You are on page 1of 12

D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r

Ir. Soetoyo

PENDAHULUAN
Selama ini telah dipelajari perilaku struktur yang mendapat beban statis, artinya beban-
beban tersebut tetap, baik intensitasnya, tempatnya, arah garis kerjanya. Sedangkan
dalam dinamika struktur akan dipelajari perilaku struktur jika struktur tersebut
mendapat beban dinamis, yaitu beban yang berubah-ubah menurut fungsi waktu ( time
varying ).
Perbedaan antara Beban Dinamik dan Beban Statik :
Beban Statik :
Adalah beban tetap, baik besarnya (intensitasnya), titik bekerjanya dan arah garis
kerjanya.
Beban Dinamik :
1. Beban yang besarnya ( intensitasnya ) berubah-ubah menurut waktu, sehingga dapat
dikatakan besarnya beban merupakan fungsi waktu.
2. Bekerja hanya untuk rentang waktu tertentu saja, akan tetapi walaupun hanya bekerja
sesaat akibat yang ditimbulkan dapat merusakkan struktur bangunan, oleh karena itu
beban ini harus diperhitungkan didalam merencanakan struktur bangunan.
3. Beban dinamis lebih kompleks dari pada beban statis.
Contoh-contoh Beban Dinamik
a. Getaran yang di-akibatkan oleh generator.
b. Getaran dijembatan yang diakibatkan oleh gerakan kendaraan.
c. Getaran yang di-akibatkan oleh suara yang keras, seperti mesin jet pesawat terbang.
d. Beban Angin.
Angin dengan kecepatan tinggi dan menerpa suatu struktur bangunan dapat di-
ekivalenkan sebagai suatu gaya yang bekerja sekaligus menggetarkan struktur
bangunan.
e. Beban Gelombang Air Laut.
Gelombang air laut menimpa bangunan pantai seperti pemecah gelombang ( break-
water ), dermaga dll. juga merupakan beban dinamik yang di-ekivalenkan suatu gaya
yang bekerja pada bangunan-bangunan tersebut.
Energi gelombang ini dapat disebabkan adanya tiupan angin yang kencang, maupun
gempa bumi yang terjadi didasar laut dapat menimbulkan gelombang tsunami.
f. Gempa bumi.
g. Ledakan bahan peledak atau bom.
h. Dan lain-lain.







01
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


TYPE-TYPE BEBAN DINANIS.
1. GETARAN BEBAS ( FREE VIBRATION )
Jika pada suatu struktur diberikan simpangan kekiri (gambar 1a dan 1b). Jika gaya
dorong ( tangan ) yang memberi simpangan dihilangkan, maka struktur tersebut
akan bergetar secara bebas kekiri dan kekanan. Tetapi makin lama getaran akan
berkurang secara perlahan-lahan mengikuti fungsi waktu, dan akhirnya berhenti.
A A
a b c

Gambar 1

Pengurangan ini disebabkan karena adanya factor redaman ( damping ), dunama
bahan struktur tersebut mempunyai kemampuan untuk meredam getaran.
Pada gambar 1a, struktur diberi suatu simpangan A dengan memberikan gaya luar P.
Kemudian gaya P dihilangkan. Karena keadaan elastis struktur, maka struktur
berusaha kembali kekeadaan semula dengan suatu percepatan tertentu, bahkan akan
menyimpang kearah sebaliknya ( gambar 1c), sehingga sistem akan bergetar terus.
Karena struktur dalam keadaan elastis maka tidak akan terjadi kehilangan energi,
sehingga struktur terebut akan bergetar terus. Tetapi dengan adanya gesekan dengan
udara dan gesekan pertikel-pertikel dalam bahan struktur serta kelelahan bahan,
maka getaran struktur tersebut lama kelamaan akan berhenti. Gaya yang
menyebabkan kehilangan energi tersebut disebur gaya peredam (damping force).
2. GETARAN BERKALA ATAU PERIODIK ( PERIODIC LOADING )
Beban/getaran berkala ini merupakan beban yang berulang-ulang, dimana setelah
waktu getar T tercapai, beban/getaran tersebut akan bekerja lagi seperti semula.
Beban/getaran berkala atau periodik ini dapat dibagi menjadi 2 ( dua ), yaitu :
a. Beban/Getaran Harmonis
Fungsi waktu dari beban/getaran harmonis mengikuti fungsi sinus atau cosinus
seperti digambarkan dibawah ini.
T
F ( t )
( t )
Fungsi sinus
( a )
F ( t )
( t )
T
( b )
Fungsi cosinus

Gambar 2
02
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


Contoh dari beban/getaran harmonis ini adalah getaran dari mesin yang
ditempatkan pada gedung.
b. Beban/getaran kompleks tidak harmonis
Beban periodik kompleks merupakan jumlah dari komponen-komponen beban
harmonis.
Beban/getaran kompleks ini juga periodik, jadi setelah waktu getar T tercapai,
beban/getaran akan kembali berulang seperti semula, hal ini dapat dilihat pada
grafik dibawah ini.
T
t
F ( t )

Gambar 3
Contoh dari beban/getaran kompleks tidak harmonis ini adalah gaya hidrodinamis
yang diakibatkan oleh putaran baling-baling kapal.
3. BEBAN/GETARAN TIDAK BERKALA ( NON PERIODIC LOADING )
Pada beban/getaran tidak berkala ( non periodic loading ) ini setelah waktu getar T
tercapai, beban/getaran tidak akan berulang kembali dengan besaran yang sama
seperti pada beban/getaran berkala.
Beban tidak berkala ini ada 2 (dua ), yaitu :
a. Beban Impuls ( Impulsive Load )
Beban Impuls adalah beban yang bekerja sesaat pada rentang waktu t
1
yang
sangat pendek ( singkat ) sekali dibandingkan dengan waktu getarnya ( T ).
F ( t )
t
t1

Gambar 4


03
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo



Dari grafik gambar 4 diatas tampak bahwa dalam rentang waktu yang sangat
singkat ( t
1
) beban dinamis besarnya akan mencapai puncaknya, kemudian
secara perlahan-lahan akan berkurang sampai pada suatu saat akan berhenti
getarannya.
Contoh beban impuls ini adalah pengaruh ledakan bom pada struktur bangunan.
b. Beban/Getaran tak beraturan dalam jangka lama ( Long duration loading )
Grafik beban/getaran dinamis tak beraturan dalam jangka lama dapat digambarkan
seperti grafik dibawah ini ( gambar 5 ).
F ( t )
t

Gambar 5

Contah beban/getaran ini adalah pengaruh gaya gempa pada tangki air yang berada
dimenara.
DERAJAT KEBEBASAN ( DEGREE OF FREEDOM )
Derajat kebebasan adalah derajat independensi yang diperlukan untuk menyatakan
posisi suatu sistem atau struktur pada setiap saat.
x
y
z
m
Y
X
Z

Gambar 6
Maka dapat dikatakan sistem/struktur massa m tersebut mempunyai 6 ( enam )
derajat kebebasan.



04
Pada gambar disamping ini, suatu massa m
dengan kordinat ( x, y, z ) bebas bergerak
terhadap sumbu X, Y dan Z. Bila pada massa
tersebut dikenakan beban getaran, maka
masssa tersebut kemungkinan dapat bergeser
/ translasi sepanjang sumbu X, Y dan Z.
Selain bergeser/translasi, kemungkinan maka
massa tersebut dapat berputar terhadap
sumbu X, Y dan Z.
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


Contoh contoh :
P ( t )
y
X
Y

Gambar 7
X
Y
y
F ( t )

Gambar 8
X
Y
y
1
2
y
F ( t )

Gambar 9
Model Mathematik pada Problem Dinamik
Untuk memudahkan penyelesaian problem pada Dinamik Struktur, pada umumnya
suatu struktur dibuat model mathematisnya, sehingga penyelesaian persoalan dinamika
dapat dilakukan secara lebih jelas/mudah dan dapat menggunakan prinsip-prinsip
mathematis.

05
Suatu portal seperti gambar disamping ini
dibebani dengan beban dinamis P ( t ).
Akibat beban P ( t ) portal akan bergoyang
kekiri dan kekanan sepanjang sumbu X.
Jadi portal disamping ini mempunyai satu
derajat kebebasan, atau Single Degree of
Freedom dan disingkat S.D.O.F.


Pada gambar 8 disamping ini suatu balok kan-
tilever dibebani dengan beban dinamis F ( t ).
Akibat beban dinamis kantilever akan melendut
kebawah dan kembali keatas, kebawah lagi dan
seterusnya. Gerakan kantilever ini sepanjang
sumbu y, jadi kantilever ini juga mempunyai
satu derajat kebebasan ( Single Degree of Free-
dom ).
Suatu portal 2 tingkat seperti gambar 9 di-
samping ini dibebani dengan gaya dinamis
sebesar F ( t ). Akibat beban dinamis portal
akan bergoyang kekanan dan kekiri sepan-
jang sumbu X. Lantai 1 akan bertranslasi y
1

dan lantai 2 akan bertranslasi y
2
. Sistem
portal seperti gambar disamping ini
dikatakan Multi Degree of Freedom dan di-
singkat M.D.O.F.
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


Didalam model mathematis tersebut, semua gaya-gaya aksi ( gaya luar ) dan reaksi ( ter-
masuk gaya-gaya dalam ) yang terlibat dalam sistem yang ditinjau semua telah dimodel-
kan, maka ekspresi mathematik atas keseimbangan sistem yang bersangkutan dapat
disusun dan dikenali dengan mudah, sehingga persoalan dinamika dapat diselesaikan.
STRUKTUR TANPA REDAMAN ( UNDMPED STRUCTURE ).
Struktur portal satu tingkat seperti gambar 6 a dibawah ini memikul beban gravitasi q
yang merupakan beban merata dan beban dinamik horisontal P ( t ).
P ( t )
q = t/m
,
( a )
Struktur yang sebenarnya
k
P ( t )
m
y
( b )
Model Matematik
k
P
y
( c )
Linier Elastik

Gambar 10
Akibat beban dinamik P ( t ) portal akan bergoyang berganti-ganti kekiri dan kekanan.
Disini ada 2 parameter yang akan mempengaruhi besar-kecilnya simpangan goyangan
portal, yaitu : massa ( m ) dan kekakuan kolom ( k ). Dua parameter ini selanjutnya
disebut dinamik karakteristik portal tersebut.
Beban gravitasi dimodelkan sebagai suatu massa m, yang dapat dihitung dengan suatu
rumus :
m =
g
W

Dimana : W = q x panjang beban merata
G = percepatan gravitasi = 9,8 m/det
2

Kemudian struktur portal ini secara matematik dimodelkan seperti gambar 10b diatas.
Massa m dimodelkan sebagai kotak diatas 2 roda yang bergerak diatas landasan akibat
beban dinamik P ( t ), geseran roda dengan landasan disini diabaikan. Gerakan kotak
massa m ini dikendalikan oleh suatu pegar/per dengan konstanta pegas k yang
memodelkan kekakuan kolom k. Simpangan horisontal y di-ukur dari posisi kotak m
dalam keadaan diam. Kolom memegang peranan yang penting didalam proses goyangan
massa, hal ini ditunjukkan dengan adanya kekakuan kolom k. Semakin kaku kolom ( k
makin besar ), maka goyangan atau simpangannya semakin kecil.
Model mathematik diatas adalah model mathematik struktur tanpa redaman ( Undamped
Structure ). Disini kolom masih dianggap berperilaku elastis, sehingga model pegas
yang dipakai adalah pegas linear elastik seperti digambarkan dalam gambar 10c.
Hubungan antara gaya pegas (disini sama dengan beban dinamis) F ( t ), simpangan y
dan konstanta pegas dinyatakan sebagai :
F ( t ) = k . y


06
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


STRUKTUR DENGAN REDAMAN ( DAMPED STRUCTURE )
Semua benda yang bergerak diatas bumi ini akan mengalami tahanan ( resistensi ), baik
karena gesekan dengan benda-benda disekelilingnya maupun oleh peristiwa internal
sendiri benda tersebut.
Dengan adanya resistensi ini, maka gerakan gerakan benda tersebut lambat laun akan
melemah, hal ini pada umumnya dikatakan bahwa terdapat penyerapan enersgi atau
redaman pada struktur atau benda tersebut.
Ada tiga jenis redaman pada peristiwa dinamik, yaitu :
1. Structural Damping
Structural damping adalah redaman yang dihasilkan oleh gesekan internal molekul-
molekul didalam bahan struktur, gesekan antara bagian-bagian struktur dengan alat-
alat penyambung, maupun gesekan antara struktur dengan tumpuannya. Kualitas
material, sambungan serta kondisi tumpuan akan berpengaruh terhadap kekuatan
atau gaya redaman C.
2. Coulomb Damping
Coulomb damping adalah redaman yang dihasilkan oleh gesekan sesama benda
padat, misalnya gesekan antara suatu kotak dengan berat / gaya normal N dengan
lantai seperti gambar 11 dibawah ini.
N
F ( t )
G

N
N tan

Gambar 11
Kotak mendapat beban dinamik F ( t ), maka kotak akan bergerak dan gerakan kotak
akan mendapat redaman akibat gesekan dengan lantai. Karena keseimbangan, maka
komponen vertikal gaya perlawanan G akan sama besar dengan gaya normal/berat
kotak N. Gaya redaman adalah komponen horisontal dari gaya perlawanan G, yaitu :
C = N tan
Dimana adalah sudut geser antara kotak dengan lantai,
3. Viscous Damping.
Viscous damping adalah redaman yang dihasilkan oleh antara benda padat dan benda
cair/gas ( air, minyak, olie atau udara ).
Sebagai contoh adalah gerakan torak didalam silinder yang dilumasi olie, gerakan
perahu diatas air, hambatan angin terhadap mobil yang berjalan dijalan raya dsb.



07
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


Goyangan struktur akibat beban dinamik pada umumnya dimodelkan sebagai viscous
damping, oleh karena itu didalam model mathematis menggunakan simbol piston
didalam silinder seperti contoh berikut ini.
P ( t )
L
q t/m'
C
A
B
D
E
k
m
P ( t )
( a ) ( b )
C

Gambar 12
Gaya redaman C dapat dihitung dengan rumus : C = c . y
Dimana : C = gaya redaman
c = koefisien redaman
y = kecepatan gerakan/goyangan portal.
Model mathematis portal tersebut seperti digambar 12b
Kekakuan ekivalen
k
1 2 3
k k
k
1
2
k
3
k
m
q
F ( t )
A C E
B D F
Portal 3 kaki ( kolom ) Model Mathematik
( a )
( b )
F ( t )

Gambar 13
Suatu portal dengan 3 kaki ( kolom ) seperti gambar 13a diatas dengan kekakuan
masing-masing kolom adalah sebagai berikut :
Kekakuan kolom AB = k
1

Kekakuan kolom CD = k
2

Kekakuan kolom EF = k
3

Kekakuan kolom dimodelkan sebagai pegas/per yang dipasang paralel dengan konstanta
pegar masing-masing k
1
. k
2
, k
3
seperti gambar 13b diatas
Hubungan antara gaya pegas, konstanta pegas dan translasi pegas dapat dinyatakan
sebagai berikut :
F
1
( t ) = k
1
. y F
2
( t ) = k
2
. y F
3
( t ) = k
3
. y
Karena dipasang paralel maka translasi masing-masing pegas sama, yaitu : y


08
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


F ( t ) = F
1
( t ) + F
2
( t ) + F
3
( t ) = ( k
1
+ k
2
+ k
3
) y
Didepan ( halaman 6 ) telah diketahui hubungan antara gaya pegas F ( t ), konstanta
pegas / kekakuan kolom dan simpangan y, sehingga kekakuan ekuivalen adalah :
k
e
= k
1
+ k
2
+ k
3

Jadi secara umum untuk portal dengan model mathematis sebagai pegas yang dipasang
paralel kekakuan ekuivalennya adalah :
k
e
=

=
n
i
i
k
1



k
1
2
k
k
1
2
k
y
P ( t )
m
P ( t )
Portal 2 tingkat
( A )
Model Mathematis Portal 2 tingkat
( B )

Gambar 14

Pada gambar 14 diatas adalah suatu portal dua tingkat dengan kekakuan ekuivalen
kolom bagian bawah k
1
dan kekakuan ekuivalen kolom atas adalah k
2
. Model
mathematik portal ini ( gambar B ) dimana kekakuan kolom dimodelkan sebagai
pegas/per yang dipasang seri dengan konstanta pegas/per masing-masing k
1
dan k
2
.
Hubungan antara gaya pegas P ( t ), konstanta pegas k dan simpangan y untuk masing-
masing pegas adalah sebagai berikut :
Pegas/per 1 P ( t ) = k
1
. y
1
y
1
=
1
) (
k
t P

Pegas per 2 P ( t ) = k
2
. y
2
y
2
=
2
) (
k
t P

Total simpangan : y = y
1
+ y
2
=
1
) (
k
t P
+
2
) (
k
t P
=
|
|

\
|
+
2 1
1 1
k k
P ( t )
y =
e
k
1
P ( t )



09
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


Sehingga :
e
k
1
=
1
1
k
+
2
1
k

Atau secara umum untuk portal bertingkat dengan model mathematik pegar yang
dipasang seri kekakuan ekuivalen kolomnya adalah :

e
k
1
=

= )
`

n
i i
k
1
1


KEKAKUAN LATERAL KOLOM DENGAN TUMPUAN JEPIT
h
EI
( a )
h
EI
y
A
B
A
B B
'
M
AB
BA
M
( b )
H
H

Gambar 15
Suatu kolom dengan tumpuan jepit dan ujung atas kolom juga dijepit, panjang kolom h,
modulus elastisitas kolom E dan momen inersia penampang kolom I ( gambar 15a ).
Kemudian ujung atas kolom diberi simpangan/goyangan y, sehingga timbul momen
M
AB
dan M
BA
. Seperti telah diketahui didalam mekanika teknik besar momen-momen
tersebut adalah :
M
AB
= M
BA
=
2
6
h
EI
y
Sehingga besarnya gaya geser H adalah :
H =
h
M
AB
+
h
M
BA
=
3
12
h
EI
y ( * )
Definisi kekakuan lateral kolom adalah :
Kekakuan lateral kolom adalah suatu gaya lateral yang dapat menimbulkan simpangan
sebesal 1 (satu) satuan.
Dengan kata lain jika pada persamaan ( * ) diatas y = 1, maka H akan sama dengan k,
sehingga :
k =
3
12
h
EI


10
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


KEKAKUAN LATERAL KOLOM DENGAN TUMPUAN SENDI
h
EI
( a )
h
EI
y
A
B
A
B B
'
M
BA
( b )
H
H

Gambar 16

Suatu kolom dengan tumpuan sendi dan bagian atas kolom dijepit seperti gambar 15a
diatas. Panjang/tinggi kolom h, modulus elastisitas kolom E dan momen inersia I.
Kolom bagian atas diberi simpangan sebesar y sehingga akan timbul momen M
BA
pada
ujung atas kolom, sedangkan ditumpuan karena berupa sendi tidak akan timbul momen.
Seperti telah diketahui didalam mekanika teknik, maka besarnya momen tersebut adalah
M
BA
=
2
3
h
EI
y
Sehingga besarnya gaya geser horisontal H adalah :
H =
h
M
BA
=
3
3
h
EI
y
Sesuai dengan definisi kekakuan lateral diatas, maka jika y = 1, maka H = k, sehingga :
k =
3
3
h
EI


Contoh Soal :
3
.
2
0
3
.
2
0
3.50
30 x 40 30 x 40
A
B C
D

11
Suatu portal dengan dua kaki/kolom
seperti gambar disamping ini dengan
tumpuan A jepit dan tumpuan B sen-
di. Panjang kolom h = 3,20 m, sedang
ukuran kolom 30 x 40 cm.
Untuk perjanjian dalam menyebutkan
ukuran kolom adalah lebar x tinggi.
D Di in na am mi ik ka a S St tr ru uk kt tu ur r
Ir. Soetoyo


Konstruksi portal diatas dari beton bertulang dengan modulus elastisitas
E = 210.000 kg/cm
2

Hitunglah kekakuan ekuivalen lateral dari portal tersebut.
Penyelesaian :
Momen Inersia kolom I
AB
= I
CD
=
12
1
30 40
3
= 160.000 cm
4
Kekakuan lateral masing-masing kolom :
k
AB
=
3
12
h
EI
AB
=
3
320
000 . 160 000 . 210 12 x x
= 12.305 kg/cm
k
CD
=
3
3
h
EI
CD
=
3
320
000 . 160 000 . 210 3 x x
= 3.076 kg/cm
Jadi kekakuan ekuivalen lateral pari portal :
k
e
= k
AB
+ k
CD
= 12.305 + 3.076 = 15.381 kg/cm



























12

You might also like