You are on page 1of 35

LEMBAR PENGESAHAN PELAPORAN STUDI KASUS PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN II AKADEMI KEBIDANAN ALIFA PRINGSEWU-LAMPUNG TA.

2010/2011

Laporan ini disahkan di Pringsewu pada tanggal 27 Bulan Juli 2011 Nama mahasiswa : Dewi Anggraini Herni Susanti Nur Aisyah A Ona Fitri Oktaviani RA. Riska Absari Sugiyanti Judul kasus : (202 402 S09 011) (202 402 S09 035) (202 402 S09 049) (202 402 S09 051) (202 402 S09 055) (202 402 S09 067)

Asuhan Kebidanan Fisiologis pada bayi baru lahir terhadap bayi Ny. R di RSUD A. DADI TJOKRODIPO Kota Bandar Lampung

Pembimbing :

1. Institusi

( Ana Mariza, SST ) ( Sri Rahayu, Amd. Keb) ( Sapriyani, Amd. Keb)

2. Study kasus

Pringsewu , 27 Juli 2011 Mengetahui

Pembimbing institusi

Pembimbing Lahan

Sapriyani, Amd. Keb

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.... 1 DAFTAR ISI 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang... 4 1.2 Tujuan . ......4 1.3 Metode........ 6 1.4 Alokasi waktu. 6 1.5 Tempat .... 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian . 7 2.2 Ciri-ciri bayi baru lahir normal 2.3 Tahapan bayi baru lahir normal. 2.4 Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir normal.. 2.5 Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir. 7 8 8 10

2.5.1 aspek yang dikaji 11 2.6 Perilaku bayi baru lahir 12 2.7 Asuhan pada bayi baru lahir 13 2.7.1 minum 2.7.1.1 PASI (Pengganti ASI). 13 2.7.1.2 Keuntungan Pemberian ASI 14 2.7.2 defekasi (BAB) 15 2.7.3 2.7.4 2.7.5 2.7.6 2.7.7 berkemih (BAK).. 16 tidur . 16 kebersihan kulit .. 17 keamanan 17 tanda-tanda bahaya . 17 19

2.8 Tanda bahaya pada bayi baru lahir

BAB III TINJAUAN KASUS Asuhan Kebidanan Fisiologis pada bayi baru lahir terhadap

bayi Ny. R di RSUD A. DADI TJOKRODIPO Bandar Lampung ..22 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ...39 B. Saran ..40 DAFTAR PUSTAKA...41

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Alifa Pringsewu- Lampung bertujuan menghasilkan tenaga Ahli Madya Kebidanan yang professional, berakhlak mulia serta memiliki semangat pengabdian yang tulus. Dimana memiliki integritas dan berkepribadian yang tinggi, terbuka terhadap pembaharuan ilmu dan teknologi (IPTEK), berkualitas sesuai fungsi dan kompetisi yang ada, berperilaku kreatif dinamis serta tanggap terhadap seni dan berbagai masalah di masyarakat khususnya masalah kesehatan ibu dan anak. Kegiatan praktik klinik adalah salah satu upaya untuk mewujudkan bidan yang berkualitas setelah melalui masa pendidikan, dimana sesuai dengan tuntutan kurikulum yang ada diharapkan pengalaman belajar praktik di lapangan dapat menghasilkan keterampilan yang maksimal bagi peserta didik. Selain itu, diharapkan adanya kerja sama yang baik antara institusi pendidikan dan pihak lapangan dalam mewujudkan tenaga bidan yang berkualitas.

1.2

Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah mengikuti kegiatan praktik klinik kebidanan di lapangan diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan seluruh pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan dalam lingkup fisiologi pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan pemantauan tumbuh kembang pada bayi dan balita secara tepat dan benar. 1.2.2 Tujuan Khusus Pada akhir praktik lapangan mahasiswa terampil dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada:

a.

Kehamilan normal perkusi) Pemeriksaan laboratorium (Hb, protein, glukosa urin) Perawatan payudara Konseling dan penyuluhan Dokumentasi tentang asuhan kebidanan pada kehamilan normal Pengkajian pada ibu hamil Pemeriksaan kehamilan (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

b. Persalinan normal c. Pengkajian pada ibu bersalin Pemeriksaan dalam Pengisian partograf Amniotomi Episiotomy Pertolongan persalinan sesuai dengan APN Manajemen aktif kala III dokumentasi

Bayi baru lahir normal Pengkajian pada bayi baru lahir normal Perawatan tali pusat Pencegahan hipotermi Pemberian resusitasi Pemeriksaan fisik dokumentasi

d. Masa nifas normal e. Pengkajian pada ibu nifas Peurperium Senam nifas Perawatan payudara Dokumentasi

Bayi dan balita normal Pengkajian pada bayi dan balita Antopometri Memberikan imunisasi Pengisian KMS Dokumentasi

1.3 Metode a. Diskusi (pre-konference dan post conference)

b. Bed side teaching c. Observasi

d. Praktik langsung

1.4 Waktu Kegiatan praktik dilaksanakan terhitung mulai tanggal 11 Juli- 30 Juli 2011 1.5 Tempat RSUD DR. A. DADI DJOKRODIPO Bandar Lampung

BAB II LANDASAN TEORI BAYI BARU LAHIR ( BBL) NORMAL

2.1 Pengertian Bayi baru lahir disebut juga dengan neonaus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram. (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 1)

2.2 Ciri-ciri bayi baru lahir normal Ciri-ciri bayi baru lahir normal : 1. Lahir aterm antara 37-42 minggu 2. Berat badan 2500-4000 gram 3. Panjang badan 48-52 cm 4. Lingkar dada 30-38 cm 5. Lingkar kepala 33-35 cm 6. Lingkar lengan 11-12 cm 7. Frekwensi denyut jantuung 120-160 x/ menit 8. Pernafasan 40-60 x/ menit 9. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup 10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna 11. Kuku agak panjang dan lemas 12. Nilai APGAR >7 13. Gerak aktif 14. Bayi lahir langsung menangis kuat 15. Reflex rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik 16. Reflex sucking (isap dan menelan) sudah baik 17. Reflex morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik 18. Reflex grasping (menggenggam) sudah baik 19. Tonick neck reflex 20. Walking reflex

21. Babinsky reflex 22. Reflex kedipan 23. Genetalia a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang b. Pada wanita kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang , serta adanya labia minora dan mayora 24. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 2)

2.3 Tahapan bayi baru lahir normal 1. Tahap 1 : terjadi setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan system scoring APGAR untuk fisik 2. Tahap II disebut juga tahap transisi reaktivitas. Pada tahap dua dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku 3. Tahap III disebut juga tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh badan (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 3)

2.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal 3. Cara memotong tali pusat a. Menjepit tali pusat dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu mengurut tali pusat ke arah ibu dan memasang klem ke-2 dengan jarak 2 cm dari klem pertama b. Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat diantara dua klem c. Mengikat tali pusat dengan jarak 1 cm dari umbilicus dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem dan tali pusat, lalu memasukkannya dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% d. Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya pada ibu 4. Mempertahankan suhu tubuh BBL dengan mencegah hipoternia a. Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir

Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran udara melalui jendela/ pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan yang akan mengakibatkan bayi lebih cepat kehilangan suhu tubuh. Hal ini akan mengakibatkan serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal hipotermi. Bayi kedinginan biasanya tidak menunjukan gejala menggigil oleh karena control suhunya yang belum stabil. b. Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi yang baru lahir harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu c. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai tubuh bayi stabil Pada bayi baru lahir cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2500 gram dan menangis kuat bisa dimandikan 24 jam setelah kelahiran dengan tetap menggunakan air hangat. Pada bayi baru lahir beresiko yang berat badannya kurang dari 2500 gram atau keadaannya sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu mengisap ASI dengan baik. d. Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir Ada empat cara yang dapat membuat bayi kehilangan panas, yaitu melalui :

1. Radiasi : dari bayi ke lingkungan dingin terdekat Contoh : bayi diletakkan di dekat tembok yang dingin 2. Konduksi : langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dengan bayi Contoh : bayi dimandikan di air yang agak dingin/ air dingin 3. Konveksi : kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar Contoh : membawa bayi jalan-jalan di pagi hari dengan tidak diberi jaket atau penghangat badan, sehingga tubuh bayi menjadi dingin. 4. Evaporasi : penguapan air dari kulit bayi Contoh : setelah mandi bayi tidak segera dikeringkan, sehingga terjadi penguapan air di kulit bayi (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 3)

2.5 Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir Pemeriksaan fisik baru lahir adalah pemeriksaan awal terhadap bayi setelah berada diluar yang bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan fisik. Pemeriksaan ini dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam setelah bayi lahir (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 23)

Selama pemeriksaan fisik bayi baru lahir, bidan menggunakan empat dasar pemeriksaan fisik: 1. Inspeksi 2. Palpasi 3. Auskultasi 4. Perkusi Pemeriksaan bayi baru lahir dirancang untuk menapis adanya variasi dan malformasi fisik serta keseluruhan status kesehatan bayi baru lahir. (Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, tahun 2008, hal 921)

2.5.1 Asprek Yang Dikaji 1. 2. 3. 4. Menilai keadaan umum bayi Tanda-tanda vital yang meliputi nadi, pernafasan, dan suhu Periksa bagian kepala bayi Lakukan pemeriksaan telingan karena akan dapat memberikan gambaran letak telinga dengan mata dan kepala serta diperiksa adanya kelainan lainnya. 5. 6. Periksa mata akan adanya tanda-tanda infeksi Periksa hidung dan mulut, langit-langit, bibir, dan reflex hisap serta rooting. Perhatikan adanya kelainan seperti labiopalatoskiziz 7. 8. 9. Periksa leher bayi, perhatikan apakah ada benjolan atau pembesaran dan pergerakannya. Periksa dada, perhatikan bentuk dada, dan puting susu bayi Periksa bahu, lengan dan tangan. Perhatikan gerakan dan kelengkapan jari tangan

10. Periksa bagian perut, perhatikan bagimana bentuk perut apakah ada penonjolan di sekitar tali pusat, perdarahan tali pusat, perut teraba lunak (pada saat bayi menangis) dan benjolan. 11. Periksa alat kelamin , hal yang perlu diperhatikan adalah : a. b. Laki-laki : testis berada pada skrotum atau penis berlubang, Perempuan : vagina berlubang, uretra berlubang, dan terdapat labia minora serta labia mayora, klitoris dan pengeluarannya 12. Periksa tungkai dan kaki 13. . perhatikan gerakan dan kelengkapan alat gerak 14. Periksa kulit, perhatikan adanya verniks, pembengkakan atau bercak hitam, serta tanda lahir 15. Lakukan penimbangan berat badan. Berat badan normal 2500-4000 gram (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 24)

2.6 Perilaku Bayi Baru Lahir 1. Reflex a. Reflex kedipan (glabelar reflex)

Merupakan respons terhadap cahaya terang yang mengindikasikan normalnya syaraf optik b. Reflex menghisap (rooting reflex) Merupakan reflex bayi yang membuka mulut atau mencari putting susu pada saat akan menyusui c. d. Sucking reflex yang dilihat pada waktu bayi menyusu Tonick neck reflex

Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke satu sisi dengan badan di tahan, ekstermitas terekstensi pada sisi kepala yang diputar, tetapi ekstrimitas pada sisi lain fleksi. Pada keadaan normal, berusaha untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke sisi pengujian syaraf sensori e. Grasping reflex

Normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa meletakkan jari telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat. f. Reflex morro Tangan pemeriksa menyangga pada punggung dengan posisi 45o, dalam keadaan fleksi kepala dijatuhkan 10 o . normalnya akan terjadi abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan g. Walking reflex

Bayi akan menunjukan gerakan respons berupa gerakan berjalan dan kaki akan bergantian dari fleksi ke ekstensi. h. Babinsky reflex

Dengan menggores telapak kaki, dimulai dari tumit lalu gores pada sisi lateral telapak kaki sepanjang telapak kaki. 2. Menangis paling banyak dilakukan bayi baru lahir, seperti ketika bayi mengantuk, lapar, merasa tidak nyaman, atau bisa juga menangis tanpa alasan. 3. Bayi baru lahir biasanya akan tidur di sebagian waktu diantara waktu makan, namun akan waspada dan beraksi ketika terjaga, ini adalah hal yang normal dalam 2 minggu pertama. Perlahan bayi sering terjaga diantara waktu menyusui. (asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, hal 25)

2.7 Asuhan Pada Bayi Baru Lahir 2.7.1 ASI (Air susu ibu) Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun kuantitasnya. Berikan ASI sesering mungkin sesuai dengan keinginan ibu (jika payudara sudah penuh) atau sesuai kebutuhan bayi, yaitu tiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), bergantian antara payudara kiri dan kanan. Berikan ASI saja ( ASI ekslusif) sampai bayi berusia 6 bulan. Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambahan makanan lunak atau padat yang disebut makanan pendamping ASi ( MP-ASI). Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi, tapi juga hubungan kasih saying antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya proses pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu. (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 27) Hendaknya ASI diberikan secepatnya terutama bila bayi dan ibu sehat. Air Susu Ibu yang diproduksi pada hari 1-5 pertama dinamakan kolostrum berupa cairan kekuningan yang bewarna kekuningan. Kolostrum ini sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibody , protein, mineral dan vitamin A. sebagai pedoman, lama pemberian ASI adalah 5-10 menit ppada tiap payudara dan pada hari ketiga dan selanjutnya lama pemberian ASI adalah 15-20 menit. Air Susu Ibu dapat terus diberikan hingga anak berumur 2 tahun. Bayi disusui dengan cara ibu duduk di kursi dengan senderan sehingga punggung dapat bersandar. Gerakkan putingdi ujung mulut bayi untuk merangsangnya hingga putting akan dimasukan ke dalam mulutnya dan mulai menghisap. Seluruh putingharus berada dalam mulutnya dengan bibir menutup areola, tetapi jangan sampai lubang hidung tertutup dan bayi sukar bernafas. (kapita selekta kedokteran, tahun 2000, hal 568)

2.7.1.1 PASI (Pengganti ASI) Pengganti ASI diberikan bila oleh suatu sebab bayi tidak dapat memperoleh ASI, seperti: a. Produksi ASI tidak cukup atau sama sekali tidak keluar

b. Ibu sedang dirawat di rumah sakit dan dipisahkan dengan bayinya c. Ibu bekerja atau berdagang yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya

d. Bayi dengan kelainan bawaan seperti intoleransi laktosa. Untuk menilai apakah ASI/ PASI yang diberikan sudah mencukupi, ada beberapa criteria :

a.

Sesudah menyusu/ minum susu bayi tampak puas, tidak menangis dan dapat tidur nyenyak.

b. PASI yang diberikan tidak tersisa c. Selambatnya 2 minggu setelah lahir, berat badan waktu lahir dapat tercapai kembali

d. Bayi tumbuh dengan baik, pada umur 5-6 bulan berat badan mencapai dua kali berat badan lahir. Pada umur satu tahun berat badan tiga kali berat lahir. (kapita selekta kedokteran, tahun 2000, hal 568)

2.7.1.2 Keuntungan Pemberian ASI a. Bayi mengukur sendiri rasa laparnya sehingga pada saat yang tepat dapat menerima ASI

b. Pertumbuhan dan perkembangan bayi lebih baik c. Percepatan proses involusi uterus dan masa purperiumnya berjalan dengan baik

d. Dapat menurunkan angka kejadian kanker payudara e. f. Bayi yang mendapatkan ASI kejadian diarenya menurun ASI sebenarnya mengandung unsure-unsur penting, yaitu :

1. Sebagai nutrisi bayi yang siap setiap saat denagn steril dan mudah di cerna 2. Dapat meningkatkan antibody pada bayib sehingga terhindar dari berbagai penyakit infeksi 3. Laktasi amenore bertindak sebagai KB dalam waktu singkat (kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetric ginekologi dan kb, tahun 2001, hal 15)

2.7.2

Defekasi (BAB) Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ke-3 dan ke-6. Feses transisi (kecil-kecil bewarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ke 3 sampai ke-6. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses daripada mereka yang diberi makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Feses dari bayi hasil lebih lunak, bewarna kuning, dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasi sebanyak satu kali setiap tiga atau empat hari. Walaupun demikian, konsistensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Feses dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayi yang menyusu ASI, namun tetap lunak, bewarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang padaminggu kedua, yang awalnya frekwensi defekasi sebanyak 5 atau 6 kali setiap hari ( 1 kali defekasi setiap kali

diberi makan) menjadi satu atau dua kali sehari. Bayi mulai memiliki pola defekasi yang normal pada minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan makanan padat, feses bayi akan menyerupai feses orang dewasa. Dalam tiga hari pertama feses bayi masih bercampur dengan mekonium dan frekwensi defekasi sebanyak 1 kali dalam sehari. Untuk membersihkannya gunakan air bersih, hangat dan sabun. (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 28)

2.7.3

Berkemih (BAK) Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun pertama kehidupannya. Biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12- 24 jam. Berkemih sering terjadi setelah periode ini dengan frekwensi 6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat. Kondisi ini menunjukan memasukkan cairan yang cukup. Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan urin 15-16 ml/Kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka setelah BAK maka harus diganti popoknya. (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 28)

2.7.4

Tidur Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Bayi baru lahir sampai usia tiga bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi terbangun sampai malam hari pada usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu menyediakan selimut dan ruangan yang hangat, serta memastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah waktu tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, pola ini dapat terlihat pada table berikut :

Usia 1 minggu 1 tahun 2 tahun 5 tahun 9 tahun

Lama tidur 16,5 jam 14 jam 13 jam 11 jam 10 jam

(Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 29)

2.7.5

Kebersihan kulit Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Sebaiknya orang tua maupun orang lain yang ingin memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu. (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 29)

2.7.6

Keamanan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi. (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 29)

2.7.7 a.

Tanda-Tanda Bahaya Pernafasan sulit / > 60x/ menit

b. Terlalu hangat (>38oC) atau terlalu dingin (<36 oC) c. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat, atau memar.

d. Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk berlebihan. e. f. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah. Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan pernafasan sulit. g. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek atau cair, sering berwarna hijau tua, dan terdapat lendir atau darah. h. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang, menangis tterus menerus. (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 29) a. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Ini tanda bayi terkena infeksi berat. b. Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika melihat gejala-gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang (menguap, mengunyah, mengisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi disentuh atau dielus-elus, kemungkinan bayi kejang.

c.

Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang.

d. Sesak napas (60 kali permenit atau lebih) atau nafas 30 kali per menit atau kurang. e. f. Bayi merintih. Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah sampai ke dinding perut, tandanya sudah infeksi berat. g. Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 C) atau tubuh teraba dingin (suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 C). h. Mata bernanah banyak. i. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat, bisa menyebabkan kematian. j. Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada : Hari pertama (kurang dari 24 jam) setelah lahir. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari. Kuning sampai ke telapak tangan atau kaki. http://www.supportunicefindonesia.org/index.php/campaign/detil/164/id 2.7.8 a. Penyuluhan Pada Ibu dan Keluarga sebelum pulang Perawatan tali pusat Banyak pendapat tentang cara terbaik dalam merawat tali pusat. Telah dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi peningkatan infeksi, yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan luka hanya dengan air bersih. Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubuhkan apapun pada daerah sekitar tali pusat karena dapat mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kelembaban (akibat penyerapan oleh bahan tersebut) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang ideal bagi tumbuhnya bakteri. Penting untuk diberitahukan pada ibu agar tidak membubuhkan apapun ke tali pusat dan tali pusat terbuka agar tetap kering. b. Pemberian ASI c. Jaga kehangatan bayi Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak antara ibu dengan kulit bayi sangat penting dalam rangka menghangatkan serta mempertahankan panas tubuh bayi. Gantilah handuk atau kain jika basah dengan kain yang kering, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut, serta jangan lupa untuk memastikan kepala bayi telah terlindungi dengan baik untuk mencegah kehilangan panas. Apabila suhu bayi <36,5oC, segera hangatkan bayi dengan teknik metode kanguru. Perawatan metode kanguru adalah perawatan untuk bayi premature

dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir premature maupun yang aterm. Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan, kasih sayang, ASI, perlindungan dari infeksi, dan stimulasi. d. Tanda-tanda bahaya Jika muncul tanda-tanda bahaya, ajarkan ibu untuk : Memberikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu yang sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan medis lanjutan Membawa bayi ke rumah sakit atau klinik terdekat untuk perawatan tindakan segera

e.

Imunisasi Imunisasi adalah suattu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cara masukan suatu zat dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. Umur Vaksin Hepatitis B1 Saat lahir Polio-0 Keterangan Hepatitis B-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan ketika bayi berusia 1 dan 6 bulan. Polio-0 diberikan saat kunjungan

pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS, polio oral diberikan saat bayi dipulangkan

1 bulan

Hepatitis B2

HB-2 diberikan saat bayi berusia 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan. BCG dapat diberikan sejak lahir apabila BCG akan diberikan ketika bayi berusia

0-2 bulan

BCG

> 3 bulan, maka sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu jika hasil uji negative maka imuisasi BCG dapat

diberikan. DTP-1 2 bulan Polio 1 DTP-1 diberikan kepada bayi ketika bayi berusia lebih dari 6 minggu Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1 interval pemberian polio 2,3,4 tidak kurang dari 4 minggu. DTP-2 4 bulan Polio-2 DTP-2 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan Hib-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

DTP-3 6 bulan Polio-3 Hepatitis B3 9 bulan Campak

Dapat

diberikan

terpisah

atau

dikombinasikan dengan Hib-3 Diberikan bersamaan dengan DTP-3 Hb-3 diberikan saat bayi berusia 6 bulan. Campak diberikan ketika bayi berusia 9 bulan

f.

Perawatan harian atau rutin

g. Pencegahan infeksi dan kecelakaan (Asuhan neonates bayi dan anak balita, tahun 2010, halaman 30)

BAB III ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD Dr. A DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

DOSEN PEMBIMBING : ANA MARIZA, SST SRI RAHAYU, Amd. Keb SAPRIYANI, Amd. Keb

DISUSUN OLEH : DEWI ANGGRAINI HERNI SUSANTI NUR AISYAH A ONA FITRI OKTAVIANI RA. RISKA ABSARI SUGIYANTI

YAYASAN KHALIFAH ALFITAMA AKADEMI KEBIDANAN ALIFA PRINGSEWU LAMPUNG TA. 2010/2011

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BAYI NY. R DI RSUD Dr. A DADI TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

TANGGAL : 18 JULI 2011

II. PENGKAJIAN A. Biodata Nama : Bayi Ny. R TTL Jam : 19 Juli 2011 : 02.40 WIB

ISTRI Nama Umur : Ny. R : 26 thn Umur

SUAMI Nama : Tn. R : 31 thn

Suku/Bangsa : Palembang/Indonesia Agama Pendidikan Pekerjaan : Islam : SMA : IRT

Suku/Bangsa : Palembang Agama Pendidikan Pekerjaan : Islam : SI : PNS

Alamat rumah : Kemiling

B. Riwayat persalinan P2 A0 Kala I Kala II Kala III Lamanya : 7 jam 35 menit : 10 menit : 10 menit : 7 jam 55 menit

Keadaan air ketuban : jernih Waktu persalinan Jenis persalinan Lilitan tali pusat C. Keadaan fisik bayi 1. APGAR skor : pukul 02.40 WIB : spontan : tidak ada

No Aspek yang dinilai 1 2 3 4 5 Frekuensi jantung Usaha nafas Tonus otot Watna kulit Respon terhadap rangsangan Jumlah

Score menit I 2 1 1 2 2 8

Score menit 5 2 2 2 2 2 10

Ket

8/10

2. Keadaan umum dan antropomometri Nadi Suhu Respirasi Berat badan Panjang badan Lingkar kepala Lingkar dada 3. Kepala Ubun-ubun besar Ubun-ubun kecil Molage Caput succedaneum Cephal hematoma 4. Mata Simetris Konjungtiva Bulu mata Kotoran mata Strabismus Sklera Glabelar reflex 5. Hidung Lubang hidung : simetris : ya, kanan dan kiri : merah muda (an anemis) : ekstropion : tidak ada : tidak ada : putih (an ikhterik) : baik : datar : datar : tidak ada : tidak ada : tidak ada : 128 x/ menit : 37,10C : 48 X/ menit : 3200 gram : 50 cm : 33 cm : 32 cm

Pernafasan cuping hidung : tidak ada Pengeluaran Septum 6. Mulut Bentuk bibir labiopalatoskizis) Palatum Reflek rotting Reflex sucking 7. Telinga Simetris Lubang telinga bersih Pengeluaran 8. Leher Pergerakan 9. Dada Bentuk dada Suara nafas Bunyi jantung Gerakan dada Letak puting susu Pengeluaran 10. Perut Bentuk Bising usus Tali pusat : simetris,tidak ada pembesaran dan benjolan : ada (+) : ada, belum puput dan masih basah : Simetris,tidak ada pembesaran : bersih, tidak ada wheezing dan ronchi : teratur( lup dup tidak ada mur-mur) : teratur : simetris, kanan dan kiri : tidak ada : bebas bergerak ke kanan dan kiri : tidak ada : ya,kanan dan kiri : ada, kanan dan kiri, tidak ada benjolan dan : ada : baik : baik : Simetris (tidak ada labioskizis dan : tidak ada : tidak ada deviasi

11. Punggung,panggul dan bokong Posisi tulang punggung Fleksibilitas Tonjolan Anus 12. Genitalia : kifosis : baik : tidak ada : (+)

a.

Perempuan Vulva Vagina Klitoris Uretra Cairan : labia mayora menutupi labia minora : ada lendir vagina : ada : ada, tidak ada kelainan : ada sedikit

13. Ekstremitas a. Tangan Simetris Pergerakan Jari kanan dan kiri sindaktili) Reflex morro Reflex grasping b. Kaki Simetris Jari kanan dan kiri sindaktili) Pergerakan Reflek walking Reflek babinski 14. Pola sehari-hari a. Nutrisi Minum yang diberikan: ASI Pemberian Frekuensi b. Eliminasi BAB : Frekuensi Konsistensi Warna : 2-3 x sehari : lembek : coklat kehitaman : sesuai kebutuhan bayi : on demand (tidak terjadwal) : aktif : ada : ada : ya, kanan da kiri : lengkap 10 buah (tidak ada polidaktili dan : baik : baik : ya,kanan dan kiri : aktif : lengkap 10 buah(tidak ada polidaktili dan

BAK : Frekuensi Konsistensi Warna

: 8-10 x/ hari : cair : kuning jernih

c.

Istirahat dan tidur Frekuensi Lamanya : sering : sepanjang hari, kecuali saat BAB/BAK,

diganti popok, dan saat di lap dan diberi susu d. Kebersihan diri Dari rambut sampai kaki Pakaian : tampak bersih : bersih dan tidak basah

III.

IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN Diagnosa Dasar : Bayi baru lahir, cukup bulan sesuai masa kehamilan :- Bayi lahir aterm 38 minggu - Bayi lahir spontan pukul 02.40 WIB - BB : 3200 gram PB : 50 cm - Apgar Score : 8/10 Masalah Kebutuhan : Tidak ada :- termoregulasi untuk mencegah hipotermi

Ganti bedong bayi jika basah karena BAB dan BAK susui bayi pada saat bayi merasa lapar dan bangunkan bayi tiap 2 jam bila bayi tertidur pulas dan malas untuk menyusui.

IV.

ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL Tidak ada

V.

TINDAKAN SEGERA Tidak ada

VI.

PERENCANAAN 1. Bersihkan mulut dan muka bayi (suction) Rasional : dengan membersihkan mulut dan muka bayi dengan melakukan suction, maka akan membebaskan jalan nafas bayi dan mencegah asfiksia.

2. Klem tali pusat dengan menggunakan klem umbilical steril Rasional : Dengan mengklem tali pusat dengan klem umbulikal steril maka bayi akan terhindar dari tetanus neonaturum sehingga tali pusat kering dan sehat. 3. Bersihkan tubuh bayi dari darah dan cairan ketuban dengan kain kering kecuali bagian telapak tangan dan telapak kaki bayi serta segera membungkusnya Rasional : Dengan membersihkan tubuh bayi dari darah dan cairan ketuban dengan kain kering serta membungkusnya dapat membuat bayi nyaman dan menghindari hipotermi. 4. Berikan identitas bayi pada bagian dadanya Rasional : dengan memberikan identitas pada bagian dadanya maka menjaga bayi agar tidak tertukar dengan bayi lainnya 5. Lakukan pengukuran antropometri pada bayi baru lahir Rasional : dengan melakukan pengukuran antropometri maka bayi akan diketahui keadaannya, apakah bayi normal atau tidak. 6. Berikan salep mata oxytetraciclin 1% pada bagian sclera mata bayi dari dalam ke luar

Rasional : Dengan memberikan salep mata pada bayi maka bayi terhindar dari infeksi mata 7. Pemberian Injeksi IM Neo K pada 1/3 vastus lateralis kanan Rasional : Dengan memberikan suntikan IM Neo K pada 1/3 vastus lateralis kanan pada bayi maka bayi terhindar dari perdarahan di otak. 8. Pakaikan pakaian bayi yang bersih dan hangat lalu bedong bayi Rasional : dengan memakaikan pakaian bayi yang bersih dan hangat maka bayi akan terhindar dari hipotermi 9. Berikan imunisasi Hepatitis B0 IM pada 1/3 deltoid kiri 1 jam setelah Vit. K Raional : Dengan memberikan imunisasi Hepatitis B0 pada 1/3 deltoid kiri 1 jam setelah Vit. K maka bayi akan terhindar dari hepatitis 10. Observasi TTV pada bayi baru lahir Rasional : dengan mengobservasi TTV maka dapat mengontrol keadaan umum tubuh bayi 11. Ganti pakaian dan popok bayi yang basah . Rasional : Dengan mengganti pakaian dan popok bayi yang basah karena BAK atau BAB maka bayi akan terhindar dari ruam popok dan hipotermi serta memberi rasa nyaman pada bayi. dan membedong bayi

12. Pemberian ASI pada bayi tiap bayi membutuhkan/ lapar dan bangunkan bayi tiap 2 jam bila bayi malas untuk menyusui atau bila bayi terlalu lelap tertidur. Rasional : Dengan memberikan ASI tiap bayi membutuhkan/ lapar dan membangunkan bayi tiap 2 jam bila bayi malas untuk menyusui atau bila bayi terlalu lelap tertidur, maka bayi akan terpenuhi kebutuhan nutrisinya. 13. Lakukan konseling pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari, tanda bahaya pada bayi baru lahir, dan jadwal pemberian imunisasi pada bayi Rasional : dengan melakukan konseling pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari, tanda bahaya pada bayi baru lahir, dan jadwal pemberian imunisasi pada bayi maka ibu dapat merawat bayinya dengan baik, segera menemui petugas kesehatan bila ibu menemukan tanda dan bahaya pada bayinya serta ibu dapat mengetahui jadwal pemberian imunisasi bayinya. 14. Anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian Rasional : dengan melakukan kunjungan ulang maka ibu dapat mengetahui dan memeriksakan keadaan dirinya dan bayinya.

VII.

PELAKSANAAN

1. Membersihkan mulut dan muka bayi pada saat bayi baru lahir 2. Mengklem tali pusat dengan klem umbilical steril 3. Membersihkan tubuh bayi dari darah dan cairan ketuban dengan kain kering kecuali bagian telapak tangan dan telapak kaki bayi serta segera membungkusnya 4. Memberikan identitas pada bagian dada bayi 5. Melakukan pengukuran antropometri Berat badan Panjang badan Lingkar kepala Lingkar dada : 3200 gram : 50 cm : 33 cm : 32 cm

6. memberikan salep mata oxytetraciclin 1% pada bagian sclera mata bayi dari dalam ke luar 7. memberikan suntikan IM Neo K pada 1/3 vastus lateralis kanan 8. memakaikan pakaian bayi yang bersih dan hangat dan membedong bayi

9. Memberikan imunisasi Hepatitis B0 ( injeksi IM pada 1/3 deltoid kiri) 10. Melakukan observasi TTV Suhu : 36,70C

Respirasi : 40 x/menit Nadi : 132 x/ menit

11. Ibu mengganti popok bayi setelah BAB dan BAK 12. Memberikan ASI tiap bayi membutuhkan/ lapar dan membangunkan bayi tiap 2 jam bila bayi malas untuk menyusui atau bila bayi terlalu lelap tertidur 13. Melakukan konseling pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari, tanda bahaya pada bayi baru lahir, dan jadwal pemberian imunisasi pada bayi 1. Memberi konseling pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari di rumah seperti mengganti popok ketika BAB/BAK, mengganti bedong tiap kali basah, memandikan bayi tiap pagi dan sore, menyusui bayi secara tidak terjadwal atau membangunkan bayi tiap 2 jam bila bayi malas untuk menyusui atau bila bayi terlalu lelap tertidur 2. Tanda bahaya pada bayi baru lahir a. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Ini tanda bayi terkena infeksi berat. b. Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika melihat gejala-gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang (menguap, mengunyah, mengisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi disentuh atau dielus-elus, kemungkinan bayi kejang. c. Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang.

d. Sesak napas (60 kali permenit atau lebih) atau nafas 30 kali per menit atau kurang. e. f. Bayi merintih. Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah sampai ke dinding perut, tandanya sudah infeksi berat. g. Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 C) atau tubuh teraba dingin (suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 C). h. Mata bernanah banyak. i. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat, bisa menyebabkan kematian. j. Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada : Hari pertama (kurang dari 24 jam) setelah lahir. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari. Kuning sampai ke telapak tangan atau kaki.

3. Jadwal pemberian imunisasi pada bayi Umur Vaksin Hepatitis B1 Saat lahir Polio-0 Keterangan Hepatitis B-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan ketika bayi berusia 1 dan 6 bulan. Polio-0 diberikan saat kunjungan

pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS, polio oral diberikan saat bayi dipulangkan

1 bulan

Hepatitis B2

HB-2 diberikan saat bayi berusia 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan. BCG dapat diberikan sejak lahir apabila BCG akan diberikan ketika bayi berusia

0-2 bulan

BCG

> 3 bulan, maka sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu jika hasil uji negative maka imuisasi BCG dapat diberikan.

DTP-1 2 bulan Polio 1

DTP-1 diberikan kepada bayi ketika bayi berusia lebih dari 6 minggu Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1 interval pemberian polio 2,3,4 tidak kurang dari 4 minggu.

DTP-2 4 bulan Polio-2

DTP-2 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan Hib-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

DTP-3 6 bulan Polio-3 Hepatitis B3

Dapat

diberikan

terpisah

atau

dikombinasikan dengan Hib-3 Diberikan bersamaan dengan DTP-3 Hb-3 diberikan saat bayi berusia 6 bulan.

9 bulan

Campak

Campak diberikan ketika bayi berusia 9 bulan

14. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian

4.

EVALUASI

1. Bayi telah dibersihkan mulut dan mukanya 2. Tali pusat telah di klem dengan klem umbilical steril 3. Tubuh bayi telah dibersihkan dari darah dan cairan ketuban dengan kain kering kecuali bagian telapak tangan dan telapak kaki bayi serta segera membungkusnya 4. Bayi telah diberi identitas di bagian dadanya 5. Telah dilakuakan pemeriksaan antropometri pada tubuh bayi Berat badan Panjang badan Lingkar kepala Lingkar dada : 3200 gram : 50 cm : 33 cm : 32 cm

6. Bayi telah diberikan salep mata oxytertaciclin 1% pada bagian sclera mata bayi dari dalam ke luar 7. Bayi telah di suntik IM Neo K pada 1/3 vastus lateralis kanan 8. Bayi telah di dipakaikan pakaian yang bersih dan hangat dan sudah di bedong

9. Bayi telah diberikan imunisasi Hepatitis B0 ( injeksi IM pada 1/3 deltoid kiri) 10. Bayi telah diobservasi Suhu Respirasi Nadi : 36,70C : 40 x/menit : 132 x/ menit

11. Bayi telah diganti popoknya ketika BAB/ BAK 12. Bayi telah diberikan ASI tiap bayi membutuhkan/ lapar dan dibangunkan tiap 2 jam bila bayi malas untuk menyusui atau bila bayi terlalu lelap tertidur 13. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan,yaitu: a. tentang perawatan bayi sehari-hari di rumah seperti mengganti popok ketika BAB/BAK, mengganti bedong tiap kali basah, memandikan bayi tiap pagi dan sore, menyusui bayi secara tidak terjadwal atau membangunkan bayi tiap 2 jam bila bayi malas untuk menyusui atau bila bayi terlalu lelap tertidur b. Tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir

Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum. Ini tanda bayi terkena infeksi berat.

Bayi kejang. Kejang pada bayi baru lahir kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Jika melihat gejala-gerakan yang tidak biasa dan terjadi secara berulang-ulang (menguap, mengunyah, mengisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak berhenti jika bayi disentuh atau dielus-elus, kemungkinan bayi kejang.

Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang. Sesak napas (60 kali permenit atau lebih) atau nafas 30 kali per menit atau kurang. Bayi merintih. Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah sampai ke dinding perut, tandanya sudah infeksi berat.

Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 C) atau tubuh teraba dingin (suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 C).

Mata bernanah banyak. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan yang berat, bisa menyebabkan kematian.

a.

Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika muncul pada : Hari pertama (kurang dari 24 jam) setelah lahir.

b. Ditemukan pada umur lebih dari 14 hari. c. Kuning sampai ke telapak tangan atau kaki.

c. Jadwal pemberian imunisasi pada bayi Umur Vaksin Hepatitis B1 Saat lahir Polio-0 Keterangan Hepatitis B-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan ketika bayi berusia 1 dan 6 bulan. Polio-0 diberikan saat kunjungan

pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS, polio oral diberikan saat bayi dipulangkan

1 bulan

Hepatitis B2

HB-2 diberikan saat bayi berusia 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1

bulan. BCG dapat diberikan sejak lahir apabila BCG akan diberikan ketika bayi berusia 0-2 bulan BCG > 3 bulan, maka sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu jika hasil uji negative maka imuisasi BCG dapat diberikan. DTP-1 2 bulan Polio 1 DTP-1 diberikan kepada bayi ketika bayi berusia lebih dari 6 minggu Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1 interval pemberian polio 2,3,4 tidak kurang dari 4 minggu. DTP-2 4 bulan Polio-2 DTP-2 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan Hib-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

DTP-3 6 bulan Polio-3 Hepatitis B3 9 bulan Campak

Dapat

diberikan

terpisah

atau

dikombinasikan dengan Hib-3 Diberikan bersamaan dengan DTP-3 Hb-3 diberikan saat bayi berusia 6 bulan. Campak diberikan ketika bayi berusia 9 bulan

14. Ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi

YAYASAN KHALIFAH ALFITAMA AKADEMI KEBIDANAN ALIFA PRINGSEWU LAMPUNG Jl. A. Yani Gg. Gunung Sari No. 5 Sidoarjo, Pringsewu Lampung

SURAT KETERANGAN Pengambilan Studi Kasus

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :Dewi Anggraini Herni Susanti Nur Aisyah A Ona Fitri Oktaviani RA. Riska Absari Sugiyanti (202 402 S09 011) (202 402 S09 035) (202 402 S09 051) (202 402 S09 053) (202 402 S09 058) (202 402 S09 067)

Menyatakan telah mengambil studi kasus pada klien dengan : Nama Kasus Tanggal : By. Ny R : Bayi Baru Lahir : 18 Juli 2011

Mengetahui Pembimbing Lahan Praktik

LEMBAR KONSULTASI

NO

HARI/TGL

NAMA MATERI -

PERBAIKAN

TANDA TANGAN

BAB V PENUTUP

Demikian laporan kumpulan kasus ini dibuat sebagai laporan pertanggungjawaban Praktik Klinik Kebidanan pada semester IV kebidanan semoga bermanfaat bagi semua pihak untuk menciptakan tenaga yang professional khususnya tenaga bidan.

Kesimpulan Bayi Ny. R lahir spontan langsung menangis pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 02.40 WIB dengan Apgar Score 8/10. Dari hasil pemeriksaan didapatkan : Berat badan : 3200 gram

Panjang badan : 50 cm Lingkar kepala: 33 cm Lingkar dada : 32 cm Jenis kelamin : perempuan Respirasi Suhu Nadi : 46 X/ menit : 37,1 oC : 120 X/ menit,

Anus (+) tidak ada kelainan pada bayi. Memberikan konseling pada ibu tentang imunisasi dan tanda-tanda bahaya pada bayi , pada kunjungan neonatus dilakukan pemantauan tandatanda vital, keadaan umum dan pola eliminasi, nutrisi bayi, istirahat dan tidur. Melakuakn perawatan tali pusat dan keadaan personal hygiene bayi. Selain itu menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI pada saat bayi membutuhkan dan tidak terjadwal dan membawa bayinya ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan imunisasi.

Saran Diharapkan masalah yang sering timbul dapat diatasi dengan baik dan cepat agar tidak menimbulkan masalah yang buruk di kemudian hari. Dan para ibu dapat memanfaatkan asuhan kebidanan pada ibu dan bayi terutama asuhan yang diberikan oleh mahasiswa Akbid Alifa Pringsewu. Oleh karena itu, mahasiswa harus benar-benar menguasai asuhan kebidanan yang akan diterapkan di masyarakat nantinya

DAFTAR PUSTAKA

varney helen,buku ajar asuhan kebidanan, 2008,jakarta, penerbit buku kedokteran EGC nanny vivia, asuhan neonatus bayi dan anak balita, 2010, jakarta, salemba medika bagus ida, kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan KB, 2001, penerbit buku kedokteran EGC mansjoer agus, kapita selekta kedokteran, 2000, media asculapius

You might also like