You are on page 1of 10

DEFINISI EMOSI Pengertian Emosi.

Sudah lama diketahui bahwa emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif (psikomotorik), emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia. Namun tidak banyak yang mempermasalahkan aspek emosi hingga muncul Daniel Goleman (1997) yang mengangkatnya menjadi topik utama di bukunya. Kecerdasan emosi memang bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi. Lama sebelum Goleman (1997) di tahun 1920, E.L. Thorndike sudah mengungkap social intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik pada pria maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sosial merupakan syarat penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek kehidupannya. Salah satu pengendali kematangan emosi adalah pengetahuan yang mendalam mengenai emosi itu sendiri. Banyak orang tidak tahu menahu mengenai emosi atau besikap negatif terhadap emosi karena kurangnya pengetahuan akan aspek ini. Seorang anak yang terbiasa dididik orang tuanya untuk tidak boleh menangis, tidak boleh terlalu memakai perasaan akhirnya akan membangun kerangka berpikir bahwa perasaan, memang sesuatu yang negatif dan oleh karena itu harus dihindari. Akibatnya anak akan menjadi sangat rasional, sulit untuk memahami perasaan yang dialami orang lain serta menuntut orang lain agar tidak menggunakan emosi. Salah satu definisi akurat tentang pengertian emosi diungkap Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan, secara tegas mengatakan emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik. Emosilah yang seringkali menghambat orang tidak melakukan perubahan. Ada perasaan takut dengan yang akan terjadi, ada rasa cemas, ada rasa khwatir, ada pula rasa marah karena adanya perubahan. Hal tersebut itulah yang seringkali menjelaskan mengapa orang tidak mengubah polanya untuk berani mengikuti jalur-jalur menapaki jenjang kesuksesan. Hal ini sekaligus pula menjelaskan pula mengapa banyak orang yang sukses yang akhirnya terlalu puas dengan kondisinya, selanjutnya takut melangkah. Akhirnya menjadi orang yang gagal. Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Berbagai buku psikologi yang membahas masalah emosi seperti yang dibahas Atkinson (1983) membedakan emosi hanya 2 jenis yakni emosi menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan. Dengan demikian emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu maupun orang lain yang berhubungan (Martin, 2003). Tantangan menonjol bagi pekerja saat ini terutama adalah bertambahnya jam kerja serta keharusan untuk mengelola hal-hal berpotensi stress dan berfungsi efektif di tengah kompleksitas bisnis. Selain itu pekerja dituntut mampu menempatkan kedupan kerja dan keluarga selalu dalam posisi seimbang. Bahkan hanya soal kemampuan logika, saat ini tantangan pekerjaan juga terletak pada kemampuan berelasi dan berempati. Dalam berkata, bertindak dan mengambil

keputusan, seseorang membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi, sehingga mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa melenyapkan stress pekerjaan. Semakin tepat mengkomunikasikan perasaan, semakin nyaman perasaan tersebut. Ketrampilan manajemen emosi memungkinkan individu menjadi akrab dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka dengan orang lain. Berbagai riset tentang emosi umumnya berkesimpulan sederhana bahwa adalah penting untuk membawa emosi yang menyenangkan ke tempat kerja. Emosi yang tadinya sering ditinggal di rumah saat berangkat kerja saat ini justru semakin perlu dilibatkan di setiap setting bisnis. Naisbitt (1997) pun dalam bukunya High Tech, High Touch : Technology and Our Search for Meaning mendukung pendapat ini. Dikatakannya pada situasi teknologi mewabah, justru haus akan sentuhan kemanusiaan. Perkembangan tehnologi yang luar biasa yang kini terjadi dirasakan tidak diiringi dengan perubahan sosial yang memadai. Naisbitt (1997) menyebut era saat ini sebagai zona keracunan tehnologi. Di satu sisi sangat memuja tehnologi, di sisi lain melihat ada bagian yang hilang dari tehnologi, yaitu sentuhan kemanusiaan yang kita idamkan (Martin, 2003). Dari uraian tersebut diatas emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi.

Teori Emosi
leave a comment

1. Teori James-Lange Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James: Kita merasa sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut karena kita gemetar. Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar. Diusulkan serangkaian kejadian dalam keadaan emosi: (1) kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi, (2) kita bereaksi ke situasi tersebut, (3) kita memperhatikan reaksi kita.

Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga pengalaman emosi emosi yang dirasakan terjadi setelah perubahan tubuh; perubahan tubuh (perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh) memunculkan pengalaman emosional. Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti. 2. Teori Cannon-Bard Emosi yang dirasakan dan respon tubuh adalah kejadian yang berdiri sendiri-sendiri. Di tahun I920-an, teori lain tentang hubungan antara keadaan tubuh dan emosi yang dirasakan diajukan oleh Walter Cannon, berdasarkan pendekatan pada riset emosi yang dilakukan oleh Philip Bard. Teori Cannon-Bard menyatakan bahwa emosi yang dirasakan dan reaksi tubuh dalam emosi tidak tergantung satu sarna lain, keduanya dicetuskan secara bergantian. Menurut teori ini, kita pertama kali menerima emosi potensial yang dihasilkan dari dunia luar; kemudian daerah otak yang lebih rendah, seperti hipothalamus diaktifkan. Otak yang lebih rendah ini kemudian mengirim output dalam dua arah: (1) ke organ-organ tubuh dalam dan otot-otot eksternal untuk menghasilkan ekspresi emosi tubuh, (2) ke korteks cerebral, dimana pola buangan dari daerah otak lebih rendah diterima sebagai emosi yang dirasakan. Kebalikan dengan teori James-Lange, teori ini menyatakan bahwa reaksi tubuh dan emosi yang dirasakan berdiri sendiri-sendiri dalam arti reaksi tubuh tidak berdasarkan pada emosi yang dirasakan karena meskipun kita tahu bahwa hipothalamus dan daerah otak di bagian lebih bawah terlibat dalam ekspresi emosi, tetapi kita tetap masih tidak yakin apakah persepsi tentang kegiatan otak lebih bawah ini adalah dasar dari emosi yang dirasakan. 3. Teori Kognitif tentang Emosi Teori ini memandang bahwa emosi merupakan interpretasi kognitif dari rangsangan emosional (baik dari luar atau dalam tubuh). Teori ini dikembangkan oleh Magda Arnold (1960), Albert Ellis (1962), dan Stanley Schachter dan Jerome Singer (1962). Berdasarkan teori ini, proses interpretasi kognitif dalam emosi terbagi dalam dua langkah: 1. Interpretasi stimuli dari lingkungan Interpretasi pada stimulus, bukan stimulus itu sendiri, menyebabkan reaksi emosional. Contohnya, jika suatu hari kamu menerima kado dari Wini dimana Wini adalah musuh besarmu, maka kamu akan merasa takut atau bisa mengganggap bahwa kado tersebut berbahaya. Tetapi akan berbeda ceritanya bila Wini adalah seorang teman karibmu, maka kamu akan dengan senang hati menerima dan membuka kado tersebut tanpa curiga. Jadi dalam teori kognitifpada emosi, informasi dari stimulus berangkat pertama kali ke cerebral cortex, dimana akan diinterpretasi pada pengalaman masa kini dan lamapau. Lalu pesan tersebut dikirim ke limbyc system dan sistem saraf otonom yang kemudian akan menghasilkan arousl secara fisiologis.

2. Interpretasi stimuli dari tubuh yang dihasilkan dari arousal saraf otonom Langkah kedua dalam teori kognitif pada emosi yaitu interpretasi stimulus dari dalam tubuh yang merupakan hasil dari arousal otonom. Teori kognitif menyerupai teori James-Lange teori menekankan pentingnya stimuli internal tubuh dalam mengalami emosi, tetapi sebenarnya itu berlanjut ke interpretasi kognitif dari stimuli, dimana hal tersebut lebih penting dari pada stimuli internal itu sendiri. Ilustrasi tiga teori besar dari emosi: (1) James-Lange theory, (2) Cannon-Bard theory, dan (3) Cognitive theory

KASUS PHINEAS GAGE PADA TAHUN 1948 PHINEAS GAGE adalah manusia paling luar biasa dalam kemampuan bertahan hidup, namanya menjadi legenda dan berada di tempat teratas dalam daftar orang-orang yang selamat dari kematian. Sebatang besi besar telah menembus tengkoraknya, menusuk menyilang dari rahang hingga menembus otak dan melubangi tengkorak bagian atasnya. Sangat luar biasa ia SELAMAT!!!. Dan hanya harus kehilangan penglihatan pada mata kirinya. Phineas Gage yang bekerja sebagai pekerja pemasangan rel kereta api di wilayah Cavendish, Vermont, Amerika Serikat. Pada musim gugur tahun 1848 terjadilah kejadian paling naas dalam hidup Phineas Gage, entah bagaimana awalnya, saat ia berada diantara perkakas dan batangbatang besi, serbuk mesiu yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat Phineas Gage berada, tumpah dan tersulut sehingga menimbulkan ledakan.

Ledakan ini begitu kuat, melemparkan perkakas dan besi-besi yang berada dekat dengan mesiu. Naas bagi Phineas Gage sebuah batang besi sepanjang hampir 1 meter, dengan ujung runcing terlontar keras menembus rahang Phineas Gage yang sedang terjatuh, batang besi ini menembus rahang, masuk kedalam kepala, menembus otak dan melubangi tengkorak bagian atas Phineas Gage.

Hal yang juga sangat luar biasa, Phineas Gage yang kesakitan dan terluka luar biasa parah tidak seketika pingsan, sanggup berjalan keluar dari lokasi kejadian sebelum terjatuh dan mendapat

pertolongan. Para dokter angkat tangan dan merasa tidak sanggup menyelamatkannya, beruntunglah seorang dokter ahli bedah bernama Dr. Harlow bersedia menangani operasinya. Operasi penyelamatan yang untung-untungan itu ternyata sukses, dan ini merupakan operasi penyelamatan nyawa terbesar dalam sejarah. Sangat luar biasa apalagi bila mengingat pada masa itu peralatan dan teknologi kedokteran belumlah secanggih sekarang. Phineas Gage selamat tanpa harus menjadi gila ataupun idiot akibat kerusakan otaknya, ia hanya kehilangan satu mata kirinya dalam kecelakaan tersebut. Phineas Gage masih hidup selama 10 tahun kemudian setelah kejadian tersebut, ia masih menyimpan batang besi yang pernah menembus tengkoraknya, hingga akhir hayatnya. Ia kemudian diterima bekerja di sebuiah museum (Barnums Museum). Pada tahun 1867 kuburannya digali kembali, untuk kepentingan studi. Tengkorak dan batang besinya disimpan di Harvard Medical School's Warren Anatomical Museum di Boston. AREA OTAK TERKAIT EMOSI Kemampuan untuk merasa atau mengenali emosi-emosi tertentu dikendalikan oleh bagianbagian spesifik terkait pengalaman emosional, seperti: mengenali emosi pada orang lain, merasakan emosi, mengekspresikan emosi, bertindak sesuai emosi, serta mengendalikan ataupun mengatur emosi. Kedua cerebral hemisphere (sisi otak) juga mengendalikan tugas-tugas emosional yang berbeda. Sisi kanan otak merupakan bagian yang penting dalam mengenali ekspresi emosi serta memproses perasaan emosional. Sedangkan sisi kiri otak aktif saat memproses makna emosional.Para peneliti mengidentifikasi area-area serta saraf-saraf spesifik dari otak yang terlibat dalam segala aspek pengalaman emosional. Amigdala (amygdala) berasal dari kata latin kuno yang berarti almod dan merupakan bagian kecil dari otak yang memiliki peran penting dalam emosi, terutama rasa takut. Amigdala bertanggung jawab untuk mengevaluasi informasi-informasi sensorik yang diterima, menentukan dengan cepat arti pentingnya suatu emosional, serta berkontribusi dalam pengambilan keputusan awal untuk mendekati ataupun enjauhi sesuatu. Amigdala bekerja dengan cepat dalam mengevaluasi bahaya atau ancaman. Respon awal dari amigdala kemudian di ambil alih serta diteruskan oleh hasil analisis lebih akurat yang dihasilkan oleh cortex. Prefrontal Cortex, bagian kanan prefrontal cortex merupakan bagian yang berperan khusus dalam situasi menarik ataupun melarikan diri. Misalnya : pada emosi jijik ataupun takut, sedangkan bagian kiri dari prefrontal cortex merupakan bagian yang berperan khusus dalam memotivasi orang untuk mendekati orang lain. Misalnya : kebahagiaan, emosi psitif, emosi negatif, ataupun marah. Proses terhubungnya emosi dengan otak, Ketika terjadi suatu kejadian yang memicu emosi, katakanlah misalnya takut, maka amigdala mengirim pesan ke semua bagian dari otak sehingga

memicu dikeluarkannya hormon yang berkenaan dengan reaksi paling primitif, apakah lawan atau berlari. Hal ini dilakukan dengan cara memicu pusat pergerakan, mengaktifkan sistem kardiovascular, mensiagakan otot dan lainnya. Selain itu amygdala juga memicu dikeluarkannya neurotransmitter norepinephrine untuk meningkatkan reaksi dari area utama otak, sehingga panca indra menjadi lebih siaga. amygdala juga mengirim pesan ke batang otak sehingga memunculkan ekspresi takut, ketegangan, meningkatkan laju detak jantung yang meninggikan tekanan darah dan membuat nafas menjadi lebih cepat dan dangkal. Penelitian yang dilakukan oleh LeDoux mengindikasikan bahwa aliran informasi yang diterima dari panca indra terpecah menjadi dua jalur. Satu jalur menuju ke thalamus berlanjut ke neo cortex, sementara jalur yang lain mengarah ke amygdala. Jalur langsung dari thalamus ke amygdala terdiri atas rangkaian neuron yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada jalur yang menghubungkan thalamus dengan neo cortex. Rute antara thalamus ke neo cortex panjangnya dua kali lebih panjang dibandingkan rute dari thalamus ke amygdala. Informasi dari thalamus ke amygdala dapat bergerak dalam satuan 12/1000 detik (lebih singkat dari pada satu nafas). Arsitektur ini yang memungkinkan amygdala dapat merespon lebih cepat (sangat kilat) bahkan sebelum neo cortex menerima dan mengenali keseluruhan informasi yang dikirim dari thalamus. Dari thalamus sebagian besar informasi mengalir ke neocortex dibandingkan ke amygdala. Bagian yang mengatur aliran informasi tersebut adalah prefrontal lobes. Ketika ada suatu kejadian yang tidak diinginkan, prefrontal lobes melakukan penimbangan untung-rugi atas respon yang akan dilakukan. Pada binatang, responnya sangat terbatas, lawan atau lari. Pada manusia alternatif responnya bisa lebih banyak, mulai dari lawan, negosiasi, diskusi, merayu, hingga lari. Sama seperti amygdala, ketiadaan prefrontal lobes membuat individu tidak memiliki aspek emosional pada hidupnya. OTAK DAN EMOSI Otak adalah pusat sistem saraf, pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya. Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.

Otak dan Emosi Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Emosi Pengertian emosi yaitu dapat tumbuh ketika ada sesuatu yang terjadi pada diri manusia, baik itu yang bersumber dari diri maupun dari orang disekitar kita. Emosi terbagi menjadi dua yaitu emosi positf dan emosi negatif. Emosi positif adalah emosi bahagia. Adapun situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi bahagia di antaranya adalah adalah:

Aktivitas yang tujuannya diinginkan atau tercapainya tujuan yang diinginkan Mendapat keuntungan secara umum, misalnya mendapat untung usaha, memperoleh hadiah, memperoleh uang, mendapatkan juara kelas, dan lainnya Persetujuan sosial dari teman, rekan, orang tua, guru, dan orang yang dinilai penting dan dihargai Mengingat hal-hal yang familiar; seperti mengurangi aktivitas yang menyenangkan, bertemu seseorang atau sesuatu yang dikenal. Sukses dalam aktivitas baru Sukses bertemu teman baru atau sahabat baru Melihat atau mendengar sesuatu yang baru dan menyenangkan

Sedangkan contoh dari Emosi negatif diantaranya adalah Emosi marah, situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi marah di antaranya:

Ditekan untuk melakukan sesuatu Terhina (baik secara psikologis maupun secara verbal) Keterbatasan, terhambat dan frustrasi (secara fisik maupun psikologis, terancam oleh seseorang, serangan berbahaya, dan batasan sosial) Mengalami atau mengamati suatu perlakuan yang tidak biasa. Keterkungkungan yang terus terjadi dan tercegahnya pemenuhan kebutuhan

Emosi jijik. Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi jijik di antaranya adalah:

Adanya sensasi yang timbul karena rasa yang tidak enak, bau busuk, sesuatu yang berminyak dan berlendir, melihat sesuatu atau seseorang yang kotor dan sangat buruk

Perilaku yang sangat bertentangan dengan standar norma, agama, moral dan kebiasaan

Emosi terkejut, situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi terkejut di antaranya adalah:

Kejadian yang tidak diharapkan Sensasi yang luar biasa (dari sisi rasa maupun penglihatan)

Emosi takut, Situasi-situasi yang bisa menimbulkan emosi takut di antaranya adalah :

Hidup dalam bahaya, baik bahaya karena kejadian, karena seseorang, atau karena ide. Terancam secara verbal maupun fisik; dihukum, dihina dan dimarahi oleh lawan yang lebih kuat Kehilangan dukungan Keterasingan

Bagian Otak yang Berhubungan Langsung dengan Emosi

Otak dan Emosi Setelah kita tahu anatomi otak, penting kiranya penulis menjelaskan bagian otak yang berhubungan langsung dengan emosi. Di otak, bagian yang sangat berkenaan langsung dengan emosi adalah amygdala (bahasa latin untuk almond) karena bentuknya yang hampir menyerupai kacang almond. Amygdala merupakan komponen utama penghasil emosi. Otak manusia memiliki dua amygdala yang ukurannya relatif lebih besar dibandingkan primata lainnya. Adapun neuroscientist yang pertama kali menemukan fungsi amygdala pada fungsi emosional dari otak manusia adalah Joseph LeDoux (Centre for Neural Science, New York University). Amygdala merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori yang berkaitan dengan emosi. Pada individu yang amygdala-nya diambil untuk alasan medis, individu tersebut menjadi kurang tertarik pada individu lain.Walaupun ia masih dapat berkomunikasi dan menjalani berbagai tes kognitif, namun pengenalannya pada kerabat, teman bahkan ibunya menjadi sangat buruk. Ekspresinya untuk berbagai kondisi menjadi pasif. Pengenalannya pada kadar emosi dari suatu kejadian menjadi sangat minim. Kondisi ini disebut sebagai affective blindnness. Wajar saja jika individu ini tidak dapat menangis, karena untuk dapat menangis, amygdala perlu memicu struktur sekitarnya hingga dikeluarkan air mata. Proses Terhubungnya Emosi dengan Otak Penulis akan memberikan contoh bagaimana proses terhubungnya emosi dengan otak. Ketika terjadi suatu kejadian yang memicu emosi, katakanlah misalnya takut, maka amygdala mengirim pesan ke semua bagian dari otak sehingga memicu dikeluarkannya hormon yang berkenaan dengan reaksi paling primitif, apakah lawan atau berlari. Hal ini dilakukan dengan cara memicu pusat pergerakan, mengaktifkan sistem kardiovascular, mensiagakan otot dan lainnya. Selain itu amygdala juga memicu dikeluarkannya neurotransmitter norepinephrine untuk meningkatkan

reaksi dari area utama otak, sehingga panca indra menjadi lebih siaga. amygdala juga mengirim pesan ke batang otak sehingga memunculkan ekspresi takut, ketegangan, meningkatkan laju detak jantung yang meninggikan tekanan darah dan membuat nafas menjadi lebih cepat dan dangkal. Bahwa aliran informasi yang diterima dari panca indra terpecah menjadi dua jalur. Satu jalur menuju ke thalamus berlanjut ke neo cortex, sementara jalur yang lain mengarah ke amygdala. Jalur langsung dari thalamus ke amygdala terdiri atas rangkaian neuron yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada jalur yang menghubungkan thalamus dengan neo cortex. Rute antara thalamus ke neo cortex panjangnya dua kali lebih panjang dibandingkan rute dari thalamus ke amygdala. Informasi dari thalamus ke amygdala dapat bergerak dalam satuan 12/1000 detik (lebih singkat dari pada satu nafas). Arsitektur ini yang memungkinkan amygdala dapat merespon lebih cepat (sangat kilat) bahkan sebelum neo cortex menerima dan mengenali keseluruhan informasi yang dikirim dari thalamus. Dari thalamus sebagian besar informasi mengalir ke neo cortex dibandingkan ke amygdala. Bagian yang mengatur aliran informasi tersebut adalah prefrontal lobes. Ketika ada suatu kejadian yang tidak diinginkan, prefrontal lobes melakukan penimbangan untung-rugi atas respon yang akan dilakukan. Pada binatang, responnya sangat terbatas, lawan atau lari. Pada manusia alternatif responnya bisa lebih banyak, mulai dari lawan, negosiasi, diskusi, merayu, hingga lari. Sama seperti amygdala, ketiadaan prefrontal lobes membuat individu tidak memiliki aspek emosional pada hidupnya. Apakah fungsi-fungsi emosi? . Emosi memiliki fungsi-fungsi vital bagi manusia. Emosi yang dialami manusia menjadikan manusia mampu menimbulkan respon berdasarkan informasi yang diterimanya. Misalnya ada yang mengganggu maka muncullah marah. Lalu karena marah, seseorang mungkin akan bertindak mengusir si pengganggu. Secara umum terdapat sekurang-kurangnya 7 fungsi emosi bagi manusia. Masing-masing fungsi itu berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia karena membantu dalam penyesuaian terhadap lingkungan. 1. Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis. Bayangkan tiba-tiba Anda bertemu dengan ular. Anda mungkin merasa terkejut dan lalu melompat. Karena terkejut itulah maka Anda selamat dari gigitan ular. Tiba-tiba saja Anda melompat. Bayangkan juga saat Anda bertemu harimau di hutan, karena Anda takut maka Anda melarikan diri. Tanpa berpikir apapun Anda lari begitu saja. Artinya, keadaan krisis bisa dilewati karena Anda memiliki respon otomatis. Anda otomatis merespon ular dengan melompat, dan merespon harimau dengan berlari. Bayangkan juga Anda dimarahi oleh atasan Anda karena kerja Anda tidak beres. Anda merasa takut. Jika tidak selesai maka Anda akan dipecat. Oleh karena rasa takut itu, maka Anda berusaha menyelesaikan pekerjaan. 2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.

Pada saat Anda ditinggalkan oleh orang yang Anda sayangi, Anda akan bersedih hati. Nah, adanya sedih membuat Anda menyesuaikan diri dengan reaksi yang tepat untuk kondisi kehilangan. Lalu misalnya Anda sedang berlayar di lautan dengan kapal laut. Saat itu ada badai besar menerjang. Kapal Anda digoncang kesana kemari. Boleh jadi karena emosi cemas, Anda jadi lebih waspada. Anda lalu memakai pelampung, berpegangan erat, atau melakukan tindakan keamanan lainnya. 3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Emosi-emosi tertentu mendorong seseorang melakukan tindakan tertentu. Misalnya pada saat mengalami emosi cinta. Karena emosi itu, Anda berbuat macam-macam hal untuk menarik perhatian yang Anda cintai. Anda rela menembus hujan lebat karena ingin menunjukkan bahwa Anda selalu menepati janji. Mungkin Anda juga rela menemaninya mendaki gunung, padahal Anda takut ketinggian. 4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain Anda marah. Apa pesan Anda? Anda mungkin berpesan bahwa Anda tidak ingin disepelekan. Mungkin Anda berpesan bahwa Anda ingin memukul orang yang membuat marah. Mungkin juga Anda berpesan akan membalas dendam padanya. Intinya, ada pesan dibalik emosi Anda. 5. Meningkatkan ikatan sosial Apa jadinya jika hubungan sosial Anda dengan orang lain tanpa ada emosi? Hubungan itu hambar saja. Tidak akan ada rasa dekat yang terbangun. Adanya emosi yang positif seperti rasa bahagia, penerimaan, sayang, kegembiraan, kedamaian, akan membuat hubungan sosial yang ada semakin erat. Anda semakin dekat dengan teman-teman Anda karena terbangunnya emosi yang positif yang terus menerus lebih kuat dalam hubungan itu. 6. Mempengaruhi memori dan evaluasi suatu kejadian Dono bertemu dengan seorang dara bernama Evi. Wajahnya cantik. Mereka berkenalan. Setelah berkenalan, emosi yang dialami Dono maupun Evi pada saat kencan akan menjadi tolak ukur apakah kencan itu akan diingat kuat, atau dilupakan. Jika Dono maupun Evi merasakan emosi suka yang kuat, boleh jadi mereka akan beranjak ke kencan berikutnya. Jika mereka tidak merasakan apa-apa, maka boleh jadi akan saling melupakan. 7. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu Seseorang akan lebih mengingat kembali kenangan-kenangan yang diliputi oleh emosi yang kuat. Misalnya pertama kali dicium pacar karena saat itu Anda seperti melayang-layang di awan rasanya. Lalu misalnya saat Anda ditinggal mati orangtua Anda. Anda mengingatnya kuat karena saat itu Anda merasakan kesedihan yang sangat. Begitu juga saat Anda mengingat saat-saat dimana Anda merasa sangat ketakutan. Misalnya diancam preman, diserang anjing, atau yang lain.

You might also like