You are on page 1of 11

Laporan Praktikum Kimia Dasar 1

TITRASI ASAM BASA


Mata kuliah : Kimia Dasar 2 Dosen Pengampu : Kartimi S.Si, M.Pd

Asisten Praktikum: 1. 2. Disusun Oleh: Devi Maisarah 59460979

Tarbiyah/ IPA Bio- B/ III

LABORATORIUM BIOLOGI KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIC INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2012

HASIL PENELITIAN Proses pembersihan buret Pemasukan NaOH

Pemasukan Phenolftalin

Pemasukan Aquades

Proses Titrasi

Hasil perhitungan 1: NaOH + HCl NaCl + H2O NaOH = 1 HCl = 1 N = m. a = 0, 05 . 1 = 0, 05 M V NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl 14 x 0,05 0,05 N HCl = m . a M = N HCl : a = 0, 05 : 1 = 0, 05 M Hasil perhitungan 2: NaOH + HCl NaCl + H2O NaOH = 1 N = m. a = 15 x N =N

HCl = 1

= 0, 05 . 1 = 0, 05 M

V NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl 14 x 0,05 0,05 N HCl = m . a M = N HCl : a = 0, 05 : 1 = 0, 05 M = 15 x N =N

A. TUJUAN Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi suatu larutan.

B. DASAR TEORI Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa. Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat dinetrallkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan Ph. Ph pada titik ekuivalen ditentukan leh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi sam basa. Indicator yang digunakan apda titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang Ph dimana titikekuivale berbeda. Pada umumnya titik ekuivlaen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah diamati adalah titik yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik ekuivalen tercapai. Titras harus dihetikan pada saat titik akhir titrasi dicapai yang ditandai dengan perubahan warna indicator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan itik ekuivalen.dengan pemilihan indicator yang tepat, kita dpat meperkecil kesaalhan titrasi. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat akan terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hydrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langusng dihitung dari jumlah asam atau basa kuat, Ph arutan pada temperature 280 C = Phair yaitu =7. C. METODE Pada percobaan kali ini ditentukan konsentrasi larutan asam menggunakan metode titrasi asam basa D. ALAT DAN BAHAN

Alat : buret, botol semprot, corong, gelas kimia 250 ml, gelas Erlenmeyer 250 ml, pipet gondok 10 ml Bahan : NaoH 0,05 , HCl, Phenolftalin, aquades, kertas saring/tissue E. LANGKAH KERJA 1. Buret dibersihkan dan dibilas dengan NaOH yang akan dipakai sebanyak tiga kali (kurang lebih mili liter), kemudian larutan NaOH dimasukkan ke dalam buret menggunakan corong sampai volumenya melebihi skala 0 buret, kemudian volume larutan NaOH diturunkan sampai tepat skala 0. 2. Pipet 10 ml, larutan asam yang akan ditentukan konsentrasinya dengan menggunakan pipet gondok dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dengan tehnik yang benar. 3. Aquades ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer +/- 5 mL untuk membilas larutan yang menempel pada dinding labu Erlenmeyer, ditambahkan tiga tetes indicator phenolftalin. 4. Dilakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret secara perlahan hingga berubah warna. 5. Keadaan akhir buret dicatat yang menunjukkan volume larutan NaOH yang dipakai, yakni selisih volume semula dengan volume akhir. 6. Percobaan diulangi dua kali. 7. Konsetrasi larutan yang telah dititrasi dihitung dengan menggunakan rumus:

F. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, menggunakan beberapa bahan untuk melakukan pembuktian atas teori teori mengenai titrasi asam basa. Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai titran dan biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer atau titrat dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titran berupa larutan. Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen. Pada prosesnya, titrasi dilakukan dengan menggunakan beberapa percobaan, yang pertama dengan membilas buret dengan larutan NaOH, kemudian secara singkat buret dimasuki NaoH sampai dengan skala Nol. Lalu pada labu erlenmeyer, masukkkan 10 mL HCl lalu perlahan ditetesi larutan NaOH setelah sebelumnya diberi larutan phenolftalin sbanyak 10 tetes. Kemudian memperhatikan perubahan warna yang terjadi. Sesuai dengan teori, ketika warna telah berubah menjadi berwarna lebih merah muda yang sangat muda, kemudian buret ditutup. Dan dihitung berapa

banyak NaOH yang menetes/ yang dihabiskan untuk melakukan penitrasian hingga berubah warna. Melalui perhitungan : NaOH + HCl NaCl + H2O NaOH = 1 HCl = 1 V NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl 14 x 0,05 0,05 N HCl = m . a M = N HCl : a = 0, 05 : 1 = 0, 05 M Begitupun dengan percobaan yang kedua, kami hanya menggunakan NaOH sisa dari percobaan yang pertama, yaitu tidak full pada skala 0. Dengan perhitungan : NaOH + HCl NaCl + H2O NaOH = 1 HCl = 1 V NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl 14 x 0,05 0,05 N HCl = m . a M = N HCl : a = 0, 05 : 1 = 0, 05 M = 15 x N =N N = m. a = 0, 05 . 1 = 0, 05 M = 15 x N =N N = m. a = 0, 05 . 1 = 0, 05 M

KESIMPULAN Kesimpulan yang di dapat dari percobaan ini adalah : 1. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. 2. Untuk menetrasi HCl dengan NaOH dibutuhkan 0, 05 M larutan NaOH

DAFTAR ISI Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah, Gramedia, Jakarta. Syukri, 1999, Kimia Dasar 3, ITB Press, Bandung.
http://esdikimia.wordpress.com/2011/06/17/titrasi-asam-basa/

LAMPIRAN

You might also like