Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS PERORANGAN/KELOMPOK (*) MATA KULIAH .. SEMESTER PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ........... JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FKIP UNIVERSITAS SEBELAS MARET
OLEH: TIA NIM..... SITI NIM..... INUL NIM..... MICKYNIM..... ARMED NIM..... WULAN NIM.....
DOSEN PENGAMPU: ..
PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
i
HALAMAN PENGESAHAN Laporan ini telah disyahkan oleh Dosen Pembimbing sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Akhir Praktik Permesinan Prodi Pendidikan Teknik Mesin dijurusan Pendidikan Teknik & Kejuruan Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada : Hari : Tanggal :
(...)
Surakarta,
November 2011
NIP
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktek pemesinan dengan baik dan tepat waktu. Mata kuliah KEWIRAUSAHAAN merupakan mata kuliah yang wajib diambil dan diikuti setiap mahasiswa program studi pendidikan teknik mesin, karena mata kuliah praktek ini merupakan mata kuliah dasar. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya dosen makalah ini dengan baik kuliah terutama kepada pengampu mata
kewirausahaan,.................. yang telah banyak membimbing kami dalam melakukan praktek pemesinan Saya menyadari dan bahwa makalah ini telah jauh dari saya
kesempurnaan
masih
banyak
kekurangan
sehingga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi saya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta,
November 2011
Penyusun
DAFTAR ISI Halaman judul .............................................................................................. i Halaman pengesahan .................................................................................... ii Kata Pengantar ............................................................................................ iii Daftar isi ..................................................................................................... iv Daftar gambar ............................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ......................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 2 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori .................................................................................... 3 B. Temuan Hasil Penelitian Yang Berhubungan Dengan Praktek ................. C. Kerangka Berfikiir ............................................................................ D. Hipotesis Terhadap Pelaksanaan Praktek Pemesinan ............................ 16 E. Dll BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK PEMESINAN A. Setting Pelaksanaan......................................................................... 17 B. Alat dan Bahan ................................................................................ 18 C. Tahapan Penyelesaian Benda Kerja .................................................... 22 D. Estimasi Waktu ........................................................... E. Estimasi Biaya ................................. F. Analisis Pelaksanaan Praktek ........................ G. Indikator Keberhasilan Praktek ....................... BAB IV ANALISA DAN PELAKSANAAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Landasan Teori 1. Pengertian usaha kecil Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang-undang tentang usaha kecil Nomor 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan (aset) bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp 1 miliyar. 3. Milik Warga Negara Indonesia. 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung oleh usaha besar atau usaha menengah, berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum (Iwantono: 2002:4). Menurut UU Nomor 9 Tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah suatu unit usaha yang memiliki nilai asset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan) tidak melebihi Rp 200 Juta atau penjualan pertahun tidak lebih besar dari Rp 1 Miliar, milik WNI, berdiri sendiri dan berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perseorangan, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Defenisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar dalam mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara Koperasi dan UMKM, kelompok usaha kecil termasuk di dalam kelompok usaha mikro. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadan hukum, dan hasil penjualan tahunan paling banyak RP 100 Juta.
Sedangkan menurut (Biro Pusat Statistik) BPS (2005), usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 19 (sembilan belas) orang termasuk pengusaha. 2. Wirausaha Istilah wirausaha ini berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker atau gobetween. Pada cara dewasa ini kewirausahaan (entrepreneurship) melembagakan diartikan orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan mendirikan, mengembangkan, dan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menentukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensipotensi yang ada dalam dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan menentukan cara untuk produksi, beberapa menyusun konsep. operasi 6 untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Dari Ada hakikat penting kewirausahaan sebagai berikut: 1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994) 2. kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different ) (Drucker, 1959). 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer, 1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang inovatif (innovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumbersumber melalui caracara cara baru dan berbeda teknologi untuk baru, cara memenangkan menemukan baru ada untuk dan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan mengembangkan baru, produk pengetahuan memperbaiki konsumen. Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. 3. Faktor-faktor Yang Mendorong Wiraswastawan Memulai Usaha Kecil. menemukan dan jasa
menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, yang sudah menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada
Faktor sebenarnya yang mengerakkan seseorang untuk memiliki usaha sendiri. Pertanyaan ini kerap muncul ketika kesuksesan seseorang dipublikasi pada media, pengakuan ini bukanlah suatu hal yang mudah didapatkan. Lust of power atau haus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai alasan seseorang ingin menjadi wiraswastawan, mereka yakin apabila mereka punya power atau kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan lebih efisien (Abdinagoro, 2004:2). Dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki dapatlah merubah cara
pengerjaan faktor-faktor
sesuatu yang
apapun
(Pandji,
2004:243),
maka
mendorong
wiraswastawan
memulai
diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati-hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai (Pandji, 2004:246).
Ada tiga fase pendekatan mengindefikasi peluang dalam bisnis, yaitu: a. Menemukan gagasan. b. Mengindefikasi peluang yang ada.
pengetahuan.
Pengetahuan
tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal, seperti: dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti: 5. pelatihan tentang UMKM atau kursus (Pandji, 2004:247). Emosional keadaan untuk yang mampu mempengaruhi suatu itu juga tindakan yang merupakan melakukan rencana Suatu
seseorang
dikehendakinya.
Tindakan
emosional
Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai dengan keinginannya. Faktor Emosional adalah fenomena kelas mental yang secara unik dikarakteristikkan oleh pengalaman yang disadari, yaitu keadaan perasaan subjektif, yang biasanya muncul bersama-sama dengan suasana hati konsumen (Mowen dan Minor, 2004: 208).
5. Pengalaman Pengalaman merupakan pengetahuan yang didapat dari pekerjaan yang terakhir maupun pada pekerjaan yang pernah dilakukan pada masa sekarang. Dengan adanya pengalaman
sering kali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan dan menduplikasikan konsep bisnis dalam lokasi yang berbeda. Pengalaman dapatlah merupakan suatu hal yang sangat berharga karena dengan adanya pengalaman seseorang dapat lebih memahami terhadap apa yang sedang dikerjakan (Longenecker, 2000:95).
10
BAB II PEMBAHASAN A. Kecil-Kecil Cabe Rawit Sesuai tema diatas yaitu kecil-kecil cabe rawit yaitu istilah peribahasa yang diartikan dengan kecil tapi berani atau membahayakan
11