You are on page 1of 26

OBSTETRI FISIOLOGI

MAKALAH

FISIOLOGI ORGAN RERODUKSI DAN MENSTRUASI Ditujukan untuk memenuhi tugas Obstetri Fisiologi yang diampu oleh Anita Rachmawati, dr., SpOG(K)

Disusun oleh

Annisa Azzahra Susani Wida Ratna Sari Ade Iis Sumirat Bunga Mars

130103110053 130103110059 130103110066 130103110070 130103110079

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt, karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penyusunan makalah ini telah dapat diselesaikan.

Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada yang terhormat : 1. Dosen Obstetri Fisiologi Program Studi D3 Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran 2. Rekan-rekan kelompok kami yang telah berusaha keras untuk

menyelesaikan makalah ini 3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis banggakan. Semoga Allah Swt. memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.

Jatinangor, 2 Maret 2012

PenuliS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3 A.Latar Belakang ................................................................................... 3 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3 C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 4 D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5 A.Fisiologi Alat-alat Reproduksi Wanita ............................................. 5 B. Fisiologi Menstruasi .......................................................................... 10 C. Gangguan Menstruasi ....................................................................... 16 D. Sistem Hormonal ............................................................................... 19 BAB III PENUTUP ............................................................................................ 24 A.Kesimpulan ......................................................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 25

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Anatomi dan fisiologi merupakan ilmu yang saling berkaitan satu sama lainnya. Setelah mempelajari anatomi organ reproduksi wanita, ada baiknya kita juga mempelajari fisiologi dari organ reproduksi wanita. Fisiologi alat reprodusi wanita merupakan sistem yang kompleks. Dimana dari setiap organ reproduksi wanita, pasti memiliki fungsi masing-masing yang pastinya juga saling terkait. Ketika seorang wanita telah beranjak dewasa, maka organ reproduksinya pun akan menjadi semakin matang. Hal tersebut ditandai dengan adanya perdarahan yang dikeluarkan oleh rahim atau uterus, yang biasa disebut dengan menstruasi. Oleh karena itu, sebagai seorang bidan, kita wajib memahami fisiologi dari organ reproduksi wanita dan juga bagaimana setiap bulannya menstruasi dapat terjadi. B. Rumusan Masalah Adapun rumusah masalah dalam makalah ini adalah untuk mencari tahu bagaimana : 1) Fisiologi dari organ reproduksi wanita ; 2) Siklus haid setiap bulannya ; 3) Gangguan menstruasi pada wanita ; 4) Siklus hormonal pada wanita ; 5) Hormon-hormon wanita yang bekerja pada saat menstruasi.

C.

Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui

tentang : 1) Fisiologi dari organ reproduksi wanita ; 2) Siklus haid setiap bulannya ; 3) Gangguan menstruasi pada wanita ; 4) Siklus hormonal pada wanita ; 5) Hormon-hormon wanita yang bekerja pada saat menstruasi D. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Secara teoretis, tulisan ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu kebidanan 2) Secara praktis, tulisan ini diharapkan dapat memberikan bekal tentang dasardasar ilmu obstetri fisiologi bagi calon bidan sehingga mereka dapat menjalani profesinya secara profesional.

BAB II ISI

A. Fisiologi Alat-Alat Reproduksi Wanita Fisiologi alat reprodusi wanita merupakan sistem yang kompleks. Pada saat pubertas, sekitar umur 13 sampai dengan 16 tahun, dimulailah pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormonal estrogen hormon terpenting wanita. Pengeluaran hormon tersebut menumbuhkan tanda seks sekunder sepeerti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut dengan menarche.1 Selanjutnya menarche diikuti oleh menstruasi yang sering tidak teratur karena folikel de Graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Bentuk menstruasi tidak teratur dan tanpa diikuti oleh ovulasi, memberikan kesempatan pada hormon estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17 sampai 18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval 28 sampai 30 hari yang berlanngsung kurang 2 sampai 3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai pertanda kematangan alat reproduksi wanita. Sejak saat itu wanita memasuki masa reproduksi aktif sampai mencapai mati haid pada sekitar umur 50 tahunan. Kejadian menstruasi erat kaitannya dengan organ-organ reproduksi wanita. Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas dua bagian, yaitu alat kelamin (genitalia) luar dan ala kelamin (genitalia) bagian dalam.

1.

Alat Kelamin Luar Yang termasuk ke dalam

alat kelamin (genitalia) luar diantaranya sebagai berikut: a. Mons Veneris Mons juga veneris gunung disebut venus,

menonjol ke bagian depan menutup tulang keemaluan. b. Labia Mayora Labia mayora berasal dari mins veneris, bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan bersatu di bagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung syaraf sehingga sensitif dalam hubungan seks. c. Labia Minora Labia minora merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini amalog dengan kulit skrotum pada pria. d. Klitoris Klitoris merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria, mengandung banyak pembuluh adrah dan serat saraf, sehingga sangat sensitif saat hubungan seks.

e. Vestibulum Bagian kelamin ini dibasahi oleh kedua labia kanan-kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Pada bagian vestibulum terdapat dua muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar Bartholin, dan kelenjar sken (kelenjar-kelenjar ini akan mengeluarkan cairan pada saat permainan pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis). f. Himen (Selaput Dara) Himen merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian besar lubang vagina luar. Pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). Pada saat hubungan seks pertama kali, himen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan, himen merupakan tonjolan kecil yang disebut karunkule mirtiformis.

2. Alat Kelamin Dalam a. Vagina Vagina merupakan saluran (otot-

muskolo-membranasea

selaput) yang menghubungkan rahim dengan dunia luar,

bagian ototnya berasal dari otot levator ani dan otot sfingter ani sehingga dapat dikendalikan dan dilatih. Selaput vagina tidak mempunyai lipatan
8

sirkuler yang disebut rugae. Dinding depan vagina berukuran 9 cm dan dinding belakangnya 11 cm. Selpaut vagina tidak mempunyai kelenjar sehingga cairan yang selalu membasahi berasal dari kelenjar rahim atau lapisan dalam rahim. Sebagian dari rahim yang menonjol pada vagina disebut porsio (leher rahim). Vagina mempunyai fungsi penting sebagai jalan lahir bagian lunak, sebagai sarana hubungan seksual, saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi. Lendir vagina banyak mengandung glikogen yang dapat dipecah oleh bakteria, sehingga keasaman cairan vagina sekitar 4,5 (bersifat asam). b. Rahim (Uterus) Bentuk rahim seperti buah pir, dengan barat

sekitar 30 gram, terletak di panggul rektum kecil dan diantara dibagian

depannya terletak kandung kemih. Bagian bawahnya disangga oleh ligamen yang kuat, sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan. Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya diatas. Dari bagian atas rahim terdapat ligamen menuju lipatan paha, sehingga kedudukan rahim menjadi ke arah depan. Lapisan otot rahim terdiri dari tiga lapis, yang mempunyai kemempuan untuk tumbuh kembang sehingga dapat memelihara dan mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan. Rahim juga merupakan jalan lahir yang penting dan mempunyai kemampuan untuk mendorong janin lahir. Segera setelah persalinan otot dapat menutup pembuluh darah untuk menghindari perdarahan. Setelah persalinan, rahim dalam waktu 42 hari dapat mengecil seperti semula.

Fungsi utama rahim adalah berfungsi dalam siklus haid setiap bulan, tempat tumbuh kembang janin, dan berkontraksi terutama sewaktu bersalin dan sesudah bersalin.

c. Tuba Fallopii Tuba fallopii berasal dari ujung ligamentum latum, berjalan ke arah lateral dengan panjang sekitar 12 cm. Tuba fallopii bukan merupakan saluran lurus, tetapi mempunyai bagian yang lebar sehingga membedakannya menjadi empat bagian. Diujungnya terbuka dan mempunyai fimbriae (rumbai-rumbai), sehingga dapat menangkap ovumsaat terjadi pelepasan telur (ovulasi). Saluran telur ini merupakan saluran hasil konsepsi menuju rahim. Tuba fallopii merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi penyebab utama kemandulan (infertilitas). Fungsi utama tuba falopi adalah sebagai saluran telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus yang di timbulkan oleh getaran rambut getar dan tempat terjadinya pembuahan (konsepsi/fertilisasi).1 Fungsi tuba fallopii sangat vital dalam proses kehamilan, yaitu: 1) menjadi saluran spermatozoa dan ovum 2) mempunyai fungsi sebagai penangkap ovum 3) tempat terjadinya pembuahan 4) menjadi saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan diri pada lapisan dalam rahim. d. Indung Telur (Ovarium) Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovarii proprium dan ke dinding pangguloleh ligamentum infundibulo-pelvikum. Indung telur merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai dampak kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti
10

kanan dan kiri. Pada saat telur atau ovum dikeluarkan wanita disebut dalam masa subur. Pada masa menopause semua telur menghilang. Fungsi ovarium dikontrol oleh hormon yang dihasilkan oleh hipofisis, folliclestimulating hormone dan luteinizing hormone. Ovarium mulai berfungsi saat pubertas dan kemudian mengeluarkan ovum setiap bulan sejak usia 13 sampai 45 tahun, usia umum menopause. Ovarium pada anak-anak licin, tetapi permukaan folikel yang ruptur mengerut, sehingga akhirnya menjadi sangat tidak teratur dan agak berbentuk seperti buah badam. Hormon dari ovarium juga bertanggungjawab untuk perkembangn sistem reproduksi dan perkembangan umum, yang menandai pubertas pada wanita, dan terjadi pada sekitar usia 13 tahun. Kali ini menunjukan perkembangan genital eksterna, pada uterus dan pada payudara, pertumbuhan rambut pada genital dan aksila. Hal ini menggambarkan perkembangan mental wanita, yang secara bertahap semakin matang sesuai dengan matangnya organ reproduksi. Fungsi : 1) Perkembangan dan pelepasan ovum 2) Sintesa dan sekresi hormon steroid

e. Parametrium Parametrium merupakan lipatan peritonium dengan penebalan, yang

menghubungkan rahim dengan tulang panggul. Lipatan atasnya mengandung tuba fallopii dan ikut menyangga indung telur. Bagian ini sensitif terhadap infeksi sehingga mengganggu fungsinya.2 B. Fisiologi Menstruasi Haid atau menstruasi adalah perdarahan yang siklikdari uterus sebagai tanda vital bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Wanita dewasa yang sehat dan

11

tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya, hal tersebut disebut menstruasi atau haid.3 Ciri khas kedewasaan seorang wanita adalah adanya perubahan-perubahan siklik pada alat kandungannya sebagai persiapan untuk mampu hamil. Selama masa kanak-kanak, ovarium masih dalam keadaan istirahat, belum mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Pada masa pubertas, terjadi perubahanperubahan dalam ovarium yang mengakibatkan pula perubahan besar pada seluruh tubuh wanita tersebut. Hal ini merupakan proses yang kompleks dan harmonis yang melibatkan struktur-struktur seperti cerebrum, hipotalamus, hipofisis, alatalat genital, korteks adrenal, glandula tiroidea, dan kelenjar-kelenjar lain.4 Kejadian yang terpenting dalam pubertas adalah timbulnya haid yang pertama kali (menarche). Walaupun begitu, menarche bukan merupakan gejala pubertas yang pertama. Yang paling awal adalah pertumbuhan payudara (thelarche), kemudian tumbuh rambut kemaluan (pubarche), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak. Barulah kemudian terjadi menarche, dan sesudah itu haid datang secara siklik. 1. Siklus Menstruasi Alat kandungan pada saat lahir belum berkembang. Setelah pancaindra menerima rangsangan yang diteruskan ke pusat dan diolah oleh hipotalamus, melalui sistem portal mengeluarkan hormon gonadotropik perangsang folikel dan luteinizing hormone yang merangsang indung telur. Hormon perangsang folikel (FSH), merangsang folikel primordial yang dalam perjalannya

mengeluarkan hormon estrogen untuk mengeluarkan tanda seks sekunder ( pertumbuhan rambut, pembesaran payudara, penimbunan jaringan lemak, sesuai dengan pola wanita yaitu di bokong dan di payudara). Pertumbuhan rambut meliputi rambut kemaluan yang berbentuk segitiga serta rambut pada ketiak. Pada permulaan hanya hormon estrogen saja yang dominan dan perdarahan (menstruasi)) yang terjadi untuk pertama kali (menarke) muncul pada umur 12-13 tahun. Dominannya estrogen pada permulaan menstruasi sangat penting karena
12

menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder. Itu sebabnya pada permulaan pendarahan sering tidak teratur karena bentuk menstruasinya anovulatoir ( tanpa pelepasan telur). Baru setelah umur wanita mencapai remaja sekitar 17-18 tahun, menstruasi teratur dengan interval 26-32 hari. Pada proses menstruasi dengan ovulasi ( terjadi pelepasan telur), hormon estrogen yang dikeluarkan makin meningkat yang menyebabkan lapisan dalam rahim mengalami pertumbuhan dan perkembangan ( fase proliferasi). Peningkatan estrogen ini menekan pengeluaran hormon perangsang folikel (FSH), tetapi merangsang hormon luteinizing (LH) sehingga dapat merangsang folikel Graaf yang telah dewasa, untuk melepasakan telur yang disebut sebagai proses ovulasi. Telur ini akan ditangkap oleh rumbai pada tuba fallopi, dan dibungkus oleh korona radiata yang akan memberi nutrisi selama 48 jam. Folikel graaf yang mengalami ovulasi menjadi korpus rubrum dan segera menjadi korpus luteum dan engeluarkan dua macam hormon indung telur yaitu estrogen dan progesteron. Hormon estrogen yang menyebabkan lapisan dalam rahim (endometrium) berkembang dan tumbuh dalam bentuk ploriferasi, setelah dirangsang oleh korpus luteum mengeluarkan estrogendan progesteron lapisan dalam rahim berubah menjadi fase sekresi, sehingga pembuluh darah semakin dominan dan

mengeluarkan cairan ( fase sekresi). Bila tidak terjadi pertemuan antara spermatozoa dan ovum, korpus luteum berumur 8 hari, sehingga setelah kematiannya tidak mampu lagi mempertahankan lapisan dalam rahim, oleh krena hormon estrogen dan progesteron berkurang sampai menghilang. Berkurang dan menghilangnya estrogen dan progesteron, menyebabkan terjadi fase vasokontriksi (pengerutan) pembuluh darah, sehingga lapisan dalam rahim mengalami kekurangan aliran darah (kematian). Selanjutnya diikuti dengan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan pelpeasan darah dalam bentuk pendarahan yang disebut menstruasi. Pengeluaran darah menstruasi berlangsung antara 3-7 hari, dengan jumlah darah yang keluar sekitar 50cc-60cc tanpa bekuan darah. Bila

13

pendarahan disertai gumpalan darah menujukan terjadi pendarahan banyak, yang merupakan keadaan abnormal pada menstruasi. Oleh karena terjadinya kematian dari korpus luteum, hormon estrogen berkurang yang menyebabkan rangsangan untuk pengeluaran FSH sehingga siklus yang berhubungan dengan hipotalamus-hifofise-indung telur berulang lagi. Siklus menstruasi pada wanita tidak sama, dengan variasi normal antara 26-32 atau 2835 hari. Oleh karena korpus luteum mempunyai umur sekitar 8-10 hari, dapat diperhitungkan terdapat geseran dari ovulasi (pelepasan telur) yang memengaruhi perhitungan minggu subur. Mengetahui minggu subur sangat penting berkaitan dengan upaya dapat hamil bagi yang menginginkan atau menghindari hubungan seksual bagi yang keluarga berencana dengan sistem pantang berkala.2 Jika kita memperhatikan selaput lendir rahim dari hari ke hari ternyata terjadi perubahan-perubahan yang berulang-ulang. Selama kurang lebih satu bulan, siklus menstruasi dapat dibedakan dalam empat masa (stadia), yaitu: a. Stadium menstruasi atau desquamasi Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding rahim disertai dengan pendarahan; hanya lapisan tipis yang tinggal dan disebut stratum basale, stadium ini berlangsung selama empat hari. Darah tersebut tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan mukosa. Hanya saja jika banyak darah yang keluar, maka fermen tersebut tidak dapat mencukupi, sehingga timbul bekubekuan darah pada waktu menstruasi. Banyaknya perdarahan selama haid normal adalah 50 cc. b. Stadium post menstruum atau stadium regenerasi Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini, tebalnya endometrium mencapai 0,5 mm. Stadium ini sudah dimulai pada saat stadium menstruasi, dan berlangsung selama 4 hari.
14

c. Stadium intermenstruum atau stadium poliferasi Pada masa ini, endometrium tumbuh menjadi setebal 3.5 mm. Kelenjarkelenjar pun tumbuh lebih cepat daripada jaringan lain. Stadium poliferasi ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 sejak hari pertama haid. d. Stadium praemenstruum atau stadium sekresi Pada stadium ini, endometrium kira-kira tetap tebalnya tetapi bentuk dari kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku serta mengeluarkan getah. Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat (stratum compactum) yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar-kelenjar, lapisan mampung (stratum spongiosum), yang bayak lubang-lubangnyakarena disini terdapat rongga dari kelenjar-kelenjar dan lapisan bawah yang disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung dari hari ke-14 sampai hari ke-28. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan berulang lagi ke siklus menstruasi.3 Selain pembagian tersebut, ada juga yang membagi siklus haid kedalam tiga masa utama pada setiap siklus haid yaitu masa menstruasi, masa poliferasi, dan masa sekresi. a. Masa haid, selama 2-8 hari Pada masa ini, endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium palng renndah (minimum). b. Masa poliferasi, sampai hari ke-14, selama 7-9 hari. Pada masa ini, endometrium tumbuh kembali dan mengadakan poliferasi. Antara hari ke-12 dan ke-14, terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi. c. Masa sekresi, selama 11 hari.
15

Pada masa itu, korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan hormon progesteron. Di bawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkelok-kelok mulai bersekresi dan mengeluarkan getah kaya glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini, stroma endometrium berubah ke arah sel-sel desidual terutama yang berada di sekitar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi. d. Masa pramenstruasi, selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah putih bisa PMN atau sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi, dengan hilangnya cairan dan sekret maka akan tejadi collaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi vasokonstriksi, kemudian pembuluh darah itu ber-relaksasi dan akhirnya pecah.4 2. Siklus Ovarium Ternyata perubahan-perubahan yang terjadi pada endometrium tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi juga oleh kejadian-kejadian di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat banyak sel-sel muda yang dikelilingi oleh sel-sel gepeng dan bangunan tersebut disebut sebagai folikel primordial. Sebelum pubertas, ovarium masih dalam keadaan istirahat, akan tetapi waktu tercapai pubertas beberapa folikel primordial mulai tumbuh karena pengaruh salah satu homon perangsang follikel, walaupun biasanya hanya satu yang menjadi masak dan kemudian pecah sedangkan yang lainnya mati. Pemasakkan follikel primordial terjadi sebagai berikut : a. Sel-sel sekeliling ovum berlipat ganda b. Diantara sel tersebut timbul sebuah rongga yang berisi cairan yang biasa disebut sebagai liquor folliculi c. Ovum terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukkan sel yang menonjol ke dalam rongga follikel. Tumpukkan sel dengan sel telur di dalamnya disebut cumulus oophorus. Antara sel telur dengan sel di sekitarnya
16

terdapat zona pellucida. Sel-sel lain granulosa lain yang membatasi ruangan follikel disebut membranan granulosa. d. Tumbuh follikel jaringan ovarium di sekitar follikel tersebut. Dengan begitu follikel terssebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan, yaitu theca interna yang mengandung banyak pembuluh darah, dan theca externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat. Follikel yang masak ini disebut Follikel de Graaf.3

C. Gangguan Menstruasi Setelah memahami siklus menstruasi normal dengan menarke sebagai titik awalnya, dapat ditemukan beberapa gangguan menstruasi seperti di bawah ini. 1. Gangguan Jumlah Darah dan Lama Haid Hipermenenorea (menorgia) darah adalah bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang dikeluar kan cukup banyak dan terlihat dari jumlah pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim), polip endometrium, atau hyperplasia endometrium (penebalan dinding rahim). Diagnosis kelainan ini dapat ditetapkan dengan pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG), dan pemeriksaan terhadap kerokan. Kelainan kedua adalah hipomenorea, pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan kenyataan tidak banyak berdarah. Penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau wanita dengan penyakit tertentu.

2. Kelainan Siklus Menstruasi Mencangkup bentuk-bentuk kelainan sebagai berikut, polimenorea, yaitu menstruasi yang sering terjadi dan abnormal. Oligomenorea, siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan mungkin sama, penyebabnya adalah
17

gangguan hormonal. Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut-turut. Menstruasi wanita teratur setelah mencapai usia 18 tahun. Amenorea primer terjadi ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi sejak kecil, penyebabnya kelainan anatomis alat kelamin (tidak terbentuknya rahim, tidak ada liang vagina, atau gangguan hormonal). Amenorea fisiologis (normal) yaitu seorang wanita sejak lahir sampai mencapai menarke, terjadi pada kehamilan dan menyusui sampai batas tertentu, dan setelah mati haid. Amenorea sekunder yaitu pernah mengalami menstruasi dan selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan, penyebabnya kemungkinan gangguan gizi dan metabolism, gangguan hormonal, terdapat tumor alat kelamin, atau terdapat penyakit menahun. 3. Perdarahan di luar haid Perdarahan di luar haid disebut juga metroragia. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi gangguan poros hipotalamus-hipofise, ovarium (indung telur), dan rangsangan estrogen dan progesterone dengan bentuk perdarahan yang terjadi di luar menstruasi, bentuknya bercak dan terus menerus, dan perdarahan menstruasi berkepanjangan. Pengobatan terhadap kelainan ini pada remaja (gadis) dengan pengaturan secara hormonal sedangkan untuk wanita menikah atau mempunyai anak dengan memerika alat kelamin dan bila perlu dilakukan kuretase dan pemeriksaan patologi untuk memastikannya. Untuk menegakan kepastian dan mengurangi keluhan, sebaiknya dilakukan konsultasi ke dokter ahli. Bentuk gambaran klinis gangguan hormonal dengan pendarahan yaitu perdarahan rahim menyimpang, menometroragia (perdarahan banyak dan berkelanjutan dengan menstruasi), atau metroragia (perdarahan di luar menstruasi). Pada kelainan anatomis terjadi perdarahan kerena adanya gangguan pada alatalat kelamin di antaranya pada mulut rahim (keganasan, perlukan, atau polip). Pada badan rahim(mioma uteri [tumor rahim], polip pada lapisan dalam rahim, keguguran atau penyakit trofoblast, keganasan). Sedangkan pada saluran telur kelainan dapat berupa kehamilan tuba (di luar kandungan), radang saluran telur
18

kelainan dapat berupa kehamilan tuba (di luar kandungan),radang saluran telur, atau tumor tuba sampai keganasan tuba. Setiap perdarahan abnolmal yang terjadi bersamaan atau di luar menstruasi sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. 4. Keadaan Patologis Terkait Menstruasi Gangguan ini dapat berupa ketegangan sebelum haid (premenstrual tension) terjadi keluhan yang mulai sekitar seminggu sebelum dan sesudah haid. Terjadi karena ketidakseimbangan estrogen dan progesteron menjelang menstruasi.

Bentuk Keluhan Terkait Menstruasi Emosional

5. 6. 7.

8. 9.

10.

Mudah tersinggung Gelisah Sukar tidur Sakit kepala Perut kembung

Gangguan yang Berat Depresi Rasa takut Gangguan konsentrasi

11. 12. Ketegangan sebelum Haid ini terjadi pada wanita umur sekitar 30-0 tahun, dan pengobatannya bergantung pada keadaan dan memerlukan konsultasi dengan ahli. Bentuk gangguan sebelum menstruasi lainnya adalah mastodinia (mastalgia) yaitu rasa pembengkakan dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. Ini disebabkan oleh peningkatan estrogen sehingga terjadi retensi air garam. Tetapi
19

perlu diperhatikan kemungkinan adanya radang payudara atau tumor payudara, karenanya di sarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin. Keluhan lain berkaitan dengan masa sebelum haid adalah mittelschmerz (rasa nyeri saat ovulasi), ini terjadi karena pecahnya folikel graaf, dapat disertai perdarahan, lamanya sekitar beberapa jam sampai 2-3 hari, ini adalah waktu yang tepat untuk berhubungan seks yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Sedangkan gangguan yang berkenaan dengan masa haid berupa dismenorea (rasa nyeri pada saat menstruasi). Perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari. Gangguan ini ada dua bentuk yaitu dismenorea primer dan sekunder. Dismenorea primer yaitu nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelamin. Dismenorea sekunder yaitu nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan anatomis yang jelas, kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disretai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks, pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Untuk dapat menegakan penyebab dismenorea perlu konsulasi dengan dokter ahli kandungan sehingga dapat member pengobatan yang tepat.

D. Sistem Hormonal Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (end organ) yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Pada masa kanak-kanak, wanita dan pria tidak memiliki perasaan apapun dan bermain bersama-sama. Rangsangan yang datang dari luar masuk di pusat pacaindra diteruskan melalui striae terminalis yang disebut pubertas inhibitor. Dengan hambatan tersebut tidak tejadi rangsangan terhadap hipotalamus, yang akan memberikan rangsangan pada hipofise pars anterior, sebagai mother of gland atau pusat kelenjar-kelenjar. Rangsangan yang terus menerus datang dan ditangkap oleh pancaindra, dengan makin selektif dapat lolos menuju hipotalamus dan selanjutnya terus menuju hipofise pars anterior melalui sistem portal. Hipofisis anterior mengeluarkan
20

hormon yang dapat merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormon spesifiknya yaitu kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroksin, kelenjar indung telur memproduksi hormon estrogen dan progesteron, sedangkan kelenjar adrenal mengeluarkan hormon adrenalin. Pengeluaran hormon spesifik sangat penting untuk tumbuh-kembang rohani dan jasmani. Hormon spesifik yang dikeluarkan masing-masing kelenjar memberikan umpan balik ke pusat pancaindra dan otak serta kelenjar induk hipotalamus dan hipofise, sehingga mengeluarkan hormon berfluktuasi. Sistem hormonal pada tubuh manusia merupakan sistem lingkaran yang tidak pernah putus selama hidup sampai mencapai mati haid atau menopause. Dengan dikeluarkannya hormon serta semakin dewasanya wanita dan pria, maka rasa malu, ras cinta, dan perhatian satu dengan lainnya bertumbuh dan berkembang yang menyebabkan mereka makin memisahkan diri dan mencari lawan jenisnya. Sebagai puncak kedewasaan wanita mulai mengalami perdarahan rahim pertama yang disebut menstruasi, sedangka pada laki-laki terjadi ejakulasi waktu tidur atau biasa disebut dengan istilah mimpi basah. Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai umur 18 tahun, setelah itu harus sudah teratur. Peristiwa ini menguntungkan pertumbuhan dan perkembangaan tanda seks sekunder wanita. Tanda seks sekunder pada wanita meliputi pertumbuhan rambut dengan pola tertentu pada ketiak, rambut mons veneris (rambut kemaluan), pertumbuhan dan perkembangan buah dada, pertumbuhan dan distribusi jaringan lemak terutama pada pinggul wanita. Dari sudut perasaan individu kewanitaan sudah memperhatikan jasmani serta kecantikan, mulai ingin dipuji dan mulai memuja seseorang karena jatuh cinta. Masa pancaroba ini yang memerlukan perhatian orangtua karena sejak masa menstruasi pertama, berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila berhubungan dengan lawan jenisnya.2

21

E. Hormon Yang Mempengaruhi Menstruasi Sistem reproduksi wanita diatur oleh beberapa hormon, termasuk estrogen, progesteron, hormon-hormon pituitari, dan prostglandin. 1. Estrogen Estrogen disekresi oleh folikel graafian ovarium dan oleh plasenta selama kehamilan. Estrogen bertindak untuk meningkatkan sifat seks sekunder wanita, payudara dan pertumbuhan jaringan uterus, serta kontraksi uterus. Estrogen menghambat proses laktasi. Estrogen menimbulkan perubahan pubertas pada tubuh. Estrogen bertanggung jawab atas pertumbuhan dan pola rambut aksila serta pubis. Salah satu dari akibat kekurangan hormon ini adalah bisa menyebabkan osteoporosis, karena estrogen mempunyai peranan dalam mempertahankan kalsium di dalam tulang.5 Hormon estrogen juga akan mengakibatkan perubahan pada penyebaran bulu dan lemak alat kemaluan, kulit, dan struktur tulang. Fungsi Poliferasi endometrium merangsang pertumbuhan miometrium Pertumbuhan kelenjar serviks; sekresi secara berlebihan mukus yang encer dan jernih Pertumbuhan sel-sel epitelum vagina; glikogen timbul dalam sel-sel tersebut Pertumbuhan dan kesehatan jaringan vulva Pertumbuhan sistem duktus; pembesaran dan pigmentasi puting serta aerola Target organ Uterus

Serviks

Vagina Vulva Payudara

2. Progesteron Progesteron disekresi oleh korpus luteum dan plasenta. Progesteron bersamasama dengan estrogen menyiapkan endometrium untuk menerima ovum. Fungsi utamanya adalah untuk mempersiapkan selaput lendir dinding rahim bagi
22

kehamilan. Fungsi lainnya adalah untuk mengurangi pergerakan rahim agar sel telur yang telah dibuahi tidak akan terlempar keluar dari rahim lalu kemudian mati. Hormon ini juga merangsang saluran telur untuk mengeluarkan zat-xat makanan yang dibutuhkan sel telur yang telah dibuahi sewaktu melewatinya menuju rahim.6 Progesteron juga meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan payudara. Tidak seperti estrogen, progesteron membantu relaksasi uterus. Dengan alasan ini, dosis tambahan estrogen mungkin diberikan untuk mempercepat kelahiran prematur.7 Progesteron bekerja pada semua organ dalam sistem reproduksi tetapi kerjanya ini hanya terjadi jika progesteron sedang atau sudah dipengaruhi oleh estrogen. Bersama dengan estrogen, progesteron turut menimbulkan retensi cairan dalam jaringan. Progesteron juga mempengaruhi jaringan tubuh lainnya sehingga menyebabkan penumpukan lemak. Disamping itu, progesteron bersifat temogenik, yaitu menaikkan suhu tubuh asal basal sebesar kurang lebih 0,5oC.5 Fungsi Pembesaran sel-sel stroma dan kelenjar ; sekresi mukus dan glikogen Mengubah sekresi mukus menjadi sedikit tetapi kental Maturasi sel-sel epitelium berhenti ; sel-sel permukaan mengalami degenerasi dan Vagina terkelupas pelepasan glikogen Pertumbuhan alveoli payudara Payudara Target Organ Uterus

Serviks

3. Hormon-hormon pituitari Hormon-hormon pituitari disekresi oleh kelenjar pituitari yang terletak jauh dalam kranium. Seperti halnya dengan hormon-hormon yang lain, hormonhormon pituitari disebarkan melalui aliran darah. Tiga hormon yang sangat

23

berpengaruh pada sistem reproduksi wanita adalah Follicle Stimulating Hormone, Lutenizing Hormone, dan Prolactin atau hormon laktogenik.7 a. FSH : dihasilkan oleh hipofisi anterior berfungsi merangsang pematangan selsel folikel di dalam ovarium atau pwmatangan ovum. b. LH : dihasilkan oleh hipofiisis berfungsi menyebabkan folikel graf yang sudah matang mengeluarkan telur atau peristiwanya disebut ovulasi.

24

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Fisiologi alat reprodusi wanita merupakan sistem yang kompleks. Pada saat pubertas, sekitar umur 13 sampai dengan 16 tahun, dimulailah pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormonal estrogen hormon terpenting wanita. Pengeluaran hormon tersebut menumbuhkan tanda seks sekunder sepeerti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut dengan menarche. Ciri khas kedewasaan seorang wanita adalah adanya perubahan-perubahan siklik pada alat kandungannya sebagai persiapan untuk mampu hamil. Selama masa kanak-kanak, ovarium masih dalam keadaan istirahat, belum mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Pada masa pubertas, terjadi perubahanperubahan dalam ovarium yang mengakibatkan pula perubahan besar pada seluruh tubuh wanita tersebut. Hal ini merupakan proses yang kompleks dan harmonis yang melibatkan struktur-struktur seperti cerebrum, hipotalamus, hipofisis, alatalat genital, korteks adrenal, glandula tiroidea, dan kelenjar-kelenjar lain. Selama kurang lebih satu bulan, siklus menstruasi dapat dibedakan dalam empat masa (stadia), yaitu: stadium menstruasi atau desquamasi, stadium post menstruum atau stadium regenerasi, stadium intermenstruum atau stadium poliferasi, dan stadium praemenstruum atau stadium sekresi.

25

DAFTAR PUSTAKA

Manuba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Egc, 1998


2

Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba Dan Ida Bagus

Gde Manuaba. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi: 2. Jakarta : Egc, 2009
3

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman, 1983.


4 5 6

Yulaikhah, Lily. Kehamilan. Jakarta : Egc, 2008 Farrer, Helen. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC, 1999 Hurapea, Albert. Keajaiban-keajaiban: Dalam Tubuh Manusia. Jakarta :

Gramedia
7

Hamilton, Persis Mary. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi ke-6.

Jakarta : EGC, 1995

26

You might also like