You are on page 1of 13

MEDIA PEMBELAJARAN PAUD

Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Pendidikan Anak Usia Dini Dosen Pengampu: Bapak Mursyid M.Ag

Disusun oleh: Faiqus Sofi Khoirul Anam Masrochah Jalal mabrur 093111041 093111058 093111000 083111000

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

MEDIA PEMBELAJARAN PAUD


I. PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang yterjadi ada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adana perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya. Untuk menunjang terjadinya keberhasilan dalam belajar mengajar dibutuhkan beberapa alat yaitu diantaranya adalah media. Dan lebih sangat penting lagi ketika objeknya adalah anak usia 0-6 tahun yang membutuhkan kerja keras. Media merupakan unsur pendukung untuk menyalurkan ilmu pengetahuan yang disalurkan pendidik kepada peserta didik. Disamping pendidik menguasai materi pembelajaran, pendidik harus profesional mengolah media agar bisa maksimal pada kegiatan belajar mengajar. Ketika seorang pendidik kurang menguasai, bukan tidak mungkin kegiatan belajar mengajar akan belum maksimal. Melihat tersebut, pendidikan usia dini. sangat pentingnya media pembelajaran. kami akan mengulas beberapa rumusan masalah tentang media pembelajaran khususnya

II. RUMUSAN MASALAH A. Pengertian Media Sebagai Alat Pembelajaran B. Hakikat Media Dalam Pembelajaran C. Pengelolaan Media Pembelajaran Anak Usia Dini D. Pembuatan Alat Permainan Edukatif Sebagai Media Pembelajaran Anak Usia Dini III. PEMBAHASAN A. Pengertian Media Sebagai Alat Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara 2

harfiyah berarti tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yng membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Sedangkan menurut Heinich dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televise, radio, video, gambar yang memproyeksikan media cetak dan sejenisnya disebut media komunikasi, apabila medi itu membawa pesan-pesan yang mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.1 B. Hakikat Media Dalam Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial anak agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan mahluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metodologi pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Secara khusus terkait metodologi pembelajaran, aspek ini terkait dengan dua hal yang saling menonjol yaitu metode dan media pembelajaran. Media memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaan
1 Prof. DR. Azhar Arsyad, MA, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), Hlm. 3-4.

yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. Jika ditinjau dari perpektif komunikasi, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media; salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.2 C. Pengelolaan Media Pembelajaran Anak Usia Dini 1) Perencanaan Media Pembelajaran Perencanaan media pembelajaran dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan media di suatu lingkungan pendidikan anak usia dini. Kebutuhan-kebutuhan ini dirumuskan melalui observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang masalah pendidikan khususnya masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran anak usia dini. Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru atau calon guru memperoleh data tentang jenis-jenis media pembelajaran yang dibutuhkan untuk program pembelajaran anak usia dini. Jenis-jenis media yang diidentifikasi tersebut harus disesuaikan dengan tema, kemampuan dan tujuan yang diinginkan. Data kebutuhan ini dirinci untuk bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan media pembelajaran. 2) Pengadaan Media Pembelajaran Pengadaan sumber belajar merupakan kelanjutan dari langkah perencanaan. Langkah ini merupakan langkah guru atau pihak sekolah mewujudkan perencanaan media pembelajaran yang telah dibuat. Sebaik
2 http://www.google.co.id/webhp? source=search_app#q=media+pembelajaran+paud&hl=en&prmd=imvns&ei=WLF5T4GiCoL4rQfQ34mO DQ&start=0&sa=N&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=12557192afb177e6&biw=1024&bih=653

apa pun perencanaan media pembelajaran yang dibuat jika guru tidak diwujudkan dan realisasikan dalam bentuk kegiatan selanjutnya yaitu pengadaan, maka perencanaan tersebut hanya merupakan daftar keinginan atau dokumen tertulis saja. Oleh sebab itu proses pengadaan menjadi sangat penting dilakukan sebagai proses selanjutnya sehingga kegiatan pembelajaran akan ditunjang dengan ketersediaan berbagai media pebelajaran. Pengadaan sumber belajar dapat ditempuh melalui beberapa cara antara lain kegiatan pembelian, menerima sumbangan atau hadiah, dan yang paling penting mampu membuat atau produksinya sendiri. Pembelian Pembelian merupakan suatu kegiatan pengadaan media pembelajaran melalui transaksi pembelian. Pengadaan media pembelajaran melalui cara ini tentu berimplikasi pada dana atau biaya yang dibutuhkan. Biasanya pihak sekolah atau lembaga penyelenggara PAUD telah memiliki rencana anggaran untuk pembelian beberapa jenis media misalnya alat permainan untuk di dalam ruangan kelas. Untuk melakukan pembelian guru harus berkoordinasi dan menyampaikan rencana pembelian dan kebutuhannya itu kepada pimpinan lembaga pendidikan. Pada saat menyampaikan permohonan pembelian kepada pimpinan lembaga pendidikan, guru perlu menjelaskan jenis-jenis sumber belajar yang akan dibeli dan mengemukakan alasan mengapa media pembelajaran tersebut perlu dibeli tentunya saja dengan menyertakan hasil identifikasi kebutuhan media pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Oleh karena sekolah biasanya menghadapi keterbatasan dana, maka guru dituntut mampu memilih dan menentukan media pembelajaran apa saja yang harus lebih utama dibeli untuk kepentingan pembelajaran anak. Pemahaman guru terhadap media pembelajaran ini sangat penting mengingat guru harus memperhatikan kesesuaian media

dengan kebutuhan perkembangan anak, ketepatan ukuran, warna dan kerapihannya karena apabila tidak akurat maka tujuan yang hendak dicapai akan meleset. Hadiah / Sumbangan Penambahan koleksi sumber belajar dapat diperoleh dari hadiah, pemberian, hibah ataupun sumbangan dari berbagai pihak seperti instansi pemerintah, swasta ataupun perorangan. Sumbangan atau bantuan yang diterima ada kalanya tanpa diminta terlebih dahulu, namun ada juga yang dilakukan melalui permohonan dari pihak lembaga pendidikan. Sumbangan biasanya diberikan oleh lembaga-lembaga tertentu yang memiliki kepedulian terhadap penyelenggaraan pendidikan anak anak usia dini. Lembaga-lembaga seperti itu pada saat ini sangat banyak baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pengadaan sumber belajar melalui hadiah/sumbangan menuntut guru untuk secara aktif mencari berbagai informasi termasuk alamat lembaga atau institusi yang membuka peluang untuk memberikan bantuan. Pada umumnya, tindak lanjut dari bentuk pengadaan seperti ini adalah dalam bentuk jalinan kerjasama antara lembaga pemberi sumbangan dengan lembaga pendidikan penerima sumbangan. Bekerjasama Bekerja sendiri jauh lebih berat daripada bekerja sama. Bekerjasama antar lembaga tertentu menumbuhkan satu hasil yang lebih baik apabila kerjasama itu dilakukan secara terbuka, profesional, dan saling menguntungkan (mutual benefits). Kerjasama ini bisa dalam bentuk pinjam meminjam media pembelajaran yang dimiliki oleh lembaga yang berbeda. Jika di tingkat kecamatan memiliki media pembelajaran tertentu, maka lembaga pendidikan dapat meminjamnya. Selain itu, jika media pembelajaran di suatu lembaga PAUD lebih lengkap dapat dipinjamkan ke lembaga PAUD yang lain. Kerjasama juga dapat terjadi antar lembaga misalnya antar lembaga PAUD dengan dinasdinas terkait seperti dinas pertanian, dinas kesehatan, dan lain-lain. Kerjasama dengan orang tua siswa juga sangat penting mengingat 6

banyak orang tua yang mempunyai potensi untuk membantu lembaga pendidikan dalam berbagai bentuk. Apakah dalam bentuk materi atau dalam bentuk keahlian-keahlian atau pengetahuan lebih yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan. Membuat Pengadaan media pembelajaran dapat juga dilakukan melalui pembuatan yang dilakukan oleh guru. Pembuatan sendiri oleh guru memiliki kelebihan dalam hal guru dapat menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Jika guru akan membuat media pembelajaran secara mandiri maka terlebih dahulu guru harus menganalisis program pembelajaran/kurikulum yang digunakan sehingga media yang dibuat sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan program. Berdasarkan hasil analisis tersebut guru mengembangkan rancangan/desain media tersebut. Selanjutnya guru membuat media pembelajaran tersebut sesuai rancangan yang telah dibuat. Jika memungkinkan sebelum digunakan secara luas di lembaga pendidikan, terlebih dahulu dilakukan ujicoba terbatas sehingga keandalan media tersebut teruji.3 Banyak penelitian menyatakan bahwa orang-orang yang cerdas dan berhasil pada umumnya berasal dari keluarga yang demokratis, suka melakukan uji coba, suka menyelidiki sesuatu, dan aktif. Ingat, keterampilan tangan adalah jendela menuju pengetahuan3 D. Pembuatan Alat Permainan Edukatif Sebagai Media Pembelajaran Anak Usia Dini 1) Pengertian Alat Permainan Edukatif Alat permainan edukatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran anak di PAUD. Ketersediaan alat permainan tersebut menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan
3 http://translate.google.co.id/translate? hl=en&sl=id&u=http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197010221998022CUCU_ELIYAWATI/MEDIA_PEMBELAJARAN_ANAK_USIA_DINIPPG_UPI.pdf&ei=Vf2AT5jnH9HyrQfAnd3TBQ&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=4&ved=0CEU Q7gEwAw&prev=/search%3Fq%3Dmedia%2Bpembelajaran%2Bpaud%26hl%3Den%26sa%3DN%26biw %3D1024%26bih%3D653%26prmd%3Dimvns

menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal. Mayke Sugianto mengemukakan bahwa Alat Permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Pengertian alat permainan edukatif tersebut menunjukkan bahwa pada pengembangan dan pemanfaatannya tidak semua alat semua alat permainan yang digunakan anak di PAUD itu dirancang secara khusus untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Sebagai contoh, bola sepak yang terbuat dari plastic yang dibeli langsung dari took mainan.dalam hal ukurannya, sering kali susah untuk dipegang secara nyaman oleh anak, jika mau saling melempar dengan temantemannya, akan terasa sakit di telapak tangan. Warnanya pun sering menggunakan satu warna saja sehingga tidak menarik bagi anak karena nak biasanya menyenangi benda-benda yang warna-warni 4 Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran pada anak usia dini. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak bereksplorasi, menemukan dan memanfaatka objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalaman.5 Pelaksanaa stimulasi pada anak usia dini dapat memanfaatkan teknologi sebagai media untuk memperlancar belajar, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar. 6 Sedangkan tujuannya adalah untuk memperjelas materi yang diberikan, memberikan motivasi dan merangsang abak untuk mengfeksplorasi dan bereksperimen dalam mengembangkan berbagai aspek
4 Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Format Paud, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Hlm. 150. 5 Mursyid, M. Ag., Managemen Pendidikan Anak Usia Dini, (Semarang: Akfi Media, 2010), Hlm. 16. 6 Mursyid, M. Ag., Managemen Pendidikan Anak Usia Dini, Hlm. 18.

perkembangan, memberikan kesenangan pada anak dalam bermain. Sedangkan fungsi alat permainan edukatif adalah menciptakan situasi bermain dan belajar yang menyenangkan bagi anak dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak, menumbuhkan rasa percaya diri an membentuk citra diri anak yang positif, memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pegembangan kemampuan dasar, memberikan kesempatan anak bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya. 7 Untuk dapat melihat dan memahami secara lebih mendalam mengenai apakah suatu alat permainan itu dapat dikatagorikan sebagai alat permainan edukatif untuk anak PAUD atau tidak, terdapat beberapa ciri yang harus dipenuhinya, yaitu sebagai berikut: Alat permainan tersebut ditujukan untuk anak PAUD Difungsikan untuk mengembangkan berbagai perkembangan anak PAUD Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multi guna Aman atau tidak berbahaya untuk anak Dirancang untuk mendorong aktifitas dan kreatifitas anak Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan Mengandung nilai pendidikan8 2) Contoh Pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) Untuk Anak Usia Dini Pembuatan APE merupakan suatu kegiatan yang memerlukan bekal kemampuan yang memadai. Bekal kemampuan yang dimaksudkan adalah pengetahuan dan ketrampilan bagaimana melakukannya sesuai dengan persyaratan-persyaratan tertentu sehingga dapat betul-betul efektf
7 Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Format Paud, Hlm. 152-156. 8 Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Format Paud, Hlm. 150.

Berikut ini adalah petunjuk pembuatan beberapa jenis APE diantaranya yaitu boneka jari, kartu pasangan, kotak angka, puzzle, kotak alpabet dll. Boneka jari Fungsi: mengembangkan bahasa anak, mempertinggi dan melatih ketranpilan daya tangan Bahan yang diperlukan: kain sulam Teknik pembuatan: kain dibentuk sesuai dengan figur cerita, satu narasi cerita dapat 10 boneka, potongan kain ukuran 46 cm, penyelesaian boneka dijahit dengan rusuk festron Cara sebaga cerita minat penggunaan: pendahuluan, untuk anak; menarik guru pada warna-warni, gunting, jarum, benang fantasi,

kreatifitas anak, melatih ketrampilan jari-jemari

guru menyebutkan judul

memasang

sejumlah jarinya; guru 10

memberi alur

kesempatan dengan atau guru boneka dengan memberi

anak untuk mengikuti cerita mendengarkan komentar; menggerakkan jari Guru sesuai

karakter tokoh cerita kesempatan anak untuk menceritakan kembali Kartu pasangan Fungsi: belajar mengelompokkan sesuatu, mengenal lambang-lambang benda Bahan yang diperlukan: karton, spidol warnawarni Teknik buatlah 10 cm, pembuatan: kartu setiap dengan kartu secara melatih anak

menggunakan karton 8digambari meja-kursi dll) Warnai gambar-gambar tersebut agar menarik Cara penggunaan: semua kartu disebarkan 11

berpasangan (ayah-ibu,

kepada diminta dan

anak,

anak untuk untuk

mengambil satu kartu diminta mencari pasangannya.9

IV.KESIMPULAN
Dari beberapa pemaparan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa Media memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Perencanaan media pembelajaran dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan media di suatu lingkungan pendidikan anak usia dini. Kebutuhan-kebutuhan ini dirumuskan melalui observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang masalah pendidikan khususnya masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran anak usia dini. Pengadaan sumber belajar merupakan kelanjutan dari langkah perencanaan. Langkah ini merupakan langkah guru atau pihak sekolah mewujudkan perencanaan media pembelajaran yang telah dibuat. Alat permainan edukatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran anak di PAUD. Ketersediaan alat permainan tersebut menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal.

V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun. Penulis yakin masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang membangun. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amiin.
9 Novan Ardi Wiyani dan Barnawi, Format Paud, Hlm 156-171.

12

DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar, 2009. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. http://translate.google.co.id/translate? hl=en&sl=id&u=http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197010221998022CUCU_ELIYAWATI/MEDIA_PEMBELAJARAN_ANAK_USIA_DINIPPG_UPI.pdf&ei=Vf2AT5jnH9HyrQfAnd3TBQ&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum =4&ved=0CEUQ7gEwAw&prev=/search%3Fq%3Dmedia%2Bpembelajaran%2Bpaud %26hl%3Den%26sa%3DN%26biw%3D1024%26bih%3D653%26prmd%3Dimvns http://www.google.co.id/webhp? source=search_app#q=media+pembelajaran+paud&hl=en&prmd=imvns&ei=WLF5T4GiC oL4rQfQ34mODQ&start=0&sa=N&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=12557192afb 177e6&biw=1024&bih=653 Mursyid, 2010. Managemen Pendidikan Anak Usia Dini, Semarang: Akfi Media. Wiyani, Novan A. dan Barnawi, 2012. Format Paud, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

13

You might also like