You are on page 1of 12

LAPORAN TBM (TAMAN BACAAN MASYARAKAT)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Hadlirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmatNya semata, laporan program kegiatan TBM ini dapat terselesaikan. Selama penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan kerja sama dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Camat Bontang Utara dan Lurah Api-api yang telah banyak memberikan dukungan dan telah memberikan ijin selama proses pelaksanaan praktik program kegiatan TBM. 2. pembimbing dari Universitas Mulawarman yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan selama proses pelaksanaan praktik program kegiatan TBM. 3. Dan tidak lupa kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan motivasi, serta dukungan dalam penyusunan penelitian ini, terima kasih atas segalanya. Mudah-mudahan segala bantuan, dukungan serta motivasi yang diberikan, diterima Allah SWT sebagai catatan amal kebaikan di sisi-Nya. Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan dan perbaikan laporan ini.

Bontang, 6 Februari 2008

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Di era globalisasi ini, eksistensi dan kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh

penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Pengusaaan IPTEK mutlak diperlukan, sebab setiap titik aktivitas dalam dunia global adalah sangat tergantung dengan hal tersebut. Jepang yang kini kita kenal sebagai Macan Asia dengan pencapaian kemajuan yang luar biasa, pada tahun 1945 adalah negara yang porak poranda akibat pemboman yang dilakukan oleh Amerika. Pada saat itu Jepang sangat banyak kehilangan aset, baik fisik maupun non fisik bahkan sumber daya manusia pun sangat banyak yang menjadi korban. Namun, dalam kurun waktu tidak lebih dari 10 tahun Jepang telah bangkit dan berkembang menjadi negara maju. Apakah kunci dibalik kesuksesan yang telah dicapai oleh bangsa Jepang tersebut? Perlu diketahui, ternyata kunci kesuksesan tersebut adalah pendidikan. Ada cerita menarik pasca-pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Ketika itu, Kaisar Hirohito langsung memerintahkan untuk menghitung berapa guru yang tersisa. Ini membuktikan bahwa ternyata pembangunan bidang pendidikan memegang peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Suyanto menyatakan bahwa pendidikan merupakan instrumen yang sangat penting bagi setiap bangsa untuk meningkatkan daya saingnya dalam tatanan masyarakat dunia global. Banyak negara maju yang selalu membangun dunia pendidikannya tanpa henti. Amerika Serikat, misalnya selama bertahun-tahun sangat gencar memikirkan peningkatan kualitas pendidikan. Negara adidaya ini sadar bahwa kualitas pendidikan sangat menentukan masa depan bangsanya (Kompas, 2 Maret 2003). Salah satu program pendidikan sebagai tindak lanjut dan implementasi program pemerintah yang turut mendukung keberhasilan pembangunan dunia pendidikan adalah adanya pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Pengembangan program pendidikan berupa program Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah salah

satu program pemerintah yang mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26 ayat (4), tercantum bahwa satuan pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Peningkatan kualitas sumber daya masyarakat dalam bentuk program taman bacaan ini telah dirintis sejak tahun lima puluhan berupa program kegiatan Taman Pustaka Rakyat (TPR), kemudian diperbaharui pada tahun 1992/1993 dengan adanya program kegiatan TBM. Dengan Program kegiatan TBM ini diharapkan nantinya dapat mewujudkan masyarakat gemar belajar (learning society) dengan salah satu indikatornya berupa masyarakat gemar membaca (reading society). Selain itu, dengan kegiatan TBM ini diharapkan pula dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan memperluas wawasan bagi mereka yang telah melek aksara, serta bagi mereka yang putus sekolah atau tamat sekolah tetapi tidak melanjutkan sebagai bekal untuk mengembangkan diri, bekerja atau berusaha secara mandiri dalam setiap aktivitas mereka dalam kehidupan di masyarakat.

B.

Rumusan dan Pemecahan Masalah Berdasarkan uraian tentang pentingnya pembangunan TBM sebagai salah satu pilar

program pembangunan pemerintah di bidang pendidikan yang telah dijelaskan pada latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah dengan implementasi program kegiatan TBM ini dapat mewujudkan masyarakat yang gemar belajar (learning society) dengan salah satu indikatornya berupa masyarakat yang gemar membaca (reading society)? Adapun pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa dengan implementasi program kegiatan TBM ini di lingkungan kelurahan tempat tinggal peneliti diharapkan

nantinya dapat mewujudkan masyarakat yang gemar belajar (learning society) dengan salah satu indikatornya berupa masyarakat gemar membaca (reading society).

C.

Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengimplementasikan program pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia dalam wujud kegiatan TBM. 2. Mewujudkan masyarakat yang gemar belajar (learning society). 3. Mewujudkan masyarakat yang gemar membaca (reading society).

D.

Manfaat Kegiatan Adapun manfaat-manfaat dari kegiatan TBM bagi masayrakat adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. Dapat menumbuhkan minat, kecintaan, dan kegemaran membaca. Memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan bagi masyarakat. Menumbuhhkan kegiatan belajar mandiri. Membantu pengembangan kecakapan membaca. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). f. Meningkatkan pemberdayaan masayarakat.

BAB II PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN

A.

Organisasi dan Manajemen Taman Bacaan Masyarakat Sebagai usaha dalam mempermudah langkah kerja kegiatan TBM agar berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan masyarakat, maka disusunlah organisasi dan manajemen TBM sebagai berikut: a. b. c. Kepala TBM Staf Bidang Administrasi dan Teknis Staf Bidang Layanan Pembaca : Suparmi : Muslim : Rini Lestari

Adapun Job deskripsi masing-masing bidang, adalah sebagai berikut:

a. Kepala TBM o o o o Memimpin TBM. Menyusun dan menetapkan program TBM. Mengembangkan dan memajukan TBM. Melakukan kerja sama, baik antar TBM maupun institusi lainnya (pemerintah/swasta) o Mengkordinasi serta mengawasi/mengontrol pelaksanaan tugas

administrasi/pengolahan dan tugas-tugas layanan.

a. Staf Bidang Administrasi dan Teknis o o o Mengurus kegiatan administrasi dan surat-menyurat. Mengadakan pemilihan dan pengadaan bahan pustaka. Melaksanakan pengolahan bahan pusaka.

Membuat laporan administrasi dan teknis.

a. Staf Bidang Layanan Pembaca o o o o o Mempersiapkan dan mengatur tata tertib layanan. Melaksanakan/menyelenggarakan layanan. Melaksanakan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Melaksanakan administrasi keanggotaan. Membuat laporan pelayanan dan penggunaan koleksi TBM.

B.

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan TBM ini dilaksanakan di jalan KH. Ahmad Dahlan RT. 34 Nomor 63, yaitu rumah milik peneliti. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini diberi nama Margo Utomo. Berasal dari bahasa jawa yang secara harfiah makna dari Margo Utomo adalah Margo yang artinya jalan (sebab), utomo artinya utama atau keutamaan sehingga jika dirangkai dalam satu kalimat maknanya adalah jalan menuju keutamaan. Dengan nama yang demikian mendalam arti dan maknanya, diharapkan nantinya benar-benar TBM ini bisa menjadi salah satu motor penggerak dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa baik secara material maupun mental spiritual khususnya di lingkungan kelurahan tempat tinggal peneliti. Adapun waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 3 bulan, dimulai pada minggu pertama bulan Nopember 2007 sampai dengan minggu terakhir pada bulan Januari 2008.

C.

Strategi dan Deskripsi Jalannya Kegiatan Strategi yang dilakukan dalam program kegiatan ini yaitu membaca menyenangkan Quantum reading. Jeannette Vos menyatakan bahwa pembelajaran akan berkembang

dengan cepat dan mudah dengan melalui penjelajahan dan kesenangan, diantaranya meliputi kegiatan: 1. 2. 3. Mengkonsentrasikan lingkungan. Menyiapkan suasana yang kondusif dan mencuri perhatian peserta belajar. Memainkan musik atau menyiapkan kegiatan yang kreatif dan inovatif yang dapat menarik minat peserta belajar agar lebih intensif dalam mengikuti kegiatan belajar dan pembelajaran. 4. Pencanangan tujuan pribadi dan hasil belajar.

Hal ini selaras dengan pernyataan Bobbi De Porter, bahwa tingkat partisipasi anda di dunia sesungguhnya dapat menentukan kemampuan anda untuk belajar dengan kemudahan serta adanya lingkungan yang memperkaya menghasilkan pelajar-pelajar yang lebih baik dalam situasi yang memerlukan pemecahan masalah sementara lingkungan yang melemahkan menghasilkan pelajar-pelajar yang tidak mempunyai minat. Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam setiap proses belajar dan pembelajaran tentang setting kegiatan, suasana, kondisi lingkungan pembelajaran melalui penjelajahan dan kesenangan yang kreatif, inovatif dan dapat menarik minat peserta belajar beserta indikator yang memenuhinya sebagai sebuah proses yang ideal adalah sangat penting dalam membantu menghasilkan subyek pebelajar yang handal.

Deskripsi Jalannya Kegiatan TBM Margo Utomo Langkah pertama dalam usaha penyusunan program kegiatan TBM ini adalah mencari informasi dari kepala desa atau perangkat untuk mencari data tentang 7 warga belajar yang masih buta aksara, kemudian mendokumentasikan calon peserta yang akan menjadi sasaran kegiatan berdasarkan data yang diperoleh dari kelurahan, langkah berikutnya menyusun daftar calon peserta yang akan dijadikan sasaran kegiatan, selanjutnya melaksanakan

sosialisasi tentang pentingnya kegiatan TBM, serta pengenalan bahan bacaan dan sosialisasi tentang orientasi program ke depan yang akan dilakukan dalam TBM Margo Utomo.

Pada tahap pelaksanaan program TBM meliputi kegiatan: a. Memilih bacaan mulai yang sederhana dan tidak terlalu tebal, banyak gambar, serta sesuai dengan kebutuhan kerja warga. b. Menarik minat baca warga belajar dengan memberi contoh membaca terlebih dahulu kemudian meminta kepada warga belajar lain untuk meneruskan bacaan yang telah kita baca tersebut. c. Apabila ada warga yang mengalami kesulitan mengenal kata, kita bantu dengan menyuruhnya untuk memperkirakan dengan kalimat sendiri lanjutan dari kalimat yang terpotong tersebut atau memintanya untuk meneruskan bacaan tersebut. d. Untuk membuat suasana belajar makin menyenangkan kegiatan membaca ini diselingi dengan kegiatan-kegiatan lain berupa kegiatan penyuluhan tentang cara bercocok tanam yang bagus, atau informasi aktual lainnya yang bermanfaat untuk diketahui warga belajar gemar baca atau diselingi dengan senam kebugaran jasmani. e. Tempat untuk melakukan kegiatan gemar baca tidak selalu berada di dalam ruangan, namun kadang-kadang dilakukan di tempat-tempat rekreasi seperti di danau dan lokasi taman bermain Cibodas di area kompleks perumahan PC VI PKT, Lokasi wisata Bontang Kuala.

Tahap ketiga yaitu tahap evaluasi kegiatan berupa:

Dalam tahap ini peneliti dapat melihat perkembangan kemampuan daya baca warga belajar dan berapa jumlah wacana yang mampu mereka baca selama dalam pembinaan dengan berpedoman pada format evaluasi yang ada.

BAB III EVALUASI HASIL KEGIATAN

A.

Temuan Hasil Kegiatan Hasil penelitian ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh selama proses kegiatan

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Margo Utomo berlangsung. Pada penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengamat sekaligus tutor pendidikan masyarakat anggota TBM. Peneliti tidak menggunakan tutor Dikmas kelurahan dikarenakan tutor Dikmas dari kelurahan tidak ada dan belum tersedia. Selama proses pelaksanaan kegiatan belajar di TBM Margo Utomo, peneliti mencatat halhal penting antara lain: a. Pihak kelurahan ternyata belum mempunyai data lengkap mengenai warganya yang berkemampuan membaca sangat kurang, sehingga peneliti harus mencari dan menghubungi sendiri untuk mencari ketujuh anggota peserta TBM. b. Dari ketujuh orang peserta TBM yang terpilih, mempunyai latar belakang kemampuan membaca yang beragam, ada yang agak kurang, kurang dan sangat kurang. c. Pada saat pertemuan pertama yang diselenggarakan pada hari minggu pagi, ternyata tidak seluruh peserta bisa hadir secara serentak. d. Tutor pendidikan dengan peserta belajar telah membuat kesepakatan, bahwasanya pertemuan-pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari minggu pagi, dimulai jam 09.00 s/d 12.00 WITA.

e.

Buku bacaan yang tersedia telah disesuaikan dengan kebutuhan kerja peserta belajar di TBM, namun koleksi yang ada sangat terbatas.

f.

Untuk membuat suasana belajar makin menyenangkan kegiatan membaca ini diselingi dengan kegiatan-kegiatan lain berupa kegiatan penyuluhan tentang cara bercocok tanam yang bagus, atau informasi aktual lainnya yang bermanfaat untuk diketahui warga belajar gemar baca atau diselingi dengan senam kebugaran jasmani.

g.

Tempat untuk melakukan kegiatan gemar baca tidak selalu berada di dalam ruangan, namun kadang-kadang dilakukan di tempat-tempat rekreasi seperti di danau dan lokasi taman bermain Cibodas di area kompleks perumahan PC VI PKT, Lokasi wisata Bontang Kuala.

Tutor pendidikan melaksanakan skenario pembelajaran pada lampiran 2 yang diberikan dengan tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut yaitu: (1) Memberikan materi awal yang menyenangkan berupa kegiatan-kegiatan yang motivatif, inovatif berupa mengenal kegiatan senam kesegaran jasmani, kegiatan mengenal aneka flora dan fauna asli indonesia, mengenal aneka masakan dan praktik memasak, mengenal kegiatan seni membordir dan menyulam, mengenal kegiatan menjahit serta kegiatan-kegiatan yang didasarkan dari pengalaman-pengalaman yang pernah peserta belajar lihat, dengar, dan ketahui utamanya kegiatan ini bertujuan membuat kegiatan di TBM Margo Utomomerupakan suatu kegiatan membaca yang benar-benar menyenangkan, untuk proses selanjutnya (2) Waktu dalam proses kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi 3 tahap. Kurang lebih 20 menit tahap pertama diberikan apersepsi dan apresiasi awal berupa betapa pentingnya penguasaan akan ilmu pengetahuan dan akan pentingnya membaca, selain itu tutor pendidikan juga melakukan tindakan penyadaran berupa penjelasan dan memberikan cerita singkat tentang tokoh nasional yang berpengetahuan luas, misalnya KH. Agus Salim seorang tokoh diplomat kaliber

internasional andalan bangsa Indonesia pada masa Orde Lama. Ternyata resep beliau menjadi tokoh yang terkenal tersebut adalah sangat haus akan pengetahuan dan setiap saat selalu tersedia buku bacaan disamping beliau. 50 menit pemberian konsepkonsep dan latihan termasuk adanya interaksi kelompok untuk mempraktikkan bacaan dari masing-masing wacana, baik secara perorangan maupun secara berpasangan. 10 menit terakhir digunakan untuk menjelaskan beberapa teknik membaca menyenangkan dikaitkan dengan wacana yang telah disiapkan oleh tutor pendidikan dan memberi soal latihan untuk dikerjakan di rumah. Sedangkan rencana pelajaran yang diberikan pada tatap muka berikutnya yaitu: (1) Melanjutkan materi pembelajaran membaca menyenangkan (2) Waktu dalam proses belajar mengajar dibagi menjadi 3 tahap. Kurang lebih 10 menit tahap pertama dipergunakan untuk membahas PR yang dianggap sulit, 30 menit mengadakan presentasi di depan kelas untuk mempraktikkan bentuk membaca menyenangkan oleh beberapa anggota kelompok belajar yang telah ditunjuk sekaligus sebagai bentuk tes evaluasi.

B.

Evaluasi Proses Dalam pelaksanaan praktik pembinaan di TBM Margo Utomo ini penulis menemui

beberapa kendala. Dari diri penulis sendiri sekaligus sebagai tutor pendidikan, kendalakendala tersebut diantaranya yaitu: (1) kurang mengajak peserta belajar terlibat secara aktif saat proses belajar sehingga penguasaan kelas masih kurang, (3) pada saat memberikan penjelasan dan contoh bacaan sedikit terlalu cepat sehingga agak sulit dipahami oleh peserta belajar yang kategorinya lambat, (2) masih kurangnya membimbing peserta belajar dengan cara berkeliling pada saat peserta belajar menyelesaikan latihan dan praktik membaca secara berpasangan, sehingga tidak mengetahui peserta belajar mana yang mengalami kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut, tutor pendidikan mendiskusikan dengan peserta belajar dan berkonsultasi dengan suami, serta teman se-angkatan yang menangani kegiatan serupa

untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi diketahui bahwa selama pembelajaran berlangsung masih banyak peserta belajar yang kurang perhatian dan masih ada yang belum paham tentang cara atau teknik membaca menyenangkan secara benar. Oleh karena, itu peran tutor pendidikan dalam membimbing dan mengajak aktif peserta belajar dalam penanaman konsep perlu ditingkatkan. Dalam arti aktivitas tutor pendidikan masih perlu ditingkatkan. Media pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada bahan bacaan yang kurang begitu menarik bagi para peserta belajar (umumnya mereka sudah berusia setengah baya), misalnya cerita rakyat nusantara, buku-buku sejarah nasional. Patut dimaklumi, sebab bahan bacaan tersebut adalah koleksi penulis sendiri sebagai bahan mengajar di sekolah dasar tempat penulis bekerja. Untuk mengatasi hal ini, kemudian penulis berusaha untuk mencari bahan bacaan yang sesuai dengan membeli di toko buku dan meminta bantuan ke temanteman yang mempunyai koleksi bacaan yang relevan dengan peserta belajar untuk kemudian dihibahkan secara cuma-cuma di TBM Margo Utomo tempat penulis mengadakan pembinaan taman bacaan masyarakat. Dalam hal ini penulis sekaligus tutor pendidikan melakukan evaluasi dalam dua bagian, yaitu tes sisipan yang dilakukan setelah beberapa pertemuan, dan tes akhir pada akhir praktik pembinaan di Taman Bacaan Masyarakat Margo Utomo. Dari hasil tes sisipan dan tes akhir diperoleh nilai yang memuaskan dari keseluruhan peserta belajar. Perlu diketahui bahwa kedua tes ini merupakan suatu bentuk evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan bahan pada satu periode tertentu dalam beberapa pokok bahasan/bahan wacana. Adapun dalam proses penilaian ini adalah didasarkan atas beberapa kriteria keterampilan belajar individual diantaranya yaitu: (1) pelafalan, (2) intonasi, (3) kelancaran membaca.

DAFTAR PUSTAKA Jeannette Vos. 2003. Revolusi Cara Belajar, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Johnson, David. W. 1991. Learning together and alone. Boston: University of Minnesoto. Kompas, 2 Maret 2003. kualitas pendidikan sangat menentukan masa depan bangsa. Jakarta. Saukah, Ali.dkk. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian). Malang: Universitas Negeri Malang.
V

You might also like