You are on page 1of 82

2012

ARSITEKTUR TROPIS

MERRY DERIA K. LASE 1007133634 ARSITEKTUR UR

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa penulis telah dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Asitektur . Dalam penyusunan tugas penulisan ilmiah ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan ,dorongan dan bimbingan orang tua, dosen pembimbing dan teman seperjuangan sehingga kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis mampu untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. 2. Dosen pembimbing, Parlindungan Revelino, yang telah memberikan tugas arsitektur tropis, petunjuk dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini. Semoga materi penulisan ilmiah ini dapat bermamfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang di harapkan dapat tercapai,Amin.

Pekanbaru, 05 Desember 2011

Penulis

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

BAB I LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Di musim kemarau keadaan suhu akan sangat tinggi apalagi di tambah dengan lapisan ozon yang semakin menipis, sehingga penggunaan AC harus dikurangi. Oleh karena itu sekarang banyak desain yang lebih mengutamakan arsitektur tropis yang sesuai dengan iklim Indonesia agar kenyamanan termal tetap terjaga. Kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang tidak hanya dirasakan oleh manusia, benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya. Agar lingkungan dan benda-benda di sekitar dapat menciptakan kenyamanan termal maka salah satu jalannnya adalah dengan penggunaan material dari arsitekturnya. Bahan bangunan/material apa sajakah itu ?. Nah, dalam penelitian ilmiah ini saya akan membahas bahan bangunan yang cocok untuk diterapkan pada bangunan yang sesuai dengan iklim tropis.

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

BAB II PEMBAHASAN BAHAN BANGUNAN


A. Kayu

Kayu adalah karakteristik bahan yang sangat diinginkan untuk digunakan sebagai bahan struktural dan oleh karena itu telah digunakan sejak awal peradaban. Kayu adalah salah satu elemen bangunan tertua yang digunakan manusia untuk pembangunan rumah dan bangunan lainnya. Tetapi untuk mencapai hasil yang sangat baik dalam pekerjaan mereka harus ingat aspek-aspek tertentu yang terkait dengan bentuk pemotongan, menyembuhkan dan pengeringan.

Kayu sebagai Material Bangunan Saat ini banyak dijumpai material bangunan dari berbagai macam jenis dan alternatif bahan.Namun, kayu tetap menjadi pilihan favorit bagi banyak kalangan. Mungkin hal ini bisa disebabkan karena kayu adalah material bangunan yang tidak pernah ketinggalan zaman, memiliki harga yang aman dikantong, sekaligus awet dan memiliki bentuk yang menarik dan cantik. Selain itu kayu juga dapat diaplikasikan dalam segala kebutuhan mulai dari rangka atap, kudakuda atap, rangka jendela, tiang, dan masih banyak lagi.

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Fleksibilatas kayu juga diakui oleh dunia internasional karena dapat digunakan pada rumah etnik, rumah minimalis, rumah tropis, rumah mediterania, dan lain-lain.

Karakteristik Kayu Sampai saat ini orang banyak mengenal kayu sebagai material bahan yang dibutuhkan untuk pembangunan rumah tinggal maupun bangunan. Beberapa sifat utama yang membuat kayu unggul sebagai material bahan adalah sebagai berikut. Kayu adalah hasil alam yang bisa digunakan dalam berbagai jenis material bangunan Kayu adalah bahan mentah yang bisa digunakan sebagai hasil kemajuan dan teknologi Kayu memiliki sifat elastis dan sifat unik yang tidak dimiliki oleh material bahan lainnya Kayu adalah material bahan yang aman bagi kesehatan dan ramah terhadap lingkungan Kayu memiliki nuansa hangat Jika kayu digunakan sebagai elemen interior seperti pada lantai , panel dinding, dan lain-lain maka akan menghasilkan nuansa yang hangat dan menawan. Elemen interior kayu ini sangat cocok jika digunakan pada daerah yang beriklim dingin seperti di pegunungan. Berbagai jenis kayu dapat digunakan, namun agar penggunaan kayu menjadi efisien dan efektif maka digunakanlah kayu jati sebagai bahan utama, namun karena persediaan jati semakin hari semakin langka maka ada alternatif lain yaitu kayu kamper. Kayu sebagai Finishing Saat ini penggunaan interior kayu telah jarang memakai kayu berjenis solid karena harganya yang melambung tinggi dan barangnya yang semakin langka. Namun, Anda tak perlu khawatir karena kayu solid dapat digantikan dengan kayu multiplek, atau berjenis partikel. Pada area finishing Anda pun dapat menggunakan alternatif lainnya yaitu HPL yang memiliki karakter serta gurat yang nyaris sama dengan kayu. Adapun bentuk HPL sendiri adalah berupa lembaran dengan bermacam corak dan gaya. Adapun finishing dengan melamik dapat Anda gunakan untuk kayu berjenis solid yang memang memiliki beberapa keitimewaan. Finishing melamik ini sangat baik karena Anda tak perlu bersusah-susah untuk merawatnya, Anda cukup mengelapnya saja. Pada finishing di bagian luar Anda dapat mengecat ulang jendela, pintu, ataupun lainnya karena suasana dan suhu luar dapat cepat memudarkan kayu.

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Pergunakan Indirect Lamp Agar suasana rumah menjadi semakin hangat dan mewah dengan penggunaan kayu maka Anda dianjurkan untuk memakai lampu dengan cahaya kuning. Ini dimaksudkan agar ruangan menjadi semakin hangat. Untuk menambah kesan dramatis Anda dapat menggunakan indirect lamp sehingga cahaya menjadi terbiaskan dan tidak langsung turun di ruangan.

Pembagian jenis kayu 1. Menurut Kelas Keawetan Balai penyelidikan Kehutanan Bogor telah mengklasifikasi kayu di Indonesia dalam 5 kelas keawetyan berdasarkan kriteria: * Pengaruh kelembaban/kayu diletakkan di tempat yang lembab * Pengaruh iklim dan panas matahari tetapi terlindung terhadap pengartuh air * Pengaruh iklim, tetapi terlindung terhadap panas matahari * Terlindungi dan terawat baik * Pengaruh rayap dan serangga lainnya. Klasifikasi Kayu berdasar kelas keawetan dan kekuatan: Kelas 1 dan 2, Untuk bangunan-bangunan heavyduty , yang selalu berhubungan dengan tanah yang lembab, angin atau panas matahari. Kayu yang termasuk jenis ini antara lain: Jati, Merbau, bangkirai (Meranti Telur) Kelas 3: Untuk bangunan dan perabot dalam naungan atap yang tidak berhubungan dengan tanah dan lembab. Antara lain :Kamfer, Keruing. Kelas 4: Untuk bangunan dan perabot ringan dalam naungan atap. Misal:Meranti, Suren (Surian) Kelas 5: Untu8k pekerjaan sementara / non permanent, seperti untuk papan bekisting, perancah ataupun peti.

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Pengerjaan dan Fungsi Rumah konstruksi kayu adalah bangunan rumah dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul dari bahan kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen struktur atap, balok dan kolom serta dinding yang digunakan adalah kayu. Rumah dengan struktur rangka kayu harus menggunakan sambungan-sambungan takik yang dikencangkan dengan menggunakan paku minimal 4 buah.Panjang paku yang digunakan minimal 2,5 kali tebal kayu yang terkecil. Apabila struktur kayu ini memikul beban berat (seperti struktur kayu untuk bangunan gudang atau garasi kendaraan), maka sambungan kayu harus dikencangkan dengan menggunakan bout berdiameter minimum 10 mm. Semua kayu yang digunakan harus kering dan bila perlu diawetkan sesuai dengan persyaratan pengawetan kayu. Disini akan dijelaskan secara singkat masing- masing komponen rumah kayu tersebut: 1. Struktur Atap Komponen utama dari struktur atap adalah kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda kayu umumnya merupakan suatu konstruksi penyanggah atau pendukung utama dari atap. Konstruksi kudakuda kayu mempunyai syarat tidak boleh berubah bentuk, terutama jika sudah berfungsi. Bebanbeban atap yang harus diterima konstruksi kuda-kuda kayu melalui gording-gording yang sedapat mungkin disalurkan / diterima tepat pada titik buhul. Dengan demikian rangka batang dapat bekerja sesuai dengan perhitungan besarnya gaya batang dan juga batang tersebut tidak terjadi tegangan lentur melainkan hanya terdapat tegangan normal tekan dan tarik. Kuda-kuda kayu adalah balok kayu dengan ukuran tertentu yang dirakit dan dibentuk sehingga membentuk segitiga sama kaki. Kuda-kuda diletakkan pada beton ring balk bersudut tertentu dengan fungsi sebagai pembentuk model atap bangunan, tumpuan balo gording, rangka atap kaso, reng dan atap genteng. Struktur rangka dibuat dari kayu atau sebagai struktur atap primer yang menyalurkan beban atap maupun beban angin kepada tumpuan (pelat dinding atau kolom masing-masing).

Gambar Kuda- kuda yang terbuat dari kayu

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Gambar Detail sambungan kuda-kuda Konstruksi atap kayu mempunyai sifat-sifat yang menarik, meskipun ada juga rintangannya karena tradisi tukang kayu. Sifat-sifat yang menguntungkan itu ialah : - Bobotnya yang ringan, sehingga menentukan beban pada konstruksi atap. - Kekuatannya terhadap gaya tarik, gaya tekan dan momen lengkung. - Harganya yang hemat dan murah, kemungkinan mendapatkan dan mengangkutnya dengan cepat. - Ringan dan sekaligus tepatnya dalam pengerjaan dengan mesin dan alat sederhana. Dalam beberapa keadaan, kelemahan kayu sebagai bahan bangunan antara lain mudahnya terbakar, kecenderungannya berubah bentuk (mengembang, menyusut, melengkung, dan retakretak karena pengeringan), mudahnya kena pembusukan dan serangan hama.

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

2. Balok dan Kolom Balok kayu yang digunakan dalam konstruksi rumah kayu biasanya berdimensi 10/10 cm. Demikian halnya dengan kolom biasanya juga menggunakan dimensi 10/10 cm. Fungsi kolom (kolom structure) sebagai penyalur beban dari atas (atap) ke pondasi ke tanah Fungsi balok ring (ring balk) sebagai pengikat kolom. Antara balok dan kolom dihubungkan dengan sambungan. Sambungan adalah elemen yang sangat penting dalam desain dan konstruksi bangunan tahan gempa. Sambungan diperlukan karena terbatasnya panjang bentang material kayu yang ada di pasaran dan berfungsi untuk menggabungkan beberapa batang kayu pada satu buhul/joint. Sebagai contohnya adalah sambungan antara balok dan kolom yang biasanya menggunakan pasak atau balok.

Gambar Sambungan pada balok dam kolom

3. Dinding Fungsi dinding sebagai pembatas ruang, bukan fungsi struktur. Sehingga dalam pemilihan materialnya tidak diperlukan yang terlalu kuat. Biasanya digunakan papan kayu dengan dimensi 2/20 cm. Papan kayu yang digunakan sebagai dinding tersebut disusun dengan alur lidah. Apabila digunakan papan kayu sebagai dinding, maka jumlah paku yang digunakan sekurangkurangnya 2 buah.

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Gambar sambungan antara dinding papan kayu dengan kolom

Kelebihan dan Kekurangan Rumah Kayu 1) Kelebihan: - Tahan terhadap gempa - Bobotnya yang ringan, sehingga tidak terlalu membebani struktur - Kekuatannya terhadap gaya tarik, gaya tekan dan momen lengkung besar - Harganya yang hemat dan murah, kemungkinan mendapatkan dan mengangkutnya dengan cepat. - Mudah dalam pengerjaan dengan mesin dan alat sederhana. - Bisa dibongkar pasang 2) Kelemahan: - Mudah terbakar - Kecenderungannya berubah bentuk (mengembang, menyusut, melengkung, dan retak-retak karena pengeringan) - Mudahnya kena pembusukan dan serangan hama terutama rayap.

Penyebab Kerusakan Rumah Kayu Penggunaan kayu dalam struktur rumah sangat banyak digunakan baik dalam struktur dinding, lantai, plafoon, rangka atap, kusen dan juga dipergunakan sebagai tiang dalam struktur rumah panggung. Ketika bangunan rumah kita baru selesai dikerjakan mungkin rumah kita akan kelihatan kokoh dan menarik, tapi oleh sifat kayu yang mudah berubah oleh pengaruh cuaca maupun mudah rusak oleh pengaruh serangan rayap, maka dalam kurun waktu beberapa yang lama tanpa kita sadari struktur rumah kita tersebut sudah rusak atau kekuatannya sudah tidak

10

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

bagus lagi. Serangan terhadap kayu pada struktur rumah kita disamping jenis kayunya juga dipengaruhi lingkungan dan iklim dimana rumah kita bangun. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kekuatan dan keawetan kayu di bangunan rumah kita : 1. Pengaruh Cuaca. Kayu yang sering berhadapan dengan udara terbuka yang terletak didaerah curah hujan dan kelembaban tinggi akan menyebabkan kayu cepat lembab sehingga dalam waktu yang lama kayu akan menyerap air sehingga kayu akan mengembang yang memungkinkan kayu menjadi melengkung kesalah satu sisi . Kerusakan lainnya yang mungkin terjadi jika kayu sering kena air atau pengaruh udara yang terlalu lembab adalah kayu membusuk atau lapuk. 2. Serangan Binatang. Binatang yang sering menyerang bangunan rumah kayu adalah rayap, tikus dan kumbang perengat. Rayap adalah binatang yang hidup dalam komunitas besar yang sangat menyukai tempat yang lembab dan gelap, oleh bentuknya yang kecil kita sering tidak memperhatikan binatang ini telah merusak bangunan rumah kita. Kita tidak menyadari tempat tempat yang tertutup sudah dirusak oleh rayap tersebut hingga kayu sudah berlobang ataupun berronga. Demikian juga tikus pengerat kayu merupakan binatang yang sering menyebalkan, dimana tikus ini akan mengerat kayu sampai berlobang. Untuk kumabng penyengat, biasanya mereka mencari tempat gelap seperti di rangka atap. Mereka sering membuat lubang di kayu sebagai tempat bersembunyi. 3. Pengaruh Pembebanan. Pembebanan yang tidak sesuai terhadap kayu akan menimbulkan lengkungan dan kayu bisa sampai patah. Penempatan beban berat di lantai , mungkin tidak menyebabkan kerusakan secara langsung tapi serat kayu akan tertarik jika beban semakin berat, jika dipengaruhi oleh unsur luar misalnya oleh kelembaban, maka kekuatan kayu akan cepat memurun hingga kayu akan patah. Ukuran kayu untuk menahan beban harus diperhitungkan secara benar terutama tiang, balok maupun rangka kuda kuda rangka Atap. Karena sifat kayu yang mudah memuntir akan menyebabkan kayu cepat melengkung hingga patah bila ukuran kayu tidak mampu menahan beban terlalu besar.

11

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Perawatan Rumah Kayu Perawatan terhadap rumah kayu memang agak memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang lumayan besar. Kayu harus tetap dimanjakan supaya tetap awet. Perawatan kayu berdasarkan kurun waktu dilakukan dalam 2 jenis : a. Perawatan Rutin Hal hal yang bisa dilakukan : Kayu yang sering kena debu setiap hari harus di bersihkan. Dapat dilakukan dengan air pel kemudian langsung dikeringkan. Dalam hal ini mungkin tidak memerlukan biaya dan tenaga yang cukup besar. Anda mungkin bisa melakukan sendiri untuk mengepel lantai, melap dinding dan menyapu plafoon rumah anda yang terbuat dari kayu. Untuk bahan pengepelan lantai, dan dinding anda bisa menggunakan ramuan tradisional supaya kayu tetap awet dan bercahaya. Gunakan ramuan tradisional yang menggunakan air pelepah pohon pisang dan tembakau dan ada juga yang menggunakan air rendaman cengkeh. Dari pengalaman , cara ini menyebabkan kayu pada rumah tradisional tetap tahan dan awet hingga beratus tahun. Dalam kegiatan sehari hari harus diperhatikan pemakaian dan penggunaan peralatan atau barang barang di dalam rumah, hindari gesekan langsung setiap permukaan kayu dengan barang barang tajam. Jika misalnya anda akan memindahkan perabot besar misalnya kursi atau meja jangan dilakukan dengan cara menggeser tetapi dipindahkan dengan cara mengangkat. Rawatlah tanaman disekitar rumah anda, jangan biarkan dinding rumah anda tertutupi oleh pohon yang berada didekat rumah, jika diperlukan lakukan pemangkasan terhadap pohon tersebut supaya dinding dan ruangan dalam rumah mendapatkan sinar matahari sehingga kayu tidak lembab dan kayu tidak cepat berjamur. Juga harus diperhatikan asap dari ruang masak jangan sering masuk ke ruangan yang terbuat dari bahan kayu, karena hal ini akan menyebabkan kayu akan cepat kusam. Jika rumah anda menggunakan lantai kayu, jangan biarkan beban berat yang tidak terpakai terlalu lama di dalam rumah. b. Perawatan Berkala Perawatan berkala dapat anda lakukan terhadap bagian bagian rumah untuk menghindari kerusakan besar, perawatan berkala ini mungkin akan memerlukan biaya yang cukup besar, tapi hal ini diperlukan untuk merawat bangunan supaya tetap awet dan tahan lama. Jika anda tidak cukup ahli dan tidak mempunyai cukup waktu, anda dapat menunjuk tim profesional yang sudah ahli dalam mengerjakannya. Perawatan perawatan yang dilakukan adalah :

12

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Pemusnahan dan Pencegahan Rayap. Saat ini teknologi tentang pemusanahan dan pencegahan rayap sudah semakin berkembang. Jika bagian kayu di rumah anda sudah diserang rayap, lakukan segera pemusnahan rayap tersebut. Pemusanahan rayap dapat dilakukan dengan meberikan obat anti rayap pada bagian yang sudah terserang, seblumnya kayu terlebih dahulu harus dibor supaya obat anti rayap bisa membasmi rayap didalamnya. Jika pemberian obat sudah selesai, kayu kemudian harus ditutup kembali misalnya pemberian dempul kayu. Pastikan kondisi kayu masih kuat, jika memang harus diganti segera dilakukan . Jika kayu yang sudah diserang rayap sudah cukup parah disamping kekuatannya tidak bagus lagi, juga dikhawatirkan rayap tidak bisa dibasmi total sehingga akan tetap mengundang rayap lainnya datang ditempat yang sudah terserang. Jika rumah anda belum terserang rayap lakukan pencegahan rayap. Saat ini tehnlogi untuk mengumpulkan rayap sudah ada, sehingga rayap bisa dikumpulkan jika sudah mulai mendekati bagian rumah anda. Lakukan konsulatasi dan pencegahan dengan pihak pihak yang betul ahli untuk melakukannya.

Pemberian Racun Tikus dan Perangkap Tikus. Jika anda merasa ada tikus dirumah anda atau menemukan lubang gigitan tikus segera buatkan racun tikus dan membuat perangkap dekat lubang . Biasanya tikus akan melalui sudut rumah yang agak tertutup. Penempatan racun tikus harus jauh dari tempat anak anak biasa bermain. Lakuan perbaikan kayu yang sudah digigit supaya tikus tidak leluasa berkeliaran lagi.
Pencucian dinding luar. Pencucian dinding kayu anda dapat dilakukan tergantung tingkat kekotoran udara yang ada disekelilingnya. Jika rumah anda berada disekitar lingkungan dengan pohon yang banyak mungkin pencucian dinding dapat dilakukan sekali dalam 3 tahun. Jika kondisi rumah anda berada didaerah yang banyak debu, anda dapat memebrsihkannya dengan cara kering dengan menggunakan lap basah , supaya debu tidak sempat lengket dan merusak kayu. Pencucian basah terhadap dinding kayu jika terlalu sering dilakukan juga dapat menyebabkan cat akan cepat pudar atau terkelupas, dan juga memungkinkan kayu akan menyerap air sehingga bisa cepat lunak. Ada beberapa cara yang berbeda yang dapat dilakukan untuk membersihkan dinding kayu. Dapat dilakukan dengan sitim penguapan (steam) atau system pressure , dapat juga dilakukan dengan alat power washer (penyemprotan air dengan tekanan tertentu) . Jika anda menggunakan alat mesin pembersih kayu anda harus hati-hati . Jika tekanan terlampau besar terhadap permukaann kayu dapat menyebabkan kayu menjadi hancur atau bisa juga merusak cat kayunya, hal itu akan menyebabkan anda perlu mengecat kembali kayu anda. Mintalah petunjuk k tekanan yang dianjurkan jika anda menggunakan mesin pencuci kayu. Jika langkah pencucian dinding kayu anda tidak menghasilkan yang menggembirakan, anda mungkin perlu menggunakan sikat dengan bahan bulu lembut dan kemudain anda mencampur air dengan sabun pencuci yang mengandung mild. Jika banyak terdapat lumut , anda dapat menggunakan campuran 3 bagian air dicampur dengan 1

13

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

bagian cuka. Beberapa campuran pembersih mungkin banyak dijumpai di toko toko tetapi penggunaan cuka adalah paling ekonomis. ! Ketika anda membersihkan dinding rumah anda, lakukan pembersihan dari atas kemudian ke bawah. Hal ini untuk menjaga supaya air tidak mengotori kembali area yang sudah dibersihkan. Pengecatan Ulang. Secara umum waktu pemeliharaan yang direkomendasikan untuk dinding kayu adalah pengecatan kembali minimum setiap lima tahun dan merawatnya dengan pemberian zat warna setiap 3 tahun sekali. Khusus untuk daerah curah hujan tinggi dan kelembabaman tinggi , anda mungkin perlu mengganti cat rumah anda jika sebelumnya belum menngunakannya dengan memakai jenis cat terbuat dari bahan latex.
Pemeriksaan Struktur. Anda perlu melakukan pemeriksaan struktur kayu anda secara berkala. Terutama jika anda menggunakan rangka atap dan plafoon dari kayu . Struktur iniadalah tempat yang tersembunyi sehingga tidak terklampau sering kelihatan. Kita kadang tidak menyadari adanya kerusakan rangka atap oleh serangan kumbang penyengat, sehingga rangka atap kita sudah banyak lobang. Lakukan pembasmian dengan cara menyemprotkan anti serangga. Lakukan penutupan lobang dengan dempul kayu kemudian cat kembali dengan oli. Anda juga perlu memeriksa struktur bangunan anda baik tiang , balok dan lantai. Bilamana anda menemukan kayu yang melengkung , lakukan perbaikan misalnya memberikan kayu penyokong, hal ini dilakukan supaya kayu jangan sampai patah. Jika lengkungan kayu sudah cukup parah perhatikan apakah ada pembebanan yang lebih, pindahkan beban yang lebih atau tambahkan kayu supaya bisa menahan beban.

Contoh Rumah Kayu Rumah kayu negeri Sakura Masyarakat negri sakura, Jepang, sejak lama telah menggunakan kayu sebagai bahan utama untuk konstruksi rumah tinggal mereka. Hampir seluruh bagian rumah tinggal seperti kolom, balok, dinding, dan lantai terbuat dari kayu. Kayu-kayu yang digunakan umumnya memiliki berat volume rendah antara 300 sampai 500 kg/m3 yang oleh masyarakat kita jarang sekali dipergunakan untuk bahan konstruksi rumah tinggal. Sebagian kebutuhan bahan kayu masyarakat Jepang diperoleh dari beberapa negara ASEAN seperti Indonesia dan Malaysia. Kayu dipilih oleh masyarakat Jepang karena bahan konstruksi ini memiliki tekstur yang indah, kedekatan emosional (berasal dari alam) dan sangat ramah terhadap lingkungan karena dapat terurai secara alami. Walaupun dengan kualitas kayu yang lebih rendah, rumah tinggal kayu masyarakat Jepang terkenal memiliki ketahanan gempa yang baik. Bila dibandingkan dengan bahan konstruksi

14

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

lainnya seperti beton atau baja, kayu memiliki nilai banding kekuatan terhadap berat yang lebih tinggi sehingga sangat sesuai untuk bahan konstruksi di daerah yang sering terjadi gempa. Dengan berat bangunan yang lebih ringan, maka gaya inertia yang diakibatkan oleh gempa akan menjadi lebih kecil sebagaimana dinyatakan oleh hukum kedua Newton. Selain itu, kayu juga merupakan bahan yang fleksibel sehingga bangunan kayu dapat mengikuti gerakan gempa dengan tingkat kerusakan kecil apabila dirancang secara baik. Beberapa sifat rumah kayu masyarakat Jepang hasil pengamatan penulis yang secara efektif telah meningkatkan ketahanan terhadap gempa akan diuraikan pada tulisan ini. Prinsip atau sifat rumah kayu tahan gempa sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat kita karena negara Indonesia terletak diantara tiga lempeng aktif dunia: lempeng Pacific, Eurasia, dan Indo-Australia yang berpotensi menimbulkan gempa dengan skala kerusakan dari sedang hingga sangat merusak. Terdapat empat sifat utama dari rumah tinggal kayu masyarakat Jepang yang berperan penting dalam meningkatkan ketahanan terhadap gempa. Yang pertama adalah denah persegi dan simetris. Rumah-rumah tinggal kayu Jepang hampir dapat dipastikan berbentuk persegi dengan ukuran panjang tidak lebih dari 1,5 kali ukuran lebar. Disamping itu, jendela atau pintu diletakkan sedemikian sehingga prinsip simetris tetap dipertahankan. Denah yang simetris menyebabkan pusat kekakuan/kekuatan dan pusat massa bangunan terletak pada satu titik yang sama sehingga bangunan terhindar dari bahaya puntir (berputarnya bangunan pada sisi atas relatif terhadap sisi bawah/fondasi) pada saat dilanda gempa. Sifat kedua adalah penggunaan alat sambung mekanis. Jenis alat sambung mekanis yang umum digunakan adalah paku dan/atau baut serta dilengkapi dengan pelat besi dalam berbagai bentuk dan ukuran. Karena kayu merupakan material dengan kemampuan berperilaku daktail1 yang terbatas, maka kerusakan sambungan diarahkan untuk terjadi terlebih dahulu pada alat sambungnya (paku atau baut) sehingga bangunan terhindar dari keruntuhan seketika. Prinsip ini mirip dengan perilaku kerusakan pada konstruksi beton bertulang tahan gempa. Kemampuan untuk rusak tanpa disertai keruntuhan menunjukkan kemampuan untuk menyerap energi gempa. Sambungan jenis takikan yang tidak disertai alat sambung mekanis sudah tidak lagi dipergunakan. Sambungan dengan model takikan tidak menjamin perilaku rusak yang baik oleh karena sifat mudah pecah/retak kayu jika dibebani gaya geser searah serat atau gaya tarik tegak lurus serat. Selain itu, pembuatan sambungan takikan memerlukan keahlian tersendiri dan waktu tambahan sehingga tidak cocok untuk pembuatan konstruksi rumah sistim pre-fabrikasi. Sifat ketiga dari rumah tinggal kayu Jepang adalah tersedianya sistim pengaku. Ada dua jenis sistim pengaku yang sering dijumpai pada rumah-rumah tinggal masyarakat Jepang yaitu dinding geser (shear wall) dan sistim pengaku lantai (diafragma). Dinding geser umumnya terbuat dari

15

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

plywood dengan ketebalan sekitar 12 mm. Dinding plywood ini diikatkan kuat pada kolom di kedua sisi vertikalnya dan diikatkan pada balok kayu horizontal (ring balok atau balok sloof) di kedua sisi lainnya dengan paku untuk setiap jarak 10 cm hingga 15 cm. Sedangkan pengaku diafragma tersusun dari balok-balok kayu yang dipasang saling tegak lurus satu sama lainnya, dan beberapa balok kayu lainnya dipasang secara silang. Jarak antara balok-balok ini sangat rapat agar dapat meningkatkan stabilitas dan mempertahankan bentuk asli bangunan. Kedua jenis pengaku tersebut secara bersama-sama meningkatkan ketahanan gempa bangunan. Sifat yang terakhir adalah sistim pengangkeran (anchoring) yang kokoh. Umumnya gempagempa yang terjadi di Jepang memiliki komponen arah vertikal selain arah horizontal. Agar rumah tidak terlepas dari fondasinya, maka seluruh bangunan harus terikat kuat dengan fondasinya. Rumah tinggal kayu masyarakat Jepang diikatkan ke fondasi beton melalui sistim anchoring tidak hanya pada bagian kolomnya saja, tetapi juga pada seluruh balok sloof untuk setiap jarak 60 cm hingga 1 meter. Besi angker ini yang umumnya berpenampang bulat berulir dengan diameter minimal 13 mm disambungkan dengan balok sloof melalui beberapa alat sambung paku dan pelat besi, dan ujung lainnya ditanamkan ke dalam fondasi beton bertulang. Dengan sistim pengangkeran yang kokoh ini, maka seluruh konstruksi (struktur rumah beserta fondasinya) menjadi satu kesatuan dalam mendukung gaya gempa.

16

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

B. BAMBU

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam. Jenis-jenis Bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik. Bambu merupakan jenis rumput-rumputan yang dan beruas. Bambu merupakan anggota famili Poaceae yang terdiri atas 70 genus. Bambu termasuk jenis tanaman yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang 60 cm dalam sehari. Diperkirakan terdapat sedikitnya 159 jenis bambu di Indonesia yang 88 diantaranya merupakan spesies endemik Indonesia. Berikut beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia.

Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa. Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.

17

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Bambusa atra Lindl. (Loleba) di Maluku. Bambusa balcooa Roxb. Di Jawa. Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di Jawa. Bambusa horsfieldii Munro. (Bambu Embong) di Jawa. Bambusa maculata (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali.

Tenggara.

Gambar 2.1

Bambu Tutul (Bambusa maculata)


Bambusa multiplex (Bambu Cendani; Mrengenani) di Jawa. Bambusa polymorpha Munro. Di Jawa. Bambusa tulda Munro. Di Jawa. Bambusa tuldoides (Haur Hejo) di Jawa Bambusa vulgaris Schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring Kuning) di

Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku. Gambar 2.2 Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)

18

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Dendrocalamus asper (Bambu Petung) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Dendrocalamus giganteus Munro. (Bambu Sembilang) di Jawa Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. (Bambu Batu) di Jawa. Dinochloa scandens (Bambu Cangkoreh; Kadalan) di Jawa. Gigantochloa apus Kurz. (Bambu Apus; Bambu Tali) di Jawa.

Sulawesi.

Gambar 2.3

Bambu Apus (Gigantochloa apus)

Gigantochloa atroviolacea (Bambu Hitam; Bambu Wulung; Gombong) di Jawa.

Gambar 2.4

Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)

19

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Gigantochloa atter (Bambu Legi; Bambu Ater; Buluh; Jawa Benel; Awi Ater; Awi

Kekes) di Jawa. Gambar 2.5

Bambu Legi (Gigantochloa atter)


Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh Apus) di Sumatera. Gigantochloa hasskarliana (Bambu Lengka Tali) di Sumatera, Jawa, dan Bali. Gigantochloa kuring (Awi Belang) di Jawa. Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (Bambu Suluk) di Kalimantan. Gigantochloa manggong Widjaja. (Bambu Manggong) di Jawa. Gigantochloa nigrocillata Kurz (Bambu Lengka; Bambu Terung; Bambu Bubat) di Gigantochloa pruriens (buluh Rengen) di Sumatera. Gigantochloa psedoarundinaceae (Bambu Andong; Gambang Surat; Peri) di Jawa. Gigantochloa ridleyi Holtum. (Tiyang Kaas) di Bali. Gigantochloa robusta Kurz. (Bambu Mayan; Temen Serit) di Sumatera, Jawa, dan Gigantochloa waryi Gamble (Buluh Dabo) di Sumatera Gigantochloa verticillata (bambu Hitam) Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. Di Jawa.

Jawa.

Bali.

20

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (Bambu Eul-eul) di Jawa. Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (Bambu Uncea; Bambu Buluh Kecil) di Jawa. Schizotachyum blunei Ness. (Bambu Wuluh; Bambu Tamiang) di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Schizotachyum brachycladum Kuez. (Bambu Buluh Besar; Buluh Nehe; Awi Buluh; Ute Watat; Tomula) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku. Schizotachyum candatum Backer ex Heyne (buluh Bungkok) di Sumatera. Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (Bambu Toi) di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Schizotachyum longispiculata Kurz. (Bambu Jalur) di Sumatera, Kalimantan, dan Schizotachyum zollingeri Stend. (Bambu Jala; Cakeutreuk; Bambu Lampar) di Thryrsostachys siamensis Gamble. (Bambu Jepang) di Jawa.

Irian.

Jawa.

Sumatera dan Jawa.

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN BAMBU PADA BANGUNAN


Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia bambu memegang peranan yang sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan antara lain : batangnya kuat, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk, dan mudah dikerjakan serta mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibanding bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serba guna bagi masyarakat pedesaan. Tanaman bambu di Indonesia ditemukan mulai dari dataran rendah sampai pegunungan. Pada umumnya ditemukan di tempat-tempat terbuka dan daerahnya bebas dari genangan air. Tanaman bambu hidup merumpun, mempunyai ruas dan buku. Pada setiap ruas tumbuh cabang-cabang yang berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan buluhnya sendiri. Pada ruas-ruas ini tumbuh akar-akar sehingga pada bambu dimungkinkan untuk memperbanyak tanaman dari potongan-potongan ruasnya, disamping tunas-tunas rumpunnya.

21

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Jenis bambu yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah bambu tali, bambu andong, bambu petung dan bambu hitam. Bambu yang dimanfaatkan umumnya yang sudah masak tebang, lebih kurang berumur empat tahun dan pemanenannya dengan sistem tebang pilih. Setelah ditebang biasanya direndam dalam air mengalir, air tergenang, lumpur, air laut atau diasapkan. Kadang-kadang diawetkan juga dengan bahan kimia. Kegiatan selanjutnya adalah pengeringan. Pengolahan bambu tergantung pada penggunaan atau pemanfaatannnya. Selain untuk dimanfatkan sendiri oleh masyarakat, sekarang produk olahan bambu sudah banyak dieksport ke luar negeri seperti furniture, kerajinan/handycraft, supit, tusuk gigi dan lain-lain. Bambu sampai saat ini sudah dimanfaatkan sangat luas di masyarakat mulai dari penggunaan teknologi yang paling sederhana sampai pemanfaatan teknologi tinggi pada skala industri. Pemanfaatan di masyarakat umumnya untuk kebutuhan rumah tangga dan dengan teknologi sederhana, sedangkan untuk industri biasanya ditujukan untuk orientasi eksport. 1. Bambu Lapis Seperti halnya kayu diolah menjadi kayu lapis maka bambu juga digunakan sebagai bahan baku kayu lapis. Berbagai macam produk bambu lapis dibuat baik dari sayatan bambu maupun pelepuh bambunya. Jenis yang umum dipakai untuk bambu lapis adalah bambu tali (Gigantocloa apus). Kadang-kadang bambu lapis ini dicampur dengan veneer kayu meranti untuk lapisan dalamnya, atau sebaliknya lapisan luarnya berupa veneer kayu. 2. Bambu Lamina Bambu lamina adalah produk olahan bambu dengan cara merekatkan potongan-potongan dalam panjang tertentu menjadi beberapa lapis yang selanjutnya dijadikan papan atau bentuk tiang. Lapisannya umumnya 2-5 lapis. Banyaknya lapisan tergantung ketebalan yang diinginkan dan penggunaannya. Kualitas bambu lamina ini sangat ditentukan oleh bahan

22

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

perekatnya. Dengan bahan perekat yang baik maka kekuatan bambu lamina dapat disejajarkan dengan kekuatan kayu kelas III. 3. Komponen Bangunan dan Rumah Bambu yang dipergunakan sebagai bahan bangunan sebaiknya diawetkan lebih dahulu dengan cara perendaman dalam air selama beberapa minggu kemudian dikeringkan. Kadand-kadang juga dilakukan pengasapan belerang agar ham yang ada mati dan tidak dikunjungi oleh hama perusak. Sebagai bahan kontruksi yang tidak mementingkan keindahan, ter juga sering dipergunakan untuk menutup pori-pori buluh. Bambu bersama dengan kayu dan bahan organik lainnya banyak digunakan pada pemabngunan rumah rakyat di pedesaan. Dengan perkembangan harga bahan dasar dan kebutuhan perumahan rakyat yang sederhana, maka pengembanagn rumah berbahan kayu dan bambu sesuai untuk membantu rakyat ayng berpenghasilan rendah, terutanma di daerah yang mempunyai ketersediaan bambu. Rumah-rumah rakyat di Jawa Barat masih banyak menggunakan bahan bambu. Bahan bambu pada umumnya digunakan sebagai kaso dan reng. Pada rumah panggung dan bilik bambu digunakan juga untuk keperluan dinding, lis, tiang, galar dan lantai. Penggunaan bambu oleh masyarakat sebagai bahan bangunan perumahan selain mudah didapat, bahan bambu dipercaya oleh masyarakat sebagi bahan yang kuat dan awet dengan catataan penggunaan terhindar untuk berhubungan langsung dengan air. Kunci utama keawetan bangunan bambu adalah kombinasi dari pengawetan dan desain bangunan itu sendiri. Pengawetan melindungi bangunan bambu dari musuh biologis yakni kumbang bubuk, rayap dan jamur. Sedangkan desain bambu juga haruslah bersahabat dengan bahan bambu dan mampu melindungi bambu dari kelembaban, air hujan serta panas matahari terik yang dapat merusak fisik bambu. Beberapa jenis bambu yang paling sering digunakan untuk bangunan bambu adalah: 1) Bambu petung/betung (Dendrocalamus asper). Bambu ini tumbuh subur di hampri semua pulau besar di Indonesia. Memiliki dinding yang tebal dan kokoh serta diameter yang dapat

23

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

mencapai lebih dari 20 cm. Dapat tumbuh hingga lebih 25 meter. Bambu petung banyak digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan. Juga sering di belah untuk keperluan reng/usuk bangunan. Bambu petung yang peling umum ada dua jenis yakni petung hijau dan petung hitam. 2) Bambu hitam atau bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea). Banyak tumbuh di jawa dan sumatra. Jenis bambu ini dapat mencapai dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif lebih tahan terhadap hama.3) Bambu apus atau tali (Gigantochloa apus). Jenis ini banyak digunakan sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan. Diameter antara 4 hingga 10 cm. Juga sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan. Studi Kasus Aplikasi Bambu Plester. Konsep Rumah Bambu Plester telah menjadi suatu solusi bagi perumahan yang ramah lingkungan tetapi tetap terjangkau. Beberapa rumah dan fasilitas sosial yang telah dibangun di antaranya adalah: Rumah Contoh di Pasir Impun, Bandung, Rumah Korban Gempa, Sukabumi; Prototipe Dinding Bambu Plaster di Environmental Bamboo Foundation, Bali; Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat(PKBM) Jatinangor, Sumedang; dan Community Center di Nagalawan, Sumatera Utara. Bambu plester ternyata memenuhi persyaratan Material Bangunan yang Berkelanjutan atau Sustainable Building Material. Ciri ciri dari material yang berkelanjutan ini ialah:

Tabel 1. Sifat Sustainable Building Material dan Komparasi pada Bambu Plester Sifat Sustainable Building Material

Sifat pada Bambu Plester Ya

Sumber daya material dapat

diperbaharui

Atau material dapat didaur ulang Atau material dapat dipakai

24

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

ulang

Energi

yang

dipakai

untuk

Ya

memproduksinya cukup efisien atau kecil

Dampak

lingkungan

saat

Ya

diproduksi cukup atau kecil

Banyak air yang dipakai dalam

Ya

produksi juga efisien atau kecil

Material dapat diuraikan oleh

Ya

alam atau biodegradable

Material

tersebut

sebaiknya

Ya

diproduksi secara lokal sehingga tidak memerlukan energi atau biaya yang besar untuk mengirim ke lokasi pembangunan

Dampak yang dihasilkan dalam

Ya

setelah bangunan dipakai

Tingkat

kadar

racun

bagi yang

Ya

manusia ada

dan

ekosistem

dikandung cukup rendah atau tidak

Metode

pemasangan

dan

Ya

konstruksi ramah lingkungan

Metodenya oleh

juga tukang setempat

mudah dan yang

Ya

dikerjakan penduduk

memerlukan pekerjaan

25

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Tingkat

ketahanan

material

Ya

cukup baik

Biaya dan kebutuhan perawatan

Ya

bangunan sangat rendah

Kenyamanan dipakai

termal cukup

ketika baik dampak

Ya

bangunan sehingga

mengurangi

konsumsi energi

1. PEMANENAN

Tanaman bambu di Indonesia merupakan tanaman bambu simpodial, yaitu batangbatangnya cenderung mengumpul didalam rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul (Sindusuwarno, 1963). Batang bambu yang lebih tua berada di tengah rumpun, sehingga kurang menguntungkan dalam proses penebangannya. Metode pemanenan tanaman bambu adalah dengan metode tebang habis dan tebang pilih. Pada metode tebang habis, semua batang bambu ditebang baik yang tua maupun yang muda, sehingga kualitas batang bambu yang diperoleh bercampur antara bambu yang tua dan yang muda. Selain itu metode ini juga menimbulkan pengaruh terhadap sistem perebungan bambu, sehingga kelangsungan tanaman bambu terganggu, karena sistem perebungan bambu dipengaruhi juga oleh batang bambu yang ditinggalkan. Pada beberapa jenis tanaman bambu metode tebang habis menyebabkan rumpun menjadi kering dan mati, tetapi pada jenis yang lain masih mampu menumbuhkan rebungnya tetapi dengan diameter rebung tidak besar dan junlahnya tidak banyak (Sindusuwarno, 1963). Metode tebang pilih pada tanaman bambu adalah menebang batang-

batang bambu berdasarkan umur tumbuhnya. Metode ini dikembangkan dengan dasar

26

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

pemikiran adanya hubungan batang bambu yang ditinggalkan dengan kelangsungan sistem perebungan bambu. Penelitian tentang hubungan sistem penebangan dengan perebungan telah dilakukan oleh Sudiono dan Soemarna (1964). Penelitian dilakukan pada hutan bambu tanaman dengan mengklasifikasikan batang-batang bambu ke dalam generasi-generasi yaitu : generasi I (berumur 3 - 4 tahun), generasi II (berumur 2 - 3 tahun), generasi III (berumur 1 - 2 tahun) dan generasi IV (berumur 0 - 1 tahun). Pengklasifikasian ini tidak menyertakan batang dalam suatu rumpun yang lebih dari 4 tahun, karena umumnya batang bambu pada umur tersebut sudah ditebang karena sudah masak tebang. Informasi yang diberikan adalah bahwa sistem tebang pilih yang disarankan untuk dilakukan adalah yang pertama menebang semua batang generasi I, kedua menebang batang generasi I + II + III dan yang ketiga menebang semua batang generasi I + II. Selain itu perlu diperhatikan bahwa metode penebangan bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan perebungan suatu tanaman bambu, melainkan dipengaruhi juga oleh banyaknya batang yang ditinggalkan pada tiap rumpun. Batang yang sebaiknya ditinggalkan dalam suatu pemanenan adalah generasi II, III dan IV dari suatu rumpun yang dipanen, dengan perbandingan generasi IV lebih banyak yang ditinggalkan daripada generasi lainnya. 2. SIFAT DASAR A. Anatomi Kolom bambu terdiri atas sekitar 50% parenkim, 40% serat dan 10% sel penghubung (pembuluh dan sieve tubes) Dransfield dan Widjaja (1995). Parenkim dan sel penghubung lebih banyak ditemukan pada bagian dalam dari kolom, sedangkan serat lebih banyak ditemukan pada bagian luar. Sedangkan susunan serat pada ruas penghubung antar buku memiliki kecenderungan bertambah besar dari bawah ke atas sementara parenkimnya berkurang.

27

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

B. Sifat Fisis dan Mekanis Sifat fisis dan mekanis merupakan informasi penting guna memberi petunjuk tentang cara pengerjaan maupun sifat barang yang dihasilkan. Hasil pengujian sifat fisis dan mekanis bambu telah diberikan oleh Ginoga (1977) dalam taraf pendahuluan. Pengujian dilakukan pada bambu apus (Gigantochloa apus Kurz.) dan bambu hitam (Gigantochloa nigrocillata Kurz.). Beberapa hal yang mempengaruhi sifat fisis dan mekanis bambu adalah umur, posisi ketinggian, diameter, tebal daging bambu, posisi beban (pada buku atau ruas), posisi radial dari luas sampai ke bagian dalam dan kadar air bambu. Hail pengujian sifat fisis mekanis bambu hitam dan bambu apus terdapat pada Tabel 1. Tabel 1. Sifat fisis dan mekanis bambu hitam dan bambu apus No. 1. Sifat Keteguhan lentur statik a. Tegangan pada batas proporsi (kg/cm2) b. Tegangan pada batas patah (kg/cm2) c. Modulus elastisitas (kg/cm2) d. Usaha pada batas proporsi (kg/dcm3) e. Usaha pada batas patah (kg/dm3) 2. 3. 4. 5. 6. Keteguhan tekan sejajar serat (tegangan maximum, kg/cm2) Keteguhan geser (kg/cm2) Keteguhan tarik tegak lurus serat (kg/cm2) Keteguhan belah (kg/cm2) Berat Jenis a. KA pada saat pengujian b. KA kering tanur 0,83 KA : 28% 0,65 0,69 KA : 19,11% 0,58 61,4 28,7 41,4 39,5 28,3 58,2 447 663 99000 1,2 3,6 489 327 546 101000 0,8 3,3 504 Bambu hitam Bambu apus

28

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

KA : 17% 7. Keteguhan pukul a. Pada bagian dalam (kg/dm3) b. Arah tangensial (kg/dm3) c. Pada bagian luar (kg/dm3) Sumber : Ginoga (1977) 32,53 31,76 17,23

KA : 16,42%

45,1 31,9 31,5

Sifat fisis dan mekanis jenis bambu lainnya telah diinformasikan Hadjib dan Karnasudirdja (1986). Pengujian dilakukan pada tiga jenis bambu, yaitu bambu andong (Gigantochloa verticillata), bambu bitung (Dendrocalamus asper Back.) dan bambu ater (Gigantochloa ater Kurz.) Hasilnya menunjukkan bahwa bambu ater mempunyai berat jenis dan sifat kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan bambu bitung dan bambu andong. Nilai rata-rata keteguhan lentur maksimum, keteguhan tekan sejajar serat dan berat jenis tidak berbeda nyata pada buku dan ruas, sedangkan antar jenis berbeda nyata. Nilai rata-rata sifat fisis dan mekanis bambu terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai sifat fisis dan mekanis bambu Bambu ater kg/cm2 533,05 89152,5 sejajar 584,31 0,71 Bambu bitung kg/cm2 342,47 53173,0 416,57 0,68 Bambu andong kg/cm2 128,31 23775,0 293,25 0,55

No. 1. 2. 3. 4.

Sifat fisis dan mekanis Keteguhan lentur maksimum Modulus elastisitas Keteguhan serat Berat jenis tekan

Sumber : Hadjib dan Karnasudirdja (1986)

29

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

C. Sifat Kimia Penelitian sifat kimia bambu telah dilakukan oleh Gusmailina dan Sumadiwangsa (1988) meliputi penetapan kadar selulosa, lignin, pentosan, abu, silika, serta kelarutan dalam air dingin, air panas dan alkohol benzen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar selulosa berkisar antara 42,4% - 53,6%, kadar lignin bambu berkisar antara 19,8% - 26,6%, sedangkan kadar pentosan 1,24% - 3,77%, kadar abu 1,24% - 3,77%, kadar silika 0,10% 1,78%, kadar ektraktif (kelarutan dalam air dingin) 4,5% - 9,9%, kadar ekstraktif (kelarutan dalam air panas) 5,3% - 11,8%, kadar ekstraktif (kelarutan dalam alkohol benzene) 0,9% 6,9%. Hasil analisis kimia 10 jenis bambu terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis kimia 10 jenis bambu Kelarutan dalam, (%) Air dingin 5,3 4,5 5,2 4,6 9,9 8,3 4,6 Air panas 9,4 6,1 6,4 5,3 10,7 9,4 6,3 Alkoholbenzene 4,3 0,9 1,4 2,5 6,9 5,2 2,0

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Jenis bambu Phyllostachys reticulata (bambu madake) Dendrocalamus asper (bambu petung) Gigantochloa apus (bambu batu) Gigantochloa nigrociliata (bambu batu) Gigantochloa verticillata (bambu peting) Bambusa vulgaris (bambu ampel) Bambusa bambos (bambu bambos)

Selulosa (%) 48,3 52,9 52,1 52,2 49,5 45,3 50,8

Lignin (%) 22,2 24,8 24,9 26,6 23,9 25,6 23,5

Pentosan (%) 21,2 18,8 19,3 19,2 17,8 20,4 20,5

Abu (%) 1,24 2,63 2,75 3,77 1,87 3,09 1,99

Silika (%) 0,54 0,20 0,37 1,09 0,52 1,78 0,10

30

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

8. 9. 10.

Bambusa polymorpha (bambu kyathaung) Chephalostachyum pergraciles (bambu tinwa) Melocanna bambusoides

53,8 48,7 42,4

20,8 19,8 24,7

17,7 17,5 21,5

1,83 2,51 2,19

0,32 0,51 0,33

4,9 9,8 7,3

6,9 11,8 9,7

1,9 6,7 4,0

Sumber : Gusmailina dan Sumadiwangsa (1988) D. Keawetan dan Keterawetan Penelitian keawetan bahan bambu telah dilakukan oleh Jasni dan Sumarni (1999), sedangkan penelitian tentang keterawetan bahan bambu belum dilakukan. Jasni dan Sumarni (1999) mengemukakan bahwa dari tujuh jenisbambu yang diteliti, bambu ampel (Bambusa vulgaris) paling rentan terhadap serangan bubuk, kemudian bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea), bambu hitam (Gigantochloa apus) relatif (Gigantochloa tahan atroviolaceae) serangan dan bambu terung (Gigantochloa nitrocilliata). Sedangkan bambu atter (Gigantochloa atter) dan bambu apus/tali terhadap bubuk. Jenis bubuk bambu yang banyak ditemukan menyerang bambuadalah Dinoderus sp., sedangkan jenis bubuk yang paling sedikit ditemukan menyerang bambu adalah Lyctus sp. Kuantitas bubuk yang ditemukan pada bambu terdapat pada Tabel 4, sedangkan penyebaran jenis bubuk padabambu terdapat pada Tabel 5. Tabel 4. Bubuk yang ditemukan pada bambu Jumlah serangga No. 1. 2. 3. Jenis bambu Bambusa vulgaris Gigantochloa apus Gigantochloa P (e) 415 125 257 T (e) 375 25 295 U (e) 10 6 2 S (e) 800 156 554 Total serangga R (%) 30,48 5,94 21,10 Y (b) 2312 252 997

DS (%) 100 40 90

31

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

atroviolaceae 4. 5. 6. 7. Gigantochloa atter Gigantochloa nigrocilliata Gigantochloa robusta Gigantochloa pseodoarundinacea 175 180 177 227 30 48 60 202 8 8 213 228 237 457 8,11 8,69 9,03 16,65 484 1176 655 1982 40 70 70 90

Sumber : Jasni dan Sumarni (1999) Keterangan : P:pangkal T: tengah e : ekor b : buah R : jumlah dalam % Y : lubang gerek

U : ujung

S:jumlahindividu

DS: derajat serangan

Tabel 5. Penyebaran jenis bubuk pada bambu Jenis bambu A + B + C + + + + D + + + E + + + + F + + + G + + + + Jumlah H 327 35 1946 369 I 12,33 1,32 73,23 13,93

No. 1. 2. 3. 4.

Jenis bubuk H. aequalis Wat Lyctus sp. Dinodeus Minthea sp.

Sumber : Jasni dan Sumarni (1999)

32

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Keterangan : A : bambu ampel B: bambu apus(tali) C : bambu hitam D : bambu atter E: bambu terung F: bambu mayan G : bambu andong + : ditemukan - : tidak ditemukan

3. PENGOLAHAN A. Pengawetan Usaha pengawetan bambu secara tradisional sudah dikenal oleh masyarakat pedesaan. Pengawetan itu dilakukan dengan cara merendamnya di dalam air mengalir, air tergenang, lumpur atau di air laut dan pengasapan. Selain itu juga sering ditemukan cara pengawetan dengan pelaburan kapur dan kotoran sapi pada gedek dan bilik bambu. Penelitian pengawetan bambu dengan menggunakan bahan kimia disertai metode yang tepat dan efisien terus dilakukan. Pengawetan bambu mempunyai tujuan untuk mencegah serangan jamur (pewarna dan pelapuk) maupun serangga (bubuk kering, rayap kayu kering dan rayap tanah). Beberapa pengrajin mebel bambu telah melaksanakan pengawetan dengan menggunakan boraks, campuran kapur barus dengan minyak tanah, atau pengasapan dengan belerang. Namun sejauh ini belum diketahui efektifitas bahan-bahan kimia yang digunakan dan metode pengawetan yang dilaksanakan. Penelitian pengawetan bahan bambu dengan menggunakan pestisida pengawet kayu telah dimulai oleh Martawijaya (1964). Hasilnya menunjukkan bahwa bambu dapat diawetkan dengan mudah terutama jika menggunakan bahan pengawet yang dapat berdifusi dengan baik. Penggunaan senyawaan boron dalam pengawetan bambu apus dan bambu hitam dilakukan oleh Supriana (1987). Hasilnya menunjukkan bahwa bambu apus dan bambu hitam dapat diawetkan dengan proses rendaman dingin masing-masing selama satu dan tiga hari pada konsentrasi tiga persen.

33

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Penelitian cara pengawetan dengan cara rendaman dingin menggunakan larutan asam borat dan boraks (boric acid equivalent) 10% dan larutan Wolmanit CB 10% terhadap dua belas jenis bambu telah dilakukan oleh Abdurrochim (1982). Hasil penetrasi persenyawaan bor dan Wolmanit CB pada dua belas jenis bambu dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7.

Tabel 6. Penetrasi persenyawaan bor pada dua belas jenis bambu Penetrasi bor pada lama rendaman (%) 1 hari 77,6 45,3 83,4 51,3 67,0 41,2 3 hari 65,4 73,3 83,9 67,2 64,1 33,0 5 hari 93,7 61,9 80,1 77,0 64,8 49,2 7 hari 50,7 21,0 75,5 32,1 68,2 22,3 Rata -rata 72,0 50,4 80,7 56,9 66,0 36,4

No . 1.

Jenis bambu Ampel (Bambusa vulgaris Schard) hijau

Potonga n dibelah bulat kuning dibelah bulat dibelah bulat

2.

Ampel (Bambusa

vulgaris Schard) 3. Andong (Gigantochloa verticillata (Wild.) Munro.) 4. Apus (Gigantochloa apus (Bl.ex Schult.f.) Kurz.) 5. Bitung (Dendrocalamus asper (Schult.f.) Kurz.) 6. Buluh dibelah 72,7 96,0 100, 100, 92,2 dibelah bulat 65,7 24,3 63,7 26,2 67,2 44,6 63,4 25,8 65,0 30,2 dibelah bulat 75,1 35,6 66,8 28,5 68,9 36,7 68,7 51,1 69,9 38,0

34

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

(Schizostachyum brachycladum Kurz. ) 7. Cakeutreuk (Schizostachyum zolingeri Steud.) 8. Hitam (Gigantochloa atter (Hassk) Kurz. ex Munro) 9. Lengka (Gigantochloa nigrocillata (Buese) Kurz) 10. Tamiang (Schizostachyum blumei Nees) 11. Temen (Gigantochloa verticillata (wild.) 12. Uncul (Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera)

bulat

38,9

76,7

0 80,7

0 90,5 77,8 45,2 73,0 36,3

71,7

dibelah bulat dibelah bulat

72,8 21,1 72,0 33,9

72,0 36,8 68,4 44,4

89,1 62,7 73,7 30,4

77,9 41,5 71,8 36,3

dibelah bulat

100, 0 93,3

100, 0 100, 0 95,5 77,5

100, 0 96,5 100, 0 91,5

100, 0 91,3 100, 0 95,3 72,8 27,7 78,0 75,0

100, 0 95,3 98,9 91,1

dibelah bulat

100, 0 100, 0

dibelah bulat dibelah bulat

70,2 36,2 76,0 46,3

72,3 47,5 90,4 72,1

69,4 32,2 92,7 79,3

71,2 35,9 84,3 68,2

Tabel 7. Penetrasi Wolmanit CB pada dua belas jenis bambu No Jenis bambu Potonga Penetrasi bor pada lama rendaman (%)

35

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

. 1. Ampel (Bambusa vulgaris Schard) 2. Ampel (Bambusa vulgaris Schard) 3. Andong (Gigantochloa verticillata (Wild.) Munro.) 4. Apus (Gigantochloa apus (Bl.ex Schult.f.) Kurz.) 5. Bitung (Dendrocalamus asper (Schult.f.) Kurz.) 6. Buluh (Schizostachyum brachycladum Kurz. ) 7. Cakeutreuk (Schizostachyum zolingeri Steud.) 8. Hitam (Gigantochloa atter (Hassk) Kurz. kuning hijau

n dibelah bulat dibelah bulat dibelah bulat

1 hari 80,2 73,3 78,6 76,9 71,5 46,4

3 hari 88,8 78,5 97,2 73,7 89,2 62,6

5 hari 78,4 87,8 86,1 91,7 86,3 58,0

7 hari 97,9 69,2 97,5 36,0 90,0 87,4

Rata -rata 86,3 77,2 89,9 69,6 84,3 63,6

dibelah bulat dibelah bulat

82,4 63,6 64,3 45,1

97,1 94,8 94,2 61,8

93,8 69,1 100, 0 76,0

95,6 94,2 91,5 88,6

92,2 80,4 87,5 67,9

dibelah bulat

76,8 100, 0

96,0 77,5

100, 0 98,8

100, 0 95,7 90,7 92,9 99,3 37,9

93,2 93,0

dibelah bulat dibelah bulat

64,5 53,1 72,6 73,8

92,0 92,1 87,8 66,2

100, 0 51,0 100, 0 78,2

86,8 72,3 89,9 64,1

36

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

ex Munro) 9. Lengka (Gigantochloa nigrocillata (Buese) Kurz) 10. Tamiang (Schizostachyum blumei Nees) 11. Temen (Gigantochloa verticillata (wild.) 12. Uncul (Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera) Sumber : Abdurrochim (1982) Proses pengawetan pada jenis bambu yang sama dan telah dibelah berpengaruh sangat nyata terhadap penetrasi senyawaan boron. Hal ini berarti proses pengawetan akan lebih efisien pada bambu yang telah dibelah daripadabambu yang bulat utuh. Lama rendaman dalam pembelahan dan pada jenis bambu yang sama, juga berpengaruh sangat nyata terhadap penetrasi Wolmanit CB. Pengawetan dengan senyawaan boron terhadap jenis bambu ampel hijau, ampel kuning, andong, apus, bitung, hitam, lengka, tamiang dan temen baik yang dibelah maupun bulat serta bambu cakeutreuk dan uncul yang dibelah cukup direndam satu hari. Bambu buluh baik yang dibelah maupun bulat dan bambu cakeutreuk dan uncul yang bulat sebaiknya direndam tiga hari. dibelah bulat 80,0 55,7 90,4 100, 0 99,2 88,0 100, 0 64,0 92,4 76,9 dibelah bulat dibelah bulat 100, 0 93,3 69,9 80,4 dibelah bulat 100, 0 78,3 100, 0 100, 0 95,5 100, 0 83,0 63,3 100, 0 100, 0 100, 0 100, 0 78,8 81,6 92,6 90,4 81,1 78,9 100, 0 94,0 98,9 96,8 100, 0 90,6 100, 0 92,2

37

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Pengawetan dengan Wolmanit CB terhadap bambu ampel hijau, ampel kuning, apus, lengka dan tamiang baik yang dibelah maupun bulat, bambu andong yang dibelah serta bambu buluh, hitam, temen dan uncul yang dibelah sebaiknya direndam tiga hari. Bambu andong yang bulat sebaiknya direndam tujuh hari. Penelitian pengawetan bambu dengan bahan pengawet lainnya dilakukan oleh Barly dan Permadi (1987). Pengawetan apus dilakukan terhadap bambu andong Schult.f.) Kurz) (Gigantochloa dan bitung verticillata Munro), (Gigantochloa apus (Bl.ex

(Dendrocalamus asper (Schult.f.) Backer ex Heyne) menggunakan bahan pengawet Koppers F 7 pada konsentrasi 5%. Hasil nilai penetrasi dan retensi bahan pengawet Formula 7 pada 3 jenis bambuyang diawetkan secara rendaman dingin dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai penetrasi dan retensi bahan pengawet Formula 7 pada tiga jenis bambu Waktu rendaman 1 3 5 2. Andong 1 3 5 3. Tali 1 Perlakuan awal D TD D TD D TD D TD D TD D TD D TD Penetrasi (%) 57,4 61,1 43,7 52,2 52,4 57,0 82,2 90,7 97,2 95,9 94,2 94,9 81,5 70,9 Retensi (kg/m3) 11,93 21,35 13,56 21,44 16,66 18,56 24,59 32,97 28,58 31,56 27,94 35,66 11,83 22,33

No. 1.

Jenis bambu Betung

38

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

3 5

D TD D TD

91,4 93,9 93,7 95,9

21,64 26,07 26,09 30,96

Sumber : Barly dan Permadi (1987) Keterangan : D = ditutup TD = tidak ditutup Dari penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa masuknya bahan pengawet dari arah longitudinal dapat mencapai hasil maksimum setelah direndam selama satu hari. Nilai retensi yang dicapai pada percobaan ini cukup besar dan melebihi persyaratan yang dianjurkan untuk bahan bangunan perumahan yang diawetkan (Barly, 1995). Untuk mencapai persyaratan itu bambu betung dan bambu andong cukup direndam selama satu hari sedangkan untuk bambu apus direndam selama tiga hari. Perpanjangan waktu rendaman tidak meningkatkan nilai penetrasi dan retensi bahan pengawet. Penelitian mengenai penembusan bahan pengawet ke dalam batang bambu andong dan bambu betung yang diawetkan secara vertikal telah dilakukan oleh Permadi (1992). Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa keterawetanbambu andong dan betung relatif sama. Rendaman selama empat minggu menghasilkan penetrasi bahan pengawet tertinggi (33 cm dan 30 cm), sedangkan perendaman selama satu sampai tiga minggu menghasilkan penetrasi bahan pengawet yang relatif sama. Hasil penelitian ini juga memberikan catatan bahwa karena bambu yang digunakan sudah kering sehingga bahan pengawet tidak dapat berdifusi dengan baik, sehingga perlu diadakan perbaikan dalam proses pengawetannya. Metode pengawetan bambu secara vertikal diperlihatkan pada gambar 1, sedangkan hasil penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penembusan bahan pengawet pada bambu yang direndam secara vertikal No . Jenis bamb u Kadar air (%) Saat Saat Lama perendaman (minggu) 1 2 3 4

39

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

diteban g 1. 2. Andong Betung 93,7 98,3

pengaweta n 82,5 83,6 11,1 1 cm 12,5 8 cm 14,7 5 cm 16,2 8 cm 15,8 8 cm 19,2 6 cm 33,4 0 cm 30,3 3 cm

Sumber : Permadi (1992) Bagian batang dari bambu juga mempunyai karakteristik serangan hama. Hal ini diungkapkan oleh Sumarni dan Ismanto (1992). Jenis serangga yang menyerang pada bagian tengah ialah jenis serangga Dinoderus sp., Lyctussp. dan kumbang, sedangkan pada bagian pangkal hanya ditemukan dua jenis serangga yaitu Dinoderus sp. dan kumbang. Bagian pangkal lebih awet daripada bagian tengah bambu. Pengembangan metode pengawetan telah dilaksanakan, diantaranya dengan metode boucheri untuk pengawetan bambu segar yang telah diteliti oleh Permadi dan Sumarni (1995). Bahan bambu yang digunakan dalam penelitian ini adalah bambu andong (Gigantochloa verticillata Munro.) dan bambu tali (Gigantochloa apus Kurz.), dengan bahan pengawet borax (Na2B4O7. 10H2O) konsentrasi 5%. Pengawetan dengan metode boucheri memberikan bahan pengawet pada bagian bawah batang bambu dan tidak memotong daun dan rantingnya, agar proses asimilasi dan penyerapan bahan makanan tetap berlangsung, seperti tampak dalam gambar 1a padabambu andong dan 1 b pada bambu tali.

40

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Gambar 2.6. Pengawetan bambu metode boucheri

Bambu andong

Bambu tali

Berdasarkan penelitian ini diperoleh informasi bahwa bambu andong lebih mudah diawetkan dengan 10. Tabel 10. Penetrasi longitudinal (cm) pada bambu andong dan tali Rata-rata penetrasi Lama perendaman (hari) 2 4 (cm) Andong 131,40 304,92 Tali 68,30 116,83 cara boucheri dibandingkan bambu tali. Rata-rata penetrasi longitudinal pada bambu andong dan tali dengan variasi waktu lama perendaman ditunjukkan pada Tabel

41

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

6 8 10

308,42 469,88 315,28

151,37 141,88 128,17

Sumber : Permadi dan Sumarni (1995) Penelitian tentang pengawetan bambu segar secara sederhana telah dilaksanakan oleh Barly dan Sumarni (1997). Pengawetan dilakukan pada bambu yang sudah terpilih ditebang dan diusahakan tetap tegak berdiri atau bersandar pada pohon lain. Pada bagian pangkal batang dikuliti sepanjang 10 cm untuk memperluas permukaan. Batang yang sudah dikuliti segera dimasukkan ke dalam larutan bahan pengawet untuk mencegah masuknya udara ke dalam batang bambu yang mungkin dapat mengganggu proses aliran bahan pengawet. Hasil pengamatan rata-rata dari 5 ulangan tercantum dalam Tabel 11. Tabel 11. Hasil pengamatan Konsentrasi (%) 5 10 5 10 5 10 5 10 5 10 Waktu (hari) 1 1,66 2,23 7,67 10,36 52,55 70,32 3,18 5,90 1,56 3,70 3 2,40 2,63 10,04 7,40 80,52 57,61 4,46 9,36 3,90 5,39 5 3,66 4,16 12,33 11,89 81,45 80,48 4,72 7,84 3,77 6,36

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Uraian Absorpsi (l) Penetrasi (m) Penetrasi (%) Retensi pada bagian terawetkan (kg/m3) Retensi pada seluruh volume (kg/m3)

Sumber : Barly dan Sumarni (1997)

42

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh informasi tentang adanya kecenderungan kenaikan absorpsi dengan bertambahnya waktu pengawetan. Dan sebagai saran dalam mengawetkan bambu sebaiknya digunakan bahan pengawet dengan konsentrasi 10% dan lama pengawetan 5 hari agar memperoleh retensi yang memenuhi syarat dengan catatan penembusan bahan pengawet mencapai 75% dari panjang bambu. Pengujian keragaan bahan pengawet boron-fluor-chrom-arsen (BFCA) pada

bahan bambu dilakukan oleh Sumarni et al. (1992). Pengujian dilakukan pada bambu betung (Dendrocalamus asper Back.) terhadap serangga bubuk kering. Contoh uji dibuat 12 perlakuan selanjutnya direndam dalam larutan bahan pengawet BFCA 5% selama tiga hari. Pengamatan dilakukan selama satu tahun dengan kriteria penilaian jumlah lubang serangan, serangga hidup, stadium serangga dan derajat serangan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tiga dari dua belas jenis perlakuan yaitu ruas bambu antar dua buku yang berkulit, berkulit disayat sebagian dan berkulit dilubangi (dibor) hasilnya tidak efektif. Hal ini disebabkan karena retensi bahan pengawet yang digunakan hanya berkisar antara 3,17 kg/m3 - 4,24 kg/m3 atau masih dibawah standar (6 kg/m3 ). B. Pengeringan Proses pengeringan bambu dibutuhkan guna menjaga stabilisasi dimensi bambu, perbaikan warna permukaan, juga untuk pelindung terhadap serangan jamur, bubuk basah dan memudahkan dalam pengerjaan lebih lanjut. Kekuatan bambu juga akan bertambah dengan bertambah keringnya bambu. Pengeringan bambu harus dilaksanakan secara hati-hati, karena apabila dilaksanakan terlalu cepat (suhu tinggi dengan kelembaban rendah) atau suhu dan kelembaban yang terlalu berfluktuasi akan mengakibatkan bambu menjadi pecah, kulit mengelupas, dan kerusakan lainnya. Sebaliknya bila kondisi pengeringan yang terlalu lambat akan menyebabkan bambu menjadi lama mengering, bulukan dan warnanya tidak cerah atau menjadi gelap. Pengeringan bambu dapat dilakukan secara alami (air drying), pengasapan, pengeringan dengan energi tenaga surya (solar collector drying) atau kombinasi dengan energi tungku,

43

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

dan

pengeringan

dalam

dapur

pengering.

Penelitian

mengenai

metode

pengeringan bambu telah dilakukan oleh Basri (1997). Basri menginformasikan bahwa dengan sistem pengasapan dan energi tenaga surya sebaiknya dilakukan setelah kadar air bambu di bawah 50% agar kualitas bambu tetap terjaga. Bambu yang masih sangat basah setelah dipotong sesuai ukuran yang akan dipergunakan, dibersihkan dan ditumpuk berdiri dengan posisi saling menyilang atau ditumpuk secara horisontal selama kurang lebih satu minggu. Untuk mempercepat pengeluaran air ditempatkan kipas/fan didekatnya. Pengeringan bambu dengan cara diasapkan tampak pada gambar 2.7 Gambar 2.7 Metode pengeringan bambu dengan cara pengasapan

Pengeringan dengan energi tenaga surya dilakukan dengan menjaga agar suhu dan kelembaban tidak berfluktuasi. Usaha yang dilakukan dengan sesering mungkin membuka ventilasi atau menyemprotkan air ke permukaanbambu. Untuk membantu distribusi panas ke seluruh permukaan bambu perlu dipasang kipas yang jumlah dan ukuran dayanya disesuaikan dengan luas ruangan. Ruangan dengan kapasitas bambu basah 3 m3 diperlukan 2 buah fan yang masing-masing dengan daya 1 PK (HP) dan putaran 1600 RPM. Dalam ruangan pengering perlu dijaga keseimbangan suhu serta kelembabannya, agar kualitas pengeringan bambu dapat terjaga. Pada malam haripun diperlukan suplai energi ke dalam dapur pengeringan tenaga surya. Suplai energi tersebut dapat berasal dari tungku limbah kayu atau kompor.

44

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Penyimpanan dan penanganan bambu yang telah dikeringkan perlu dilakukan agar kualitas bambu tidak mengalami penurunan. Hal ini perlu dilakukan karena bambu mempunyai sifat hygroskopis, sehingga bambu yang sudah kering akan tetap menyerap air kembali apabila ditempatkan pada kondisi yang lembab. Penyerapan dan pengeluaran air yang berulang-ulang biasanya diikuti dengan retak dan pecah pada bambu. Untuk mengatasi keadaan tersebut maka beberapa cara yang perlu diperhatikan diantaranya adalah menyimpan bambu pada ruang yang tidak lembab, lantai kering dan sirkulasi udara lancar. Hal yang perlu diperhatikan adalah penyimpanan bambu yang sudah kering dan bambu yang masih basah dicampur dalam suatu ruang tertutup. Disamping itu pengangkutan bambu kering harus terlindung dari hujan dan panas yaitu dengan menggunakan bahan pembungkus kedap air, namun juga dapat melewatkan udara yang lembab dari dalam tumpukan bambu. Pengembangan penelitian peningkatan kualitas bambu melalui tehnik pengeringan dan pengawetan dilakukan oleh Basri dan Jasni (1995). Pengawetan dilakukan dengan menggunakan bahan pengawet dari jenis pestisida chlorpirifos 400 cc pada 3 tingkat konsentrasi dan borax 4 macam konsentrasi. Bambu-bambu yang telah diawetkan kemudian dikeringkan pada 3 kondisi suhu yang berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa daya tahan bambuterhadap rayap bergantung pada konsentrasi bahan pengawet yang digunakan. Pengawetan bambu menggunakan chlorpyrifos 400 gr/l atau boraks dapat meningkatkan daya tahan bambu terhadap serangan rayap tanahCaptotermes curvignathus dan rayap kayu kering Cryptotermes cynocephalus. Kualitas fisik dan warna bahan bambu bergantung kepada pemakaian suhu pengeringan. Pengeringan bambu menggunakan suhu sedang (+500C) dapat meningkatkan kualitas bambu dari segi fisik (tidak pecah, kulit tidak mengelupas ataupun mengerinyut). Bambu yang diawetkan dengan boraks pada konsentrasi minimal 4% dan dikeringkan dengan suhu sedang, selain dapat meningkatkan daya tahan bambu tersebut terhadap rayap juga mempunyai kualitas warna lebih cerah dibandingkan dengan bahan pengawet chlorpirifos.

45

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

C. Stabilisasi warna Usaha peningkatan kualitas bambu sebagai bahan kerajinan anyaman adalah dengan meningkatkan kecerahan warna bambu melalui pemutihan. Bambu tali (Gigantochloa apus) yang mempunyai serat yang ulet dan ruas yang panjang dan sering digunakan sebagai bahan anyaman, telah dipilih oleh Zulnely dan Dahlian (1999) sebagai bahan penelitian pemutihan bambu. Sebagai bahan pemutih digunakan larutan hidrogen peroksida (H2O2) dan digunakan bahan bambu yang berbeda umurnya, pada ruas yang terpisah. Untuk mengetahui kemungkinan perubahan kekuatannya dilakukan uji keteguhan tarik. Hasil derajat pemutihan dan keteguhan tarik bambu tali terdapat pada Tabel 12. Tabel 12. Data derajat putih dan keteguhan tarik bambu tali (Gigantochloa apus) yang telah diputihkan Derajat putih (%) Diputihkan Tak diputihkan Keteguhan tarik (kg/cm2) Diputihkan Tak diputihkan

Umur bagian bambu 6 bulan - ujung - tengah - pangkal 1 tahun - ujung - tengah - pangkal

dan

67,29 68,42 60,51

43,54 44,71 39,42

90,87 98,33 164

102 133 248

62,94 56,66 62,69

38,77 36,86 37,36

160,27 186,40 178,53

192 239 210

Sumber : Zulnely dan Dahlian (1999) Selain pencerahan warna bambu, pada beberapa tujuan produksi kadang ditemukan keinginan untuk menampilkan bambu dalam warna kulit alaminya. Hal ini disebabkan karena

46

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

kecenderungan kulit bambu untuk berubah warna menjadi kuning setelah melalui proses pengeringan alami. Pengawetan mengenai warna hijau kulit bambu telah dilaksanakan pada bambu andong (Gigantochloa verticillata Munro.) oleh Barly dan Ismanto (1998). Hasil dari penelitian ini adalah kulit bambu cenderung untuk tetap berwarna hijau sesuai dengan warna alaminya. Pengawetan warna hijau kulit bambu andong dengan menggunakan campuran larutan terusi dan nikel sulfat dengan pengeringan selama 14 - 28 hari. D. Bambu lapis Penelitian bambu sebagai bahan kayu lapis telah dilakukan oleh Sulastiningsih dan Sutigno, (1992) dalam skala laboratorium, dengan menggunakan sayatan bambu. Jenis bambu yang digunakan dalam penelitian adalahbambu tali. Hasil pengujian beberapa sifat mekanik bambu lapis terdapat pada Tabel 13. Tabel 13. Beberapa sifat fisik dan mekanik bambu lapis Kerapatan (g/cm3)

No. 1. a b 2. a b c d

Macam bambu lapis Dari sayatan bambu 3 lapis 5 lapis Dari pelupuh bambu Luar berkulit tanpa buku Dalam tanpa buku Luar berkulit dengan buku Dalam dengan buku Luar tanpa kulit tanpa buku Dalam tanpa buku Luar tanpa kulit dengan buku

Keteguhan lentur (kg/cm2)

0,81 0,80

1022,48 1324,72

98,62 351,09

0,64 0,66 0,65 0,64

323,49 247,35 326,43 341,20

119,14 95,41 89,91 89,31

47

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Dalam dengan buku Sumber : Sulastiningsih dan Sutigno (1992) Penelitian pembuatan produk majemuk dari bahan bambu telah dilakukan oleh Kliwon (1997). Pembuatan bambu lapis itu menggunakan bahan bambu tali (Gigontochloa apus). Hasil dari penelitian itu menunjukkan bahwa rendemen pelupuh bambu dengan tebal 4,7 mm adalah 67,72% dan rendemen bambu lapisnya adalah sebesar 54,45%. Dimensi bambu lapis yang dibuat telah memenuhi standar Indonesia, sedangkan keteguhan rekat dan kadar air bambu lapis semuanya juga telah memenuhi standar Jepang. Hasil pengujian sifat fisis dan mekanis bambu lapis tercantum pada Tabel 14.

Tabel 14. Sifat fisis dan mekanis bambu lapis Jenis bahan pengawet b0 b1 b2 2. Kerapatan (g/cm3) b0 b1 b2 3. Keteguhan (delaminasi, cm) 4. rekat b0 b1 b2 Keteguhan lentur sejajar arah serat a. Modulus patah (kg/cm2) b0 b1 550,33 445,59 729,92 349,91 Jenis bambu lapis a1 12,26 11,41 9,60 0,70 0,74 0,72 0 0 0 a2 10,33 10,21 10,03 0,63 0,64 0,62 0 0 0

No. 1.

Sifat Kadar air (%)

48

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

b2 b. Modulus elastisitas b0 b1 b2 Sumber : Kliwon (1997) Keterangan : a1 = 3 lapisan bambu (kg/cm2)

415,21 55802,00 46987,80 35659,60

660,52 86839,30 81992,20 84994,80

a2 = lap. muka dan belakang bambu dan lap. inti venir meranti merah b0 = kontrol b1 = CCB b2 = Boraks Pengujian pada bambu lapis menunjukkan hasil yang memuaskan. Modulus patah sejajar serta permukaan bambu lapis semuanya memenuhi standar Jepang, sedangkan modulus elastisitas sejajar serat permukaan bambulapis mampu memenuhi standar Jepang kecuali pada bambu lapis yang semua lapisannya dari pelupuh bambu dan menggunakan jenis bahan pengawet boraks. Pengaruh perlakuan tunggal dan interaksi jenis bambu lapis dan jenis bahan pengawet yang dipergunakan berpengaruh sangat nyata terhadap sifat modulus patah bambu lapis. Sebaliknya baik pengaruh perlakuan tunggal maupun interaksinya tidak berpengaruh terhadap modulus elastisitas bambu lapis. Dalam pembuatan bambu lapis disarankan memakai lapisan inti dari venir tebal 4 mm untuk memperoleh bambu lapis yang modulus patahnya tinggi. E. Bambu lamina Penelitian mengenai bambu lamina telah dilakukan oleh Sulastiningsih et al., 1996. Penelitian ditekankan pada pengaruh jumlah lapisan dalam pembuatan bambu lamina. Hasil penelitian

49

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

tersebut menunjukkan bahwa sifat fisis dan mekanis bambu lamina dari bambu betung tidak dipengaruhi oleh jumlah lapisan (2 - 5 lapis) kecuali keteguhan rekat berdasarkan uji geser tarik dalam keadaan kering (makin banyak jumlah lapisan keteguhan geser tariknya makin tinggi). Selain itu berdasarkan kerapatan, keteguhan lentur dan keteguhan tekan bambu lamina dapat disetarakan dengan kayu kelas kuat II. Adapun besarnya nilai sifat fisis dan mekanis bambu lamina adalah seperti terdapat pada Tabel 15. Tabel 15. Nilai sifat fisis dan mekanis bambu lamina Jumlah lapisan 2 10,90 0,66 3 11,45 0,73 4 12,17 0,67 5 11,86 0,69

No. 1. 2. 3.

Sifat Kadar air (%) Kerapatan (g/cm3)

Keteguhan lentur sejajar serat (kg/cm2) - Modulus patah (MOR) - Modulus elastisitas (MOE) 1089,35 146763 463,46 1031,25 175592 506,16 999,84 177863 441,84 961,74 146907 521,55

4. 5.

Keteguhan tekan sejajar serat (kg/cm2) Keteguhan rekat (kg/cm2) a. Uji geser tekan - Uji kering - Uji basah b. Uji geser tarik - Uji kering - Uji basah

85,46 63,63

107,68 57,26

95,98 69,45

105,52 71,40

67,20 26,88 0

71,10 22,77 0

84,59 23,81 0

99,83 28,27 0

6.

Delaminasi (cm)

Sumber : Sulastiningsih et al. (1996)

50

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Bambu lamina

memiliki

sifat

perekatan

yang

cukup

baik.

Apabila

dalam

pemakaian bambu lamina tidak memperhatikan faktor ketebalan, maka disarankan untuk menggunakan bambu lamina 2 lapis. Informasi mengenai pengaruh posisi sepanjang kolom dan jumlah bahan pengawet yang dilaburkan, terhadap sifat fisis dan mekanis bambu lamina telah dilaporkan oleh Sulastiningsih et.al. (1998). Penelitian tersebut dilakukan pada bambu lamina 3 lapis dari jenis bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinacea (Steud.) Widjaya.) yang direkat dengan perekat urea formaldehyde dan dilaburi dengan cuprinol. Hasilnya menunjukkan bahwa berat jenis bambu tidak dipengaruhi oleh posisi kolom dan kuantitas pelaburan dengan variasi berat jenis berkisar 0,68 - 0,78 g/cm3. Kuantitas pelaburan berpengaruh pada nilai modulus patah (MOR), yaitu semakin banyak pelaburan, makan nilai MOR-nya semakin menurun. Nilai MOR bervariasi antara 630,20 1.111,43 kg/cm2. Posisi kolom bambu mempengaruhi modulus elastisitas (MOE), yaitu semakin ke bawah, nilai MOE bambu lamina semakin besar. Pada umumnya kekuatan perekatan dari bambu lamina adalah baik, tetapi kekuatan perekatan akan menurun bila kuantitas pelaburan bertambah. Berdasarkan berat jenis dan nilai kekuatan perekatan, maka bambu lamina dapat disejajarkan dengan kekuatan kayu kelas II, sementara bila dilaburi dengan Cuprinol sebanyak 3 kali, kualitasnya dapat disejajarkan dengan kayu kelas kuat III. F. Papan semen Berdasarkan penelitian hydratasi, bahan bambu adalah termasuk golongan bahan yang kurang baik sebagai bahan papan wol kayu, tetapi percobaan dengan direndam dahulu selama 2 hari, memperlihatkan hasil yang baik, yaitu dengan suhu maksimum 56C dalam tempo 9 jam. Percobaan pembuatan papan dengan serutannya direndam dahulu dalam air selama 48 jam menghasilkan keteguhan rekat papan semen 21,3% dan keteguhan lengkung 6,4 kg/cm2 (Kamil, 1970). Bahan yang dipergunakan adalah 500 bambu, 500 kg semen dan

51

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

200 gr air kapur. Berat jenis papn menjadi 0,42 kekuatan tidak dapat disamakan dengan kayu sebab kekuatan lenturnya sendiri adalah berlainan.

TAHAPAN-TAHAPAN DI DALAM KONSTRUKSI BAMBU PLESTER Tahap 1 -Persiapan dan Workshop Bambu Tahap workshop bambu ini merupakan tahap proses pembuatan atau perakitan modulmodul dinding bambu dan pembuatan pondasi di lapangan. Namun proses-proses ini tentunya didahului oleh tahap persiapan yang berisi proses pemilihan, pengawetan, serta pemotongan bilah bambu yang akan dipakai pada tahap selanjutnya. Pemilihan Batang Bambu Pemilihan batang bambu dilakukan menjadi dua jenis keperluan dari batang bambu tersebut: keperluan anyaman dinding dan keperluan rangka dinding. Terdapat persamaan persyaratan teknis dari batang bambu untuk dua keperluan tersebut; yaitu batang yang telah berumur tiga hingga lima tahun (umur dimana bambu telah mencapai kekuatan maksimalnya). Kriteria lebih lanjut dari bambu yang akan digunakan anyaman dinding adalah sebagai berikut ini.
o o o

o o o o

Daging batang bambu yang tipis (<1cm). Bambu dapat berjenis bambu tali, gombong, dan bambu hitam. Bagian batang yang dimanfaatkan diutamakan pada bagian atas dimana diameter batang relatif lebih kecil dan daging batang lebih tipis. Kriteria lebih lanjut dari bambu yang akan digunakan untuk rangka dinding adalah sebagai berikut ini. Diameter batang yang besar dan lurus (8-15cm). Daging batang yang tebal (>0,5cm) untuk menjamin kekakuan rangka. Bambu dapat berjenis bambu tali, ori, gombong, petung, maupun bambu hitam. Bila memakai jenis bambu yang sama dengan anyaman, bagian batang bambu yang dimanfaatkan dapat memakai bagian bawah batang yang relatif memiliki diameter besar serta daging yang tebal. Pengawetan Batang Bambu Terdapat dua jenis metode pengawetan bambu; yaitu metode non-kimia dan metode kimia. Metode nonkimia (tradisional) telah digunakan sejak lama di daerah pedesaan. Kelebihan metode ini yaitu tidak membutuhkan banyak biaya dan dapat dilakukan sendiri

52

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

tanpa penggunaan alat-alat khusus. Metode non-kimia ini misalnya curing, pengasapan, pelaburan, perendaman dalam air, dan perebusan. Metode pengawetan secara kimia biasanya menggunakan bahan pengawet. Bahan pengawet yang terkenal adalah Copper-Chrrome-Arsenic (CCA). Metode kimia relatif mahal tetapi menghasilkan perlindungan yang lebih baik. Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada ketepatan konsentrasi larutan pengawet yang diberikan. Metode kimia ini misalnya: metode Butt Treatment, metode tangki terbuka, metode Boucherie, dan fumigasi (dengan senyawa metilbromida). Bambu segar lebih mudah diberi perlakuan dibanding bambu yang sudah kering. Makin tinggi berat jenis bambu dan makin tua umur dari bambu, maka akan makin sulit bambu itu untuk diawetkan. Pengawetan bambu dalam jumlah yang kecil akan menaikkan biaya pengawetan. Suatu metode pengawetan dikatakan ekonomis apabila umur pakai bambu dapat mencapai waktu 10 15 tahun (untuk bambu dalam keadaan terbuka), dan 15 25 tahun untuk bambu yang diberi perlindungan tertentu. Pemotongan dan Pembelahan Batang Bambu Pada saat memotong batang-batang bambu yang akan digunakan baik untuk rangka maupun anyaman, sudah sebaiknya kita telah menetapkan ukuran yang akan kita potong. Untuk anyaman sebaiknya kita sudah memikirkan ukuran bilah yang akan digunakan sebagai bilang vertikal maupun horisontal; dan sebaliknya untuk rangka, kita juga sudah memikirkan ukuran untuk bilah yang akan digunakan sebagai tiang pengikat maupun balok-baloknya. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam membelah batang bambu adalah sebagai berikut ini. Pembelahan batang menjadi dua bagian sama besar untuk penggunaan sebagai tiang dan balok. Pembelahan batang bambu menjadi beberapa bagian dengan masing-masing selebar 23cm. Proses pembelahan yang digunakan untuk anyaman dapat menggunakanbamboo splitting tool. Bagian-bagian sisi bilah yang tajam dapat diperhalus agar tidak melukai pada saat pemasangan. Penganyaman Bilah Bambu Pada proses ini, bilah-bilah bambu telah disiapkan dalam ukuran yang sesuai dengan panjang dan lebar anyaman. Lebih baik apabila memakai bilah bambu yang tipis agar anyaman tidak terlalu tebal. Setelah itu, bambu dianyam menjadi anyaman sasak dengan bambu arah horisontal rapat dan bambu vertikal berjarak agak renggang antara 25-30cm. Bambu yang sudah selesai dianyam disimpan dan siap untuk dirangkai bersama dengan rangka dinding dan kusen jendela.

o o o o

53

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Penyiapan Batang Bambu untuk Kolom dan Balok Pada proses ini, batang bambu yang telah dibelah menjadi dua bagian yang sama besar kemudian dihilangkan buku-bukunya serta disayat bagian tepi-tepinya yang tajam. Buluh-buluh yang menempel pada dinding dalam bambu harus dibersihkan agar plesteran dapat menempel dengan lebih baik. Perakitan Modul Dinding Bambu Pada proses ini, batang-batang bambu belah untuk kolom diletakkan pada posisinya dengan jarak maksimal satu meter (jarak maksimal antar kolom) dengan posisi atasbawah saling memunggungi dan menjepit anyaman. Antara batang bambu belah yang saling memunggungi kemudian diikat dengan kawat beton rangkap 3 dengan jarak 10-15 cm. Batang-batang bambu belah untuk balok diikatkan ke tepi atas dengan posisi saling memunggungi dan menjepit anyaman dan ujung kolom bambu yang telah diruncingkan. Ujung atas kolom dilubangi dengan bor untuk kemudian diikat bersama balok dengan kawat beton, kawat, tali ijuk, atau tali bambu. Kusen jendala dapat dipasang ke dalam modul dinding dengan memotong bilah vertikal dan horisontal di dalam anyaman sehingga ada lubang pada anyaman sesuai dengan besar bukaan. Kusen dipasang dengan bantuan paku-paku. Letak kusen haruslah diapit dua kolom dan tidak boleh memotong kolom. Pembuatan pondasi Proses pembuatan pondasi dapat dilaksanakan secara bersamaan dengan waktu proses-proses tahap workshop bambu lainnya; sehingga setelah pekerjaanworkshop bambu selesai, panel-panel bambu dapat langsung dirakit di lapangan untuk kemudian diproses lebih lanjut (diplester). Pondasi dan sloof untuk konstruksi bambu plester memiliki dimensi yang lebih kecil daripada konstruksi pada umumnya dikarenakan rata-rata beban dinding yang lebih ringan. Jenis pondasi yang dapat dipakai adalah pondasi menerus batu kali, setempat batu kali, atau menerus rolaag bata / batako. Jenis sloof dapat memakai sloof beton bertulang, bambu komposit, atau diganti dengan rolaag bata/ batako. Dinding peralihan dari bata/batako harus dibuat dengan tinggi minimal 30 cm dari tanah untuk menjamin anyaman bambu berada dalam kondisi kering sepanjang tahun. Tahap 2 -Pendirian Konstruksi Bambu (Erection) Pada tahap selanjutnya ini, panel-panel bambu yang telah disiapkan dibawa ke lapangan. Semakin besar panel bambu, akan semakin sulit pengangkutannya ke lapangan. Namun bila panel bambu terlalu kecil, pekerjaan di lapangan akan semakin

54

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

banyak. Oleh sebab itu, optimasi besar panel harus direncanakan dengan matang. Panel dinding anyaman didirikan dengan menggunakan kayu ataupun bambu sebagai siku penahannya (stek diikat dengan kawat ke dinding ataupun panel anyaman). Perlakuan terhadap pertemuan siku dua bidang dinding dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu: - anyaman diikat pada bilah-bilah vertikal (bidang lipat ini akan menjadi tumpuan kekakuan sistem ini); - menggunakan tiang bambu yang dibelah; dan - menggunakan batang bambu bulat yang kemudian diselimuti dengan kawat ayam. Dua tiang bambu pada panel pada siku disatukan dan diikat dengan kawat beton. Apabila tepi dinding anyaman bertemu dengan bidang anyaman, harus dipasang kolom pada bidang anyaman tersebut; dan kemudian bilah vertikal pada tepi dinding anyaman diikat dengan kolom pada bidang anyaman. Pemasangan Kusen Kusen jendela lebih baik dipasang sekaligus dengan perakitan panel bambu pada tahap sebelumnya. Sedangkan kusen pintu dapat dipasang pada saat tahap pendirian. Pemasangan Atap Untuk proses pemasangan atap ini, sistem rangka dan bahan penutup atap dapat bervariasi tergantung situasi dan kondisi setempat. Penggunakan sistem konstruksi atap yang telah diprefabrikasi sebelumnya akan dinilai lebih baik sehingga sesuai dengan konteks kecepatan pengerjaan konstruksi bambu plester. Tahap 3 -Pemlesteran dan Finishing Tahap ini merupakan tahap terakhir dari pembangunan sebuah konstruksi bambu plester. Panel dinding anyaman bambu merupakan komponen yang dilapis plester pertama kali; yang kemudian dilanjutkan dengan pemlesteran kolom dan balok. Pemlesteran Dinding Proses pemlesteran dinding dapat dilakukan setelah atau sebelum pemasangan atap (bergantung dari situasi dan kondisi). Pemlesteran setelah atap dipasang akan lebih menguntungkan karena proses pemlesteran tidak terganggu oleh cuaca sehingga dapat dilakukan dalam kondisi yang lebih nyaman. Di samping itu, rumah juga dapat dipakai dulu untuk gudang sementara atau bedeng pekerja. Pemlesteran dinding dilakukan dengan perbandingan campuran adukan 1 PC : 5 pasir. Pemlesteran Kolom dan Balok

55

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Proses ini hampir serupa dengan proses pemlesteran pada dinding (kadar campurannya pun dapat disamakan). Namun agar plesteran kolom ini rapi dan lurus maka dipakai papan layaknya bekisting pada kolom beton dan ditimbang dulu dengan lot. Finishing Finishing konstruksi dinding bambu plester dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagaimana konstruksi dinding tembok pada umumnya. Namun pelaburan dengan kapur merupakan cara tradisional yang paling disarankan karena air kapur akan meresap ke dalam retak-retak rambut yang akan timbul pada dinding bambu plester ini. Semakin lama, kapur akan menutup seluruh permukaan dinding sehingga tidak akan terlihat lagi retak-retak pada dinding.

56

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

C. BATU ALAM
Penggunaan batu alam dalam bangunan memang trend nya selalu naik. Para penjual batu alam pun semakin banyak dan ada hampir di setiap kawasan. Penampilan gaya alamnya yang menarik dan kesan nya yang adem untuk daerah tropis menjadi daya tarik utama batu alam. Harga batu alam memang lebih mahal dari cat pelapis dinding yang paling mahal. Tergantung jenisnya harga antara Rp. 60.000 diatas 100.000/ m2 nya. Batu alam biasanya di jual di penjual tanaman atau pembuat taman. Karena kebanyakan orang memakai batu alam sebagai jalan setapak atau pelapis dinding di taman ataupun kolam. Tapi penggunaannya juga tidak terbatas itu saja, bisa juga untuk pelapis dinding pagar, tembok rumah atau lantai dinding interior. Jenisnya pun banyak sekali. Warna dan bentuknya pun bermacam-macam. Secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu batuan yaitu batu keras dan batu lunak. Batu keras Batu jenis ini usianya lebih tua sehingga mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi dan porositasnya rendah. Jenis batuan ini sangat kuat dan keras. Batu Andesit, batu sabak, marmer dan granit termasuk dalam kelompok ini.

Batu andesit berbentuk lempengan yang ada di pasaran tersedia dalam berbagai ukuran. Umumnya antara 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm dan mempunyai ketebalan umumnya 3-4 cm.Jenis dan warnanya ada beberapa pilihan yang biasanya dinamai sesuai nama daerah asalnya. Misalnya andesit cibereum, andesit cipanca, andesit gunung haur ataupun andesit cilimus. Masing masing mempunyai karakteristik dan keunikannya sendiri.

57

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Selain itu motif alurnya pun sekarang lebih beragam. Dari alur lurus, alur cacing, belah ketupat, diagonal dan Napoli. Belum lagi type pemasangannya ada yang dengan pola seperti batu bata dinding, susun sirih, kotak-kotak bujur sangkar, pemasangan maju mundur, dan sebagainya. Wah baru batu andesit aja pilihannya sudah sangat banyak. Bayangkan variasi yang bisa anda dapatkan dari batuan lainnya. Semua tergantung kreatifitas anda. Batu sabak atau slate stone di pasaran lebih sering dikenal sebagai batu kali. Selain sangat kuat untuk pondasi, jenis batuan ini juga dapat dibelah menjadi lempengan tipis untuk pelapis dinding maupun lantai. Karena bentuknya yang tidak teratur membutuhkan tukang yang ahli dalam pemasangannya.

58

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Jenis dan warnanya juga dinamai sesuai nama asalnya. Yang popular diantaranya sabak hitam tasik, pekalongan dan garut. Batu purwakarta dan batu banjar warnanya lebih coklat. Batu marmer dan granit juga tersedia banyak dipasaran. Jenis dan warnanya biasanya dinamai sesuai daerah asalnya. Seperti marmer kuning tulungagung, marmer abu bandung, marmer putih ujung pandang atau marmer merah rosso malang. Biasanya batuan marmer ini dijual lempengan dalam 4 bentuk yaitu marmo ( permukaan gelombang), bakaran (permukaan dibakar), keprik ( bermuka gerigi) dan Napoli( geriginya lebih besar. Batu lunak Jenis batu ini usianya lebih muda sehingga mempunyai tingkat kepadatan yang lebih rendah dengan porositas tinggi. Ini menyebabkan jenis batuan ini lebih lunak. Jenis sandstone, limestone dan batu candi termasuk kategori batu lunak.

Batu pasir atau sandstone berasal dari endapan butiran pasir yang mengalami perubahan selama bertahun tahun. Karakteristiknya lunak dan mudah dipahat. Di pasaran yang paling popular adalah batu alam palimaman yang berwarna cream, putih dan gold, baligreen dan batu breksi. Batu gamping atau limestone berasal dari kapur yang mengeras. Contoh yang paling populer adalah batu paras.

59

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Batu canditerbentuk dari pendinginan lava yang keluar saat gunung meletus. Memiliki pori-pori yang besar dan berwarna gelap. Di pasaran dijual dalam bentuk lempengan. Sifat batu ini sangat mudah menyerap air. . Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm. Jenis yang poluler adalah Borobudur lava nama ini mungkin terinspirasi candi-candi jaman dulu yang memang memakai batu jenis ini. Batu alam lainnya yang sering dipakai untuk aplikasi interior dan eksterior adalah batu kerikil dan batu koral. Ada yang dijual dalam bentuk tile mozaik dan kemasan kiloan. Bentuknya unik cenderung bulat dan pipih. Jenis batuan ini sering dipakai untuk mempercantik lantai carport, teras, kolam dan tampilan taman. Bahkan ada juga yang dipakai untuk interior.

Warnamya ada beberapa macam. Kerikil alor dan Bengkulu berwarna hitam. Batu koral sukabumi berwarna abu abu. Kerikil timor dan ambon berwarna putih. Ada juga yang berwarna pink, hijau dan merah hati.

60

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

D.BETON
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Penggunaan blok beton sudah dikenal sejak jaman pembangunan piramid-piramid di Mesir, kuil-kuil tua Yunani dan dinding-dinding bangunan Kerajaan Romawi. Dan seperti yang kita ketahui, bangunan-bangunan tua yang didirikan dengan blok beton ini banyak yang masih bertahan dengan kokoh hingga saat ini. Ini menunjukkan salah satu kelebihan blok beton dibandingkan dengan material bangunan lainnya adalah ketahanan yang maksimal. Dinding beton termasuk material kedua yang bisa menahan dan menyimpan radiasi panas dari luar. Karena itu dinding beton juga baik digunakan agar kita mengurangi atau menghilangkan penggunaan AC. Material dinding beton setebal 15cm (setebal dinding biasa) bisa menahan panas maksimum hingga 3,8 jam sebelum dinding dalam ruangan benar-benar panas. Dahulu blok beton dapat digunakan untuk membuat dinding pengganti bata merah, namun karena bobot dari blok beton ini lebih berat dari bata merah maka akan berpengaruh pada besarnya struktur. Mengenai kekuatan, tentu tidak diragukan lagi. Berikut ini adalah kelebihan penggunaan dinding beton yang dihimpun Propertinews dari berbagai sumber: 1. Dinding beton lebih tahan lama, bahkan bisa dibilang bebas pengeroposan 2. Mampu menahan panas hingga durasi waktu lama, sehingga suhu di dalam ruangan tetap stabil 3. Kedap suara 4. Tahan terhadap cuaca, bahkan yang ekstrim sekalipun

61

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Beton Bertulang

1. Keuntungan beton bertulang:


Dapat mengikuti bentuk bangunan secara bebas Tahan terhadap karat (kalau tidak percaya coba saja kalau ada beton coba bongkar dan lihat baja tulangannya, pasti tidak berkarat) Tahan terhadap kebakaran (lihat saja rumah yang kebakaran, yg pertama habis pasti genteng sama kuda-kuda kayunya kalau yang konstruksi atapnya dari kayu) Tidak memerlukan pemeliharaan Tahan terhadap gempa (jika dalam proses pembuatannya baik dan benar, juga memenuhi standar bangunan yang tahan terhadap gempa) Ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang Sebagai lantai dasar dan pondasi pada tanah yang jelek adalah baik sekali

2. Kerugian beton bertulang:


Mutu beton sangat tergantung dari pelaksanaan Tidak dapat dibongkar pasang atau dipindahakan Bongkaran tidak dapat dipakai lagi Berat beton/m3 bisa mencapai 2,4 ton

62

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

PENGERJAAN BETON BERTULANG Pada bagian Pekerjaan Beton Bertulang terdapat beberapa tahapan pelaksanaan. Besaran dari ukuran/dimensi beton disesuaikan dengan luas bangunan yang direncanakan. Didalam uraian ini tidak membahas masalah besaran ukuran/dimensi dari Pekerjaan Beton Bertulang. Karena setiap desain rumah mempunyai dimensi/ukuran beton bertulang yang berbeda. Setelah Pekerjaan Pondasi selesai dikerjakan dan sudah dilakukan pengurugan kembali tanah bekas galian, maka kita akan memulai Pekerjaan Beton Bertulang.

A. Pekerjaan Sloof dan Kolom Beton Tahapan Pekerjaan :

Untuk melaksanakan proses Pekerjaan Sloof beton dapat dilakukan secara estafet dengan proses pelaksanaan pekerjaan Pondasi. Pada saat pekerjaan galian tanah pondasi dimulai, dapat pula mulai dilakukan pemotongan besi beton dan Cetakan Beton Sloof (Begisting) dari papan kayu yang murah ukuran 2/20 atau multipleks sesuai dengan ukuran/dimensi dari Sloof dan Kolom beton yang direncanakan. Setelah sebagaian besar pekerjaan pemotongan besi beton dilakukan, bisa dimulai dilaksanakan pekerjaan merangkai besi beton menjadi rangka tulangan untuk Sloof Beton kemudian rangka tulangan untuk kolom beton. Setelah Pekerjaan Pondasi mencapai 50%, pekerjaan proses pemasangan Sloof beton dan kolom beton bisa dimulai. Letakkan rangkaian beton bertulang sloof yang telah dibuat diatas permukaan pondasi. Kemudian pasang Cetakan Beton Sloof (Begisting) diatas rangkaian besi bertulang sloof. Setelah sebagian besar rangkaian besi beton dan begisting sloof terpasang, bisa mulai dilakukan pemasangan rangkaian besi beton dan begisting untuk kolom. Tahap selanjutnya bisa dimulai pengecoran adukan beton untuk Sloof.

63

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Sedangkan untuk pengecoran kolom, dilakukan secara bertahap bersamaan dengan pemasangan dinding batu bata.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Diperiksa kembali apakah Stek besi beton diameter 6 mm sudah terkait dengan kuat pada pondasi batu kali. Tariklah benang mulai dari ujung pondasi kesisi ujung yang satunya, gunanya untuk menentukan ketepatan pasangan Sloof beton diatas pondasi. Periksa ukuran/dimensi rangkaian besi beton bertulang sloof dan kolom yang sedang dibuat maupun yang akan dipasang, sudah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja lapangan. Pada saat pemasangan Rangkaian besi beton untuk kolom perhatikan betul posisi rangkaian besi beton sudah terpasang tegak lurus atau siku. Perhatikan pada saat pengecoran adukan campuran beton kedalam cetakan Sloof beton (begisting), cetakan benar-benar terisi adukan beton dengan padat (tidak ada rongga). kalau ada rongga di beton, akan mengurangi kekuatan Sloof. Pada saat pengecoran adukan beton, didalam cetakan tidak boleh terdapat kotor apapun, dan tidak boleh ada tumpahan minyak. Cetakan (begisting) sloof jangan dibuka dulu sebelum adukan beton benar-benar kering.

64

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

KONSTRUKSI BETON Konstruksi Beton merupakan konstruksi dengan bahan dari beton yang terdiri dari semen (umum Portland semen ) dan bahan semen lain seperti fly ash dan semen terak , agregat (agregat kasar umumnya terbuat dari batu kerikil atau dihancurkan seperti kapur , atau batu granit , ditambah agregat halus seperti pasir ), air , dan kimia pencampuran. Beton mengeras dan mengeras setelah pencampuran dengan air dan penempatan karena proses kimia yang dikenal sebagai hidrasi. Air bereaksi dengan semen, yang obligasi komponen lainnya bersama-sama, akhirnya membuat bahan batu-seperti. Beton digunakan untuk membuat trotoar , pipa, struktur arsitektur, jalan raya / jalan , jembatan / jalan layang , parkir struktur, bata / blok dinding dan pondasi untuk pintu gerbang, pagar dan tiang . Beton digunakan lebih dari setiap material buatan manusia lain di dunia. Pada 2006, sekitar 7,5 kilometer kubik beton yang dibuat setiap tahun lebih dari satu meter kubik untuk setiap orang di Bumi

65

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Aditif Beton aditif telah digunakan sejak zaman Romawi dan Mesir, ketika ditemukan bahwa abu vulkanik menambah campuran diizinkan untuk ditetapkan dalam air. Demikian pula, Roma tahu bahwa menambahkan rambut kuda untuk membuat beton lebih kuat dan keras, dan menambahkan darah beku membuatnya lebih tahan. Baru-baru ini, penggunaan bahan daur ulang sebagai bahan beton telah mendapatkan popularitas karena undang-undang lingkungan hidup yang semakin ketat. Penambahan bahan yang paling mencolok ini adalah abu terbang , produk sampingan dari batubara. . Hal ini secara signifikan mengurangi jumlah penggalian dan ruang (rongga) yang diperlukan, dan,karena bertindak sebagai pengganti semen, mengurangi jumlah semen yang dibutuhkan. Di zaman modern, para peneliti telah bereksperimen dengan penambahan bahan lain untuk membuat beton dengan sifat baik, seperti kekuatan yang lebih tinggi. AIR Menggabungkan air dengan bahan semen bentuk pasta semen dengan proses hidrasi. The perekat pasta semen agregat bersama, mengisi rongga di dalamnya, dan memungkinkan lebih bebas mengalir. Kurang air dalam pasta semen akan menghasilkan lebih kuat, lebih tahan lama beton; lebih banyak air akan memberikan lebih bebas mengalir beton dengan tinggi merosot. air kotor digunakan untuk membuat beton dapat menyebabkan masalah ketika mengatur atau dalam menyebabkan kegagalan prematur struktur. Sebagai reaksi melanjutkan, produk dari proses hidrasi semen secara bertahap obligasi bersama-sama pasir dan kerikil partikel individu, dan komponen lain dari beton, untuk membentuk suatu massa padat.

Tulangan Beton kuat di kompresi , sebagai agregat secara efisien membawa beban kompresi. Namun, lemah dalam ketegangan sebagai holding semen agregat di tempat yang dapat retak, yang memungkinkan struktur gagal. beton bertulang memecahkan masalah ini dengan menambahkan baik baja memperkuat bar , serat baja, serat gelas, atau serat plastik untuk membawa beban tarik. Pencampuran Kimia Kimia pencampuran adalah bahan dalam bentuk bubuk atau cairan yang ditambahkan ke beton untuk memberikan karakteristik tertentu yang tidak mungkin diperoleh dengan campuran beton polos. Dalam penggunaan normal, dosis campuran kurang dari 5% massa semen, dan ditambahkan ke beton pada saat batching / pencampuran. Jenis umum pencampuran adalah sebagai berikut.

66

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Akselerator mempercepat hidrasi (pengerasan) dari beton. Bahan umum digunakan adalah CaCl 2 dan NaCl .Namun, penggunaan klorida dapat menyebabkan korosi pada baja tulangan dan dilarang di beberapa negara. Retarder memperlambat hidrasi beton, dan digunakan dalam besar atau sulit menuangkan mana pengaturan parsial sebelum menuangkan selesai tidak diinginkan. Air entrainments adalah menambah gelembung udara kecil di beton, yang akan mengurangi kerusakan selama siklus sehingga meningkatkan daya tahan beton itu. Air Entrrainments adalah mengakibatkan penurunan kekuatan, karena setiap 1% dari udara yang dapat menyebabkan penurunan 5% pada kuat tekan. Plasticizers /superplasticizers (water-reducing admixtures) (mengurangi air dalam campuran) meningkatkan workability dari plastik atau "segar" beton, sehingga memungkinkannya ditempatkan lebih mudah, dengan kurang konsolidasi usaha. Atau, plastisizer dapat digunakan untuk mengurangi kadar air beton (dan telah disebut reduksi air karena aplikasi ini) dengan tetap mempertahankan kinerja pengerjaan. Superplasticizers (mengurangi pencampuran) adalah kelas plastisizer yang memiliki lebih sedikit efek buruk bila digunakan untuk secara signifikan meningkatkan kinerja pengerjaan. Pigments dapat digunakan untuk mengubah warna beton, untuk estetika. Corrosion inhibitors idigunakan untuk meminimalkan korosi baja dan baja dalam beton. Bonding agents digunakan untuk membuat ikatan antara beton lama dan baru. Pumping aids improve pumpability. Memompa bantu meningkatkan pumpability, menebal paste, dan mengurangi pemisahan dan pendarahan

67

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Mineral pencampur semen Ada bahan anorganik yang juga memiliki pozzolanat laten atau sifat hidrolik. Ini sangat halus bahan-bahan yang ditambahkan pada campuran beton untuk memperbaiki sifat beton (pencampuran mineral), atau sebagai pengganti semen Portland (semen campuran).

Fly ash : A dengan produk batubara pembangkit listrik , digunakan untuk menggantikan sebagian semen Portland (hingga 60% oleh massa). Secara umum, fly ash silicious adalah pozzolanat , sementara gampingan abu terbang mempunyai sifat hidrolik laten. [16] Ground granulated blast furnace slag (GGBFS or GGBS): Ground terak butiran blast furnace (GGBFS atau GGBS): Sebuah produk sampingan dari baja produksi digunakan untuk menggantikan sebagian semen Portland (hingga 80% oleh massa). Ini telah laten sifat hidrolik. Silica fume : Sebuah produk sampingan dari produksi silicon dan ferrosilicon alloys. Silica fume mirip dengan fly ash, namun memiliki ukuran partikel 100 kali lebih kecil. Hal ini menghasilkan permukaan yang lebih tinggi untuk perbandingan volume dan jauh lebih cepat pozzolanat reaksi. Silica fume digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan beton, tetapi umumnya membutuhkan penggunaan superplasticizers untuk dikerjakan. High reactivity Metakaolin (HRM): Metakaolin menghasilkan beton dengan kekuatan dan ketahanan yang mirip dengan beton dibuat dengan silica fume. Sementara silika biasanya gelap abu-abu atau warna hitam, metakaolin reaktivitas tinggi biasanya berwarna putih cerah, membuat pilihan yang lebih disukai untuk beton arsitektural dimana penampilan adalah penting.

68

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Produksi Beton Proses yang digunakan bervariasi secara dramatis, dari perkakas tangan sampai industri berat, tapi hasil beton yang baik dengan kualitas yang baik sangat mentetukan bentuk akhir, berbagai faktor teknologi mungkin terjadi selama produksi elemen beton dan pengaruh mereka untuk karakteristik dasar mungkin berbeda. Ketika awalnya dicampur bersama, semen Portland dan air cepat membentuk gel , Ini terus bereaksi dari waktu ke waktu, dengan cairan gel awalnya sering membantu dalam penempatan dengan meningkatkan kinerja pengerjaan.Beton sebagai penggabungan beberapa bahan yang menjadi gel, akan membentuk struktur yang kaku, dan perekatan partikel agregat pada saat pengecoran. Selama pengerasan, lebih banyak semen bereaksi dengan air sisa ( hidrasi ).Di antara sifat-sifat lainnya beton memiliki sifat, kekuatan mekanik , permeabilitas rendah kelembaban dan stabilitas volumetrik. Proses Pencampuran Beton Pencampuran yang menyeluruh sangat penting untuk produksi seragam, beton kualitas tinggi. Oleh karena itu, peralatan dan metode yang sebaiknya mampu secara efektif pencampuran bahan beton yang mengandung agregat tertentu untuk menghasilkan campuran terbesar seragam serta praktis untuk pekerjaan. Pencampuran Semen dan Air terlebih daluhu sebelum dicampurkan dengan agregat dapat meningkatkan kuat tekan beton yang dihasilkan. pada umumnya dicampur dengan kecepatan tinggi (concrete mixer) kada air semen dari 0,30-0,45 oleh massa. Sebelum pencampuran pasta semen mungkin harus dicampur dengan bahan aadditif seperti akselerator atau retarder, plastisizer, pigmen , atau silica fume Pasta premixed kemudian dicampur dengan agregat dan air yang tersisa batch, dan pencampuran akhir ini selesai pada peralatan pencampuran beton konvensional.

69

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

KARBONASI Karbonasi terjadi bila karbon dioksida larut dalam air atau aqueoussolution. Proses ini biasanya ditulis dalam bentuk reaksi berikut, di mana air dan gas karbon dioksida berreaksi untuk membentuk asam karbonat.

Proses karbonasi terjadi karena adanya interaksi dari karbon dioksida (CO2) di udara bebas/atmosfer dengan ion hidroksida didalam beton. Hasil dari interaksi tersebut menyebabkan PH beton turun (< 9) atau pada daerah yang mempunyai bahan-bahan pemicu timbulnya korosi dengan tingkat konsentrasi tinggi, hal ini mengakibatkan penurunan ketahanan dari lapisan pasif di permukaan baja tulangan ( 4 m). Korosi disebabkan oleh karbonasi. Efek karbonasi oleh penetrasi gas asam CO2 dan lainnya seperti SO2, NO2 dan SO3, dalam hubungannya dengan korosi tulangan, diberikan dengan mengurangi pH dari pori air. Gas karbondioksida juga dapat menyebabkan terjadinya korosi pada baja tulangan, namun dengan laju yang jauh lebih lambat daripada korosi yang disebabkan oleh penetrasi ion klorida. Karbonasi selimut beton terjadi akibat interaksi antara gas karbondioksida di atmosfer dengan senyawa hidroksida dalam larutan pori selimut beton. Adanya proses karbonasi ini menyebabkan penurunan pH selimut beton dan menyebabkan pergeseran potensial korosi baja tulangan menjadi aktif terkorosi. Hal-hal yang mempercepat penetrasi karbondioksida pada selimut beton antara lain rendahnya

70

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

kandungan semen, tingginya rasio air/semen, pengeringan beton yang kurang memadai, dan adanya retakan serta cacat pada permukaan selimut beton. Proses karbonasi ini juga dapat meningkatkan porositas selimut beton, sehingga tidak mampu lagi mencegah penetrasi klorida sebagai ion agresif. Beton yang selama ini dikenal sebagai material yang tahan karat, sebenarnya bisa juga mengalami korosi sebagaimana korosi atau karat yang terjadi pada struktur baja. Korosi yang dimaksud di sini adalah kerusakan material beton tersebut akibat proses kimia yang terjadi di dalamnya. Tentu saja bentuk korosi beton ini tidak sama dengan korosi yang terjadi pada besi baja. Struktur beton yang rentan terhadap korosi adalah :

struktur yang terletak di lingkungan laut, seperti platform offshore, dermaga, jetty, dsb. struktur yang terletak di dalam tanah, seperti pondasi, basement, terowongan, dsb. struktur yang terletak di lingkungan karbondioksida yang tinggi Korosi pada struktur beton bertulang ada 2 jenis, yaitu :

1. Korosi pada baja tulangan 2. Korosi pada beton Korosi Pada Baja Tulangan

71

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Korosi Pada Tulangan Pada korosi jenis ini, kerusakan terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan membentuk karat. Karat yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan volume besi tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak beton sehingga beton tersebut terkelupas atau pecah. Terjadinya karat ini disebabkan adanya reaksi antara unsur besi (Fe+) di dalam tulangan dengan unsur hidroksi (OH-) dari air. 2+ + 4OH- 2Fe(OH) 2Fe 2

72

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Proses korosi pada baja tulangan Lalu dari mana datangnya air yang kemudian menyebabkan besi tulangan tersebut berkarat ? Air ini dapat masuk ke dalam beton dan sampai ke tulangan melalui 2 cara, yaitu: 1. Air yang masuk dari luar atau uap air di udara melalui pori-pori beton karena beton tidak kedap air. 2. Proses karbonasi, yaitu reaksi antara karbondioksida (CO2) dengan unsur kalsium hidroksida di dalam beton (Ca(OH)2) karena beton tidak kedap udara. Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O

73

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Korosi Pada Beton

Korosi pada beton Foto di atas adalah contoh korosi pada beton yang terjadi di permukaan bagian bawah lantai dermaga. Korosi pada beton terjadi akibat terbentuknya ettringite akibat reaksi kimia antara unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar. Sama seperti karat pada besi, ettringite yang terjadi menyebabkan pengembangan volume beton sehingga menyebabkan massa beton terdesak dan pecah. Secara lengkapnya, proses terjadinya ettringite ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Proses hidrasi antara semen (C3S dan C2S) dengan air menjadi pasta semen (3CaO.2SiO2.3H2O disingkat CSH). C3S + H2O C2S + H2O CSH + Ca(OH)2 CSH + Ca(OH)2

Ca(OH)2 yang terjadi kemudian bereaksi dengan garam sulfat dari tanah atau laut Ca(OH)2 + MgSO4 Mg(OH)2 + CaSO4 CaSO4 yang terjadi bereaksi kembali dengan C3A dari semen dan air menjadi ettringite C3A + CaSO4 + H2O ettringite

74

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

BAB III ARSITEKTUR TROPIS

Pengertian umumnya adalah sebuah konsep desain yang beradaptasi dengan lingkungan yang tropis Tetapi bukan berarti melupakan sisi estetika. Hanya disini hal yang paling utama adalah sebuah respon positif dari efek iklim tropis itu sendiri. Tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari segi material, sirkulasi udara, dan penchayaan alami. Karena lingkungan yang tropis memilikin iklim dengan panas yang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu dalam konsep arsitektur tropis ini juga ada upaya yang harus dicegah dari timbulnya efek iklim tropis. Seperti faktor kelembaban, perubahan suhu, kesehatah udara. Pada bangunan arsitektur tropis juga didukung dengan materialnya yang banyak dengan material loka dan alami. seperti kayu, bambu, dll. Bukaan untuk bangunan arsitektur tropis harus memperhatikan arah pencahayaan matahari pagi dan sore. Agar tercipta suhu dalam bangunan yang cukup nyaman dan sehat. Juga sirkulasi udara yang dirasa akan cukup sebagai udara yang sehat.

sumber foto : probohindarto.wordpress.com

75

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

BAHAN BANGUNAN YANG COCOK DENGAN ARSITEKTUR TROPIS

Dari uraian pembahasan pada BAB II tentang bahan bangunan yang sering di gunakan, bahan bangunan yang cocok dengan iklim tropis Indonesia adalah bahan bangunan yang alami seperti kayu, bambu, batu alam, dll. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan bahan bangunan (material) : BETON Kelebihan : a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi. b. Mampu memikul beban yang berat. c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi d. Biaya perawatan yang rendah. e. Tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.

Kekurangan : a. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk diubah. b. Lemah terhadap Kuat tarik. c. Mempunyai bobot yang Berat. d. Daya pantul suara yang besar e. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.

76

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

BAJA Kelebihan : -Kuat tarik tinggi. -Tidak dimakan rayap -Hampir tidak memiliki perbedaan nilai muai dan susut -Bisa di daur ulang -Dibanding Stainless Steel lebih murah -Dibanding beton lebih lentur dan lebih ringan -Dibanding alumunium lebih kuat

Kekurangan : -Bisa berkarat. -Lemah terhadap gaya tekan. -Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile

KAYU Kelebihan : -Bahan Alami yang dapat diperbaharui -Kuat tarik yang tinggi -Dapat dibuat dengan berbagai macam desain dan warna. -Memberi efek hangat. -Bahan penyekat yang baik pada perubahan suhu di luar rumah. -Dapat meredam suara.

77

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

Kekurangan : -Mudah menyerap air. -Mudah mengalami kembang-susut -Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca. -Rentan terhadap rayap.

ALUMINIUM Kelebihan : -Mempunyai bobot yang ringan. -Kuat tarik tinggi. -Minim perawatan. -Tahan terhadap karat.

Kekurangan : -Mudah tergores. -Lemah terhadap benturan. -Kurang fleksibel dalam hal desain.

78

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

BAMBU Kelebihan : -Bahan Alami yang dapat diperbaharui -Sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah siap tebang) -Pada berat jenis yang sama, Kuat tarik bambu lebih tinggi dibandingkan kuat tarik baja mutu sedang. -Ringan. -Bahan konstruksi yang murah. Selain itu kelebihan bambu yaitu : 1. Bambu adalah Penyerap Karbon yang Baik Bambu menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen 30% lebih banyak ke atmosfer dibandingkan dengan pohon-pohon pada umumnya. Hal ini membuat bambu sangat baik untuk menyerap gas rumah kaca dan memproduksi lebih banyak oksigen bersih dan segar. Bambu Tumbuh dengan Sangat Cepat Beberapa spesies bambu tercatat dapat tumbuh setinggi lebih dari 90cm dalam sehari! Sekitar 3.8cm dalam satu jam! Tidak ada tanaman lain di bumi bisa melakukan ini!. Bambu dapat mencapai kedewasaan penuh dalam 1 sampai 5 tahun (bergantung dari spesies). Pohon kayu keras dapat membutuhkan waktu 30 sampai 40 tahun untuk dewasa. Hal ini menjadikan bambu sebagai satu-satunya tanaman berkayu yang dapat mengimbangi tingkat konsumsi manusia dan deforestasi. Regenerasi Bambu yang Cepat Ketika bambu dipanen, maka akan terus tumbuh tunas-tunas baru dari sistem perakarannya yang menakjubkan. Bambu tidak memerlukan bahan kimia, pestisida atau pupuk untuk tumbuh dan berkembang. Daun-daun yang terjatuh memberikan nutrisi yang diperlukan agar bisa didaur ulang kembali ke dalam tanah. Setiap bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan dalam banyak cara dengan limbah yang tergolong sedikit. Setelah material dari bambu mencapai batas ketahanannya, limbahnya dapat didaur ulang kembali ke dalam tanah.

2.

3.

79

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

4.

Bambu Mencegah Terjadinya Erosi Setelah hutan kayu keras habis ditebangi, humus di bagian tanah atas akan mudah terkikis dan akhirnya ikut hanyut terbawa aliran sungai yang sangat membahayakan satwa-satwa liar. Namun hal ini tidak berlaku bagi bambu, karena sistem perakaran bambu akan terus tumbuh bahkan setelah pemanenan. Tunas baru akan muncul dan akar bambu masih mampu menjaga kestabilan tanah dan mempertahankan nutrisi yang ada.

5.

Bambu Dapat Tumbuh Dalam Berbagai Kondisi Bambu memiliki daya tahan yang kuat dan dapat tumbuh di segala macam kondisi iklim dan jenis tanah dimana tanaman lain gagal tumbuh. Fleksibilitas Bambu sebagai Material yang Kuat Kekuatan tarik bambu adalah salah satu fenomena paling menarik dari fakta alam. Kekuatan tarik baja 24.000 PSI. Kekuatan tarik bambu 28.000 PSI (ane g salah ngetik!). Bambu memiliki unsur intrinsik yang kuat dalam struktur molekulnya dan telah digunakan sebagai bahan bangunan selama ribuan tahun. Bambu dapat menggantikan penggunaan kayu untuk aplikasi apapun. Mulai dari lantai kayu, furnitur, peralatan, perkakas, frame sepeda, casing handphone dan lain-lain. Bambu Ternyata Anti-Bakteri Bambu mengandung bio-agen alami yang dikenal sebagai Kun Bambu yang bertindak sebagai zat anti-bakteri. Zat ini sangat efektif untuk menghambat dan mencegah lebih dari 70% bakteri yang mencoba untuk tumbuh di atasnya, bisa dalam bentuk alami atau kain. Bambu tidak memerlukan pestisida atau pupuk kimia untuk pertumbuhan yang sehat. Sehingga tak heran bila bambu jarang terserang hama atau terinfeksi oleh patogen berkat hasil kerja dari Kun Bambu. Bambu Dapat Menghilangkan Bau Tak Sedap Arang Bambu sangatlah berpori dan dapat menyerap sejumlah besar bakteri yang menyebabkan bau. Arang bambu juga dapat digunakan untuk menyaring bahan kimia berbahaya dalam air. Bahkan banyak benda-benda disekitar kita seperti sol sepatu bambu, deodoran bambu, bambu seprai, linen bambu, kaus kaki bambu, kemeja bambu dan bahkan arang bambu dapat ditempatkan dalam tas olahraga Anda atau lemari. Arang bambu dapat menghilangkan kebutuhan akan aroma parfum kimia yang digunakan untuk menutupi bau tak sedap. Pengharum bambu merupakan alternatif

6.

7.

8.

80

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

yang sangat bagus bagi orang-orang yang alergi terhadap aroma parfum kimia. 9. Serat Bambu dapat Mempertahankan Suhu Karakteristik isolasi dari serat bambu membuatnya sangat bermanfaat untuk mempertahankan suhu tubuh penggunanya. Kain dari serat bambu akan mendinginkan suhu tubuh orang yang memakainya ketika sedang terasa panas dan membuat orang-orang hangat ketika udara terasa dingin.

Kekurangan : -Rentan terhadap rayap. -Jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkalnya.

81

[ARSITEKTUR TROPIS]

January 1, 2012

DAFTAR PUSTAKA

Purwito. Standarisasi Bambu sebagai Bahan Bangunan Alternatif Pengganti Kayu. 2009. http://www.bsn.go.id/ Sulistyowati, Any. Pengawetan Bambu. 2005. http://www.elsppat.or.id/ Widyowijatnoko, Andry. Modul http://www.bamboocentral.org/ Pelatihan Konstruksi Dinding Bambu Plester. 2006.

Widyowijatnoko, Andry. Bambu Komposit untuk Aceh. 2000. http://ar.itb.ac.id/ http://www.bamboocentral.org/ Institut Teknologi Bandunghttp://dbabipress.wordpress.com/2010/05/12/teknologi-bambu-plesterpotensi-kelokalan-dalam-menangani-permasalahan-global/ http://aksesdunia.com/2012/01/27/fakta-fakta-menarik-tentang-pohon-bambu/#ixzz1orWvSy1R sabtu, 10 maret 2012 5pm http://www.imagebali.net/detail-artikel/105-dulu-kayu-sebagai-kayu-bakar-kini-kayumemewahkan-sebuah-bangunan.php sabtu, 10 maret 2012 5pm http://bcaner.blogspot.com/2011/06/jenis-jenis-kayu-untuk-furniture.html sabtu, 10 maret 2012 5pm http://ngemper.com/2011/07/13/rumah-kayu/ sabtu, 10 maret 2012 5pm http://www.akraleukainvestments.net/semua_tentang_kayu.html minggu, 11 maret 2012 1pm http://baltyra.com/2012/03/02/manfaat-bambu-sebagai-alternatif-tahan-gempa/#ixzz1orWVDFlI minggu, 11 maret 2012 1pm http://puskim.pu.go.id/produk-litbang/teknologi-terapan/pengembangan-bambu-komposit-sebagaibahan-bangunan-alternatif-pengg minggu, 11 maret 2012 1pm http://www.rumahide.com/batu-alam minggu, 11 maret 2012 1pm

82

You might also like