You are on page 1of 18

AKUNTANSI MANAJEMEN

Jakarta

VARIABEL COSTING: ALAT UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

MODUL 7 ( TATAP MUKA KE-7 )

VARIABEL COSTING: ALAT UNTUK

PENYUSUN Nurlis, SE,AK,MSI

Program Kelas Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

Isi materi dari modul ini adalah membahas mengenai dua metode perhitungan income yang dapat dipakai oleh perusahaan. Metode tersebut adalah varible costing (Direct costing) dan Absorption costing (Full costing). Metode ini disebut sebagai Costing (perhitungan harga pokok) . Definisi Absorption Costing: Penentuan harga pokok produk yang memasukkan semua unsur biaya, baik yang bersifat variable ataupun fixed. Absorption costing mengalokasikan biaya overhead tetap ke produk seperti halnya alokasi biaya overhead variable. Variable Costing: Penentuan harga pokok produk yang hanya memasukkan unsur biaya variabel ( direct material, direct labor, dan variable overhead). Sedangkan fixed overhed dimasukkan sebagai Period cost. Istilah variable costing lebih menggambarkan bagaimana cara harga pokok produk dihitung pada saat laporan laba rugi disusun dengan pendekatan kontribusi.

Klasifikasi Biaya Sebagai Product atau Period Cost Berdasarkan Absorption Costing dan Variable Costing Absorption Costing Direct Material (DM) Direct Labor (DL) Variable Overhead (VOH) Fixed Overhead (FOH) Period Cost Selling expenses Administrative expenses
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Product Cost

Variable Costing Direct Material (DM) Direct Labor (DL) Variable Overhead (VOH) ----Fixed Overhead (FOH) Selling Expenses
Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

Administrative expense
Contoh Soal: PT. XYZ memiliki informasi biaya estimasi dan aktual sebagai berikut: Biaya produksi (manufacturing cost): Direct materials Direct labor Variable overhead Fixed overhead Total manufacturing cost Variable selling Fixed selling & Adm. Total manufacturing cost Estimasi dan unit produksi aktual Penjualan (unit) Harga jual Persediaan awal barang dagang $ 100.000 $ 50.000 $ 80.000 $ 90.000 $ 320.000 $ 32.000 $ 100.000 $ 132.000 100.000 unit 80.000 unit $ 6.50 perilaku unit 0

Biaya non-produksi (non-manufacturing cost):

Pertanyaan: 1. Hitung biaya perilaku unit (unit cost) untuk metode variable costing dan costing. 2. Susunlah laporan laba rugi untuk metode variable costing dan absorption costing. 3. Buatlah rekonsiliasi perbedaan laba kedua metode tersebut, dan jelaskan kenapa terjadi perbedaan laba Jawab: 1. Direct material Direct labor Variable overhead Variable Costing $ 1.00 $ 0.50 $ 0.80 Absorption Costing $ 1.00 $ 0.50 $ 0.80 Dra. Nurlis Ak. M.Si absorption

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

AKUTANSI MANAJEMEN

Fixed overhead Total

0.00 $ 2.30

$ 0.90 $ 3.20

Nilai persediaan barang akhir: Variable costing Absorption costing $ 2.30 x 20.000 unit = $ 46.000 $ 3.20 x 20.000 unit = $ 64.000

2. Laporan L/R Metode Absorption costing & Variable costing PT.XYZ Laporan Laba Rugi Absorption Costing Sales ($ 6.50 x 80.000 unit) $ 520.000 Cost of Good Sold (COGS) . Gross Margin .. Selling & Administrative Expense .. 256.000 $ 246.000 132.000

Net Income ... $ 132.000

PT. XYZ Laporan Laba Rugi Variable Costing Sales ( $ 6.50 x 80.000 unit) . Variable Expenses: Variable COGS : ( $ 2.30 x 80.000 unit) = $ 184.000 Variable Selling: $ 32.000+ Contribution Margin Fixed Expenses (Period cost): Fixed overhead $ 90.000 Fixed Administrative $ 100.000+ Net Income $ 520.000 $ 216.000 $ 304.000

$ 190.000 $ 114.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

3. Rekonsiliasi dan analisis penyebab perbedaan laba Reconciling Analysis and Comparison Differece: Absorption income Variable income Explained: (Unit produksi- unit sales) Fixed overhead rate $ 132.000 $ 114.000 $ 18.000 20.000 x $ 0.90 $ 18.000

Assume that fixed expenses am$90


Perbandingan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajerial Akuntansi Keuangan : 1. Laporan ditujukan pada pihak internal & eksternal 2. Menekankan peringkasan keuangan dari aktivitas di masa lalu 3. Menekankan pada obyektifitas dan dapat diverifikasinya data-data keuangan. 4. Disususn untuk data keuangan perusahaan secara keseluruhan 5. Taat pada PSAK 6. Bersifat mandatory (wajib) untuk laporan eksternal Akuntansi Manajerial : 1. Laporan lebih ditujukan pada pihak internal 2. Menekankan pada keputusan yang memiliki dampak di masa datang Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

3. Menekankan pada relevansi dan fleksibilitas data 4. Menekankan pada ketepatan waktu. 5. Disusun secara detail untuk setiap unit organisasi. 6. Tidak perlu mengikuti aturan PSAK 7. Tidak Mandatori. Perubahan Lingkungan Bisnis Kompetisi dalam berbagai industri menjadi kompetisi global dan langkah-langkah inovasi jasa dan produk mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kondisi ini menguntungkan konsumen karena persaingan yang semakin intensif mendorong harga lebih murah, kualitas lebih tinggi, dan semakin banyak pilihan. Bagaimanapun sangat penting untuk memiliki apresiasi tentang bagaimana organisasi melakukan transformasi untuk menjadi lebih kompetitif. Sejak awal tahun 1980-an, beberapa perusahaan telah melakukan serangkaian tahap program perbaikan, dimulai dengan just-intime (JIT) dan melalui total quality management (TQM), proses rekayasa ulang, dan serangkaian program manajemen yang lain termasuk teori kendala (TOC). Bila programprogram ini dilakukan dengan tepat maka akan dapat meningkatkan kualitas, pengurangan biaya, peningkatan output, meningkatkan pelayanan kepada konsumen, dan akhirnya meningkatkan laba. Just-in-Time (JIT) Perusahaan yang menggunakan sistem pengendalian sediaan dan produksi JIT akan membeli material dan memproduksi output sesuai dengan permintaan aktual dari konsumen. Dalam sistem JIT, sediaan dikurangi sampai tingkat minimum dan dalam beberapa kasus sampai nol. Pendekatan JIT dapat digunakan baik untuk perusahaan dagang maupun manufaktur. Sistem JIT akan menimbulkan dampak yang signifikan pada operasi perusahaan manufaktur yang memiliki tiga kelas sediaan (bahan baku, barang dalam proses, barang jadi). Sediaan menimbulkan biaya, mengakibatkan adanya inefisiensi dan konsumsi waktu berlebihan untuk menyelesaikan produk. KONSEP JIT. Dalam kondisi yang ideal, perusahaan yang menjalankan sistem JIT akan membeli bahan baku hanya untuk kebutuhan hari itu saja. Perusahaan tidak memiliki sediaan BDP pada akhir hari tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan hari itu telah dikirimkan kepada konsumen begitu produksi selesai. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

Dalam lingkungan JIT, arus barang dikendalikan dengan pendekatan pull (pull approach), yaitu pada level akhir perakitan, sinyal dikirim ke workstation di belakangkanya. Sinyal mengindikasikan sejumlah partisi dan bahan-bahan yang akan dikerjakan padajam-jam berikutnya untuk memenuhi permintaan konsumen. Dalam sistem manufaktur konvensional, digunakan pendekatan push, yaitu jika suatu workstation telah menyelesaikan pekerjaannya, barang setengah jadi segera dikirim ke workstation berikutnya tanpa melakukan analisa apakah workstation tersebut siap atau belum untuk menerima kiriman barang jadi tersebut. JIT Pull Approach Order JIT Untuk bahan baku

pemasok

Bagian pencampuran

Bagian oven

Bagian penjualan

Konsumen

Pembelian JIT. Perusahaan menyandarkan pada pemasok yang benar-benar dapat dipercaya. Pemasok yang dapat diandalkan diikat dengan kontrak jangka panjang. Pemasok mengirimkan bahan yang diperlukan beberapa saat sebelum barang tersebut digunakan. Pemasok harus menyediakan barang yang memenuhi standar kualitas perusahaan (tidak cacat). Karena sistem JIT sangat rentan terhadap gangguan, barang cacat tidak dapat ditoleransi. Perusahaan yang menggunakan JIT biasanya dapat menghemat biaya dalam jumlah yang signifikan. Perusahaan yang menggunakan sistem JIT tidak harus menghilangkan sama sekali sediaannya. Elemen Kunci JIT :

a. memperbaiki layout produksi.


Dalam sistem JIT, seluruh mesin yang digunakan untuk memproses produk tertentu disatukan dalam suatu lokasi tertentu. Pendekatan ini menjadikan lay out pabrik mini untuk masingmasing produk, sehingga biasa disebut sebagai pabrik terfokus atau pabrik dalam pabrik (factory within factory). b. Mengurangi waktu Setup

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

Setup berisi aktivitas menyiapkan bahan, mengubah setting mesin, mempersiapkan peralatan, dan melakukan pengujian. Jika peralatan dirancang untuk satu jenis produk, maka tidak diperlukan lagi setup berulang-ulang dan jumlah unit produksi dapat dipenuhi berapapun diinginkan. c. Zero Defect dan JIT d. Karyawan yang fleksibel Lay Out Produksi berdasarkan JIT Aliran Produk A Mesin drilling Aliran Produk B Mesin drilling Mesin Shoping

Mesin pemotong

Perakitan

Mesin Pemotong

Perakitan

Bahan datang

unit selesai

bahan datang

unit selesai

Departemen Penerimaan dan Pengiriman

Total Quality Management (TQM) Pendekatan paling populer dalam rangka perbaikan terus menerus disebut total quality management. Ada dua karakteristik TQM yaitu : 1. fokus pada pelayanan konsumen 2. pemecahan masalah secara sistematis oleh tim di garda depan. Siklus Plan-Do-Check-Act sering disebut Deming Wheel. Yaitu pendekatan sistematis yang didasarkan pada fakta untuk melakukan perbaikan terus menerus. Plan, mempelajari proses yang ada, mengumpulkan data, analisa data untuk identifikasi kemungkinan-kemungkinan, menyusun rencana perbaikan, memutuskan bagaimana mengukur perbaikan. Do, Jika memungkinkan menerapkan rencana dalam lingkup kecil, mengumpulkan data. Check, mengevaluasi data yang diperoleh pada fase Do, apakah ada perbaikan? Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

Act, jika sukses adakan perubahan permanen, jika tidak sukses coba lagi. Proses Reengineering (Rekayasa Ulang). Yaitu pendekatan yang lebih radikal dibandingkan dengan TQM. Sebagai ganti perbaikan sistem yang dirancang serial dan bertahap, dalam proses reengineering suatu proses bisnis diplot dalam suatu diagram secara detail, dikritisi, dan kemudian dirancang ulang untuk menghilangkan langkah-langkah yang tidak diperlukan, mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan, dan pengurangan biaya. Proses reengineering berfokus untuk menyederhanakan dan menghilangkan aktivitas yang tidak bermanfaat. Ide pokoknya adalah bahwa setiap aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah terhadap produk dan jasa harus dihilangkan. Theory of Constraint (TOC) Constraint atau kendala adalah segala sesuatu yang menghambat anda untuk memcapai apa yang anda inginkan. Karena kendala menjadi penghambat untuk meraih apa yang diinginkan, pengelolaan berdasarkan TOC menjadi faktor kunci sukses.

COST ACCOUNTING, COST CONCEPT DAN COSTINFORMATION SYISTEM FUNGSI MANAJEMEN Manajemen perusahaan dapat digolongkan kedalam tiga tingkatan yaitu: Kelompok manajemen eksekutif (TOP MANAGEMENT) atau tingkatanya meliputi Direktur atau Direksi Perusahaan. Kelompok manajemen menengah (Midle Management) meliputi Manager Cabang, Kepala Departemen, Kepala Devisi atau yang setingkat. Kelompok manajemen operasi (Lower Management) meliputi Mandor (supervisor).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

Semua kelompok manajemen tersebut di atas memerlukan data biaya yang harus di sajikan secara sistematis dalam melaksanakan fungsi manajemen yaitu untuk menentukan tujuan perusahaan dan merealisasi atau mencapai tujuan tersebut dengan efektif dan efisien. Adapun fungsi manajemen meliputi : a. Perencanaanan ( Planning ) , adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanak, perencanaan ini dapat disusun untuk jangka pendek atau jangka panjang, dan akan dipakai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. b. Pengorganisasian ( Organizing ), adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan aktivitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam perusahaan yang meliputi, pemberian tugas, pengendelgasian wewenang, pertanggung jawaban atau tugas yang diberikan. c. Pengarahan, merupakan proses yang harus dilaksanakan menajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan, untuk tujuan tersebut manajemen harus selalu mengadakan perbaikan yang diperulukan dan menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai dengan rencana. d. Pengendalian ( Controling ), adalah proses untuk memriksa kembali, menilai dan selalu memonitor kembali laporan laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan.

HUBUNGAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI BIAYA Akuntansi Keuangan adalah proses pencatatan dan penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi keuangan suatu dengan cara yang sistematis, serta penafsiran terhadap hasilnya dari laporan laporan yang disajikan oleh akuntansi . Tujuan Akuntansi Keuangan adalah sebagai alat pembantu untuk menjalankan fungsi, alat komunikasi dan pertanggungjawaban dari manajemen kepada berbagai pihak yang menggunakan Laporan Keuangan, sesuai kepentingan masing masing pemakai . Khususunya untuk perusahaan manufaktur, Akuntansi Keuangan memerlukan data biaya dengan bantuan Akuntansi Biaya dalam hal:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

1. Untuk penentuan harga pokok berbagai jenis produk atau berbagai jasa yang dihasilkan perusahaan. 2. Untuk menyusun perencanaan dan mengendalikan biaya 3. Untuk pengembalian keputusan yang berhubungan dengan biaya PENGERTIAN DAN TUJUAN COST ACCOUNTING Akuntansi Biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Pengertian Cost Accounting adalah Akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok ( Cost ) dari sesuatu produk yang diproduksi atau dijual di pasar baik untuk memenuhi pesanan maupun untuk menjadi persedian barang dagangan yang akan dijual. Tujuan Cost Accounting : adalah menyediakan satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk : 1. Perencanaan dan pengendalian biaya 2. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan 3. pengambilan keputusan oleh manajemen COST CONCEPT Biaya dalam pengertian yang luas merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang dilakukan memeperoleh manfaat Pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan kas atau aktival lainnya pada saat ini atau dimasa mendatang . Berikut ini akan dibahas beberapa konsep yang sering dipakai : 1. Harga perolehan ( Cost ) Harga perolehan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang, dalam bentuk Kas yang dibayarkan Nilai aktiva lainnya yang dikorbankan, Nilai jasa yang dikorbankan Atau hutang yang ditimbul,

Dalam rangkai pemilikan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu ( harga perolehan yang telah terjadi ) maupun pada masa yang akan datang.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

2. Biaya ( Expenses ) Expenses adalah harga perolehan yang dikorbankan atau dikorbankan dalam rangka memperoleh pengasilan ( revenues ) dan akan dipakai sebagai pengurung penghasilan . Biaya digolongkan kedalam harga pokok penjualan, baiaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga, dan lain lain 3. Pengahasilan ( Revenus ) penghasilan adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk , kas yang diterima, piutang yang timbul, dalam rangka penjualan dagang atau yang diterima, piutang yang, dalam rangka penjualan barang dagang atau jasa yang di lakukan oleh perusahaan kepada pihak l 4. Rugi dan laba ( profit and loss ) Rugi dan laba adalah hasil dari proses mempertemukan secara wajar antara semua penghasilan dengan semua biaya dalam periode akuntansi yang sama. Apabila semua penghasilan lebih besar di bandingkan biaya maka selisihnya adalah laba bersih . akan tetapi apabila semua penghasilan lebih kecil di bandingkan dengan biaya, selisihnya adalah rugi. 5.Kerugian Kerugian adalah biaya yang sudah di gunakan tanpa menghasilkan manfaat pendapatan. Atau berkurangnya kekayaan perusahaan yang bukan karena pengambilan modal oleh pemilik. Contoh; biaya persediaan yang tidak di asuransi rusak karena banjir dapat klasifikasikan sebagai kerugian pada laporan laba- rugi. COST OBJECT Objek biaya adalah segala hal seperti produk, proyek, dan lain- lain kemana biaya- biaya diukur dan dibebakan. Contoh : menghitung berapa biya untuk memeproduksi sepeda, maka objek biya adalah sepeda. Jika tujuannya adalah menentukan biaya pengembangan produk maka objek biaya adalah proyek mengembangkan produk.

COST CLASIFICATION

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

Klasifikasi biya adalah proses mengelompokan secara sistematis atas keseruluhan elemen yang ada kedalam golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti. Dalam mengklasifikasikan biya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang disajikan.

Berikut ini beberaopa cara peng klafikasikan biaya : 1. Biya dapat diklafisikasikan sesuai dengan fungsi pokok dari aktivitas perusahaan . berdasarkan fungsi pokok kegioatan perusahaan biya dapat digolongkan kedalam: a. fungsi produksi, yaitu yang berhubungan dengan kegitan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi, biayanya disebut biaya produksi dengan belemen biaya terdiri dari biaya bahan baku ( direck material ) , biya tenaga kerja langsung ( direct labor ), biaya overhead pabrik ( factori overhead cost ). b. Fungsi pemasaran , yaitu fungsi yang berhubungan kegitan penjualan produk selesai yang siap untuk dijual. Biaya penjualan, biya pengiriman barang , biya iklan c. Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan secara keseluruhan , biayanya disebut biaya administrasi dan umum. d. Fungsi keuangan, yaitu yang berhubungan dengan kegiatan keuangan yang diperlukan perusahan , misalnya biaya bunga . 2. Klasifikasi berdasarkan dengan hubungan terhadap kegiatan atau volume produksi, maka biaya dapat dikelompokkan; sebagai biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. 3. Klasifikasi biaya sesuai dengan objek atau pusat yang dibiayai, yaitu; biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi dapat diidentifikasi langsung kepada objeknya, contoh: biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak dapat diidentifikasi pada objeknya, contoh: biaya overhead pabrik. 4. Klasifikasi sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan, dapat digolongkan sebagai Capital Expenditure adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat pada beberapa periode akuntansi dan sebagai pengeluaran penghasilan (Revenue Expenditures) adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

5. Klasifikasi biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan yaitu; biaya relevan dan biaya tidak relevan. Biaya relevan adalah biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan atau yang mempengaruhi keputusan yang akan di ambil. Contohnya adalah biaya bahan baku yang termasuk klasifikasi biaya variable.
ANALISIS PULANG POKOK Penerimaan dan biaya merupakan variabel-variabel penting untuk mengetahui kondisi bisnis suatu perusahaan.dengan diketahuinya penerimaan total (R) yang diperoleh dan biaya total ( C) yang dikeluarkan,dapatlah dianalisis apakah perusahaan mndapat keuntungan hal ini terlihat pada area dimana kurva R terletak diatas kurva ataukah mengalami kerugian. Keuntungan (provit positif, > 0) akan didapatkan apabila R > C.secara grafik C.sebaliknya,kerugian (provit negaif,<0) akan dialami apabila R<C; pada area dimana kurva R terletak dibawah kuva C. Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep pulang pokok (brek even), yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus di hasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (provit nol, =0) terjadi apabila R = C;perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian.secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.

C,R Q >0

R =r ( Q )

C=c(Q) Q = jumlah produk R = penerimaan toal

TPP ( = 0 ) <0 0 Q

C = biaya total = provit total (= R-C) TPP = titik pulang pokok(break even Dra. Nurlis Ak. M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

AKUTANSI MANAJEMEN

Poin) BREAK IVEN POIN UNTUK MULTIPLE PRODUK CONTOH Sebuah perusahaan mempunyai informasi mengenai 9 jenis produknya sebagai berikut: Jenis produk Sandwich Soft drink Homemade chips Baked potato w/topping Tea Breakfast menu Grape Milkshake Salad bar harga $2,95 0.80 0.59 1.55 0.75 2.95 1.75 1.75 2.85 VC 0.30 0.18 0.47 0.25 1.20 0.55 0.80 1.00 unit sales 7.000 1.000 5.000 5.000 2.000 2.500 2.000 3.000

$1.25 7.000

Selain informasi di atas, diketahui biaya tetap (fixed cost) $b42,000 per tahun Diminta: Tentukan break even poin dalam dolar. Jawab MULTIPLE BREAK EVEN POIN 1 Jenis Produk Sandwich Soft drink Homemade chps Baked potato W/topping Tea Breakfst menu Grape Milkshake 2.95 1.25 0.80 0.30 0.59 0.18 1.55 0.47 0.75 0.25 2.95 1.20 1.75 0.55 1.75 0.80 0.42 0.38 0.31 0.30 0.33 0.41 0.31 0.46 0.58 0.62 0.69 0.70 0.67 0.59 0.69 0.54 2 3 VC/S 4 I-VC/S 5 6 7 % of weighted sales VC forecasted

sales sales contributin(5x7) 20.650 0.340 0.197 5.600 0.092 0.057 590 0.010 0.007 7.750 0.128 0.090 3.750 0.062 0.042 5.900 0.097 0.057 4.375 0.072 0.050 3,500 0.058 0.031 Dra. Nurlis Ak. M.Si

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

AKUTANSI MANAJEMEN

Salad bar

2.85 1.00

0.35

0.65

8,550 0.141 0.091 60,665 1.000 0.622

P (Dollar)= Fixed cost [ ( I VC/S ) x (w) ] = $ 42,000/0.622 = $ 67,524 Kondisi break even poin terjadi pada saat =0 atau TR=TC TR P Q TC TVC TR P x (Qb) (P AVC) Qb =PxQ = price?unit = soled quantities = TFC + TVC = AVC ( Q ) = TC = TFC + AVC (Qb) = TFC TFC Qb = P - AVC

Mencari tingkat output break even ( Qb )

P x (Qb) AVC (Qb) = TFC

P-AVC = Contribution margin perunit

TR profit 400 200 rugi 0 40 Q P = $10 AVC = $5 TVC = $200 Dra. Nurlis Ak. M.Si TC

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

AKUTANSI MANAJEMEN

VARIABEL COSTING: ALAT UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN


Isi materi dari modul ini adalah membahas mengenai dua metode perhitungan income yang dapat dipakai oleh perusahaan. Metode tersebut adalah varible costing (Direct costing) dan Absorption costing (Full costing). Metode ini disebut sebagai Costing (perhitungan harga pokok) . Definisi Absorption Costing: Penentuan harga pokok produk yang memasukkan semua unsur biaya, baik yang bersifat variable ataupun fixed. Absorption costing mengalokasikan biaya overhead tetap ke produk seperti halnya alokasi biaya overhead variable. Variable Costing: Penentuan harga pokok produk yang hanya memasukkan unsur biaya variabel ( direct material, direct labor, dan variable overhead). Sedangkan fixed overhed dimasukkan sebagai Period cost. Istilah variable costing lebih menggambarkan bagaimana cara harga pokok produk dihitung pada saat laporan laba rugi disusun dengan pendekatan kontribusi. Klasifikasi Biaya Sebagai Product atau Period Cost Berdasarkan Absorption Costing dan Variable Costing Product Cost Absorption Costing Direct Material (DM) Direct Labor (DL) Variable Overhead (VOH) Fixed Overhead (FOH) Period Cost Selling expenses Administrative expenses Variable Costing Direct Material (DM) Direct Labor (DL) Variable Overhead (VOH) ----Fixed Overhead (FOH) Selling Expenses Administrative expense

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Dra. Nurlis Ak. M.Si

AKUTANSI MANAJEMEN

You might also like