You are on page 1of 9

KOMUNIKASI KEPERAWATAN D3

TIPE - TIPE KOMUNIKASI


1. Komunikasi dengan dirinya sendiri (intrapersonal communication) Merupakan komunikasi yang dilakukan pada diri sendiri yag terdiri atas sensasi, persepsi, memori dan berfikir. Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi didalam diri komunikator sendiri. Seorang individu menjadi pengirim sekaligua penerima pesan dan memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Aktivitas kamunikasi intrapribadi yang biasa kita lakukan adalah introspeksi diri, berimajinasi, dll. 2. Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) Merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau sekelompok kecil orang dengan berbagai efek dan umpan balik. Komunikasi interpersonal memiliki sifat sifat yaitu bersifat dua arah yang berarti melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, ada unsure dialog dan ditujukan kepada sasaran terbatas dan dikenal. Menurut Cangara (2004) komunikasi antar pribadi dibedakan menjadi dua macam: - Dyadic communication: merupakan komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka yang berbentuk percakapan, dialog dan wawancara. Contoh proses pengkajian pada pasien. - Small group communication: merupakan komunikasi dalam kelompok kecil dimana proses komunikasi berlangsung antara tiga orang atau lebih yang dilakukan dengan cara tatap muka. Semua peserta dapat berbicara dalam kedudukan yang sama sehingga tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi, selain itu sumber dan pnerimasulit diidentifikasi. Contoh diskusi kelompok dikelas. Cara cara yang bisa digunakan dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah: - Menciptakan ketertarikan dan menangkap perhatian. - Membangun rasa simpati. - Percaya diri. - Mengaplikasikan tiga hal penting (kemampuan bertanya, mendengar dan diam). - Kejujuran dan empati. - Optimisme. 3. Komunikasi public (public communication) Komunikasi public merupakan suatu proses komunikasi dimana pesan pesan yang disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka didepan khalayak yang lebih besar

dengan tujuan menumbuhkan semangat kebersamaan, memberikan informasi,mendidik serta mempengaruhi orang lain dalam upaya menumbuhkan semangat. Pada komunikasi public jarang ditemukan proses feedback karena komunikasi bersifat searah. Pembicara dalam komunikasi public sudah merencanakan dengan matang materi yang akan disampakan. Komunikasi public memiliki cirri komunikasi interpersonal tetapi ada yang membedakan a.l: - Cara penyampaian pesan berlangsung continue. - Dapat diidentifikasi siapa pembicarnya dan siapa pendengarnya. - Interaksi antara sumber dan penerima terbatas. - Tanggapan baliknya juga terbatas. - Sumber sering kali tidak dapat mengidentfikasi satu persatu pendengarnya. - Pesan yang disampaikan sudah dipersiapkan sejak awal. - Pesan yang disampaikan terbatas pada segmen tertentu. Contoh: kuliah umum, pengarahan, khotbah, ceramah, penyuluhan dll. 4. Komunikasi massa (Mass communication) Komunikasi yang berlangsung dimana pesan yang dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya masal melalui alat alat yang bersifat mekanis. Oleh karena penyebarannya melalui media masa maka unsure didalamnya terkandung menyiarkan informasi, mendidik, dan menghibur. Pesan yang disampaikan berlangsung cepat, serempak, luas mampu mengatasi jarak dan waktu serta tahan lama bila didokumentasikan. Cirri cirri komunikasi massa: - Sifatnya terbuka denga pesan pesan yang umum. - Penerimanya bervariatif dengan khalayak yang jumlahnya besar, heterogen dan anonym. - Sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. - Sumbernya berasal dari lembaga atau institusi yang terdiri atas banyak orang, misalnya: reporter, editor dll. - Pesan komunikasi berlangsung satu arah. - Tanggapan balik lambat atau tertunda. - Proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana dan lebih rumit.

KOMUNIKASI KEPERAWATAN D3
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
a. Factor yang bersifat teknis. Kurangnya penguasaan teknik komunikasi antara lain menyandi lambang lambang, kejelian dalam memilih media dan metode penyampaian. b. Factor yang sifatnya perilaku Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat: 1. Pandangan bersifat apriori. 2. Prasangka yang didasarkan atas emosi. 3. Suasana yang otoriter. 4. Ketidakmampuan untuk berubah walaupun salah. 5. Sifat yang egosentris. c. Factor yang bersifat situasional. Factor ekonomi, social politik dan keamanan. d. Factor yang lain. Komunikasi yang sifatnya satu arah, membicarakan hal hal yang bersifat pribadi, topic yang berpindah pindah, terlalu banyak bicara dan tidak mau mendengarkan.

KOMUNIKASI KEPERAWATAN D3
KOMUNIKASI EFEKTIF
Joseph de vito, menyebutkan ada 5 kualitas umum yang dipertimbangkan untuk efektivitas sebuah komunikasi yaitu: - Openness: adanya keterbukaan. - Supportiveness: saling mendukung. - Positiviness: bersikap positif. - Emphaty : memahami perasaan orang lain. - Equality : kesetaraan. Suatu komunikasi yang efektif juga harus dilandaskan pada hubungan interpersonal yang efektif dimana memenuhi kondisi sebagai berikut: - Bertemu satu sama lain secara personal. - Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti. - Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan. - Menghayati pengalaman satu sama lain dengan bersungguh sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain. - Merasa bahwa salng menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung, serta mengurangi kecenderungan gangguan arti. - Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain. Untuk menunjang kualitas komunikasi, seorang harus memiliki kemampuan sbb: Menilai orang Mengetahui mana yang pentng dan menghargai kontribusi orang lain Mendengar secara aktif Berusaha keras memahami keinginan dan masalah orang lain. Memberi kritik secara halus, konstruktif dan hormat. Bijaksana Menghargai orang lain dan kontribusi mereka didepan umum. Memberi pujian Mengendalikan suasana riang; memperlakukan semua sama; tidak Konsisten ada yang terfavorit. Kemauan untuk mengakui kesalahan. Mengakui kesalahan Mempertahankan posisi yang menyenangkan dan pendekatan Memiliki rasa humor yang enak. Memberi contoh yang Melakukan apa yang diharapkan.

baik Menggunakan bahasa Kata kata yang lazim, konkret, pemberian petunjuk, yang menyentuh perasaan penyimak. Hindari kata kata yang bercita jelas, lugas dan tepat rasa buruk, kata kata langsung. Syarat komunikasi efektif 1. Dapat dipercaya (credible) Dalam pengertian harafiah credible diartikan seseorang mempunyai kelebihan dan merupakan pengakuan komunikan terhadap keneradaan komunikator. Seseorang dikatakan credible bila memenuhi syarat sbb: - Kompeten dalam hal yang dibicarakan. - Sikap/keteguhan pendirian sehingga yang dibicarakan tidak berubah ubah. - Yang disampaikan harus memiliki tujuan yang baik dengan harapan terjadinya perubahan perilaku menjadi lebih baik. - Memiliki kepribadian hangat dan bersahabat dengan memperhatikan kultur setempat. - Dinamis dalam penyampaian isi pesan/tidak monoton. 2. Konteks (context) Materi yang disampaikan hendaknya sesuai dengan yang dibutuhkan saat ini. 3. Isi (content) Isi pesan hendaknya menarik untuk diikuti, disimak dan disesuaikan dengan komunikan. 4. Kejelasan (clarity) Pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan multitafsir. 5. Kesinambungan dan konsistensi (continuity and consistency) Pesan yang disampaikan hendaknya konsisten dan berkesinambungan serta tidak menyimpang dari topic dan tujuan komunikasi yang telah ditetapkan. 6. Saluran (channel) Saluran yang digunakan harus disesuaikan dengan komunikan untuk memungkinkan penerimaan yang baik. 7. Kapabilitas sasaran (capability of audience)

Materi dan teknik penyampaian pesan disesuaikan dengan kemampuan penerimaan sasaran sehingga tidak terkesan membingungkan.

KOMUNIKASI KEPERAWATAN D3
Kamis, 19 Mei 2011
INTERAKSI SOSIAL
Pengertian Menurut Bonner (2004:3) Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya. Menurut S.S. Sargent, Social interation is to consider social behavior always within a group frame work, as related to group structure and function (Santosa, 2004:11) yang artinya tingkah laku sosial individu dipandang sebagai akibat adanya struktur dan fungsi kelompok. Menurut Walgito, interaksi social adalah hubungan antar individu satu dan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan yang saling timbal balik. Reinforcing dalam interaksi social. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam interaksi social adalah adanya transaksi transaksi dalam mencapai hubungan timbal balik, dengan harapan sebgaimana tujuan yang diharapkan mampu diserap dan diaplikasikan sebagai sesuatu yang perlu diterima dan dijalankan. Untuk itu perlu dorongan agar proses proses tersebut dapat berjalan antara lain: - Hubungan saling percaya Hubungan saling percaya diawali dengan saling mengenal diantara keduanya. Dalam proses hubungan saling percaya ini perlu saling menjaga privacy agar yang didiskusikan menjadi terbuka dan tidak saling menutupi. Dlm proses keperawatan hubungan saling percaya menjadi kunci keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan, sehingga data menjadi valid dan perawatan menjadi akurat. Hubungan saling percaya ditidak lanjuti dengan hubungan timbale balik yang saling menguntungkan. Keuntungan menjalin hubungan saling percaya: Mempunyai potensi untuk saling tergantung pada orang yang dipercayai dan orang yang mempercayai. Menumbuhkan harapan dan mempererat hubungan antar manusia. Seseorang menjadi lebih kooperatif. Menghilangkan perasaan curiga diantara sesame.

Mentolerir kesalahan minimal karena dianggap memiliki kemampuan lebih dibandingkan dirinya. Dengan dalih koneksi, seseorang lebih mempercayainya walaupun yang dikatakan belum tentu benar. Cara menumbuhkan hubungan saling percaya: Jujur, ikhlas, bersungguh sungguh, sabar, Tekun, sikap menerima, empati. - Suportif Ada perasaan untuk melindungi diri saat menyampaikan masalah kepada orang lain. Bukan berarti ada upaya untuk menarik diri akan tetapi upaya untuk melindungi diri dari konsep diri. Sikap suportif merupakan sikap sikap dimana seseorang berusaha menerima pesan orang lain dengan mengedepankan hubungan saling menghargai. Beberapa cara untuk mengedepankan seseorang bersikap suportif a.l: Menjelaskan tentang perasaan dan persepsi seseorang tanpa ada unsure penilaian. Bekerja sama untuk memecahkan permasalahan bersama. Berespon secara langsung, jujur dan bebas dari motif yang tersembunyi. Memahami orang lain, tidak emosional dan menempatkan diri secara imajinatif pada posisi orang lain. Ada pengakuan persamaan, tidak membedakan sehingga satu sama lain saling membuka saluran komunikasi. Bersedia meninjau kembali pendapat orang lain sehingga timbul kesadaran bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Bentuk Interaksi Sosial Ada empat bentuk interaksi social: kerjasama, persaingan, pertentangan dan akomodasi. - Kerjasama Menurut Sunaryo (2004) mengatakan kerjasama adalah suatu usaha bersama antar orang perorang ataupun kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang sama. Syarat utama kerjasama adalah setiap komponen yang terlibat mengetahui tujuan dan tindakan yang akan dilaksanakan dan tidak memerlukan komando, akan tetapi tetap dalam konteks saling berhubungan dan bekerjasama dengan meminimalkan resiko atau kesalahan. - Persaingan

Suatu proses social dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian public atau mempertajam prasangka yang telah ada. - Pertentangan atau pertikaian. Suatu proses social dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Biasanya terdapat unsure paksaan. - Akomodasi Upaya menyeimbangkan suatu perbedaan dalam rangka menciptakan stabilitas internal melalui kesepakatan dan negoisasi dengan jalan musyawarah untuk mufakat tanpa kehilangan kepribadian sesama anggota kelompok. Jenis Interaksi social. 1. Interaksi antara individu dan individu. Terjadi saat dua individu bertemu, walaupun bisa juga pertemuan tersebut tanpa tindakan apa apa. Disini yang penting individu sadar bahwa ada pihak lain yang menimbulkan perubahan pada diri individu tersebut, yang dimungkinkankan oleh factor factor tersebut. 2. Interaksi antara individu dan kelompok. Interaksi ini berbeda beda sesuia dengan keadaan. Interaksi jenis ini mencolok apabila terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Contoh: perawat menjelaskan kondisi pasien kepada keluarga pasien. 3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok. Interaksi antara tim olah raga. Factor yang mendasari terjadinya interaksi social. - Imitasi Proses belajar denga cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Imitasi positif: imitasi yang mendorong individu untuk mematuhi kaidah atau nilai dan norma yang berlaku. Imitasi negative: imitasi yang mendorong individu untuk mencontoh perilaku yang melanggar kaidah atau nilai dan norma yang berlaku. - Sugesti Cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir

panjang. Sugesti akan berhasil bila yang melakukan adalah orang yang terpandang, dipercaya atau memiliki tipe otoriter. - Identifikasi. Kecenderungan individu untuk mejadi sama dengan orang lain. - Simpati Perasaan tertarik yang timbul pada diri seseorang dan membuatnya merasa seolah olah dalam keadaan yang lain. Dapat dikatakan sebagai suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada perasaan pihak lain tanpa logika.

You might also like