Professional Documents
Culture Documents
Minyak bumi dan gas (hidrokarbon) adalah sumber daya yang berharga dan tersimpan atau terperangkap di bawah permukaan Bumi. Ahli geologi dan ahli geofisika menggunakan berbagai teknik-teknik canggih untuk menemukan akumulasi komersial dari minyak dan gas. Ilmu pengetahuan tentang petrologi batuan organik (yang terdapat hidrokarbon, sebagai batuan sumber) dan sejarah geologi sangat penting untuk dapat memahami petroleum system dalam sebuah cekungan sedimen. Elemen-elemen dasar dari sebuah basic petroleum system terdiri dari beberapa hal, seperti batuan induk ( source rock), batu reservoir yang berpori dan permeabel, serta batuan penutup ( cap rock) . Ketika batuan yang organic rich (contohnya serpih mengandung 4-20% berat bahan organik total (TOC) terkubur, maka batuan tesebut akan mengalami peningkatan suhu dan tekanan ( biasanya30 derajat Celcius / km).
Pada sekitar 60 derajat Celcius, minyak bumi mulai terbentuk dalam batuan karena mengalami penghancuran thermogenik (cracking) dari bahan organik (kerogen). Oil window adalah selang suhu di bawah permukaan di mana minyak dihasilkan dan dikeluarkan dari batuan sumber. Oil window berkisar antara 60-120 derajat celcius dengan kedalaman berkisar 2-4 km, sedangkan terdapat gas window pada 100-200 derajat celcius dan kedalaman 3-6 km.
Setelah mengalami ekspulsi dari batuan sumber, minyak bumi / gas ( yang berat jenisnya lebih ringan dari air) akan bermigrasi ke atas melalui batuan permeabel (batupasir) atau rekahan sampai minyak dan gas tersebut dihentikan oleh suatu lapisan yang ketat non-permeabel yang disebut batuan penutup atau sealrock/ caprock, contohnya seperti sebuah serpih (shale ). Jika hidrokarbon terjebak dalam struktur geologi bawah permukaan, mereka mungkin dihasilkan dari akumulasi hidrokarbon (reservoir) melalui sumur minyak. Jika tidak terjebak, hidrokarbon
akhirnya dapat bermigrasi ke permukaan, di mana mereka dapat dilihat sebagai rembesan atau seepage. Sampel batuan induk, minyak dan gas yang didapat dari sumur maupun singkapan dianalisis dengan cara yang berbeda untuk menguji kematangan Komposisi, kualitas dan termal, yaitu jenis apa dan berapa banyak hidrokarbon dari batuan sumber dihasilkan, dan seberapa lama dalam proses batuan induk ini terbentuk. Hidrokarbon yang berkorelasi untuk masing-masing batuan induk dengan membandingkan isi dari molekul organik tertentu dalam hidrokarbon dan dalam ekstrak yang didapat dari batuan sumber.
Data geofisika, geologi dan geokimia sering disatukan dalam suatu model cekungan digital, yang dapat mensimulasikan pengembangan cekungan sedimen sepanjang waktu dari masa ke masa.Yang terpenting dari hal ini adalah kedalaman dan usia lapisan geologi , sifat batuan dan suhu bawah permukaan. Model cekungan harus dikalibrasi terhadap data yang diukur, dari sumur atau singkapan.
Hasil dari analisis tersebut dievaluasi dalam konteks sejarah geologi dan termal cekungan sedimen. Dengan melakukan ini, sistem cekungan minyak bumi dapat didefinisikan dalam ruang dan waktu. Hal ini penting ketika mengeksplorasi minyak dan gas.
Gambar diatas menjelaskan sebuah contoh cross plot yang digunakan untuk menggambarkan penguburan sedimen melalui waktu. Kurva penurunan
menggambarkan sejarah penguburan sedimen dan peningkatan suhu. Gambar itu menunjukkan saat sedimen berada dalam oil and gas window. Jika sedimen kaya organik terjadi pengangkatan atau uplifting maka akan terjadi pendinginan, dan berhenti menghasilkan hidrokarbon sampai kemudian kembali mengalami
subsidence.
LABORATORIUM PALEONTOLOGI & MINYAK BUMI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG APRIL 2012
DAFTAR PUSTAKA
http://inibumi.blogspot.com/2011/08/petroleum-systems-of-indonesia.html http://pubs.usgs.gov/bul/1870/report.pdf#page=8 http://www.oilandgasgeology.com/oil_gas_window.jpg