sensor cahaya yang ada pada bagian bawah mouse akan menangkap pergeseran yang terjadi pada cahaya tersebut. Atau dapat juga dikatakan sebagai berikut. Bila mouse mekanik komputer mencatat pergeseran yang dilakukan oleh mouse, sebaliknya dengan mouse optical, komputer mencatat pergeseran yang terjadi pada landasan mouse. Untuk lebih jelasnya perhatikan pada gambar. Bagaimana sebuah sensor mampu menangkap setiap kali adanya perubahan gambar atau pola. Berkaitan dengan pola, hal inilah yang menyebabkan kenapa mouse optical sulit mendeteksi permukaan yang transparan dan glossy seperti kaca atau papan whiteboard. LED menyinari permukaan bawah mouse, cahaya LED dipantulkan oleh tekstur mikroskopik pada permukaan. Lensa plastik mengumpulkan cahaya yang dipantulkan dan membentuk gambar pada sensor (CMOS sensor). Sensor mengambil gambar dengan kecepatan cukup cepat, 1500 gambar per detik. Gambar (binary / hitam-putih) dikirim ke DSP (digital signal processor) untuk diolah. Selain mouse optik sekarang ini mulai dikenal adanya mouse laser, Sebenarnya mouse laser termasuk mouse optik tapi menggunakan LED (Light Emiting Diode) berwarna merah. Mouse laser menggunkan pancaran sinar laser yang tak kasat mata. umunya menggunakan sinar infra merah. Sinar laser dipancarakn bergerak menigikuti tangan pengguna. Sinar laser itu menghidupkan sistem sensor optic seperti pada mouse optic biasa. Ribuan gambar diambil dalam waktu satu detik untuk mengetahui pergerakn mouse. Koordinat yang dikirim mouse kemudian digunakan computer untuk memposisikan pointer.

b. Keuntungan Ketimbang mouse yang pakai bola, mouse optic punya banyak keuntungan , antara lain 1. 2. 3. 4. c. Lebih tahan lama Kotoran tidak bisa masuk ke dalam mouse, Pointer bisa bergerak lebih mulus Tidak perlu lagi pakai mouse pad.

Dampak Penggunaan Mouse Optik. Kenyamanan optical mouse ternyata mempunyai efek samping yang berbahaya. Tiga tahun

semenjak peluncuran pertama optical mouse oleh Microsoft, telah ditemukan ribuan kasus kelainan pada jaringan tangan akibat radiasi yang dipancarkan mouse. mouse optik bekerja dengan memancarkan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi ke permukaan di bawahnya. Frekuensi yang digunakan jauh lebih tinggi dari pada pada handphone. Telah diketahui secara luas bahwa telapak tangan dan kaki merupakan pusat ujung-ujung syaraf tubuh. Radiasi yang dirasakan oleh telapak tangan bisa berpengaruh fatal pada kesehatan, karena menurut laporan WHO radiasi dari mouse setara 5 kali radiasi handphone. Akan tetapi radiasi mouse menjadi berbahaya karena dipegang terus menerus oleh pemakai komputer.
4. Wireless Fidelity (WiFi)

Wi-fi ( wireless fidelity ) yang lebih dikenal sebagai jaringan lokal nirkabel, yang semakin populer penggunaannya dinegara maju maupun negara berkembang. Dengan Wi-fi orang bisa masuk ke jaringan internet tanpa harus repot menyambungkan kabel dari komputer ke line telepon. Dibalik kemudahan yang ditawarkan Wi-fi ada beberapa keyakinan publik yang menganggap wi-fi berdampak negatif terhadap kesehatan, diantara bahaya yang ditimbulkannya adalah bahaya yang ditimbulkannya dapat mengakibatkan nyeri dikepala, gangguan tidur (insomnia), mual-mual terutama bagi mereka yang electrosensitif. Tranceiver (penerima) koneksi wireless juga menghasilkan radiasi microwave, sehingga ada juga dugaan yang menyebutkan bahwa sinyal wireless (atau wi-fi, wireless fidelity) jauh lebih berbahaya. Apakah jaringan nirkabel wireless-fidelity (Wi-Fi) benar-benar menjadi ancaman kesehatan bagi manusia?. Pertanyaan itu muncul dan memancing perdebatan setelah Apakah jaringan nirkabel

wireless-fidelity (Wi-Fi) benar-benar menjadi ancaman Panoramaprogram stasiun televisi Inggris, BBCmenyiarkan hasil investigasinya. Menurut temuan Panorama, tingkat radiasi yang dipancarkan perlengkapan Wi-Fi pada satu sekolah di Norwich, yang memiliki lebih dari seribu murid, lebih tinggi ketimbang tingkat radiasi yang dipancarkan dari menara transmisi operator telepon seluler umumnya. Pengukuran Panorama menunjukkan kekuatan sinyal Wi-Fi di dalam ruang kelas itu tiga kali lebih kuat daripada intensitas radiasi dari menara ponsel. Temuan ini dianggap signifikan karena anak-anak memiliki tengkorak yang lebih tipis ketimbang orang dewasa dan masih dalam tahap pertumbuhan. Pengujian menunjukkan bahwa anak-anak menyerap radiasi yang lebih banyak daripada orang dewasa.

Gambar: Wi-Fi Hotspot

Di perkotaan Inggris, hotspot Wi-Fi muncul bak jamur. Menurut Panorama, dalam 18 bulan terakhir ada 2 juta pengguna Wi-Fi baru. Wi-Fi digunakan pada 70 persen sekolah sekunder dan 50 persen sekolah primer. Berbeda dengan Panorama, pengukuran tingkat radiasi di sekolah Norwich itu jauh di bawah ambang batas keamanan yang dibuat pemerintah. Bahkan masih 600 kali di bawah ambang batas. Tapi sebagian ilmuwan menduga basis ambang batas itu tidak benar. Para peneliti juga prihatin dengan tidak adanya penelitian tentang dampak radiasi jaringan nirkabel (Wi-Fi). Padahal untuk riset serupa pada ponsel dan menara radio ada ribuan. Namun WHO (World Health Organization) menyangkal hal ini dan mengatakan bahwa efek WI-FI masih di bawah batas yang bisa merusak tubuh manusia. 5. Air Conditioner (AC)

Semakin maraknya penggunaan Air Conditioner (AC) sebagai alternatif untuk mengganti ventilasi alami di jaman ini memang dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja, namun AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat nyaman bagi mikroorganisme untuk berkembang biak dan juga akibat lingkungan yang tidak kondusif. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang disebut sebagai Sick Building Syndrome (SBS) atau Tight Building Syndrome (TBS). Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap pekerja berupa keluhan gangguan kesehatan. Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh terutama pada daerah tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara meliputi organ sebagai berikut : 1. Iritasi selaput lendir: Iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair 2. Iritasi hidung, bersin, gatal: Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering 3. Gangguan neurotoksik: Sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi. 4. Gangguan paru dan pernafasan: Batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa berat di dada dan juga hydropneumonia (paru-paru basah). 5. Gangguan kulit: Kulit kering, kulit gatal 6. Gangguan saluran cerna: Diare / mencret
7. Lain-lain: Gangguan perilaku, gangguan saluran kencing.

Keluhan tersebut biasanya tidak terlalu parah dan tidak menimbulkan kecacatan tetap, tetapi jelas terasa amat mengganggu, tidak menyenangkan dan bahkan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja para pekerja. Penggunaan AC juga memberikan efek negatif kepada lingkungan, khususnya yang diakibatkan oleh komponen utama dalam penggunaan AC yang menghasilkan CFC (chlorofluoromethane). CFC dapat mengakibatkan penipisan lapisan ozon dan pemanasan global yang saat ini semakin dapat dirasakan dampaknya ditunjukan dengan iklim dan cuaca yang tidak teratur. Oleh karena itu sebaiknya AC digunakan dalam batas penggunaan yang wajar dan tidak boleh berlebihan, apabila ruangan tidak membutuhkan AC, AC sebaiknya dimatikan. Menurut aturan yang benar, penempatan AC yang benar adalah, dengan mengarahkan hembusan AC kearah samping ataupun membelakangi dari arah penggunanya. 6. Lampu

Kebanyakan masyarakat saat ini masih menggunakan lampu jenis neon untuk pencahayaan di rumahnya. Tidak disadari oleh masyarakat luas bahwa lampu jenis neon ini mampu memancarkan sinar UV (Ultra Violet) 253,7nm dan 185nm yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan jika digunakan dalam jangka waktu lama. Lampu TL mengandung sampai 5 mg mercury (dalam bentuk uap atau bubuk). Penelitian yang pernah dilakukan WHO(world healt organization)PBB menyebutkan bahwa gas yang berada di dalam lampu neon saat ini merupakan gas yang amat berbahaya karena bisa memancarkan radiasi jika dialiri aliran listrik. Akibat yang ditimbulkan karena radiasi lampu neon diantaranya adalah uap mercury bisa mengurangi metabolisme tubuh, pada anak-anak bisa menurunkan tingkat IQ, berdampak panjang di usia lanjut. Dengan beralih menggunakan lampu pijar ataupun jenis SL, akan mengurangi dampak dari radiasi UV yang ditimbulkan oleh lampu jenis neon. 7. Handphone (telepon genggam) Seiring perkembangan teknologi yang semakin canggih, dewasa ini penggunaan handphone meningkat pesat. Pada masyarakat modern, handphone sudah menjadi sebuah kebutuhan primer. Padahal penggunaan handphone itu sendiri ternyata menimbulkan radiasi yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Karena pada handphone terdapat transmitter yang mengubah suara menjadi gelombang sinusoidal kontinu yang kemudian dipancarkan keluar melalui antenna dan gelombang ini berfluktuasi melalui udara. Gelombang RF (radio frequency) inilah yang menimbulkan radiasi elektromagnetik. Radiasi RF pada level tinggi dapat merusak jaringan tubuh. Radiasi RF punya kemampuan untuk memanaskan jaringan tubuh seperti oven microwave untuk memanaskan makanan. Dan radiasi tersebut dapat merusak jaringan tubuh, karena tubuh kita tidak dilengkapi untuk mengantisipasi sejumlah panas berlebih akibat radiasi RF. Radiasi handphone juga sangat berpotensi menimbulkan penyakit kanker, tumor otak, alzheimer, parkinson, fatigue (terlalu capai), dan sakit kepala. Masyarakat luas pada umumnya menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi (saat melakukan panggilan atau menerima panggilan) dengan jangka waktu yang relatif lama dan meletakkannya dekat kepala. Pada posisi ini, peluang radiasi dari handphone diserap oleh jaringan tubuh sangat besar. Masyarakat juga menaruh telepon genggam pada tempat yang tidak semestinya, misalnya kantong celana, kantong baju ataupun di pinggang karena pinggang,dada,dan paha adalah bagian tubuh yang paling mudah menyerap radiasi. Hasil penelitian tentang radiasi

yang dipaparkan oleh sebuah telepon genggam adalah sebesar 5 80 miliroentgens / jam. Batas radiasi pada telepon genggam atau handphone tercatat sebesar 1,6 w/kg sedangkan batas aman radiasi handphone pada tubuh sebesar 10mw/cm. Menurut pengalaman dan teori yang ada, sebaiknya meletakkan telepon genggam pada jarak yang aman apabila tidak sedang menggunakanya. Atau gunakan headset karena headset terbukti mengeluarkan radiasi lebih sedikit daripada telepon genggam itu sendiri. 8. Televisi Pada umumnya masyarakat kita memiliki pesawat televisi selebar 17 inchi, dengan jenis monitor televisinya adalah CRT (Cathode Ray Tube). Masyarakat menonton televisi rata-rata berjarak 1,5 meter dengan pesawat televisinya. Sebuah jarak yang tidak aman saat menonton. Radiasi gelombang elektromagnetik sebuah monitor CRT yang pernah diukur sebesar 2 miliroentgens per jam/tahun. Berdasarkan teori yang ada, jarak aman minimal menonton televisi adalah kira-kira dua kali lebar layar dari televisi, lebih tepat 1,87 x lebar layar untuk substended sudut 30 derajat (Djouhar Arifin, 1991). Menonton tv juga ada aturan-aturan yang harus kita taati jika kita tidak ingin efek buruk menghampiri kita. Salah satunya adalah jarak layar monitor televisi ke mata harus mengikuti perhitungan standar yang berlaku secara internasional. Rumus jarak layar televisi ke mata penonton adalah 5 kali diagonal layar. Jika aturan jarak tersebut dilanggar maka kesehatan mata bisa terancam. Radiasi yang dihasilkan oleh televisi berwarna, TV memiliki radiasi sekitar 60 T, untuk jarak 3 cm memiliki radiasi sebesar 0,25-50 T, jarak 30 cm memiliki radiasi sebesar0,04-2 T serta untuk jarak lebih dari 1 meter memiliki radiasi sebesar 0,01-0,15 T. Rekomendasi tentang nilai ambang batas aman yang dikeluarkan oleh ICRP (International Commission on Radiation Protection), adalah sebesar 0,5 rem/tahun untuk orang awam dan 5 rem/tahun untuk pekerja lingkungan radiasi. Akibat buruk yang timbul dari radiasi televisi adalah mengalami iritasi pada mata, jika terlalu lama terpapar wajah akan memerah, RSI (Repetitive Strain Unit) yang merupakan keluhan pada kerangka otot dan sakit urat otot, dan masih banyak lagi dampak buruk yang dapat dihasilkan dari radiasi televisi. 9. headset Pada jaman sekarang dengan teknologi yang kian maju, penggunaan earphone dikuping ini menjadi pemandangan yang sudah sangat biasa terutama dipusat perbelanjaan, mall, pusat

kebugaran,dll. Kemudahan yang ditawarkan oleh gadget musik membuat orang lebih sering dan dalam jangka waktu lebih panjang. Menurut majalah Newsweek pada tahun 2008, menyebutkan bahwa lebih dari 28 juta orang Amerika mengalami kehilangan pendengaran pada tingkat tertentu dan jumlahnya diperkirakan terus meningkat hingga mencapai 78 juta pada tahun 2030. Sebuah sumber misalnya mengatakan bahwa,telinga yang terekspos suara diatas 85dB dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran permanen, tergantung tingkat volume suara dan berapa lama mendengarkan. Penelitian yang dilakukan oleh Mr.Brian J.Fligor , mengatakan bahwa semakin dekat sumber suara ke gendang telinga maka semakin tinggi tingkat suara dan lebih relatif berisiko kerusakan telinga di bandingkan headphone. Mr.Brian J.Fligor menyarankan bahwa penggunaan jangan melebihi satu jam per hari dengan volume tingkat 6 dari skala 10. Sangat dianjurkan untuk mengecilkan volume suara dan berikan kesempatan telinga beristirahat.

You might also like