You are on page 1of 9

TEKNIK PRA

(DALAM PENELUSURAN SEJARAH DESA, PEMBUATAN BAGAN KECENDERUNGAN DAN PERUBAHAN SERTA PEMBUATAN KALENDER MUSIM) Oleh Robinson Sembiring 1. Pendahuluan Participatory Rural Appraisal (PRA) sebagai sebuah metode memiliki berbagai kelebihan jika diterapkan dalam mengindentifikasi, merumuskan masalah, mengembangkan alternatif hingga pemilihan alternatif pemecahan masalah-masalah di pedesaan. Pada tataran konsep banyak pihak menganggap metode PRA memberikan peluang bagi pengembangan program pembangunan pedesaan yang tepat guna karena faktor keterlibatan masyarakat yang intens dalam mempersiapkan program yang dimaksud.1 Dibandingkan dengan metode survai, setidak-tidaknya PRA memiliki kelebihan, yaitu: Pertama, metode PRA tidak menjadikan masyarakat hanya sekedar menjadi obyek saja. Masyarakat dilibatkan penuh dalam merumuskan masalah yang mereka hadapi, karena bagaimanapun toh mereka yang berhadapan dan merasakan masalah yang dimaksud. Melalui keterlibatan ini diharapkan kebijakan yang disusun benar-benar mengena atau relevan dengan realitas masalah yang ada pada masyarakat. Kedua, dalam penerapan kebijakan masyarakat dilibatkan sebagai pelaku/pelaksana sehingga mereka benar-benar larut, dan paham serta bersikap menerima terhadap kebijakan tersebut.2 Hasilnya adalah adanya dukungan untuk memberhasilkan kebijakan mencapai tujuan yang telah terumuskan di dalamnya. Walau demikian, dalam prakteknya metode PRA juga sering mengalami kegagalan. Berdasarkan pengalaman beberapa kondisi yang telah ikut menandai kegagalan metode/teknik PRA adalah: 1. Ketergesa-gesaan dalam mengadopsi PRA 2. Kurangnya kesiapan lembaga mengantisipasi ajuan program yang di luar bidang program yang biasa ditangani lembaga 3. Kurangnya upaya mengkondisikan suasana partisipasi, demokratis dan terbuka. 4. Kurangnya kesiapan lembaga dalam memberikan keterampilan yang cukup kepada fasilitator 5. Kurangnya upaya lembaga membina hubungan dengan mitra yang mampu menangani program di luar bidang yang sering ditangani lembaga 6. Masih lemahnya pemahaman konsep dan pengembangan strategi penyeimbangan peran laki-laki dengan perempuan.

Ilya Mulyono dan Rianingsih Djohani, Kebijakan dan Strategi Menerapkan Metode PRA dalam Pengembangan Program, (Bandung: Driyamedia, 1996) H. 1 2 Bandingkan dengan Robert Chambers, PRA-Memahami Desa Secara Partisipatif, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius dan Oxfam, 1996). H. 9

Penerapan metode/teknik PRA yang diwarnai dengan kondisi-kondisi di atas, telah menyebabkan pelaksanaan PRA ala tabrak-lari. Artinya, penerapan metode tersebut tanpa perhitungan yang matang, dan kemudian konsekuensi-konsekuensinya diabaikan.3 Berbagai penjelasan di atas mengingatkan bahwa penerapan metode/teknik PRA tidaklah seindah janji-janji yang tersirat di dalamnya. Persiapan tentu saja diperlukan; pemahaman atas jiwa, falsafah, konsepnya serta asumsi-asumsinya perlu dihayati. Namun, sesuatu yang pasti adalah kecintaan terhadap masyarakat desa dan keprihatinan terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi dalam hidup kesehariannya. Pada makalah ini akan diperkenalkan teknik PRA yang digunakan dalam penelusuran sejarah desa, pembuatan bagan kecenderungan dan perubahan serta pembuatan kalender musim. 2. Penelusuran Sejarah Desa Sejarah bukanlah merupakan sesuatu yang beku. Ungkapan ini sering dikemukakan oleh mereka yang belajar sejarah. Maksudnya adalah bahwa kejadian pada masa lalu tidaklah sekedar menjadi sesuatu yang telah berlalu, dan biarlah berlalu. Namun, sejarah ternyata sering berkait dengan apa yang terjadi hari ini bahkan hari esok. Karena itu, untuk memahami perkembangan yang sedang dihadapi masyarakat dan memperkirakan bagaimana kecenderungannya pada masa depan, perlu dipahami terlebih dahulu sejarah masyarakat tersebut. Pembuatan profil sejarah dilakukan dengan cara sederhana memvisualisasikan kejadian-kejadian sejarah yang penting di suatu komunitas desa. Kejadian sejarah dan pengalaman yang berkaitan dengan kejadian sejarah sering berdampak besar terhadap keputusan-keputusan yang diambil oleh masyarakat setempat. Ini dikarenakan sejarah sering menjadi kebanggan atau peristiwa traumatis bagi masyarakat. Ada kecenderungan bahwa masyarakat akan mengulangi hal yang sama jika menurut pengalamannya tindakan tersebut memberikan manfaat. Sebaliknya mereka akan cenderung menghindarkan caracara yang pernah menyebabkan mereka mengalami kerugian. Bagi orang luar, pengetahuan tentang sejarah ini sangat penting untuk turut dipertimbangkan jika ingin mengetahui proses pengambilan keputusan masyarakat lokal. Sehubungan dengan penelusuran sejarah lokal pada kegiatan PRA, perlu pula dicatat bahwa sejarah masyarakat desa di Indonesia sering merupakan sejarah yang tidak tertulis. Sejarah sering diteruskan melalui tradisi lisan seperti legenda atau cerita dari generasi ke generasi.4 Sehingga, ketika melakukan penelusuran terhadap sejarah sesuatu di desa, seorang fasilitator hendaknya senantisa mencermati legenda-legenda atau cerita-cerita yang hidup dalam masyarakat, ditambah dengan penuturan pengalaman anggota masyarakat pada masa-masa tertentu yang dianggap sebagai suatu titik dalam kontinuitas perjalanan kehidupan masyarakat tersebut. Dalam metode/teknik PRA, teknik penelusuran sejarah desa yang dipergunakan untuk mengungkap kembali sejarah masyarakat di suatu lokasi tertentu adalah berdasarkan penuturan anggota masyarakat tersebut. Sejarah memunculkan informasi untuk memahami keadaan sekarang di suatu desa karena dapat memberikan tinjauan ringkas mengenai kejadian-kejadian sejarah di desa itu dan pentingnya relevansi untuk keadaan sekarang.
3 4

Ilya Mulyono dan Rianingsih Djohani, Opcit. H. 2 Lihat: NN, Berbuat Bersama, Berperan Setara, Acuan Penerapan Participatory Rural Appraisal, (Bandung, Driyamedia, 1996) H. 72

Pemahaman tentang sejarah berguna untuk membuat tim PRA menjadi peka terhadap pentingnya masa lalu untuk memahami masa kini. Sejarah membantu dalam memulai wawancara dengan para informan kunci (terutama orang-orang) atau dengan kelompokkelompok masyarakat.. Informasi dapat dikumpulkan dari sumber-sumber sekunder (buku, laporan, dsb) dan dari wawancara dengan para informan kunci (orang tua, pemimpin, guru sekolah, dsb). Terhadap infoman dapat dilakukan wawancara individual ataupun melalui forum kelompok. Kejadian-kejadian kunci sejarah dalam suatu komunitas dapat mencakup: Sejarah terbentuknya pemukiman Pembangunan prasarana (jalan, sekolah, pusat kesehatan, saluran air, pasar) Introduksi tanaman-tanaman baru Introduksi input modern ( Traktor, sistem pemasaran baru, pupuk, pestisida) Kekeringan, banjir Kelaparan Meledaknya epidemi, kebakaran Perubahan penguasaan lahan Perubahan administrasi dan organisasi Kejadian-kejadian penting dalam politik Kerusuhan Kegiatan: 1. Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan. Mulailah diskusi dengan topik yang ringan seperti asal-usul nama desa dan artinya, serta asal-usul masyarakat tersebut 2. Ajak masyarakat untuk mendiskusikan: Kejadian-kejadian penting dalam perkembangan desa Berbagai perubahan penting yang terjadi 3. Setelah cukup tergambarkan, mintalah peserta untuk menuliskannya di atas kertas besar yang ditempelkan di dinding. 4. Tetapkan titik waktu pertama sejarah yang akan dicantumkan 5. Lakukan diskusi lebih lanjut: Mengapa suatu kejadian dianggap penting Apa sebab-sebab dan akibat-akibat kejadian Apakah terdapat hubuingan sebab-akibat di antara kejadian-kejadian tersebut Catatlah dengan cermat seluruh masalah, potensi dan informasi yang muncul dalam diskusi. Hasil diskusi ini akan menjadi bahan bagi kegiatan/penerapan teknik lain 6. Cantumkan nama-nama peserta diskusi, buatlah penggolongannya (Laki-laki, perempuan; Petani, tokoh, aparat, dsb) Cantumkan juga nama pemandu, tanggal dan tempat pelaksanaan diskusi

Contoh: 1850 1910 1930 1942 1948-50 1955-60 1970-75 1975-79 1980 1981 1980-85 1988 1990-91 1992 1992-93 1994 Profil Sejarah Suatu Desa Di Kamboja : Desa ini didirikan oleh seseorang nelayan dari daerah danau tonle sap : Jalan dibangun ke arah kota : Suatu epidemi meledak : Pendudukan Jepang, Kelaparan meluas, kerja paksa : Tahun-tahun banjir besar : Perampokan dan ketidakamanan meluas di daerah ini : Daerah ini di bawah kendali Kmer Merah, terkadang dibom oleh pesawat terbang Amerika : Pembangunan saluran irigasi oleh kerja paksa selama rejim Kmer Merah : Distribusi lahan melalui Krom Samaki : Pembangunan sekolah dasar melalui gotong royong masyarakat : Ketidak-amanan yang disebabkan oleh pertempuran antara Kmer Merah, pemerintah dan tentara Vietnam : Distribusi lahan di antara rumah tangga-rumah tangga, hak garap individu diakui : Pertempuran besar dan pendudukan berulang kali oleh gerilya Kmer Merah, beberapa keluarga mencari perlindungan di kota Thom atau di Tonle Sap : Departeman pertanian mulai menjual benih padi untuk musim kemarau : Partisipasi dalam pemilihan umum yang diorganisir oleh UNTAC. Benih semangka dari Thailand mulai tersedia di pasar setempat : CARITAS mulai mendukung distribusi benih untuk musim kemarau. GTZ memberi kredit Untuk pompa air. Pendirian suatu bank padi dengan dukungan CARITAS dan GTZ. Konstruksi jalan dan kolam-kolam dimulai dengan bantuan WFP.

3. Pembuatan Bagan Kecenderungan Dan Perubahan Sudah sangat umum diketahui bahwa dalam kehidupan masyarakat tidak ada yang abadi. Bahkan, kemudian ada yang menyatakan bahwa yang abadi dalam kehidupan masyarakat adalah perubahan. Di desa, perubahan itu sendiri dapat terjadi karena pengaruh berbagai faktor yang berasal dari luar maupun dalam desa. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perubahan yang berasal dari luar desa antara lain adalah penggunaan teknologi baru dalam hal produksi, konsumsi dan distribusi hasil-hasil desa. Disamping itu, penetrasi dari teknologi komunikasi dan informasi ke dalam kehidupan keseharian di desa. Sedangkan perubahan yang didorong oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam desa biasanya lebih merupakan dinamika kehidupan masyarakat akibat proses adaptasi terhadap perkembangan-perkembangan lingkungan sosial maupun fisik.

Memahami perubahan-perubahan yang terjadi di desa dan memahami kecenderungan arah perubahan tersebut sangatlah penting dalam upaya melaksanakan pembangunan terhadap masyarakat desa. Kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, penyusunan rencana dan pelaksanaan program akan lebih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan kebutuhan yang aktual. Bagan kecenderungan dan perubahan merupakan teknik sederhana menggambarkan perubahan-perubahan yang dipandang penting dan amat berkaitan erat dengan kehidupan dan kualitas kehidupan masyarakat. Beberapa informasi yang perlu dikaji yaitu yang berkaitan dengan sumberdaya dan faktor-faktor seperti hasil produksi, perubahan iklim, pendapatan, atau kependudukan (Kelahiran, kematian dan imigrasi). Kegiatan 1. Terangkan maksud dan proses pelaksanaan kegiatan 2. Mulailah diskusi dengan topik ringan, biasanya dimulai dari topik yang paling berkaitan dengan kehidupan keseharian masyarakat. Jika sebuah topik telah selesai, lanjutkan ke topik lainnya. 3. Ajak masyarakat untuk mendidkusikan Perubahan-perubahan penting yang terjadi di desa Sebab-sebab terjadinya perubahan tersebut 4. Setelah cukup tergambarkan, sepakatilah bersama peserta: Topik-topik utama (perubahan-perubahan paling penting) yang akan dicantumkan bagan serta diskusi lebih lanjut Simbol, berupa gambar-gambar yang mudah dikenal yang akan digunakan untuk masing-masing topik untuk dicantumkan dalam bagan Simbol yang digunakan untuk memberikan nilai berupa bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar (biji jagung, kerikil, daun, dsb) Titik-titik waktu atau selang waktu yang dicantumkan dalam bagan 5. Mintalah masyarakat untuk membuatkan bagan di atas kertas besar yang ditempelkan di dinding 6. Pada sudut kertas dicantumkan simbol-simbol serta artinya, serta penjelasan lain untuk memahami gambar. 7. Lakukan diskusi bagan perubahan lebih lanjut, dengan topik lanjutan: Apa akibat dari perubahan-perubahan (Yang sudah terjadi dan yang diperkirakan akan terjadi) Apakah terdapat hubungan sebab-akibat di antara perubahan-perubahan tersebut Apakah perubahan itu akan berlanjut terus di masa yang akan datang 8. Catatlah dengan cermat seluruh masalah, potensi dan informasi yang muncul dalam diskusi. Hasil diskusi ini akan menjadi bahan bagi kegiatan/penerapan teknik lain.

9. Cantumkan nama-nama peserta diskusi, buatlah penggolongannya (Laki-laki, perempuan; Petani, tokoh, aparat, dsb) Cantumkan juga nama pemandu, tanggal dan tempat pelaksanaan diskusi. Catatan untuk pelatih Mempersiapkan lembaran informasi berdasarkan data yang relevan dan tersedia, kalau mungkin data dari kunjungan lapangan. Upayakan agar peserta dan anggota komunitas dapat bereksperimen dengan berbagai cara memvisualisasikan perubahanperubahan (misalnya diagram tongkat, grafik kue lingkaran, model tiga dimensi). Bagan Kecenderungan dan Perubahan Kecenderungan waktu menunjukkan perubahan-perubahan kuantitatif sepanjang waktu dan dapat digunakan untuk banyak peubah seperti: Curah hujan Tingkat hasil Banjir, kekeringan Luas lahan yang digarap Populasi ternak Harga-harga Suku bunga Migrasi Waktu dan jarak pengumpulan kayu bakar dan dedaunan pakan ternak Jumlah populasi dan rumah tangga Tingkat kekurangan gizi Kasus-kasus penyakit tertentu, dsb. Contoh:
BAGAN KECENDERUNGAN DAN PERUBAHAN Kampung Turang Malang Tengah, Desa Sesaat, Lombok barat
Wak tu 193 0193 5 194 0194 5 196 0196 5 196 5197 0 Pendapa tan Hut an Kopi Kebu n Sa pi Mah oni Duri an Keb un Nangka Hut Keb an un De bit air Huj an Ker a Hewan Hutan Ba Rus Menjan bi a gan

197 0198 0 198 0199 0 199 0199 3

4. Pembuatan Kalender Musim Kegiatan-kegiatan dalam daur kehidupan masyarakat desa sangatlah dipengaruhi oleh siklus musim, seperti musim tanam yang dilakukan menjelang musim penghujan, musim panen biasanya setelah padi menguning, atau musim paceklik setelah kemarau musim kemarau yang panjang. Peristiwa-peristiwa atau kegiatan-kegiatan sosial juga sering berkaitan dengan peristiwa musim tersebut, seperti pesta adat, pesta panen tahunan dilakukan setelah panen berhasil, musim berimigrasi ke kota ketika terjadi musim paceklik, dsb. Pembuatan kalender musim mengeksplorasi kendala dan kesempatan dalam hal iklim, tanaman, tenaga kerja, pemasaran dan sebagainya. Dengan cara membuat diagram perubahan dari bulan ke bulan sepanjang tahun. Kalender ini disusun berdasarkan hasil wawancara dan diskusi kelompok pada sehelai kertas atau bahan-bahan lokal seperti tongkat, batu, biji, dan sebagainya. Pengaruh yang kompleks dari siklus alami musim terhadap kegiatan manusia diperlihatkan oleh grafik-grafik sederhana misalnya : Iklim (jumlah dan pola hujan) Pola tanam, Perkembangan harga untuk berbagai tanaman Tenaga kerja yang digunakan di lapangan dan kegiatan lain, Jumlah dan makanan yang dikonsumsi Peternakan (lahir, penjualan, pengumpulan pakan) Musim tenaga kerja non-pertanian, migrasi, Musim penangkapan ikan, kayu, dan pengumpulan kayu bakar, Musim industri rumah tangga, kerajinan tangan, Proporsi tenaga kerja upahan pria dan wanita, Sumber-sumber air, Frekuensi serangan penyakit terhadap manusia, binatang, dan tanaman, Pendapatan, pengeluaran, hutang, dan sebagainya. Kegiatan Pelatih memperkenalkan kalender musim. Peserta membuat kalender dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang dengan mewawancarai salah seorang anggota mereka tentang keadaan desa yang dia ketahui. Kelompok pleno akan membahas hasil-hasil itu

kemudian dengan membandingkan hasil-hasil tersebut dengan contoh-contoh yang ada, dan menyepakati butir-butir yang relevan untuk maksud praktek ke lapangan. Catatan Untuk Pelatihan Pilihlah contoh-contoh untuk latihan yang berkaitan langsung dengan pekerjaan peserta. Jangan membuat upaya tersebut rumit agar peserta tidak merasa bosan dan jangan memasukkan isu-isu yang tidak relevan dengan tugas lapangan PRA. Gunakan pembagian musim setempat. Informan yang mampu menyajikan informasi dengan angka untuk membandingkan antar bulan dan musim. Untuk menaksir sejauh mana dilakukan setiap bulan, baik sekali kalau ditanyakan pertanyaan: Pada nulanbulan apa pekerjaan anda dilakukan terbanyak? Pekerjaan apa yang kemudian anda lakukan? Bulan apa yang menggunakan tenaga kerja paling intensif ? Apa yang dilakukan kemudian? Ulangilah urutan tersebut untuk empat bulan pekerjaan terbanyak. Bandingkan semua pernyataan selama wawancara dengan sumber statistik yang ada, dan bahaslah setiap perbedaan yang ditemukan dalam komunitas. Kalender musim dapat juga dibuat untuk kalender musim historis yang menunjukkan perubahan pola musim selama dasawarsa terakhir. Contoh: Kalender Musim : Pendahuluan dan penggunaan Pendahuluan Kalender ini memperlihatkan kegiatan, masalah dan kesempatan utama sepanjang tahun dalam bentuk diagram. Kalender tersebut membantu menemukan periode kegiatan dan kejadian utama, saat-saat yang paling sulit dan masa yang paling rapuh. Kalender menunjukkan bahwa variasi nyata sepanjang tahun mempunyai dampak terhadap kehidupan masyarakat. Informasinya diperoleh dari sumber sekunder, wawancara kelompok. Penggunaan Kalender musim untuk tugas lapang PRA, yaitu untuk dapat lebih memahami alasan menerima atau tidak menerima misalnya upaya konservasi tanah termasuk: Curah hujan Permintaan tenaga kerja untuk pertanaman Permintaan tenaga kerja untuk kegiatan lainnya Hama dan penyakit tanaman Permintaan kredit Harga produk-produk pertanian Penyakit manusia

DAFTAR PUSTAKA 1. Ilya Mulyono dan Rianingsih Djohani, Kebijakan dan Strategi Menerapkan Metode PRA dalam Pengembangan Program, (Bandung: Driyamedia, 1996)

2. M Baquni, PRA Metode dan Teknik Partisipatif dalam Pengembangan Pedesaan, Petani Adalah Para Penentu Kebijakan (Yogyakarta: Program Studi Magister Administrasi Publik UGM,1999) 3. NN, Berbuat Bersama, Berperan Setara, Acuan Penerapan Participatory Rural Appraisal, (Bandung, Driyamedia, 1996) 4. Robert Chambers, PRA-Memahami Desa Secara Partisipatif, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius dan Oxfam, 1996). 5. Tim Ahli BPTP-PAATP , Pemahaman Pedesaan Secara Partisipatif, (Bogor: BPPP Tim Ahli BPTP-PAATP, 1998)

You might also like