You are on page 1of 28

Dampak Pemerintahan Tidak Transparan

Kelompok 7 Click to edit Master subtitle style XI A 7 SMA 3 Semarang

4/9/12

BAB I
PENDAHULUAN Click to edit Master subtitle style

4/9/12

LATAR BELAKANG
Gejolak politik di Indonesia sebagai akibat

munculnya kebijakan pemerintah yang dianggap sepihak itu menuai banyak protes. Sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) membuktikan pemerintah ingin benarbenar transparan. Penguatan transparansi lahir PP 37 tahun 2008, isinya kewajiban kepala daerah untuk melakukan pertanggungjawaban kepada pemerintah pusat, kepada DPRD dan masyarakat melalui media massa. Pemerintah diminta membuka diri kepada masyarakat dan 4/9/12 media profesional untuk bisa melakukan

RUMUSAN MASALAH
Apakah pemerintahan di Indonesia sudah

transparan?

Apa faktor penghambat terlaksananya

pemerintahan transparan di Indonesia?


Apa sajakah dampak pemerintahan yang

tidak transparan?
Bagaimana berjalannya undang-undang

keterbukaan pemerintah?

4/9/12

TUJUAN
Menjelaskan kondisi pemerintahan di

Indonesia.

Mendeskripsikan faktor penghambat

pemerintahan transparan di Indonesia.


Menjelaskan akibat pemerintahan yang

tidak transparan.
Mengevaluasi berjalannya undang-undang

keterbukaan pemerintahan

4/9/12

BAB II
PEMBAHASAN Click to edit Master subtitle style

4/9/12

Istilah pemerintah (government) dan pemerintahan (governing) dapat dibedakan secara istilah.
Pemerintah adalah lembaga atau orang yang

bertugas mengatur dan memajukan Negara dengan rakyatnya.

Sedangkan Pemerintahan adalah cara, hasil

kerja memerintah, mengatur Negara dengan rakyatnya. Pemerintah dalam arti organ merupakan alat kelengkapan pemerintahan yang melaksanakan fungsi Negara

4/9/12

Dampak Pemerintahan yang Tidak Transparan


Suatu pemerintahan atau kepemerintahan dikatakan Transparan (terbuka), apabila dalam penyelenggaraan kepemerintahannya terdapat kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah diakses oleh mereka yang membutuhkan.

4/9/12

Berbagai informasi telah disediakan secara

memadai dan mudah dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi. Kepemerintahan yang tidak transparan, cepat atau lambat cendrung akan menuju kepemerintahan yang korup, otoriter, atau diktatur.

4/9/12

Dalam penyelenggaraan Negara,

pemerintah dituntut bersikap terbuka terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuatnya termasuk anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Sehingga mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi terhadap kebijakan tersebut pemerintah dituntut bersikap terbuka

4/9/12

Realitasnya kadang kebijakan yang dibuat

pemerintah dalam hal pelaksanaannya kurang bersikap transparan, sehingga berdampak pada rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap setiap kebijakan yang dibuat pemerintah. selalu di ikuti oleh demonstrasi penolakan kenaikan tersebut. Pada hal pemerintah berasumsi kenaikan BBM dapat mensubsidi sector lain untuk rakyat kecil miskin, seperti pemberian fasilitas kesehatan yang memadai, peningkatan sector pendidikan, dan pengadaan beras miskin (raskin).

Sebagai contoh, setiap kenaikan harga BBM

Akan tetapi karena kebijakan tersebut 4/9/12

pengelolaannya tidka transparan bahkan

Terjadinya penyelenggaraan pemerintahan

yang tidak transparan disebabkan banyak Factor penyebab terjadinya penyelenggaraan hal disamping factor system pemerintah yang tidak transparan politik yang bersifat tertutup.
sumber daya manusianya yang bersifat

feudal, oportunitis, dan penerapan aji mumpung serta pendekatan ingin dilayani sebagai aparat pemerintah.

4/9/12

Secara umum beberapa factor penyebab terjadinya pemerintahan yang tidak transparan:

Penguasa yang ingin mempertahankan kekuasaannya sehingga melakukan perbuatan menghalalkan segala cara demi ambisi dan tujuan politiknya Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, pertumpahan darah, dan dendam antara kelompok di masyarakat Pemerintah mengabaikan proses demokratisasi, sehingga rakyat tidak dapat menyalurkan aspirasi politiknya (saluran komunikasi tersumbat), maka timbul gejolak politik yang bermuaran pada gerakan reformasi yang menuntut kebebasan, 4/9/12 kesetaraan, dan keadilan

Pemerintahan yang sentralistis sehingga

timbul kesenjangan dan ketidakadilan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Penyalahgunaan kekuasaan karena lemahnya fungsi pengawasan internal dan oleh lembaga perwakilan rakyat, serta terbatasnya akses masyarakat dan media massa untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan Terabaikannya nilai-nilai agama dan nilainilai luhur budaya bangsa sebagai sumber etika

4/9/12

Akibat dari penyelenggaraan Jika penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan yang tidak transparan dilakukan dengan tertutup dan tidak transparan, secara umum akan berdampak pada tidak tercapainya kesejahteraan masyarakat atau warga Negara. Sebagaimana tercantum dalam konstitusi Negara, yaitu pencapaian masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan secara khsusus, penyelenggaraan yang tidaktransparan akan berdampak:
4/9/12

Rendahnya atau bahkan tidak adanya kepercayaan warga Negara terhadap pemerintahan Rendahnya partisipasi warga Negara terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah Sikap apatis warga Negara dalam mengambil inisiatif dan peran yang berkaitan dengan kebijakan public. Jika warga Negara apatis, ditunjang dengan rezim yang berkuasa sangat kuatdan lemahnya fungsi legislative, KKN akan merajalela dan menjadi budaya yang mendarah daging (nilai dominan) . Krisis moral dan akhlak yang berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum dan hak 4/9/12 asasi manusia , dll .

BAB III
Penutup Click to edit Master subtitle style

4/9/12

Kesimpulan
Ketertutupan para penyelenggara Negara

membuat sesuatu menjadi kabur, sehingga peluang peyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah sangatlah memungkinkan.Dan kenyataan inilah yang saat ini terjadi dalam pemerintahan kita. Lihat saja bagaimana praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang di lakukan oleh oknum pemerintah begitu tertutup rapih dan seolah-olah menjadi budaya dikalangan elit politik. Sungguh kenyataan yang sangat ironis dan memprihatinkan
4/9/12

Dan akibat ketertutupan inilah partisipasi masyarakat terhadap penyeenggaraan pemerintah semakin kecil. Apabila hal ini terus berlangsung, dan para penyelenggara pemerintahan semakin menyalahgunakan kekuasaannya, maka dapat dipastikan bahwa pemerintahan Negara semakin tidak dipercaya oleh masyarakat. Bisa dibayangkan seandainya hal ini terjadi. Bila suatu pemerintah sudah kehilangan kepercayaan dari masyarakat, berbagai unjuk rasa, penentangan, kerusuhan massal yang akhir-akhir ini merebak, tidak dapat dielakan.
4/9/12

Sementara tujuan Negara kita adalah

terpenuhinya keadilan bagi rakyat Indonesia, sesuai pembukaan UUD 1945 , bahwa Negara yang hendak didirikan adalah Negara Indonesia yang adil dan makmur dan bertujuan menciptakan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. yang seharusnya menjadi pedoman dan pemicu semangat bagi para penyelengara Negara bahwa tugas utamanya adalah menciptakan keadilan. Ketidakadilan merupakan sumber perpecahan sebuah bangsa.
4/9/12

Pesan yang terkandung dalam UUD 1945 inilah

Hilangnya kepercayaan yang nantinya dapat

berujung pada rasa saling curiga dari masyarakat terhadap pemerintah, dapat mengancam stabilitas nasional.

Untuk itu perlu di bangun dan di bina sikap

saling keterbukaan antara penyelenggara pemerintahan dan rakyat.


Dengan adanya keterbukaan inilah dapat

melahirkan komunikasi yang akan menumbuhkan kepercayaan dan mengatasi rasa saling curiga dengan demikian suatu kehidupan yang yang menjadi tujuan Negara Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 dapat terwujud.
4/9/12

Saran
Upaya menghindari penyelenggaraan

pemerintahan yang tidak transparan sehingga melahirkan budaya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dapat dilakukan, anatara lain melalui jalur-jalur sebagai berikut:

4/9/12

A.Formal pemerintah kekuasaan


(1) pemerintah dan pejabat publik perlu pengawasan melekat (waskat) dari aparat berwenang, DPR, dan masyarakat luas sehingga yang terbukti bersalah diberikan sanksi yang tegas tanpa diskriminasi . (2) mengefektifkan peran dan fingsi aparat penegak hukum, seperti kepolisian, kejaksaan, para hakim, serta komisi pemberantas korupsi (3) pembekalan secara intensif dan sistematis terhadap aparatur pemerintah dan pejabat publik dalam hal nilai-nilai agama dan sosial budaya 4/9/12

(4) menegakkan supermasi hukum dan perundang-undangan secara konsisten dan bertanggung jawab serta menjamin dan menghormati hak asasi manusia (5) mengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai dan demokrastis sesuai dengan hukum dan perundang-undangan . (6) memberdayakan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial secara konstruktif dan efektif

4/9/12

B. Organisasi nonpemnerintah dan media massa (1) keterlibatan lembaga swadaya

masyarakat (LSM) atau NGO (nonGovernment Organization) dalam mengawasi setiap kebijakan publik yang dibuat pemerintahan seperti ICW, MTI, GOWA dan sebagainya (2) adanya kontrol sosial untuk perbaikan komunikasi yang berimbang antara pemerintah dan rakyat melalui berbagai media massa elektronik maupun cetak

4/9/12

C. Pendidikan dan masyarakat .


(1) memperkenalkan sejak dini melalui pembelajaran di sekolah tentang pentingnya pemerintah yang transparan melalui mata pelajaran Kewarganegaraan (2) menjadikan pancasila sebagai dasar negara yang mampu membuka wacana dan dialog interaktif di dalam masyarakat sehingga dapat menjawab tantangan yang dihadapi sesui dengan visi Indonesia masa depan

4/9/12

Daftar Pustaka Wira, ade. http://adewira.blogspot.com/ http://civiceducation.com/ http://google.com/

http://scribd.com/pemerintahantidaktranspa

4/9/12

Kelompok 7
Anisa Lana (07) Armellya Nadia K. (09) Radiksa Arvian S. (27) Ridho Mahendra (30) Sofiana Ulya N. (33)

4/9/12

You might also like