You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN PENGUKURAN FAKTOR LINGKUNGAN ABIOTIK EKOSISTEM AKUATIK

Nama Nim Kelompok Semester Asisten Dosen Tanggal Praktikum

: Mega Indriyanti Nuris : 1110095000001 : 5 (Lima) : 4A : Angga Restiadi Nugraha : 20 Maret 2012

Tanggal Pengumpulan : 27 Maret 2012

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Ekologi adalah kajian ilmiah mengenai interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi perairan merupakan salah satu cabang dari kajian ilmiah ekologi yang di dalamnya mengkaji berbagai macam interaksi antara organisme dengan lingkungan ekosistem perairan (Irwan, 1992). Mengetahui interaksi biotik dan faktor abiotik sangat penting dalam mempelajari ekosistem. Karena struktur dan fungsi dari ekosistem sangat dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Hubungan antara komponen abiotik dengan biotik (organisme) misalnya pengaruh iklim terhadap keberadaan dan kehidupan organisme di dalam ekosistem, terjadinya keterbatasan faktor makanan karena faktor abiotik yang tidak mendukung untuk kehidupan organisme. Ekosistem perairan menuntut kita mengetahui komponen-

komponen abiotik apa saja yang berpengaruh atau tidak dalam kelangsungan hidup dalam ekosistem perairan. Dengan demikian, penelitian faktor-faktor diperlukan. abiotik dalam ekosistem perairan sangat

1.2.

Tujuan Praktikum Mengetahui berbagai macam faktor-faktor abiotik dalam suatu ekosistem perairan. Mengetahui bagaimana tekhnik pengukuran faktor abiotik dengan

menggunakan alat-alat pengukuran yang spesifik, seperti Water sampler bottle, thermometer, pH-meter, Secchi disk, DO-meter, Conductivity-meter, dan Turbidimeter.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dapat berupa ekosistem air tawar atau ekosistem air laut. Ekosistem air tawar antara lain sungai, kolam, danau, rawa air tawar dan rawa gambut. Ekosistem air laut antara lain hutan bakau, rawa payau, estuary, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal dan laut dalam (Irwan, 1992). Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik memiliki cirri airnya berarus. Contoh ekosistem ini adalah sungai. Organisme yang hidup pada ekosistem ini dapat menyesuaikan dengan arus air, contohnya ikan belida, serangga air, dan diatom yang dapat menempel pada batu. Ekosistem air tawar lentik memiliki cirri airnya tidak berarus. Ekosistem air tawar lentik meliputi rawa air tawar, rawa gambut, padang rumput rawa, kolam dan danau. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga wilayah horizontal, yaitu litoral, limnetik dan profundal (Soemarwoto, 2004). Faktor lingkungan abiotik merupakan semua aspek kimia dan fisika dari lingkungan lingkungan yang memepengaruhi pertumbuhan dan distribusi organisme. Faktor abiotik yang menjadi faktor pembatas utama di ekosistem perairan berbeda dengan di ekosistem terrestrial. Beberapa faktor abiotik tersebut antara lain salinitas, kandungan oksigen terlarut, pH, temperatur dan penetrasi cahaya (Tjahjono, 1980). Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam 1000 gram air laut. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, salinitas juga berpengaruh terhadap konduktivitas air . Nilai konduktivitas merupakan ukuran terhadap konsentrasi total elektrolit di dalam air.Kandungan elektrolit yang pada prinsipnya merupakan garam-garam yang terlarut dalam air, berkaitandengan kemampuan air di dalam menghantarkan arus listrik (Wibisono, 2005).

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000) Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas perairan. Nilai pH pada suatu perairan mempunyai pengaruh yang besar terhadap organisme perairan sehingga seringkali dijadikan petunjuk untuk menyatakan baik buruknya suatu perairan (Odum, 1993). Suhu mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen di dalam air, apabila suhu air naik maka kelarutan oksigen di dalam air menurun. Bersamaan dengan peningkatan suhu juga akan mengakibatkan peningkatan aktivitas metabolisme akuatik, sehingga kebutuhan akan oksigen juga meningkat (Sastrawijaya, 1991). Menurut Barus (2004) faktor cahaya matahari yang masuk kedalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorsi dan sebagian lagi akan dipantulkan keluar dari permukaan air. Dengan bertambahnya lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Cahaya gelombang pendek merupakan yang paling kuat mengalami pembiasan yang mengakibatkan kolam air yang jernih akan terlihat berwarna biru dari permukaan. Sedangkan penetrasi cahaya merupakan faktor pembatas bagi organisme. Alat-alat yang dipakai untuk pengukuran faktor-faktor abiotik memiliki spesifikasi khusus dan prinsip kerja dari alat-alat tersebut masing-masing berbeda. Berikut adalah prinsip kerja dari masing-masing alat :

a. Thermometer air raksa Semakin tinggi suhu lingkungan, maka semakin cepat skala air raksa pada thermometer naik. b. Secchi disk. Prinsip penentuan kecerahan air dengan keping sechii adalah berdasarkan batas pandangan ke dalam air untuk melihat warna putih yang berada dalam air. Semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat dengan batas pandangan, sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandangan tersebut. Keping sechii berupa suatu kepingan yang berwarna hitam putih yang dibenamkan ke dalam air (Suin, 2002). c. pH indikator Prinsip penentuan derajat keasaman air dengan pH idikator adalah berdasarkan batas warna yang dihasilkan oleh kertas pH idikator. Semakin gelap warna yang dihasilkan, semakin basa derajat keasaman suatu air. d. DO-meter Prinsip kerjanya adalah menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit. e. Conductivity-meter Prinsip Electrical Conductivity, yaitu dua buah probe dihubungkan ke larutan yang akan diukur, kemudian dengan rangkaian pemprosesan sinyal diharapkan bisa mengeluarkan output yang menunjukkan besar konduktifitas larutan tersebut. f. Turbidy-meter Alat akan memancarkan cahaya pada media atau sampel, dan cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan atau menembus media tersebut. Cahaya yang menembus media akan diukur dan ditransfer kedalam bentuk angka.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian pengukuran faktor lingkungan abiotik ekosistem akuatik dilaksanakan pada hari selasa, 20 Maret 2012 bertempat di Danau Situ Gintung Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Penelitian dimulai pukul 13.30 sampai dengan 15.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada penelitian pengukuran faktor

lingkungan abiotik ekosistem akuatik adalah Water sampler bottle, thermometer, pH-meter, Secchi disk, DO-meter, Conductivity-meter,

Turbidimeter, bottle sampler, label, gelas ukur plastik, dan tissue Bahan-bahan yang digunakan adalah aquadest dan semua komponen abiotik ekosistem perairan di Danau Situ Gintung Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

3.3 Cara Kerja 3.3.1 Pencuplikan Air Pencuplikan dilakukan menggunakan 2 alat. Pertama disiapkan botol pencuplik air khusus berupa water sampler bottle. Untuk mengambil cuplikan air dari suatu kedalaman, tabung diturunkan secara horizontal dan perlahanlahan, dengan dipegang bagian ujung talinya. Setelah water sampler bottle berada pada kedalaman yang diinginkan, tali digoyangkan sebelum pemberat logam diluncurkan. Setelah logam pemberat diluncurkan, botol ditarik ke atas. Air yang ada di dalam water sampler bottle dikeluarkan dan ditampung ke dalam botol winkler. Diusahakan saat pemindahan air tidak terdapat gelembung udara. Kedua disiapkan botol penculik Bottle sampler. Pencuplikan dilakukan dengan ditenggelamkannya seluruh bagian dari bottle sampler. Setelah

keseluruhan badan bottle sampler tenggelam, bottle sampler digoyanggoyangkan dan diangkat menuju permukaan. Air yang dicuplik langsung berada dalam botol winkler.

3.3.2

Pengukuran Suhu Air Disiapkan thermometer air raksa. Pengukuran suhu air dapat langsung

dilakukan pada bagian permukaan perairan atau secara tidak langsung (dicuplik dengan botol pencuplik). Batang thermometer dicelupkan sebagian ke dalam air. Skala yang ditunjukkan merupakan suhu air, hasil suhu dicatat.

3.3.3

Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Air Air sampel yang telah dicuplik segera dibawa ke laboratorium.

Disiapkan pH indikator untuk pengukuran derajat keasaman. Kertas indikator dimasukan atau direndam ke dalam air sampel yang telah dicuplik. Setelah terjadi perubahan warna pada kertas, kertas dibandingkan dengan indikator pH yang tertera dan hasil pH yang didapat dicatat.

3.3.4

Pengukuran Derajat Kecerahan Air Disiapkan Secchi disk sebagai alat untuk mengukur derajat kecerahan

air. Alat ini digunakan saat siang hari. Pertama, Secchi disk diturunkan ke dalam air secara perlahan-lahan sambil terus memperhatikan warna keeping. Saat keeping warna putih tidak terlihat lagi, ukuran kedalaman dicatat.

3.3.5

Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut Disiapkan DO-meter sebagai alat untuk mengukur kadar oksigen

terlarut dalam air. Sebelum DO-meter digunakan, dilakukan kalibrasi terlebih dahulu menggunakan aquadest. Setelah itu batang elektroda dari DO-meter dimasukan ke dalam cuplikan air dan dilihat skalanya pada layar. Hasil yang ditunjukan pada layar dicatat.

3.3.6

Pengukuran Konduktivitas Air Disiapkan conductivity-meter sebagai alat untuk mengukur

konduktivitas air. Sebelum conductivity-meter digunakan, dilakukan kalibrasi terlebih dahulu menggunakan aquadest. Setelah itu batang elektroda dari conductivity-meter dimasukan ke dalam cuplikan air dan dilihat skalanya pada layar. Hasil yang ditunjukan pada layar dicatat.

3.3.7

Pengukuran Turbiditas Air Disiapkan turbidymeter sebagai alat untuk mengukur turbiditas air.

Sebelum turbidymeter digunakan, dilakukan kalibrasi terlebih dahulu pada gelas sampel turbidy menggunakan aquadest. Setelah itu air yang telah dicuplik dimasukan ke dalam gelas sampel turbidy dan dimasukan ke alat turbidy-meter. Menggunakan prinsip penyerapan cahaya, nilai derajat kekeruhan air diserap dan ditransfer berupa angka pada layar. Hasil yang ditunjukan pada layar dicatat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian pengukuran faktor lingkungan abiotik ekosistem akuatik menghasilkan data-data yang kami ambil secara langsung di lapangan dan dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 1. Data-data tersebut kami sajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.1. Faktor Abiotik Ekosistem Perairan No 1 2 3 4 5 6 Faktor abiotik Derajat kecerahan air Temperatur air pH air Kadar Oksigen terlarut dalam air Konduktivitas air Derajat kekeruhan air Hasil 41,5 cm 29,67 0C 7 99,9 mg/L 0,1 mS/cm 31,59 FTU

Keterangan tabel 4.1. Data-data di atas merupakan komponen-komponen abiotik yang sangat berpengaruh terhadap ekosistem perairan Danau Situ Gintung.

Pencuplikan air digunakan dua alat khusus, Water sampler bottle dan Bottle sampler. Prinsip kerja dari kedua alat adalah memaksimalkan pencuplikan air tanpa ada komponen tambahan oksigen terlarut di dalamnya. Pencuplikan air menggunakan bottle sampler hasilnya lebih efisien dan akurat dibandingkan menggunakan water sampler bottle. Water sampler bottle rentan terkontaminasi dengan udara bebas. Pemindahan air sampel ke botol winkler dapat menyebabkan timbulnya gelembung udara apabila tidak hati-hati dalam memindahkannya. Sehingga dalam pengujian kadar oksigen terlarut dapat menambahkan atau mengurangi kadar oksigen terlarut air yang akan diuji. Berdasarkan tabel 4.1. Kualitas ekosistem akuatik danau situ gintung memiliki derajat kecerahan air sebesar 41,5 cm dan derajat kekeruhan air sebesar

31,59 FTU. Hasil pengukuran derajat kecerahan menggunaan shecchi disk kurang efisien. Batas pandangan seseorang untuk melihat tenggelamnya keping sechii yang berwarna putih berbeda-beda, sehingga nilai yang diperoleh sangat bergantung pada subyektifitas seseorang (Suin, 2002) Kualitas suatu ekosistem perairan dapat terlihat dari nilai kekeruhan air. Nilai dari pengukuran derajat kekeruhan air lebih efisien dibandingkan dengan pengukuran derajat kecerahan air. Hal ini dikarenakan penggunaan Turbidy-meter lebih akurat dibandingkan sechii disk. Turbidy meter menggunakan sistem digital, dimana sampel pencuplikan akan diuji dengan prinsip penyerapan cahaya. Nilai yang dihasilkan pun akan mudah dibaca oleh peneliti. Kadar oksigen terlarut yang didapat adalah 99,9 mg/L. Penggunaan DOmeter dalam pengukuran kadar oksigen terlarut lebih akurat dibandingkan pengukuran dengan cara sederhana titrasi asam-basa. DO-meter berfungsi secara digital dan bekerja secara akurat jika alat tersebut dalam keadaan baik. Selain itu, kalibrasi elektroda DO-meter yang dilakukan sebelum pengukuran kadar oksigen juga ikut berpengaruh terhadap akuransi hasil yang didapat. Derajat keasaman suatu ekosistem perairan sangat berpengaruh terhadap keberadaan organisme. Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Penggunaan pH indikator universal sebagai alat pengukuran derajat keasaman ekosistem perairan Danau Situ Gintung dihasilkan pH = 7. Derajat keasaman ini menunjukan ekosistem perairan memiliki pH yang normal. Pengukuran derajat keasaman akan lebih spesifik nilainya apabila menggunakan pH meter. Akuransi dari pH meter dua angka di belakang koma. Temperatur air ekosistem danau situ gintung, 29,67 0C. Suhu perairan akan lebih rendah dibandingkan suhu daratan. Pengukuran temperatur air digunakan berbagai macam alat dan memiliki hasil yang berbeda. Penggunaan thermometer air raksa 29,5 0C, DO-meter 30,2 0C dan conductivity-meter 29,3 0C. Ketiga hasil tersebut tidak sama namun menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Hal ini dapat disebabkan perbedaan prinsip kerja dari masing-masing alat, maupun kalibrasi yang dilakukan pada masing-masing alat kurang optimal.

BAB V KESIMPULAN

1. Faktor abiotik ekosistem perairan adalah temperatur, pH, kandungan oksigen telarut, salinitas, dan penetrasi cahaya 2. Faktor faktor abiotik tersebut dapat diukur dengan menggunakan alatalat khusus yang bersesuaian dengan fungsinya seperti, Conductivity-meter digunakan untuk mengukur konduktivitas air, DO-meter digunakan untuk mengukur kadar oksigen terlarut, Water sampler bottle digunakan untuk pencuplikan air sampel, Secchi disk digunakan untuk mengukur derajat kecerahan air, dan Turbidimeter digunakan untuk mengukur derajat kekeruhan air.

DAFTAR PUSTAKA

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press. Medan Irwan, Z.D. 2007. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi-Ekosistem Komunitas dan Lingkungan Hidup. Bumi Aksara. Jakarta Odum E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ketiga. Gajah Mada University press. Yogayakarta Salmin. 2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara Karang dan Teluk Banten. LIPI. Jakarta Sastrawijaya, A. T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta Soemarwoto. I. 2004. Biologi Umum 2. Gramedia. Jakarta Suin, N. M. 2002. Metode Ekologi. Universitas Andalas press. Padang Tjahjono, S. 1980. Dasar-dasar Ekologi Umum. Bagian Ekologi Dep.Botani IPB. Jakarta Wibisono,M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Grasindo , Jakarta.

LAMPIRAN 1 Tabel 1. Hasil Pengamatan NO 1. Faktor abiotik Temperatur air Jenis alat yang digunakan DO-meter = 30,2 0C 29,67 0C = 29,5 0C = 48 cm = 35 cm 41,5 cm 7 (netral) 99,9 mg/L 0,1 ms/cm 31,59 FTU Hasil

conductivity-meter = 29,3 0C Thermometer 2. Derajat kecerahan air Shecci disk awal Shecci disk akhir 3. 4. pH air Kadar oksigen terlarut dalam air 5. 6. Konduktivitas air Derajat kekeruhan air pH indicator DO-meter Conductivity-meter Turbidy-meter

Tabel 2. Alat-alat Pengukuran Faktor Abiotik Ekosistem Perairan

Botol winkler

Gelas ukur

Water Sampler Bottle

Conductivity-meter

Botol sampler

DO-meter

Turbidy-meter

Shecci disk

termometer

pH indicator

You might also like