You are on page 1of 99

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Bantuan Siswa Miskin (BSM) tahun anggaran 2011. Laporan ini kami susun sebagai bentuk pertanggungjawaban kami atas penggunaan bantuan ini dan juga sebagai informasi tentang bantuan disekolah kami serta untuk bahan pengkajian kegiatan selanjutnya yang berkaitan dengan bantuan seperti ini berikutnya. Dalam pelaksanaan kegiatan Bantuan untuk siswa miskin Tahun Anggaran 2011 yang kami selenggarakan kali ini tidak menemukan kendala yang berarti sehingga semua program dapat terselenggarakan dengan baik. Bersama dengan ini kami ucapkan terima kasih kepada 1. Pimpinan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan SMP

Kami berharap laporan pertanggungjawaban ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan evaluasi untuk program bantuan seperti ini berikutnya

Jakarta, November 2011 Ka. SMP Puspita Persada

Dra. ERLIN SRI WAHYUNINGSIH

Jakarta, November 2011 Nomor Lampiran Perihal : : 1 (satu) bundle : Pengiriman Laporan Bantuan Siswa Miskin ( BSM) Tahun Anggaran 2011 : Pimpinan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan SMP

Kepada

Dengan hormat, Bersama ini kami kirimkan 1 (satu) berkas laporan pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) SMP Tahun Anggaran 2011 pada SMP PUSPITA PERSADA Jakarta. Laporan ini merupakan laporan yang kami susun dan dilampirkan dengan bukti bukti dokumen pendukung. Demikian kiranya dapat dimaklumi, dan atas perhatian serta bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Kepala Sekolah SMP Puspita Persada Jakarta

Dra. ERLIN SRI WAHYUNINGSIH

Soal

: Pilihan Ganda : :

Hari/Tanggal Waktu

1.Ditinjau dari asal usul kata kewirausahaan berasal dari 2 kata yaitu wira dan usaha. Kata usaha artinya a. b. c. 1. a. b. c. d. e. kemauan keras berpikir maju ke depan kemampuan untuk lebih baik Hal yang patut dilakukan untuk mengubah sikap yang baik adalah lebih baik berbuat kreatif daripada berpikir kritis supel dalam pergaulan dan yakin akan pekerjaan yang dilakukan menggunakan proses pikir yang positif berjuang tidak mengenal lelah kemauan keras d. bekerja secara tekun dan mandiri e. sanggup memikul resiko

1. Seorang wirausahawan akan berusaha untuk mengerjakan segala sesuatu berdasarkan kekuatan dan kemampuannya sendiri tanpa memikirkan pertolongan orang lain terlebih dahulu mulai pembuatan program sampai pelaksanaannya adalah sikap a. b. Teliti mandiri c. Mengenal potensi diri d. berpedoman pada program e. manajemen yang baik

1. Berpikir secara luas dan luwes sehingga mampu menggabungkan ide-ide/gagasan yang sudah pernah ada sehingga menjadi sebuah gagasan baru, merupakan pengertian dari berpikir a. b. Regresif kraetif c. Positif d. realistis e. konseptual

1. Seseorang dikatakan kreatif apabila ia memiliki a. b. Kekayaan kemandirian c. Gagasan baru dan diwujudkan d. kredibilitas e. pengalaman

1. Proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima pesan dalam bahasa yang disepakati sehingga penerima pesan dapat menerima dan memberikan respon disebut a. b. Informasi sosialisasi c. Komunikasi d. internalisasi e. indoktrinasi

1. Suatu proses yang mengubah ide baru/aplikasi baru menjadi produk, yang berguna disebut a. Inovasi c. Konsep e. pemanfataan

b.

Kreativitas

d. penemuan

1. Salah satu tujuan penganalisisan peluang inovatif dengan cara sistematis adalah a. b. c. d. e. memperkaya wawasan lingkungan memperluas pergaulan memperkaya imajinasi dan daya khayal meningkatkan tingkat kecerdasan mencari peluang yang sesuai dengan inovasi yang akan dilakukan

1. Suatu sistem pemberian hukuman atau penghargaan/hadiah bagi seseorang atau sekelompok orang/lembaga karena kesalahan atau keberhasilan yang ia ciptakan disebut a. b. Potensi sosialisasi c. Otosugesti d. self confidence e. punishment & reward

1. Kunci utama untuk memperoleh keterampilan yang tinggi adalah a. banyak berlatih dan disiplin mendengarkan berita b. belajar teori semata c. Berkhayal dan bermimpi e. banyak

d. berpikir lateral

1. Sikap menepati atau menaati norma yang sering terkait dengan faktor waktu disebut a. b. Teledor Posesif c. Apatis d. kreatif e. disiplin

1. Cara melatih diri kita untuk memiliki komitmen yang tinggi adalah dengan a. b. c. d. e. berdisiplin menjalankan kebiasaan yang positif berusaha mencapai target produksi memaafkan setiap kesalahan yang dibuat rekanan usaha kita menetapkan tujuan usaha yang bervariasi menolak setiap inovasi dari luar

1. Bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan sinkron antara pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian dapat dilakukan melalui sistem a. b. Pengajaran Pendidikan c. Kombinasi d. magang e. organisasi

1. Yang tidak termasuk manfaat bagi siswa peserta magang dari pernyataan di bawah ini adalah a. pengembangan jiwa/sifat profesional produktif b. kemampuan memilih karier dan kompetisi mengembangkan net work c. dapat menghayati peran wirausahawan d. menjadi warga negara yang

e. membangun dan

1. Salah satu cara menggunakan waktu yang lebih baik adalah a. b. c. d. e. memanfaatkan waktu untuk kegiatan belajar semata banyak istirahat di waktu luang membagi-bagi waktu untuk setiap kegiatan menggunakan waktu luang dengan bepergian bekerja sambil bermain 1. Tidak membuang waktu, tenaga dan uang serta memilih cara yang paling tepat untuk mencapai sasaran, merupakan pengertian dari a. b. bekerja produktif bekerja secara kreatif c. Bekerja imajinatif d. bekerja efektif dan efisien e. bekerja fleksibel

1. Contoh kegiatan yang dapat melatih atau membentuk perilaku efektif dan efisien dalam diri seseorang adalah a. b. Origami berkebun c. Berladang d. traveling e. belajar di sekolah

1. Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan adalah a. b. lingkungan wirausahawan lingkungan alam c. Positif dan negatif d. orientasi sejarah e. pemasaran

1. Langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan dimulai dengan a. b. c. d. e. mencari alternatif pemecahan masalah mengidentifikasi atau mengenali masalah memilih alternatif yang paling efektif dan efisien melaksanakan alternatif yang diperoleh mengevaluasi ketepatan alternatif yang dipilih

1. Bila seseorang wirausahawan hanya mempunyai sedikit informasi tentang hasil keputusan yang diambil dan keputusan tersebut dilaksanakan, dia akan menghadapi suatu kondisi a. b. kepastian penuh kepastian tidak penuh c. Ketidakpastian sepenuhnya d. stabilitas e. resiko

1. Di bawah ini yang tidak termasuk dalam indikator instrumen analisis ekonomi makro adalah a. pertumbuhan ekonomi pembayaran b. fluktuasi kurs mata uang c. Kesempatan kerja e. neraca

d. tingkat inflasi

1. Beberapa faktor teknis yang menyebabkan timbulnya kegagalan dalam berusaha yaitu faktor pembiayaan, perencanaan, dan komunikasi. Yang tidak termasuk penyebab gagalnya suatu perencanaan adalah a. b. c. d. e. rencana kurang terperinci dalam pemaparan tujuan dan sasaran kurangnya analisis situasi yang memadai lemahnya proses komunikasi tujuan dan sasaran yang tidak realistis kurangnya antisipasi dalam menghadapi persaingan dan perubahan trend

1. Mendapatkan keuntungan sehingga dapat mensejahterakan karyawan dan memperluas usaha termasuk a. visi perusahaan perusahaan b. misi perusahaan c. Tujuan perusahaan e. kunci keberhasilan

d. program perusahaan

1. Apabila suatu jenis produk atau jasa telah memiliki pangsa pasar yang besar dibandingkan dengan produk lain yang sejenis berarti berhasil dalam pemasaran. Produk tersebut dinamakan a. b. pemimpin pasar menguasai pasar c. Merajai pasar d. mendominasi pasar e. mengalahkan pasar

1. Untuk menganalisa lingkungan eksternal dalam perencanaan usaha seorang wirausaha dapat menggunakan sistem a. b. c. opportunities and threats opportunities and strength opportunities and weakness d. strength, weakness, opportunities and threats e. strength and weakness

1. Sebuah rencana bisnis berisi tentang kegiatan yang sudah, sedang dan akan dilakukan oleh perusahaan. Informasi yang tidak diperlukan dalam menyusun rencana bisnis adalah a. b. perkembangan usaha diskripsi produk c. Harga d. segmen pasar e. keuntungan

1. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan bank terhadap calon nasabah adalah kemampuan (capacity), maksudnya adalah a. b. c. d. e. kemampuan nasabah untuk menggunakan uang pinjaman kemampuan pihak bank dalam menyediakan dana pinjaman kemampuan nasabah melunasi kredit beserta bunga tepat pada waktunya kemampuan bank untuk mengontrol penggunaan uang kemampuan nasabah untuk mengembangkan usahanya

1. Untuk memperoleh KIK (kredit investasi kecil) dan KMKP (kredit modal kerja permanen) ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain a. b. c. d. e. ada izin usaha sedang mendapat bantuan dari pihak lain sedang menyelesaikan angsuran terakhir ada rencana usaha jangka panjang pengusaha campuran

1. Kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus guna pembiayaan barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan proyek dan pendirian proyek baru disebut a. kredit modal kerja permanen b. kredit bank c. Kredit investasi kecil e. kredit modal

d. kredit investasi

1. Yang tidak tergolong persyaratan untuk mendapatkan kredit investasi dan kredit modal kerja secara sistematik adalah sebagai berikut a. perencanaan kredit memperoleh kredit b. permohonan kredit c. Administrasi kredit e. program

d. pengawasan kredit

1. Salah satu pernyataan berikut tidak termasuk aspek pengolahan permohonan kredit bank yaitu a. analisis permohonan kredit jaminan kredit c. Wawancara e. penetapan

b.

penelitian pendahuluan

d. pemeriksaan ke tempat usaha

1. Teori yang menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang dilalui oleh seorang pembeli sampai akhirnya ia memutuskan untuk membeli sebuah barang adalah a. b. teori ekonomi teori manajemen c. Teori attention d. teori 3 A e. teori AIDAS

1. Dalam menjual produk seorang penjual harus memberikan pelayanan yang sebaikbaiknya kepada pembeli/pelanggan. Kegiatan ini dikenal dengan istilah a. b. pelayanan maksimal pelayanan terpadu c. Pelayanan prima d. pelayanan aktif e. pelayanan pembeli

1. Salah satu manfaat yang bisa diperoleh jika calon wirausaha memiliki kemampuan komunikasi adalah a. b. c. d. e. mudah mendapatkan laba mudah mencari relasi mudah menimba pengalaman lebih berorientasi ke depan mudah mengumpulkan informasi untuk mencari peluang usaha

1. Kegiatan yang dapat menunjang terciptanya gagasan untuk produk baru atau perbaikan produk yang sudah ada antara lain a. b. c. kegiatan penelitian dan pengembangan meminjam uang ke bank bekerjasama dengan pemilik modal d. banyak berkhayal e. meminta bantuan rekanan bisnis

1. Untuk menciptakan peluang pasar pengusaha kecil dapat menciptakan produk yang a. b. c. murah harganya dan mudah dipakainya terjamin kualitasnya dan mudah dipakainya mudah pembuatannya dan disenangi d. canggih teknologinya e. disenani oleh konsumen

1. Peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh wirausahawan seperti pakaian, peralatan rumah tangga, kerajinan, bahan bangunan dan sebagainya, termasuk bidang usaha a. b. perdagangan/distribusi produksi/industri c. Jasa telekomunikasi d. jasa komersial e. jasa konstruksi

1. Dalam menentukan produk yang akan dihasilkan, salah satu pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh seorang wirausahawan adalah a. persaingan dalam pasar produsen b. kondisi perusahaan lain c. Penawaran konsumen e. kebutuhan

d. permintaan produsen

1. Dalam proposal usaha, penjelasan singkat tentang usaha yang sedang atau akan dijalankan oleh wirausahawan dicantumkan dalam uraian tentang a. b. Produk Personalia c. Laporan keuangan d. manajemen e. usaha

1. Proposal diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan yaitu pihak yang memerlukan bahan masukan untuk mengambil keputusan, hal ini disebut a. isi proposal proposal b. tingkat kedalaman proposal c. Arti penting proposal e. tujuan

d. kegunaan proposal

1. Wirausaha mengajukan kebutuhan dana yang diperlukan dalam ranbgka mengembangkan usahanya secara terperinci alokasinya, dalam proposal terdapat pada bagian a. b. uraian usaha laporan keuangan c. Manajemen d. proposal kredit e. lampiran pelengkap lainnya

1. Berikut ini yang tidak termasuk kriteria usaha kecil menurut Undang-undang RI No. 9 Tahun 1995 adalah a. b. c. kekayaan diatas Rp. 200.000.000.000,usaha perseorangan penjualan tahunan maksimal 1 milyar rupiah d. milik warga negara Indonesia e. berdiri sendiri

1. Ditinjau dari jenis produk atau jasa yang dihasilkan maupun aktivitas yang dilakukan, uasaha seperti keagenan minyak, sepatu, pakaian atau ekspor/impor termasuk ke dalam kelompok a. usaha pertanian komersial b. usaha industri c. Usaha di bidang jasa e. usaha jasa

d. usaha perdagangan

1. SIUP adalah surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan usaha di bidang a. Pertanian c. Ekspor migas e. periklanan

b.

kelautan

d. perdagangan dan jasa

1. Yang tidak termasuk dasar pentingnya dilakukan studi kelayakan perusahaan dari pernyataan berikut adalah aspek a. b. pasar dan pemasaran politik c. Teknik dan teknologi d. ekonomi dan keuangan e. lokasi

1. Dalam arti ekonomi, kredit memiliki arti a. b. Kepercayaan kemampuan c. Penundaan pembayaran d. piutang e. uang/modal

1. Kujujuran dan itikad baik (good will) nasabah yang akan mengembalikan pinjamannya dengan tepat waktu berhubungan dengan a. b. Colateral condition c. Capital d. capacity e. character

1. Kredit investasi diperuntukkan untuk keperluan a. b. c. d. e. penambahan barang modal kerja penambahan modal kerja penambahan fasilitas penambahan modal kerja dan fasilitas penambahan barang modal kerja dan fasilitas

1. Dokumen yang tidak diperlukan dalam permohonan kredit yaitu a. akta pendirian perusahaan R/L b. KTP c. KK e. neraca dan rincian

d. SITU, SIUP dan AMDAL

1. Kredit investasi kecil adalah kredit yang mempunyai jangka a. b. Pendek menengah c. Panjang d. menengah atau panjang e. pendek atau menengah

Catatan : sengaja tidak pakai nomor untuk di random Selamat mengerjakan, semoga sukses !

Kedudukan dan Penggunaan Tes dalam BK


I PENDAHULUAN
Asesmen adalah hal yang sangat penting bagi bimbingan dan konseling. Semua layanan bimbingan konseling mesti berpangkal dari hasil asesmen yang memadai. Data hasil asesmen yang memadai dapat menjadi dasar melakukan bantuan yang tepat dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa asesmen yang berkualitas tidak akan ada program bimbingan dan konseling komprehensif, berkualitas, dan mampu mencapai tujuan layanan dengan tuntas, baik dalam fungsi kuratif, maupun perseveratif, apalagi fungsi pengembangan (developmental) dan pencegahan (preventif). Jadi asesmen mutlak perlu dalam program bimbingan dan konseling;

Salah satu instrumen dalam kegiatan asesmen adalah tes. Teknik tes diberikan dengan menyelenggarakan program testing untuk mengetahui potensi atau kemampuan klien. Dalam kode etik profesi BK disebutkan bahwa dalam BK terdapat layanan informasi, testing dan riset. Dengan demikian, testing merupakan aspek yang dipandang urgen dan perlu untuk dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa hasil testing dapat melengkapi hasil non testing. II KEDUDUKAN DAN PERAN TES DALAM BK Test mendapat tempat sentral dalam layanan bimbingan dan konseling. Menurut Shertzer & Stone (1981) dan NA PPPK (2008) ada beberapa komponen layanan program bimbingan di mana di dalam komponen tersebut, tes mempunyai tempat yang sentral dan penting, yaitu: a. Layanan Dasar Bimbingan Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Komponen yang terdapat dalam layanan dasar antara lain bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir. Pelaksanaan layanan dasar ini sangat memerlukan instrumen asessmen sebagai pijakan dalam memberikan bimbingan. Contohnya, dalam bimbingan kelompok yang bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat peserta didik, konselor memerlukan data pendukung, misalnya berupa hasil tes prestasi belajar dari sekelompok siswa yang akan dibimbing. Hasil tes prestasi belajar membantu menunjukkan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa berkaitan dengan belajar. Dengan demikian tes dapat dikatakan berperan sebgai alat untuk membantu konselor memahami siswanya dengan lebih baik dan menyeluruh sehingga siswa yang dibimbing dapat memahami dirinya sendiri dan bisa mengambil keputusan secara tepat (J Cronbach: 1949). b. Layanan Responsif

Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Komponen kegiatan yang terdapat dalam layanan responsif antara lain: konseling individual dan kelompok; layanan referral; kolaborasi dengan guru atau wali kelas; kolaborasi dengan orang tua; kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah, layanan konsultasi; bimbingan teman sebaya; konferensi kasus; dan kunjungan rumah. Secara umum, keseluruhan layanan yang terdapat dalam layanan responsif memerlukan bantuan instrumen baik tes maupun non tes dalam penyelenggaraannya. Penggunaan instrumen tes bertujuan untuk membantu konselor memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap siswa yang dibantu dari sisi psikologisnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tes berperan dalam proses penyelesaian masalah psikologis siswa. Selain berperan dalam penyelesaian masalah psikologis siswa, dalam kegiatan layanan responsif khususnya kegiatan layanan konseling individual dan kelompok, tes memiliki peran sebagai data tambahan dalam proses konseling. Dalam buku Using Tests In Counseling (Goldman: 1971) dijelaskan bahwa perencanaan, seleksi, administrasi dan skor tes digunakan konselor dalam menyelenggarakan proses konseling. Testing dilakukan untuk memperoleh data secara obyektif. Di sekolah, sebagian besar tes digunakan untuk memberikan tanda adanya hubungan konseling, menjawab pertanyaan, menyediakan informasi dan mencapai tujuan pemberian testing. Oleh karena itu testing merupakan bagian yang integral dalam proses konseling. c. Layanan Perencanaan Individual Dalam layanan perencanaan individual, konselor membantu peserta menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh yaitu menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif sehingga siswa bisa merencanakan sesuatu berbasis kekuatan atau potensi diri yang dimilikinya. Dengan demikian, kedudukan tes dalam kegiatan perencanaan individual adalah memberikan informasi dalam mengambil keputusan. d. Dukungan Sistem Dukungan sistem adalah kegiatan manajemen yang bertujuan untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional; konsultasi dengan guru dan segenap komponen sekolah, staf ahli/penasihat, hubungan orang tua dan masyarakat luas; manajemen program, penelitian dan pengembangan (Ellis, 1990). Kegiatan utama layanan dasar bimbingan, responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem dalam implementasinya didukung oleh beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling. Dari berbagai layanan pendukung ada beberapa layanan yang menempatkan tes sebagai salah satu instrumennya antara lain:

1) Layanan Informasi

Layanan informasi diselenggarakan dalam rangka memberikan pengetahuan kepada siswa terkait dengan bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karir. Informasi yang dapat diberikan oleh konselor meliputi strategi pengembangan kepribadian, keterampilan pengembangan kemampuan intrapersonal dan interpersonal, kesempatan pendidikan, vokasional, strategi belajar, pengambilan keputusan yang tepat dan bimbingan lain yang terkait. Dalam memberikan layanan informasi, konselor dapat menghimpun data hasil tes maupun nontes. Kedua data ini bersifat saling mendukung dan saling melengkapi. Siginifikansi skor tes akan lebih baik apabila dikombinasikan dengan hasil wawancara, studi kasus dan metode lainnya. Fakta menunjukkan bahwa tes membantu dalam pemahaman individu dan pengambilan keputusan (Cronbach, 1949). Berkaitan dengan tes, maka hasil tes dapat digunakan oleh konselor sebagai salah satu media dalam layanan informasi sehingga siswa dapat mengetahui potensi dirinya, konselor dapat membantu siswa untuk mempersiapkan diri dan masa depannya. Layanan informasi dapat diberikan secara langsung maupun tidak langsung. Informasi dapat diperoleh konselor dari buku, internet, mendatangkan narasumber, atau informasi yang diperoleh dari stakeholder. Layanan inforamsi dapat diberikan melalui kegiatan bimbingan baik individual maupun kelompok (bimbingan, konseling, seminar, lokakarya dan pemberian brosur/leaflet). 2) Layanan Konseling Layanan konseling diberikan untuk memfasilitasi pemahaman diri dan perkembangan konseli melalui hubungan individual maupun kelompok. Fokus utama konseling cenderung pada perkembangan pribadi dan pembuatan keputusan berdasarkan pemahaman diri dan pengetahuan lingkungan. Dalam penyelenggaraan layanan konseling, konselor memerlukan data pendukung, baik tes maupun nontes. Data-data ini dihimpun untuk memberikan informasi yang komprehensif pada konseli (siswa). 3) Layanan Konsultasi Konsultasi dirancang untuk memberikan bantuan teknis kepada guru, administrator dan orang tua dalam rangka memberikan layanan secara efektif dan memperbaiki kinerja sekolah. Konsultasi dapat dilakukan dengan meminta narasumber dari ahli terkait seperti ahli medis, bengkel kerja, ahli hukum dalam penyelenggaraan Career Day. Narasumber yang diundang diharapkan dapat memberikan informasi kepada orang tua dan siswa tentang potensi siswa. Informasi yang disampaikan itu berbasis data, baik tes maupun non-tes. 4) Layanan Penempatan Layanan penempatan adalah suatu kegiatan bimbingan yang dilakukan untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami mismatch (ketidaksesuaian antara potensi dengan usaha pengembangan), dan penempatan individu pada lingkungan yang sesuai bagi dirinya serta pemberian kesempatan kepada individu untuk berkembang secara optimal. Penempatan ini dilakukan dengan menyesuaikan siswa sesuai kondisi dan kemampuan seperti kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler, penjurusan, pemilihan karir dan pengambilan keputusan. Data hasil tes berupa intelegensi, bakat dan minat kemudian diintepretasikan dan dapat digunakan untuk membantu siswa memilih dan mengambil keputusan tentang masa depannya. Sedangkan data nontes seperti hasil wawancara dan observasi dapat digabungkan dan dikomplementerkan dalam rangka mengarahkan siswa dalam mengambil keputusan. Fakta

menunjukkan bahwa tes membantu dalam pemahaman individu dan pengambilan keputusan (J Cronbach: 1949). Menurut Munandir (1988) informasi yang dibutuhkan konseli antara lain bimbingan dan konseling vokasional. Salah satu penggunaan tes dalam konseling vokasional adalah membantu individu memperoleh kesuksesan karir. Tes data memberikan jawaban tentang jabatan-jabatan yang tersedia, identifikasi alternatif jabatan, seleksi jabatan, perkembangan persiapan jabatan dan penempatan (placement). Anne Anastasia dan Susan Urbina (1971) menyatakan bahwa testing digunakan dalam bimbingan pendidikan dan jabatan seta dipakai untuk merencanakan segala aspek dalam kehidupan individu. Perkembangan individu ini menekankan pada penggunaan tes untuk meningkatkan pemahaman diri dan pengembangan personal. Dalam kerangka kerja ini, skor tes menjadi bagian informasi yang diberikan pada individu dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kedudukan tes dalam layanan penempatan adalah memberikan informasi dalam mengambil keputusan. Peran tes dalam kegiatan penjurusan ini serupa juga dalam hal kegiatan penyaluran. Konselor di sekolah membantu siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat. Selain penyaluran dalam kegiatan ekstrakurikuler juga dilakukan pelayanan penyaluran dalam bidang pemilihan sekolah lanjutan yang sesuai dengan kemampuan anak. Semua kegiatan di atas menguatkan peran tes sebagai pemberi informasi dalam proses pengambilan keputusan. 5) Layanan Appraisal dan Tindak Lanjut Layanan appraisal dirancang untuk mengumpulkan, menganalisa dan menggunakan data obyektif tentang sejauh mana siswa berhasil memahami diri dan mencapai tugas-tugas perkembangannya. Layanan ini sekaligus secara tidak langsung dapat berfungsi untuk menilai keberhasilan program bimbingan secara keseluruhan. Dari hasil penilaian ini selanjutnya dianalisis dan kemudian merencanakan tindak lanjut bimbingan. Untuk tujuan tersebut, data merupakan alat atau media informasi yang perlu digali untuk memperoleh gambaran tentang siswa, baik yang sifatnya internal (potensi siswa, kepribadian, minat, bakat) maupun eksternal (kondisi lingkungan di rumah, dan di luar sekolah). Melalui data atau informasi tentang siswa tersebut, konselor dan guru diharapkan dapat lebih memahami siswa dan membantu siswa dalam mencapai tugas perkembangannya. Data atau informasi tentang siswa diperoleh melalui pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik, baik tes maupun nontes. Dalam penyelenggaraan teknik tes, konselor perlu bekerjasama dengan lembaga/biro psikologi. Dari hasil tes tersebut, psikolog membuat suatu interpretasi yang kemudian akan disampaikan kepada konselor. Selanjutnya tugas konselor adalah menginformasikan kepada konseli atau orang tua dan menggunakan data atau hasil tes tersebut untuk kepentingan yang terkait dengan kebutuhan siswa. Tes yang pada umumnya digunakan di sekolah seperti tes intelegensi, kepribadian, bakat, dan minat. Sedangkan tes yang bisa digunakan oleh konselor tanpa harus dengan bantuan psikolog antara lain tes prestasi belajar. Penyelenggaraan pengumpulan data teknik nontes dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan sosiometri. Data hasil nontes antara lain transkrip wawancara, catatan observasi, dokumen foto dan data serta data sosiometri. Melalui hasil data-data baik tes

maupun nontes diharapkan membantu siswa untuk menerima, memahami dan mengoptimalkan potensi diri. III PENGGUNAAN TES DALAM BK A. Pemilihan Tes Berdasarkan Kriteria Untuk melaksanakan tes dalam bimbingan konseling hal penting yang harus dilakukan adalah memilih atau menyeleksi alat tes yang harus digunakan untuk keprluan tertentu, salah satu hal penting adalah kriteria tes. Ada pun kriteria tes yang baik yakni; 1. Norma usia Dalam tes usia sangat berpengaruh terhadap kondiisi testi, oleh karena itu norma usia merupakan kriteria penting. Norma usia dapat mempresentasikan performa tes individu-individu yang dikelompokkan dan dinormakan berdasarkan usia kronologisnya. 2. Validitas Suatu tes layak digunakan apabila memenuhi kriteria valid, baik dalam konstruksi atau penyusunan maupun dari segi isi. Validitas konstruk menyoroti ketepatan teori atau konsep yang melandasi instrument tes tertentu, sedangkan validitas isi mencakup hal-hal yang hendak diketahui melalui tes tersebur harus terwakili didalam isi dari suatu tes tertentu. 3. Reliabilitas Reliabilitas tes memampukam konselor atau pengguna lainnya menentukan taraf di mana bisa melakukan prediksi secara konsisten. 4. Praktikalitas Dalam pelaksanaan tes, kriteria penting lainnya adalah suatu tes tertentu harus praktis dalam penggunaan, dalam penskoran, dan dalam menginterpretasikannya. Kepraktisan lain yang harus di pertimbangkan adalah dari segi biaya dan waktu yang di perlukan. B. Tujuan Tes Dalam BK Untuk keperluan bimbingan konseling, konnselor harus memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dan akurasi mengenai individu dan juga kondisi serta situasi yang ada bahkan informasi lain yang berasal dari orang lain diluar indiividu. Oleh karena itu tes dilakukan guna memperoleh informasi atau data yang penting dan akurat. Dalam pelaksanaan tes ada dua kategori tujuan, yakni; (1) Tes untuk keperluan non-konseling (noncounseling uses of test) yang mencakup (a) seleksi calon untuk penempatan pada lembaga/instiusi, (b) penempatan individu pada institusi, (c) penyesuaian institusi dilakukan guna menemukan kebutuhan dan karakteristik individu tertentu, dan (d) melakukan pengembangan dan revisi institusi untuk menemukan kebutuhan dan karakteristik siswa atau karyawan/pekerja pada umumnya. (2) Penggunaan tes untuk konseling (counseling uses of test) artinya setelah tes dilakukan, informasi yang telah diperoleh dapat ditindak lanjut untuk keperluan konseling. Super (1957b) dan Bordin (1955) berpendapat bahwa informasi tersebut dapat digunakan dalam Tiga kategori, (a) diagnosis informasi prakonseling (precounseling diagnostic information), (b) informasi untuk proses

konseling (information for the counseling itself), dan (c) informasi untuk perencanaan dan tindakan setelah konseling (information for postcounseling plans and action).

C. Jenis-Jenis Tes Setelah diketahui bahwa tes yang hendak digunakan merupakan tes standar maka dalam bimbingan konseling ada beberapa instrument atau alat tes yang dapat di gunakan untuk kepentingan penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. jensi-jensi tersebut antara lain adalah : 1. Tes Kecerdasan Tes kecerdasan digunakan untuk mengukur kemampuan akademik, kemampuan mental dan kemampuan kecerdasan, yang paling populer dari tes ini adalah digunakan untuk mengukur IQ atau sering dikenal dengan nama tes kecerdasan Stanford-Binet, sesuai dengan nama perancang yakni Alfred Binet pada tahun 1900-an. Selain itu ada pun tes lain yang bisa digunakan yakni skala Wechsler yang dirancang oleh David Wechsler. Skala Wecshler dirancang berbdasarkan perbedaan usia antara lain Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence III (WPPSI-III) dirancang khusus untuk anak-anak usia 2 Tahun 6 Bulan sampai 7 Tahun 3 Bulan. Wichsler Intelligence Scale for Cildren-Fourt Edition (WISC-IV) dirancang untuk anak-anak usia 6 Tahu sampai remaja usia 16 tahun dan Wechsler Adult Intelligence Scale-Third Edition (WAIS-III) dirancang untuk remaja usia 16 tahun hingga manula usia 89 Tahun 2. Tes Bakat Tes bakat banyak digunakan oleh para konselor dan tenaga professional lainnya untuk mengidentifikasi (a) kemampuan potensial yang tidak disadari individu, (b) mendukung pengembangan kemampuan istimewa atau potensial individu tertentu, (c) menyediakan informasi untuk membantu individu membuat keputusan pendidikan dan karir atau alternative pilihan yang ada (d) membantu memprediksi tingkat sukses akademis atau pekerjaan yang bisa di antisipasi individu dan (e) berguna bagi mengelompokkan individu dengan bakat serupa bagi tujuan perkembangan kepribadian dan pendidikan. Tes bakat dapat dilakukan untuk mengungkapkan antara lain bakat Khusus, tes bakat umum, tes bakat unik tes bakat skolastik dan lainnya. 3. Inventiori Minat Inventori minat dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa pada setiap individu ada perbedaan dalam minat baik secara umum maupun minat pekerjaan tertentu. Karena itu inventori minat dirancang untuk menilai minat-minat pribadi dan mengaitkan minat-minat tersebut dengan wilya kerja yang lain. 4. Tes Kepribadian Anastasi dan Urbina, 1997 berpendapat bahwa tes kepribadian merupakan instrument untuk mengukur karakteristik emosi, motivasi, hubungan antar pribadi dan sikap, sesuatu yang dibedakan dari bakat atau ketrampilan. Tes kepribadaian yang standard an popular digunakan antara lain Indikator Tipe Kepribadian Myers-Briggs (MBTI), Jadwal Preferensi Pribadi Edwards (EPPS) dan Inventori Multifase Minesota (MMPI).

5. Tes Prestasi Tes prestasi belajar berhubungan dengan tingkat pengetahuan, keterampilan atau pencapaian dalam suatu bidang sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi prestasi anak-anak, mengelompokkan siswa menurut tingkat pengetahuannya dan memberikan informasi pada orang tua tentang kelemahan dan kelebihan bidang akademik anaknya. D. Dasar Interpretasi Tes Interpretasi dilakukan terhadap hasil tes yang merupakan data tentang karakteristik individu yang telah mengikuti tes tertentu. Data yang telah diperoleh dianalisis selanjutnya diinterpretasi guna pengambilan keputusan tindakan yang tepat. Dalam melakukan interpretasi tersebut yang menjadi hal penting adalah pemahaman terhadap fungsi teori dan teknik interpretasi yang memadai. Dari beberapa buku menyebutkan bahwa interpretasi dapat dilakukan dalam empat tipe, yakni deskriptif, genetik, prediktif, dan evaluatif. E. Kaitan Tes dengan Statistik Dalam penggunaan tes baik oleh konselor dan juga tenaga professional lainnya sangat dibutuhkan kontribusi statistik dalam menginterpretasikan hasil tes atau penilaian. Pemahaman mendasar tentang statistik dan psikologi memampukan konselor untuk (a) mendeskripsikan karakteristik individu atau kelompok dibandingkan kelompok atau populasi lain, (b) memprediksi kemungkinan sukses atau gagalnya performa ke depan berdasarkan perilaku saat ini atau masa lalu yang di tes, dan (c) menyimpulkan karakteristik suatu populasi dari sampel populasi tersebut. Oleh karena itu pengatahuan tentang statistik merupakan salah satu syarat bagi konselor atau pengguna tes. IV KODE ETIK PENGGUNAAN TES DALAM BK Dalam buku Using Tests In Counseling (Goldman; 1971) diuraikan bahwa konselor sekolah perlu: a) menyesuaikan data untuk memprediksi potensi klien; b) melengkapi data non-tes dengan data tes; c) menginterpretasi data untuk membantu klien dalam proses pengambilan keputusan. Tuntutan seperti ini tetap harus merujuk pada kode etik yang ditetapkan sehingga malpraktik bisa dihindarkan. Dalam keadaan dan maksud pengetesan apapun, berlaku kode etik testing yang harus dipatuhi tester. Beberapa kode etik yang wajib diperhatikan oleh konselor (ABKIN): 1. Pemilihan Tes a. Klien hendaknya terlibat dalam proses pemilihan tes, supaya tidak ada unsur pemaksaan dalam pemberian tes oleh koselor. b. Alasan para klien untuk menginginkan tes, maupun pengalaman masa lalu dengan tes, hendaknya dieksplorasi. c. Konselor wajib memberikan orientasi yang tepat kepada klien dan orang tua mengenai alasan digunakannya tes disamping arti dan kegunaannya. Seorang klien harus disadarkan bahwa tes hanya alat dan alat yang tidak sempurna. Sebagai cara untuk mencapai tujuan, tes tidak dapat memberi jawaban, tes hanya memberi informasi tambahan yang dapat digali dalam konseling dan digunakan dalam menghadapi keputusan tertentu.

d.

Konselor seharusnya menjelaskan tujuan tes dan menunjukkan keterbatasan tes. Peranan ini berarti bahwa konselor mempunyai pemahaman yang baik mengenai apa tes itu dan mengapa dia mengambilnya. Hal lain yang perlu dipahami konselor adalah faktor kultural, gender, etnik, ekonomi yang dapat mempengaruhi skor tes.

e.

Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat atau ciri kepribadian subyek untuk kepentingan layanan.

f.

Penggunaan suatu jenis tes wajib mengikuti secara ketat pedoman atau petunjuk yang berlaku bagi tes tersebut.

2. Wewenang Pemberian Tes Testing hanya bisa diberikan oleh konselor yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya. Konselor yang berwenang adalah konselor yang telah menempuh pendidikan sertifikasi tes dalam bimbingan dan konseling. Dalam memberikan tes, konselor harus sadar bahwa hasil tes bukan hanya skor yang seharusnya diberikan kepada klien, tetapi dan terlebih maknanya yang harus digali dalam menafsirkan hasil. Konselor seharusnya bersifat netral, menahan diri dari memberi penilaian sebanyak mungkin dan membiarkan klien merumuskan makna dan kesimpulan mereka sendiri. 3. Penggunaan Hasil Tes a. Data hasil testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain yang telah diperoleh dari klien sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini data hasil testing wajib diperlakukan setara dengan data dan informasi lain tentang klien. b. Hasil testing hanya dapat diberitahukan kepada pihak lain sejauh ada hubungannya dengan usaha bantuan kepada klien. V PENUTUP Seluruh uraian di atas menggambarkan bahwa tes mempunyai peran sentral dalam layanan BK. Tes membantu konselor memahami siswa secara utuh dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Meskipun demikian, tes hendaknya dipahami sebagai sarana pendukung saja dan bukan merupakan suatu hal yang mutlak. Oleh karena itu, dalam penggunaan tes, konselor wajib mematuhi kode etik yang ada sehingga tidak melakukan malpraktik yang merugikan martabat testee dan merusak citra profesi konselor.

ASSESMEN DALAM BK
Asesmen merupakan salah satu kegiatan pengukuran. Dalam konteks bimbingan konseling, asesmen yaitu mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling tersebut dilaksanakan/ berlangsung (Ratna Widiastuti, 2010). Asesmen merupakan salah satu bagian terpenting dalam seluruh kegiatan yang ada dalam konseling (baik konseling kelompok maupun konseling individual). Karena itulah asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan bagian yang terintegral dengan proses terapi maupun semua kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Asesmen dilakukan untuk menggali dinamika dan faktor penentu yang mendasari munculnya masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan asesmen dalam bimbingan dan konseling, yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi konselor untuk menentukan masalah dan memahami latar belakang serta situasi yang ada pada masalah klien. Asesmen yang dilakukan sebelum, selama dan setelah konseling berlangsung dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien. Dalam prakteknya, asesmen dapat digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan sebuah konseling, namun juga dapat digunakan sebagai sebuah terapi untuk menyelesaikan masalah klien. Asesmen merupakan kegiatan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan/ kompetensi yang dimiliki oleh klien dalam memecahkan masalah. Asesmen yang dikembangkan adalah asesmen yang baku dan meliputi beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dalam kompetensi dengan menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan dan dikembangkan oleh Guru BK/ Konselor sekolah. Asesmen yang diberikan kepada klien merupakan pengembangan dari area kompetensi dasar pada diri klien yang akan dinilai, yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator. Pada umumnya asesmen bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk laporan diri, performance test, tes psikologis, observasi, wawancara, dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya, asesmen merupakan hal yang penting dan harus dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan kaidahnya. Kesalahan dalam mengidentifikasi masalah karena asesmen yang tidak memadai akan menyebabkan tritmen gagal; atau bahkan dapat memicu munculnya konsekuensi dari tritmen yang merugikan diri klien. Meskipun

menjadi dasar dalam melakukan tritmen pada klien, tidak berarti konselor harus menilai (to assess) semua latar belakang dan situasi yang dihadapi klien pada saat itu jika tidak perlu. Kadangkala konselor menemukan bahwa ternyata hidup klien sangat menarik. Namun demikian tidaklah efisien dan tidak etis untuk menggali semuanya selama hal tersebut tidak relevan dengan tritmen yang diberikan untuk mengatasi masalah klien. Karena itu, setiap guru pembimbing/ konselor perlu berpegang pada pedoman pertanyaan sebelum melakukan asesmen; yaitu Apa saja yang perlu kuketahui mengenai klien?. Hal itu berkaitan dengan apa saja yang relevan untuk mengembangkan intervensi atau tritmen yang efektif, efisien, dan berlangsung lama bagi klien. Hood & Johnson (1993) menjelaskan ada beberapa fungsi asesmen, diantaranya adalah untuk: 1. Menstimulasi klien maupun konselor mengenai berbagai isu permasalahan 2. Menjelaskan masalah yang senyatanya 3. Memberi alternatif solusi untuk masalah 4. Menyediakan metode untuk memperbandingkan alternatif sehingga dapat diambil keputusan 5. Memungkinkan evaluasi efektivitas konseling Selain itu, asesmen juga diperlukan untuk memperoleh informasi yang membedakan antara apa ini (what is) dengan apa yang diinginkan (what is desired) sesuai dengan kebutuhan dan hasil konseling. Asesmen memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan perencanaan dan pelaksanaan model-model pendekatan konseling. Jika kedua komponen tersebut didesain dengan pendekatan client centered atau bottom up, asesmen akan mengarah pada inovasi. Hal ini memiliki makna bahwa asesmen tidak hanya berorientasi pada hasil/ produk akhir, tetapi justru akan lebih terfokus pada proses konseling, yaitu mulai dari membuka konseling sampai dengan mengakhiri konseling; atau setidak-tidaknya akan ada keseimbangan antara proses konseling dengan hasil konseling. Dengan demikian asesmen akan benar-benar bisa memenuhi kriteria objektivitas dan keadilan, sehingga keputusan yang akan diambil oleh klien dapat benar-benar sesuai dengan kemampuan diri klien itu sendiri. Asesmen yang tidak dilakukan secara objektif, akan berpengaruh pada pelayanan konseling oleh konselor sekolah/ Guru BK. Hal ini akan berakibat tidak baik pada diri klien, bahkan terhadap konselor itu sendiri untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Asesmen dalam bimbingan dan konseling adalah asesmen yang berbasis individu dan berkelanjutan. Semua indikator bukan diukur dengan soal seperti dalam pembelajaran, tetapi diukur secara kualitatif, kemudian hasilnya dianalisis untuk mengetahui kemampuan klien dalam mengambil keputusan pada akhir konseling, dalam melaksanakan keputusan setelah konseling, serta melihat kendala/ masalah yang dihadapi klien dalam proses konseling maupun kendala dalam melaksanakan keputusan yang telah ditetapkannya. Hood & Johnson (1993) menjelaskan ruang lingkup dalam asesmen (assesment need areas) dalam bimbingan dan konseling ada lima, yaitu: 1. Systems assessment, yaitu asesmen yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai status dari suatu sistem, yang membedakan antara apa ini (what is it) dengan apa yang diinginkan (what is desired) sesuai dengan kebutuhan dan hasil konseling; serta tujuan yang sudah dituliskan/ ditetapkan atau outcome yang diharapkan dalam konseling. 2. Program planning, yaitu perencanaan program untuk memperoleh informasi-informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan dan untuk menyeleksi bagianbagian program yang efektif dalam pertemuan-pertemuan antara konselor dengan klien; untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus pada tahap pertama. Di sinilah muncul fungsi evaluator dalam asesmen, yang memberikan informasi-informasi nyata yang potensial. Hal inilah yang kemudian membuat asesmen menjadi efektif, yang dapat membuat klien mampu membedakan latihan yang dilakukan pada saat konseling dan penerapannya di kehidupan nyata dimana klien harus membuat suatu keputusan, atau memilih alternatif-altenatif yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalahnya.

3. Program Implementation, yaitu bagaimana asesmen dilakukan untuk menilai pelaksanaan program dengan memberikan informasi-informasi nyata; yang menjadikan program-program tersebut dapat dinilai apakah sesuai dengan pedoman. 4. Program Improvement, dimana asesmen dapat digunakan dalam dalam perbaikan program, yaitu yang berkenaan dengan: (a) evaluasi terhadap informasi-informasi yang nyata, (b) tujuan yang akan dicapai dalam program, (c) program-progam yang berhasil, dan (d) informasi-informasi yang mempengaruhi proses pelaksanaan program-program yang lain. 5. Program certification, yang merupakan akhir kegiatan. Menurut Center for the Study of Evaluation (CSE), program sertifikasi adalah suatu evaluasi sumatif, hal ini memberikan makna bahwa pada akhir kegiatan akan dilakukan evaluasi akhir sebagai dasar untuk memberikan sertifikasi kepada klien. Dalam hal ini evaluator berfungsi pemberi informasi mengenai hasil evaluasi yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Apapun bentuk dan jenis asesmen yang dilakukan, hal ini tetap menuntut suatu perencanaan, termasuk pada saat melakukan analisis. Dengan demikian maka akan diperoleh alat ukur atau instrumen yang benar-benar dapat diandalkan (valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan asesmen: 1. Perencanaan

Aspek yang harus ada dalam perencanaan asesmen adalah: a. Memilih fokus asesmen pada aspek tertentu dari diri klien

Salah satu penentu keberhasilan konseling adalah kemauan dan kemampuan klien itu sendiri. Dalam konseling, keputusan akhir untuk pemecahan masalah yang dihadapi ada pada diri klien. Konselor/ guru BK bukan pemberi nasihat, bukan pengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan klien dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Karena itu, untuk keberhasilan konseling, klien dapat bekerjasama dengan guru BK/konselor, dan dengan bantuan guru BK maka klien diharapkan mampu memunculkan ide-ide pemecahan masalah, dan klien memiliki keberanian serta kemampuan untuk mengambil keputusan, mampu memahami diri sendiri, dan mampu menerima dirinya sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka konselor menentukan akan melakukan asesmen dengan memfokuskan pada salah satu aspek dalam diri klien saja. b. Memilih instrumen yang akan digunakan. Setelah ditentukan fokus area asesmen, Anda dapat merencanakan instrumen yang akan digunakan dalam asesmen. Banyak instrumen yang dapat digunakan dalam asesmen seperti tes psikologis, observasi, inventori, dan sebagainya. Tetapi untuk menentukan instrumen sangat tergantung pada aspek apa yang akan diasesmen. Misalnya Anda akan melihat kerjasama klien dalam konseling, maka instrumen dapat menggunakan checklist, tetapi apabila Anda memfokuskan asesmen tentang kemampuan klien dalam memecahkan masalah, maka Anda dapat mempergunakan tes psikologis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih instrumen dalam asesmen diantaranya yaitu: (1) kemampuan guru BK sendiri, (2) kewenangan guru BK (baik dalam mengadministrasikan maupun dalam interpretasi hasilnya), (3) ketersediaan instrumen, (4) waktu yang tersedia, dan (5) dana yang tersedia. c. Penetapan waktu

Perencanaan waktu yang dimaksud adalah kapan asesmen akan dilakukan. Penetapan waktu ini sangat erat berhubungan dengan persiapan pelaksanaan asesmen. Persiapan akan banyak menentukan keberhasilan suatu asesmen, misalnya mempersiapkan instrumen, tempat, dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan asesmen. Apalagi jika pelaksana asesmen tersebut bukan guru BK itu sendiri, misalnya karena instrumen yang digunakan untuk asesmen adalah tes psikologis (tes intelegensi, inventori kepribadian, tes minat jabatan, dan sebagainya). Dalam hal ini apabila guru BK tidak memiliki kewenangan, maka guru BK dapat minta bantuan orang yang memiliki kewenangan, misalnya psikolog atau orang yang telah memiliki sertifikasi yang memberikan kewenangan untuk mengadministrasikan tes dimaksud.

d.

Validitas dan reliabilitas

Apabila instrumen yang kita gunakan adalah buatan sendiri atau dikembangkan sendiri, maka instrumen itu perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Karena validitas dan reliabilitas merupakan suatu syarat mutlak suatu instrumen asesmen. Namun apabila kita menggunakan instrumen yang sudah terstandar, Anda tidak perlu mencari validitas dan reliabilitas karena instrumen tersebut sudah jelas memenuhi persyaratan sebagai suatu instrumen. 2. Pelaksanaan Setelah perencanaan asesmen selesai, selanjutnya adalah bagaimana melaksanakan rencana yang telah dibuat tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan asesmen adalah pelaksanaannya harus sesuai dengan manual masing-masing instrumen. Manual suatu instrumen biasanya memuat: 1. 2. 3. 4. 5. cara mengerjakan waktu yang digunakan untuk mengerjakan asesmen kunci jawaban cara analisis interpretasi.

3. Analisis data Langkah selanjutnya adalah analisis data, yaitu melakukan analisis terhadap data yang diperoleh melalui instrumen yang digunakan untuk mengambil data. Analisis dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang ada dalam manual masing-masing instrumen. Metode analisis data dalam asesmen konseling sangat tergantung data yang diperoleh. Misal data yang diperoleh berbentuk kualitatif atau data kuantitatif. Apabila data bersifat kualitatif, maka kita melakukan analisis data kualitatif. Metode analisis data kualitatif misalnya deskriptif naratif. Wilcox (dalam Ratna Widiastuti, 2010) misalnya menggunakan pendekatan key incident dalam analisis deskripsi kualitatif tentang kegiatan pendidikan. Pendekatan key incident memungkinkan bagi kita untuk memasukkan sejumlah besar kesimpulan dari bermacam-macam data yang berasal dari berbagai sumber, misalnya dari catatan lapangan, dokumen informasi demografi, atau wawancara. Apabila banyak data kualitatif yang dianalisis sementara asesmen masih berlangsung maka beberapa analisis dapat ditunda pelaksanaannya sampai evaluator selesai melakukan asesmen. Saat melakukan analisis data kualitatif, perlu dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: a) yakinkan semua data telah tersedia, b) buatlah salinan data untuk berjaga-jaga kalau ada yang hilang, c) aturlah data dalam judul dan masukkan dalam file, d) gunakan sistem kartu-kartu dalam map, e) periksa kebenaran hasil asesmen. Apabila data bersifat kuantitatif maka analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik. Dalam bimbingan konseling, statistik biasa digunakan untuk analisis data hasil tes psikologis, misalnya tes inteligensi, tes bakat, dan sebagainya. Dewasa ini, program statistik dapat dengan mudah dilakukan dengan bantuan komputer, seperti program excel, LISREL, SPSS, dan sebagainya. 4. Interpretasi data Interpretasi diartikan sebagai upaya mengatur dan menilai fakta, menafsirkan pandangan, dan merumuskan kesimpulan yang mendukung. Penafsiran harus dirumuskan dengan hatihati, jujur, dan terbuka. Berikut ini adalah hal-hal yang harus ada dalam interpretasi, yaitu: 1. Komponen untuk menafsirkan / interpretasi hasil analisis data Interpretasi berarti menilai objek asesmen dan menentukan dampak asesmen tersebut. Pandangan evaluator juga mempengaruhi penafsiran/ interpretasi data. Untuk asesmen yang akan digunakan untuk membantu fungsi pendidikan, maka hasil asesmen harus diinterpretasikan sebagai sarana untuk mengetahui kebaikan klien, dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam tindakan berikutnya bagi orang-orang lain yang berkepentingan/ berwenang (Cronbach dalam Ratna Widiastuti, 2010)). 2. Petunjuk untuk menafsirkan analisis data

Worthen dkk. dalam Ratna Widiastuti, 2010) menyatakan bahwa para evaluator telah mengembangkan metode yang sistematik untuk melakukan interpretasi. Diantara metodemetode tersebut yang sering dipakai akhir-akhir ini adalah: (1) menentukan apakah tujuan telah dicapai, (2) menentukna apakah hukum, norma-norma, demokrasi aturan, dan prinsip-prinsip etik tidak dilupakan, (3) menentukan apakah analisis kebutuhan telah dikurangi, (4) menentukan nilai pencapaian, (5) bertanya kepada kelompok penilai, melihat kembali data, menilai keberhasilan dan kegagalan, menilai kelebihan dan kelemahan penafsiran, (6) membandingkan variabel-variabel penting dengan hasil yang diharapkan, (7) membandingkan analisis yang dilaporkan oleh program yang usahanya sama, dan (8) menafsirkan hasil analisis dengan prosedur yang menghasilkannya. Namun demikian, menginterpretasikan data bukan hanya pekerjaan evaluator saja, akan tetapi evaluator hanya memberikan pandangan saja dari sekian banyak pandangan. 5. Tindak lanjut Tindak lanjut adalah menindak lanjuti hasil asesmen atau penggunaan hasil asesmen dalam konseling. Beberapa kegiatan tindak lanjut diantaranya adalah apakah konselee perlu melakukan konseling yang memfokuskan pada aspek yang berbeda lainnya, apakah klien perlu mendapatkan tritmen tertentu, atau bahkan bisa jadi konselee perlu mendapatkan rujukan (refferal) kepada pihak ketiga. Rujukan diperlukan jika guru pembimbing/ konselor tidak mempunyai kewenangan atau tidak mempunyai kemampuan untuk menangani masalah yang dihadapi klien. Misalnya jika klien sudah mengalami gangguan psikotik, maka klien perlu dirujuk ke psikiater; jika klien mengalami gangguan dislesia maka perlu dirujuk ke terapis khusus yang menangani gangguan tersebut. Untuk konseling yang berbasis individu, maka langkah-langkah khusus peerlu dilakukan, yaitu dengan cara: 1. menentukan fokus yang akan dinilai (misal cara klien dalam merespon, ide-ide pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan sebagainya) 2. menentukan teknik untuk penilaian (misal dengan observasi, konferensi kasus, atau wawancara) 3. menggunakan teknik penilaian yang telah ditentukan 4. melakukan analisis data yang diperoleh dan membicarakan hasilnya dengan klien 5. menanggapi data dengan cermat, dan 6. melaporkan data yang telah diolah (laporan hasil konseling)

c. Peran dan Fungsi Guru BK Bimbingan itu suatu proses, artinya bahwa kegiatan bimbingan bukan sekali jadi melainkan sebagai suatu proses berkelanjutan sesuai dengan dinamika perkembangan individu. Selanjutnya Haditono menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan dari seseorang kepada orang lain baik anak-anak, orang muda maupun orang tua untuk mengembangkan pandangannya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan unsur cara pengatasannya sendiri. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses bantuan dari seseorang kepada orang lain secara berkelanjutan untuk mengembangkan pandangannya sendiri, membuat keputusan sendiri dan unsur pengatasannya sendiri. 1) Pengertian Konseling. Walgito menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapinya untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Pepinsky mengemukakan bahwa konseling adalah interaksi yang terjadi antara dua orang individu, masing-masing sebagai konselor dan klien, terjadi dalam suasana profesional untuk memudahkan perubahan dalam tingkah laku klien. Berdasarkan kedua pendapat di atas maka konseling dapat didefinisikan sebagai bantuan yang diberikan konselor kepada klien dalam memecahkan masalahnya yang terjadi dalam suasana profesional dengan wawancara untuk memudahkan perubahan dalam tingkah laku klien dan mencapai kehidupan yang sejahtera. 2) Unsur-unsur Bimbingan Konseling. Bimbingan konseling mempunyai unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Adanya wawancara langsung (face to face) dari dua individu, satu sebagai konselor dan yang lain sebagai klien. b) Adanya masalah yang dihadapi klien yang harus dipecahkan. c) Klien sangat memerlukan bantuan dari konselor dalam memecahkan masalah. d) Ada hubungan timbal balik, saling menghargai dan menghormati sehingga tumbuh saling percaya mempercayai. e) Konselor membantu untuk meningkatkan kemampuan agar klien mampu memecahkan masalahnya sendiri. 3) Fungsi Bimbingan Konseling. Marsudi dkk menyatakan bahwa bimbingan konseling mempunyai fungsi: a) Fungsi Pemahaman, fungsi pemahaman akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak tertentu (konselor) guna mengembangkan kemampuan siswa. Fungsi pemahaman ini meliputi: 1. Pemahaman tentang subyek sasaran 2. Pemahaman tentang lingkungan siswa termasuk keluarga, dan lingkungan sekolah terutama oleh siswa sendiri dan konselor. 3. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas, termasuk informasi pendidikan, informasi jabatan, informasi nilai budaya. b) Fungsi pencegahan (preventif), adalah fungsi bimbingan yang sifatnya mencegah, menghindarkan diri subyek bimbingan agar terhindar dari permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat, atau menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangan. c) Fungsi perbaikan, pengobatan (curative), adalah bimbingan yang menghasilkan terpecahkannya masalah yang dihadapi individu (siswa) siswa yang sedang bermasalah ibarat berada dalam kondisi yang tidak enak, ia perlu bantuan orang lain agar kondisinya berubah menjadi enak. 4) Tujuan Bimbingan Konseling. Marsudi dkk mengemukakan bahwa tujuan bimbingan konseling adalah: a) Memiliki kesadaran diri, yakni mengenal dirinya dan kekhususan dirinya sendiri. b) Mengembangkan sikap positif. c) Membuat pilihan secara sehat. d) Mampu menghargai orang lain. e) Memiliki rasa tanggung jawab. f) Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi. g) Dapat memecahkan konflik. h) Membuat keputusan secara efektif. 5) Prinsip Bimbingan Konseling. Belki dalam Marsudi mengemukakan ada 6 (enam) prinsip bagi konselor agar bimbingan konseling di sekolah memiliki makna, yaitu: a) Konselor sejak awal harus memiliki kinerja yang tinggi sehingga harus bekerja keras melaksanakan bimbingan.

b) Konselor harus bekerja secara profesional menghindarkan sikap elitis (kesombongan, keangkuhan) profesional dan atau menjaga hubungan harmonis dengan personil sekolah yang lain. c) Konselor harus mampu menerjemahkan peranannya dalam kegiatan nyata atau layanan bimbingan yang dilakukan memberi manfaat nyata bagi siswa. d) Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa baik siswa yang gagal, suka mengganggu teman, siswa yang mungkin putus sekolah, memiliki masalah, mengalami kesulitan belajar, prestasi rendah, pemalu dan sebagainya. e) Konselor mampu mengembangkan potensi siswa melalui berbagai kegiatan. f) Konselor mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala sekolah untuk menegakkan citra bimbingan konseling. 6) Azas-azas Bimbingan Konseling. Marsudi dkk mengemukakan bahwa azas-azas bimbingan konseling adalah: Azas Kerahasiaan, Azas kesukarelaan, Azas keterbukaan, Azas kekinian, Azas kemandirian, Azas kegiatan, Azas kedinamisan, Azas keterpaksaan, Azas normative, Azas keahlian, Azas alih tangan, Azas Tut Wuri Handayani. (Uji Windiyanto, 2009: 12-15). B. Kompetensi Atau Kemampuan Yang Dimiliki Oleh Guru Guru atau pendidik dalam Pasal 1 Ayat 6 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Selanjutnya pada Pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa: Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menurut Sanusi, et al (1991:20) dan Danim (2002: 22) professional menunjuk pada dua hal, pertama orang yang menyandang suatu profesi. Orang yang profesional biasanya melakukan pekerjaan secara otonom dan mengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai rasa tanggung jawab atas kemampuan profesionalnya itu. Kedua, kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Pada tingkat tinggi, kinerja itu dimuati unsur-unsur kiat atau seni yang menjadi ciri tampilan profesional seorang penyandang profesi. Sementara dalam Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28, disebutkan bahwa guru yang berkualitas harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi yang dimaksud diterangkan berikut ini: 1. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Secara rinci kompetensi yang harus dimiliki oleh guru berupa : a) Guru harus memiliki kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator berupa: bertindak sesuai dengan norma hukum bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. b) Guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang dewasa dimana guru harus menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. c) Guru harus memiliki kompetensi arif, dimana sikap guru menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan untuk peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. d) Guru harus memiliki kepribadian yang berwibawa, dimana guru harus berperilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. e) Guru harus memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki tindakan yang sesuai dengan norma religius dan perilaku yang bisa diteladani oleh peserta didiknya. f) Guru harus memiliki kompetensi dalam evaluasi diri dan pengembangan diri dimana dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan berintrospeksi dan mengembangkan potensi diri secara optimal. 2. Kompetensi pedagogik Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik ini memiliki subkompetensi berupa : a) Pemahaman peserta didik secara indikator esensial, yakni guru haruslah memahami peserta didik berdasarkan perkembangan kognitif yang dimilikinya, kepribadiannya, serta modalitas belajar siswa.

b) Merancang pembelajaran, dimana guru dituntut untuk memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. c) Melaksanakan pembelajaran yang kondusif dimana setting pembelajaran adalah komponen pokok yang harus diperhatikan. d) Merancang dan melaksanakan evaluasi dimana indikatornya guru dapat merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar; mempu menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar, dan mampu memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan kualitas program pembelajaran. e) Mengembangkan peserta didik dimana guru haruslah memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik maupun potensi non akademik. 3. Kompetensi Profesional Kompetensi professional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencangkup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya. Kompetensi professional memiliki subkompetensi berupa: a) Menguasi substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi dengan memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. b) Menguasai struktur dan metode keilmuan dimana seorang guru dituntut untuk menguasai langkah-langkah penelitian kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi secara professional dalam konteks global. 4. Kompetensi sosial Merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Dimana kompetensi guru haruslah: a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik. b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didk dan masyarakat sekitar. Menurut Mulyasa, pendidik perlu memiliki standar berupa : 1. Standar mental: dimana guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai, mengabdi, dan memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya. 2. Standar moral: dimana guru harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap moral yang tinggi. 3. Standar sosial: seorang guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat lingkungannya. 4. Standar spiritual: guru harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang diwujudkan dalam ibadah dalam kehidupan sehari-hari. 5. Tandar intelektual: guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan professional. 6. Standar fisik: guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak memiliki penyakit menular yang membahayakan diri, peserta didik, dan lingkungan. 7. Standar psikis: guru harus sehat rohani, artinya tidak mengalami gangguan jiwa ataupun kelainan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas profesionalnya. C. Karteristik Kepribadian Guru Guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Karena guru memegang kunci dalam pendidikan dan pengajaran disekolah. Guru adalah pihak yang paling dekat dengan siswa dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari, dan guru merupakan pihak yang paling besar peranannya dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan.Saat ini guru dianggap sebuah profesi yang sejajar dengan profesi yang lain, sehingga seorang guru dituntut bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya. Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai sejumlah kompetensi yang dapat menunjang tugasnya yang meliputi kompetensi pendagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial maupun kompetensi pribadi. (Kristian Hendrik. 2010 : ) Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi personal seorang guru. Kompetensi ini merupakan sosok kepribadian seorang guru yang berkarakter sebagai orang Indonesia serta pribadi yang ideal dari orang yang menjadi teladan di masyarakat. Guru merupakan pribadi yang dapat menjadi contoh bagi yang lain. Kompetensi kepribadian guru itu terdiri atas: a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa

d. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Berikut ini adalah karakteristik kepribdian guru dalam tiap spesifikasinya : a. Guru BK Sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses ke arah kematangan atau kemandirian, untuk mencapai kematangan tersebut, seorang individu memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu dapat dikatakan bahwa proses perkembangan seorang individu tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan seorang individu tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Oleh sebab itu peran guru bimbingan dan konseling ataupun konselor penting untuk menyelenggarakan pendidikan yang utuh. Pentingnya peran pendampingan dan konseling disebabkan pendidikan masih dimaknai secara sempit. Pendidikan yang utuh adalah pendidikan yang tidak hanya bertujuan meningkatkan kemampuan akademis, tetapi juga mengembangkan karakter dan kepribadian peserta didik. Di sinilah peran guru bimbingan dan konseling, yaitu membantu peserta didik mengenali potensi dan mengembangkan kepribadiannya. Peran guru bimbingan konseling dan konselor semakin penting karena saat ini penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih dalam makna sempit. Pendidikan hanya cenderung untuk meningkatkan kemampuan akademis semata. Pendidikan juga belum menanamkan kecerdasan kultural kepada peserta didik sehingga potensi bangsa kurang tergali. Pendidikan Indonesia saat ini juga belum bisa membentuk watak dan karakter bangsa. Pendidikan di Indonesia baru sampai pada tujuan mencerdaskan anak didik secara individual saja. Padahal, kecerdasan suatu bangsa tidak terbentuk dari penjumlahan kecerdasan dari setiap warganya. (Sunaryo Kartadinata. 2010). Pada saat ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu dari pendekatan yang berorientasi tradisional, klinis, dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif. Pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan (Developmental Guidance and Counseling), atau bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah individu. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai seorang individu, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar (standard based guidance and counseling). Standar dimaksud adalah standar kompetensi kemandirian. Konselor sekolah adalah konselor yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap sejumlah peserta didik. Pelayanan BK di sekolah merupakan kegiatan untuk membantu siswa dalam upaya menemukan dirinya, penyesuaian terhadap lingkungan serta dapat merencanakan masa depannya. Pada hakikatnya pelaksanaan BK di sekolah untuk mencapai tiga kesuksesan, yaitu: sukses bidang akdemik, sukses dalam persiapan karir dan sukses dalam hubungan kemasyarakatan. Seorang guru bimbingan dan konseling harus memilki kompetensi dalam bidangnya termasuk kompetensi kepribadian yaitu : 1) Mengaplikasikan pendangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, social, individual dan berpotensi. 2) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya. 3) Menghargai dan mengembagkan potensi positif individu pada umumnya dan individu pada khususnya. 4) Memiliki integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat. 5) Memiliki sifat demokratis. 6) Memiliki kepibadian dan prilaku yang terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten). 7) Memiliki emosi yang stabil 8) Memliki Kasih sayang dan perhatian terhadap individu yang memerlukan bantuan.

9) Memiliki kepedulian kepada orang lain, peka dan bersifat empati serta menghargai perubahan dan keraguan. 10) Menampilkan toleransi tinggi terhadap individu yang menghadapi stress dan frustasi. 11) Penuh kesabaran. 12) Mau mendengarkan keluhan orang lain. 13) Mendorong dengan ikhlas. 14) Mampu berkomunikasi dengan efektif.

Tugas Guru BK/Konselor dan Pengawas Bimbingan dan Konseling Menurut PP No. 74 Tahun 2008

A. Tugas Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam: 1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.

2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat. 3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri. 4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir. Jenis layanan adalah sebagai berikut: 1. Layanan orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/ madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru. 2. Layanan informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan. 3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler. 4. Layanan penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, industri dan masyarakat. 5. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya. 6. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok. 7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok. 8. Layanan konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik 9. Layanan mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut didukung oleh: 1. Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun nontes. 2. Himpunan data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu dan bersifat rahasia. 3. Konferensi kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup. 4. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua atau keluarganya. 5. Tampilan kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan. 6. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya. Beban Kerja Minimum Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor Beban kerja guru bimbingan dan konseling/konselor adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk layanan tatap muka terjadwal di kelas untuk layanan klasikal dan/atau di luar kelas untuk layanan perorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu

dan yang memerlukan. Sedangkan beban kerja guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah membimbing 40 (empat puluh) peserta didik dan guru yang diberi tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah/madrasah membimbing 80 (delapan puluh) peserta B. Tugas Pengawas Bimbingan dan Konseling Lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling untuk melaksanakan tugas pokok diatur sebagai berikut: 1. Ekuivalensi kegiatan kerja pengawas bimbingan dan konseling terhadap 24 (dua puluh empat) jam tatap muka menggunakan pendekatan jumlah guru yang dibina di satu atau beberapa sekolah pada jenjang pendidikan yang sama atau jenjang pendidikan yang berbeda. 2. Jumlah guru yang harus dibina untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh) dan paling banyak 60 guru BK. 3. Uraian lingkup kerja pengawas bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut. a. Penyusunan Program Pengawasan Bimbingan dan Konseling

Setiap pengawas baik secara berkelompok maupun secara perorangan wajib menyusun rencana program pengawasan. Program pengawasan terdiri atas (1) program pengawasan tahunan, (2) program pengawasan semester, dan (3) rencana kepengawasan akademik (RKA). Program pengawasan tahunan pengawas disusun oleh kelompok pengawas di kabupaten/kota melalui diskusi terprogram. Kegiatan penyusunan program tahunan ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu. Program pengawasan semester adalah perencanaan teknis operasional kegiatan yang dilakukan oleh setiap pengawas pada setiap sekolah tempat guru binaannya berada. Program tersebut disusun sebagai penjabaran atas program pengawasan tahunan di tingkat kabupaten/kota. Kegiatan penyusunan program semester oleh setiap pengawas ini diperkirakan berlangsung selama 1 (satu) minggu. Rencana Kepengawasan Bimbingan dan Konseling (RKBK) merupakan penjabaran dari program semester yang lebih rinci dan sistematis sesuai dengan aspek/masalah prioritas yang harus segera dilakukan kegiatan supervisi. Penyusunan RKBK ini diperkirakan berlangsung 1 (satu) minggu. Program tahunan, program semester, dan RKBK sekurang-kurangnya memuat aspek/masalah, tujuan, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen pengawasan.

b. Melaksanakan Pembinaan, Pemantauan dan Penilaian

Kegiatan supervisi bimbingan dan konseling meliputi pembinaan dan pemantauan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan kegiatan dimana terjadi interaksi langsung antara pengawas dengan guru binaanya, Melaksanakan penilaian adalah menilai kinerja guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai proses pembimbingan. Kegiatan ini dilakukan di sekolah binaan, sesuai dengan uraian kegiatan dan jadwal yang tercantum dalam RKBK yang telah disusun.

c. Menyusun Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan

Setiap pengawas membuat laporan dalam bentuk laporan per sekolah dari seluruh sekolah binaan. Laporan ini lebih ditekankan kepada pencapaian tujuan dari setiap butir kegiatan pengawasan sekolah yang telah dilaksanakan pada setiap sekolah binaan, Penyusunan laporan oleh pengawas merupakan upaya untuk mengkomunikasikan hasil kegiatan atau keterlaksanaan program yang telah direncanakan, Menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan dilakukan oleh setiap pengawas sekolah dengan segera setelah melaksanakan pembinaan, pemantauan atau penilaian.

d. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK.

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali dalam satu semester secara berkelompok di Musyawarah Guru Pembimbing (MGP). Kegiatan dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi yang akan ditingkatkan. Dalam pelatihan diperkenalkan kepada guru cara-cara baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan suatu proses pembimbingan. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalitas guru BK ini dapat dilakukan melalui workshop, seminar, observasi, individual dan group conference.

DASAR LEGAL BIMBINGAN DAN KONSELING


A.Undang-Undang No : 2 / 1989 : Sitem Pendidikan Nasional
Ayat 1 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan pesertad i d i k m e l a l u i k e gi a t a n b i m b i n g a n , p e n g a j a r a n , d a n / a t a u l a t i h a n b a g i perannya di masa yang akan datang Pasal 1 A ya t 8 : T e n a ga p e n d i d i k a n a d a l a h a n g g o t a m a s ya r a k a t ya n g bertugas membimbing , mengajar dan / atau melatih peserta didik B.Peraturan Pemerintah

1.PP No. 28 / 1990 : Pendidikan Dasar BAB X


Pasal 25 Ayat 1:Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepadasiswa dalam rangka upaya menemukanpribadi, mengenallingkungan dan merencanakan masa depan Ayat 2:Bimbingan diberikan oleh Guru Pemimbing Ayat 3:Pelaksanaan ketentuan sebagaimana yang dimaksud Ayat (1) dan Ayat (2) diatur oleh Menteri

2.PP No. 29 / 1990 : Pendidikan Menengah BAB X2.PP No. 29 / 1990 :


Pendidikan Menengah BAB X Pasal 27 Ayat 1: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepadasiswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenallingkungan dan merencanakan masa depanAyat 2: Bimbingan diberikan oleh Guru Pemimbing

3 . P P N o . 7 4 / 2 0 0 8 : Tugas Guru BK / Konselor dan PengawasBimbingan dan konseling

SK

M ENP AN

1.No. 84 / 1993 : Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Pasal 3 : Tugas Pokok Guru, adalaha . M e n y u s u n p r o g r a m p e n g a j a r a n , m e n y a j i k a n p r o g r a m pengajaran, evaluasi belajar, analisis hasil evaluasi belajar,serta menyusun program perbaikan dan pengajaran, terhadappeserta didik yang menjadi tanggung jawabnya , ataub . M e n y u s u n P r o g r a m Bimbingan, melaksanakan programbimbingan, evaluasi p e l a k s a n a a n b i m b i n g a n , a n a l i s i s pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam programbimbingan terhadap peserta didik yang m e n j a d i t a n g g u n g jawabnya. 2.No. 118 / 1995: Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah d a n Angka Kreditnya Sebagaimana dimaksdukan dalam angka (1) mempunyai bidangpengawasan sbb:a.Bidang pengawasan Taman Kanak-2 / Raudhatul Athfal/ bustanul Athfal,Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah / Madrasah Diniyah / Sekola DasarLuar Biasa.b.Bidang Pengawasan Rumpun Mata Pelajaranc.Bidang Pengawasan Pendidikan Luar Biasad.Bidang Pengawasa Bimbingan dan Konseling D . S K B M E N D I K B U D d a n K E P A L A B A K N No : 0433 / P / 1993 dan No. 25 Tahun 1993 Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Pasal 1 , ayat : (4)Guru Pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab,wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK terhadap sejumlahpeserta didik (10)Penyusunan program BK adalah membuat rencana P e l a y a n a n B K dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir (11) Pelaksanaan BK adalah melaksanakan fungsi pelayanan ;p e m a h a m a n , p e n c e g a h a n , p e n g e n t a s a n , p e m e l i h a r a a n d a n pengembangan dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir (12) Evaluasi pelaksanaan BK adalah kegiatan menilai layanan BK dalambidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir (13)Analisis Evaluasi pelaksanaan BK adalah menelaah hasil evaluasipelaksanaan BK yang mencakup layanan ; orientasi, informasi,penempatan dan penyaluran, p e m b e l a j a r a n , k o n s e l i n g i n d i v i d u , konseling kelompok dan bimbingan kelompok(14) Tindak Lanjut pelaksanaan BK adalah kegiatan menindaklanjutihasil analisis evaluasi layanan ; orientasi, informasi, penempatan danpenyaluran, pembelajaran, konseling individu, konseling kelompok danbimbingan kelompok Pasal 4, ayat : (1) Standart prestasi kerja Guru Pratama s.d. Guru Dewasa Tingkat 1 dalammelaksanakan PBM atau BK:a.Persiapan program pengajaran/ praktik/ BK b.Penyajian program pengajaran/ praktik/ BK c . E v a l u a s i program pengajaran/ praktik/ BK (2)Standart

prestasi kerja Guru Pembina s.d. Guru Utama, selain tsb. padaayat (1) ditambah :a.Analisis hasil evaluasi pengajaran/ praktik/ BK b.Penyusunan program pengajaran/ praktik/ BK c.Evaluasi program pengajaran/ praktik/ BK ( 3 ) K h u s u s S t a n d a r t p r e s t a s i k e r j a G u r u K e l a s , s e l a i n t s b . p a d a a y a t ( 2 ) sesuai dengan jenjang jabatannya ditambah melaksanakan program BK di kelas yang menjad tanggung jawabnya Pasal 5

, ayat : (1)Jumlah peserta didik yang harus dibimbing oleh seorang GP adalah 150orang

MATERI VDAFTAR CEK (CHECK LIST)A. Pengertian Check List merupakan suatu daftar yang mengandung atau mencakup faktor-faktor yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 1985:150)Check list merupakan daftar yang berisi unsur-unsur yang mungkin terdapat dalamsituasi atau tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati (Depdikbud:1975:56).Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa check list merupakan salah satumetoda untuk memperoleh data yang berbentuk daftar yang berisi pernyataan danpertanyaan yang ingin diselidiki dengan memberi tanda cek oleh individu/kelompok. B. Tujuan dan maksud Check List Untuk mengetahui / mengecek ada tidaknya sifat/kebiasaanketerampilan/pengalaman dan pengetahuan dari seseorang. C. Manfaat Check List Untuk mendapatkan faktor-faktor yang relevan dengan masalah yang sedang menjadipusat perhatian. Faktor-faktor yang diperoleh ini dapat terperinci menurut keperluanyaitu sesuai dengan persiapan dan rencana yang telah dibuat sebelum daftar cek inidisiapkan. D. Fungsi Check List 1. Sebagai inventory ( alat pencatat hasil observasi yang dipergunakan seseorang dalammengamati diri sendiri/pengguna daftar cek selain sebagai observer juga sebagaiobservee ).2. Sebagai alat pencatat hasil observasi ( pengguna daftar cek hanya sebagai observer )

BAB IV DAFTAR CEK MASALAH Kegiatan belajar 3 A. Kompetensi dan Indikator Setelah mempelajari bab ini diharapkan peserta bisa memanfaatkan daftar cek sebagai salah satu teknik untuk memahami konseli yang hendak dibmbingnya. Sebagai indikator peserta telah mampu memanfaatkan daftar cek ditunjukkan dalam (a) menyusun daftar cek sesuai tujuan dan subyek yang difahami, (b) mampu melaksanakan asesmen dengan menggunakan daftar cek, (c) mampu melakukan analisis terhadap data hasil daftar cek, dan (d) mampu memanfaatkan data dari daftar cek untuk kepentingan bimbingan. B. Uraian materi 1. Pengertian Daftar Cek Masalah (DCM) Daftar cek masalah (DCM) adalah sebuah daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami seseorang. 2. Alasan Penggunaan DCM Terdapat beberapa pertimbangan dalam penggunaan Daftar Cek Masalah,yaitu : a. Efisiensi DCM dikatakan efisien, karena dengan DCM dapat diperoleh banyak data tentang masalah dan kebutuhan siswa dalam waktu singkat. b. Intensif Dikatakan intensif, karena data problem yang diperoleh melalui DCM lebih teliti, mendalam dan luas. Data semacam ini kurang dapat diperoleh melalui teknik lain seperti observasi, autobiografi, wawancara dan sebagainya. c. Validitas dan reliabilitas. Dikatakan valid dan reliabel, antara lain karena individu yang bersangkutan mengecek sendiri masalah yang sedang ia alami, disamping jumlah item kemungkinan masalah yang cukup banyak. 3. Fungsi dan kegunaan DCM a. Fungsi Daftar Cek Masalah 1. Untuk memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah dan sedang dihadapi. Dengan daftar cek masalah memungkinkan individu mengingat kembali masalahmasalah yang pernah dialaminya. 2. Untuk sistematisasi jenis masalah yang ada pada individu agar memudahkan analisis dan sintesis dengan data yang diperoleh dengan cara/alat lain. 3. Untuk menyarankan suatu preoritas program pelayanan Bimbingan dan Konseling sesuai dengan masalah individu maupun kelompok saat itu. b. Kegunaan DCM Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan DCM yaitu : 1. Untuk melengkapi data yang sudah ada. 2. Untuk mengenal individu yang perlu segera mendapat bimbingan khusus. 3. Sebagai pedoman penyusunan program bimbingan kelompok pada umumnya. 4. Untuk mendalami masalah individu maupun kelompok. 4. Isi Daftar Cek Masalah Daftar Cek Masalah berisi: a. Ruangan tempat identitas siswa yang mengerjakan DCM. b. Topik. c. Instruksi atau petunjuk cara mengerakan. d. Topik-topik masalah dan butir-butirnya. Topik ini berdasarkan pengolahan tertentu tentang masalah. 5. Petunjuk Pengadministrasian DCM Agar hasil penelitian ini valid dan reliable perlu diberikan petunjuk pelaksanaan dan cara mengerjakan DCM. Petunjuk yangharus diperhatikan itu meliputi petunjuk bagi instructor dan petunjuk bagi siswa. a. Petunjuk bagi instruktor Kecakapan melaksanakan DCM ini mencakup: (1) Persiapan, yakni sebelum melaksanakan, dan (2) Pelaksanaan, yakni menjelang dan pada waktu mengerjakan. Kedua kecakapan

tersebut dirinci lebih jauh berikut : 1. Hal-hal penting dalam persiapan adalah: a. Menyiapkan bahan sesuai dengan jumlah siswa. b. Menguasai benar, petunjuk cara mengerjakan DCM. 2. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan meliputi berbagai kegiatan, antara lain: a. Mengontrol situasi ruangan, siswa harus duduk tenang, menghindari suara yang mengganggu, menyingkirkan benda-benda yang tidak perlu agar tidak mengganggu pelaksanaan. b. Menerangkan maksud konselor menggunakan DCM itu, untuk menimbulkan kepercayaan, dan motivasi pada siswa. c. Menyuruh siswa mempersiapkan alat tulis. d. Membagikan lembar DCM. e. Menginstruksikan kepada siswa untuk menulis identitas dan tanggal pelaksanaan DCM. f. Membacakan petunjuk cara mengerjakan DCM, sementara para siswa memperhatikan sambil membaca petunjuk tersebut dalam hati. g. Memberi contoh (misalnya dengan menulis di papan tulis) cara mengerjakan DCM. h. Memberi perintah mengerjakan DCM, memperingatkan agar para siswa mengerjakan dengan tenang dan teliti dan memberitahukan bahwa waktu yang disediakan cukup lama. i. Mengontrol apakah para siswa telah mengerjakan DCM dengan benar. j. Mengumpulkan pekerjaan siswa. b. Petunjuk bagi siswa Beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh siswa, yaitu: 1. Siswa harus mempunyai minat dan kemauan untuk mengutarakan masalah yang sebenarnya. 2. Siswa harus menyadari bahwa jika ia mengerjakan secara asal-asalan ataupun tidak serius, hanya akan merugikan dirinya sendiri. 3. Siswa harus menulis identitasnya sendiri. 4. Siswa harus mematuhi bagaimana cara mengerjakan DCM. 6. Analisis DCM Setelah semua pekerjaan siswa dikumpulkan, tugas konselor selanjutnya adalah menganalisis pekerjaan itu. Analisis ini meliputi analisis individual dan analisis kelompok. a. Analisis Individual Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis individual (per siswa) ini adalah: 1. Menjumlahkan butir (item) yang menjadi masalah individu pada tiap-tiap topik masalah. 2. Mencari presentasi per topik masalah, dengan cara mencari rasio antara jumlah butir yang menjadi masalah (butir masalah yang dicek) dengan jumlah butir topic masalah. Atau n nm x 100 % Dengan keterangan: nm = jumlah butir yang menjadi masalah pada satu topik masalah. n = jumlah butir pada topik masalah itu. 3. Mencari jenjang (ranking) masalah, dengan cara mengurutkan % topic masalah mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil. 4. Mengkonversikan % masalah ke dalam stan-ten scale dan predikat nilai A, B, C, D dan E. Konversi harga itu, sebagai berikut: 0 % = 10 = A (baik) 1 % - 10 % = 8 = B (cukup baik) 11 % - 25 % = 6 = C (cukup) 26 % - 50% = 4 = D (kurang) 51 % - 100 % = 2 = E (kurang sekali) 2-30 Pemahaman Individu Contoh: Abas mencek 6 butir masalah keluarga, sedangkan jumlah semua topik keluarga ialah 30, maka persentase masalah keluarga Abas adalah: n nm x 100% = 30 6 x 100% = 20 % Jadi predikat hubungan keluarga Abas adalah: C (cukup) b. Analisis Kelompok Langkah-langkah menganalisa secara kelompok meliputi analisis per butir dan analisis per topik masalah. Kedua analisis tersebut dijelaskan berikut : 1) Analisis per butir masalah Analisis ini bertujuan untuk mengetahui butir masalah apa yang pada umumnya dhadapi oleh siswa. Langkahlangkah menganalisis adalah sebagai berikut: a) Menjumlahkan banyaknya siswa yang mempunyai butir masalah yang sama untuk tiap butir. b) Mencari % masalah dengan cara mencari rasio antara banyak siswa yang bermasalah untuk butir tertentu dengan jumlah siswa, Apabila dinyatakan dalam rumus, ialah: m mm x 100% Dengan keterangan mm = banyak siswa yang bermasalah untuk butir tertentu. m = banyak siswa yang mengerjakan DCM Contoh: 30 orang siswa bermasalah untuk butir nomor 65, siswa yang ikut mengerjakan DCM adalah 120 orang. m mm x 100 % =

120 30 x 100 % = 25 % Maka predikat permasalahan butir ini bagi para siswa adalah C (cukup) 2) Analisis per topik masalah Analisa ini bertujuan untuk mengetahui topic masalah apa yang pada umumnya dihadapi oleh siswa. Langkah-langkah dalam menganalisis adalah sebagai berikut: a) Harus diketahui, jumlah siswa yang ikut mengerjakan DCM. b) Harus diketahui jumlah butir yang menjadi masalah siswa. c) Harus diketahui jumlah siswa yang mempunyai masalah. d) Persentase adalah rasio antara jumlah butir masalah kali jumlah siswa yang bermasalah dengan jumlah butir dalam topik masalah, kali jumlah peserta. Atau dengan rumus: NxM NmxMn x 100% Dengan keterangan: Nm = jumlah butir masalah Mn = jumlah siswa yang mempunyai masalah N = jumlah butir dalam topik masalah M = jumlah siswa (peserta) 3) Masalah individual Dari penjumlahan tiap butir masalah, sering kita jumpai masalah yang hanya dialami oleh 1 orang. Individu ini dicatatat sebagai individu yang mempunyai masalah khusus. 7. Pemindahan hasil analisis data DCM ke dalam daftar pribadisiswa Hasil analisis DCM merupakan data pelengkap daftar pribadi siswa. Hampir semua aspek kepribadian dalam daftar pribadi dapat dilengkapi dengan data DCM. Caranya, sebagai berikut: a. Teliti lebih dahulu butir-butir aspek kepribadian dalam daftar pribadi yang relevan dengan topik masalah dalam DCM. b. Memasukkan predikat masalah (A, B, C, D atau E) ke dalam lajur kolom yang sesuai. 8. Penggunaan hasil analisis DCM dalam penyusunan program BK Hasil analisis DCM dilengkapi dengan data yang diperoleh dengan teknik-teknik lain, dapat dipergunakan untuk merencanakan program BK, baik program individual maupu program kelompok. Penyusunan program BK ini adalah dalam rangka: a. Memprioritaskan masalah yang harus segera ditangani. b. Mendalami masalah individual maupun masalah kelompok. c. Efisiensi pelayanan, yaitu pencegahan, pengembangan dan penyembuhan sebelum masalah-masalah itu menjadi akut. 9. Penyajian Hasil Analisis DCM Hasil analisis DCM perlu disajikan untuk dimasukkan dalam cumulative record agar sewaktu-waktu diperlukan dapat dengan mudah ditemukan dan dapat dipergunakan dengan mudah. Penyajian ini baik secara individual maupun kelompok. a. Penyajian individual No. Masalah STATUS - - - 0 + ++ 1. 2. 3. 4. Hubungan keluarga Pekerjaan Hubungan dengan teman Kepribadian E E E E D D D D C C C C B B B B A A A A b. Penyajian kelompok : Masalah yang dihadapi siswa 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1a 1b 1c 1d Pribadi Keluarga

Sosial C. Latihan Susunlah daftar cek dengan keterangan sebagai berikut : 1. Tujuan penyusunan daftar cek adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pemenuhan kebutuhan siswa. Subyek yang hendak diteliti adalah siswa SMTP kelas 1 2. Lakukan analisis individual, kebutuhan mana yang paling menonjol belum terpenuhi, dan kebutuhan mana yang khas pada siswa tertentu sehingga jelas kebutuhan mana yang perlu segera mendapat preoritas dalam program bimbingan di sekolah D. Lembar Kegiatan 1. Sebarkan daftar cek yang telah saudara susun kepada sekurangkurangnya 30 orang siswa. 2. Lakukan analisis individual dan kelompok, kemudian laporkan puladalam bentuk sajian individual dan kelompok E. Rangkuman Daftar cek yang sangat bermanfaat bagi konselor utamanya dalam menggali informasi tentang masalahmasalah yang terkadang sudah terlupakan oleh individu. Daftar cek digunakan lantara efisien dan intensif bagi pengungkapan masalah-masalah yang dialami individu. DCM sangat berguna untuk melengkapi data, mendalami masalah individu maupun kelompok. Analisis DCM bisa dilakukan secara individual maupun kelompok F. Tes Formatif 1. Tuliskan pengertian daftar cek masalah dengan kalimat saudara sendiri 2. Jelaskan untuk apa biasanya daftar cek digunakan dalam kegiatan bimbingan dan konseling 3. Jelaskan kelebihan penggunaan daftar cek dibanding dengan interview 4. Tunjukkan alas an saudara, mengapa dalam analisis daftar cek bukan sekedar melihat kuantitas masalah yang dihadapi siswa, tetapi perlu memahami intensitas masalah

BAB V TEKNIK SOSIOMETRI

Kegiatan Belajar 4 A. Kompetensi Dan Indikator Setelah mempelajari bab ini diharapkan peserta bisa memanfaatkan teknik sosiometri sebagai salah satu teknik untuk memahami konseli yang hendak dibimbingnya. Sebagai indikator peserta telah mampu memanfaatkan teknik sosiometri dengan baik ditunjukkan dalam (a) menyusun sisiometri sesuai tujuan dan subyek yang difahami, (b) mampu melaksanakan asesmen dengan menggunakan sosiometri, (c) mampu melakukan analisis terhadap data hasilsosiometri, dan (d) mampu memanfaatkan data darisosiometri untuk kepentingan bimbingan. B. Uraian Materi 1. Sekilas tentang Sosiometri Metode ini dikemukakan oleh Moreno, bertujuan untuk meneliti saling hubungan antara anggota kelompokdi dalam suatu kelompok. Dengan kata lain, sosiometri banyak digunakan untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok. Sosiometri juga dapat digunakan untuk mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya, menyelidiki kesukaran seseorang terhadap teman sekelompoknya, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun teman bermain, menyelidiki ketidaksukaan terhadap teman sekelompoknya. Sebagai contoh, apabila kita ingin mengetahui mengapa beberapa murid mengalami kesulitan dalam pelajarannya, sedangkan secara akademik mereka pandai, hal ini mungkin dapat disebabkan oleh kurangnya penyesuaian diri terhadap teman sekelasnya. Keadaan semacam ini dapat diketahui dengan menggunakan sosiometri. 2. Angket Sosiometri Alat untuk mendapatkan materi sosiometri dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi mengenai siapa yang disenangi (diplih) dan siapa yang tidak disenangi (ditolak) dari anggota kelompoknya. Daftar pertanyaan yang dipergunakan untuk mendapatkan materi sosiometri dinamakan angket sosiometri. Adapun jawaban yang diberikan oleh responden tentang siapa yang disenangi ataupun siapa yang tidak disenangi tersebut dapat terdiri dari satu, dua, tiga orang atau lebih. 3. Menggambarkan Hasil Angket Sosiometri Data mental yang dikumpulkan dengan angket sosiometri, apabila belum disusun akan merupakan data yang masih sukar untuk dianalisa dan diketahui (dibaca). Agar data tersebut mudah dibaca siapa yang paling popular (paling disenangi) dan siapa yang paling tidak disenangi maka data tersebut harus berupa harus disajikan dalam bentuk tabel. Tabel dari data sosiometri disebut matrik sosiometri. Perlu diingat bahwa penyajian data angket sosiometri dalam bentuk matrik ini tidak dapat dilihat mengenai saling hubungan antara anggota kelompok, anak kelompok dan lain-lain. Oleh karena itu, dari bentuk matrik ini dapat dibuat bentuk penyajian sosiometri yang lebih baik, yaitu dengan membuat sosiogram. Dengan melihat sosiogram akan dapat diketahui dengan mudah mengenai: a. Status sosiometri dari setiap subyek. 1) Status pemilihan. 2) Status penolakan. 3) Status pemilihan dan penolakan b. Besarnya jumlah pemilih untuk setiap subyek. c. Arah pilihan dari dan terhadap individu tertentu. d. Kualitas arah pilihan. e. Intensitas pilihan. f. Ada dan tidaknya pusat pilihan. g. Ada tidaknya isolasi. h. Kecenderungan terbentuknya anak kelompok. Untuk lebih memperjelas uraian tersebut di atas, dapat dilihat contoh pembuatan matrik sosiometri dan sosiogram di bawah ini. Misalnya: Kelompok yang terdiri dari enam orang. Dengan menggunakan angket sosiometri untuk memilih dua orang yang paling disenangi dari kelompoknya. Hasil angket sebagai berikut: Angket dari A memilih B dan C B memilih A dan C C memilih E dan A D memilih A dan B E memilih A dan D F memilih B dan A. Hasil angket dari enam orang saja, apabila disajikan dalam bentuk seperti di atas membuat kita kesulitan dalam membaca dan menentukan siapa yang terbanyak pemilihnya, siapa yang paling tidak popular, siapa yang terisolir, dan lain-lain. Akan sangat berbeda, bila data tersebut kita sajikan dalam bentuk matrik seperti di bawah ini: Subyek PEMILIH Total ABCDEF DIPILIH A B C D E F X X X X X X X

X X X X X 5 3 2 1 1 0 Total 2 2 2 2 2 2 12 Dengan matrik sosiometri ini, secara mudah dan cepat dapat diketahui jumlah pemilih untuk setiap orang, siapa yang paling populer dan yang tidak populer, akan tetapi masih sulit pula untuk mengetahui individu yang saling memilih, siapa saja yang menjadi anak kelompok dan lainlain. Maka akan lebih baik jika disajikan dalam bentuk sosiogram, seperti digambarkan di bawah ini: A 54B 32- C D 1- E F 0Keterangan: 0,1,2,3,4,5 frekuensi pemilih. A,B, C, D, E, subyek terpilih. Cara membuat: 1. Buat sumbu ordinat dan dibuat skala yang mencakup frekuensi pemilih yang terbanyak. 2. Letakkan masing-masing individu setinggi frekuensi pemilih yang diperoleh. Misalnya A pemilihnya 5 orang, A diletakkan pada garis yang setinggi frekuensi 5. 3. Buat garis pilihan yang ditandai dengan tanda panah, misalnya: A B berarti A memilih B A B berarti A dan B saling memilih ( A memilih B dan B Juga memilih A) A B berarti A menolak B A B berarti A menolak B dan B juga menolak A Pemahaman Individu 2-39 A B berarti A memilih B dan B menolak A. Bentuk hubungan Bentuk hubungan antar individu dalam suatu kelompok dapat bermacam-macam: 1. Berbentuk segitiga (Triangle) Hubungan yang mempunyai intensitas yang cukup kuat 2. Berbentuk bintang (Star) A Bila pusat (A) tidak ada, maka kelompok akan bubar, karena hubungan kurang menyeluruh 3. Berbentuk jala (Net) Hubungan ini juga mempunyai intensitas cukup kuat. Hubungan cukup menyeluruh, baik, kuat dan hilangnya seseorang tidak akan membuat kelompoknya bubar. 4. A B C D (berbentuk rantai/ Chain) Hubungan searah atau sepihak tidak menyeluruh, kelompok yang demikian ini keadaannya rapuh. 2-40 Pemahaman Individu Selain mengetahui bentuk kelompok, intensitas kelompok, ada tidaknya anak kelompok, arah hubungan dan lain-lain, maka hasil sosiometri ini juga dapat dianalisis lebih lanjut, antara lain: 1. Status Pemilih Pm A = jumlah pemilih A N -1 N = jumlah anggota kelompok Pm A = indek status pemilih A Arti indeks: Pm = 0 berarti tidak ada yang memilih Pm = 1 berarti semua anggota kelompok memilih Indeks pemilih bergerak dari 0 1 2. Status Penolak Pn A = jumlah penolak A N -1 Pn A = indeks status penolak A N = jumlah anggota kelompok Arti indeks: Pn = 0 berarti tidak ada yang menolak. Pn = - 1 berarti semua orang menolak Indeks penolakan bergerak dari 1 sampai 0 3. Status Pemilihan dan Penolakan PmPn A = jumlah pemilih A jumlah penolak A N1 Pm Pn A = indeks pemilihan dan penolakan A N = jumlah anggota kelompok Pemahaman Individu 2-41 PmPn A = - 1 berarti semua orang menolak A Pm Pn A = + 1 berarti semua orang memilih A (populer) Indeks pemilihan dan penolakan bergerak dari -1 sampai +1.

C. Latihan Buatlah kelompok belajar dari satu kelas dengan memanfaatkan teknik sosiometri, upayakan setiap kelompok belajar terdiri dari lima orang dengan tetap memperhatikan komposisi jenis kelamin laki-laki dan perempuan, serta memperhatkan arah pilih siswa D. Lembar Kegiatan Sebarkan angket sosiometri pada siswa kelas akhir di mana saudara bertugas, selanjutnya carilah siswa yang menunjukkan gejala terasing kemudian rencanakan program bimbingan individual untuknya E. Rangkuman Sosiometri banyak digunakan untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok dan mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya, serta menyelidiki kesukaran seseorang terhadapteman sekelompoknya, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun teman bermain. Daftar pertanyaan yang dipergunakan untuk mendapatkan materi sosiometri dinamakan angket sosiometri. Hasil angket sosiometri dapat dibuat dalam bentuk penyajian yang lebih baik yaitu dengan membuat sosiogram. F. Tes Formatif 1. Buatlah rumusan dengan kalimat saudara sendiri, apa yang dimaksud dengan sosiometri 2. Jelaskan apa kegunaan sosiometri dalam bimbingan dan konseling 3. Jelaskan dari mana saudara bisa mengetahui bahwa seorang siswa terasing di kelasnya jika saudar melihat data sosiogram.

BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Materi pemahaman individu mencakup teknik tes dan non-tes.Meski mencakup teknik tes dan non-tes, tetapi dalam buku ini hanya disajikan teknik non tes, yang dalam perkuliahn 1 lazim dikenal dengan mata kuliah Pemahaman individu 1, sedang teknik tes lazimnya diberikan secara terpisah dalam kemasan materi Pemahaman individu 2 Lingkup isi buku ajar ini adalah materi perkuliahan pemahaman individu 1, yang di dalamnya di bahas tentang (a) pengertian dan kegunaan pemahaman individu, (b) teknik observasi, (b) daftar cek, (c) sosiometri, (d) wawancara, dan (e) angket. Semua teknik diwali dengan penyajian secara teoretik, selanjutnya pembaca dipandu untuk berlatih mempersiapkan dan mempraktekkkan masing-masing teknik tersebut, untuk selanjutnyua penerapannya dalam bimbingan dan konseling, B. Prasyarat Mengingat aspek yang hendak dipahami utamanya berkaitan dengan gejala-gejala psikis seseorang dalam kerangka bimbingan dan konseling, maka prasyarat yang diperlukan sebelum mempelajari pemahaman individu baik pemahaman individu 1 maupun 2 adalah Psikologi dan Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Kebutuhan pengetahuan dasar psikologi ini mutlak, mengingat gejala yang difahami adalah gejala-gejala yang bersifat psikologis yang muncul dalam bentuk ucapan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Sedang kebutuhan akan pengetahuan dasar bimbingan dan konseling mengingat, bahwa hasil pemahaman terhadap individu (konseli)

adalah untuk kepentingan layanan bimbingan, bukan untuk kepentingan selainnya. C. Petunjuk Belajar Dalam mempelajari buku ajar ini, mahasiswa atau peserta pelatihan diseyogiakan menempuh langkahlangkah berikut : 1. Sebelum pelatihan dilaksankan seyoganya peserta pelatihan telah membaca terlebih dahulu materi latih, dan akan lebih bagus lagi jika ada partner yang bisa diajak berdiskusi dalam memahami isi buku ini. Hal-hal yang tidak bisa difahami melalui diskusi dengan teman sejawat seyogianya dicara penjelasannya melalui buku-buku yang relevan, dan jika masih belum terjawab bisa ditanyakan kepada dosen atau instruktur ketika acara pelatihan berlangsung. 2. Ikuti ceramah yang diberikan oleh dosen atau instruktur dengan cermat, dan lakukan pencatatan seperlunya terhadap hal-hal yang saudara pandang penting. Jika diberi kesempatan bertanya oleh dosen, manfaatkanlah untuk minta penjelasan hal-hal yang belum bisa saudara fahami dengan baik, dan jika saudara menemukan sumber yang berbeda tanyakan pula kepada dosen saudara dengan cara yang baik. 3. Pada akhir setiap bab yang membahas suatu teknik, disedikan pula tugas-tugas yang harus saudara lakukan untuk melakukan persiapan hingga melakukan tindakan praktek teknik tertentu. Meski sifatnya latihan, seyogianya saudara lakukan dengan sungguh-sungguh dan lakukan pencatatan dengan sebaikbaiknya sebagai laporan praktek. 4. Untuk mempraktekkan teknik-teknik yang disajikan dalam buku ini tidak terlalu sulit, sebab subyek yang bisa saudara gunakan praktek ada di sekitar saudara; subyek tu bisa jadi bahkan tetangga sebelah, teman duduk, teman kost, teman guru, atau murid di sekolah di mana saudara bertugas. Untuk itu praktekkanlah dan manfaatkan setiap kesempatan untuk berlatih memahami sifat-sifat atau karakteristik orang lain. 5. Untuk lebih mempertajam kaca pandang saudara, ada baiknya saudara suka membaca buku-buku yang berhubungan dengan kehidupan manusia. D. Kompetensi dan Indikator Salah satu kompetensi yang harus dimiliki konselor -- di samping menguasai konsep dan praksis pendidikan, kesadaran dan komitmen etika professional, menguasai konsep perilaku dan perkembangan individu, menguasai konsep dan praksis bimbingan dan konseling, mampu mengelola program bimbingan dan konseling, menguasai konsep dan perilaku riset dalam bimbingan dan konseling - - menguasai konsep dan praksis asesmen. Oleh sebab itu, indikator tercapainya tujuan pelatihan mata latih pemahman individu adalah jika peserta latih telah menunjukkan penguasaan minimal 80% dari konsep-konsep asesmmen, mampu merancang asesmen, dan melakukan asesmen dengan memanfaatkan teknik-teknik yang dilatihkan secara benar

BAB II PENGERTIAN DAN KEGUNAAN Kegiatan Belajar 1 A. Kompetensi dan Indikator Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta memahami hakekat pemahaman individu dalam rangka bimbingan dan konseling. Sebagai indikator bahwa peserta telah memahami hakekat pemahaman individu mereka (a) mampu merumuskan pengertian pemahaman individu dengan kalimat sendiri, (b) memanfaatkan teknkteknik pemahaman indvidu sesuai dengan jenis data yang hendak digali, dan (c) memanfaatkan teknik-teknik pemahaman individu dengan mempertimbangkan karakteristik subyek yang hendak difahami. B. Uraian Materi 1. Pengertian Pemahaman individu atau human assessment didefiniskan oleh Aiken (1997 : 454) sebagai Appraising the presence or magnitude of one or more personal characteristics. Assessing human behavior and mental processes includes such procedures as observations, interviews, rating scale, checklist, inventories, projectives techniques, and tests Dari rumusan Aiken di atas bisa difahami, bahwa pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu. Caracara yang digunakan itu mencakup observasi, interview, skala psikologis, daftar cek, inventory, tes proyeksi, dan beberapa macam tes. Pemahaman atau penilaian itu dimaksudkan untuk kepentingan pemberian bantuan bagi pengembangan potensi yang ada padanya (developmental) dan atau penyelesaian masalah-masalah yang dihadapinya (klinis). Dalam melakukan asesmen itu, lazim digunakan berbagai instrumen yang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu dengan cara

tes dan non-tes. Aiken (1997 : 1) dalam bukunya menunjukkan bahwa manusia dalam kenyataannya berbeda-beda dalam kemampuan berpikirnya, karakter kepribadiannya, dan tingkah lakunya. Semuanya itu bisa ditaksir atau diukur dengan bermacammacam cara. 2. Kegunaan Aiken (1997 : 11) menunjukkan, tes psikologi dan bermacammacam alat ukur (assessment istruments) digunakan dalam bidang yang amat luas; seperti pendidikan, industri dan perdagangan, klinik psikologi, pelayanan konseling, pemerintahan, militer, dan penelitan. Anastasi (2006 : 3) menunjukkan bahwa secara tradisional, pengukuran psikologis berfungsi untuk mengukur perbedaanperbedaan antara individu atau perbedaan reaksi individu yang sama terhadap berbagai situasi yang berbeda. Dakui bahwa pendorong utama munculnya pengkuruan psikologi adalah kebutuhan akan penilaian dari dunia pendidikan. Tujuan utama pengukuran psikologis --baik dengan menggunakan tes maupun non-tesmenurut Aiken (1997 : 11) adalah untuk menilai tingkah laku, kecakapan mental, dan karakteristik kepribadian seseorang dalam rangka membantu mereka dalam membuat keputusan, peramalan, dan keputusan tentang seseorang. Sedang secara khusus tujuan pengukuran psikologi adalah : a. Untuk menyaring pelamar pekerjaan, pendidikan, dan atau program pelatihan. b. Untuk pengklasifikasian dan penempatan seseorang dalam pendidikan dan pekerjaan. c. Untuk pemberian bantuan dan pengarahan bagi individu dalam pemilihan penddiikan, pekerjaan, konseling perorangan. d. Untuk memilih karyawan mana yang perlu dihentikan (di-PHK), dipertahankan, atau dipromosikan melalui program pendidikan atau pelatihan atau tugas khusus. e. Untuk meramalkan dan menentukan perlakuan (tritmen) psikis, fisik, klinis, dan rumah sakit f. Untuk mengavaluasi perubahan kognitif, intrapersonal, dan interpersonal sebagai hasil dari pendidikan, terapi psikologis, dan berbagai program intervensi tingkah laku. g. Untuk mendukung penelitian tentang perubahan tingkah laku dan meng-evaluasi efektifitas suatu program atau teknik yang baru. h. Khususnya bagi konselor di Indonesia, kemampuan melakukan asesmen adalah salah satu dari tujuh kompetensi yang harus dimilik untuk kepentingan melakukan diagnosis dan pertimbangan dalam memberikan treatmen C. Latihan 1. Lakukan pengamatan dan pencatatan dengan cermat terhadap sejumlah tumbuhan atau binatang. Apakah terdapat perbedaan karakter tumbuhan satu dengan lainnya? Apakah tersdapat pula perbedaan karakteristk binatang satu dengan lainnya? Atau bahkan apakah terdapat perbedaan karakter binatang meskipun dari jenis yang sama? Apa keuntungan bagi pemelihara jika pemelihara itu memahami sifat-sifat setiap jenis tanaman atau binatangnya. Apa pula keuntungan bagi tanaman dan binatang bila pemilik atau pemeliharanya memahami sifat-sifat tanaman atau binatang itu dengan baik? 2. Lakukan pula pengamatan dan pencatatan secara cermat terhadap 10 orang yang ada di sekitar saudara. Apakah terdapat perbedaan sifat-sifat manusia yang satu dengan lainnya? Adakah sifat-sifat umum yang sama dari semua orang yang saudara observasi, persamaan apa yang saudara temukan? Apa keuntungan bagi guru atau pimpinan suatu organisasi yang memahami sfat-sifat setiap pribadi yang dipimpinnya? D. Lembar kegiatan Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam pada bab ini seyogianya saudara mengikuti langkahlangkah berikut : 1. Pelajari bab II buku ajar ini baik-baik, siapkan pula alat tulis berupa spidol warna untuk menandai hal-hal yang penting. 2. Cermati beberapa istilah penting yang ada di dalamnya, jika perlu tanyakan kepada teman atau lihat kamus atau cari penjelasan di buku-buku psikologi. 3. Jika dengan cara itu masih belum saudara temukan penjelasannya, tanyakan kepada instruktur saudaradalam kegiatan pelatihan, 4. Berlatihlah merumuskan pengertian dan langkah-langkah itu dengan kalimat sendiri sejauh tidak menyimpang dari maksud kalmat dalam buku ajar ini. 5. Berlatihlah menggali data, jika saudara gagal dengan suatu cara, apa yang saudara lakukan untuk tetap memperoleh data yang saudara harapkan? 6. Lakukan pula percobaan menggali data pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Apakah menggali data dengan subyek yang usianya berbeda, kemampuan berpikirnya berbeda, dan latar belakang pendidikan serta budayanya berbeda bisa dilakukan dengan teknik yang sama? E. Rangkuman 1. Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada individu atau sekelompok individu.Cara-cara yang digunakan itu mencakup observasi, interview, skala psikologis, daftar cek, inventory, tes proyeksi, dan beberapa macam tes

2. Ada beberapa manfaat pengetahuan dan keterampilan melakukan asesmen, yaitu (a) untuk pengklasifikasian dan penempatan seseorang dalam pendidikan dan pekerjaan, (b) untuk menyaring pelamar pekerjaan, pendidikan, dan atau program pelatihan, (c) untuk pemberian bantuan dan pengarahan bagi individu dalam pemilihan penddiikan, pekerjaan, konseling perorangan, (d).untuk memilih karyawan mana yang perlu dihentikan, dipertahankan, atau dipromosikan melalui program pendidikan atau pelatihan atau tugas khusus, (e) untuk meramalkan dan menentukan perlakuan (tritmen) psikis, fisik, klinis, dan rumah sakit , (f) untuk mengevluasi perubahan kognitif, intrapersonal, dan interpersonal sebagai hasil dari pendidikan, terapi psikologis dan berbagai program intervensi tingkah laku. (g) untuk mendukung penelitian tentang perubahan tingkah laku dan meng-evaluasi efektifitas suatu program atau teknik yang baru.

3. Khususnya bagi konselor, kemampuan asesmen merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki konselor, ia adalah bagian penting dari kegiatan konseling. Dan jika ada konselor yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang asesmen diibaratkan seperti pelayar yang tidak membawa kompas. Ia tentu akan tersesat, atau sekurang-kurangnya membuang-buang energi untuk sampai ke tujuan. Dalam kaitannyadengan tugas konselor, bisa jadi bukan hanya membuang-buang tenaga, tetapi lebih dari itu bisa jadi justru berdampak negativ bagi individu yang dibimbing lantaran malpraktek. F. Tes formatif 1. Tunjukkan semua alasan yang saudara ketahui, mengapa seorang konselor perlu memahami karakteristik individu yang dibimbingnya? 2. Tunjukkan pula semua alasan mengapa seseorang konselor perlu memahami dan terampil menggunakan bermacam-macam teknik? 3. Tuliskan semua manfaat memahami konselor bila ia terampil menggunakan bermacam-macam teknik asesmen ! 4. Tuliskan pula bahayanya jika konselor tidak bisa memahami konseli yang dilayaninya !

BAB III O B S E R V A S I Kegiatan Belajar 2 A. Kompetensi dan Indikator Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta mampu melakukan observasi dalam rangka bimbingan dan konseling dengan benar. Kemampuan melakukan observasi itu ditampilkan dalam (a) mampu memilih jenis teknik observasi yang tepat, (b) mampu merancang atau mempersiapkan observasi dengan benar, (c) mampu memanfaatkan alat-alat bantu observasi dengan benar, (d) mampu melaksanakan analisis hasil observasi dengan benar, dan (e) mampu memanfaatkan hasil observasi untuk kepentingan bimbingan dengan tepat. B. Uraian Materi Pembahasan tentang observasi mencakup tema-tema berikut : 1. Pengertian observasi Secara garis besar terdapat dua rumusan tentang pengertian observasi, yaitu pengertian secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, observasi berarti pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diteliti, Dalam arti luas, observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek yang sedang diteliti. Dalam rumusan di atas ada satu kata kunci yaitu pengamatan. Dilihat dari segi psikologi, istilah pengamatan tidak sama dengan melihat, sebab melihat hanya dengan menggunakan penglihatan (mata); sedang dalam istilah pengamatan terkandung makna bahwa dalam melakukan pemahaman terhadap subyek yang diamati dilakukan dengan menggunakan pancaindra yaitu dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, bahkan bila dipandang perlu dengan penggunakan pencecap dan peraba. Mengapa menggunakan pancaindra ? Apakah tidak cukup hanya dengan salah satu indra saja? Tidak semua gejala yang diamati bisa dikenali dengan penglihatan saja, kadang ada gejala yang memang tidak bisa ditangkap oleh mata tetapi dengan hidung, telinga, lidah dan sebagainya. Di sisi lain, untuk meyakinkan hasil penglihatan kadang perlu dikuatkan dengan data dari penciuman, pendengaran , pencecap dan peraba. Untuk meyakinkan seorang guru bahwa murid yang sedang dilayaninya baru saja minum minuman keras, atau tidak, guru itu bisa melihat pada perubahan wajahnya dan atau sekaligus mencium bau alkohol yang keluar dari mulut peminum itu. Bahkan manakala observasi digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian kualitatif, maka pengamatan yang dilakukan observer bukan hanya sebatas gejala yang nampak saja, tetapi lebih jauh harus mampu menembus latar belakang mengapa gejala itu terjadi. Di samping proses pengamatan, dalam melakukan observasi harus dilakukan dengan penuh perhatian (attention). Hal in berarti bahwa dalam kegiatan observasi bukan hanya proses fisik tetapi juga proses psikis. Hal ini bisa dijelaskan bahwa ketika seseorang melakukan observasi, bukan hanya kegiatan melihat, mendengar, mencium saja yang berjalan; tetapi lebih dari itu adalah melihat, mendengar, dan mencium yang disertai dengan pemusatan perhatian, aktivitas, dan kesadaran terhadap obyek atau gejala-

gejala tertentu yang sedang diobservasi. Anna Djamhana (1983 : 201) juga mengingatkan, bahwa observasi juga harus dilakukan secara sistematis dan bertujuan, artinya dalam melakukan observasi observer tidak bisa melakukan hanya secara tiba-tba dan tanpa perencanaan yang jelas. Dalam melakukan observasi harus jelas apa tujuannya, gejala-gejala apa saja yang perlu diamati, karakteristik masing-masing gejala, model pencatatannya, analisisnya, dan pelaporan hasilnya. Gall dkk (2003 : 254) memandang observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data dengan cara mengamati perilaku dan lingkungan (sosial dan atau material) individu yang sedang diamati. Gibson, R.L. & Mitchell. M.H (1995 : 260) memandang observasi sebagai teknik yang bisa dimanfaatkan untuk memilah-milah derajat dalam membuat konklusi tentang orang lain, meskipun diakui bahwa penggunaan observasi juga perlu dilengkapi dengan metode lain dalam penilaian manusia. 2. Bentuk-bentuk Observasi Ada beberapa bentuk observasi yang lazim dilakukan oleh konselor dan atau peneliti, yaitu : a. Dilihat dari keterlibatan subyek terhadap obyek yang sedang diobservasi (observee), observasi bise dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu : 1) Observasi partisipan, yaitu bila pihak yang melakukan observasi (observer) turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang dilakukan oleh subyek yang sedang diobservasi (observee). Observasi partisipan juga sering digunakan dalam penelitian eksploratif. Observasi partisipan ini memiliki kelebihan, yaitu observee bisa jadi tidak mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi, sehingga perilaku yang nampak diharapkan wajar atau tidak dibuat-buat. Di sisi lain, observasi partisipan mengandung kelemahan, utamnya berkaitan dengan kecermatan dalam melakukan pengamatan dan pencatatan, sebab ketika observer terlibat langsung dalam aktifitas yang sedangg dilakukan observee, sangat mungkin observer tidak bisa melakukan pengamatan dan pencatatan secara detail 2) Observasi non-partisipan, yaitu bila observer tidak terlibat secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang dilakukan oleh observee. Observasi non-partisipan ini memiliki kelebihan, yaitu observer bisa melakukan pengamatan dan pencatatan secara detail dan cermat terhadap segala akitivitas yang dilakukan observee. Di sisi lain, bentuk ini juga memiliki kelemahan yaitu bila observee mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi, maka perilkunya biasanya dibuat-buat atau tidak wajar. Akibatnya obsever tidak mendapatkan data yang asli. 3) Observasi kuasi-partisipan, yaitu bila observer terlibat pada sebagian kegiatan yang sedang dilakukan oleh observee, sementara pada sebagian kegiatan yang lain observer tidak melibatkan diri Bentuk ini merupakan jalan tengah untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk observasi di atas, dan sekaligus memanfaatkan kelebihan dari kedua bentuk tersebut. Menurut penulis, persoalan utama tetap terletak pada tahu atau tidaknya observee bahwa mereka sedang diamati, jika mereka mengetahui bahwa mereka sedang diamati, maka sangat mungkin perilaku yang muncul masih ada kemungkinan tidak wajar. b. Dilihat dari segi situasi lingkungan di mana subyek diobservasi, Gall dkk (2003 : 254) membedakan observasi menjadi dua, yaitu 1) observasi naturalistik (naturalistic observation) jika observasi itu dilakukan secara alamiah atau dalam kondisi apa adanya. Melihat pertandingan sepak bola, guru mengamati murid ketika sedang bermain di halaman sekolah, seorang peneliti mengamati perilaku binatang di hutan atau kebun binatang adalah contoh observasi naturalistik, 2) observasi eksperimental (experimental observation) jika observasi itu dilakukan terhadap subyek dalam suasana eksperimen atau kondisi yang diciptakan sebelumnya. c. Khususnya bentuk observasi sistematis, Blocher (1987) mengelompokan ke dalam tiga bentuk dasar observasi, yaitu ; 1) observasi naturalistic, yatu ketika seseorang ingin mengobservasi subyek (observee) dalam kondisi alami atau natural, 2) metode survey, yaitu ketika seseorang mensurvey (mengobservasi) contoh-contoh tertentu dari perilaku individu yang ingin kita nilai. 3) experimentasi, yaitu ketika seseorang tidak hanya mengobservasi tetapi memaksakan kondisi-kondisi spesifik terhadap subyek yang diobservasi. d. Mendasarkan pada tujuan dan lapangannya, Hanna Djumhana (1983 : 205) mengelompokkan observasi menjadi berikut : 1) Finding observation yaitu kegiatan observasi untuk tujuan penjajagan. Dalam melakukan observasi ini observer belum mengetahui dengan jelas apa yang harus diobservasi, ia hanya mengetahui bahwa dia akan menghadapi suatu situasi saja. Selama berhadapan dengan situasi itu ia bersikap menjajagi saja, kemudian ia mengamati berbagai variabel yang mungkin dapat dijadikan bahan untuk menyusun observasi yang lebih terarah. 2) Direct observation yaitu observasi yang menggunakan daftar isian sebagai pedomannya. Daftar ini bisa berupa checklist kategori tingkah laku yang diobservasi. Pada umumnya pembuatan daftar isian ini didasarkan pada data yang diperoleh dari finding observation dan atau penjabaran dari konsep dalam teori yang dipandang sudah mapan. Dalam situasi konseling, kedua bentuk observasi ini dapat diterapkan. finding observation diterapkan bila konselor merasa tidak perlu menggunakan berbagai daftar isian serta inginmendapatkan kesan mengenai tingkah laku konseli yang spontan atau apa adanya. Oleh sebab itu konselor seyogianya benar-benar kompeten dalam masalh ini. Dalam direct observation, konselor menyediakan sebuah daftar berupa penggolongan tingkah laku atau rating. Selama konseling berlangsung atau segera setelah konseling berakhir, konselor mengisi daftar tersebut dengan cara memberi tanda pada penggolongan tingkah laku yang sesuai dengan tingkah laku konseli selama proses konseling berlangsung. Cara ini lebih mudah dibanding cara finding observation, tetapi kelemahannya adalah sering terjadi tingkah laku yang lain dari pada yang digolongkan pada daftarnya, sehingga ada kecenderungan untuk menggolongkannya secara paksa atau mengabaikannya sama sekali. 3. Menyusun panduan observasi

Agar observasi bisa dilakukan dengan baik, maka perlu dilakukan perencanaan secara cermat dalam bentuk panduan observasi. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun panduan observasi bisa ditempuh langkah-langkah berikut : a. Tetapkan tujuan observasi, dengan selalu memperhatikan tujuan observasi diharapkan observer akan lebih terfokus pada tujuan observasi dan sekaligus tidak mudah tertarik kepada gejala-gejala yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan tujuan observasi. b. Pastikan dan fahami materi observasi, apa sebenarnya yang hendak diobservasi seyogianya sudah dikuasi dengan baik oleh observer. Ibarat seorang yang hendak membeli seekor kambing seyogianya ia sudah tahu persis gambaran kambing yang hendak dibeli, jangan sampai terjadi ingin membeli kambing ternyata yang dibeli adalah anjing meskipun sama-sama berbulu dan berkaki empat. c. Gali variabel-variabel observasi; jika obyek atau materi observasi itu adalah kambing, variabel-variabel itu adalah bagian-bagian penting yang pasti ada atau menjadi bagian penting dari binatang yang namanya kambing; (misalnya kepala, badan, kaki, ekor, dan lain sebagainya). Jika benda yang hendak diobservasi itu adalah baju, maka variabel yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah potongan badan, lengan, krah, saku, model pakaian, corak pakian dan lain-lain. d. Gali pula sub variabel; terkadang suatu obyek bukan hanya terdiri dari satu variabel saja, tetapi ia terdiri dari sub-sub variabel; ibarat salah satu variabel dalam obyek observasi adalah kepala kambing, maka pada kepala kambing itupun ada mata, telinga, hidung, tanduk, dan bulu. Oleh sebab itu seorang observer yang baik tentu tidak cukup bila hanya mengobservasi salah satu sub-varabel kemudian hasilnya disimplukan seolah-oleh sudah seluruh variabel. Untuk menetapkan variabel dan sub variabel observasi bisa ditempuh melalui dua cara, yaitu (1) melakukan observasi penjajagan (finding observation) kemudian ia mengamati berbagai variabel yang mungkin dapat dijadikan bahan untuk menyusun panduan observasi yang lebih terarah, (2) penjabaran dari konsep dalam teori yang dipandang sudah mapan. e. Tetapkan Indikator; indikator dimaknai sebagai ciri-ciri atau katrekteristik yang ada pada variabel atau subvaribel. Dengan indikator yang jelas memungkinkan seorang peneliti mampu menjabarkan variabel dan atau sub-variabel itu ke dalam panduan observasi, panduan wawancara, atau kuesioner dengan baik. Untuk itu seorang peneliti seharusnya menguasai konsep tentang variabel yang diteliti itu secara baik. Langkah-langkah dalam menyusun panduan observasi (observasi guide) selanjutnya disajikan pada diagram berikut : 4. Alat-alat Bantu Observasi Ada beberapa alat bantu yang bisa dimanfaatkan oleh observer dalam menggunakan metode observasi, yaitu (a) daftar riwayat kelakuan, (b) catatan berkala, (c) daftar cek, (d) skala penilaian, dan (e) alat-alat mekanik/ elektrik (seperti : tape recorder, handphone, handycam, camera CCTV). Beberapa alat bantu tersebut dijelaskan secara singkat di bawah ini. Daftar riwayat kelakuan adalah suatu catatan tentang kelakuankelakuan individu yang dipandang istimewa dan luar biasa. Catatan semacam ini sebenarnya bukan hanya dilakukan LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PANDUAN OBSERVASI TETAPKAN TUJUAN OBSERVASI PASTIKAN & FAHAMI MATERI TETAPKAN INDIKATOR GALI VARIABEL & SUB-VARIBEL OBSERVASI PENJAJAGA N JABARKAN KONSEP PANDUAN O B S E R V A S I 2-18 Pemahaman Individu oleh konselor, tetapi bisa saja dilakukan oleh guru bidang studi, wali kelas, bahkan kepala sekolah. Untuk kepentingan pemberian layanan yang mendekati tepat, ada baiknya konselor (observer) juga mau memanfaatkan catatan-catatan yang dibuat oleh teman sejawat perihal perilaku konseli. Catatan ini amat penting artinya manakala konselor harus melakukan diagnosis dalam proses konseling, sehingga terhindar dari salah-diagnosis Catatan berkala adalah catatan yang dibuat pada waktu tertentu saja (misal : pada saat individu mengikuti pelajaran, mengikuti upacara, kegiatan perkemahan, karya wisata, kunjungan ke suatu tempat dan lain sebagainya). Catatan ini bisa dibuat oleh konselor atau guru bidang studi atau wali kelas, yang kemudian dikumpulkan untuk menggambarkan kesan-kesan umum tentang subyek yang diobservasi. Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi nama subyek dan aspek-aspek (sub-variabel) yang hendak diobservasi. Pembuatan daftar cek ini dimaksudkan untuk membuat pencatatan hasil penelitian yang sistematis, dan observer hany memberi tanda cek pada aspek-aspek yang sedang diobservasi (selanjutnya periksa bab khusus Daftar Cek) Skala penilaian pencatatan gejala menurut tingkatantingkatannya. Suatu aspek (variabel/sub variabel) bukan hanya dicatat ada atau tidak ada, tetapi lebih dari itu adalah kualitas atau tingkatannya. 5. Analisis hasil observasi : individual dan kelompok Observasi bisa dilakukan untuk perorangan maupun kelompok, di bawah ini disajikan alat bantu observasi berupa daftar cek untuk perorangan dan kelompok yang hendak mengungkap bagaimana perhatian siswa siswa ketika mengikuti pelajaran di kelas: Dari data di atas bisa difahami bahwa subyek yang diobservasi dalam semua indikator yang menggambarkan seseorang yang memiliki perhatian yang baik ketika mengikuti pelajaran semuanya ada, kecuali kesiapan peralan yang diperlukan dan aktivitas bertanya. Bagi seorang konselor sekolah dua indicator yang tidak muncul, mungkin perlu dilacak lebih jauh, mungkin melalui teknik wawancara atau kunjungan rumah untuk melakukan observasi terhadap kehidupan keluarganya. DAFTAR CEK INDIVIDUAL Nama siswa : .. Kelas : Observasi Ke : 1/2/3/4 (lingkari yg sesuai) Hari/tgl : . No Aspek Ya Tdk Keter 1 Hadir di sekolah tepat waktu V 2 Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan V 3 Memperhatikan penjelasan guru V 4 Bila diberi kesempatan bertanya, ia selalu memanfaatkannya V 5 Bila diberi kesempatan untuk berdiskusi, ia aktif berdiskusi V 6 Aktif belajar di perlustakaan V 7 Bila diberi tugas rumah, ia mengerjakan dengan sungguh-sungguh V 8 Lain-lain - Keterangan : Aspek nomor 1. Hadir di sekolah tepat waktu

2. Menyiapkan semua peralatan yang diperlukan 3. Memperhatikan penjelasan guru 4. Bila diberi kesempatan bertanya, ia selalu memanfaatkannya 5. Bila diberi kesempatan untuk berdiskusi, ia aktif berdiskusi 6. Aktif belajar di perlustakaan 7. Bila diberi tugas rumah, ia mengerjakan dengan sungguh-sungguh 8. Lain-lain Untuk melakukan analisis terhadap data di atas dapat dilakukan dengan cara : 1. Membandingkan antar subyek dalam satu kelompok, akhirnya bisa diketahui subyek mana yang paling perhatian atau kurang perhatian dalam mengikuti pelajaran. Sehingga bisa diketahui subyek mana yang perlau mendapat perhatian berupa layanan bimbingan. 2. Membandingkan antar aspek sehingga bsa diketahui aspek mana yang sudah cukup dan paling kurang sehingga segera DAFTAR CEK KELOMPOK Observee Kls : Observasi ke : 1/2/3/4 Tgl/Bl/Th : Tujuan observasi : mengetahui bagaimana perhatian siswa ketika mengikuti pelajaran tertentu No Abs Kode Subyek A s p e k N o m o r 1 2 3 4 5 6 7 8 1Avvvvvvv 2Bv-vvv-v 3C--vvvvv 4Dvvvvvvv 5Evvvvvv6Fvvvvvvv 7Gvvvvvvv 8H------9I------10 J v v v v v v v

perlu dilacak oleh konselor, mengapa dalam aspek tersebut kurang maksimal 6. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan observasi a. Penggunakan metode pelengkap; perlu diingat bahwa perilaku manusia bukan sekedar apa yang bisa diamati, tetapi lebih dari itu adalah motiv-motiv yang mendorong munculnya tingkah laku tersebut, sebab bisa jadi perilaku yang muncul sama tetapi motiv yang mendasarinya berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap seyogianya penggunaan observasi dilengkapi pula dengan metode yang lain; seperti wawancara, studi dokumenter dan lain-lain. b. Pengklasifikasian gejala; mengingat data yang diperoleh dari kegiatan observasi bisa sangat banyak dan beragam, seyogianya observer melakukan pengklasifikasian gejala guna memudahkan analisis. Pengklasifikasian itu akan lebih baik jika mendasarkan pada variabel dan atau sub-sub variabel penelitian. c. Pemanfaatan alat pencatat data; ada beberapa alat pencatat data yang bisa dimanfaatkan observer, antara lain : catatan biasa, daftar cek, dan beberapa alat perekam data (selanjutnya baca : beberapa alat bantu observasi). d. Menjaga hubungan baik dengan observi; sebelum dan selama pelaksanaan observasi seyogianya observer selalu menjaga hubungan baik dengan observi dan memelihara kewajaran situasi, sebab hubungan yang tidak baik antara observer dengan observi bisa mengganggu kegiatan observasi; seperti mogok, atau melakukan kegiatan tetapi dengan ogah-ogahan. e. Libatkan beberapa orang observer; untuk menjaga obyektifitas hasil pengamatan, ada baiknya jika observasi dilakukan bukan hanya oleh satu orang saja, tetapi lebih dari satu orang kemudian hasilnya dibandingkan dan disimpulkan bersamasama C. Latihan Agar saudara bisa memahami dan mempraktekkan teknik observasi dengan baik, kerjakan tugas-tugas di bawah ini dengan sungguh-sungguh, dan jika dipandang perlu bisa dikerjakan bersama teman dalam kegiatan kelompok; 1. Buat pesiapan untuk melakukan observasi dengan keterangan : a. Subyek yang diobservasi adalah siswa kelas III di sekolah saudara sendiri yang berjumlah 40 orang. b. Tujuan observasi adalah untuk mengetahui apa yang dilakukan mereka dalam menghadapi ujian akhir nasional (UAN) c. Pastikan pula, jenis observasi mana yang hendak saudara pilih sesuai macam-macam observasi yang ada. Jenis manapun yang saudara pilih, saudara tetap harus membuat panduan observasi. 2. Buat pula panduan observasi sesuai tujuan observasi, tingkat usia siswa, dan lingkungan sosialnya. 3. Setelah data terkumpul, coba lakukan analisis individual mapun kelompok. Selanjutnya lanjutkan dengan rencana tindakan bimbingan sesuai data yang ada. D. Lembar Kegiatan Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam pada bab ini seyogianya saudara mengikuti langkahlangkah berikut : 1. Pelajari bab II buku ajar ini baik-baik, siapkan pula alat tulis berupa spidol warna untuk menandai hal-hal yang penting. 2. Cermati beberapa istilah penting yang ada di dalamnya, jika perlu tanyakan kepada teman atau lihat kamus atau cari penjelasan di buku-buku psikologi. 3. Jika dengan cara itu masih belum saudara temukan penjelasannya, tanyakan kepada instruktur saudar adalam kegiatan pelatihan, 4. Berlatihlah menyusun panduan observasi yang benar dengan aspek yang berbeda-beda dan subyek yang berbeda.

5. Berlatihlah pula melakukan observasi dari lingkungan yang terdekat, bisa teman duduk, teman kantor, tetangga sebelah, atau siswa di sekolah di mana saudara bertugas. Tetapi ingat, jangan sekali melihat lengsung disimpulkan, sebab bisa jadi itu baru kulit luar yang belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. 6. Berlatihlah melakukan analisis, baik untuk kasus perorangan maupun kelompok, dan cobalah mengaplikasikannya dalam dunia bimbingan. E. Rangkuman 1. Observasi adalah kegiatan mengenali observee dengan mengguna-kan pancaindra, observasi identik dengan kegiatan mengamati, tetapi tidak sama dengan melihat. 2. Ada bermacam-macam bentuk observasi, bisa dilihat dari keterlibat-an observer dalam kegiatan yang sedang dilakukan oleh observee, bentuk lingkungan, tujuan observasi, dan tingkatan keahlian yang diperlukan. Bentu manapun yang digunakan seyoyanya dilakukan dengan persiapan yang matang dalam bentuk panduan observasi. 3. Untuk menyusun panduan observasi, bisa dilakukan dengan dua cara yaitu (a) menjabarkan dari konsep yang sudah mapan, dan (b) memanfaatkan hasil observasi penjajagan. 4. Ada sejumlah kelemahan observasi, observer seyogianya memahami kelemahan-kelemahan tersebut dan berupaya untuk meminimalisir seperti menggunakan alat bantu observasi, melakukan pencatatan segera, dan melibatkan bebrapa orang observer, dan memanfaatkan metode pelengkap. F. Tes Formatif 1. Tunjukkan semua alasan mengapa dalam melakukan observasi perlu menggunakan panca indra? 2. Ada beberapa macam observasi dilihat dari berbagai sisi, bentuk observasi mana yang lebih banyak digunakan dalam layanan bimbingan? 3. Apa yang seyogianya dilakukan observer untuk mengatasi kelemahan observasi berkaitan dengan subyektivitas dalam pengamatan? 4. Apa yang seyogianya dilakukan observer ketika hendak menyusun panduan observasi ternyata tidak ditemukan konsep teoretik yang layak dijadikan rujukan?

BAB V INTERVIU Kegiatan Belajar 5 A. Kompetensi dan Indikator Setelah mempelajaribab ini, diharapkan peserta pelatihan mampu melaksanakan interview dengan benar dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Kemampuan melakukan interviu ditampilkan dalam (a) mampu merumuskan tujuan interviu (b) mampu menyusun panduan interviu (c) mampu melaksanakan interviu (d) mampu memanfaatkan hasil interviu untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling. B. Uraian Materi 1. Pengertian Interviu Interviu/wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan baik secara langsung atau tidak langsung kepada seseorang. Dalam wawancara pertanyaan yang diajukan kepada seseorang dilakukan secara lisan. Aspek-aspek dalam interviu meliputi: (1) pertemuan tatap muka, (2) cara yang digunakan adalah cara lisan, (3) pertemuan tatap muka itu mempunyai tujuan tertentu. 2. Macam-macam Interviu Dalam interviu terdapat bermacam-macam jenis sesuai dengan tujuan ataupun sifat-sifat lain yang ada dalam interviu. Dilihat dari apa yang ingin dituju interviu dibedakan: a. The employment interview, yaitu interviu yang dilaksanakan dengan suatu maksud yang berhubungan dengan employment. Pada umumnya interviu ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran sampai di mana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseoramng terhadap kriteria yang diminta oleh sesuatu employment. b. Informational interview, yaitu interviu yang ditujukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. c. Administrative interview, yaitu interviu yang dijalankan untuk keperluan administrasi, misal untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku. d. Counseling interview, yaitu interviu yang dilaksanakan untuk keperluan konseling. Dilihat dari jumlah orang yang diinterviu, dapat dibedakan: a. Interviu individual, yaitu interviu yang dilaksanakan secara perorangan. b. Interviu kelompok, yaitu interviu yang dilaksanakan secar kelompok. Dalam interviu ini seorang interviewer/ pewawancara menghadapi beberapa orang interviewe/ orang yang diwawancarai. Dilihat dari peran yang dimainkan, interviu dapat dibedakan: a. The non-directive interview, dalam interviu ini interviui diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan hal-hal yang terkait dengan permasalahan yang sedang dihadapinya. Interviu ini biasanya digunakan dalam proses konseling. b. The focused interview, yaitu interviu yang ditujukan pada orangorang tertentu yang mempunyai hubungan dengan obyek-obyek yang diselidiki. c. The repeated interview, yaitu interviu yang berulang. Interviu ini terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan tertentu terutama proses sosial. 3. Bagian-bagian Interviu Di dalam interviu terdapat bagian-bagian tertentu yang terdapat dalam semua interviu, yang dapat dibedakan: a. Pendahuluan interviu, pada bagian ini terutama ditujukan untuk membina hubungan baik (terutama dalam pertemuan pertama), antara interviuer dengan interviui. Pada pertemuan ini biasanya diisi dengan maksud dan tujuan interviu. Kalau hubungan baik telah terjalain dan timbul perasaan saling percaya dan saling menghargai, maka akan memperlancar proses interviu selanjutnya. b. Inti interviu, bagian ini merupakan bagian untuk mengungkap maksud dan tujuan interviu yang harus dicapai. Apabila tujuanminterviu ingin mengungkap latar belakang keluarga, maka pada bagian ini tujuan tersebut harus tercapai. c. Akhir interviu, yaitu bagian untuk mengakhiri jalannya interviu. Interviu dapat ditutup dengan menyimpulkan apa yang telah diungkap dalam interviu (misal, interviu konseling: ditutup dengan menentukan evaluasi treatment, tindak lanjut, dan pertemuan berikutnya. 4. Kebaikan dan kelemahan Interviu Di samping memiliki kekurangan, metode interviu ini juga memiliki kelebihan antara lain: a. Dengan interviu pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat diperjelas oleh interviuer, sehingga interviui lebih mengerti tentang apa yang dimaksudkan.

b. Bahasa yang digunakan interviuer dapat disesuaikan dengan keadaan interviue. c. Adanya hubungan langsung (face to face), diharapkan dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan mempunyai pengaruh yang baik juga terhadap hasil interviu.

Dari sisi lain, hal-hal yang kurang menguntungkan dari interviu adalah: a. Interviu kurang hemat, dalam hal waktu, tenaga dan biaya. b. Interviu membutuhkan keahlian, apalagi yang terkait dengan pelaksanaan konseling, yang memerlukan keahlian khusus. c. Apabila interviuer telah mempunyai prasangka terhadap interviui, maka hasil interviu sudah tidak obyektif lagi. 5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam interviu Agar interviu dapat mencapai hasil yang maksimal, maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a. Orang yang akan mengadakan interviu harus mempunyai latarbelakang tentang apa yang akan ditanyakan. Hal-hal yang akan ditanyakan harus dipersiapkan sebaik-baiknya agar interviu dapat berjalan sistematis dan lancar. b. Interviuer harus menjelaskan maksud dan tujuan interviu tersebut. c. Dalam proses interviu harus dijaga agar selalu ada hubungan yang baik antara interviuer dengan interviui. Hubungan baik ini akan memberikan sumbangan yang besar terhadap proses dan hasil interviu. d. Interviuer harus dapat dipercaya, terutama dalam proses konseling, pembimbing harus dapat menjaga kerahasiaan klien. e. Pertanyaan yang diajukan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan dengan kalimat yang jelas. f. Lingkungan sekitar harus dijaga agar tidak ada hal-hal yang mengganggu jalannya interviu. g. Bahasa yang digunakan oleh interviuer harus disesuaikan dengan kemampuan interviui. h. Cara menyampaikan pertanyaan-pertanyaan jangan kaku, pertanyaan dapat diperluas ke pertanyaan yang berhubungan dengan pertanyaan tersebut. i. Interviuer harus menjaga agar tidak ada waktu diam yang terlalu lama, agar tidak mematikan suasana interviu. j. Interviuer harus melakukan kontrol dalam interviu. Kalau ada informasi yang bertentangan, maka interviuer harus minta ketegasan dari interviui tentang informasi yang benar. k. Upayakan jangan memotong pembicaraan interviui, hal ini akan dapat mengganggu jalannya interviu. l. Waktu pelaksanaan interviu sebenarnya tergantung pada masalah yang diungkap, namun agar tidak terlalu melelahkan kedua belah pihak, maka waktu interviu antara 30-60 menit sudah dianggap cukup. m. Hindari penonjolan aku dari interviuer (Bimo Walgito, 2004). 6. Menyusun Panduan Interviu Agar pelaksanaan interviu dapat berjalan dengan lancar, maka perlu dipersiapkan dengan cermat yaitu dalam bentuk panduan interviu. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun panduan interviu adalah sebagai berikut: a. Tetapkan tujuan interviu, agar dalam pelaksanaan interviu jelas, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. b. Susun kisi-kisi butir pertanyaan, sesuai dengan tujuan yang telah dijabarkan dalam bentuk variabelvariabel. c. Variabel dikembangkan dalam bentuk sub variabel dan diurai menjadi indikator-indikator. d. Susun butir pertanyaan interviu, berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan. C. Latihan Agar saudara dapat memahami dalam mempraktekkan teknik interviu dengan baik, kerjakan tugas-tugas dibawah ini dengan sungguh-sungguh, dan apabila mengalami kesulitan dapat ditanyakan teman dalam kegiatan kelompok. Susun pedoman interviu, untuk mengungkap faktor penyebab kesulitan belajar siswa. 1. Pelajari referensi tentang faktor penyebab kesulitan belajar siswa! 2. Jabarkan dalam indikator-indikator kesulitan belajar! 3. Susun kisi-kisi pertanyaan dalam interviu! 4. Susun butir pertanyaan dalam interviu! 5. Simulasikan dengan saudara! D. Lembar Kegiatan Agar saudara dapat memahami teknik interviu ini secara mendalam, hendaknya saudara melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Pelajari kegiatan belajar tentang interviu ini secara mendalam, kalau perlu buat catatan-catatan kecil. 2. Cermati istilah-istilah penting dalam materi interviu tersebut. 3. Berlatihlah menyusun panduan interviu, cari referensi sesuai dengan tujuan interviu. 4. Berlatihlah melaksanakan interviu, dengan menggunakan panduan yang telah disusun E. Rangkuman Dari materi kajian tentang interviu, dapat dirangkum secara ringkas sebagai berikut: 1. Interviu adalah metode untuk mengumpulkan data secara langsung dengan subyek sumber data. 2. Macam interviu meliputi, employment, informasional, adminstratif dan interviu konseling. 3. Bagian interviu meliputi, pendahuluan, inti dan akhir interviu. 4. Keunggulan interviu meliputi, pertanyaan lebih jelas, bahasa dapat disesuaikan, data lebih mendalam. 5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam interviu antara lain adalah,informasikan tujuan iterviu, jaga hubungan baik, jaga rahasia interviui, ingat waktu. F. Tes Formatif Setelah saudara mempelajari secara keseluruhan tentang interviu cobalah beberapa pertanyaan berikut dikerjakan! 1. Mengapa interviu memerlukan waktu yang lebih lama? Jelaskan! 2. Dalam kegiatan konseling interviu merupakan metode yang utama, Beri penjelasan secukupnya!

3. Dalam menyusun panduan interviu, hal apa yang harus dikuasai oleh interviuer?

Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling di Sekolah

Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:219). Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber, sebagai berikut: a. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya adakah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat. b. Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu. c. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri. d. Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai bayak inisiatif.

Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing. e. Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (petugas bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain yang lebih ahli. f. Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing. g. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya. h. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. i. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin oleh seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-petugas lain yang terlibat. j. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan. Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).

K E P U T U S A N KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PUSPITA PERSADA Nomor : 035/SMP.PP/I/2012 TENTANG TIM MANAJEMEN BOS SMP PUSPITA PERSADA UNTUK PENDIDIKAN DALAM RANGKA WAJIB BELAJAR 9 TAHUN YANG BERMUTU DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN TAHUN ANGGARAN 2012

KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PUSPITA PERSADA Menimbang : bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk Pendidikan Gratis dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang bermutu di SMP Puspita Persada, maka dipandang perlu untuk dibentuk Tim Manajemen Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun Anggaran 2012 yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala SMP Puspita Persada Kecamatan Pesanggrahan Kotamadya Jakarta Selatan 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Mengingat

10. Keptusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah 11. Keptusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah Memperhatikan : Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk Pendidikan dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang bermutu tahun 2012

MEMUTUSKAN Menetapkan PERTAMA : : Membentuk Tim Manajemen BOS SMP Puspita Persada Tahun Anggaran 2012 dengan susunan sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. KEDUA : Tim Manajemen BOS Tingkat Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA Keputusan ini, mempunyai tugas : a. Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada. Bila jumlah dana yang diterima lebih dari yang semestinya, maka harus segera mengembalikan kelebihan dana tersebut ke rekening Tim Manajemen BOS Provinsi dengan memberitahukan ke Tim Manajemen BOS Kabupaten Mengelola dana BOS secara bertanggung jawab dan transparan Mengumumkan daftar komponen yang boleh dan yang tidak boleh dibiayai oleh dana BOS serta penggunaan dana BOS di sekolah menurut komponen dan besar dananya di papan pengumuman sekolah Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh sekolah dan rencana penggunaan dana BOS (BOS-11A dan BOS-K1) di papan pengumuman sekolah yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah Membuat laporan bulanan pengeluaran dana BOS dan barang-barang yang dibeli oleh sekolah (BOS-11B dan BOS-K2) yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Bendahara dan Ketua Komite Sekolah Mengumumkan laporan bulanan pengeluaran dana BOS dan barang-barang yang dibeli oleh sekolah (BOS-11B dan BOS-K2) tersebut di atas di papan pengumuman setiap 3 bulan Bertanggung jawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di sekolah Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat Melaporkan penggunaan dana BOS kepada Tim Manajemen BOS Kabupaten Memasang spanduk di sekolah terkait kebijakan sekolah gratis (Format BOS-14)

b. c.

d.

e.

f.

g. h. i. j. KETIGA KEEMPAT : :

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan selama Tahun Anggaran 2012 dan berlaku sejak tanggal 2 Januari 2012 Apabila terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya Ditetapkan di Pada tanggal : JAKARTA : 2 J a n u a r i 2012

Kepala SMP Puspita Persada,

Dra.Erlin Sriwahyuningsih

SALINAN
Keputusan ini disampaikan kepada Yth : 1. Tim Manajemen BOS Kotamadya Jakarta selatan 2. Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pesanggrahan 3. Pengawas Pembina BOS 4. Arsip

Lampiran : Keputusan Kepala SMP Puspita Persada Nomor :035/SMP.PP /I/2012 Tanggal : 2 J a n u a r i 2012 _______________________________________

SUSUNAN TIM MANAJEMEN BOS SMP PUSPITA PERSADA TAHUN ANGGARAN 2012

No. 1. 2.

Jabatan dalam Tim Penanggung Jawab Anggota

Nama Erlin Sriwahyuningsih 1. A s n a w i

Jabatan Induk Kepala SMP Puspita Persada Guru SMP Puspita Persada (Selaku Bendahara BOS) Orang Tua Siswa

2.Enggay Garlina

Kepala SMP Puspita Persada

Dra. Erlin Sriwahyuningsih

TUGAS KEWIRAUSAHAAN SOAL PRAKTEK KEWIRAUSAHAAN Membuat analisa peluang usaha untuk satu buah hasil karya : Misalnya : Ketrampilan membuat tempat sampah dari kaleng bekas cat. A. Buatlah analisa usaha : 1. Keunggulan Hasil karya yang dibuat dianalisa kelebihannya 2. Kelemahan Hasil karya yang dibuat dianalisa kelemahannya atau kekurangannya baik dari segi bahan baku, pengolahan, maupun pemasarannya. 3. Cara mengatasi kelemahan Bagaimana cara mengatasi kelemahan yang ada sehingga hasil karya yang diciptakan dapat dijual/dipasarkan dan menghasilkan keuntungan B. Analisa Produksi 1. Rencana biaya produksi Buat tabel/analisa biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi hasil karya tersebut. 2. Rencana harga jual hasil produksi Hasil karya tersebut akan dijual dengan harga berapa dengan mempertimbangkan biaya produksi & biaya lainnya, dan lain sebagainya 3. Perhitungan labah dan rugi Hitunglah rencana keuntungan yang akan diterima dari hasil karya tersebut. C. Analisa Pemasaran Bagaimana cara memasarkan hasil karya tersebut 1. Susunlah semua analisa tersebut di jilid dengan sampul warna biru 2. Hasil karya, analisa usaha dikumpulkan hari jumat 13 Maret 2009

PENGAJUAN BANTUAN DANA PENGADAAN MEDIA DAN ALAT PERAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2012

SMP PUSPITA PERSADA


Jl. SMU 63 NO.40 PETUKANGAN UTARA, PESANGGRAHAN,JAKARTA SELATAN
Kode Pos :12260, Telp/Fax : (021) 7351479 Email : smppuspitapersada@yahoo.com

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PUSPITA PERSADA ( YPIPP )

SMP PUSPITA PERSADA JAKARTA


TERAKREDITASI NSS : 202016305343 Jl. SMU 63 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12260 Telp/ Fax : (021) 7351479
Nomor : 042/PB/SMP.PP/III/2012 Jakarta, 3 Maret 2012 Lampiran :1 (Satu) berkas proposal Perihal : Permohonan Bantuan Dana Media dan alat Peraga Agama Islam

Kepada Yth, Kanwil Agama Provinsi DKI Jakarta C.Q Kepala Bidang Mapenda Jl. DI.Panjaitan No.1. Jakarta Timur Di Jakarta

Dengan hormat, Assalamualaikum, Wr. Wb Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kita panjatkan puji syukur kehadiratnya dan semoga di ampuni dosa kita, sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi kita Muhamad,S.A.W. dan semoga kita termasuk umat yang mendapat syafaat di hari kiamat nanti . Dalam rangka untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia di sekolah menengah pertama adalah adanya sarana penunjang yang memadai dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar/KBM. Salah satunya adalah adanya sarana prasarana yang lengkap dan fasilitas yang layak agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.Sehubungan dengan hal tersebut bersama ini kami sampaikan proposal permohonan bantuan dana Media dan alat Peraga Pendidikan Agama Islam . Untuk dijadikan bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : 1.Proposal permohonan bantuan pengadaan peralatan kegiatan keagamaan 2.Fotocopy NPWP Sekolah 3.Fotocopy Akte Notaris 4.Fotocopy Sertifikat 5.Fotocopy buku Rekening SMP Puspita Persada 6.Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 7.Fotocopy Izin Opersaional 8.Fotocopy Sertifikat Nomor Induk Sekolah (NIS) 9.Fotocopy Sertifikat Nomor Statistik sekolah (NSS) 10.Fotocopy Keterangan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 11.Fotocopy Sertifikat akreditas Sekolah 12.Fotocopy Tanda Daftar Yayasan/Badan Sosial Demikian permohonan ini disampaikan, atas perhatian dan terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum, Wr. Wb. Mengetahui, Ketua Yaysaan

Ka. SMP Puspita Persada

Drs. Samsuri

Dra. Erlin Sri Wahyuningsih

LEMBAR PENGESAHAN
PENGAJUAN BANTUAN DANA PENGADAAN MEDIA DAN ALAT PERAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP PUSPITA PERSADA

Disahkan : di Jakarta Tanggal : 3 Maret 2012

Menyetujui, Ketua Yayasan Ka. SMP Puspita Persada

Drs. Samsuri

Dra. Erlin Sri Wahyuningsih

KATA PENGANTAR

Kenyamanan dan semangat belajar siswa akan semakin meningkat dan mengalami hasil yang maksimal jikalau tersedianya ruang kelas yang di lengkapi dengan media dan alat peraga sesuai bidang study masing-masing yang dibutuhkan untuk praktek siswa. Ketidak mampuan sekolah untuk menyediakan prasarana belajar dalam hal ini media dan alat peraga adalah salah satu alasan yang membuat siswa kurang mempunyai semangat belajar yang tinggi ditambah lagi perlengkapan proses belajar mengajar yang seadanya dan serba kekurangan menjadi alasan lain yang mendukung kegagalan keberhasilan siswa. Perlengkapan dan kelengkapan kelas dalam proses belajar mengajar adalah salah satu faktor yang utama untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyerap informasi yang diberikan oleh pendidik. Mengingat betapa pentingnya prasarana tersebut, kami bermaksud mengajukan permohonan bantuan dana untuk media dan alat peraga Pendidikan Agama Islam kepada kepala Kantor Wilayah Agama provinsi DKI Jakarta UP Mapenda Islam , guna menunjang proses kegiatan belajar mengajar di SMP Puspita Persada .. Demikian proposal ini kami buat, atas terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terimakasih.

Jakarta, 3 Maret 2012 Ka.SMP Puspita Persada

Dra.Erlin Sriwahyuningsih

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.Dasar Pemikiran ...................................................................................1 2.Maksud dan Tujuan...............................1 3.Rencana Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan Dalam Rangka Identifikasi Peningkatan Mutu.....1 4.Dasar Pengembangan............................................................................2 5.Rencana Anggaran Biaya......................2

BAB II PROFIL SEKOLAH 1.Badan Penyelenggara...........................................................................3 2.Identitas Sekolah..................................................................................3 3.Identitas Kepala Sekolah . ...................................................................3 4.Nomor Rekening Bank.........................................................................4 5.Fasilitas Sekolah...................................................................................4 6.Data Personil sekolah4 7.Data Siswa.5 8.Waktu Belajar .5 9.Agama5 10.Program Pengajaran.6 BAB III PROGRAM KERJA SEKOLAH 1.Visi Sekolah ..........................................................................................7 2.Misi Sekolah..........................................................................................7 3.Tujuan Sekolah .....................................................................................7 4.Sasaran...7 5.Identifikasi Fungsi-Fungsi Sasaran........7 6.Analisis SWOT .....................................................................................8 7.Alternatif Langkah-Langkah Pemecahan Persoalan....8 8.Rencana Dan Program Peningkatan Mutu.............................................8

BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 9 LAMPIRAN - LAMPIRAN

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1. Dasar Pemikiran. Pendidikan Nasional bercita-cita untuk mewujudkan bangsa yang cerdas dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekertiluhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Visi pendidikan di atas menunjukkan bentuk keseriusan dan konsistensi bangsa Indonesia untuk terus meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan sesuai dengan tantangan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada era informasi ini, berkembang dengan cepat arus informasi dang lobalisasi melalui jaringan teknologi yang canggih. Untuk hal ini perlu mendapat perhatian dan antisipasi yang tepat, peran dunia pendidikan khususnya sekolah sangat diperlukan karena pada institusi ini diharapkanmelahirkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan selaras dengan tingkat satuan pendidikannya.Untuk mewujudkan sekolah sebagaimana harapan di atas, diperlukan daya dukung dari semua unsur yang memiliki tanggung jawab terhadap dunia pendidikan sebab untuk membangun sekolah seperti tuntunan di atas, perlu daya dukung sarana dan prasarana yang memadai, selain itu kompetensi dan profesionalisme pengelolaan pendidikan perlu mendapatkan prioritas pertama karena tanpa itu semua sulit kiranya kita untuk mewujudkan pranata pendidikan yang diharapkan 2. Maksud dan Tujuan. Sekolah Menengah Pertama/SMP Puspita Persada memilki visi pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang sehat lahir dan batin serta bertaqwa terhadap kepada Tuhan Yang Maha Esa menuju prestasi yang lebih tinggi. Kiprah SMP Puspita Persada sekarang terus meningkatkan pelayanan yang sesuai dengan standarisasi Pendidikan. Berbagai strategi terus ditingkatkan dengan memanfaatkan teknologi informasi maupun fasilitas lain akan terus diupayakan sebagai wujud nyata keinginan untuk maju dan berkembang. Sebagai akumulasi dari itu semua maka terus diupayakan untuk melengkapi sarana penunjang lain yang dipandang masih kurang memadai agar tercipta sarana prasarana sekolah yang representatif. Sekolah sebagai lembaga yang memiliki stackholder yang jelas yaitu guru,tata usaha dan masyarakat, tidak dapat tinggal diam tetapi harus terus meningkatkan kualitas dirinya baik dari segi akademik maupun nonakademik sebagi wujud dari tanggung jawab yang realistis dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, bila hal ini tidak dilakukan maka sekolah akan terpuruk dan ditinggalkan oleh stackholdernya. Disinilah urgensinya peningkatan pelayanan pendidikan yang berperan sebagai strategi untuk mendorong agar terjadi dinamika yang konstruktif dan kompetitif sehingga dapat memberikan pelayanan pendidikan yang optimal. Untuk itu diperlukan langkah-langkah yang konkrit dan realistis diantaranya sebagai berikut : 1.Melihat spesifikasi tuntutan masyarakat terhadap SMP Puspita Persada. 2.Memprediksi berbagai kemungkinan yang dihadapi SMP Puspita Persada di era otonomi pendidikan. 3.Menginventarisir berbagai kebutuhan pelayanan yang menjadi prioritasdi SMP Puspita Persada 4.Menganalisis prioritas yang terpilih hingga menjadi program unggulan. 5.Merealisasikan dengan format yang didukung oleh manajemen partisipatif. 6.Menjawab tantangan arus teknologi dan informasi dengan mengatur kepada nilai Agama, Estetika, Estika dan Budaya sendiri. 3. Rencana Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan Dalam Rangka Intensifikasi Peningkatan Mutu. Sudah menjadi komitmen civitas akademika SMP Puspita Persada bahwa untuk peningkatan mutu dan proses pengelolaan sekolahseyogyanya dipersiapkan secara memadai melalui perencanaan,pengorganisasian dan pengawasan yang kontinu. Dari itu semua itu memunculkan suatu hasil analisa tentang kebutuhan yang harus dipenuhi,sehingga prediksi-prediksi untuk pembuatan suatu perencanaan dapatterpenuhi dan tepat sasaran. Rencana pengembangan sarana prasarana pendidikan SMP Puspita Persada dianalisa berdasarkan kebutuhan prioritas yang tidak dapat ditolerir lagi menjadi satu tuntutan kebutuhan mendesak. 1

4. Dasar Pengembangan. Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan untuk pengembangan sarana prasarana pendidikan di SMP Puspita Persada antara lain adalah : 1.Semakin berkembangnya sekolah - sekolah di Jakarta. 2.Minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya ke SMP Puspita Persada semakin tinggi. 3.Peningkatan mutu pendidikan tidak akan terlaksana dengan baik apabila sarana prasarana pendidikan masih kurang. 4.Kegiatan ekstra kurikuler maupun kegiatan akademis lainnya tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila sarana penunjangnya sangat minim. 5.Daya dukung unsur-unsur yang terlibat di sekolah sangat tinggi 5. Rencana Anggaran Biaya Perincian Anggaran Biaya Media dan Alat Peraga Pendidikan Agama Islam
NO NAMA BARANG QUANTITAS JUMLAH (Rp)

1 2 3 4 5 6. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14

LCD Proyektor dan Layar Laptop Mukenah Perempuan Sarung dan peci Alquran dan hadis digital Sajadah Islamic Sofware Shof Copy Pembelajaran PAI berbasis ICT Mike dan speaker Poniter/Remote Control Alquran Zujama Bagan skema tajwaid dan materi per KD Pegara gerakan wudlu dan Shalat Jumlah

2 2 20 20 4 20 1 1 1 3 20 20 20 1 135

Rp.10.000.000,Rp.14.000.000,Rp. 1.500.000,Rp. 2.000.000,Rp. 1.500.000,Rp. 1.000.000,Rp. 1.000.000,Rp. 1.000.000,Rp. 2.500.000,Rp. 1.500.000,Rp. 2.000.000,Rp. 1.000.000,Rp. 500.000,Rp. 500.000,Rp.40.000.000,-

Jakarta, 3 Maret 2012 Ka.SMP Puspita Persada

Dra.Erlin Sriwahyuningsih

BAB II PROFIL SEKOLAH


1). BADAN PENYELENGGARA 1. Nama Badan / Yayasan yang mendirikan Persada 2. Alamat Sekretariat Pesanggrahan 3. Nama Pimpinan / Ketua Yayasan 4. Akte Notaris / Anggaran Dasar : Yayasan Pendidikan Islam Citra Puspita : Jln. SMU 63 Petukangan Utara, Jakarta Selatan 12260 : Drs. Samsuri : No. 11 Tanggal 20 Januari 2009 a.n.Yayasan Pendidikan Islam Citra Puspita Persada : SMP Puspita Persada : 24 Februari 1998 : Jln.SMU63 Petukangan Utara, Pesanggrahan Jakarta Selatan 12260

2).

IDENTITAS SEKOLAH 1. Nama Sekolah 2. Didirikan pada tanggal dan tahun 5. Alamat Sekolah 6. Status 7. Mulai Berdiri 8. SK Terakhir Status Sekolah SK Kelembagaan Nomor Data Sekolah Nomor Statistik Sekolah (NSS)

: Swasta
: Tahun 1998 : Terakreditasi B : BAS Dikmenti : 200104170 : 202016305343 : 20107001 ; 201070 : No.35/MPK-A2/KP/1998,Tanggal 24 Februari 1998 : Milik Sendiri : 13106/IMB/2009 : 09.02.10.01.1.03930 : 1200 m2 : 500 m2 : Listrik : Ada

Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) Nomor Identitas Sekolah (NIS) Izin Operasi Sekolah 9. Kepemilikan Tanah 10. Nomor IMB 11. Nomor Sertifikat Luas Tanah Luas Bangunan 12.Tenaga Penerangan 13.Air Bersih

3).

IDENTITAS KEPALA SEKOLAH

1. Nama 2. Tempat, Tanggal Lahir 3. NUPTK 4. Golongan/ Pangkat 5. Agama 6. Alamat Rumah 7. TMT Menjabat Kepala Sekolah 8. Jabatan Sebelumnya 9. Pendidikan Terakhir
10.Jurusan

: Dra. Erlin Sri Wahyuningsih : Jakarta, 17 Desember 1964 : 6549 7426 4330 0033 : : Islam : Jl.PeneranganVI RT009/RW 07 No. 49 Pesanggrahan, Jakarta Selatan : 2008 : Waka Kurikulum : S1 : PKn

4).

NOMOR REKENING BANK 1. Nama 2. Bank 3.Nomor Rekening : SMP PUSPITA PERSADA : Bank DKI Cabang Permata Hijau : 411-12-01320-1 : Milik Yayasan : Milik Yayasan : 6 Ruang : 1 Ruang : 1 Ruang
Fasilitas Belajar Ruang Kelas Perpustakaan Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Komputer Ruang Bimbingan Konseling Ruang Osis Ruang UKS Toilet / WC Lapangan Upacara / Olahraga Jumlah 6 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 3 ruang 1 ruang

5).

FASILITAS SEKOLAH 1. Status Gedung Status Tanah 2. Ruangan 2.1. Ruang Belajar 2.2. Ruang Kepala Sekolah 2.3. Ruang Guru Nama Ruangan
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

3. Waktu Belajar / Lama Belajar 3.1. Pagi / Shift Pertama 3.2. Siang / Shift Kedua 4. Jumlah Jam yang diterapkan 5. Formasi Kelas 5.1. Kelas VII 5.2. Kelas VIII 5.3. Kelas IX 6). DATA PERSONIL SEKOLAH 1. Jumlah Guru 2. Jumlah Petugas Tata Usaha 3. Jumlah Pesuruh Sekolah 4. Nama Pimpinan Sekolah

: Pukul 06.30 12.00 : Pukul 12.30 17.00 : 48 jam / minggu : 2 rombongan : 2 rombongan : 2 rombongan : 14 Orang : 1 Orang : 1 Orang : Dra. Erlin Sri Wahyuningsih

5. Pendidikan Terakhir Pimpinan Sekolah Pendidikan Guru


No. 1 Guru a. b. c. d. e. D1 D2 Sarjana Muda ( D3 ) Sarjana ( S1 ) Pasca Sarjana ( S2) Pendidikan

: S.1 / FKIP / Tahun 1990


Jenis Kelamin Laki laki Perempuan

Jumlah

7 -

2 7 -

2 14 -

Tenaga Administrasi/Pesuruh a. b. c. SD SMP SMA/SMEA/SMK Jumlah 7 2 10 2 18

Jenis Pegawai
No. 1. 2. 3. 4. Kepala Sekolah Guru Pegawai Administrasi Pesuruh Sekolah Jumlah Jenis Pegawai Jenis Kelamin Laki laki 7 1 8 Perempuan 1 8 1 10 Jumlah 1 15 1 1 18

7).

DATA SISWA Jumlah Siswa saat ini 1. Kelas VII 2. Kelas VIII 3. Kelas IX

: 168 orang : 67 orang : 48 orang : 53 orang

Keadaan Murid
Jenis Kelamin Tingkat Kelas VII VIII IX Jumlah Jumlah Kelas 2 2 2 6 Laki Laki 38 siswa 30 siswa 31 siswa 99 siswa Perempuan 29 siswa 18 siswa 22 siswa 69 siswa Jumlah Siswa 67 siswa 48 siswa 53 siswa 168 siswa

8).

Waktu Belajar 1. Intrakurikuler a. Pagi b. Siang : Senin s.d Sabtu Pukul 06.30 s.d 12.00 WIB : Senin s.d Sabtu Pukul 12.30 s.d 17.00 WIB

9).

Agama A. Agama Guru


Agama L Islam Protestan 7 Guru P 9 Jml 16 L Karyawan P 1 Jml 1 L 104 4 Siswa P 81 2 Jml 185 6 202 6 Jumlah

Katholik Budha Hindu Jumlah

16

108

83

191

208

B. Agama Murid
Jenis Kelamin No. 1. 2. 3. 4. 5. Islam Protestan Katolik Budha Hindu Jumlah Agama Laki-laki 104 4 108 Perempuan 81 2 83 Jumlah 185 6 191

10).

Program Pengajaran

1. Program kurikulum berpedoman pada : a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22, 23, dan 24 tahun 2004. b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama Tahunn Pelajaran 2011/2012

2. Program Ekstrakurikuler dilaksanakan di luar kegiatan belajar.


Ekstrakurikuler diadakan berlangsung di luar jam kegitan belajar : - Jumat Pukul 15.30 s.d 17.00 WIB - Sabtu Pukul 15.00 s.d. 17.00 WIB

Jenis kegiatan Ekstrakurikuler :


No. 1. 2. 3. Jenis Kegiatan Pramuka Paskibra Beksi ( Silat Betawi ) Hari Sabtu Sabtu Jumat Waktu 15.00 17.00 15.00 17.00 15.30 17.00 Pendamping Bp. Sri Widiato Bp. Sri Widianto Bp. Rudi Santoso

BAB III PROGRAM KERJA SEKOLAH


1). VISI SEKOLAH Mempersiapkan anak didik menjadi manusia unggul yang beriman, bertaqwa, berilmu dan memiliki kepribadian yang luhur.

2).

MISI SEKOLAH 1. Menanamkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan minat bakat dan peserta didik 3. Meningkatkan kesadaran peserta didik sebagai makhluk 67ocial untuk aktif memelihara dan melestarikan lingkungan dimana saja mereka berada 4. Menanamkam kepribadian yang luhur melalui pendidikan akhlakul kharimah

3).

TUJUAN SEKOLAH Tujuan SMP Puspita Persada adalah menghasilkan tamatan yang memiliki prestasi tinggi dalam akademik ataupun non akademik serta berbudi pekerti luhur, tentunya harus SDM yang berkualitas. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas harus berkaitan dengan sarana dan prasarana yang maksimal. Untuk itu tujuan kami mengajukan proposal ini adalah : 1. Mengadakan penambahan media dan peralatan keagamaan untuk kegiatan belajar mengajar. 2. Meningkatkan wawasan kependidikan Agama Islam siswa dan siswi seorang muslim . 3. Menciptakan lingkungan agamis yang diwarnai nilai akhlaqul karimah 4. Meningkatkan ketrampilan guru dalam penguasaan PTEK, sehingga pembelajaran dan penilaian proses pembelajaranakan menjadi lebih maju. 5. Meningkatkan kemampuan guru dalam menganalisis kemampuan siswa 4. Memberikan gambaran pada guru keterkaitan antara pembelajaran PAIKEM dengan Kurikulum Berbasisi KTSP. 5. Meningkatkan ketrampilan kesiapan dan tanggungjawab siswa untuk memimpin diri sendiri dan kelompok kelompok kecil SASARAN

4).

1.

Secara Umum a). Meningkatkan pembelajaran siswa siswi kami yang beragama Islam serta mampu menerapkan pembelajaran PAKEM dengan kurikulum KTSP dalam proses pembelajaran berbasis Multimedia . b).Prosentase hasil akhir dan mutu pendidikan Agama Islam tidak mengalami penurunan seiring dengan peningkatan standar nilai minimal lulus yang di tetapkan oleh sekolah. 2. Secara Khusus a).Target peningkatan mutu Pembelajaran MAPEL Pendidikan Agama Islam dapat tercapai. b).Target kualitas dan mutu siswa siswi muslim meningkat. c).Siswa dapat menerapkan teori dan praktik pada tiap SK/KD. 5). IDENTIFIKASI FUNGSI FUNGSI SASARAN
NO 1. Fungsi PBM Fungsi internal a.Metode Pembelajaran b.Kreatifitas Guru. c.Motivasi Belajar. a.Jumlah Guru b.Kualifikasi Guru c.Pengalaman Mengajar d.Potensi Guru a.Ruang Lab IPA b.Ruang Kesenian c.Fasilitas Belajar Fungsi External a.Dukungan Orang Tua. b.Kerjasama dengan Dinas terkait. c.Kesesuaian dengan kemajuan teknologi a.Kesiapan Mengajar b.Latar belakang pendidikan c.Persiapan Administrasi a.Dukungan Orang tua b.Dukungan c. c.Dukungan Masyarakat

2.

Ketenagaan

3.

Fasilitas

6).

ANALISA SWOT (ANALISA TINGKAT KESIAPAN FUNGSI) 1.Kekuatan Keunggulan Sekolah (S=Strength) 2.Kelemahan / Kekurangan Sekolah (W=Weakness) 3.Peluang Ksempatan Sekolah (O=Opportunity) 4.Ancaman Terhadap Sekolah (T=Theat) ALTERNATIF LANGKAH LANGKAH PEMECAHAN PERSOALAN 1.Mencari dan menggali sumber dana 2.Mengadakan kegiatan pengadaan ruang kelas baru yang 68ystem68ntative 3.Pembelajaran menggunakan media elektronik 4.Proses belajar mengajar dengan menggunakan 68ystem atau tehnik bilingual 5.Pembelajaran melalui jaringan internet 6.Peningkatan prestasi dengan mencari informasi melalui internet

7).

8).

RENCANA DAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU 1.Penyempurnaan sistem kerja guna memberi pelayanan yang berkualitas. 2.Pengoptimalan sumber dana dan sumber daya yang ada 3.Mengadakan evaluasi kedalam secara berkala 4.Mengupayakan peningkatan berkala pegawai 5.Menciptakan disiplin yang tinggi dan bertanggung jawab 6.Membentuk kelompok belajar siswa 7.Mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) dan Organisasi Intra Sekolah(OSIS). 8.Mengaktifkan kegiatan ektrakulikuler dan kesenian 9.Memelihara dan melengkapi sarana dan prasarana di sekolah 10.Menjalin hubungan yang baik dengan seluruh karyawan sebagai partner dan bukan sebagaiatasan dan bawahan 11.Meningkatkan dukungan moral dan finansial dari masyarakat 12.Melaksanakan pembelajaran berbasis Teknologi dan Informasi

BAB IV PENUTUP

Demikian penyusunan proposal pengadaan untuk media dan alat peraga Pendidikan Agama Islam SMP Puspita Persada melalui dana bantuan Kementrian Agama tahun anggaran 2012 dalam rangka usaha sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah yang telah ditetapkan pemerintah. Mudah mudahan dengan adanya bantuan pengadaan untuk media dan alat peraga keagamaan tahun anggaran 2012 ini, kegiatan Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan, yang pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dapat dicapai.

Akhirnya, semoga dengan adanya bantuan pengadaan untuk media dan alat peraga Pendidikan Agama Islam ini semangat belajar siswa untuk berprestasi menjadi lebih tinggi sekaligus menggugah para pendidik untuk lebih bersemangat lagi dalam melaksanakan kegiatan melajar mengajar dan meningkatkan keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR BIAYA PENGADAAN ALAT PERAGA DAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Bagan Skema Tajwid dan materi per KD Boneka Dewasa untuk Praktik merawat Jenazah Kain Kafan 1 set Peralatannya Keranda dan tempat memandikan jenazah Pegara Gerakan Wudlu dan Shalat Maket / miniatur ka'bah Kain Ihram/ Baju Ihram Mukena Lajur/ Baju Ihram Perempuan 20 x 75000=1500.000 Sarung dan Peci =(50.000 +30.00) x 20 =1.600.0000 Peta Perkembangan sejarah Islam Al-Qur'an Mujallad Surat Yaa-Siin lengkap dengan Translitrasi dan terjamah Maktabah Asy Syamilah LCD Proyektor + Layar 5000000 Poniter Laser/ Remot countroll Laptop dengan Spesifikasi sesuai Pesanan 7 juta Shoft Copy Pembelajaran PAI Dengan berbasi ICT Islamic Shoftwere Al-Qur'an dan hadits digital Murattal MP3 Imam Kharamain VCD Manasik Haji dan Umrah Mimbar / Podiumm Bimbingan Do'a-do'a

PROPOSAL PENGADAAN MEDIA DAN ALAT PERAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH 1. POKOK POKOK PIKIRAN Diakui atau tidak sekarang ini tidak sedikit guru dalam pembelajaran di kelas masih monoton (ceramah). Termasuk didalamnya guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Guru mengajarkan di depan kelas, sedangkan peserta didik senang atau tidak harus mau mendengarkannya. Akibatnya, peserta didik merasa bosan dengan mata pelajaran yang diajarkan Hal ini ditunjukkan dengan peserta didik yang mengantuk, berbicara dengan teman, sering ijin keluar, menulis atau menggambar dan aktifitas lainnya yang tidak ada hubungan dengan mata pelajaran tersebut. Padahal melihat peranan mata pelajaran PAI di sekolah menempatkan posisi yang sangat strategis dalam memberikan dasar keimanan dan ketaqwaan peserta didik ke depan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan PAI menjadi salah satu mata pelajaran yang harus ada mulai jenjang dasar sampai Pendidikan Tinggi. Melihat begitu pentingnya mata pelajaran PAI di sekolah, jangan sampai hanya formalitas telah dilaksanakan, tetapi harus mempunyai makna bagi peserta didik. Diantara caranya adalah dengan adanya inovasi pembelajaran. Salah satu bentuknya adalah pembelajaran PAI berbasis Information and Communication Technology (ICT) atau sering disebut dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta adanya dan tepatnya media dan alat peraga, Sehingga Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan menyenangkan ( PAIKEM ) dapat kami wujudkan

2.

TUJUAN PENGADAAN MEDIA

1. Meningkatkan wawasan kependidikan Agama Islam siswa dan siswi muslim . 2. Meningkatkan ketrampilan guru dalam penguasaan IPTEK, sehingga pembelajaran, dan penilaian proses pembelajaranakan menjadi lebih maju. 3. Meningkatkan kemampuan guru dalam menganalisis kemampuan siswa 4. Memberikan gambaran pada guru keterkaitan antara pembelajaran PAIKEM dengan Kurikulum Berbasisi KTSP.

5. Meningkatkan ketrampilan kesiapan dan tanggungjawab siswa untuk memimpin diri sendiri dan kelompok kelompok kecil 3. TARGET DAN SASARAN

1. Secara Umum a) Meningkatkan pembelajaran siswa siswi kami yang beragama Islam serta mampu menerapkan pembelajaran PAKEM dengan kurikulum KTSP dalam proses pembelajaran berbasis Multimedia . b) Prosentase hasil akhir dan mutu pendidikan Agama Islam tidak mengalami penurunan seiring dengan peningkatan standar nilai minimal lulus yang di tetapkan oleh sekolah. 2. Secara Khusus a) Target peningkatan mutu Pembelajaran MAPEL Pendidikan Agama Islam dapat tercapai. b) Target kualitas dan mutu siswa siswi muslim meningkat. c) Siswa dapat menerapkan teori dan praktik pada tiap SK/KD. VI. PENUTUP Demikian proposal Pengajuan pengadaan media dan alat peraga ini kami buat, dan atas perhatian serta terkabulnya proposal ini kami ucapkah terima kasih dan mudah mudahan semua ini dapat menjadikan kemashlahatan bersama bagi kita,

SUSUNAN PENGURUS
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM CITRA PUSPITA PERSADA (YPICPP)

PEMBINA

: A S N A W I , S.H.,S.PDI

PENGURUS

: 1.KETUA : Drs. SAMSURI

2.SEKRETARIS : MAT ALI,S.IP,MM 3.BENDAHAR : MASWATIH

PENGAWAS

: 1.KETUA 2.ANGGOTA : ROHMATULLAH : MASUD

Jakarta, 13 Maret 2012 Ketua YPICPP

Drs.Samsuri

RENCANA ANGGARAN BIAYA


rererBIAY

BG

NGADAAN ALAT PERAGA DAN MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. Bagan Skema Tajwid dan materi per KD 2. Boneka Dewasa untuk Praktik merawat Jenazah 3. Kain Kafan 1 set Peralatannya 4. Keranda dan tempat memandikan jenazah 5. Pegara Gerakan Wudlu dan Shalat 6. Maket / miniatur ka'bah 7. SUSUNAN Kain Ihram/ Baju Ihram 8. Mukena Lajur/ Baju Ihram Perempuan 9. Peta Perkembangan sejarah Islam 10. Al-Qur'an Mujallad 11. Surat Yaa-Siin lengkap dengan Translitrasi dan terjamah 12. Maktabah Asy Syamilah 13. LCD Proyektor + Layar 14. Poniter Laser/ Remot countroll 15. Laptop dengan Spesifikasi se

LAMPIRAN

1.Fotocopy Rekening Koran SMP Puspita Persada 2.Fotocopy Sertifikat Nomor Induk Sekolah (NIS) 3.Fotocopy Sertifikat Nomor Statistik sekolah (NSS) 4.Fotocopy Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 5.Fotocopy Sertifikat Akreditas Sekolah 6.Fotocopy NPWP Sekolah 7.Fotocopy Akte Notaris 8.Fotocopy Sertifikat 9.Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Copy Pembelajaran PAI Dengan berbasi ICT 17. Islamic Shoftwere 18. Al-Qur'an dan hadits digital 19. Murattal MP3 Imam Kharamain 20. VCD Manasik Haji dan Umrah 21. Mimbar / Podiumm 22. Bimbingan Do'a-do'a

1.

Program pengembangan dan penggalian sumber dana pendidikan beserta implementasinya.

Program ini bertujuan untuk mencarai sumber dana seluas luasnya dari masyarakat, pengusaha, pemerintah dan menerapkan / menempatkan alokasi dana sesuai kebutuhan, memperhatikan prioritas kebutuhan sekolah. Kegiatan tersebut antara lain : 1. Rapat koordinasi antara sekolah dan komite dalam rangka penggalian dana. Rapat koordinasi ini dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. 2. Pembuatan proposal pengajuan anggaran untuk kegiatan peningkatan mutu, penambahan fasilitas sekolah, ruang belajar. Proposal tersebut ditujukan pada pemerintah daerah dan pemerintah pusat. 3. Pembuatan RAPBS untuk mengalokasikan anggaran maka dibuat RAPBS. RAPBS ini dibuat berdasarkan masukan dari Komite, Kepala Sekolah, Tokoh masyarakat, Guru, karyawan dan siswa. Agar terwujud RAPBS yang baik, transparan dan accountable. 4. Sosialisasi kepada wali siswa dan rapat pleno yang telah dilaksanakan pada tanggal 5 s.d 6 Oktober 2009 Program Pengembangan dan Penggalian Sumber Dana Pendidikan Beserta Implementasinya 1. Rapat koordinasi pembuatan proposal dengan hasil : a. Proposal Dana Pendamping SSN Proposal b. Proposal Kursi Ruang Multimedia c. Proposal Ruang Laboratorium Bahasa d. Proposal Pengadaan Komputer Siswa e. Proposal Pembangunan Sarana ibadah ( Tempat wudlu ) f. Proposal Pavling halaman ruang laboratorium 2. Telah terlaksana Rapat Pleno Komite Sekolah Tahun 2009 3. Tersusun RAPBS tahun pelajaran 2009/2010

2.

Pelaksanaan Program pengembangan dan system penilaian :

Program ini bertujuan untuk meningkatkan frekuensi UH, Remidi, Analisis dan kualitas dari kegiatan tersebut . 1. Setiap 1 (satu) semester diadakan ulangan harian minimal 3 (tiga) kali setiap mata pelajaran. 2. Soal ulangan harian terkendali oleh tim pengembang penilaian. 3. Setelah ulangan selesai diadakan analisis soal dan hasil ulangan harian. 4. Jadwal pelaksanaan ulangan harian terkendali dan terpadu dengan kegiatan Belajar Mengajar telah dilaksanakan pada tanggal UH1 10 s.d 15 Agust 2009, UH2 5 s.d. 10 Oktober 2009, UH3 16 s.d. 21 Nopember 2009. 5. Pelaksanaan remedial teaching maupun remedial tes bagi siswa yang belum tuntas sesuai KKM masing

masing mata pelajaran dilaksanakan pada bulan Agustus, September dan Nopember 2009 6. Kegiatan Ulangan Tengah Semestertelah diulaksaakan pada bulan Oktober 2009 7. Workshop pengembangan system peilaian akan dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2010 Hasil Program Pengembangan dan Sistem Penilaian 1. Peningkatan frekwensi Ulangan Harian Telah dilaksanakan Ulangan Harian sebanyak 3 kali dalam satu semester dan soal ulangan terkoordinasi oleh tim penilaian. 2. Peningkatan Analisis Ulangan Harian Telah dilaksanakan analisis ulangan harian sebagai tindak lanjut pelaksanakan ulangan harian. 3. Peningkatan Remidi Telah dilaksanakan remedial teaching pasca ulangan harian kepada siswa belum tuntas sesuai dengan KKM maple masing-masing 4. Peningkatan Kegiatan Ulangan Tengah Semester Telah terlaksana kegiatan UTS secara terprogram dan terkoordinir melalui tim pengembangan penilaian.

3.

Program Pengembangan Proses Belajar Mengajar.

Program ini bertujuan untuk mengaktifkan KBM dan proses PBM lebih fariatif dengan pendekatan CTL a. Rapat Pembagian tugas mengajar sesuai dengan keahlian guru masing-masing / bidang studi guru dilaksanakan tangal 18 Juni 2009 b. Pembagian rombongan belajar siswa masing-masing kelas berjumlah 32siswa dilaksanakan tanggal 11 Juli 2009 c. Mengintensifkan peranan MGMP sekolah setiap mata pelajaran. d. Pelaksanaan Remedial teaching dan Remedial Test semester 1 telah dilaksanakan pada tanggal 18-20 Agust, 12-17 Okt, 23-28 Nop tahun 2009. e. Pengadaan bahan ajar siswa ( modul,LKS ) mapel UN akan dilaksaakan tanggal 4 januari s.d. 4 Februari 2010 Program Pengembangan Proses Belajar Mengajar 1. Memiliki Jadwal Pelajaran 2. Memiliki Tim MGMP Sekolah 3. Memiliki pembegian tugas mengajar sesuai bidang studi 4. Memiliki Jadwal piket jam kosong 5. Memiliki Tim Supervisi pembelajaran 6. Memiliki sumber belajar (modul dan LKS) 4.Program pengembangan sarana prasarana dan fasilitas sekolah. Program ini bertujuan untuk melengkapi peralatan pendidikan dan fasilitas sekolah agar lebih nyaman, menarik dan bermakna. 1. Pengadaan 1 (satu) buah Laptop dan 2 (dua) buah printer kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 September 2009 2. Pembelian DVD video shooting. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2009. 3. Pembelian 1 (satu) buah LCD Proyektor. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2009. 4. Pengadaan Jaringan Internet(tower). Kegiatan ini dilaksanakan pada tgl 15 Nopember 2009 5. Pengadaan Kursi Ruang Multi media sejumlah 34 buah dilaksanakan tanggal 5 September 2009 6. Pengadaan bell Elektronik dilaksanakan tanggal 19 Desember 2009. 7. Membangunan sarana ibadah (tempat wudlu), dilaksanakan tgl 13 Oktober 2009 8. Pengadaan 1 unit computer dilaksaakan tanggal 3 September 2009 Program Pengembangan Sarana Prasarana Demi terpenuhinya sarana prasarana (fasilitas) pembelajaran maka dilakukan penambahan dan pengadaan sarana prasarana antara lain : Pengadaan Kursi Ruang Multi Media, Penambahan LCD, alat IPA, Sarana Ibadah (tempat wudlu), alat media Vidio shooting dan akses Internet ( pengadaan tower dan jaringannya ). 5.Program pengembangan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dan karyawan dibidang Informasi dan Teknologi. 1. Mengadakan pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi staf TU bidag entry data base kesiswaan,kepegawaia,perpustakaan dan penilaian. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2009 oleh 4 org staf TU. 2. Mengadakan pelatihan pembelajaran berbasis ICT melalui pembuatan Power Point, kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 23-24 Januari 2010 diiukti oleh 30 orang guru. 3. Pembentukan tim penyusun KTI melalui penyusunan PTK oelh guru maple UN sejumlah 10 orang guru dilaksanakan bulan Desember 2009 sampai bulan Februari Tahun 2010. B. Program Peningkatan Tenaga Pendidik dan Kependidikan 1. Mengadakan Pelatihan TIK Dilaksanakan Pelatihan TIK dengan perincian sebagai berikut :

2. Mengadakan Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas Pelatihan PTK sementara diikuti oleh 11 orang guru bekerjasama dengan program BERMUTU MGMP Mapel UN pada semester ini sedang pada tahap identifikasi masalah dan rencana tindakan. 3. Mengadakan Worshop Pembelajaran Berbasis ICT

6.Program Pengembangan dan Implementasi manajemen sekolah.


Program ini bertujuan meningkatkan pelayanan dan manajerial SMP 1 Kepil agar lebih tertata, dipercaya oleh masyarakat dapat dipertanggung jawabkan, mudah diakses oleh masyarakat luar. 1. Penyusunan RKS(RENSTRA) SMP 1 Kepil pada tanggal 20 Juli 2009. Strategi pelaksanaan kegiatan ini adalah setiap penanggung jawab program memiliki anggota untuk mengidentifikasi tantangan nyata yang dihadapi sekolah, tujuan sekolah 4 tahun yang akan datang, program strategis, Strategis pelaksanaan, indicator keberhasilan, jadwal pelaksanaan , supervisi, serta pembuatan anggaran yang dibutuhkan masing masing program. Rancangan dari tim ini menjadi konsep dasar pembuatan RKS. Pembuatan konsep RKS SMP 1 Kepil dilaksanakan pada tanggal 7 , 8 Juni 2009 dengan porsenil sebagai berikut :

7.Pelaksanaan Program Pengembangan Pembuatan Kurikulum SMP 1 Kepil. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sekolah yaitu kurikulum karena sekolah diharapkan mampu membuat kurikulum sendiri berdasarkan kebutuhan, sesuai dengan karakteristik SMP 1 Kepil. 1. Rapat Koordinasi pembentukan tim pembuat kurikulum SMP 1 Kepil tahun pelajaran 2009/2010, dilaksanakan tanggal 30 Juni 2009 diikuti oleh 22 peserta. 2. Pembuatan Dokumen Kurikulum SMP 1 Kepil dilaksanakan pada tanggal 1 dan 2 Juli 2009. Dibuat tim pengembang Kurikulum SMP 1 Kepil.

TABEL Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Work Shop Tim Pengembang KTSP dilaksanakan pada tanggal 1 dan 2 Juli 2009 b. Pembuatan silabus semua mata pelajaran yang telah dilaksanakan pada tanggal 8 s.d 9 Juli 2009. c. Pembuatan RPP semua mata pelajaran dan dilaksanakan pada tanggal 11, 12 dan 13 Juli 2009. Hasil Program Pengembangan Pembuatan Kurikulum SMP 1 Kepil 1. Dibentuk Tim Pengembang Kurikulum TABEL 2 2. Terwujudnya Kurikulum SMP 1 Kepil (Dokumen 1 dan lampirannya, Silabus, RPP dan KKM)

8.Pelaksanaan Program penegembangan Budaya dan Lingkungan Sehat.


Program ini bertujuan untuk meningkatkan lingkungan yang sehat , asri , nyaman serta kondusif untuk KBM. Pelaksanaan tersebut adalah : 1. Pembuatan jadwal piket kebersihan telah dilaksanakan tgl 14 Juli 2009 2. Lomba 7 K telah dilaksanakan pada tgl 5 s.d 8 Agustus 2009 3. Pembenahan Ruang UKS telah dilaksanakan pada tgl 24 Oktober 2009 4. Program Kerja Jumat Bersih telah dilaksakan pada tgl 8 Oktober, 22 Oktober, 5 Nopember dan 19 Nopember 2009 5. Kegiata Home Visit telah dilaksaakan 8 kali tanggal 8 Hasil Program Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sehat 1. Telah tersusun jadwal piket kebersihan dan program Jumat bersih karyawan.

2. Telah dilaksanakan Lomba 7 K antar Kelas 3. Telah dilaksanakan penataan ruang UKS 4. Telah dilaksanakan Kegiatan Budaya Jumat Bersih 5. Telah dilaksanaka Home Visit

LAPORAN TAHUNAN YAYASAN PULEH ACEH TAHUN 2010 KEGIATAN RUTIN YAYASAN PULEH ACEH Pada tahun 2010, kegiatan rutin yang dilakukan di yayasan puleh area aceh,sebagai berikut: A. Operasional Kantor Pada tahun 2010, yayasan Puleh Aceh masih di pimpin oleh Dian Marina Sebagai Koordinator Area yang dibantu oleh 7 orang Staf

Kegiatan operasional kantor yang dilakukan merupakan kegiatan rutin, seperti : Mengelola seluruh Sumber Daya yang ada di puleh Aceh (SDM, Keuangan, Asset) dan mengelola Seluruh Program yang sedang dijalankan oleh Puleh Aceh.

Kegiatan operasional ini dilakukan oleh tim Managemen Puleh Aceh, yang terdiri dari: Koordinator Area, Staf Admin dan Keuangan, Staf Layanan Langsung, Staf Pengembangan Kapasitan dan Staf Riset, Publikasi dan Dokumentasi.

B. Klinik Layanan Langsung Pada tahun 2010, Divisi Layanan Langsung Yayasan Puleh Aceh Khususnya Bagian Klinik telah memberikan penanganan psikologis terhadap 8 kasusu kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terdiri dari:

- 3 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan - 5 kasus kekerasan terhadap Anak

Ke Delapan (8) kasus tersebut: 2 kasus berasal dari rujukan dari lembaga lain, 2 kasus berasal dari rujukan jaringan penanganan kasus dan 4 kasus langsung mengakses layanan klinik puleh yang memperoleh informasi tentang keberadaan klinik tersebut.

Petugas yang memberikan pelayanan di klinik layanan langsung puleh aceh, terdiri dari: Fatmawati Luthan (Konselor), Dian Marina (Konselor), Haiyunnisa (Psikolog) dan Jackie Viemilawati (Psikolog).

C. Riset Publikasi dan Dokumentasi Pada tahun 2010, Divisi Riset, Publikasi dan Dokumentasi lebih banyak memberikan support khusus pada program layanan masyarakat, yaitu program pengembangan kapasitas P2TPA aceh timur. Kegiatan yang dilakukan adalah: pendokumentasian program berupa pengambilan foto dan audio visual, Notulensi setiap kegiatan dan membantu proses pengembangan Modul dan alat psikoedukasi pada program tersebut.

D. Networking dan Advokasi pada tahun 2010, yayasan puleh ikut berperan aktif pada kegiatan-kegiatan advokasi dan penanganan kasus, melalui jaringan kerjasama lintas sektor yang ada di Aceh, seperti: jaringan Penanganan kasus, jaringan gerakan Perempuan Aceh dan gender Working Group. Melalui Kerja-kerja jaringan tersebut, yayasan Puleh Aceh telah mengambil peran penting dalam upaya pelayanan psikologis pada beberapa kasus kekerasan perempuan dan anak yang di advokasi dan di layani pada jaringan penanganan kasus.

Melalui kerja-kerja jaringan tersebut, yayasan puleh sepanjang tahun 2010, lebih dikenal dikalangan Pemerintah maupun Organisasi Non Pemerintah, hal ini dapat di ketahui melalui banyaknya undangan yang masuk ke yayasan puleh aceh pada kegiatan-kegiatan di Organisasi-organisasi tersebut, baik sebagai perserta maupun sebagai narasumber.

E. Penguatan Kapasitas Staf Pada tahun 2010, puleh aceh memberikan kegiatan penguatan pengembangan kapasitas melalui serangkaian kegiatan: Training of Trainer Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, dari kegiatan ToT tersebut dipilih 6 orang training yang berasal dari yayasan puleh untuk menjadi fasilitator pada rangkaian training di laksanakan di aceh timur dan dibeberapa tempat lain. Selain itu yayasan juga memberi kesempatan dengan mengirim stafnya untuk mengikuti kegiatan: seminar, Pelatihan, Workshop yang di adakan oleh lembaga lain.

KEGIATAN PROGRAM YAYASAN PULEH ACEH 2010 A. Program Penguatan Kapasitas bagi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Aceh Timur dan Mitra jaringanya, untuk Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Pada Februari hingga Agustus 2010, Yayasan Puleh melakukan program penguatan kapasitas bagi pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) aceh timur. Dalam menjalankan program ini yayasan puleh memberikan tecnical assisten khusus penanganan psikologis bagi perempuan dan anak korban kekerasan berkolaborasi dengan Kelompok Kerja transpormasi Gender Aceh (KKTGA) yang memberikan tecnical Assisten khusus pendampingan hukum bagi perempuan dan anak

korban kekerasan. Program ini di danai oleh IRD Serasi-USAID. beberapa rangkaian kegiatan sebagai berikut: Seminar Sosialisasi Publik tentang Upaya Pencegahan dan Penanganan Kasus Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh Timur Workshop Pelibatan Partisipasi Tokoh Adat dan Tokoh Agama dalam mendukung upaya pencegahan dan penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.

- TOT Penguatan dan Pemulihan Psikososial sebagai Upaya Pencegahan dan Penanganan Korban Kekerasan terhadap perempuan dan anak (penjaringan calon fasilitator untuk memfasilitasi training Penguatan dan Pemulihan Psikososial bagi perempuan dan anak korban kekerasan). Melalui kegiatan ini, terjaring 6 orang calon fasilitator/trainer dari 15 orang peserta TOT Rangkaian Training Penguatan dan Pemulihan Psikososial sebagai Upaya Pencegahan dan Penanganan Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, bagi 124 peserta yang berasal dari, 28 Personel P2TP2A Aceh Timur, 24 Tenaga Medis di Puskesmas 24 Kecamatan di Aceh Timur, 24 Tenaga Pekerja Sosial dari 24 Kecamatan, 24 orang Aparat Penegak Hukum, 24 orang dari LSM dan Ormas pemberi layanan kepada perempuan dan anak korban kekerasan.

B. Program penguatan kapasitas pusat pelayanan terpadu Pusat Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan masyarakat Aceh Timur, upaya Pencegahan dan Penanganan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (Program Lanjutan). Program ini merupakan program lanjutan dari pada penguatan kapasitas P2TP2A sebelumnya, adapun rangkaian kegiatanya sebagai berikut: - Workshop Pengembangan Draft Modul dan Alat Edukasi tentang Pemulihan Psikososial bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan - Workshop Finalisasi Modul dan Alat Edukasi - Workshop Pembentukan Jaringan Penanganan Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan anak Training Pemulihan Psikososial bagi Kader Pemberi layanan tingkat Desa dari 2 Desa Pilot Project yaitu Desa Seuneubok Simpang Kec.Darul Aman dan Desa Beusa Seberang Kec. Peureulak Barat. Training Dasar Mediasi untuk Transformasi Konflik Kasus Kekerasan terhadap perempuan dan anak, bagi aparat desa dari 2 Desa Pilot Project. Bersama dengan para kader melakukan kegiatan Community Discussion (Diskusi komunitas) untuk sosialisasi tentang Upaya Pencegahan dan Penanganan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di 2 Desa Pilot Project. Community Forum, 2 Desa Pilot berkumpul untuk melakukan case conference atau berbagi pengalaman tentang upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan.

- Pencetakan Modul dan Alat Edukasi Lounching/Peluncuran dan Distribusi Modul dan Alat Edukasi tentang Pemulihan Psikososial sebagai Upaya Pencegahan dan Penanganan Kasus terhadap Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

sekilas mengenai yayasan pendidikan islam al-jawad Sekilas Yayasan Pendidikan Islam Al-Jawad
Lahirnya Yayasan Al-Jawad pada awalnya didasarkan pada kandungan ayat-ayat suci al-Qur'an surat 41:33; 3:104; 8:72 dan Surat 59:9. Tujuan umum didirikannya Yayasan Al-Jawad adalah untuk mengamalkan ajaran-ajaran Ahlulbait as. dalam kehidupan sehari-hari secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, serta mengembangkan dan menyebarkannya ke dalam masyarakat luas. Dalam pelaksanaannya, seluruh gerak Yayasan Al-Jawad dilandasi oleh prinsip mewakafkan seluruh potensi diri personal anggota, baik harta maupun jiwa dalam mengemban misi dakwah ajaranajaran Ahlulbait as. Seluruh aktifitas/kegiatan yang dijalankan Yayasan Al-Jawad diarahkan kepada : 1. Terciptanya kemampuan personal (anggota) yang berkualitas dalam menangani dakwah ajaran-ajaran Ahlulbait as. yang meliputi : * Kemampuan intelektual, yaitu memahami dan menerjemahkan ajaran-ajaran Ahlulbait as. dalam kehidupan sehari-hari. * Kemampuan sosial, yaitu mampu menampilkan pribadi mulia (insan kamil) sejalan dengan akhlak Ahlulbait as. * Kemampuan spiritual, yaitu mampu mengontrol diri dalam masyarakat, khususnya keluarga sendiri. * Kemampuan profesional, yaitu mampu mengkoordinasi seluruh potensi yang ada di masyarakat untuk kegiatan dakwah ajaran-ajaran Ahlulbait as. 2. Terciptanya media penyebaran ajaran-ajaran Ahlibait as. (media dakwah) yang dapat menjangkau masyarakat luas. 3. Terhimpunnya sumber dana yang kuat (mapan) yang dapat mendukung seluruh kegiatan dakwah ajaran-ajaran Ahlibait as. yang dijalankan Yayasan Al-Jawad, baik ke dalam maupun ke luar.

Program Jangka Panjang


Program jangka panjang Yayasan Al-Jawad adalah rencana pengembangan yayasan yang menggunakan progam jangka lima tahunan. Adapun rencana-rencana program jangka panjang Yayasan Al-Jawad adalah sebagai berikut : 1. Pembangunan Masjid 2. Pendirian Pondok Pesantren 3. Pusat Informasi dan Riset Keislaman 4. Pendirian Lembaga Ekonomi Muslim 5. Pengkoordinasian Jama'ah Ahlul Bait Nasional 6. Pengkoordinasian Jama'ah Ahlul Bait Internasional

Program Jangka Pendek


Program jangka pendek adalah program yayasan yang tersusun dalam rencana kerja bulanan. Berikut adalah beberapa program jangka pendek Yayasan Al-Jawad yang telah, sedang dan akan direncanakan untuk programprogram selanjutnya:

Program Penerbitan. Program penerbitan ini telah berjalan dari awal berdirinya Yayasan Al-Jawad hingga sekarang ini. Penerbitan yang rutin dilakukan tiap bulan adalah menerbitkan buletin Al-Jawad (berisi masalah bimbingan spiritual), buletin Risalatuna (membahas masalah ketauhidan) dan buletin Al-Ghadir (informasi keilmuan dari Ahlibait as). Pada akhir tahun 1418H, penerbitan ketiga buletin tersebut digabungkan menjadi satu nama buletin yakni buletin Al-Jawad yang isinya merupakan gabungan dari ketiga buletin tersebut. Selain menerbitkan buletin secara bulanan, Yayasan Al-Jawad pun menerbitkan buku-buku ke-ahlibait-an, di antaranya adalah : 1. Buku Benarkah Nabi Bermuka Masam? (1991); 2. Buku Mi'raj Ruhani I (1993); 3. Buku Amalan Ramadhan (1994, 1995,1997,1997); 4. Buku Mafaatihul Jinan; 5. Buku Mi'raj Ruhani II (1996); 6. Buku Mereka Bertanya Ali Menjawab (1998); 7. Buku Pesan Sang Imam

Program Majlis Taklim/Kursus. Program majlis yang telah dilaksanakan adalah majlis-majlis yang diadakan di sekretariat baik majlis rutin dalam bentuk paket kajian atau majelis kursus yang melibatkan peserta dari luar jama'ah. Adapun majlis-majlis yang telah, sedang dan akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Paket kursus Bahasa Arab 2. Paket kursus Ilmu Mantiq 3. Paket kursus Bimbingan Puasa 4. Paket kajian Ja'fary terpadu I, II, III dan IV 5. Paket kajian Aqidah Jamaah 6. Paket kajian Tafsir Amtsal 7. Paket kajian Fikih Jafary 8. Majlis Khadijiyah 9. Majlis-majlis yang diadakan di tempat dll

Program Peringatan Hari Besar Islam. Di dalam agenda agama Islam, khususnya agenda di kalangan Ahlul Bayt as. terdapat beberapa peristiwa besar yang sering kita peringati. Mengingat pengaturan peringatan peristiwa besar di Indonesia ini telah diatur oleh para asatidz maka acara peringatan di Bandung, khususnya acara yang diperingati oleh Yayasan Al-Jawad hanya peristiwa Bi'tsah Rasulullah dan Khaul Nabi Muhammad Saaw. Dengan mengundang jama'ah se-Jawa Barat. Adapun peristiwa-peristiwa ritual lainnya hanya diikuti jama'ah seputar wilayah Bandung. Peristiwa-peringatan tersebut diantaranya adalah : 1. Peringatan Maulid Nabi 2. Peringatan Idul Ghadir 3. Pelaksanaan ritual Shalat Iedain 4. Pelaksanaan ritual Lailatul Qadr 5. Dan pelaksanaan ritual lainnya.

Program Silaturahmi. Program ini direncanakan satu bulan sekali dengan mengadakan safari ziarah ke beberapa

tokoh ulama dan beberapa ikhwan baik di dalam maupun di luar kota. Kunjungan silaturahmi untuk jama'ah di luar kota pada umumnya disertai dengan kegiatan dakwah dan diskusi.

Program Kesekretariatan. Untuk melancarkan kegiatan operasional kegiatan Yayasan Al-Jawad, maka setiap hari di sekretariat senantiasa ada aktifitas-aktifitas yang umumnya dilaksanakan pada pagi hingga sore hari.

Program Perpustakaan. Pelayanan perpustakan untuk jama'ah di wilayah Bandung terdiri koleksi buku berbahasa Indonesia, bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa Parsi. Sebagian besar koleksi perpustakaan adalah kitab-kitab referensi yang bersumber dari pembelian, wakaf dan kitab titipan dari beberapa ustadz.

Program Divisi Usaha. Untuk menambah dan meningkatkan pengadaan dana, maka divisi usaha mencoba untuk

mengembangkan dengan membuka percetakan dan sablon.

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM CITRA PUSPITA PERSADA ( YPICPP )

AKTE NOTARIS :EDWAR,S.H. Nomor 11


Jl. SMU 63 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12260 Telp/ Fax: (021) 73883179

Nomor : 045/PP/SMP.PP/III/2012 Lampiran :1 (Satu) berkas Perihal : Permohonan Perpanjangan Tanda Daftar Yayasan

Jakarta, 13 Maret 2012

Kepada Yth, Kanwil Suku Dinas Sosial Pemerintah Kota Administrasi Jakarta selatan

Jl.Prapanca Raya No.9 Blok I Lt 12.Kebayoran Baru Jakarta selatan Di Jakarta

Dengan hormat, Assalamualaikum, Wr. Wb Sehubungan dengan telah habisnya masa Tanda Daftar Yayasan Pendidikan Islam Citra Puspita Persada (YPICPP) tahun 2012, maka dengan ini kami memohon kepada bapak/ibu pimpinan untuk memperpanjang kembali Tanda Daftar Yayasan yang kami pimpin. . Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : 1.Surat permohonan perpanjangan tanda daftar yayasan 2.Kegiatan Tahunan Sekolah 3.Fotocopy Akte Notaris 4.Fotocopy Sertifikat HAM 5 Fotocopy Tanda Daftar Yayasan Lama 6.Fotocopy Susunan Pengurus Yayasan 7.Foto Copy KTP Pengurus yayasan 7.Fotocopy Keterangan Domosili

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan banyak terima kasih. Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Hormat Kami Ketua YPICPP

Drs. Samsuri

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM CITRA PUSPITA PERSADA ( YPICPP )

AKTE NOTARIS : EDWAR,S.H. Nomor 11


Jl. SMU 63 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12260 Telp/ Fax: (021) 73883179

SUSUNAN PENGURUS
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM CITRA PUSPITA PERSADA

(YPICPP)

PEMBINA

: A S N A W I , S.H.,S.PDI

PENGURUS

: 1.KETUA : Drs. SAMSURI

2.SEKRETARIS : MAT ALI,S.IP,MM 3.BENDAHAR : MASWATIH

PENGAWAS

: 1.KETUA 2.ANGGOTA : ROHMATULLAH : MASUD

Jakarta, 13 Maret 2012

Drs. S a m s u r i

Artikel saya ini sengaja saya susun untuk mengingat pengalaman saya belajar setir mobil beberapa tahun yang lalu, saya menulis ini juga untuk menyemangati diri agar segera bisa memiliki "Mobil Keluarga Terbaik Di Indonesia". Dalam menuliskan ini saya banyak juga mengambil referensi dari blog http://bima.ipb.ac.id/~anita/kursus_stir_mobil.htm Ok, langsung saja kita mulai pelajaran setir mobil sendiri tanpa kursus: 1. Posisi: - Urutan pedal : Kopling (selalu kaki kiri yang menginjaknya), Rem dan Gas (pakai kaki kanan secara bergantian) - Siapkan mobil dan surat-suratnya 2. Menghidupkan mobil dalam keadaan kopling di gigi nol 1) Pasang tali / sabuk pengaman 2) Putar kunci untuk menghidupkan mesin 3) Hidupkan AC 4) Turunkan Rem Tangan

5) Injak kopling habis, pindahkan gigi ke gigi 1 6) Angkat kopling pelan2 7) sambil Injak gas sedikit demi sedikit sampai terasa mobil bergerak

3.Memundurkan mobil 1) Injak kopling habis, pindahkan gigi ke gigi R 2) Angkat kopling pelan2. Rasakan sampai mobil terasa bergerak mundur. Atur bergerak mundurnya mobil dengan cara menginjak dan mengangkat kopling sekuku sampai dengan kopling (jangan lebih dan jangan mengangkat terlalu cepat agar mesin tidak mati) 4. Ganti gigi pada saat mobil berjalan (kaki kanan masih menginjak gas) 1) Injak kopling habis 2) Angkat gas 3) Pindahkan gigi ke posisi yang dikendaki 4) Angkat kopling pelan2 5) Injak gas pelan2, sampai terasa jalannya mobil stabil sesuai dengan kecepatan seharusnya 6) Lepaskan kaki dari kopling, atur jalannya mobil hanya dengan menginjak dan mengkat gas saja 5. Melalui polisi tidur 1) Angkat gas, tempel pedal rem 2) Injak kopling habis, pindahkan ke gigi 1 3) Angkat kopling pelan2, mobil dijalankan hanya dengan mengangkat kopling sekuku sampai setengah kopling atau kopling tak usah diinjak, biarkan saja mobil bergerak memakai lumpsum nya. 4) jika dirasa polisi tidur terlalu tinggi, Injak gas sedikit sampai dirasa mobil bisa melewati polisi tidur 5) Setelah dapat melewati polisi tidur injak gas pelan2 6. Menambah/mengurangi gigi 1) Injak kopling habis 2) Angkat gas 3) Pindahkan gigi ke gigi yang dikehendaki 3) Tempel gas 4) Angkat kaki dari kopling pelan2 7. Menghentikan mobil tiba2 dalam keadaan mobil sedang berjalan cepat 1) Injak rem pelan2 sampai terasa mobil berhenti 2) Injak kopling habis 3) Pindahkan gigi ke gigi 0 4) Angkat rem tangan 8. Menghadapi macet di lampu merah menggunakan rem 1) Injak kopling habis 2) Tempelkan kaki di rem (mainkan sesuai keadaan jalan) 3) Pindahkan gigi ke gigi 1 3) Angkat kopling sedikit demi sedikit untuk menjalankan mobil merayap atau injak saja kopling habis biarkan mobil berjalan menggunakan lumpsump nya 9. Menghadapi macet di lampu merah tanpa menggunakan rem, atau ketika hendak keluar dari gang ke jalan raya 1) Injak kopling habis 2) Tempelkan kaki di rem 3) Pindahkan gigi ke gigi 1 3) Angkat kopling sedikit demi sedikit untuk menjalankan mobil merayap 4) atau injak saja kopling habis biarkan mobil berjalan menggunakan lumpsump nya 5) Tempel kaki di gas 10. Berhentikan mobil: Angkat kopling sekuku dan injak rem sedikit (tempel rem) 11. Jalankan mobil merayap: Angkat kopling sekuku (Dengan posisi ini mobil akan berjalan merayap) 12. Belok balik (berputar balik 180o) ke kanan a) Jika mobil melaju terlalu cepat, tempel gas b) Injak kopling habis c) Angkat gas d) Pindahkan gigi ke gigi 1 e) Angkat kopling sedikit demi sedikit untuk menjalankan mobil merayap (=bergerak perlahan), dan injak kopling sekuku kalau ingin mengurangi jalan merayapnya mobil, lihat jalur apakah bebas jika ada mobil yang ingin lewat maka injak lagi kopling sekuku sambil menempel rem atau menempel gas (sebaiknya dipilih memberhentikan mobil dengan menempel gas agar jika mau jalan lagi tinggal lepaskan gas dan angkat kopling saja sekuku). Jika jalur sudah bebas hambatan, angkat kopling sekuku (mobil merayap maju) f) Putar stir 2 x ke kanan (putar stir habis) (ingat jangan memutar stir dalam keadaan mobil diam/berhenti, bisa merusak komponen mobilnya nanti) (lihat jalur apakah bebas atau tidak) - Jika jalur aman, jalankan/belokkan mobil dengan mengangkat kopling sekuku (mobil akan maju merayap), kurangi laju jalannya mobil dengan menginjak kopling sekuku - Jika jalur sibuk berhentikan mobil dengan kombinasi mengangkat kopling sekuku dengan menempel rem (biasanya jika kopling diangkat sekuku akan terasa mobil bergetar sedikit)

- Jika jalur sudah bebas kembali ankat kopling sekukumkembali (mobil akan merayap maju kembali) g) Setelah mobil berhasil belok dan dirasa sudah lurus, segera putar balik stir 2x ke kiri sambil mobil maju merayap - Jika mobil sudah lurus, tempel gas (sesuaikan dengan kondisi lalu lintas), angkat kopling perlahan, jika sudah sesuai dengan kondisi jalan yang dihadapi lepaskan kaki dari pedal kopling biarkan jalannya mobil hanya diatur oleh gas (gunakan gigi 1, 2, dan 3 saja jika berada di dalam kota) 13. Menghidupkan mobil yang mati mesin tiba2 1) Jangan panik ! 2) Injak kopling habis 3) Angkat kopling perlahan2, rasakan sampai mobil bergerak maju perlahan - Jika jalan menanjak, bantu tenaga mobil dengan menginjak gas sedikit - Jika mobil sedah bergerak stabil, angkat kaki dari kopling, jalankan mobil hanya dengan gas saja 14. Macet di jalan tanjakan 1) Gigi dalam posisi gigi 1 (sebaiknya selalu gunakan gigi 1 kalau jalanan macet) 2) Injak kopling habis 3) Angkat kopling perlahan2, rasakan sampai mobil bergerak maju perlahan. Jika jalan menanjak, bantu tenaga mobil dengan menginjak gas sedikit. Jika mobil didepan berhenti di tanjakan , injak kopling habis, injak rem. - Jika mobil di depan mulai bergerak sedikit di jalan tanjakan , angkat kopling perlahan sampai kopling (rasakan sampai mobil bergetar)(agar mobil tidak mundur ketika melapas rem), baru lepaskan rem, tempel gas. - Jika mobil di depan berhenti lama, injak rem, injak kopling, pindahkan gigi ke gigi 0, angkat rem tangan, angkat kaki dari kopling. Jika mobil di depan mulai bergerak maju, injak habis kopling, tekan rem tangan, injak pedal rem, masukkan gigi ke gigi 1, angkat kopling sekuku sampai mobil terasa bergetar sedikit (agar mobil tidak mundur), tempel gas 15. Tanjakan tanpa menggunakan rem 1) Gigi dalam posisi gigi 1 2) Injak kopling 3) Angkat kopling sekuku (mobil akan bergerak maju perlahan, MOBIL BERJALAN) 4) Injak kopling sekuku diimbangi dengan menginjak/menempel gas sedikit (mobil akan berhent, MOBIL BERHENTIi) 5) Angkat kopling sekuku (mobil akan merayap maju kembali, MOBIL BERJALAN). Untuk berjalan atau dan berhenti dalam posisi ini hanya menggunakan kombinasi injak dan angkat koling sekuku 16. Tiba2 ada orang menyeberang 1) Angkat gas 2) Injak rem 3) Injak kopling habis 17. Macet di jalan rata 1) Gigi dalam posisi gigi 1 2) Injak kopling habis 3) Angkat kopling perlahan2, rasakan sampai mobil bergerak maju perlahan - Jika mobil di depan berhenti tiba2, injak rem perlahan atau angkat kopling sekuku sambil injak gas sedikit. Kombinasi kopling dangan gas ketika mobil didepan berhenti tiba2 lebih baik digunakan sehingga kalau mobil di depan maju tinggal angkat kopling sambil tempel gas. Jadi maju dan berhentinya mobil hanya menggunakan kombinasi kopling dan gas ! - Jika mobil di depan mulai bergerak maju sedikit, injak kopling habis, lalu angkat kopling sekuku rasakan mobil mulai maju merayap - Jika mobil di depan mulai berhenti perlahan, angkat kopling sekuku, injak gas (rasakan sampai terasa mobil berhenti perlahan) - Jika mobil di depan berhenti lama, injak rem, injak kopling, pindahkan gigi ke gigi 0, angkat rem tangan, angkat kaki dari kopling. Jika mobil di depan mulai bergerak maju, injak habis kopling, tekan rem tangan, masukkan gigi ke gigi 1, angkat kopling sampai terasa mobil maju jika perlu boleh tambahkan dengan menginjak gas

CARA DASAR BELAJAR MENGEMUDI


Langkah awal Anda harus benar-benar tahu tentang kondisi mobil yang anda mau di pake belajar/belajar mengemudi,, apa sudah sehat atau tidak dalam masalah dalam kondisi mesin. Rem, Kopling, (untuk mobil manual), Atau pun Areal yang anda mau pakai bila semua sudah memenuhi syarat atau standar keselamatan maka mulailah dengan sekarang.. 1.Kenali posisi tongkat Prosneleng beserta urutan giginya ( 1 2 3 4 5 R untk mundur) 2.Kenali putaran Stir full kekanan dan kekiri 3.Kenali posisi pedal Kopling tekan atau injak dan lepaskan secara perlahan

4.Kenali posisi pedal Gas seberapa efek powernya 5.Kenali posisi pedal Rem seberapa tekanannya!

1.Sebelum menyalakan mesin mobil alangkah baikanya anda mengoreksi kondisi tongkat prosnileng ( stik prosnileng ). posisikan pada posisi netral/ nol. Posisi tersebut ada di tengah-tengah, antar gigi 3 dan 4 untuk mengetahui lebih jelas di goyang ke kanan dan k ekiri serta ke depan dan ke belakang. Bila sudah anda mendapatkan posisi netral atau posisi nol, anda sudah mencapai posisi aman dalam tahap awal 2.Untuk tahap berikutnya periksa kembali HANDREM atau rem tangan yang berposisi di sebelah kiri tempat duduk sopir atau di tengah antar posisi kursi sopir dan penumpang yang di sebelah kiri,namun bila type mobil anda yang tahun agak tua maka posisi rem tangan tersebut berada di sebelah depan di bawah kemudi sebelah kiri SETIR mobil anda pastikan terlepas dari fungsinya turunkan tuasnya. 3.Bila posisi di atas sudah anda kuasai maka mulailah dengan posisi duduk di belakang kemuadi dengan nyaman, senyaman mungkin, karena posisi tempat duduk kita akan berpengaruh untuk kenyaman mengemudi kita baik pada saat belajar ataupun bagi anda yang sudah bisa dalam mengemudi bersadarlah ke belakang secara normal jangan berlebihan dan jangan memajukan badan terlalu kedepan dengan tujuan ingin melihat secara sepenuhnya untuk jangkauan pandangan kedepan mobil, lakukan dengan seharusnya saja jangan paksakan pandangan kita, majukan dulu bila jangkauan kaki kiri anda belum bisa menggapai pedal kompling secara pas dan benar/secara full. Atau mundurkan bila kaki kiri atau lutut kiri anda terlalu menekuk dan begitu pula dengan pegangan tangan kita di posisi stir. Karena akan berpengaruh sekali pada saat anda melakukan putaran setir, tangan akan terbentur ke posisi badan dan jok mobil kita sendiri , akhirnya kita tidak bisa melakukan pemutaran setir dengan maksimal cepat dan tepat pada saat kita memasuki tikungan atau menghidardari rintangan 4. Pastikan pegangan tangan kita di posisi setir ada pada posisi titik nol untuk mengetahui posisi titik nol tersebut yaitu kita bisa liat dari posisi roda depan mobil kita dalam posisi lurus dan pasti posisi setir kita akan berada di posisi titik nol pula, cara yang ke dua putarlah posisi stir tersebut full kekanan atau kekiri sampai mentok tak tersisa lalu kembalikan kearah berlawannya dengan dua kali putaran stir dan pastikan stir tesebuat ada pada posisi T. 5. Kalau sudah siap semuanya instruksi di atas maka mulailah anda menghidupkan posisi mesin kendaraan putar tuas kontak / kunci mobil kita ke arah kanan satu tahap dulu maka biasanya akan terlapas dulu dari posisi kunci setir, putar lagi maka anda melihat di speedo miter mobil anda beberapa lampu tanda yang akan menyala denga warna merah atau orange namun di posisi tersebut kondisi mesin mobil belum bisa hidup, lalu putar lagi keposisi kanan , maka secara sepontan anda akan merasaka perbedaan getaran mobil anda dan akan mendengar suara mesin mobil anda . AWAS kami harap anda janga dulu langsung menghidupkan Audio mobil anda,karena kita butuh kosentrasi yang tinggi dalam tahap kita belajar mengemudi. 6. Langkah selanjutnya. Posisikan kaki kiri anda di posisi pedal kopling yaitu posisi pedal di sebelah kiri sendiri karena di bawah ada 3 pedal . Posisi kaki kiri hanya bertugas di posisi pedal kopling saja tidak bisa berpindah ke posisi pedal yang lain baik Rem maupun pedal gas hanya satu tugas kopling dan kaki kanan mulailah mencoba untuk menenkan pedal GAS dengan lembut, bedakan dan rasakan dengungan suara mesin dan getaranya dan anda harus tahu itu . Bila berada di posisi aman dan anda sudah bisa merasakan semua kaki kanan harus mencoba untuk menekan posisi pedal Rem supaya mobil anda tidak bergeser dari posisi parkirnya di sebabkan kondisi jalan yang tidak datar / tidak rata 7. Terus tekan pedal Kopling dengan full dan tekan pedal Rem secukupnya . Lalu masukan Posisi prosneleng keposisi kiri, atau anda tahan tongkat prosneleng tersebut ke posisi kiri lalu dorong ke arah depan bila anda menginnginkan untuk melaju kedepan, namun bila anda menginginkan untuk melakukan mudur maka tahan

posisi tongkat prosneleng ka arah kanan sampai mentok lalu anda tarik ke belakang maka anda akan mendengar suara yang agak khas dari posisi prosneleng atret ( krek) 8.Posisikan kedua tumit anda yang menginjak Kopling maupun Rem untuk tetap menyentuh lantai body Mobil karena itu akan sangat membatu sekali . Lalu angkat ujung kakaki kiri anda secaha perlahan sekali rasakan kembali getaran mobil tersebut lalu bila anda sudah bisa merasakan perbedaanya dari getaran mobil tersebut yang di sebabkan adanya hasil pengan katan dari kaki kiri maka mulailah anda mengangkat sedikit demi sedikit kakik kanan anda dari pedal Rem denga catatan semua tumit kaki harus tetap berada di posisi lantai mobil 9.Bila mobil anda sudah molai bergerak jangan terburu-buru untuk melakukan pelepasan akan semuanya baik pedal Kopling tahan dulu di posisi setengah Kopling dan kaki kanan tetap dulu stanby di posisi Rem , sampai anda bisa merasa rileks dan sedikit tenang serta bisa sedikit menikmati laju dari mobil tersebut. 10.Bila anda sudah mersakan sedikit ketenanngan dan bisa mengemudikan mobil itu dengan rileks walaupun tanpa adanya GAS pada saat itu lajukan mobil tersebut dengan pelan dan sedikit demi sedikit lepaskan pijakan kaki kiri anda yang berada piosisi kopling angakat habis atau lepas habis namun denga catatan posisi kaki kiri tatap redy di posisi pedal kopling dengan kondisi tumit sebagai tumpuan tanpa adanya tekanan sedikitpun pada posisi pedal kopling tersebut dan kaki kanan mulailah untuk berpindah pada posisi pedal gas AWAS pijakan kaki kanan di posisi Gas tidak boleh bertenaga atau anda harus menekan , lakukan penyentuhan dengan lembut topangkan kaki kanan tersebut di atas pedal gas tanpa adanya tenaga untuk menekanya, maka hasilnya saya pastikan hasil dari setuhan kaki kanan tersebut akan menimbulkan dengungan mesin yang halus, sentuh sedikit demi sedikit. Tergantung anda menginginkan seberapa laju mobil yang anda kemudikan.,namun tentunya cukup pelan saja 11.Bila anda mau memasuki rute MENIKUNG langkah aman lakukan pemutran stir dengan tenang dan jangan lupa tekan kopling di posisi setengah kopling demi manjaga keseimbangan dan kaki kanan posisikanstandby di posisi REM semua itu untuk menjaga agar anda tidak gugup bila menemukan sesuatu yang dapat membuat anda kaget saat anda mendapat rintangan setelah masuk ke posisi tikungan. Dengan demikian anda kan dengan sigap dan refleks akan menginjak dua pedal yang sudah anda jaga, KOPLING DAN REM namun bila itu tidak anda lakukan besar kemungkinan anda kan menekan GAS bila anda kaget di posisi tikungan tersebut dan yang pasti akan fatal. trik yang demikian yang sering di lupakan sehingga sering kali menimbulakan kecelakaan di posisi menikung.

18. Macet di jalan turunan 1.Gigi dalam posisi gigi 0 2) Mainkan rem saja tak perlu gas karena mobil akan berjalan dengan sendirinya tanpa di gas 19. Mobil sedang melaju cepat tiba2 mobil didepan jalan merayap 1) Injak rem perlahan 2) Injak kopling habis, pindahkan ke gigi 1 3) Angkat kopling sekuku biarkan mobil maju merayap 4) jika mobil di depannya berhenti tinggal menginjak kopling lalu angkat sedikit kombinasikan dengan menginjak gas sampai mobil terasa berhenti perlahan, atau injak kopling dan tempel rem 20. Menghentikan mobil tiba2 dalam keadaan mobil sedang berjalan pelan 1) Injak kopling habis 2) Tempelkan kaki di rem, rasakan sampai mobil terasa berhenti secara perlahan2 (jangan menginjak rem terlalu cepat) 3) Pindahkan gigi ke gigi 0

4) Angkat rem tangan 21. Contoh cara Parkir(disebelah kiri jalan) 1) Injak kopling habis 2) Lepaskan gas 3) Pindahkan gigi ke gigi 1 4) Putar habis stir ke kiri (putar 2 x ) 5) Angkat kopling sekuku (mobil bergerak maju perlahan) 6) Atur mobil hingga parkir dengan ban lurus ke depan, gunanya agar power stering tidak cepat aus/rusak 22. Memutar mundur mobil 180o (putar melawan arah jam) 1) Injak kopling habis 2) Putar stir habis ke kanan 3) Pindahkan gigi ke gigi R 4) Angkat kopling sekuku (mobil bergerak mundur perlahan dengan buntut mobil ke kanan) 5) Jika posisi sudah lumayan lurus, injak kopling sekuku (untuk memberhentikan laju mobil) kemudian lihat dari kaca spion ruangan di belakang mobil apakah ada jarak atau tidak antara pantat mobil dengan sesuatu dibelakangnya) 6) Jika posisi aman, maka angkat kopling sekuku (mobil merayap mundur kembali) 7) Setelah mobil lurus dan cukup buat memutar mobil kembali, injak habis kopling, pindahkan gigi ke gigi 1 8) Putar habis stir ke kiri ( 2 x putaran) 9) Angkat kopling sekuku (mobil mulai bergerak maju merayap lagi) 10) Jika masih belum dapat, injak lagi rem 11) injak kopling, pindahkan gigi ke R 12) Angkat kopling sekuku (mobil merayap mundur) 13) Luruskan stir agar posisi ban atau posis parkir menjadi lurus 23. Parkir mundur di garasi bagain kiri jalan 1) Posisi belakang mobil sedikit sebelum tonggak pagar 2) Injak kopling habis, pindahkan gigi ke R 3) Mundurkan mobil hanya dengan menggerakkan kopling sedikit,caranya: injak kopling habis, angkat kopling sekuku, tahan biarkan mobil merayap, injak lagi sekuku, tahan 4) Putar stir mobil 2 x ke kiri (putar habis) 5) Mobil luruskan (ban luruskan) dengan cara putar balik stir 2 x putaran ke kanan 6) Mundurkan lagi mobil sedikit agar mobil menjadi lurus 24. Berhentikan mobil ketika mundur 1) Angkat gas 2) Injak rem perlahan2 3) Injak kopling habis 25. Melambatkan jalannya mobil ketika mundur (Mobil berjalan merayap) 1) Posisi gigi di R, angkat gas, tempel rem 2) Injak kopling, angkat/lepas rem 3) Angkat kopling sekuku Perhatikan ! Jika sudah dapat berhenti dengan kopling + tempel gas, maka jika gas ditambah sebesar apapun mobil tak akan bergerak 26. Parkir maju 1) Lewatkan mobil sebagian besar badannya 2) Belokin stir 3) Jalankan mobil pelan2 kopling diangkat pelan2 sekuku

27. Mundur/parkir ke kanan 1) Putar stir habis ke kanan 2) Mundur merayap 3) Putar balik stir 4) Mundur lurus 28. Parkir mundur ke kanan 1) Injak kopling habis 2) Pindahkan gigi ke R 3) Tempel rem 4) Mundur lurus 5) Jalankan mundur perlahan dengan pola: jalan mundur pelan - berhenti - jalan - berhenti -jalan dengan cara: Injak kopling sekuku, tahan, lalu angkat lagi kopling sekuku, tahan. 6) Mata lihat ke kaca spion 7) Perhatikan: Mundur mobil harus diusahakan lurus segaris dengan trotoar Jika pantat mobil sudah sampai di ujung jalan atau kurang sedikit dari ujung jalan tempat parkir maka Injak kopling 8) Putar stir habis kekanan 2 x putaran 9) Angkat kopling sekuku 10) Jika jalan menanjak bantu tenaga mobil dengan menginjak gas 11) Jika kira2 mobil sudah masuk, luruskan mobil dengan cara injak kopling

12) Putar balik stir 2 x ke kiri 13) Angkat kopling sekuku agar mobil bisa masuk pas ke dalam tempat parkir 14) Injak kopling 15) Tempel rem 16) Pindahkan gigi ke gigi 0 17) Angkat rem tangan 18) Lepaskan kaki dari kopling dan pedal rem 19) Matikan AC, copot sealt belt, matikan mesin mobil, ambil kunci dan simpan, gembog stir mobil, buka pintu - Jika kita salah perhitungan ketika membelokkan mundur mobil, maka 1) Injak kopling 2) Pindahkan gigi ke gigi 1 3) Majukan mobil sedikit, jika kira2 sudah lurus (kontrol dengan cara mengatur ban mobil agr lurus dengan cara putar balik stir) 4) Mundurkan mobil dengan cara Injak kopling, pindahkan ke gigi R, angkat kopling sekuku tahan, angkat lagi sekuku tahan, injak sekukuku taha, begitu seterusnya sampai posisi mobil benar2 masuk - Jangan lupa melihat kondisi jalur jalan sebelah kanan dan kiri serta belakang melalui kaca spion Perhatian saat menyetir mobil : 1) Stir tidak boleh diputar dalam keadaan mobil diam karena bisa merusak ban dan poros ban 2) Kalau jalan menanjak dan jalanan macet agak lama di tanjakan maka pakailah rem tangan jangan selalu mengandalkan kopling sebab kalau tidak dapat merusak mekanik kopling 3) Rem kaki tidak boleh diteka terus tapi harus dengan pola angkat, injak, angkat, injak (misalnya ketika turunan) sebab dapat menyebabkan rem terbakar 4) Pakailah selalu gigi 1 jika melalui jalan yang berlubang2 5) Untuk perjalanan dalam kota yang ramai dianjurkan untuk selalu menggunakan gigi 1 dan 2 saja 6) Kuasai emosi ketika berjalan lambat setelah berjalan cepat 7) Gigi 1, 2, 3 untuk jalan lambat dan tanjakan 8) Gigi 4,5 tak kuat jika digunakan untuk jalan tanjakan 9) Untuk menghindari mesin mati tiba2 maka angkatlah kopling pelan2 jangan menyentak dan sekaligus 10) setengah kopling berguna untuk jalan menanjak, macet, belok, start awal berjalan, mundur, belok/memutar mobil, dan parkir 11) Gigi 3 untuk jalan raya besar 12) Gigi 2 untuk jalan raya kecil/sempit.

CARA DASAR BELAJAR MENGEMUDI


Langkah awal
Anda harus benar-benar tahu tentang kondisi mobil yang anda mau di pake belajar/belajar mengemudi,, apa sudah sehat atau tidak dalam masalah dalam kondisi mesin.

Rem, Kopling, (untuk mobil manual), Atau pun Areal yang anda mau pakai bila semua sudah memenuhi syarat atau standar keselamatan maka mulailah dengan sekarang..

1.Kenali posisi tongkat Prosneleng beserta urutan giginya ( 1 2 3 4 5 R untk mundur) 2.Kenali putaran Stir full kekanan dan kekiri 3.Kenali posisi pedal Kopling tekan atau injak dan lepaskan secara perlahan 4.Kenali posisi pedal Gas seberapa efek powernya 5.Kenali posisi pedal Rem seberapa tekanannya!

1.Sebelum menyalakan mesin mobil alangkah baikanya anda mengoreksi kondisi tongkat prosnileng ( stik prosnileng ). posisikan pada posisi netral/ nol. Posisi tersebut ada di tengah-tengah, antar gigi 3 dan 4 untuk mengetahui lebih jelas di goyang ke kanan dan k ekiri serta ke depan dan ke belakang. Bila sudah anda mendapatkan posisi netral atau posisi nol, anda sudah mencapai posisi aman dalam tahap awal

2.Untuk tahap berikutnya periksa kembali HANDREM atau rem tangan yang berposisi di sebelah kiri tempat duduk sopir atau di tengah antar posisi kursi sopir dan penumpang yang di sebelah kiri,namun bila type mobil anda yang tahun agak tua maka posisi rem tangan tersebut berada di sebelah depan di bawah kemudi sebelah kiri SETIR mobil anda pastikan terlepas dari fungsinya turunkan tuasnya.

3.Bila posisi di atas sudah anda kuasai maka mulailah dengan posisi duduk di belakang kemuadi dengan nyaman, senyaman mungkin, karena posisi tempat duduk kita akan berpengaruh untuk kenyaman mengemudi kita baik pada saat belajar ataupun bagi anda yang sudah bisa dalam mengemudi bersadarlah ke belakang secara normal jangan berlebihan dan jangan memajukan badan terlalu kedepan dengan tujuan ingin melihat secara sepenuhnya untuk jangkauan pandangan kedepan mobil, lakukan dengan seharusnya saja jangan paksakan pandangan kita, majukan dulu bila jangkauan kaki kiri anda belum bisa menggapai pedal kompling secara pas dan benar/secara full. Atau mundurkan bila kaki kiri atau lutut kiri anda terlalu menekuk dan begitu pula dengan pegangan tangan kita di posisi stir. Karena akan berpengaruh sekali pada saat anda melakukan putaran setir, tangan akan terbentur ke posisi badan dan jok mobil kita sendiri , akhirnya kita tidak bisa melakukan pemutaran setir dengan maksimal cepat dan tepat pada saat kita memasuki tikungan atau menghidardari rintangan

4. Pastikan pegangan tangan kita di posisi setir ada pada posisi titik nol untuk mengetahui posisi titik nol tersebut yaitu kita bisa liat dari posisi roda depan mobil kita dalam posisi lurus dan pasti posisi setir kita akan berada di posisi titik nol pula, cara yang ke dua putarlah posisi stir tersebut full kekanan atau kekiri sampai mentok tak tersisa lalu kembalikan kearah berlawannya dengan dua kali putaran stir dan pastikan stir tesebuat ada pada posisi T.

5. Kalau sudah siap semuanya instruksi di atas maka mulailah anda menghidupkan posisi mesin kendaraan putar tuas kontak / kunci mobil kita ke arah kanan satu tahap dulu maka biasanya akan terlapas dulu dari posisi kunci setir, putar lagi maka anda melihat di speedo miter mobil anda beberapa lampu tanda yang akan menyala denga warna merah atau orange namun di posisi tersebut kondisi mesin mobil belum bisa hidup, lalu putar lagi keposisi kanan , maka secara sepontan anda akan merasaka perbedaan getaran mobil anda dan akan mendengar suara mesin mobil anda . AWAS kami harap anda janga dulu langsung menghidupkan Audio mobil anda,karena kita butuh kosentrasi yang tinggi dalam tahap kita belajar mengemudi.

6. Langkah selanjutnya. Posisikan kaki kiri anda di posisi pedal kopling yaitu posisi pedal di sebelah kiri sendiri karena di bawah ada 3 pedal . Posisi kaki kiri hanya bertugas di posisi pedal kopling saja tidak bisa berpindah ke posisi pedal yang lain baik Rem maupun pedal gas hanya satu tugas kopling dan kaki kanan mulailah mencoba untuk menenkan pedal GAS dengan lembut, bedakan dan rasakan dengungan suara mesin dan getaranya dan anda harus tahu itu . Bila berada di posisi aman dan anda sudah bisa merasakan semua kaki kanan harus mencoba untuk menekan posisi pedal Rem supaya mobil anda tidak bergeser dari posisi parkirnya di sebabkan kondisi jalan yang tidak datar / tidak rata

7. Terus tekan pedal Kopling dengan full dan tekan pedal Rem secukupnya . Lalu masukan Posisi prosneleng keposisi kiri, atau anda tahan tongkat prosneleng tersebut ke posisi kiri lalu dorong ke arah depan bila anda menginnginkan untuk melaju kedepan, namun bila anda menginginkan untuk melakukan mudur maka tahan posisi tongkat prosneleng ka arah kanan sampai mentok lalu anda tarik ke belakang maka anda akan mendengar suara yang agak khas dari posisi prosneleng atret ( krek)

8.Posisikan kedua tumit anda yang menginjak Kopling maupun Rem untuk tetap menyentuh lantai body Mobil karena itu akan sangat membatu sekali . Lalu angkat ujung kakaki kiri anda secaha perlahan sekali rasakan kembali getaran mobil tersebut lalu bila anda sudah bisa merasakan perbedaanya dari getaran mobil tersebut yang di sebabkan adanya hasil pengan katan dari kaki kiri maka mulailah anda mengangkat sedikit demi sedikit kakik kanan anda dari pedal Rem denga catatan semua tumit kaki harus tetap berada di posisi lantai mobil

9.Bila mobil anda sudah molai bergerak jangan terburu-buru untuk melakukan pelepasan akan semuanya baik pedal Kopling tahan dulu di posisi setengah Kopling dan kaki kanan tetap dulu stanby di posisi Rem , sampai anda bisa merasa rileks dan sedikit tenang serta bisa sedikit menikmati laju dari mobil tersebut.

10.Bila anda sudah mersakan sedikit ketenanngan dan bisa mengemudikan mobil itu dengan rileks walaupun tanpa adanya GAS pada saat itu lajukan mobil tersebut dengan pelan dan sedikit demi sedikit lepaskan pijakan kaki kiri anda yang berada piosisi kopling angakat habis atau lepas habis namun denga catatan posisi kaki kiri tatap redy di posisi pedal kopling dengan kondisi tumit sebagai tumpuan tanpa adanya tekanan sedikitpun pada posisi pedal kopling tersebut dan kaki kanan mulailah untuk berpindah pada posisi pedal gas AWAS pijakan kaki kanan di posisi Gas tidak boleh bertenaga atau anda harus menekan , lakukan penyentuhan dengan lembut topangkan kaki kanan tersebut di atas pedal gas tanpa adanya tenaga untuk menekanya, maka hasilnya saya pastikan hasil dari setuhan kaki kanan tersebut akan menimbulkan dengungan mesin yang halus, sentuh sedikit demi sedikit. Tergantung anda menginginkan seberapa laju mobil yang anda kemudikan.,namun tentunya cukup pelan saja

11.Bila anda mau memasuki rute MENIKUNG langkah aman lakukan pemutran stir dengan tenang dan jangan lupa tekan kopling di posisi setengah kopling demi manjaga keseimbangan dan kaki kanan posisikanstandby di posisi REM semua itu untuk menjaga agar anda tidak gugup bila menemukan sesuatu yang dapat membuat anda kaget saat anda mendapat rintangan setelah masuk ke posisi tikungan. Dengan demikian anda kan dengan sigap dan refleks akan menginjak dua pedal yang sudah anda jaga, KOPLING DAN REM namun bila itu tidak anda lakukan besar kemungkinan anda kan menekan GAS bila anda kaget di posisi tikungan tersebut dan yang pasti akan fatal. trik yang demikian yang sering di lupakan sehingga sering kali menimbulakan kecelakaan di posisi menikung.

PERINCIAN TUNGGAKAN ADMINISTRASI SMP PUSPITA PERSADA Kelas : IX ( Sembilan)

Tunggakan

1. SPP Sampai dengan Bulan Juni

:Rp.

2.Ujian Nasional dan Ujian Sekolah

:Rp.

3.LKS

:Rp.

4.Legalisir Ijazah dan Raport

:Rp.

5.Uang Kas Kelas sampai dengan Juni

:Rp.

Jakarta, April 2012 Wali Kelas

A s n a w i , S.H., S.pdI

PERINCIAN TUNGGAKAN ADMINISTRASI SMP PUSPITA PERSADA Kelas : IX ( Sembilan)

Tunggakan

4. SPP Sampai dengan Bulan Juni

:Rp.

5.Ujian Nasional dan Ujian Sekolah

:Rp.

6.LKS

:Rp.

4.Legalisir Ijazah dan Raport

:Rp.

5.Uang Kas Kelas sampai dengan Juni

:Rp.

Jakarta, April 2012 Wali Kelas

PERINCIAN TUNGGAKAN ADMINISTRASI SMP PUSPITA PERSADA Kelas : IX ( Sembilan)

Tunggakan

7. SPP Sampai dengan Bulan Juni

:Rp.

8.Ujian Nasional dan Ujian Sekolah

:Rp.

9.LKS

:Rp.

4.Legalisir Ijazah dan Raport

:Rp.

5.Uang Kas Kelas sampai dengan Juni

:Rp.

Jakarta, April 2012 Wali Kelas

You might also like