You are on page 1of 4

KEWAJIBAN NEGARA MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Tanggal Tujuh Belas bulan Agustus tahun Dua Ribu Sebelas merupakan peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke-66. Kemerdekaan yang berarti kebebasan, kebebasan untuk menentukan nasib sendiri tanpa pengaruh, campur tangan ataupun intervensi dari pihak lain (negara asing). Kemerdekaan bangsa Indonesia yang diraih dengan pengorbanan dan cucuran darah para pejuang yang bila diingat akan menimbulkan rasa pilu dan kedukaan yang cukup mendalam. Jika kita ingat sejarah, setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan oleh Bapak Proklamator Soekarno-Hatta, Belanda kembali berupaya untuk menjajah bangsa Indonesia kembali dengan melancarkan agresinya yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda I dan Agresi Militer Belanda II. Namun agresi tersebut dapat dipatahkan oleh bangsa Indonesia. Berhasil menghadapi ancaman dari luar, bangsa Indonesia menghadapi ancaman dari dalam, baik itu berupa pemberontakan yang ingin mengganti ideologi negara, maupun tindakan-tindakan yang dapat mengganggu penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai akibat ketidakpuasan dalam penyelenggaraan negara. Masih segar dalam ingatan kita, pada tahun 1998 terjadi gerakan moral dari seluruh komponen bangsa yang menginginkan perubahan (reformasi) penyelenggaraan negara ke arah yang lebih baik. Gerakan moral tersebut bukan merupakan yang pertama, sejarah mencatat bahwa pada tahun 1966 kejadian serupa juga telah terjadi, yang menghasilkan tiga tuntuan rakyat yang dikenal dengan TRITURA. Tuntutan yang menginginkan perubahan,

tuntutan yang menginginkan perbaikan penyelenggaraan negara, yang akhirnya akan bermuara pada kesejahteraan seluruh rakyat. Tidak ada salahnya dengan momentum peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke-66 ini kita mengingat kembali tujuan negara kesaturan Republik Indonesia berdiri, negara yang berdiri diatas darah dan pengorbanan rakyatnya. Didalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan keadilan sosial, selain untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Sebuah tujuan mulia, tujuan yang mengakibatkan munculnya kewajiban negara untuk rakyatnya. Sudahkah negara melaksanakan kewajibannya mewujudkan kesejahteraan

rakyatnya dan mewujudkan keadilan sosial sebagaimana tujuan pendirian negara? Sejak Presiden pertama Soekarno sampai dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai pemimpin tertinggi dalam penyelenggaraan negara, berbagai upaya dan kebijakan telah diambil untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun tujuan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 belum dapat dinikmati secara nyata dan merata oleh seluruh rakyat Indonesia. Keterbatasan masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap pemenuhan hak atas kebutuhan dasar agar dapat hidup secara layak dan bermartabat sebagai wujud kesejahteraan, maupun keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pelayanan kesehatan sebagai bentuk keadilan sosial masih kita temui saat ini. Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 34 ayat (1) menyatakan bahwa Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara, tapi masih kita

temukan rakyat miskin dan anak terlantar yang terabaikan oleh negara, kasus keluarga miskin yang mengkonsumsi nasi akik (nasi basi yang dikeringkan) sebagai akibat tidak mempunyai kemampuan ekonomi untuk membeli makanan yang layak ataupun kasus gizi buruk di beberapa daerah sebagai contoh nyata kelalaian negara terhadap kewajibannya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dan Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 ayat (2) juga menyatakan bahwa Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, realitasnya ternyata jaminan sosial nasional belum dapat dilaksanakan secara optimal karena undang-undang yang mengatur tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional sebagai penyelenggara jaminan sosial belum pernah ditetapkan, walaupun menurut undang-undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional waktu yang diberikan untuk melakukan penyesuaian terhadap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah 5 (lima) tahun setelah undang-undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional diundangkan. Ironisnya, saat ini sudah 7 tahun Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional diundangkan tetapi undang-undang tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial belum juga direalisasikan, masih dalam pembahasan walaupun sudah melewati 3 (tiga) kali masa sidang Dewan Perwakilan Rakyat. Sebagai negara yang besar, mempunyai wilayah yang luas yang terdiri dari beriburibu pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut serta jumlah rakyat yang relatif berjumlah besar dengan beraneka ragama suku bangsa, menjadi alasan pembenar terhadap kelalaian negara terhadap kewajibannya yaitu mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Tetapi jika ditinjau dari sistem berkenegaraan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota sebagai satu kesatuan (unitarisme), kelalaian terhadap kewajiban negara untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya tidak dapat dibenarkan karena salah satu tujuan dan alasan pembentukan daerah otonom sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia baik itu pemerintahan provinsi maupun pemerintahan kabupaten/kota adalah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan, pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota sebagai daerah otonom menganut asas otonomi dan tugas pembantuan, muara akhir dari pelaksanaan urusan pemerintahan oleh pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota tersebut adalah kesejahteraan rakyat. Sampai kapankah negara baru mampu melaksanakan kewajibannya, mewujudkan kesejahteraan rakyat?

Nama : REZA EFFENDI NASUTION Pekerjaan : PNS Kab. Natuna No. Telp : 081364284000

You might also like