You are on page 1of 17

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Bantal Insomnia: Bantal Bernyanyi dengan Aromaterapi Lavender untuk Mengatasi Insomnia Pada Lansia

BIDANG KEGIATAN: PKM-T Diusulkan oleh : Ketua : Muhammad Fikru Rizal Anggota : Yogik Onky Silvana Wijaya Saeful Anwar Ganang Kusuma Ahimsa Maharani Jibbriellia 10/299331/KU/13926 09/281996/KU/13193 09/280368/KU/13034 10/299053/KU/13864 10/302389/KU/14045 Angkatan 2010 Angkatan 2009 Angkatan 2009 Angkatan 2010 Angkatan 2010

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Bantal Insomnia: Bantal Bernyanyi dengan Aromaterapi Lavender untuk Mengatasi Insomnia Pada Lansia : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-KC ( ) PKM-T ( ) PKM-M : () Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Pendidikan ( ) Humaniora : : : : : Muhammad Fikru Rizal 10/299331/KU/13926 Pendidikan Kedokteran Universitas Gadjah Mada Pogung Dalangan No. 277B, Sinduadi, Mlati Sleman : g3ta_q@yahoo.com : 4 (empat) orang

2. Bidang Kegiatan 3. Bidang ilmU

4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Alamat Rumah dan No Tel./HP

f. Alamat email 5. Anggota Pelaksana Kegiatan 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : b. NIP : c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 7. Biaya Kegiatan Total a. DIKTI b. Sumber Lain (dana pribadi) 8. Jangka Waktu Pelaksanaan

: Rp. 8.390.000 : : 5 (Lima) Bulan Yogyakarta, 4 Oktober 2011

Menyetujui Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Alumni, Usaha, dan Kesejahteraan

Ketua Pelaksana Kegiatan

Prof. dr. Suhardjo, S.U., Sp.M(K) NIP 19550305 197903 1 002 Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada,

Muhammad Fikru Rizal NIM 10/299331/KU/13926 Dosen Pendamping

Drs. Haryanto, M.Si NIP 19580502 198703 1 002

A. Judul Bantal Insomnia: Bantal Bernyanyi dengan Aromaterapi Lavender untuk Mengatasi Insomnia Pada Lansia B. Latar Belakang Dewasa ini, insomnia atau gangguan sulit tidur menjadi masalah kesehatan yang cukup serius. Setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius. Dampak buruk yang ditimbulkannya cukup banyak, diantaranya adalah: 1. Depresi; 2. Kesulitan untuk berkonsentrasi; 3. Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu; 4. prestasi kerja atau belajar mengalami penurunan; 5. Mengalami kelelahan di siang hari; 6. Hubungan interpersonal dengan orang lain menjadi buruk; 7. Meningkatkan risiko kematian; 8. Menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan; 9. Memunculkan berbagai penyakit fisik. (Sulistyowati, 2008) Lansia merupakan kelompok umur dengan prevalensi insomnia terbanyak, yaitu sekitar 67%. Insomnia pada lansia bisa berdampak lebih buruk karena terjadinya penurunan fungsi organ tubuh seiring bertambahnya usia. Di lain pihak, seiring perkembangan pembangunan di Indonesia, angka harapan hidup di Indonesia pun semakin meningkat. Meningkatnya usia harapan hidup penduduk menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Diseluruh dunia penduduk Lansia (usia 60 +) tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020. Jumlah lansia yang semakin banyak mengakibatkan permasalahan yang terjadi pada mereka menjadi sangat pening untuk diperhatikan. Salah satu permasalahan kesehatan yang sangat penting adalah masalah insomnia. Selama ini, untuk

mengatasi insomnia, termasuk pada lansia digunakan obat obatan sedatif seperti estsazolsam, fluvsazepsam, qusazepsam, Temsazepsam, tvisazolsam, eszopiclone, zaleplon, zolpidem, mirtazapine, nefazodone, trazodone, and ramelteon. Pengobatan seperti itu memiliki potensi efek samping yang sangat besar seperti amnesia anterograde, mabuk, inkoordinasi motorik, dan meningkatkan risiko jatuh serta kecelakaan kendaraan. Mengingat potensi efek samping yang cukup banyak dari pengobatan sedatif, kajian tentang bagaimana mengatasi insomnia pada lansia dengan cara lain terus dikembangkan. Salah satunya adalah kajian tentang terapi musik. Baik di dalam maupun di luar negeri, penelitian mengenai hal ini cukup menunjukkan titik terang. Salah satunya adalah penelitian de Niet, dkk yang dimuat di Journal of Advance Nursing pada tahun 2011 yang menunjukkan efektivitas terapi musik untuk mengatasi gangguan tidur pada orang dewasa, termasuk lansia. Selain dengan musik, terapi alternatif untuk meningkatkan kualitas tidur juga bisa menggunakan Aromaterapi Lavender. Di masyarakat, bantal yang bunga lavendersudah dikenal sejak dulu dan diyakini memiliki efek yang menenangkan, merilekskan tubuh, dan meningkatkan kualitas tidur. (Ehrlich, 2011) Secara ilmiah, aromaterapi lavender terbukti mampu meningkatkan kualitas tidur pada pasien insomnia dengan meningkatkan modulasi HRV dengan HR istirahat yang lebih rendah serta SDNN, RMSDD, dan HF yang lebih tingi cepat setelah menghirup aromaterapi lavender. (Chien et al.,2011) Melihat dua keadaan di atas, pengaplikasian terapi musik dan aromaterapi untuk mengatasi insomnia pada lansia dapat lebih optimal dan dengan nyaman.

mengkombinasikannya

dengan

bantal

yang

ergonomis

Pengkombinasian itu diwujudkan dengan penggunaan singing pillow atau bantal bernyanyi sebagai metode penerapan terapi musik dan ditambahkan kemampuan untuk mengeluarkan wangi aromaterapi. Singing Pillow atau bantal bernyanyi adalah sebuah bantal yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan suara musik dengan menghubungkannya dengan perangkat handphone ataupun perangkat pemutar musik lainnya. Sementara ini, singing pillow hanya digunakan sebagai hiburan dan mainan. Belum ada penggunaan yang aplikatif untuk terapi mengatasi insomnia. Oleh karena itu,

pengaplikasian teknologi yang sudah ada ini untuk mengatasi permasalahn insomnia merupakan inovasi teknologi dalam bidang kesehatan yang sangat potensial.

C. Perumusan Masalah Masalah insomnia pada lansia kian menjadi hal yang perlu mendapat perhatian. Hal ini disebabkan karena prevalensinya yang tinggi pada lansia. Ditambah lagi jumlah lansia yang semakin meningkat. Terapi yang digunakan saat ini adalah memakai obat-obatan yang memiliki potensi efek samping yang berbahaya. Padahal, ada terapi alternatif yang lebih aman, yaitu terapi musik dan aromaterapi lavender. Namun, belum ada pengaplikasian secara komperhensif menjadi sebuah perangkat yang praktis untuk digunakan. Oleh karena itulah, diangkat permasalahan Bantal Bernyanyi dengan Aromaterapi lavender untuk mengatasi Insomnia pada lansia. D. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan bantal bernyanyi untuk lansia ini adalah: 1. Menerapkan terapi musik dan aromaterapi lavender sebagai terapi untuk mengatasi Insomnia pada lansia dalam bentuk bantal bernyanyi dengan aromaterapi lavender. 2. Mengurangi insomnia dan meningkatkan kualtias tidur pada lansia. E. Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan pada kegiatan kali ini adalah terciptanya sebuah model Bantal Bernyanyi dengan Aromaterapi yang bisa digunakan untuk mengatasi Insomnia pada lansia. F. Kegunaan Kegunaan bagi khalayak sasaran dari kegiatan ini adalah: 1. Terdapatnya suatu bantal yang efektif untuk mengurangi tingkat insomnia dan meningkatkan kualitas tidur pada lansia. 2. Meningkatkan kesehatan lansia dengan teratasinya masalah insomnia pada lansia.

G. Tinjauan Pustaka I. Insomnia 1. Definisi Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun. (National Institutes of Health, 2005) 2. Klasifikasi Secara umum, insomnia diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu Insomnia primer dan insomnia kronik. a. Insomnia Primer Insomnia primer ditandai dengan: Keluhan sulit masuk tidur atau mempertahankan tidur atau tetap tidak segar meskipun sudah tidur. Keadaa ini berlangsung paling sedikit satu bulan Menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinik atau impairment sosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya. Gangguan tidur tidak terjadi secara eksklusif selama ada gangguan mental lainnya. Tidak disebabkan oleh pengaruh fisiologik langsung kondisi medik umum atau zat tertentu. Seseorang dengan insomnia primer sering mengeluh sulit masuk tidur dan terbangun berkali-kali. Bentuk keluhan tidur bervariasi dari waktu ke waktu. Misalnya, seseorang yang saat ini mengeluh sulit masuk tidur mungkin suatu saat mengeluh sulit mempertahankan tidur. Meskipun jarang, kadang-kadang seseorang mengeluh tetap tidak segar meskipun sudah tertidur. Diagnosis gangguan insomnia dibuat bila penderitaan atau impairmentnya bermakna. Seorang penderita insomnia sering berpreokupasi dengan tidur. Makin berokupasi dengan tidur, makin berusaha keras untuk tidur, makin frustrasi dan makin tidak bisa tidur. b. Insomnia kronik. Insomnia kronik disebut juga insomnia psikofisiologik persisten. Insomnia ini dapat disebabkan oleh kecemasan; selain itu, dapat pula terjadi akibat

bebiasaan atau pembelajaran atau perilaku maladaptif di tempat tidur. Misalnya, pemecahan masalah serius di tempat tidur, kekhawatiran, atau pikiran negatif terhadap tidur ( sudah berpikir tidak akan bisa tidur). Adanya kecemasan yang berlebihan karena tidak bisa tidur menyebabkan seseorang berusaha keras untuk tidur tetapi ia semakin tidak bisa tidur. Ketidakmampuan menghilangkan pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha tidur dapat pula menyebabkan insomnia psikofisiologik. Selain itu, ketika berusaha untuk tidur terjadi peningkatan ketegangan motorik dan keluhan somatik lain sehingga juga menyebabkan tidak bisa tidur. Penderita bisa tertidur ketika tidak ada usaha untuk tidur. Insomnia ini disebut juga insomnia yang terkondisi. Mispersepsi terhadap tidur dapat pula terjadi. Diagnosis ditegakkan bila seseorang mengeluh tidak bisa masuk atau mempertahankan tidur tetapi tidak ada bukti objektif adanya gangguan tidur. Misalnya, pasien mengeluh susah masuk tidur (lebih dari satu jam), terbangun lebih lama (lebih dari 30 menit), dan durasi tidur kurang dari lima jam. Tetapi dari hasil polisomnografi terlihat bahwa onset tidurnya kurang dari 15 menit, efisiensi tidur 90%, dan waktu tidur totalnya lebih lama. Pasien dengan gangguan seperti ini dikatakan mengalami mispersepsi terhadap tidur.

II.

Bantal 1. Definisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa bantal adalah alas kepala, alas duduk, sandaran punggung, dan sebagainya yang dijahit disisi karung, diisi dengan kapuk, sabut, dan sebagainya. Definisi lain, bantal adalah penyangga kepala, biasanya digunakan untuk tidur di atas ranjang, atau untuk penyangga tubuh di sofa atau kursi.(Wikipedia, 2011) 2. Sejarah Pada awalnya bantal menunjukkan tingkat kesejahteraan dari seseorang pemiliknya. Bantal telah dikenal oleh masyarakat Mesir kuno. Kemudian bantal dengan teknik penjahitan modern dan bantal dengan

ornamen dikenal di Tiongkok sebagai barang berharga tinggi yang kemudian juga dikenal di Eropa abad pertengahan. Pada Tudor di Inggris, bantal banyak digunakan; yang sebelumnya dipercayai bahwa hanya wanita yang akan melahirkan yang dapat memilikinya. Revolusi Industri adalah merupakan saksi dari produksi besar-besaran dari tekstil dan bantal sebagai hiasan. (William, 1964) Bantal tradisional China sering dibuat dari kotak keras yang berasal dari kayu, batu, besi atau keramik bukannya diisi dengan kain. Beberapa orang Mesir kuno juga tidur dengan menggunakan bantal dari batu.( Yolkowski, 2010)

3. Bahan Pembuatan Bahan untuk pembuatan bantal ada yang alami dan sintetis. Bahan alami yang sering digunakan adalah kapuk dan sabut. Sedangkan bahan sintetis yang sering digunakan adalah dacron dan latex.

III.

Lansia 1. Definisi Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. 2. Populasi Diseluruh dunia penduduk Lansia (usia 60 +) tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020. Perkembangan Penduduk Lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun 1980 usia harapan hidup (UHH) 52,2 tahun dan jumlah lansia 7.998.543 orang (5,45%) maka pada tahun 2006 menjadi 19 juta orang

(8,90%) dan UHH juga meningkat (66,2 tahun). Pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77 % dan UHH sekitar 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan UHH sekitar 71,1 tahun. (Hamid, 2007)

IV.

Aromaterapi Lavender 1. Definisi Secara etimologis, aromaterapi berasal dari dua kata yaitu aroma dan terapi. Aroma berarti bebauan atau wewangian sedangkan terapi berarti penyembuhan. Aromaterapi didefinisakan sebagai penggunaan terapi minyak esensial yang diekstrak dari tanaman dengan penyulingan; digunakan dengan inhalasi, diperkenalkan secara internal, atau dioleskan. (Dorland, 2007). Sedangkan aromaterapi lavender itu sendiri adalah aromaterapi menggunakan minyak esensial dari bunga lavender. 2. Komponen Komponen utama dari minyak lavender adalah linalool (51%) dan asetat linalyl (35%) komponen lainnya termasuk -pinen, limonen, 1,8cineole, cis-dan trans-ocimene, 3-octanone, kamper. , caryophyllene, terpinen-4-ol dan lavendulyl asetat. Komposisi minyak esensial lavender yang diperoleh oleh kromatografi:

Famili

Komposisi

Terpenes / Monoterpenols Linalool -terpineol -terpineol Borneol Iso-borneol Terpinen-4-ol Nerol Lavandulol

Lavande officinale Lavandula angustifolia 28.92 %

Lavande aspic Lavandula latifolia 49.47 %

0.90 %

1.08 % 0.09 % 1.43 % 0.82 %

4.32 % 0.20 % 0.78 %

Terpenes / Terpene esters Linalyl acetate Geranyl acetate Neryl acetate Octene-3-yl acetate Lavandulyl acetate Myrcene -pinene -pinene Camphene E--ocimene Z--ocimene -phellandrene

32.98 %

Terpenes / Monoterpenes

0.60 % 0.32 % 0.65% 4.52 % 0.46 %

0.41 % 0.54 % 0.33 % 0.30 %

3.09 % 4.44 % 0.12 % 25.91 %

Terpenes / Terpenoid oxides Eucalyptol (1,8-cineol) -caryophyllene -farnesene Germacrene -humulene

Terpenes / Sesquiterpenes

4.62 % 2.73 % 0.27 % 0.85 %

2.10 %

Ketones

0.28 % 13.00 %

Camphor Octanone-3 Cryptone

0.72 % 0.35 %

(Prashar, 2004) 3. Sumber Aromaterapi lavender dibuat dari minyak bunga lavender. Minyak bunga lavender biasanya diperoleh dari ekstrak bunga Lavandula angustifolia, atau Lavandula officinalis. Bunga lavender berasal dari daerah pegunungan Mediterania yang merupakan daerah cerah dan berbatu. Namun saat ini sudah berkembang di seluruh selatan Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. Lavender berupa semak pendek bercabang banyak yang tumbuh sampai ketinggian sekitar 60 sentimeter (sekitar 24 inci). Batang bawah yang luas memiliki cabang berkayu yang tegak, , berdaun, dan bertunas hijau. Minyak esensial diekstrak dari bunga segar tanaman lavender dan digunakan untuk tujuan pengobatan.

H. Metode Pelaksanaan 1. Persiapan Kegiatan ini terdiri dari: a. Pengumpulan teori seputar Insomnia pada lansia dan dampak buruknya terhadap kesehatan lansia. b. Pengumpulan teori mengenai bahan bantal bernyanyi yang paling nyaman. c. Pengumpulan teori tentang aromaterapi lavender. d. Pencarian mitra pembuat bantal insomnia. e. Pencarian lansia yang mengalami insomnia sebagai pencoba pemakai bantal insmonia. 2. Pembuatan format desain a. Pembuatan desain bantal. b. Pencarian bahan yang tepat sebagai bahan yang akan digunakan. c. Mendetail bahan yang dibutuhkan sebagai pembuat produk. 3. Survei harga barang Setelah didapatkan detail bahan apa saja yang diperlukan untuk membuat bantal insomnia, maka dilakukan survei harga bahan untuk mendapatkan harga bahan yang sesuai. 4. Pengerjaan produk Pada kegiatan ini, dilakukan pengerjaan produk bekerjasama dengan mitra agar hasil lebih bagus. Bahan dan desain sesuai dengan yang telah dipesiapkan sebelumnya. Pengerjaan ini mendapatkan pengawasan dari tim PKMT untuk memastikan kesesuaian desain dan bahan. 5. Produk selesai dikerjakan Setelah produk dikerjakan, maka bantal insomnia selesai dibuat dan siap untuk dicobakan ke mitra pengguna. 6. Percobaan penggunaan produk. Produk dicobakan ke lansia mengalami insomnia 7. Evaluasi Produk Setelah dicobakan, produk dievaluasi berdasarkan masukan dari mitra pengguna untuk kemudian dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. 8. Pelaporan

10

I. Jadwal kegiatan Kegiatan Persiapan Pembuatan format desain Survei harga barang Pengerjaan produk Produk selesai dikerjakan Percobaan penggunaan produk Evaluasi Produk Pelaporan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

J. Rencana Anggaran Dana No. Pengeluaran Jumlah Bahan 1 Kapuk 20 kg 2 Kain Bantal 20 meter 3 Sarung bantal 20 4 Mini speaker 20 5 Kabel jack 20 6 Pemutar musik 20 Biaya operasional 1 HVS 2 rim 2 Tinta printer 4 3 X-Banner 2 4 Jilid proposal dan hasil 10 Fotokopi proposal dan 5 20 hasil Komunikasi dan Transportasi 1 Pulsa 5 2 Bensin 5 TOTAL Harga Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 20.000 20.000 15.000 100.000 10.000 250.000 30.000 50.000 100.000 5.000 4.000 50.000 50.000 Total Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 400.000 400.000 300.000 1.000.000 200.000 5.000.000 60.000 200.000 200.000 50.000 80.000 250.000 250.000 8.390.000

11

K. Daftar Pustaka Chien LW, Cheng SL, Liu CF. The effect of lavender aromatherapy on autonomic nervous system in midlife women with insomnia. Evid Based Complement Alternat Med. 2012;2012;740813. PMID: 21869900 Darmojo, Boedhi, dan Martono, Hadi. 2000. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.. de Niet G, Tiemens B, Lendemeijer B, Hutschemaekers G. "Music-assisted relaxation to improve sleep quality: meta-analysis." J Adv Nurs. 2009 Jul;65(7):1356-64. Gyllenhaal C, Merrit SL, Peterson SD, Block KI, Gochenour T. Efficacy and safety of herbal stimulants and sedatives in sleep disorders. Sleep Medicine Reviews. 2000;4(2):1-24. Harmat L, Takcs J, Bdizs R. "Music improves sleep quality in students." J Adv Nurs. 2008 May;62(3):327-35. http://www.id.wikipedia.org/bantal Johnson JE. The use of music to promote sleep in older women. J Community Health Nurs. 2003 Spring;20(1):27-35. Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan. 2008. Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional. Lai HL, Good M. Music improves sleep quality in older adults. J Adv Nurs. 2005 Feb;49(3):234-44. Prashar, A., Locke, I. C., Evans, C. S. Cytotoxicity of lavender oil and its major components to human skin cells. 2004. 37 (3):221229. Schnaubelt, Kurt. 1999. Medical Aromatherapy: Healing With Essential Oils. Berkeley, CA: Frog Ltd. Ehrlich, Steven D. Solutions Acupuncture, a private practice specializing in complementary and alternative medicine, Phoenix. Williams, Penry. 1964. Life in Tudor England. London: Batsford.

12

Lampiran 1

Biodata Dosen Pembimbing

13

Lampiran 2 Ketua Pelaksana Nama NIM Jenis Kelamin Tempat, Tanggal Lahir Alamat Rumah Alamat Kost Nomor HP Email

: Muhammad Fikru Rizal : 10/299331/KU/13926 : Laki-laki : Pati, 2 Januari 1993 : Plosorejo RT 3 RW 1, Kec. Pucakwangi, Kab. Pati, Prov. Jawa Tengah : Pogung Dalangan RT 10 No. 277B, Sinduadi, Mlati, Sleman : 085290795968 : m.fikru.rizal@gmail.com Yogyakarta, 4 Oktober 2011 Muhammad Fikru Rizal

Anggota Pelaksana 1 Nama NIM Jenis Kelamin Tempat, Tanggal Lahir Alamat Rumah Alamat Kost Nomor HP Email

: Saeful Anwar : 09/280368/KU/13034 : Laki-laki : Brebes, 9 Juli 1991 : Jalan K. Jafar RT 03 RW 03, Rancawuluh, Bulakamba, Brebes Jawa Tengah : Pogung Kidul RT/RW 06/49 Sleman : 085710441405 : saefulbuncit@yahoo.com Yogyakarta, 4 Oktober 2011 Saeful Anwar

Anggota Pelaksana 2 Nama NIM Jenis Kelamin Tempat, Tanggal Lahir Alamat Rumah Alamat Kost Nomor HP Email

: Ganang Kusuma Ahimsa : 10/299053/KU/13864 : Laki-laki : Mojokerto,9 Juli 1991 : Perumahan Wikarsa Blok H/24 Mojokerto,Jawa Timur : Jalan Kaliurang KM 4.5 Tawangsari 23b Yogyakarta : 085648625070 : de_keyzer@yahoo.com Yogyakarta, 4 Oktober 2011

14

Ganang Kusuma Ahimsa Anggota Pelaksana 3 Nama NIM Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Golongan Darah Alamat Rumah Alamat Kos Nomor HP Email Hobi : Yogik Onky Silvana Wijaya : 09 / 281996 / KU / 13193 : Laki-laki : Kediri, 10 Juli 1990 :O : Desa Karang Anyar RT/RW 03/01 nomor 57 Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur : Sendowo F 122 C Sleman D.I Yogyakarta : 085646629933 : yogik.onky@yahoo.com Yogik.onky@gmail.com : Membaca, menulis, mendengarkan musik Yogyakarta, 4 Oktober 2011 Yogik Onky Silvana Wijaya Anggota Pelaksana 4 Nama NIM Jenis Kelamin Tempat, Tanggal Lahir Alamat Rumah Alamat Kost Nomor HP Email : Maharani Jibbriellia : 10 / 302389 / KU / 14045 : Perempuan : Surakarta, 26 April 1991 : Jalan Malabar Utara III No. 13 Perumnas Mojosongo, Surakara : Blimbingsari CT IV/65, Jogjakarta : 085 646 948 127 : ailopriting@yahoo.com Yogyakarta, 4 Oktober 2011 Maharani Jibbriellia

15

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJA SAMA DARI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Organisasi Alamat : : :

Dengan ini menyatakan bersedia untuk bekerja sama dengan pelaksana kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa dari: UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) YOGYAKARTA Ketua pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa yang dimaksud adalah: Nama NIM Program Studi/Fakultas Judul Kegiatan : : Muhammad Fikru Rizal : 10/299331/KU/13926 : Pendidikan Dokter/Kedokteran

Bantal Insomnia: Bantal Bernyanyi dengan Aromaterapi Lavender untuk Mengatasi Insomnia Pada Lansia Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Yogyakarta, Oktober 2011 Yang membuat pernyataan,

--------------------------

You might also like