You are on page 1of 13

bercocok tanam cabe secara hidroponik

31 Mei 2010 oleh DDN -[KAFEIN4U]III.5. Cara kerja 1. Pembuatan naungan plastik transparan (greenhouse) Pembuatan naungan yang terbuat dari kayu dan beratapdan dinding plastik transparan dengan ketinggian 2,5 m dan panjang disesuaikan dan dibuat tempat untuk mengikat botol air mineral dengan dibuat rak-rak kayu didalam naungan. 2. Persemaian bibit Persemaian bibit dilakukan pada media tanah,pasir, kompos, dengan perbandingan 1:1:1 3. Pembuatan Arang sekam Pembuatan arang sekam dengan cara di sangrai sebagai berikut buat tungku untuk meletakkan drum, masukan sekam sebanyak yang diinginkan, sekam disangrai di dalam drum dan lakukan pengadukan sampai sekam lelihatan gosong setelah itu di angkat dan disiram dengan air. 4. Persiapan Botol bekas air mineral untuk penempatan media. Botol bekas yang telah tersedia di potong dua bagian bagian atas untuk tempat media dan bagian bawah untuk tempat nutrien(pupuk cair). 5. Penanaman Penanaman dilakukan setelah bahan dan alat telah di lengkapi, setelah bibit berumur 7 hari waktunya untuk dipindakan kedalam botol yang telah berisikan media arang sekam dan diletakkan pada tempat yang teduh sampai umur 14 hari. 6. Pemindahan Bibit kenaungan plastik transparan(greenhouse) Setelah tanaman berumur 14 hari bibit yang telah ditanam di dalam botol siap di pindahkan ke naungan yang telah tersedia dan diikat pada rak-rak kayu didalam naungan. 7. Pemberian pupuk cair. Pemberian pupuk cair dilakukan pada pagi dan sore, hari dengan dosis yang telah di tertentu seperti 100 cc dan 200 cc. 8. Pengendalian hama Pengendalian hama dilakukan berdasarkan hasil pengamatan lapang/rumah naungan.

BUDIDAYA CABAI DENGAN SISTEM HIDROPONIK FERTIGASI

Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang mempunyai nilai jual di atas rata-rata, seperti; Paprika, Tomat, Cabai, Timun Jepang, Melon, Terong Jepang, Selada, dll.

Fertigasi adalah teknik aplikasi unsur hara melalui sistem irigasi. Fertigasi sendiri merupakan singkatan dari fertilisasi (pemupukan) dan irigasi. Dengan teknik fertigasi biaya tenaga kerja untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Keuntungan lain adalah peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk diberikan dalam jumlah sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi kehilangan unsur hara (khususnya nitrogen) akibat leaching atau pencucian dan denitrifikasi (kehilangan nitrogen akibat perubahan menjadi gas).

Pada sistem ini media yang digunakan adalah sekam atau serbuk sabut kelapa (cocopeat) ditambah kerikil pasir dengan perbandingan 1:1, untuk

daerah panas atau musim kemarau dianjurkan 2:1 (2 cocopeat/sekam; 1 kerikil pasir). Sekam atau cocopeat dapat menyimpan nutrisi / pupuk dan air, sedangkan kerikil pasir kurang begitu bisa menyimpan air tapi dibutuhkan untuk perakaran agar lebih kokoh menopang pertumbuhan kalau sudah berbuah. Disamping itu penambahan kerikil pasir agar media tanam tidak terlalu lembab atau basah jika musim penghujan.

Jika dibudidayakan secara komersial dan dikelola dengan baik, potensi hasil tanaman dengan sistem hidroponik fertigasi dapat mengahasilkan panen yang cukup menjanjikan. Berikut merupakan hasil beberapa tanaman yang dicapai dengan sistem hidroponik fertigasi : Tomat 120 180 ton / ha Cabai merah 30 40 ton / ha Terong 25 35 ton / ha Timun Jepang 50 60 ton / ha dan masih banyak tanaman lain yg bisa dengan sistem ini seperti semangka, melon, paprika dll.

Home Resep Kesehatan Jurnal Tips Blogging

BUDIDAYA TANAMAN DAN TERNAK

Search here...

Sponsor

<p>Your browser does not support iframes.</p>

Kategori

Pertanian Peternakan

Recent Post

Budidaya Tanaman Wortel Budidaya Tanaman Kentang Budidaya Tomat Hidroponik BUDIDAYA BAWANG DAUN TERNAK BURUNG PUYUH Ternak Burung Walet Budidaya Pakcoy BUDIDAYA CABE

Stats

Budidaya Tomat Hidroponik

Nama Latin: Lycopersicon esculentum Nama Ingris: Cherry tomatoes Famili : SOLANACEAE 1. Cultivar

Recento, Liberto

2. Persemaian Rumah Pembibitan

Rumah bibit terbuat dari kayu/besi, dengan atap plastik UV (Ultra Violet Resistant). Lebar 6.4 m, tinggi bagian depan 25.2 m, double span, dan panjang sesuai dengan keperluan. Diding Rumah bibit ditutup dengan insect screen (mesh >40). Bentuk sama dengan bentuk Greenhouse produksi. Lokasi hendaknya dekat dengan emplasemen. Di dalam rumah bibit dibuat bangku dari kayu/besi yang digunakan untuk meletakkan panel bibit. Juga diberi naungan paranet 55%.

Alat Persemaian

Tray Semai : tray semai terbuat dari bahan plastik/mika, yang bisa ditutup agar tetap lembab. Kertas Tissue : kertas tissue yang mudah menyerap air yang akan digunakan untuk mengecambahkan benih. Sprayer (Hand Sprayer): volume 1 liter. Pinset : digunakan untuk transplanting Panel bibit: isi 113 tanaman per panel Media semai : Rockwool (Grodan) yang diisikan pada panel semai, atau media semai lain

Penyemaian Benih

Letakkan 3-5 lapis kertas tissue ke dalam tray semai, kemudian basahi dengan air secukupnya. Benih sebanyak 100-200 ditebar diatas kertas tissue yang telah dibasahi. Kemudian tray semai di tutup (klip/stapler) biarkan selama 5-7 hari di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Sebaiknya tray semai disimpan dalam ruang gelap sampai benih berkecambah Pertahankan agar kertas tissue selalu dalam keadaan lembab.

Transplanting

Isi Panel semai (Panel 113) dengan rockwool sampai penuh, dan basahi dengan air. Rockwool dipotong dengan ukuran 2x2x5 cm (sesuai dengan lubang panel). Bila menggunakan media lain isikan pada sel tray sampai penuh. Benih yang sudah berkecambah di-transplanting/pindahkan dari tray semai ke panel semai menggunakan pinset. Setiap lubang diisi dengan 1 bibit tanaman Simpan panel semai di dalam rumah bibit sampai siap tanam (4-5 minggu). Siram bibit setiap hari dengan nutrisi, dan setiap 4 hari disiram dengan Gandasil-D dengan konsentrasi2 g/liter

3. Persiapan Nutrisi

Nutrisi yang dipakai adalah AB mix yang terdiri dari larutan nutrisi Stok A dan Stok B. Nutrisi dilarutkan di dalam container A dan container B dengan volume masing-maing 90 liter. Larutan stok A mengandung: KNO3, Ca(NO3)2, NH4NO3, FeEDTA, sedangkan Larutan stok B mengandung: KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, ZnEDTA, H3BO3 dan NH4-MoO4. Usahakan seluruh nutrisi teraduk secara merata pada masing-masing container. Keperluan nutrisi Tomat disajikan pada Tabel.

4. Persiapan Media Tanam Pembuatan Arang sekam


Sekam padi kering dituangkan ke tungku pembakaran, 3 karubng di atas pemanggang dan 2 karung di bawah pemanggang atau di lantai tungku. Keran air dari bak penampungan air dibuka dan air dibiarkan mengalir melalui pipa besi spiral yang dihubungkan dengan pipa pembuangan. Bahan bakar disiramkan secukupnya pada sekam di kedua sisi lantai tungku kemudian api disulutkan dan sekam dibiarkan terbakar merata di atas pemanggang. Sekam yang membara dibiarkan berjatuhan ke lantai tungku, dan tumpukan sekam di atas pemanggang diaduk-aduk dengan tongkat pengaduk sehingga lebih banyak sekam membara yang berjatuhan ke lantai tungku. Pengadukan juga dilakukan pada tumpukan sekam dilantai tungku sehingga pengarangan sekam terjadi secara merata. Sekam yang telah terbakar merata dan menjadi arang di lantai tungku ditarik dengan tongkat pengaduk ke bak penampungan arang sekam, kemudian disiram dengan air bersih sampai bara api padam. Hal ini dilakukan untuk mencegah hancurnya arang sekam menjadi abu.

Pengisian Polybag

Arang sekam yang telah dingin dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 2 kg setiap polybag, kemudian diletakkan di bangku tanam sesuai dengan jarak tanam. Pada tiap bangku tanam ditempatkan dua baris polybag yang letaknya berselingan (zig-zag) Jarak antar baris 50 cm sedangkan jarak polybag dalam satu baris tanaman adalah 40 cm.

5. Penanaman

Bibit yang telah berumur 4-5 minggu di persemaian, mempunyai tinggi 10 15 cm, atau 4 daun yang terbuka penuh siap untuk ditanam sesuai dengan jadwal tanam.

Media tanam arang sekam, sebelum ditanami diberi larutan nutrisi sebanyak 50 ml per polibag dan ditaburi Furadan 3 G secukupnya. Bibit di panel semai sebelum ditanam disiran dahulu dengan air untuk memudahkan pencabutan bibit. Bibit beserta media semai (rockwool) ditanam di tengah polybag yang sebelumnya telah disiapkan. Daun-daun bibit dijaga dari percikan nutrisi dan diusahakan tidak menyentuh arang sekam

6. Pemeliharaan Pemupukan dan Penyiraman


Pemberian nutrisi pada sistem hidroponik dilakukan bersamaan dengan penyiraman (Fertigasi), dan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sistem hidroponik. Jumlah nutrisi yang diberikan tidak sama tergantung pada umur tanaman dan kondisi cuaca. Pda kondisi cuaca normal (suhu 25o C, kelembaban 80%) pemberian nutrisi dilakukan setiap jam sekali, pada cuaca mendung diberikan setiap 1.5 jam sekali, dan jika hujan diberikan 2-2.5 jam sekali. Pemberian nutrisi dilakukan semenjak awal pertanaman sampai tanaman panen, mulai pukul07.00 16.30. Pada malam hari tidak dilakukan pemberian nurtisi. Pada jam 07:00 09:00 suhu rumah kaca normal, maka pemberian dapat dilakukan setiap satu jam. Akan tetapi setelah pukul 09:00 16:00 shu rumah kaca diatas normal sehingga pemberian harus disesuaikan. Catatan: pemberian nutrisi dilakukan sampai kapasitas lapang (tidak terjadi luber). Jumlah dan saat pemberian nutrisi disajikan pada Tabel.

Penaungan

Bila terlalu panas naungi tanaman (terutama tanaman yang masih muda) dengan Paranet dengan intensitas naungan 55%. Selanjutnya naungan bisa dipergunakan terus atau sesuai dengan keperluan untuk mengatur kualitas tanaman.

Pupuk Daun

Aplikasi pupuk daun dilakukan bila diperlukan. Dan harus diberhentikan 10 hari sebelum pemanenan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian HPT dilakukan bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit. JANGAN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA/PESTISIDA YANG BERLEBIHAN untuk pengendalian HPT. Hama Thrips biasa dikendalikan menggunakan : Ripcord 50 EC (2cc/l), atau Matador 25 EC(2cc/l), atau Decis 2.5 EC(2 cc/l air) Hama Mite dikendalikan dengan Omite 570 EC (2cc/l) atau Kelthane MF (2cc/l). Penyakit Bercak Daun Cercospora dapat dikendaliakan dengan Daconil 75 WP (2cc/l)

Pengajiran

Tanaman diajir pada umur 2-3 minggu setelah tanam mengunakan ajir benang yang dilitikan pada kawat yang dibentang dalam greenhouse setinggi 3m. Ajir tali digantung vertikal dan ujungnya diikatkan pada batang cabe. Pengikatan dilakukan dengan tepat dan kuat akan tetapi tidak sampai melukai atau memotong tanaman.

Pengecekan Larutan Nutrisi


Kondisi nutrisi tanaman dikontrol dengan menggunkan alat EC (Electric Conductivity )meter. EC meter mengukur kandungan garam total di dalam larutan nutrisi. Nutrisi yang diberikan mempunyai EC antara 1.6 1.7 m mhos/cm, dan diharapkan akan meningkat menjadi 2.0 2.5 m mhos/cm di media tanam arang sekam setelah sehari dilakukan pemberian nutrisi. Bila EC kurang dari 2 m mhos/cm harus dinaikkan dengan cara menambah nutrisi. Bila EC lebih dari 2.5 m mhos/cm sebaiknya diturunkan secara bertahan dengan cara penyiraman dengan air saja.

7. Panen dan Pasca Panen


Panen pertama dapat dilakukan mulai 9 minggu setelah tanam. Panen berikutnya setiap 5-7 hari sekali. Buah yang sudah dipanen segera disortir (dipisahkan) berdasarkan grade yang dengan sesuai pesanan pasar.

Prodi Agroteknologi
Search
com_search search

Wednesday, Mar 28th Last update12:17:54 PM GMT


Headlines: Argonomi Bertanam Cabe Menggunakan pot

Buah Surga Peranan inovasi Agroteknologi Teknik Budidaya Sayuran Secara Hidroponik

Depan Profil Perkembangan Visi Misi Tujuan Sasaran Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Struktur Organisasi Akademik o PMB Fasilitas Agenda Skip to content
o o o o o o o o

You are here:: Home

Bertanam Cabe Menggunakan pot


administrator

Bertanam cabai bisa dilakukan dalam pot sehingga masyarakat kota bisa menikmati buah cabe dan keindahan pohonnya. Apalagi sangat banyak varietas cabai yang sekaligus dapat sebagai bahan konsumsi dan cabe hias di pekarangan. Persiapan yang perlu untuk bertanam cabe dalam pot meliputi pemilihan jenis dan ukuran pot, media tanah, bibit cabai dan persemaian.

PEMILIHAN POT Pot yang digunakan harus mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik terutama perakaran. Pot yang terlalu kecil akan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan tidak mampu berbuah, sedangkan pot yang terlalu besar akan berat apabila dipindahkan. Sebagai contoh, dapat dipilih pot sebesar separuh dari kaleng bekas cat volume 20 kg atau pot yang mampu menampung sekitar 5 kg tanah. Pot yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut : 1. Mampu mendukung perkemabnagan perakaran. 2. Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berelebih 3. Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase 4. Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan 5. Tidak mudah lapuk dan pecah 6. Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil Jenis pot yang dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya. PENYIRAMAN MEDIA TANAH Bertanam cabe dalam pot pada dasarnya sama dengan bertanam cabai di lahan pekarangan. Pilihlah tanah yang gembur, berasal dari lapisan atas tanah, dan mampu mnegikat cukup air. Untuk tanah gembur, perbandingan tanah dngan pupuk organik / kompos adalah 1:1. Tanah liat dicampur dengan tanah pasir dan pupuk kompos dengan komposisi 1:1:1. Untuk tanah berpasir dicampur dengn tanah liat dan pupuk organik dengan perbandingan 5:2:3. Mengisi tanah di dalam pot bisa dilakukan sebagai berikut : 1. Tutup lubang pot bagian bawah dengan pecahan genteng. 2. Isi dasar pot dengan kerikil dan pasir kasar untuk membantu aerasi dan drainase. 3. Masukkan tanah ke dalam pot dan jangan dipadatkan. 4. Siram dengan air secukupnya agar tanah menjadi mapan.

PERSEMAIAN Bibit cabe dapat dipersiapkan sendiri dari buah cabai yang tua dengan membeli dari kios penjual bibit. Benih disemaikan pada tanah pasir yang telah dicampur pupuk dan ditutup tanah tipis-tipis. Bibit diperjarang setelah berumur 10 12 hari (berdaun dua helai). Bibit cabai siap ditanam dalam pot pada umur sekitar 6 minggu (tinggi 10 15 cm). PENANAMAN Penanaman cabai dalam pot dapat dilaukan kapan saja dengan memperhatikan kondisi air dan penempatan pot. Tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan atau air yang berlebihan krena bunga akan gugur dan tanaman menjadi layu. Pilih bibit cabai yang tumbuh sehat dan baik. Pindahkan bibit cabe secara hati-hati dengan sedikit tanah di sekitar akarnya dan tanam di bagian tengah pot. Kemudian tanah sekitar pangkal batang ditekan pelan-pelan agar sedikit padat. Siram tanaman cabai dengan air secukupnya. Pada awal pertumbuhan yang banyak hujan letakkan pot di tempat teduh. PEMUPUKAN Sebagai pupuk dasar, gunakan pupuk organik atau kompos sebanyak kg per pot. Pupuk N dan K diberikan sebagai pupuk dsar. Pupuk N diberikan dosis pada usia tanaman 2-3 minggu si sekeliling tanaman berjarak 5 cm dari batang. Sisa pupuk N diberikan pada umur tanaman 5-6 minggu setelah tanam.

You might also like