You are on page 1of 8

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia

Sistem pemerintahan negara Republik Indonesia mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan berubahnya konstitusi yang digunakan di Indonesia. Adapaun sistem pemerinatahan yang pernah berlangsung anatara lain adalah:

a. Sistem Pemerintahan di bawah UUD 1945, 18 Agustus 1945


Dalam dinamika atau perkembangan pasang surut ketatanegaraan atau sistem pemerintahan RI dapat kita lihat dari naskah resmi UUD yang pernah berlaku di Indonesia mulai dari 18 Agustus 1945 sampai sekarang. Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945, tidak menganut suatu sistem pemerintahan dari negara manapun, melainkan merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Kalau diperhatikan sistimatika dari sejak pembentukan UUD 1945 (BPUPKI) yang dijadikan dasar pembentukan sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia dapat kita ketahui dari Batang tubuh dan Penjelasan Resmi dari UUD 1945 bahwa negara Republik Indonesia menganut Sistem pemerintahan Presidensial

b. Sistem Pemerintahan Konstitusi RIS 1949


Dalam periode ini yang dijadikan sebagai pegangan adalah Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949 (KRIS 1949). UUD ini terdiri dari Mukadimah, 197 pasal dan 1 lampiran. Dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Republik Indonesia yang Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk federal. Kekuasaan kedaulatan di dalam Negara Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh Pemerintah bersama-sama dengan Dewan perwakilan Rakyat dan Senat sesuai dengan pasal 1 ayat 2 Konstitusi RIS 1949, Badan pemegang kedaulatan ini juga merupakan badan pembentuk undang-undang yang menyangkut hal-hal yang khusus mengenai satu, beberapa atau semua negara bagian atau bagiannya. Mengatur pula hubungan khusus antara negara RIS dengan daerah-daerah yang tersebut dalam pasal 2 dan pasal 127 a. Pembuatan undang-undang tanpa Senat tetapi hanya dilakukan oleh pemerintah dan DPR merupakan produk undang-undang yang tidak mengatur masalah hubungan negara RIS dengan negara bagian

Sistem pemerintahannya adalah Parlementer berdasarkan pasal 118 ayat 2 menyebutkan sebagai berikut Presiden tidak dapat diganggu gugat. Tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah berada ditangan menteri, tetapi apabila kebijakan menteri/para menteri ternyata tidak dapat dibenarkan oleh DPR, maka menteri/menteri-menteri itu harus mengundurkan diri, atau DPR dapat membubarkan menteri-menteri (kabinet) tersebut dengan alasan mosi tidak percaya. Menurut ketentuan pasal-pasal yang tercantum dalam Konstitusi RIS 1949, sistem pemerintahan yang dianutnya sistem pemerinhtahan parlementer. Pada sistem ini, kabinet bertanggung jawab kepada parlemen (DPR), dan apabila pertanggung jawabannya itu tidak diterima oleh parlemen atau DPR, maka kabinet secara perseorangan atau secara bersama-sama harus mengundurkan diri atau membubarkan diri, jadi kedudukan kabinet sangat tergantung pada parlemen (DPR).

c. Sistem Pemerintahan di Bawah UUDS 1950


Negara Kesatuan menjadi pilihan pada masa berlakunya UUD Sementara 1950, hal tersebut ditegaskan dalam pasal 1 ayat 1 UUDS 1950 yang berbunyi Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan . Bentuk negara kesatuan merupakan kehendak rakyat Indonesia, hal ini dikemukakan dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1950, sedangkan pada Mukadimah UUDS 1950 menyebutkan Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu piagam negara yang berbentuk Republik kesatuan Pada pasal 45 UUDS 1950 disebutkan Presiden ialah Kepala Negara . Sedangkan UUDS 1950 menganut sistem pemerintahan parlementer dapat kita temukan dalam pasal 83 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan : 1. Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat 2. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk keseluruhannya, maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri

Berdasarkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950, jelaslah bahwa yang bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintahan adalah menterimenteri kepada parlemen atau DPR. Sedangkan pasal 83 ayat 1 dan 2 UUDS 1950 dipertegas lagi oleh pasal 84 UUDS 1950 yang berbunyi Presiden berhak membubarkan DPR . Pembubaran DPR oleh Presiden diikuti dengan perintah segera melaksanakan pemilihan umum untuk memilih DPR dalam waktu 30 hari setelah pembubaran DPR.

d. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, 5 Juli 1959


Berdasarkan pasal 134 UUDS 1950 menegaskan Konstituante (Sidang pembuat UUD) bersama-sama Pemerintah selekas-lekasnya menetapkan UUD Republik Indonesia yang akan menggantikan UUDS 1950. Mengingat UUD 1950 masih bersifat sementara, maka harus segera ada UUD yang tetap. Berdasarkan UUDS 1950 pembentukan badan Konstituante haruslah melalui pemilihan umum. Pemilihan umum untuk anggota Konstituante, baru dapat terlaksana pada tanggal 15 Desember 1955, dan Konstituante untuk pertama kali bersidang pada tanggal 10 Nopember 1956 dalam sidang ini dibuka oleh Presiden Soekarno di Bandung. Pada sidang Konstituante inilah untuk pertama kalinya Presiden Soekarno memperkenalkan istilah Demokrasi Terpimpin. Ternyata Konstituante selalu gagal dalam merumuskan dan menetapkan UUD yang difinitif sehingga otomatis sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem pemerintahan yang pertama berlaku di Indonesia.

e. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, Masa Orde Baru


Dinamika politik pada periode Orde Baru, dapat dilihat berdasarkan aktivitas politik kenegaraan sebagai berikut : Lahirnya Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yaitu 1. bubarkan PKI, 2. bersihkan Kabinet Dwi Kora dari PKI, 3. turunkan harga barang/perbaiki ekonomi Pemerintah Orba lebih menekankan pada pembangunan Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 pada masa orde baru sudah memenuhi tuntutan yang ada pada ketentuan UUD 1945, hal dapat terselenggara semenjak pelaksanaan pemilu yang pertama pada tahun 1971. Pada pemilihan umum yang

pertama dan pada pemilihan umum-pemilihan umum seterusnya berdasarkan UUD 1945 lembaga negara menurut UUD 1945 sudah difinitif (sudah sesuai dengan pasal-pasal UUD 1945) Lembaga Negara yang harus ada berdasarkan UUD 1945 : MPR. DPR, Presiden dan Wakil Presiden, DPA, MA dan BPK. Lembaga negara semacam ini memiliki tugas dan wewenang berdasarkan UUD 1945. dan semenjak UUD 1945 diamandemen dan dalam pelaksanaan pemilihan umum tahun 2003 lembaga negara seperti tersebut di atas mengalami perubahan. Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen lembaga negara yang ada : MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, MA, MK, KY, BPK, lembaga negara ini semua sudah terpenuhi sesuai dengan peraturan perundangan yang ada menurut UUD 1945.

f. Sistem Pemerintahan di Bawah UUD 1945, Masa Reformasi


Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu luwes (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensial.

Ketentuan-Ketentuan Dalam UUD 1945 Yang Menegaskan Sistem Pemerintahan Indonesia Adalah Sistem Presidensial
Perubahan yang mendasar dan menegaskan sistem presidensial dalam UUD 1945 pascaperubahan, adalah rekonstruksi konsep kedaulatan dan kelembagaan MPR yang mengakibatkan MPR tidak menjadi lembaga tertinggi negara sebagai pelaksana keadulatan rakyat. Konsekuensinya, presiden tidak lagi merupakan mandataris MPR dan tidak lagi dipilih MPR. Presiden dipilih langsung merupakan mandataris MPR dan tidak lagi dipilih MPR. Presiden dipilih langsung oleh rakyat, sehingga presiden juga bertanggung jawab secara langsung kepada rakyat. Pertanggungjawaban tersebut adalah melalui mekanisme pemilihan umum pada periode berikutnya. Karena sudah tidak dipilih lagi oleh MPR dan kedudukannya sederajat, presiden tidak bertanggung jawab kepada MPR. Kesepakatan dasar dalam perubahan UUD 1945 yang dibuat MPR pada Sidang Umum MPR 1999 adalah sepakat untuk mempertegas system presidensial (dalam pengertian sekaligus menyempurnakan agar betul-betul memenuhi prinsip-prinsip dasar system presidendisal).Pelaksanaan kesepakatan tersebut diwujudkan dalam perubahan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan kekuasaan presiden dan parlemen dalam UUD 1945, sehingga pasca amandemen UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia memenuhi prinsip-prinsip dasar sistem presidensial. Sistem presidensial di Indonesia dapat dilihat dari aspek : -Pemisahan Kekuasaan -Kekuasaan Presiden -Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden -Pemberhentian Presiden dan WAPRES -Pertanggungjawaban Presiden -Kedudukan Menteri-Menteri Negara

-Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Setelah amandemen UUD 1945 sistem pemerintahan indonesia menjadi sistem presidensial murni. Sistem pemerintahan indonesia setelah reformasi telah mengalami purifikasi sangat menonjol. Saat ini sistem pemerintahan indonesia cenderung

kepada sistem pemerintahan yang bersifat presidensial. Ini dapat dilihat dari beberapa ketentuan didalam UUD 1945 yang telah mengalami purifikasi. Ada 2 (dua) Pasal dalam UUD 1945 yang mejadi dasar (basic) sehingga indonesia dapat dikatakan telah menganut sistem presidensial. Pertama, akibat diubahya sistem kedaulatan MPR mejadi sistem Kedaulatan Rakyat, dimana sesuai Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (Pasca amandemen)[14] menyebabkan sistem demokratisasi dinegara ini lebih baik. Kedua, kita dapat melihat indonesia menganut sistem presidensial pada Pasal 4 ayat (1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar 1945. jabatan presiden bersifat tetap (position is fixed). Pasal 7 Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, untuk satu kali masa jabatan. Selanjutnya dalam Sistem Presidensial Presiden yang menentukan sendiri Kabinet yang dipimpinnya. Dalam sistem pemerintahan indonesia demikian juga dimana dalam UUD Tahun 1945 Pasal 17 ayat (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Selain itu, presiden juga berkedudukan sederajat dengan DPR. Perimbangan kedudukan tersebut diwujudkan dalam ketentuan bahwa presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945 (Pasal 4 ayat 1), sedangkan DPR memgang kekuasaan membentuk undang-undang (Pasal 20 ayat 1). Dengan demikian, kedudukan presiden tidak bergantung pada parlemen seperti dalam sistem parlementer. Masa jabatan presiden dan wakil presiden dalam UUD 1945 pascaperubahan ditentukan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. Hal ini merupakan penyempurnaan dari pengaturan Pasal 7 UUD 1945 sebelum perubahan yang tidak menentukan batasan masa jabatan.

Selain itu, Pasal 17 UUD 1945 menyatakan bahwa presiden dibantu menteri-menteri negara yang dipilih dan diberhentikan presiden. Ketentuan tersebut mengisyaratkan bahwa menteri-menteri negara yang membidangi urusan tertentu tersebut di bawah presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. Presiden memiliki hak penuh untuk memilih menteri-menteri negara yang akan membantu menjalankan tugas kekuasaan pemerintahan. UUD 1945 menentukan kekuasaan-kekuasaan presiden baik terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan negara maupun terkait dengan cabang kekuasaan yang lain. Di samping sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, presiden juga memiliki hak yang terkait dengan cabang kekuasaan legislatif. Presiden memliki hak untuk mengajukan undang-undang kepada DPR. Pasal 20 ayat (5) UUD 1945 menyatakan bahwa hal rancangan undangundang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak RUU tersebut disetujui, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan. UUD 1945 juga menentukan kekuasaan presiden terkait dengan kekuatan militer, perang dan perdamaian, perjanjian internasional, keadaan bahaya, pengangkatan dan penerimaan duta dan konsul, pemberian grasi, amnesi, abolisi, dan rehabilitasi, serta pemberian tanda kehormatan.

Kekuasaaan-kekuasaan tersebutlah yang secara teoritis sering diasosiasikan sebagai kekuasaan kepala negara. Kekuasaan-kekuasaan tersebut sebelum UUD 1945 diubah, dipegang presiden secara mutlak tanpa perimbangan atau control dari lembaga lain. Pascaperubahan UUD 1945, kekuasaan-kekuasaan presiden tersebut dibatasi. Pemberlakuan sistem pemerintahan terhadap suatu negara tergantung pada kebutuhan, faktor sejarah dan kondisi sosio-politik suatu negara. Sistem parlementer adalah sistem yang menekankan parlemen sebagai subjek pemerintahan, sementara sistem presidensial menekankan peran presiden (eksekutif) sebagai subjek pemerintahan.Sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.

1.Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis. 2.Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif. 3.Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen. 4.Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer. 5.Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat. 6.Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen. Dapat dilihat bahwa sistem pemerintahan presidensial berdasarkan UUD 1945 yang telah digambarkan tersebut telah memenuhi ciri-ciri umum sistem presidensial.

You might also like