You are on page 1of 19

Sekolah sebagai tempat berlangsungnya pendidikan tentu sajamemungkinkan siswa untuk melakukan sosialisasi.

Dari pergaulan dengan teman sebaya, guru, teman satu sekolah, lingkungan dekat sekolah, semuanya akan mempercepat proses sosialisasi yang akan merubah tingkah laku dan perilakunya. Yang menentukan cepat atau lambat terjadinya proses sosialisasi tersebut adalah kedekatan anak di dalam kelompok bermainnya. Apalagi anak sedang mengalami masalah di dalam keluarganya, sehingga anak menemukan tempat untuk mencurahkan perasaannya itu dalam kelompok bermain. Dalam kelompok bermain, jika anak mempunyai teman-teman yang memiliki perilaku buruk, seperti suka melawan, suka berkelahi maka anakpun memiliki kecenderungan untuk meniru perilaku temannya tersebut. Dengan kata lain kuantitas pergaulan anak turut menentukan atau mempengaruhi bagaimana terbentuknya perilaku anak. Siswa yang menunjukkan perilaku demikian kemungkinan besar disebabkan tidak adanya kesesuaian tingkat perkembangan dan tidak sesuai dengan nilai moral yang berlaku. Perilaku ini tentu saja akan mengganggu siswa untuk mencapai perkembangan berikutnya, bahkan tidak sedikit yang mengakibatkan kegagalan dalam belajar. Keadaan siswa di sekolah merupakan tanggung jawab pihak sekolah. Siswa perlu mendapat perhatian serta perlakuan secara bijak. Ini bisa dilakukan melalui proses pendidikan, bimbingan, dan latihan. Kewenangan khusus untuk menangani siswa yang bermasalah ada pada guru pembimbing atau konselor sekolah. Peran guru pembimbing pada hakikatnya berkedudukan sebagai pemberi bantuan kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan, sebagaimana dikemukakan oleh Prayitno (2004) bahwa pada dasarnya adalah membantu individu dan kelompok untuk mengurangi sampai seminimal mungkin dampak sumber-sumber permasalahan; mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh individu dan kelompok; mengembangkan diri individu dan kelompok seoptimal mungkin.

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilaikesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Definisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.[1] Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

Penyebab Terjadi Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut : 1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir). 2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi. Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu 1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari prosessosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggotakeluarga. 2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang. 3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.

4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang. 5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangantentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,

Bentuk Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.

Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Penyimpangan bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier. 2. Penyimpangan bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk.

Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut: 1. Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. 2. Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk,

Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut : 1. Penyimpangan individual (individual deviation)

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut. 1. Pembandel 2. Pembangkang 3. Pelanggar 4. Perusuh atau penjahat 5. Munafik 2. Penyimpangan kelompok (group deviation) Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.

3. Penyimpangan campuran (combined deviation) Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng-geng anak nakal).

Pengertian Perilaku Menyimpang Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidak sadar pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana. a. Penyimpangan Primer (Primary Deviation) Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Contohnya : menunggak iuran listrik, telepon, BTN dsb. - melanggar rambu-rambu lalu lintas. - ngebut di jalanan.

b. Penyimpangan Sekunder (secondary deviation) Penyimpangan yang berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perilaku menyimpang. Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang tersebut, karena merupakan tindakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya. Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat. Contohnya : pemabuk, pengguna obat-obatan terlarang. - pemerkosa, pelacuran. - pembunuh, perampok, penjudi.

Untuk lebih memperjelas pengertian Anda tentang Penyimpangan Sosial, amatilah gambar berikut ini: Dari gambar no. 1 s.d. no. 5 diatas coba Anda jawab di kertas jawaban tersendiri, mengapa termasuk sebagai Perilaku menyimpang. Diskusikan jawaban Anda dengan teman-temanmu! B. Faktor-faktor Penyebab Penyimpangan Sosial a. Menurut James W. Van Der Zanden Faktor-faktor penyebab penyimpangan sosial adalah sebagai berikut: 1). Longgar/tidaknya nilai dan norma. Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar tidaknya norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Norma dan nilai sosial masyarakat yang satu berbeda dengan norma dan nilai sosial masyarakat yang lain. Misalnya: kumpul kebo di Indonesia dianggap penyimpangan, di masyarakat barat merupakan hal yang biasa dan wajar. 2). Sosialisasi yang tidak sempurna. Di masyarakat sering terjadi proses sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga menimbulkan perilaku menyimpang. Contoh: di masyarakat seorang pemimpin idealnya bertindak sebagai panutan atau pedoman, menjadi teladan namun kadangkala terjadi pemimpin justru memberi contoh yang salah, seperti melakukan KKN. Karena masyarakat mentolerir tindakan tersebut maka terjadilah tindak perilaku menyimpang. 3). Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang. Perilaku menyimpang terjadi pada masyarakat yang memiliki nilai-nilai sub kebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan normanorma budaya yang dominan/ pada umumnya. Contoh: Masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh, masalah etika dan estetika kurang diperhatikan, karena umumnya mereka sibuk dengan usaha memenuhi kebutuhan hidup yang pokok (makan), sering cekcok, mengeluarkan kata-kata kotor, buang sampah sembarangan dsb. Hal itu oleh masyarakat umum dianggap perilaku menyimpang.

b. Menurut Casare Lombroso Perilaku menyimpang disebabkan oleh faktor-faktor : 1). Biologis Misalnya orang yang lahir sebagai pencopet atau pembangkang. Ia membuat penjelasan mengenai si penjahat yang sejak lahir. Berdasarkan ciri-ciri tertentu orang bisa diidentifikasi menjadi penjahat atau tidak. Ciri-ciri fisik tersebut antara lain: bentuk muka, kedua alis yang menyambung menjadi satu dan sebagainya. 2). Psikologis Menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian retak atau kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyimpangan. Dapat juga karena pengalaman traumatis yang dialami seseorang. 3). Sosiologis Menjelaskan sebab terjadinya perilaku menyimpang ada kaitannya dengan sosialisasi yang kurang tepat. Individu tidak dapat menyerap norma-norma kultural budayanya atau individu yang menyimpang harus belajar bagaimana melakukan penyimpangan.

C. Penyimpangan Individual (Individual Deviation) Penyimpangan individual merupakan penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang yang berupa pelanggaran terhadap norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Penyimpangan ini disebabkan oleh kelainan jiwa seseorang atau karena perilaku yang jahat/tindak kriminalitas. Penyimpangan yang bersifat individual sesuai dengan kadar penyimpangannya dapat dibagi menjadi beberapa hal, antara lain: a. Tidak patuh nasihat orang tua agar mengubah pendirian yang kurang baik, penyimpangannya disebut pembandel. b. Tidak taat kepada peringatan orang-orang yang berwenang di lingkungannya, penyimpangannya disebut pembangkang. c. Melanggar norma-norma umum yang berlaku, penyimpangannya disebut pelanggar. d. Mengabaikan norma-norma umum, menimbulkan rasa tidak aman/tertib, kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya, penyimpangannya disebut perusuh atau penjahat. Apakah Anda pernah melakukan penyimpangan individual? Semoga tidak ! Namun kadangkala karena kekhilafan kita sebagai manusia biasa penyimpangan individual itu pernah kita lakukan. Bagaimana kalau hal itu terjadi? Tentu Anda akan minta maaf pada lingkungan Anda dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali perbuatan itu, bukan? Marilah kita lanjutkan kembali belajarnya! Kategori Penyimpangan Individual Yang termasuk dalam tindak penyimpangan individual antara lain: a. Penyalahgunaan narkoba Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama. Contoh pemakaian obat terlarang/narkoba antara lain: - Narkotika (candu, ganja, putau) - Psikotropika (ectassy, magadon, amphetamin) - Alkoholisme. b. Proses sosialisasi yang tidak sempurna. Apabila seseorang dalam kehidupannya mengalami sosialisasi yang tidak

sempurna, maka akan muncul penyimpangan pada perilakunya. Contohnya: seseorang menjadi pencuri karena terbentuk oleh lingkungannya yang banyak melakukan tidak ketidakjujuran, pelanggaran, pencurian dan sebagainya. c. Pelacuran Pelacuran dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan menyerahkan diri kepada umum untuk dapat melakukan perbuatan sexual dengan mendapatkan upah. Pelacuran lebih disebabkan oleh tidak masaknya jiwa seseorang atau pola kepribadiannya yang tidak seimbang. Contoh: seseorang menjadi pelacur karena mengalami masalah (ekonomi, keluarga dsb.) d. Penyimpangan seksual Adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan seseorang. Beberapa jenis penyimpangan seksual : - Lesbianisme dan Homosexual - Sodomi - Transvestitisme - Sadisme - Pedophilia - Perzinahan - Kumpul kebo e. Tindak kejahatan/kriminal Tindakan yang bertentangan dengan norma hukum, sosial dan agama. Yang termasuk ke dalam tindak kriminal antara lain: pencurian, penipuan, penganiayaan, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan. f. Gaya hidup Penyimpangan dalam bentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum atau biasanya. Penyimpangan ini antara lain: - Sikap arogansi Kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kepandaian, kekuasaan, kekayaan dsb.

- Sikap eksentrik Perbuatan yang menyimpang dari biasanya, sehingga dianggap aneh, misalnya laki-laki beranting di telinga, rambut gondrong dsb. Bagaimana, apakah Anda telah paham seluruh kategori penyimpangan individual? Semoga. Namun bila ada yang sulit catatlah hal-hal yang belum Anda pahami tersebut sebagai bahan diskusi atau pertanyaan pada saat tatap muka. Dengan demikian kita bisa melanjutkan belajarnya dengan bahasan penyimpangan kolektif berikut ini :

D. Penyimpangan Kolektif (Group Deviation) Penyimpangan kolektif yaitu: penyimpangan yang dilakukan secara bersama-sama atau secara berkelompok Penyimpangan ini dilakukan oleh sekelompok orang yang beraksi secara bersama-sama (kolektif). Mereka patuh pada norma kelompoknya yang kuat dan biasanya bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Penyimpangan yang dilakukan kelompok, umumnya sebagai akibat pengaruh pergaulan/teman. Kesatuan dan persatuan dalam kelompok dapat memaksa seseorang ikut dalam kejahatan kelompok, supaya jangan disingkirkan dari kelompoknya. Penyimpangan yang dilakukan secara kelompok/kolektif antara lain: a. Kenakalan remaja Karena keinginan membuktikan keberanian dalam melakukan hal-hal yang dianggap bergengsi, sekelompok orang melakukan tindakan-tindakan menyerempet bahaya, misalnya kebut-kebutan, membentuk geng-geng yang membuat onar dsb. b. Tawuran/perkelahian pelajar Perkelahian antar pelajar termasuk jenis kenakalan remaja yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar sebagai akibat kompleknya kehidupan di kota besar. Demikian juga tawuran yang terjadi antar kelompok/etnis/warga yang akhir-akhir ini sering muncul. Tujuan perkelahian bukan untuk mencapai nilai yang positif, melainkan sekedar untuk balas dendam atau pamer kekuatan/unjuk kemampuan.

c. Penyimpangan kebudayaan Karena ketidakmampuan menyerap norma-norma kebudayaan kedalam kepribadian masingmasing individu dalam kelompok maka dapat terjadi pelanggaran terhadap norma-norma budayanya. Contoh: tradisi yang mewajibkan mas kawin yang tinggi dalam masyarakat tradisional banyak ditentang karena tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman. Apabila dilihat dari jenis penyimpangannya, Ahli sosiologi M.Z. Lawang membedakan bentuk perilaku menyimpang ada empat macam yaitu : a. Perilaku menyimpang yang dikategorikan tindak kejahatan. Perilaku menyimpang bentuk ini merupakan perilaku seseorang yang melanggar normanorma hukum khususnya yang mengatur larangan melakukan kejahatan ( crime behevior). Seperti pembunuhan, pemerasan, pemerkosaan, perampokan, dan pemukulan adalah contohcontoh perilaku kejahatan terhadap perseorangan. Korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan pelanggaran terhadap UUD 1945 adalah contoh perilaku kejahatan terhadap negara. b. Penyimpangan Seksual. Perilaku penyimpangan dalam wujud penyimpangan seksual dimaksudkan sebagai bentukbentuk perilaku seksual yang dilakukan di luar aturan umum masyarakat. Seperti : homo seksual, perzinaan, palacuran, dan bentuk-bentuk pelecehan seksual terhadap perempuan. c. Sikap dan tingkah laku yang selalu bertentangan dengan warga masyarakat. Misalnya : perjudian, pemabukan, pemimpin geng, dan lain-lain. d. Bentuk kehidupan yang berlebihan. Seperti pola hidup yang mewah, konsumerisme, dan lain-lain.

B. Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang 1. Penyimpangan sebagai Hasil sosialisasi yang tidak sempurna. Menurut teori sosialisasi, perilaku manusia, baik yang menyimpang atau tidak, dikendalikan oleh norma dan nilai yang dihayati. Jika proses sosialisasi tidak sempurna akan menghasilkan perilaku yang menyimpang. Proses sosialisasi yang tidak sempurna timbul karena nilai-nilai atau norma-norma yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosiolosasi, sehingga seseorang bertindak tanpa memperhitungkan resiko yang akan terjadi. Hal itu disebut penyimpangan. Contoh anak sulung perempuan, dapat berperilaku seperti pria sebagai akibat sosialisasi yang tidak sempurna di lingkungan keluarganya.Hal ini terjadi karena ia harus vertindak sebagai ayah, yang telah meninggal. Perilaku menyimpang yang telah parah juga dapat timbul sebagai akibat tidak sempurnanya proses sosialisasi dalam keluarga. Menurut pendapat Edwin H.Sutherland anak-anak yang melakukan kejahatancenderung berasal dari keluarga yang retak (cerai salah satu, atau kedua orang tuanya meninggal, tekanan ekonomi , dan orang tua yang otoriter). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyimpangan sosial dapat terjadi karena lemahnya pengendalian dari norma-norma sosial yang berlaku. 2. Penyimpangan sebagai Hasil Sosialisasi dari Nilai-Nilai Sub kebudayaan yang Menyimpang. Menurut Edwin H. Sutherland, perilaku menyimpang bersumber pada pergaulan-pergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan teman tidak selalu positif. Hasil Yang negatif dapat menimbulkan perilaku yang menyimpang. Menurut Shaw dan Me. Kay, daerah-daerah yang tidak tidak teratur dan tidak ada organisasi yang baik. Akan cenderung melahirkan daerah kejahatan. Di daerah-daerah yang demikian, perilaku menyimpang (kejahatan) dianggap sebagai sesuatu yang wajar yang sudah tertanam dalam kepribadian masyarakat itu. Dengan demikian proses sosialisasi tersebut merupakan proses pembentukan nilai-nilai dari sub kebudayaan yang menyimpang. Contoh di daerah lingkungan perampok terdapat nilai dan norma yang menyimpangdari kebudayaan masyarakat setempat. Nilai dan norma sosial itu sudah dihayati oleh anggota kelompok, sebagai proses sosialisasi yang wajar.

3. Proses Belajar Perilaku yang menyimpang. Seseorang bisa belajar perilaku yang menyimpang melalui media buku-buku majalah, koran dan yang paling mudah adalah melalui TV, karena hampir setiap hari menayangkan acara yang bernuansa kejahatan. Bergaul dengan orang-orang yang menggunakan narkoba. Seseorang akan memperoleh pelajaran bagaimana cara mengkonsumsi narkoba dan dimana memperolehnya bagaimana cara mencuri, menjamret dan sebagainya. 4. Ikatan Sosial yang bertahan. Hidup di tengah masyarakat pasti akan bertemu dengan kelompok-kelompok masyarakat yang berlainan. Ada kecenderungan individu memilih kelompok yang disukai. Apabila kelompok yang disukai tersebut ternyata berperilaku menyimpang maka individu tersebut juga akan berperilaku menyimpang. 5. Ketegangan Antara Kebudayaan dan Struktur Sosial. Masyarakat mengikuti kebudayaan yang telah ada di lingkungan dengan cara cara yang diajurkan oleh kebiasaan adat istiadat atau tata aturan yang muncul dari kebudayaan tersebut. Misalnya pada abad ke 19 wanita di Indonesia dianggap sebagai masyarakat lapisan pertama adalah kaum lelaki, nasib kaum wanita tergantung kaum lelaki. Maka pada akhir abad ke-19 R.A. Kartini melopori gerakan emansipasi wanita yang berani melawan arus kebudayaan yang berlaku saat itu. C. Teori teori Penyimpangan. Dalam Sosiologi dikenal adanya teori Differential Association atau pergaulan yang berbeda dikemukakan oleh Edwin H. Gutherland. Ia berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses ahli budaya. Melalui proses ini, seseorang mempelajari suatu budaya meyimpang. Contohnya yaitu proses mengisap ganja. Penyebab penyimpangan yang lain dikemukakan oleh Edwin M.Lemert dengan teori Labeling. Seseorang yang telah melakukan penyimpangan pada tahap promer, diberi label atau cap sebagai penyimpangan. Misalnya orang menyebut sebagai pencuri, penipu, pemabuk, wanita nakal, dan lain-lain, sehingga si pelaku terdorong untuk melakukan penyimpangan sekunder (tahap lanjut), dengan alasan kepalang tanggung. Robert K.Merton dengan teori Meton menjelaskan bahwa perilaku penyimpangan itu

merupakan bentuk adaptasi terhadap sistuasi tertentu. Merton mengidentifikasi lima tipe cara adaptasi, yang empat di antaranya merupakan perilaku penyimpangan yaitu : 1. Confromity atau konformitas, yaitu perilaku mengikuti tujuan dan mengikuti cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Innovation atau inovasi, yaitu perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat, tetapi dengan cara yang dilarang oleh masyarakat. 3. Ritualism atau persaingan diri, yaitu perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya, namun masih tetap berpegang pada cara-cara yang digariskan masyarakat. Upacara ritual tetap dilaksanakan namun maknanya telah hilang. 4. Retrealism atau persaingan diri, yaitu menolak tujuan-tujuan yang disetujui maupun cara pencapaian tujuan itu. 5. Rebellion atau pemberontakan, yaitu penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvesional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara yang baru. Menurut Emile Durkheim, penyimpangan merupakan faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Artinya kejahatan akan selalu ada, sebab orang yang berwatak jahat pun akan selalu ada. Fungsi kejahatan adalah untuk menyeimbangkan agar moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal. Maka sering teori ini disebut sebagai teori fungsi.

D. Sifat-sifat Penyimpangan 1. Penyimpangan yang Bersifat Positif Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturanaturan atau norma-norma yang berlaku. Tetapi mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial. Misalnya : dalam masyarakat tradisional, wanita yang melakukan kegiatan tertentu (berkarier) dianggap tabu. Perilakunya dianggap melakukan penyimpangan. Namu, ada dampak positif dari perilaku tersebut, yaitu emansipasi. 2. Penyimpangan yang Bersifat Negatif Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, perilaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang

dipandang, rendah dan berakibat buruk, yang dapat mengganggu sistem sosial itu. Tindakan semacam ini akan dicela oleh masyarakat. Pelakunya dapat dikucilkan dari masyarakat. Bobot penyimpangan negatif dapat diukur menurut adat istiadat biasanya dinilai lebih berat daripada pelanggaran terhadap tata cara dan sopan santun. Contoh perampokan, perkosaan, pelacuran dan pembunuhan. Perilaku yang menyimpang disebabkan oleh kurang kejujuran dan keterbukaan dari seseorang. Perilaku-perilaku itu antara lain seperti mengambil barang yang bukan miliknya, berbohong, menipu, memanfaatkan kesempatan dan kepercayaan, melawan orang tua, mabuk-mabukan, dsb.

Seseorang bisa berlaku menyimbpang salah satunya dikarenakan takut untuk berbuat jujur karena apabila dia jujur maka akan terungkap semua kebohongannya dan orang akan kecewa. Hal lain yang membuat kita susah jujur karena dengan berbohong kita akan merasa aman dan semua kesalahan-kesalahan yang kita perbuat tidak akan pernah dipermasalahkan hingga kebohongan tersebut terungkap. Semakin sering kita berbohong maka akan semakin sulit untuk kita berkata jujur dan kita akan semakin menutup diri dikarenakan kebohongankebohongan yang terlalu banyak disimpan.

Begitu pula jika kita memanfaatkan kesempatan dan kepercayaan yang diberikan oleh orang lain maka kita merasakan bebas melakukan hal-hal yang kita ingin perbuat walaupun perbuatan itu salah.

Perilaku menyimpang tidak dapat didiamkan saja, cara mengatasinya adalah : 1. Selalu berkata jujur dan terbuka walaupun akan mengecewakan orang lain. Karena dengan berkata jujur dan terbuka orang lain dapat membantu kita mencari solusi atas masalah-masalah yang kita hadapi. 2. Menjaga sebaik mungkin kesempatan dan kepercayaan yang diberikan orang lain. 3. Menerima diri apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. 4. Lebih mendekati diri ke Tuhan 5. Selalu memikirkan perbuatan-perbuatan yang akan kita lakukan, baik dari sisi positif maupun sisi negatif sehingga kita mampu menahan diri untuk berbuat hal-hal yang menyimpang.

Fefffeffenita kfenita khaira fen

You might also like