You are on page 1of 10

Asal Mula Ilmu Pengetahuan dalam Islam

Disusun Oleh : Nama : CECEP ISA ANSORI NIM : 12111400 Prodi : Sastra Jepang

Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing (SITBA) INVADA Jalan. Brigjen Darsono No.20, By Pass (Cideng) Cirebon Telp. (0231) 3388321, 209669 Hompage: www.stibainvada.ac.id email: stibainvada@gmail.com

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Asal Mula Ilmu Pengetahuan Dalam Islam. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW beserta anak-anak, keluarga dan sahabatnya serata para Nabi, Wali, Syuhada, dan orang-orang salih. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis menucapkan terimakasih yang mendalam kepada: 1. Ibu Dosen Siti Fatimah yang tidak bosan-bosannya mengajari dan membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelasikan makalah ini. 2. Orang tua saya yang tidak henti-hentinya memberikan nasihat yang sangat berharga. dan; 3. Teman-teman mahasiswa yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu, yang telah memberi dukungan penuh kepada penulis. Akhirnya atas jasa dan bantuan semua pihak, baik berupa moril maupun materil penulis panjatkan doa, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda dan penulis berharap Makalah ini dapat bermanfaat dan berkah bagi penulis dan pembaca. Amien. Cirebon, Oktober 2011 Penulis

DAFTAR ISI Hal. KATA PENGANTAR ....................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1...................................................................................................Latar Belakang Masalah .................................................................... 2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... BAB II LANDASAN TEORI A..................................................................................................Asal Mula Ilmu Pengetahuan dalam Islam ................................... B..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Universitas STIBA INVADA sangat didominasi pada pelajaran yang bersifat produktif dalam pembelajaran, sedangkan pelajaran Pendidikan Agama Islam di Universitas tersebut sangat minim serta alokasi waktu yang diberikan hanya 2 jam. Melihat dari fenomena tersebut, tentunya akan sangat sulit untuk mencapai tujuan pendidikan keagamaan dengan baik yang ada dalam kurikulum mata pelajaran dengan waktu yang singkat, padahal si anak tidak hanya di tuntut untuk mendapatkan materi tentang apa itu pendidikan agama islam serta rinciannya, tapi justru yang paling utama adalah bagaimana cara pengaplikasiannya dalam kehidupan bermasyarakat, maka alokasi waktu tersebut jauh dari cukup karena pembelajaran tentang agama menuntut adanya praktik ketika kita bermasyarakat. Dalam kehidupan nyata, manusia akan lebih banyak mendapatkan pendidikan melalui dunia nonformal, atau lebih pada pemberian contoh dari kaum yang lebih tua, yang terkadang kaum tua sendiri banyak memberikan contoh yang kurang baik. 2. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.1 Pembatasan Masalah Untuk memperjelas dan mempermudah pokok permasalahan dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut: Impelementasi secara sederhana adalah pelaksanaan atau penerapan. Implementasi menurut Mclaughlin (dalam mann, 1978). Implementasi merupakan aktivitas yang saling menyesuaikan. Implementasi yang penulis maksud adalah bukan sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. 1 Implementasi berasal dari bahasa Inggris yang berarti pelaksanaan13, sedangkan dalam kamus ilmiah populer yang berarti penerapan, pelaksanaan14, karena luasnya masalah pendidikan agama Islam yang meliputi: Ibadah, Akidah dan Akhlak, Al-Qur'an dan Fiqh. 1.2 Perumusan Masalah

Setelah penulis membatasi masalah tersebut, penulis memutuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi pembelajaran pendidikan agama islam di Universitas STIBA INVADA?

BAB II LANDASAN TEORI A. Asal Mula Ilmu Pengetahuan dalam Islam 1. Al-Quran dan Sunnah Sebagaimana firman-firman Allah SWT yang telah dilampirkan dalam Al-Quran, Allah telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat-Nya. Allah SWT berfirman:


Yang artinya : 1. Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). 2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. 3. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (QS. Yusuf :1-3) Serta menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam segala hal. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:


Yang artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS Al-Ahzab:21). Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber dari Ilmu Pengetahuan adalah Al-Quran dan As-Sunnah, Allah menjadikannya sebagai wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan menugaskannya untuk menyiarkan kandungan-kandungan isi Al-Quran kepada umatnya untuk diketahui. Tahun ke tahun Ilmu Pengetahuan mulai berkembang pesat, kaum-kaum terdahulu secara terperinci memperluas isi dari kandungan-kandungan AlQuran dan As-Sunnah sehingga menghasilkan berbagai macam Ilmu Pengetahuan seperti Ilmu Pengetahuan Modern, Ilmu Astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan maupun berupa teori dan lain sebagainya. Dari perkembangan inilah para ilmuan mencoba mengadakan sebuah peneletian besar-besaran mulai dari sejarah kehidupan, asal mula adanya manusia, kehidupan di bumi, sampai penelitian mengenai ruang angkasa beserta isi alam semesta. 1.1 Asal Mula Terciptanya Alam Semesta Ilmu pengetahuan modern, ilmu astronomi, baik yang berdasarkan pengamatan maupun berupa teori, dengan jelas menunjukkan bahwa pada suatu saat seluruh alam semesta masih berupa 'gumpalan asap' (yaitu komposisi gas yang sangat rapat dan tak tembus pandang, The First Three Minutes, a Modern View of the Origin of the Universe, Weinberg, hal. 94105.). Hal ini merupakan sebuah prinsip yang tak diragukan lagi menurut standar astronomi modern. Para ilmuwan sekarang dapat melihat pembentukan bintang-bintang baru dari peninggalan 'gumpalan asap' semacam itu. Bintang-bintang yang berkilauan yang kita lihat di malam hari, sebagaimana seluruh alam semesta, dulunya berupa materi 'asap' semacam itu. Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an:

Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap. (Al Fushshiilat, 41: 11) Karena bumi dan langit di atasnya (matahari, bulan, bintang, planet, galaksi dan lain-lain) terbentuk dari 'gumpalan asap' yang sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa matahari dan bumi dahulu merupakan satu kesatuan. Kemudian mereka berpisah dan terbentuk dari 'asap' yang homogen ini. Allah telah berfirman:

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Al Anbiya, 21:30) Dr. Alfred Kroner adalah salah satu ahli ilmu bumi terkemuka. Ia adalah Profesor geologi dan Kepala Departemen Geologi pada Institute of Geosciences, Johannes Gutenberg University, Mainz, Jerman. Ia berkata: "Jika menilik tempat asal Muhammad... Saya pikir sangat tidak mungkin jika ia bisa mengetahui sesuatu semisal asal mula alam semesta dari materi yang satu, karena para ilmuwan saja baru mengetahui hal ini dalam beberapa tahun yang lalu melalui berbagai cara yang rumit dan dengan teknologi mutakhir. Inilah kenyataannya." Ia juga berkata: "Seseorang yang tidak mengetahui apapun tentang fisika inti 14 abad yang lalu, menurut saya, tidak akan pernah bisa mengetahui, melalui pemikirannya sendiri, bahwa dulunya bumi dan langit berasal dari hal yang satu." Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS 3/190-192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat-ayat yang telah dibuktikan oleh pengetahuan modern seperti[1] : Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11). Ayat tentang urutan penciptaan (QS 79/28-30): Kegelapan (nebula dari kumpulan H dan He yang bergerak pelan),

Adanya sumber cahaya akibat medan magnetik yang menghasilkan panas radiasi termonuklir (bintang dan matahari) pembakaran atom H menjadi He lalu menjadi C lalu menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam seperti planet (bumi), panas turun menimbulkan kondensasi baru membentuk air, baru mengakibatkan adanya kehidupan (tumbuhan). Ayat bahwa bintang-bintang merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3), matahari sebagai contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C. Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47). Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (sama ad-dunya) (QS 37/6). Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya (nur/kaukab) dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16). Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS 55/7). Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS 27/88). Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda2 (QS 55/5) dan garis edar sendiri2 yang tetap (QS 36/40). Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS 39/5). Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS 6/125). Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa (in bedakan dengan lau) dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33). Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju (QS 24/43). Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS 21/30). Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen) tumbuhan (QS 15/22). Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan bunga betina (ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3). Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts) lalu diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66), perlu dicatat bahwa peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad setelah wafatnya nabi Muhammad SAW. Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran (QS 76/2), mani merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat spermatozoid), vesicules seminates (membuat cairan yang

bersama mani), prostrate (pemberi warna dan bau), Cooper & Mary (pemberi cairan yang melekat dan lendir). Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5), dengan tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel pada rahim. Ayat tentang proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah), zygote yang melekat (alaqah), segumpal daging/embryo (mudhghah), dibungkus oleh tulang dalam misenhyme (idhama), tulang tersebut dibalut oleh otot dan daging (lahma) (QS 23/14). 3. Diri manusia Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses penciptaannya, baik secara fisiologis / fisik (QS 86/5) maupun psikologis / jiwa manusia tersebut (QS 91/7-10). 4. Sejarah Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui lembar-lembar sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Firaun, dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga saat ini. 1.2 2. B.

You might also like