You are on page 1of 10

Kerangka Berfikir

Kesulitan belajar Kegiatan belajar tidak terlepas dari berbagai kesulitan yakni suatu keadaan yang terdapat dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan hambatan-hambatan untuk mencapai hasil belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami hambatan belajar dalam proses mencapai hasil belajar. Sehingga cenderung menunjukkan prestasi hasil belajar yang rendah. Untuk itulah perlu dilakukan suatu cara yang dapat menolong siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Dalam proses belajar mengajar gurulah sebagai penanggung jawab sehingga dalam hal ini guru harus dapat memahami gejala-gejala kesulitan belajar tersebut yang dapat dilihat dari berbagai tingkah laku siswa sehingga akan dapat ditentukan situasi yang dihadapai oleh siswanya, misalnya memperoleh nilai matematika yang rendah. Seperti dikemukakan H.K.Partowisastro dan Hadisuparto (1986:47) bahwa:Suatu masalah timbul, kalau seorang siswa itu berada dibawah taraf perilaku dari sebagian besar teman sekelasnya pada mata pelajaran maupun perilaku social yang dianggap penting oleh guru. Hal ini menuntut supaya guru mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa. Menurut Ngalim Purwanto (1990:19) ada dua factor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu: 1. Factor Internal, berupa factor belajar yang bersumber dari dalam diri siswa tersebut diantaranya kematangan, kecerdasan, latuihan dan motivasi. 2. Factor Eksternal, berupa factor belajar yang bersumber dari luar dari siswa diantaranya lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Untuk itulah, guru harus lebih jeli mengenali situasi dan kondisi siswa sesuai dengan factor internal dan eksternal seperti yang dikemukakan diatas, sehingga guru dapat meelakukan pendekatan yang efektif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa.

Tipe Pembelajaran Kooperatif STAD Student Team Achievement Division atau disingkat STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Team-team heterogen saling membantu sama lain belajar dengan

menggunakan berbagai metode pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis, tutorial satu sama lain atau melakukan diskusi. STAD sendiri dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin, dan merupakan pendekatan pembelajaran yang mana anggota tim dalam satu kelompok menggunakan lembaran kegiatan atau perangkat pembelajaran untuk menuntaskan materi pelajaran dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan. Inti dari kegiatan dalam STAD adalah sebagai berikut: a. Mengajar Guru Mempresentasikan materi pelajaran. b. Belajar dalam tim Siswa belajar melalui kegiatan kerja dalam tim/kelompok mereka dengan dipandu oleh LKS untuk menuntaskan materi pelajarn. c. Pemberian kuis. Siswa mengerjakan kuis secara individual dan siswa tidak boleh bekerjasama. d. Penghargaan Pemberiaan penghargaan kepada siswa yang berprestasi dan tim/kelompok yang memperoleh skor tertinggi dalam kuis (Nur,1999 :23). Sebelum memulai model pembelajaran STAD guru perlu persiapan sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata harian dari siswa, nilai ini sebagai acuan membentuk kelompok yang heterogen dan skor rata-rata suatu kelompok. b. Guru membentuk kelompok siswa yang heterogen tanpa membedakan kecerdasan,suku bangsa, maupun agama. Jadi setiap kelompok merasa yang pandai, sedang, lemah, dan masing-masing siswa sebaiknya merasa cocok satu sama lain. Setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa. c. Guru mempersiapkan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) LKS ini untuk belajar dan bukan sekedar di isi dan dikumpulkan. d. Kunci jawaban LKS untuk mengecek pekerjaan siswa (dicek oleh siswa sendiri). e. Kuis, berupa tes singkat untuk seluruh siswa dan berbeda dengan ulangan harian, waktu kuis berkisar antara 10 sampai 15 menit saja. f. Guru membuat tes/ulangan untuk melihat keterampilan hasil belajar yang diharapkan.

Himpunan Semesta Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua elemen atau anggota yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta disebut juga semesta pembicaraan. Himpunan semesta dilambangkan huruf S atau huruf U. Contah 1: P= {Siswa kelas VII-1,SMP Negeri 49 Jakarta}, Q= {Siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 49 jakarta}, R= {Siswa kelas VII SMP Negeri 49 Jakarta}, R memuat semua anggota P, maka R merupakan himpunan semesta dari P. Sedangkan Q tidak termuat di R, maka R bukan himpunan Semesta dari himpunan Q.

a. Konsep Himpunan Bagian 1) Pengertian himpunan bagian dan notasinya. Misalnya A = {3,4} dan B = {1,2,3,4,5}. Terlihat bahwa setaip anggota dari himpunan A, yaitu 3 dan 4 merupakan anggota himpunan B. Dikatakan bahwa himpunan A merupakan himpunan bagian (subset) dari himpunan B, ditulis dengan notasi A B. jika setiap himpunan B tidak merupakan anggota A, berarti B bukan himpuan bagian dari A, ditulis dengan notasi B A. 2) Menentukan Semua Himpunan Bagian dari Suatu Himpunan Himpunan bagian dari suatu himpunan dapat ditemukan dengan cara penghapusan anggota. Contoh 2: Himpunan bagian dari himpunan yang tidak memiliki anggota, misalnya A = { }. Karena tidak ada anggota yang dihapus maka himpunan bagiannya { }. b. Melakukan Operasi irisan, Gabungan, Kurang/difference, dan komplemen Himpunan. 1) Operasi Irisan Himpunan Irisan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan A dan sekaligus merupakan anggota himpunan B. ditulis dengan notasi: A B = {xx A dan B}. Contoh: jika A = {bilangan asli kurang dari 7} B= {bilangan asli antara 5 dan 10}

Maka A B = {6}.

2) Operasi Gabungan Dua Himpunan. a. Pengertian gabungan dua himpunan. Gabungan dua himpunan adalah himpunan baru yang anggotanya terdiri dari anggota kedua himpunan tersebut. Operasi gabungan pada himpunan

disimbulkan dengan U. gabungan dari P dan Q adalah himpunan yang semua anggotanya terdapat pada P atau Q. Ditulis dengan notasi: P U Q = {xx P atau x Q}. Contoh: jika P = {2,3,4,5};Q = {1,2,4,6}; Maka P U Q = {1,2,3,4,5,6}. b. Sifat-sifat operasi irisan dan gabungan Himpunan (1).Sifat Irisan dua himpunan adalah sebagai berikut: (a).Sifat komutatif irisan himpunan. Contoh : jika P = {1,2,3,4}; Q = {3,4,5}; Maka A B = {3,4}; dan B A = {3,4}. Dari contoh diatas, A B = B A. Hal tersbut menunjukkan sifat komutatif irisan himpunan. (b).Sifat asosiatif irisan himpunan. Contoh: jika A = {a,b,c,d}; B = {c,d,f} dan C = {d,g,h}

Maka (A B) C =({a,b,c,d} {c.d.f} {d,g,h} = {c,d} {d,g,h} = {d}. A (B C) = ({a,b,c,d} {d,g,h}) ={a,b,c,d} {d} = {d}. Dari contoh diatas, (A B) C = A (B C). Hal tersebut menunjukkan sifat asosiatif irisan himpunan. (2).Sifat gabungan dua himpunan adalah sebagai berikut. (a).Sifat komutatif gabungan dua himpunan. Contoh: Jika A={1,2,3};B={3,4,5}; A U B={1,2,3,4,5}; dan B U A={1,2,3,4,5} Dari contoh diatas, A U B = B U A. Hal itu menunjukkan sifat komutatif gabungan himpunan. (3).Sifat distributif irisan terhadap gabungan himpunan. Jika A={1,2,3};B={3,4,5,6}; dan C={3,6,7}; maka: A (B U C)={1,2,3}({3,4,5,6} U {3,6,7}) = {1,2,3} {3,4,5,6,7}={3} (A B) U (A C)={3} U {3}={3}.

(A B) U (A C)={3} U {3}={3} Dari contoh diatas, A (B U C)=(A U B) U (A C). Hal tersebut menunjukkan sifat distributif irisan terhadap gabungan himpunan. (4).Sifat distributif gabungan terhadap irisan himpunan. Jika A={1,2,3};B={3,4,5,6}; dan C={3,6,7}; maka: A U (B C)={1,2,3} U ({3,4,5,6} {3,6,7}) = {1,2,3} U {3,6}={1,2,3,6}. (A U B) (A U C)={1,2,3,4,5,6} {1,2,3,6,7}={1,2,3,6}. Dari contoh diatas, A U ( C)=(A U B) (A U C).31 Hal tersebut menunjukkan sifat distributif gabungan terhadap irisan himpunan. Dalam (S.T.Negoro, 1987:324). 3) Kurang/difference atau Selisih dua himpunan a) Pengertian kurang/difference atau Selisih Dua Himpunan Selisih dua himpunan dengan urutan A B = A/B adalah himpunan yang anggotanya semua anggota A tetapi bukan anggota B. Selisih anggotanya semua anggota B tetapi bukan anggota A. Jika dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan sebagai berikut.

1. A-B atau A/B={xx A, x B}. 2. B-A atau B/A={xx B, x A}. b) Menentukan kurang/difference atau selisih dua himpunan Contoh: jika P={1,2,3,4,5,6,7},R={2,4,6}. Selisih dua himpunan P dan R atau P-R=P/R={1,3,5,7}. 4) Komplemen Himpunan a) Pengertian komplemen himpunan Komplemen suatu himpunan A terhadap himpunan S adalah himpunan yang anggotanya bukan anggota himpunan A tetapi merupakan anggota himpunan S. Komplemen himpunan A ditulis dengan notasi Ac. Komplemen himpunan terhadap S dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan: Ac={x S, x A}. Dalam (Sudirman, 2005:170). b) Menentukan komplemen suatu himpunan Contoh: jika S={1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} dan B={2,4,6,8.10}; maka komplemen dari himpunan B adalah Bc={1,3,5,7,9}.

Metode Penelitian
Metode dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan menggunakan jenis penelitian tindakan. Bentuk penelitian yang digunakan atas dasar prinsip reflektif inkuiri, partisipasi dan kolaborasi antara guru, peneliti dan teman sejawat yang memungkinkan lahirnya keputusan yang demokratis pada akhirnya melahirkan kesamaan tindakan.

Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada SMP Negeri 7 Langsa pada siswa kelas VII tahun ajaran 2010/2011. Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: 1. Nilai siswa yang mengerjakan soal-soal yang diberikan berupa tes awal dan tes ulang. 2. Uraian hasil observsi kegiatan pembelajaran oleh pengamat pada lembar pengamatan. 3. Catatan hasil diskusi dengan pengamat. 4. Catatan hasil wawancara dengan pemahaman dan kesulitan siswa tentang operasi pada bilangan pecahan. Sumber data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 7 Langsa tahun pembelajaran 2010/2011 semester I yang berjumlah 83 orang siswa, selanjutnya dari 83 orang siswa tersebut dipusatkan pada siswa-siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang buruk pada pelajaran matematika. Dari hasil tes awal diambil 5 orang siswa yang akan dijadikan subjek penelitian. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui: 1. Observasi, dilasanakan pada waktu peneliti sedang melaksanakan pembelajaran, observasi ini dilakukan oleh teman sejawat dan guru. 2. Pengamatan melihat kehadiran siswa pada hari pembelajaran matematika. 3. Tes awal yang dilakukan didalam pelaksanaan tindakan kelas.

4. Wawancara, dilakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kualitatif-deskriptif, yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Kegiatan ini dilakukan secara continue selama dan setelah pengumpulan data dilapangan.

You might also like