You are on page 1of 13

PERKEMBANGAN MANUSIA MENURUT PERSFEKTIF ISLAM DAN PERSFEKTIF ILMU KEALAMAN DASAR

KELOMPOK 5

3101 1002 1563 3101 1002 1574 3101 1002 1580 3101 1002 1581

SYARIFUDIANSYAH ALFI FEBRIAN RAMADHAN M. RIYAD ANDREAN GUSTI MAULANA OKTOPIANNOOR

STMIK BANJARBARU KAMPUS BANJARMASIN 2011/2012


0

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Diantara sekian banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus. Di lain puhak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama. Yang menjadi pertanyaan adalah termasuk dalam golongan manakah Adam ? Apakah golongan fosil yang ditemukan tadi atau golongan yang lain ? Lalu bagaimanakah keterkaitannya ? Kita sebagai umat yang mengakui dan meyakini rukun iman yang enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Quran adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan. "Kitab (Al Quran) in tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib....." (QS. Al Baqarah (2) : 2-3) Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Quran yaitu Iman kepada yang Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb. Jadi sebenarnya para ilmuwanpun ragu-ragu dengan apa yang mereka nyatakan.

B. Rumusan Masalah Banyaknya kontroversi tentang manusia Mencari kesamaan antara teori yang sering dipakai dengan Al-Quran Mencari kebenaran tentang manusia

BAB II
A. Teori Evolusi Tokoh yang mengemukakan teori evolusi ialah seorang naturalis yang berasal dari Inggris, yaitu Charles Robert Darwin (1809-1882). Ia memiliki ketertarikan yang kuat pada alam dan makhluk hidup. Minat tersebut pada akhirnya mendorong dia untuk bergabung dalam ekspedisi pelayaran dengan sebuah kapal bernama H.M.S. Beagle, yang berangkat dari Inggris tahun 1832. Dia mengarungi berbagai belahan dunia selama lima tahun. Pengamatan alam yang dia lakukan melalui perjalanan tersebut menumbuhkan perasaan takjub pada dirinya dengan melihat begitu banyaknya ragam spesies makhluk hidup. Fokus perhatiannya terutama ditujukan pada jenis-jenis burung finch di Kepulauan Galapagos. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung- burung tersebut disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitatnya. Teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin meskipun dalam beberapa hal mengalami perdebatan, tetapi masih tetap dipercaya oleh banyak orang. Para ilmuwan maupun masyarakat awam mempercayai bahwa sebelum manusia mencapai bentuknya seperti sekarang ini, manusia telah mengalami proses evolusi yang sangat panjang. Dari bentuk yang sangat sederhana sampai pada bentuk sekarang ini yang merupakan bentuk manusia modern. Teori Darwin tentang asal muasal manusia yang berasal dari makhluk sejenis kera perlu mendapat pembuktian. Artinya, untuk sampai pada bentuk manusia seperti sekarang ini haruslah ada sejenis makhluk peralihan yang dapat menjembatani antara kera dengan manusia. Makhluk tersebut tentunya secara fisik dan perkembangan otak serta biososial lainnya mencerminkan peralihan dari makhluk sejenis kera menuju bentuk seperti manusia sekarang ini. Pada kurun waktu beberapa tahun makhluk ini tidak dapat ditemukan sehingga kemudian dikenal konsep missing link yang artinya terputusnya rantai yang dapat menghubungkan antara makhluk awal dengan manusia modern. Pada akhirnya, banyak orang meragukan teori yang dikemukakan oleh Darwin. Untuk membuktikan kebenaran teori Darwin, perlu ditemukan terlebih dahulu makhluk peralihan tadi. Missing link pada akhirnya dapat dipecahkan oleh penemuan fosil yang ditemukan oleh Eugene Dubois di daerah Trinil, Jawa Timur, pada tahun 1891. Fosil tengkorak manusia yang kemudian diberi nama Pithecanthropus Erectus ini diklaim oleh Dubois sebagai makhluk peralihan dari kera menuju manusia. Akan tetapi nampaknya keyakinan Dubois ini pada akhirnya dapat diruntuhkan dengan ditemukannya fosil lain, yaitu Meganthropus Palaeojavanicus, yang diperkirakan usianya lebih tua dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus. Dalam ilmu pengetahuan, runtuhnya suatu pendapat, keyakinan ataupun teori yang sebelumnya sudah diyakini oleh banyak orang merupakan hal yang wajar. Hal ini disebabkan ilmu pengetahuan terus berkembang sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan manusia itu
3

sendiri. Kita dapat melihat dari pernyataan di atas yang memperlihatkan bagaimana keyakinan Dubois dapat diruntuhkan setelah ditemukannya bukti-bukti baru. Demikian juga dengan teori Darwin, terutama yang menyangkut asal muasal manusia yang diyakininya berasal dari makhluk sejenis kera. B. Hakikat Hidup Manusia Manusia dalam kehidupannya memiliki 3 fungsi, sebagai makhluk Tuhan, individu, dan sosial-budaya. Yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan memiliki kewajiban utk mengabdi kepada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan pribadinya, dan sebagai makhluk sosial-budaya harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu. Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan manusia lain yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Karena kebudayaan itu sendiri diperoleh manusia dari proses belajar pada lingkungan juga hasil pengamatan langsung. Kebudayaan itu dapat diterima dengan tiga bentuk: Melalui pengalaman hidup saat menghadapi lingkungan Melalui pengalaman hidup sebagai makhluk sosial Melalui komunikasi simbolis (benda, tubuh, gerak tubuh, peristiwa, dan lain lagi)

B.1. Manusia Sebagai Makhluk Individu Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jamani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur itu sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsure jasmani dan rohaninya, atau ada unsure fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Bila seseorang tinggal raga, fisik, maupun jasmaninya saja, maka dia tidak dikatakan sebagai individu. Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu mengangdung arti bahwa unsure yang ada dalam diri individu itu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi sebutan individu hanya tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohaninya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya. Setiap manusia di dunia ini memiliki keunikan atau cirri khas masing-masing, tidak ada manusia yg sama persis meskipun mereka terlahir kembar. Walaupun secara umum manusia memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau diperhatikan secara detail akan kita dapatkan perbedaan tersebut. Baik itu dari fisik, sifat, dan lain sebagainya. Karakteristik yang khas dari setiap individu inilah yang sering kita sebut sebagai kepribadian. Menurut Nursyid Sumaatmadja, kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan interaksi antara
4

potensi-potensi fisik dan psikis yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi oleh faktor bawaan dan juga faktor lingkungan yang saling interaksi terus-menerus.

B.2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika kita pergi ke kampus atau ke tempat umum lainnya, kita tidak bisa seenaknya berpakaian menurut kehendak kita sendiri. Kita harus menyesuaikan dengan keadaan masyarakat sekitar. Ketika kita memakai pakaian, kita juga harus menilai apakah pakaian ini pantas kita gunakan dalam keadaan dimana kita akan berjalan atau berkunjung. Selama manusia itu hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia disebut sebaigai makhluk social yaitu makhluk yang didalam hidupnyatidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Dalam konteks yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal orang lain oleh karena itu perilaku manusia selalu terkait dengan manusia yang lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk social juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman, kebutuhan untuk berteman dengan orang lain. Hal ini seringkali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-masing. Misalnya orang kaya cenderung berteman dengan yang sederajat. Yang berprofesi sebagai intertainer cenderung mencari teman seprofesi. Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-kelompok social dalam masyarakat yang didasari oleh kesamaan cirri atau kepentingan. Manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial karena manusia tidak bisa akan hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia manusia lainnya. Manusia berbeda dengan hewan, jika hewan kebanyakan untuk mempertahankan hidupnya hanya dengan insting, sedangkan manusia dengan akal. Bukan berarti manusia tidak memiliki insting, manusia juga mempunyai insting namun insting manusia sangat terbatas. Manusia memiliki potensi akal untuk mempertahankan hidupnya. Namun potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar di tengahtengah manusia. Untuk bisa berjalan saja, manusia harus belajar dari manusia lainnya. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:

Manusia tunduk pada aturan, norma sosial Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

B.3. Manusia Sebagai Makhluk Yang Berhubungan Dengan Lingkungan Hidup Pada perkembangan dan kemajuan IPTEK seperti kita alami dewasa ini, seolah-olah penerapan serta pemanfaatannya itu memberikan kemungkinan terhadap kemampuan manusia memanfaatkan alam lingkungan. Sehingga pada suasana yang demikian, dapat berkembang pandangan posibilisme optimis teknologi yang secara optimis memberikan kemungkinan kepada penerapan teknologi dalam memecahkan masalah hubungan manusia dengan alam lingkungan. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menjadi dasar pesatnya kemajuan teknologi. Kemajuan dan penerapan teknologi telah membawa kemajuan pemanfaatan sumber daya alam bagi kepentingan pembangunan yang menjadi penopang kesejahteraan umat manusia. Atas dasar hal tersebut, telah muncul moto teknologi merupakan tulang punggung pembangunan. Lahirnya moto tersebut beralasan sesuai dengan kenyataan bahwa keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi, tidak dapat dipisahkan dari penerapan dan pemanfaatan teknologi telah mampu membuka sebagian rahasia alam bagi kepentingan kesejahteraan umat manusia. Berlandaskan keberhasilan tersebut, ada sekelompok manusia yang seolah-olah mendewakan teknologi, menjadikan teknologi segala-galanya. Mereka sangat optimis selama teknologi maju dan berkembang, apapun dapat dilakukan, apapun dapat menjamin kebutuhan manusia. Teknologi dengan penerapannya, bukan lagi sebagai alternatif, melainkan telah menjadi keyakinan yang menjamin hidup kehidupan manusia. Selanjutnya mereka mengarah kepada ketergantungan teknologi, atau seperti telah dikemukakan di atas, menciptakan suasana determinisme teknologi, sehingga mereka tidak percaya terhadap adanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Optimisme teknologi, jika tidak diwaspadai, dapat menghasilkan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, menghasilkan orang-orang yang atheis. Padahal jika kita telaah dengan tenang, teknologi yang merupakan produk budaya, technology is the application of knowledge by man in order to perform some task he wants done (Brown & Brown: 1975: 2), justru bertuan kepada manusia tidak kebalikannya. Manusia sebagai pemikir lahirnya teknologi, menjadi pengendali teknologi, bukan teknologi yang menguasai manusia. Kita manusia sebagai makhluk yang beriman sesuai dangan keyakinan agama yang dianut masing-masing,. Planet bumi kita dengan segala kekayaan dan makhluk hidup yang berada diatasnya, hanyalah merupakan sebuah titik di alam raya yang belum diketahui oleh kita manusia berapa ukuran serta dimana batasnya.

DALAM SUDUT PANDANG ISLAM

Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT dari tanah. Sungguh Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk. (QS. 15/Al-Hijr: 26) Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. (QS. 55/Ar-Rahman: 14) Dari tulang rusuk Adam as, Allah SWT menciptakan manusia kedua yang berjenis kelamin wanita untuk menemaninya. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri. (QS.42/Asy-Syura: 11) Adam as member nama wanita itu: Hawa, artinya orang yang kurindukan. Selanjutnya Allah menikahkan keduanya dengan saksi para malaikat. Kemudian lahirlah buah cinta mereka beberapa pasang bayi kembar (pria dan wanita). Keturunan manusia juga sudah diatur oleh Allah SWT. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak wanita kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak pria kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau dia menganugerahkan jenis pria dan wanita, dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa. (QS. 43/Asy-Syura: 49-50) Semula manusia itu satu umat, kemudia menjadi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang pria dan seorang wanita, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. (QS. 49/Al-Hujarat: 13) Perpecahan umat manusia itu juga karena perselisihan, dan perbedaan kepentingan. Manusia itu dulunya hanya satu umat, kemudian mereka berselisih. (QS. 10/Yunus: 19) Maksudnya, semula manusia hidup rukun, bersatu dalam suatu agama sebagai suatu keluarga. Namun setelah mereka berkembangbiak dan memiliki kepentingan yang berlainan, muncullah bermacam-macam kepercayaan yang menimbulkan perpecahan. Oleh sebab itu Allah SWT mengutus para rosul untuk membawa wahyu dan member petunjuk kepada mereka. A. Kehidupan Manusia dalam Rahin dan Di Dunia proses penciptaan manusia dalam rahim, diterangkan dalam Al-Quran sebagai berikut. Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur. (QS. 7/Al-Araf: 189) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
7

segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. 23/Al-Muminun: 12-14) Bentuk manusia juga sudah ditetapkan sewaktu masih didalam kandungan. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. (QS. 6/Al-Anam: 2) Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. (QS. 35/Fathir: 11). Karena jiwa (roh) manusia dalam genggaman-Nya. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. 39/Az-Zumar: 42) Seiring perputaran waktu, anak cucu Adam as. Kian berkembang biak menjadi banyak. Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. 4/An-Nisa: 1) Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah? (QS. 16/An-Nahl: 72)

Tiga Macam Manusia: Kafir, Mukmin, dan Munafik Ditinjau dari segi keimanan, manusia dibagi menjadi tiga, yaitu a) kafir; b) mukmin; dan c) munafik. Al-Quran menegaskan bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menunjukan jalan iman kepada semua manusia. Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur (kafir). (QS. 76/Al-Insan: 3) Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)Nya, maka Dia (Allah) mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya. (QS. 91/Asy-Syams: 7-8) Akan tetapi hanya sebagian kecil saja yang beriman. Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman, walaupun engkau sangat menginginkannya. (QS. 12/Yusuf: 103)

Nabi Muhammad Rasulullah saw. bersabda, Ingatlah, sesungguhnya anak Adam (umat manusia) diciptakan dari berbagai macam lapisan. Di antara mereka ada yang dilahirkan sebagai orang mukmin, hidup sebagai mukmin, dan mati dalam keadaan beriman. Ada pula yang dilahirkan dalam keadaan kafir, hidup sebagai orang kafir, dan matipun dalam keadaan kafir. Juga ada yang dilahirkan sebagai orang mukmin, lalu hidup sebagai orang mukmin, tetapi dalam keadaan kafir. Sebaliknya ada yang lahir dalam keadaan kafir, dan hidup sebagai orang kafir, tetapi ia mati dalam keadaan beriman. (HR. Tirmidzi dari Abu Said Al-Khudri ra, dengan sanad sahih) Agar hati kita tetap dalam ketaatan kepada Allah SWT, alangkah baiknya jika kita amalkan doa yang diajarkan dalam sebuah hadist. Muhammad Rasulullah saw. bersabda, Wahai Dzat yang memalingkan hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami dalam ketaatan kepada-Mu. (HR. Tirmidzi, dan Hakim)

A. Orang Kafir Kafir jamaknya kuffur, yaitu orang yang tidak percaya kepada Allah, rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya, dan hari kiamat. Oleh karena itu mereka tidak pernah mengindahkan perintah dan larangan-Nya, bahkan sengaja menyembunyikannya. Dengan demikian kekafiran tersebut karena kezaliman manusia itu sendiri. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran. (QS. 17/Al-Isra: 99) Orang-orang kafir itu tergolong manusia paling jahat. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (QS. 8/Al-Anfal: 55) Dan kekafiran itu merugikan manusia itu sendiri. Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada) mu. (QS. 39/AzZumar: 7) Yang dimaksud Allah tidak memerlukanmu adalah manusia itu beriman atau tidak, hal itu sama sekali tidak merugikan Allah SWT sedikit pun.

B. Orang Mukmin

Pengertian mukmin, adalah orang yang takwa kepada Allah SWT dengan sebenarbenarnya takwa. Dalam arti senantiasa menjalankan segala perintah-Nya, menjauhi semua larangan-Nya, dan berjihad dengan harta jiwa mereka pada jalan Allah SWT.

C. Orang Munafik Pengertian munafik adalah mendustakan agama. Ciri-ciri orang munafik secara garis besarnya adalah apabila bicara berbohong, apabila dipercaya berkhianat. Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian, pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2/Al-Baqarah: 8-9) Agar kita tidak menjadi korban kemunafikannya, maka yang harus kita lakukan adalah tidak menjadikan orang munafik sebagai pelindung, dan pemimpin. Lalu bersikap tegas dan memerangi mereka. Allah SWT berfirman, Wahai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahannam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya. Selanjutnya kita harus bersikap waspada dan tidak mudah tergoda oleh ajakan mereka.

10

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan Banyak teori yang mendekati kesamaan pada firman-firman di Al-Quran yang sudah sejak lama difirmankan oleh Allah SWT untuk umat manusia di dunia dan banyak juga yang jauh dari Al-Quran.

11

DAFTAR PUSTAKA

http://sejarah.info/2012/02/teori-evolusi-manusia.html. Teori Evolusi Manusia. http://www.slideshare.net/210878/11-perkembangan-anak-menurut-konsep-islam. Perkembangan Anak Menurut Konsep Islam. Purnama, Heri. 2010. Ilmu Alam Dasar. Jakarta: Rineka Cipta Syamsul Hamid, Rijal. 2011. Buku Pintar Agama Islam Edisi yang Disempurnakan. Bogor: Cahaya Islam Setiadi, Elly M. dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana

12

You might also like