You are on page 1of 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 2 1.1.Latar Belakang ........................................................................... 2 1.2.Tujuan ........................................................................................ 3 BAB II ISI ............................................................................................... 4 2.1.Definisi Pertumbuhan ................................................................ 4 2.2.Syarat Mikroba Tumbuh ............................................................ 4 2.3.Pengukuran Pertumbuhan .......................................................... 4 2.4.Lama Pertumbuhan ................................................................... 5 2.5.Kurva Pertumbuhan ................................................................... 5 2.6.Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba ............................................................... 7 BAB III PENUTUP ................................................................................ 10 3.1.Kesimpulan ................................................................................ 10 3.2.Saran .......................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Bila bakteri diinokulasi ke dalam suatu medium yang sesuai dan pada

keadaan yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang amat tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual. Pembelahan sel terjadi secara pembelahan biner melintang. Pembelahan biner melintang adalah suatu proses reproduksi aseksual. Setelah pembentukan dinding sel melintang maka satu sel tunggal membelah menjadi dua sel, dan disebut sel anak. Beberapa spesies mikroorganisme dapat bereproduksi dengan proses tambahan termasuk produksi spora reproduktif, fragmentasi pertumbuhan berfilamen, dengan masing-masing fragmen menghasilkan pertumbuhan dan penguncupan. Pertumbuhan adalah proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian menjadi besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri. Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga lingkungan. Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan sempurna. Pertumbuhan mikroorganisme yang bersel satu berbeda dengan mikroorganisme yang bersel banyak (multiseluler). Pada mikroorganisme yang bersel satu (uniseluler) pertumbuhan ditandai dengan bertambahnya sel tersebut. Pertumbuhan digunakan untuk bakteri dan mikroorganisme lain dan biasanya mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan total massa sel) dan bukan perubahan individu organisme. Istilah pertumbuhan sebagaimana digunakan pada bakteri mengacu pada perubahan dalam populasi total dan bukannya perubahan dalam suatu individu

organisme saja. Tambahan pula pada kondisi pertumbuhan seimbang ada suatu pertambahan semua komponen selular secara teratur. Akibatnya, pertumbuhan dapat ditentukan tidak hanya dengan cara mengukur jumlah sel tetapi juga dengan mengukur jumlah berbagai komponen selular (RNA, DNA, protein) dan juga produk-produk metabolism tertentu. Pertumbuhan mikroorganisme dapat

diketahui dengan berbagai metode. Selang waktu yang dibutuhkan sel untuk membelah diri disebut dengan waktu generasi. Tiap spesies bakteri memiliki waktu generasi yang berbeda-beda, seperti Escherichia coli, bakteri umum yang dijumpai di saluran pencernaan dan di tempat lain, memiliki waktu generasi 15-20 menit. Hal ini artinya bakteri E. coli dalam waktu 15-20 menit mampu menggandakan selnya menjadi dua kali lipat. Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga bakteri. Menurut Darkuni (2001) pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya. Sedangkan menururt Tarigan (1988) kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: Mengetahui perihal pertumbuhan mikroba Mengetahui tahap-tahap dalam pertumbuhan mikroba
3

BAB II ISI
2.1. Definisi Pertumbuhan Pertumbuhan secara umum dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan merupakan pertumbuhan. Pada organisme multiseluler (banyak sel), yang dimaksud pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme uniseluler (bersel satu/tunggal) pertumbuhan adalah penambahan jumlah sel, yang juga berarti pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau suatu biakan. 2.2. Syarat Mikroba Tumbuh Adapun beberapa syarat tumbuh mikroba yaitu : a. Ada sel hidup b. Ada sumber energi c. Ada nutrisi dan faktor pertumbuhan d. Tidak ada inhibitor atau toksin e. Kondisi fisika-kimia yang mendukung 2.3. Pengukuran Pertumbuhan Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur atau menghitung jumlah jasad renik, yaitu : a. Pertumbuhan Jumlah Sel Hitungan mikroskopik Hitungan cawan MPN (Most Probable Number)

b. c. -

Perhitungan Massa Sel secara Tidak Langsung Cara volumetrik Cara gravimetric Turbidimetri (kekeruhan) Perhitungan Massa Sel secara Tidak Langsung Analisis komponen sel (protein, AND, ATP, dan sebagainya) Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder, panas) Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral, dan sebagainya)

2.4. Lama Pertumbuhan Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri menjadi dua kali lipat dinamakan waktu generasi (generation time) atau waktu berganda (doubling time). Tidak semua spesies mikroba mempunyai waktu generasi yang sama. Waktu generasi untuk spesies bakteri tertentu juga tidak sama pada segala kondisi. Waktu generasi amat bergantung pada cukup atau tidaknya kondisi fisik. Waktu generasi bakteri dapat ditentukan dengan pemeriksaan mikroskopik.

2.5. Kurva Pertumbuhan Suatu mikroorganisme, misalnya bakteri yang sudah cukup tua kemudian diambil sedikit bakteri untuk ditanam pada medium cair yang cocok. Dalam waktu yang sama bila kita ambil 1 kolong kawat inokulasi kemudian disebarkan pada agar-agar lempengan dalam cawan Petri. Fase I (fase adaptasi/fase lag)

Fase ini untuk menyesuaikan diri dengan substrat dan kondisi lingkungan disekitarnya. Fase ini belum terjadi pembelahan sel karena beberapa enzim mungin belum disintesis. Jumlah sel pada fase ini mungkin tetap, tetap,

kadang-kadang menurun. Lamanya fase ini bervariasi, dapat cepat atau lambat tergantung dari kecepatan penyesuaian dengan lingkungan di sekitar. Fase II (fase pertumbuhan awal/pembiakan)

Setelah mengalami adaptasi, sel mulai membelah dengan kecepatan yang masih rendah karena baru selesai tahap penyesuaian diri. Fase III ( fase pertumbuhan eksponensial/pembiakan cepat)

Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat cepat dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, suhu dan kelembapan udara. Pada fase ini sel membutuhkan energi paling sensitive terhadap keadaan lingkungan. Fase IV (fase pembiakan diperlambat)

Pada fase ini pertumbuhan jasad renik diperlambat, karena beberapa sebab, misalnya zat nutrisi di dalam medium sudah sangat berkurang, adanya zat hasil-hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat pertumbuhan jasad renik. Pada fase ini pertumbuhan sel tidak stabil, tetapi jumlah populasi masih naik. Hal ini karena jumlah sel yang masih tumbuh lebih banyak daripada jumlah sel yang mati. Fase V (fase pertumbuhan tetap/statis)

Pada fase ini jumlah populasi sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini lebih kecil karena sel tetap membelah meskipun zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan sel tersebut mempunyai, maka kemungkinan sel tersebut mempunyai komposisi berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritma. Pada fase ini sel-sel menjadi lebih tahan terhadap keadaan ekstrem seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan kimia. Fase VI (fase kematian)

Pada fase ini sebagian populasi jasad renik mulai mengalami kematian karena nutrient di dalam medium sudah habis dan energi cadangan di dalam sel sudah habis. Jumlah sel yang mati semakin lama semakin banyak, dan kecepatan kematian dipengaruhi kondisi nitrien, lingkungan, dan jasad renik. 2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba: a. Suplai Nutrisi Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higinis adalah untuk

mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali. b. Suhu atau Temperatur Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan :

1. Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan pertumbuhan diperlambat. 2. Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti, kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati. Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu : 1. Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti. 2. Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum. (disebut juga suhu inkubasi) 3. Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi.

c. Keasaman atau Kebasaan (pH) Setiap organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran pH 8,0 8,0 dan nilai pH di luar kisaran 2,0 - 10,0 biasanya bersifat merusak. d. Ketersediaan Oksigen Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam

kebutuhannya akan oksigen. Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi : 1) Aerobik bebas. : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen

2) Anaerob oksigen bebas. 3) Anaerob fakultatif oksigen bebas. 4) Mikroaerofilik jumlah kecil. e. Kelembaban

: hanya dapat tumbuh apabila tidak ada

: dapat tumbuh baik dengan atau tanpa

: dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam

Setiap mikroba memiliki ketahanan berbeda terhadap kelembaban. Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang cukup tinggi kira-kira 85%. Jamur mampu bertahan dalam lingkungan dengan kelembaban air lebih rendah. f. Cahaya Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan mikroba. Umumnya cahaya merusak sel mikroba yang tidak berklorofil. Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan. g. Aktifitas Air Pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan erat kaitannya dengan jumlah air yang tersedia untuk pertumbuhan mikroba di dalam nya. Jumlah air di dalam bahan yang tersedia untuk pertumbuhan mikroba dikenal dengan aktifitas air. Jika kandungan air bahan diturunkan maka pertumbuhan mikroba akan diperlambat.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan 1. Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. 2. Pertumbuhan mikroba sangat berpengaruh pada suplai nutrisi, temperature dan suhu, pH, ketersediaan oksigen, kelembaban, cahaya, dan aktivitas air. 3. Kondisi tempat yang tidak bersih merupakan tempat yang baik untuk hidup dan berkembang biaknya mikroorganisme, karena pada tempat yang tidak bersih tersebut terkandung banyak nutrisi yang dibutuhkan.

3.2. Saran Kebutuhan nutrisi pada mikroba sebaiknya diperhatikan sama halnya pada tanaman budidaya, karena jika nutrisi tersebut tidak tercukupi, maka mikroba yang dikembangbiakkan akan mati.

10

DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031991012 -YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_I.pdf http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Bio%20Sintesis%20Seny awa%20Obat/PERTUMBUHAN%20MIKROORGANISME.pdf http://www.slideshare.net/eddyfrnt2/modul-pertumbuhan-mikroba Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM press. www. Pertumbuhan-mikroorganisme. com www. Mikroorganisme. com www. Pertumbuhan bakteri dan suhu. com

11

You might also like