You are on page 1of 6

sumber hukum islam yang disepakati

sumber hukum islam yang disepakati A. Pengertian Syariat Islam

Syariat Islam merupakan aturan hukum yang ditetapkan Allah untuk kemaslahatan ummat manusia. Hukum atau peraturan dalam menjalankan dan mengamalkan agama Allah termasuk syariat Islam. peraturan yang telah ditetapkan Allah kepada manusia, baik hubungannya terhadap Allah, maupun hubungan terhadap sesama manusia, alam dan kehidupan .

Hukum secara umum belum mutlak dinamakan Syariat Islam dalam era modern. Sebab hukum yang bersumber dari Allah (seperti Syariat Islam) dinamakan hukum samawi, sedangkan hukum yang dibuat oleh manusia disebut hukum wadhi. Syariat Islam sebagai hukum samawi berlaku mutlak sedangkan hukum wadhi sifatnya berlaku relatif hanya berdasarkan kepada kepentingan dan kebutuhan manusia dalam masa-masa tertentu .

Menurut etimologi , Syariat berarti al-thariqah al-sunnah; atau jalan dan juga dapat diartikan sumber mata air yang hening bening .

Sedangkan pengertian/tarif menurut terminologi/istilah yang umumnya dipakai oleh para ulama salaf, dalam memberikan batas pengertian syariat Islam sebagai suatu pedoman hidup dan ketetapan hukum yang digariskan oleh Allah SWT . Secara lengkap batasan tersebut adalah:

Hukum yang disyariatkan Allah untuk hamba-hamba-Nya yang telah didatangkan para Nabi-nabi baik berhubungan dengan cara menyebutkannya, yang dinamai fariyah amaliyah, yang untuknyalah didewakan ilmu fiqhi maupun yang berhubungan dengan itiqad yang dinamai ashliyah itiqadiyah yang untuknyalah didewakan ilmu kalam dan syara itu dinamai pula Addin dan Millah . [1]

Syariah dinamakan Ad-Din memiliki pengertian bahwa ketetapan peraturan Allah yang wajib ditaati. Ummat harus tunduk melaksanakan ad-Din (syariat) sebagai wujud ketaatan kepada hukum Allah. Ad-Din dalam bahasa Arab berarti hukum..

Syariah dinamakan Al Millah mempunyai makna bahwa agama bertujuan untuk mempersatukan para pemeluknya dalam suatu perikatan yang teguh . dapat pula bermakna pembukuan atau kesatuan hukum-hukum agama .

Syariah sering juga disebut syara, yaitu aturan yang dijalani manusia, atau suatu aturan agama yang wajib dijalani oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun kelak di akhirat .

Menurut kamus bahasa Indonesia pengertian syariah adalah : Read more Category: Artikel Islami Soal Jawab tentang Ushul Fiqh

Posted on February 20, 2010

Jelaskan Pengertian dan Manfaat mempelajari Ushul Fiqh !

Jawab : ~ Secara etimologi ushul fiqh terdiri atas dua kata, ushul yang berarti suatu pondasi baik bersifat Materi maupun non materi sedangkan Fiqh adalah pemahaman yang mendalam yang membutuhkan pengarahan potensi akal.

~ Manfaat mempelajari Ushul Fiqh adalah menurut Para Ulama Ushul Fiqh adalah salah satu sarana untuk mendapatkan hukum-hukum Allah sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah Swt. Dan Rasulnya, baik yang berkaitan dengan masalah aqidah, ibadah, muamalah, uqubah maupun yang akhlaq. Ushul Fiqh bukanlah sebagai tujuan melainkan hanya sebagai saran untuk mengetahui hukum-hukum Allah pada setiap kasus sehingga dapat dipedomani dan diamalkan sebaik-baiknya.

Read more Category: Artikel Islami Tags: Fiqh, Islam, Kuliah, Pendidikan, Ushul Fiqh Hukum Merayakan Hari Valentine Menurut Islam

Posted on December 31, 2009

Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentines Day. Biasanya mereka saling mengucapkan selamat hari Valentine, berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah hari kasih sayang. Benarkah demikian? Read more Category: Artikel Islami, Cinta Tags: Hari Valentine, Hukum Islam, Hukum Valentine, Islam, Valentine, Valentine's Day Penerapan Perwakafan dalam Pengembangan Sumber Daya Ekonomi Masyarakat

Posted on December 25, 2009

Sebagai pedoman utama kehidupan manusia ayat-ayat al-Quran maupun hadis Nabi saw. yang berhubungan dengan pengaturan kehidupan ekonomi bertebaran. Dalil-dalil tersebut terselip di antara tema-tema besar Islam baik akidah, ibadah maupun akhlak. Ayat dan hadis tersebut memberikan prinsip-prinsip dasar kegiatan ekonomi baik dalam bidang produksi, konsumsi, distribusi maupun sirkulasi barang dan uang dijelaskan secara global. Bimbingannya berupa dasardasar nilai agar dalam implementasinya mereka saling memberi manfaat, saling meridhai bukan saling menzhalimi.

Kekeliruan sebagian besar umat manusia selama ini adalah mengklaim bahwa akidah sebagai urusan Ilahiah, sedangkan ekonomi merupakan urusan domestik antara manusia itu sendiri. Karena pandangan keliru seperti ini akhirnya akidah hanya dipandang sebagai urusan akhirat sedangkan ekonomi semata-mata urusan dunia. Read more

ALAT BUKTI DALAM PENGADILAN AGAMA

A. Pengertian dan Tujuan Alat Bukti

Setiap tuntutan hak atau menolak tuntutan hak harus dibuktikan di maka sedang pengadilan. Dalam pembuktian ini diperlukan alat-alat bukti. Alat bukti adalah alat-alat atau upaya yang bisa dipergunakan oleh pihak-pihak yang berperkara di muka sidang pengadilan untuk meyakinkan hakim akan kebenaran tuntutan atau bantahannya.[1] Alat bukti ini sangat penting artinya bagi para pihak yang berperkara merupakan alat atau sarana untuk meyakinkan kebenaran tuntutan hak penggugat atau menolak tuntutan hak bagi hakim. Dan bagi hakim, alat bukti tersebut dipergunakan sebagai dasar memutus perkara.

Suatu perkara di pengadilan tidak dapat diputus oleh hakim tanpa didahului dengan pembuktian. Dengan kata lain, kalau gugatan penggugat tidak berdasarkan bukti maka perkara tersebut akan diputus juga oleh hakim tetapi dengan menolaknya gugatan karena tidak ada bukti.

Di dalam kitab-kitab fiqih kebanyakan fuqaha menyebut dengan alat bukti dengan Al Bayyinah, Al Hujjah , Ad Dalil, Al Burhan, tetapi yang tiga terakhir ini tidak lazim diperkara.[2]

Sebagaimana disebutkan di atas pengertian bayyinah merupakan suatu buktibukti yang menjelaskan dalam keperluan pembuktian agar menyakinkan hakim.[3] Yang dimaksudkan dengan yakin adalah sesuatu yang ada berdasarkan kepada penyelidikan yang mendalam dan sesuatu yang telah diyakini tidak akan lenyap kecuali datangnya keyakinan yang lain lebih kuat dari pada keyakinan yang ada sebelumnya.

Kalau seorang ahli waris ingin menuntut pembagian harta pusaka (warisan) seseorang yang belum pernah diadakan pembagian warisan, maka ia terlebih dahulu harus membuktikan dirinya bahwa ia betul-betul ahli waris dari si mayit (al mahrum) dan bahwa barang-barang sengketa termasuk harta peninggalan dari si mati yang belum terbagi, kesemuanya ini harus dibuktikan akan kebenaran yang diajukan ke pengadilan, walau demikian hakim juga tidak langsung menerima keinginan si pemohon tersebut, akan tetapi ia harus meneliti dan memeriksa bukti-bukti yang diajukan itu.

Dari uraian singkat di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan utama dari alat bukti ialah untuk lebih memperjelas dan meyakinkan hukum sehingga ia tidak keliru dalam menetapkan putusannya dan pihak yang benar tidak dirugikan sehingga dengan demikian keadilan di muka bumi ini dapat ditegakkan. Read more Category: Artikel Islami, Karya Tulis Ilmiah Tags: Alat Bukti, Pengadilan agama Alat Bukti dalam Pengadilan Agama

Posted on October 29, 2009

ALAT BUKTI DALAM PENGADILAN AGAMA

A. Pengertian dan Tujuan Alat Bukti

Setiap tuntutan hak atau menolak tuntutan hak harus dibuktikan di maka sedang pengadilan. Dalam pembuktian ini diperlukan alat-alat bukti. Alat bukti adalah alat-alat atau upaya yang bisa dipergunakan oleh pihak-pihak yang berperkara di muka sidang pengadilan untuk meyakinkan hakim akan kebenaran tuntutan atau bantahannya.[1] Alat bukti ini sangat penting artinya bagi para pihak yang berperkara merupakan alat atau sarana untuk meyakinkan kebenaran tuntutan hak penggugat atau menolak tuntutan hak bagi hakim. Dan bagi hakim, alat bukti tersebut dipergunakan sebagai dasar memutus perkara.

Suatu perkara di pengadilan tidak dapat diputus oleh hakim tanpa didahului dengan pembuktian. Dengan kata lain, kalau gugatan penggugat tidak berdasarkan bukti maka perkara tersebut akan diputus juga oleh hakim tetapi dengan menolaknya gugatan karena tidak ada bukti.

Di dalam kitab-kitab fiqih kebanyakan fuqaha menyebut dengan alat bukti dengan Al Bayyinah, Al Hujjah , Ad Dalil, Al Burhan, tetapi yang tiga terakhir ini tidak lazim diperkara.[2]

Sebagaimana disebutkan di atas pengertian bayyinah merupakan suatu buktibukti yang menjelaskan dalam keperluan pembuktian agar menyakinkan hakim.[3] Yang dimaksudkan dengan yakin adalah sesuatu yang ada berdasarkan kepada

penyelidikan yang mendalam dan sesuatu yang telah diyakini tidak akan lenyap kecuali datangnya keyakinan yang lain lebih kuat dari pada keyakinan yang ada sebelumnya.

Kalau seorang ahli waris ingin menuntut pembagian harta pusaka (warisan) seseorang yang belum pernah diadakan pembagian warisan, maka ia terlebih dahulu harus membuktikan dirinya bahwa ia betul-betul ahli waris dari si mayit (al mahrum) dan bahwa barang-barang sengketa termasuk harta peninggalan dari si mati yang belum terbagi, kesemuanya ini harus dibuktikan akan kebenaran yang diajukan ke pengadilan, walau demikian hakim juga tidak langsung menerima keinginan si pemohon tersebut, akan tetapi ia harus meneliti dan memeriksa bukti-bukti yang diajukan itu.

Dari uraian singkat di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan utama dari alat bukti ialah untuk lebih memperjelas dan meyakinkan hukum sehingga ia tidak keliru dalam menetapkan putusannya dan pihak yang benar tidak dirugikan sehingga dengan demikian keadilan di muka bumi ini dapat ditegakkan. Read more

You might also like