You are on page 1of 19

ACARA II

PERSIAPAN TANAM DAN PENANAMAN

Oleh: Nama NIM Kelompok Anggota : Muhamad Fahmi Faizal : A0A010043 :6 : Muhammad Denur Pratama Novi Cahyaningrum Umi Salamah Pebri Sribaskoro Muhamad Fahmi Faizal

(A0A010001) (A0A010003) (A0A010017) (A0A010037) (A0A010043)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2012

26

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kangkung merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayursayuran. Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkungkangkungan). Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair. Terdapat dua jenis penanaman kangkung yaitu kering dan basah. Pada penanaman kering, kangkung ditanam pada jarak 5 inci pada batas dan ditunjang dengan kayu sangga. Kangkung dapat ditanam dari biji benih atau keratan akar. Kangkung kering menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Pada penanaman basah potongan sepanjang 12 inci ditanam dalam lumpur dan dibiarkan basah. Kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Kangkung tergolong sayuran yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Jawa Barat, Irian Jaya, Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Tanaman kangkung dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman kangkung berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka dan mendapat sinar matahari yang cukup. Kangkung sangat kuat terhadap panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, kualitas daun akan bagus dan lemas sedangkan apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras. (Yudhistra, G., Arifin, S., dkk. 2009) Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih27

putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah. Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahanbahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya anorganik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relative stabil, serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pasar.

B. Permasalahan dan Tujuan a. Permasalahan Cara menanam tanaman berbeda-beda, tergantung dari jenis tanamannya. Masing masing tanaman memiliki kondisi fisik yang lain satu dengan lainnya oleh karena itu hendaknya anda yang ingin menanam memperhatikan benar benar cara menanam tanaman tersebut. Disini tidak akan membicarakan cara menanam tanaman industry karena tanaman tersebut lebih spesifik dan lebih kompleks perawatannya. Para petani harus memperhatikan musim, kondisi tanah, curah hujan, dan lain lain.Untuk tanaman hias, menanam tanaman dapat diletakkan pada 2 tempat yang berbeda, pot atau di tanah. Untuk beberapa tanaman seperti anggrek, dapat diletakkan di sebuah pohon yang akan menjadi media tanaman tersebut untuk menempel dan hidup namun tidak parasit. Yang perlu diperhatikan bila anda ingin menanam tanaman adalah menyesuaikan kondisi alam tanaman asal dengan daerah dimana anda akan menanam tanaman tersebut. Tanaman dari daerah dingin akan susah beradaptasi dengan lingkungan daerah panas. Anda yang membeli

28

tanaman di daerah dingin dan akan menanamnya di daerah panas pertama tama harus menyesuaikan tanaman yang akan anda tanam. Janganlah terlebih dulu mengeluarkan tanaman anda dari potnya dan menanamnya langsung di tanah karena tanaman tersebut akan mati karena kekeringan. Berikan air yang banyak namun regular kepada tanaman anda dan pada hari ketiga tanam di mana anda menginginkannya. Perhatikan pula apakah tanaman tersebut sensitif dengan sinar matahari atau tidak. Jangan lupa untuk memperhatikan tanaman anda dengan rutin menyiram di sore hari, di kala matahari tidak terlalu terik serta memberi pupuk dan menghilangkan tanaman yang mengganggu. Penanaman secara alami adalah penanaman tanaman dengan media tanah yang memiliki kandungan zat yang dibutuhkan tanaman. Namun sekarang ditemukan cara untuk menanam tanaman di media bukan tanah. Bagi beberapa negara yang padat penduduk dimana harga tanah sangat mahal, penanaman tanaman dengan media bukan tanah merupakah solusi penting. Di Jepang, tanaman ditanam di media air dan ini merupakan solusi penting pada pertanian negara tersebut dimana menanam tanaman di tanah dalam jumlah banyak dan luas adalah suatu hal yang tak mungkin mengingat harga tanah di Jepang sangat mahal. Di Indonesia, penanaman tanaman di media bukan tanah masih belum terlalu popular karena Indonesia adalah negara subur dengan tanah berlimpah ruah. Namun untuk tanaman hias, penanaman dengan media gel mulai popular. Hal ini dikarenakan selain tidak kotor, media gel juga praktis dan bebas dari gangguan-gangguan yang biasanya muncul seperti tumbuhan pengganggu juga serangga dan rayap. Penanam hanya perlu menambahkan air untuk merawat tanaman mereka. Namun gel ini masih mahal dan harganya masih belum menjangkau masyarakat luas. Selain itu kelemahan gel tersebut adalah belum bisa menjadi media tanam untuk tanaman yang lebih besar, karena tanaman yang lebih besar membutuhkan banyak gel yang berarti harus mengeluarkan lebih banyak uang. (http://duniatanaman.com/)

29

Dalam teknik budidaya tanaman hortikultura, persiapan tanam pada dasarnya meliputi: 1. Penyiapan bahan dan alat yang diperlikan. 2. Penyiapan lahan untuk pertanaman yang terdiri atas: pemilihan dan pengukuran lahan, perencanaan tata letak kebun (bidang tanam dan jarak tanam, saluran irigrasi dan drainase, jalan kebun, dll). 3. Pengolahan tanah, yang dilanjutkan dengan pengaturan tata letak kebun. 4. Persiapan benih/bibit, baik yang akan ditanam langsung (tabela = tanam benih langsung), maupun tanam tidak langsung (membuat persemaian terlebih dulu). Yang dimaksud dengan pengolahan tanah ialah pengejaan tanah baik sebelum maupun sesudah ditanam dengan tujuan: Menggemurkan tanah agar supaya pertukaran udara (aerasi) berjalan dengan sempurna. Membersihkan rumput-rumput jahat, terutama akar alang-alang. Mendorong akar tanaman yang diusahakan dapat tumbuh dengan leluasa. Pembuangan gas-gas yang bersifat racun. Oleh karena itu, tanah yang akan ditanam tidak perlu dicangkul dalam-dalam, tetapi cukup sampai batas dimana akar tanaman itu akan banyak terdapat, dan tidak boleh segera ditanami akan tetapi dibiarkan dulu beberapa hari lamanya. Menanam diartikan sabagai menempatkan benih (biji atau tanaman muda) pada media tanam yang sudah dipersiapkan agar tanaman dapat tumbuh, berkembang dan memberikan hasil panen sesuai dengan potensi produksinnya. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penanaman ialah: jenis tanaman, saat tanam, teknik dan pola bertanam. Teknik penanaman tanaman semusim (sayuran, bunga potong, dll) berbeda dengan tanaman tahunan seperti buah-buahan, tanaman hias atau tanaman keras.

30

b. Tujuan 1. Mengetahui cara pengolahan tanah, 2. Mengetahui penanaman sistem tabela (tanam benih langsung) pada tanaman hortikultura.

31

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan 1. Alat Cangkul Cungkir Gembor Roll meter

2. Bahan Pupuk kandang Benih tanaman Bambu ajir Tali raffia Plastik

B. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dan bahan-bahan. 2. Pengolahan tanah: Mengukur sebidang lahan dengan ukuran panjang dan lebar yaitu 2 m x 1,5 m. Setelah itu, menetapkan untuk sauran drainase 25 cm. Menancapkan ajir pada setiap sudut pada setiap bidang.

Membersihkan permukaan lahan dengan membuang gulma dan kotoran lainnya. Mengolah lahan dengan kedalaman cangkul sekitar 20 cm, dengan cara membalik-balikan tanah dan gumpalan tanah dipecah-pecah menjadi butiran. Mengatur lahan sesuai dengan bidang lahan yang telah ditetapkan. Membiarkan lahan (dikelantang) selama 2 hari.

32

3. Pengaturan lahan: Menetapkan bidang tanah dengan ukuran panjang x lebar yaitu 2 m x 1,5 m dengan ketinggian 18 cm dari permukaan tanah asal. Bidang tanam ini dapat dibenuk menjadi bedengan atau guludan. Demikian pula lajur-lajur untuk tanaman dibuat sesuai jarak tanam yang direkombinasikan. Disekeliling bidang tanam, membuat saluran irigrasi dan drainase yang saling berhubungan dengan kedalaman antara 20-25 cm dari permukaan tanah asal. 4. Pemupukam dasar Setelah bidang tanam selasai diolah, selanjutnya diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang. Untuk bidang tanam berupa bedengan pupuk disebarkan merata di permukaan bedengan. Mencapurkan pupuk dengan tanah dengan mengaduk-aduk hingga merata dan usahakan agar pupuk berada di bawah permukaan tanah. Pupuk dasar dapat berupa pupuk anorganik buatan NPK atau kombinasi pupuk tunggal (Urea+TSP+KCL). Dosis yang

diaplikasikan setengah dari dosis total yang direkombinasikan (untuk tanaman kangkung semi organik). Pupuk tersebut disebar merata pada bedengan dan diaduk agar berada di bawah permukaan tanah. Agar pupuk meresap ke dalam tanah, penyiraman dilakukan secukupnya pada permukaan bedengan. 5. Mencatat setiap kegiatan yang dilakukan, termasuk data jenis tanaman yang akan ditanam, pola tanam, jarak tanam yang direncanakan, ukuran bidang tanam dan saluran irigarasi/drinase, ukuran bedengan/guludan, amati tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun.

33

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tabel Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung Semi Organik pada Tanggal 5 Desember 2011 Varian Pengamatan Tinggi Tanaman Jumlah Daun Panjang Daun Lebar daun Sample 1 10 cm 5 daun 5,2 cm 0,8 cm Masih terdapat kotiledon Sample 2 12,8 cm 5 daun 7 cm 0,9 cm Daun ada yang rontok Sample 3 13 cm 5 daun 6 cm 1 cm Daun ada yang berlubang karna serangan hama

Keterangan

Tabel Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung Semi Organik pada Tanggal 12 Desember 2011 Varian Pengamatan Tinggi Tanaman Jumlah Daun Panjang Daun Lebar daun Sample 1 15,3 cm 12 daun 7 cm 1,2 cm Terkena Keterangan serangan hama 10 % Sample 2 18 cm 22 daun 8,5 cm 1,4 cm Pertumbuhan tanaman baik Sample 3 10 cm 5 daun 5,2 cm 0,8 cm Daun ada yang layu

34

Tabel Hasil Pengamatan Tanaman Kangkung Semi Organik pada Tanggal 22 Desember 2011 Varian Pengamatan Tinggi Tanaman Jumlah Daun Panjang Daun Lebar daun Sample 1 32 cm 25 daun 12 cm 2 cm Terkena Keterangan serangan hama 20 % Sample 2 33 cm 43 daun 12,5 cm 2 cm Terkena serangan hama 10 % Sample 3 31 cm 41 daun 11,3 cm 1,7 cm Terkena penyakit bercak daun

Tabel Hasil Panen Tanaman Kangkung Semi Organik Jenis tanaman Hasil Panen (kg) @ Harga Jual/kg Hasil Penjualan Produktivit as (ton/ha) @ Harga Produktivitas

Keterangan

Tanaman hasil panen laku Kangkung Semi Organik 3 kg Rp. 4.000,Rp. 5.500,Rp. 40.000.000,dijual semua. Kondisi tanaman cukup baik, serangan hama 20 %.

10 ton/ha

35

Pengolahan Tanah
25 cm X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X 50 cm 25 cm X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

Panjang bedengan Lebar bedengan Jarak tanam

=2m = 1,5 m = 20 cm x 20 cm

Cara Pengolahan Tanah: 1. Untuk membuat bedengan, tanah diukur dengan ukuran panjang x lebar = 2 m x 1,5 m, lalu dibuat bedengan dengan menggunakan cangkul. 2. Tanah tersebut diolah menggunakan cangkul, dibersihkan gulmanya dan batubatu / sampah yang ada di bedengan dibuang. 3. Dibuat saluran drainase dengan lebar 25 cm. 4. Tanah bedengan tersebut dibolak-balik menggunakan cangkul dan diberi pupuk kandang. 5. Setelah pengolahan tanah selesai, tanah tersebut didiamkan selama 2 hari, selanjutnya ditanami benih kangkung semi organic dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm.

36

B. Pembahasan 1. Kangkung Semi Organik Kangkung semi organik atau kangkung darat tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika. Kangkung termasuk suku

Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam: Divisio Sub divisio Kelas Famili Genus Species : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Convolvulaceae : Ipomoea : Ipomoea reptans merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang

Kangkung

memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit.

a. Persiapan Tanam Tanaman Kangkung Semi Organik 1) Persiapan Lahan dan Pengolahan Tanah Petakan tanah diolah atau dicangkul hingga tanah tidak lagi berbentuk gumpalan-gumpalan besar dan keras. Sisa tanaman yang ada dibuang, begitu juga dengan batu-batu yang ada. Karena sisa-sisa tanaman dan batu-batuan dapat menggangu perakaran tanaman. Namun sisa-sisa daun dapat dijadikan sebagai pupuk hijau yang dapat mengubah kandungan bahan organik didalam tanah. Tanah dicangkul hingga beberapa kali sampai mendapatkan struktur yang dikehendaki yaitu struktur remah. Tanah diolah sampai berstruktur remah karena tanah
37

akan ditanami jenis sayuran yang mempunyai akar tidak begitu kuat menembus tanah untuk mencari zat hara dan bahan-bahan mineral. Dengan pengolahan tanah yang baik, biji-biji gulma akan terbenam kedalam tanah dan benih tanaman harus segera ditanam agar dapat tumbuh sebelum biji gulma berkecambah. Untuk lahan kering dengan jenis tanah podsolik yang lapisan atas tanahnya tipis dan peka terhadap erosi, pengolahan tanah yang terlalu sering harus dihindarkan. Apabila tekstur tanah tidak berat, sistem pengolahan tanah minimum atau zero tillage diikuti dengan sistem pengendalian gulma yang tepat. Pada praktikum ini, persiapan lahan dilakukan dengan mengukur lahan untuk dijadikan bedengan terlebih dahulu. Pengukuran

menggunakan roll meter. Ukuran lahan yang akan dijadikan bedengan panjang x lebar yaitu 2 m x 1,5 m. Setelah lahan diukur, lalu dilakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul. Jadi pengolahan tanah dilakukan menggunakan tenaga manusia. Sebelum diolah sebaiknya tanah dibasahi terlebih dahulu supaya mudah dalam proses

pengolahannya. Cara pengolahannya yaitu pertama tanah dicangkul dengan kedalaman 20 cm dan membolak-balik tanah, lalu tanah tersebut dibersihkan gulma dan kotoran/sampah dibuang jauh di luar tanah yang diolah. Adapun tujuan dari pengolahan tanah : 1. Menciptakan struktur yang ideal bagi tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi baik. 2. Membersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman. 3. Memperbaiki aerasi dan drainase. Penggemburan tanah memberi peluang bagi benih untuk

mengadakan kontak secara langsung dengan tanah agar benih dapat menyerap air, unsur hara, udara, dan panas sehingga kebutuhanya untuk berkecambah dapat terpenuhi. Disamping itu pengolahan tanah yang kurang baik akan memberikan kesempatan pada gulma tubuh subur karena faktor-faktor tumbuh gulma yang semula tidak tersedia kini

tersedia dan gulma yang dulunya berkecambah menjadi dorman.S

38

2) Pembentukan Bedengan Pembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan ukuran lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam 15-20 cm dan jarak antar bedeng 50 cm dengan membuat selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung keadaan lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan kegiatan lain. Ada pula yang membuat bedengan dengan ukuran panjang kali lebar: 21 m dengan kedalaman drainase 3030 cm. Tujuan dari pembuatan bedengan adalah untuk menghindarkan genangan sehingga dapat : 1. Mencegah pemadatan tanah, 2. Mencegah tanah kotor, 3. Memperbaiki aerasi, 4. Memudahkan pemeliharaan tanaman, dan 5. Mencegah penularan penyakit tanaman. Dalam praktikum ini, pembuatan bedengan dilakukan

menggunakan cangkul. Ukuran bedengan untuk tanaman kangkung yaitu panjang x lebar = 2 m x 1,5 m. Tinggi bedengan dibuat 20 cm dan di sekeliling bedengan dibuat saluran irigasi atau drainase dengan lebar 25 cm. tancapkan ajir disetiap sudut bedengan untuk memberi tanda batas bedengan. Adapun kegunaan saluran draenase adalah: Mempermudah pengolahan tanah. Mengatur suhu tanah dan iklim mikro. Membersihkan tanah dari kotoran, kadar unsur-unsur racun, asam dan garam yang berlebian. Menekan ertumbuhan gulma, hama dan penyakit tanaman.

3) Pemupukan Dasar Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk kandang, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan bedengan). Selain itu juga diberikan pupuk urea, seminggu
39

setelah tanam, kemudian 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea dicampur dengan air kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan ember penyiram. Pada waktu melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4 sampai 5 hari. Kemudian diairi kembali. Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut: 10-20 ton/ha rabuk organik dan 100-250 kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu pertama, dengan cara disiramkan. Pada praktikum ini, setelah pembuatan bedengan selesai, bedengan diberi pupuk kandang dan pupuk tersebut kemudian diaduk dengan tanah yang ada di atas bedengan (pupuk kandang berada di atas bedengan). Dosis pupuk kandang yang diberikan yaitu setengah dari karung goni. Setelah diberi pupuk kandang, bedengan tersebut dibiarkan selama 2 hari agar kandungan bahan-bahan organik yang ada dalam pupuk kandang meresap dan tercampur dalam tanah. Praktikum pengolahan tanah dilakukan pada tanggal 15 November 2011 yang kemudian bedengan dibiarkan selama 2 hari, pada tanggal 17 November 2011 dilakukan penanaman tanaman kangkung semi organik. Adapun tujuan dari pemupukan adalah: Menjaga tetap terpeliharanya keseimbangan unsur hara dalam tanah sehingga selalu tersedia bagi tanaman. Memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman.

b. Penanaman Tanaman Kangkung Semi Organik 1) Penentuan Pola Tanam Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanami. Dalam praktikum ini, tanaman kangkung semi oragnik ditanam dengan pola monokultur. Bedengan dibuat dengan ukuran 2 m 1,5 m, maka bila jarak tanamnya ditentukan 20 cm 20 cm, maka dalam satu bedengan terdapat sebanyak 75 lubang atau 75 rumpun kangkung. Cara menghitung lubang tanam dalam bedengan yaitu :

40

2) Pembuatan Lubang Tanam Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak 20 cm 20 cm, sedalam 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah lubangnya (tergantung ukuran bedengan).

3) Cara Penanaman Penanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai 18.00. Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering sehingga benih cepat berkecambah. Dalam praktikum penanaman kangkung darat, penanaman

dilakukan pukul 08.00 WIB pagi. Setelah pembuatan lubang tanam dan penanaman biji kangkung selesai, kemudian dilakukan pemupukan yang pertama yaitu pupuk NPK (Urea, KCl, dan SP 36) dengan dosis pemberian pertama kali.

c. Hasil Panen Kangkung Semi Organik Hasil panen tanaman kangkung yang dipelihara selama 5 minggu beratnya yaitu 3 kg, kemudian hasil tersebut dijual semua ke warung dengan Rp. 5.500,-. Harga kangkung jika petani produsen menjual ke

pedagang/distributor sebesar Rp. 4.000,-/kg. Jadi produktivitas sebanyak 10 ton/ha dan total harga produktivitasnya Rp. 40.000.000,-. Hasil panen tersebut laku dengan harga murah karena tanaman kangkung tersebut sudah terserang hama dan penyakit tanaman sekitar 20 %.

41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan praktikum persiapan tanam dan penanaman kangkung dapat disimpulkan bahwa kegiatan persiapan tanam meliputi: 1. Persiapan lahan dan pengolahan tanah, 2. Pembentukan bedengan, dan 3. Pemupukan dasar. Sedangkan penanaman tanaman meliputi kegiatan: 1. Penentuan pola tanam, 2. Pembuatan lubang tanam, dan 3. Cara menanam. Hasil panen kangkung darat baik dengan berat hasil 3 kg dan semua laku dijual dengan harga Rp. 5.500,-. Produktivitasnya sebesar 10 ton/ha dan harga total produktivitasnya Rp. 40.000.000,-.

B. Saran Sebaiknya praktikum pengolahan tanah dilakukan pada sore hari, agar dalam melakukan pengolahan tanah tidak panas terkena sinar matahari dan jadi cepat lelah.

42

DAFTAR PUSTAKA

Yudhistra, G., Arifin, S., dkk. 2009. Budidaya Kangkung. IPB. Bogor. ____________. 2008. Proses Penanaman. (http://duniatanaman.com/). Diakses pada tanggal 13 Januari 2012, pukul 00:40 WIB. Imam. 2010. Budidaya Tanaman Kangkung Darat.

(http://dimasadityaperdana.blogspot.com/2009/06/budidaya-kangkung.html). Diakses pada tanggal 13 Januari 2012, pukul 01:10 WIB. Heny, A. 2011. Budidaya Kangkung Darat.

(http://epetani.deptan.go.id/budidaya/list/Kangkung). Diakses pada tanggal 13 Januari 2012, pukul 00:20 WIB. _____________. 2011. Cara Budidaya Kangkung. (http://carabudidaya.com/carabudidaya-kangkung/). Diakses pada tanggal 13 Januari 2012, pukul 01:10 WIB. Ardiawan, A. 2010. Laporan Praktikum Budidaya Tanaman Semusim: Acara 1 Pengolahan Tanah. UNSOED. Purwokerto.

43

LAMPIRAN

Gambar 1. Bedengan setelah dilakukan pengolahan tanah

Gambar 2. Tanaman kangkung semi organik pada saat umur 1 minggu setelah tanam

Gambar 3. Tanaman kangkung semi organik pada saat umur 3 minggu setelah tanam

44

You might also like