Professional Documents
Culture Documents
(0 < < 1)
( 2) cos
1 2 n t
2
[ 2 ( 2) + 1]
1 2
e pt sin 1 n t 2 ( 2) + 1
( t 0)
=
Mengingat:
p n
2 ( 2) + 1 = 2 ( 1) 2 + (1 2 ) > 0
maka suku yang mengandung e-pt selalu negatif .
Secara umum:
G (s) = p(s) q (s) ; H (s) = n (s) d (s)
Diperoleh:
C(s) p(s)d (s) = R (s) q (s)d (s) + p(s)n (s) b 0 s m + b1s m1 + + b m1s + b m = a 0 s n + a 1s n 1 + + a n 1s + a n (m n )
Pole dan zero yang berdekatan akan saling melemahkan pengaruhnya. Pole yang sangat jauh dikiri bidang s memiliki pengaruh yang kecil pada tanggapan waktu alih. Bila sistem memiliki pole nyata dan kompleks sekawan, maka :
C(s) = K (s + z i )
2 s (s + p j ) (s 2 + 2 k k s + k ) j=1 k =1 q i =1 r m
( t 0)
Kurva tanggapan orde tinggi : gabungan dari sejumlah kurva eksponensial dan kurva sinusoidal teredam:
Pole-pole loop tertutup menentukan tipe tanggapan waktu alih. Zero-zero loop tertutup menentukan bentuk tanggapannya.
Kestabilan Sistem
Semua pole loop tertutup harus berada disebelah kiri sumbu imajiner. Pole-pole pada sumbu imajiner membuat sistem berosilasi dengan amplitudo tetap, sehingga harus dihindari. Kestabilan sistem tak dipengaruhi oleh input, tetapi oleh sifatnya sendiri. Semua pole loop tertutup berada disebelah kiri bidang s belum menjamin karakteristik transient yang memuaskan. Bila pole dominan terlalu dekat dengan sumbu imajiner, timbul osilasi berlebihan atau tanggapannya menjadi lambat.
sistem ybs.
Sistem
kendali
dapat
dikelompokkan
terhadap
kombinasi input-input tersebut. Besarnya galat terhadap setiap jenis input tersebut
Ada N buah pole loop terbuka di titik asal pada bidang s. Sistem diatas disebut bertipe N ( N=0, 1, 2 ). Tipe sistem berbeda dengan orde sistem ! Bila tipe sistem bertambah, maka ketelitiannya meningkat pula. Kenaikan tipe sistem akan menimbulkan masalah kestabilan sehingga perlu kompromi antara kestabilan dan ketelitian keadaan tunak. Tipe maksimum sistem umumnya 2.
___________________________________________________________________________ Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 7 dari 22
dan :
E(s) C(s)H(s) 1 =1 = R (s) R (s) 1 + G (s)H (s)
Diperoleh :
E (s) = 1 R (s) 1 + G (s)H (s)
sR (s) 1 + G (s)H(s)
statik.
Semakin besar konstanta tersebut semakin kecil galatnya. Output sistem dapat dinyatakan sebagai posisi, kecepatan,
percepatan, dst.
Misal : sistem kendali suhu: posisi menyatakan output suhu,
( N 1)
e ss = 0
( N 2)
1 = K 1 1 e ss = = K K e ss =
e ss =
1 =0 K
Pengertian galat kecepatan pada Kv menunjukkan galat posisi untuk input ramp, bukan galat dalam kecepatan.
Sistem tipe 0 tak mampu mengikuti input ramp pada keadaan tunak.
Sistem tipe 1 mampu mengikuti input ramp, meskipun memiliki galat posisi pada keadaan tunak.
Sistem tipe 2 atau lebih mampu mengikuti input ramp tanpa menimbulkan galat pada keadaan tunak.
for for
t0 t<0
( N 3)
for type 0 and type 1 systems for type 2 systems for type 3 or higher systems
galat posisi untuk input parabola, bukan galat dalam percepatan. Sistem tipe 0 dan 1 tak mampu mengikuti input
parabola pada keadaan tunak. Sistem tipe 2 mampu mengikuti input parabola,
Hubungan antara Integral Galat pada Input Step dan Galat Keadaan Tunak pada Tanggapan Ramp.
Definisikan: Maka:
L[e( t )] = st e( t ) dt = E (s)
0
lim
s 0
Ingat:
E(s) H (s)C(s) 1 = 1 = R (s) R (s) 1 + G (s)H(s)
Sehingga:
e( t ) dt = e ssr
dengan : e(t) = galat untuk tanggapan unit step essr = galat keadaan tunak untuk tanggapan unit ramp Bila essr = 0, maka e(t) harus berubah tandanya minimal sekali. Hal ini menunjukkan bahwa sistem dengan K v = akan muncul minimal sekali overshoot bila diberi input step.
ANALISIS KEPEKAAN
Kepekaan suatu sistem terhadap suatu komponen penyusunannya merupakan ukuran ketergantungan karakteristiknya terhadap komponen tersebut.
0 change in T (s) d In T(s) S (s) = = 0 , d In K (s) 0 change in K (s) 0
T K
dengan:
T(s) = C(s) / R (s)
Kepekaan T(s) terhadap K(s) adalah persentase perubahan dalam T(s) dibagi dengan persentase perubahan pada K(s) yang menyebabkan terjadinya perubahan pada T(s). Definisi diatas hanya berlaku untuk perubahan yang kecil. Kepekaan merupakan fungsi dari frekuensi. Sistem ideal memiliki kepekaan nol terhadap setiap parameter.
dengan: K1 : fungsi alih transducer input K2 : fungsi alih tranducer balikan G(s): gabungan fungsi alih amplifier, rangkaian
stabilisator, motor dan roda gigi pada lintasan maju.
K 1 T (s) =1 T (s) K 1
Setiap perubahan karakteristik pada K1 langsung berpengaruh pada perubahan fungsi alih sistem keseluruhan. Elemen yang digunakan untuk K1 harus memiliki karakteristik presisi dan stabil terhadap suhu dan waktu.
Setiap perubahan karaktersitik pada K2 langsung berpengaruh pada perubahan fungsi alih sistem keseluruhan. Elemen yang digunakan untuk K2 harus memiliki karakteristik presisi dan stabil terhadap suhu dan waktu.
Tanda minus menunjukkan arah perubahan karakteristik komponen dan sistem berlawanan.
Agar kepekaan sistem terhadap komponen G(s) kecil, perlu dirancang agar K2G(s) sebesar-besarnya, tetapi tak perlu presisi.
Kepekaan sistem tergantung pada frekuensi, sehingga sistem peka atau tidak terhadap G(s) hanya pada cakupan frekuensi tertentu saja.