You are on page 1of 20

PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (Xanthomonas oryzae pv. oryzicola) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.

MAKALAH

Oleh :

MARTIN BINARTA 110301151 Agroekoteknologi IV / IV A

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANANAMAN SUB PENYAKIT PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (Xanthomonas oryzae pv. oryzicola) PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

MAKALAH

Oleh :

MARTIN BINARTA 110301151 Agroekoteknologi IV / IV A Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Dasar Perlindungan Sub Penyakit Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanan Universitas Sumatera Utara, Medan Ditugaskan Oleh : Dosen Penanggung Jawab

(Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M. Agr) NIP : 1993 0129 1979 03 1001 Diketahui oleh: Asisten Koordinator Diperiksa oleh : Asisten Korektor

(Mukhlis Adi Putra) NIM : 080302017

(Sri Endah Nurzannah) NIM : 090301006

LABORATORIUM DASAR PERLINDUNGAN TANANAMAN SUB PENYAKIT PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Judul dari makalah ini adalah Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzicola) Pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.). yang merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Dasar Perlindungan Sub Penyakit Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ir Lahmuddin Lubis, MP, Ir. Mukhtar Iskandar Pinem, M. Agr., Ir Marheni, MP, Ir . Mena Uly Tarigan, MS selaku dosen pembimbing, serta Abang dan Kakak Asisten Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dan semoga dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan , 04 Apri l 2 012

P enul i s

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................................ 1 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3 Kegunaan Penulisan ........................................................................................ 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ............................................................................................ 4 Syarat Tumbuh .............................................................................................. 6 Iklim ......................................................................................................... 6 Tanah ........................................................................................................ 7 Biologi Penyebab Penyakit ........................................................................... 8 Gejala Serangan ............................................................................................. 9 Daur Hidup Penyakit ..................................................................................... 10 Faktor yang Mempengaruhi Penyakit ........................................................... 11 Pengendalian ................................................................................................. 12 PEMBAHASAN KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar 1. Gejala Xanthomonas oryzae 2. Bakteri Xanthomonas oryzae

Halaman 8 10

PENDAHULUAN

Latar Belakang Pada waktu sekarang telah dikenal banyak macam patogen tumbuhan, Patogen adalah organisme penyebab penyakit tanaman. Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai berpuluh-puluh

tanaman.Salah satu contoh patogen tanaman yaitu bakteri.Berdasarkan fungsinya bakteri dibagi menjadi dua macam yaitu bakteri menguntungkan dan tidak menguntungkan atau disebut juga pathogen (AAK,1990). Pada umumnya bakteri dapat bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman pertanian, di dalam tanah, pada biji atau tanaman hidup. Bakteri menginfeksi tanaman melalui luka atau pembukaan alami seperti stomata dan lentisel.Biji yang terinfeksi, bibit tanaman yang terinfeksi, cipratan air, serangga dan mesin semuanya dapat menyebarkan bakteri.Banyak bakteri patogen tanaman

mempunyai daur penyakit yang hidup pada inang sebagai epifit sebelum fase patogen.Banyak bakteri patogen tanaman tidak masuk ke dalam sel secara langsung, tetapi memperbanyak diri dalam ruang antar sel. Bakteri-bakteri ini dapat masuk melalui lubang alami seperti stomata, hidatoda, dan luka. Bakteribakteri ini memiliki satu seri faktor virulensi yang dikeluarkan oleh bakteri, termasuk enzim ekstraselular, racun, fitohormon dan polisakarida ekstraselular (Agrios,1996).

Penyakit hawar daun bakteri saat ini menjadi penyakit paling penting dan paling membahayakan pada tanaman padi di Indonesia. Kerugian yang diakibatkan oleh penyakit ini sangatlah nyata. Penurunan produksi yang diakibatkan oleh penyakit ini bisa mencapai 50 %. Oleh karena itu maspary sangat mengharapkan kepada petani agar selalu waspada akan adanya serangan penyakit hawar daun bakteri (penyakit kresek) ini (Manik,2005). Penyakit hawar daun bakteri disebut juga dengan bacterial life blight (BLB) disebut juga dengan penyakit kresek. Serangan penyakit ini dimulai dengan gejala bercak kuning sampai putih berawal terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi helaian daun. Bercak dimulai dari salah satu atau kedua tepi helaia daun, atau pada tiap bagian helaian daun yang rusak dan berkembang hingga menutupi seluruh bagian helaian daun. Pada variatas yang rentan bercak bisa sampai ujung daun hingga bawah pelepah daun. Jika bakteri menyerang melalui akar dan pangkal batang tanaman padi muda bisa layu lalu mati kering seperti terbakar (gejala ini biasa disebut penyakit kresek). Kadang-kadang daun yang terinfeksi dapat berwarna kuning pucat atau kuning atau kuning bergaris hijau (Aak,1990). Penyakit hawar daun bakteri menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup tinggi dan dalam keadaan tertentu dapat menurunkan produksi sampai 60 %. Penyakit ini mempunyai beberapa ras dari jenis bakteri dan masing-masing mempunyai perbedaan kemampuan untuk menginfeksi tanaman padi (Aak,1990).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetauhui penyakit hawar daun bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzicola) pada tanaman padi (Oryza sativa L.)

Kegunaan Penulisan

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Sub Penyakit - Sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan dengan klasifikasi sebagai berikut : Kingdom Divisio : Plantae : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae Kelas Ordo Family Genus Spesies : Monocotyledoneae : Poales : Poaceae : Oryza : Oryza sativa L.

Berdasarkan literatur Aak (199) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun. Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh. Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah ( Hanum,2008). Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya.Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun.Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita.P anjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan. Pelepah daun (upih) ; merupakan bagian daun yang

menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi member dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi. Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih (AAK,1990). Tanaman padi mempunyai batang beruuas ruas. Panjang batang tergantung pada jenisnya. Padi jenis unggul biasanya berbatang pendek atau lebih pendek daripada local. Sedangkan jenis padi yang tumbuh di tanah rawa dapat lebih panjang lagi yaitu antara 2-6 meter. Ruas batang padi berongga dan bulat. Di antara ruas batang padi terdapat buku, pada tiap tiap buku duduk sehelai daun. Batang baru akan muncul pada ketiak daun, semula berupa kuncup; kuncup tersebut mengalami pertumbuhan, yang akhirnya menjadi batang baru Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai.Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang.Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku yang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malaipendek (kurang dari 20 cm),malai sedang (antara 20-30 cm),dan malai panjang (lebih dari 30cm).Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang.Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnyar endemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai 100120 bunga (Hanum,2008). Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal bua hyang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik,dengan dua buah kepala putik yang berbentuk mala idengan warna pada umumnya putih atau ungu Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah: kepala sari, tangkai sari,palea (belahan yang besar), lemma (belahan yang kecil), kepala putik, tangkai bunga (AAK,1990)

Syarat Tumbuh

Iklim Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab. Pengertian iklim ini menyangkut curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar matahari, angin, dan musim. Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bulan atau lebih,dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. Tanaman padi dapat tumbuh baik pada suhu 230C ke atas, sedangkan di Indonesia pengaruh suhu tidak terasa, sebab suhunya hampir konstan sepanjang tahun. Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi yaitu kehampaan pada biji Ketinggian daerah yang cocok untuk tanaman padi adalah daerah antara 0-650 meter dengan suhu antara 26,50C 22,5 0C, daerah antara 650-1500 meter dengan suhu antara 22,5-18,7 0C masih cocok untuk tanaman padi. Sinar matahari diperlukan untuk berlangsungnya proses

fotosintesis, terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah. Proses pembungaan dan kemasakan buah berkaitan erat dengan intensitas penyinaran dan keadaan awan. Angin mempunyai pengaruh positif dan negatif terhadap tanaman padi. Pengaruh positifnya, terutama pada proses penyerbukan dan pembuahan. Pengaruh negatifnya adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau jamur dapat ditularkan oleh angin, dan saat terjadi angin kencang pada saat tanaman berbunga, buah dapat menjadi hampa dan tanaman roboh. Pada musim kemarau peristiwa penyerbukan dan pembuahan tidak terganggu oleh hujan, sehingga persentase terjadinya buah lebih besar dan produksi menjadi lebih baik. (AAK, 1990)

Tanah

Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm dibawah permukaan tanah. Menghendaki tanah Lumpur yang subur dengan ketebalan 18 22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0 7,0. Pada padi sawah,penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0).Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1 8,2 tidak merusak tanaman padi tetapi akan mengurangi hasil produksi. Tanah sawah yang mempunyai persentase fraksi pasir dalam jumlah besar, kurang baik untuk tanaman padi, sebab tekstur in imudah meloloskan air. Pada tanah sawah dituntut adanya Lumpur, terutama untuk tanaman padi yang memerlukan tanah subur, dengan kandungan ketiga fraksi dalam perbandingan tertentu.Sifat tanah sangat berbedabedadan hal ini berhubungan dengan keadaan susunan tanah atau struktur tanahnya. Air dan udara yang tidak dapat beredar didalam tanah dapat menyebabkan kondisi tanah tidak baik, contohnya tanah liat. (AAK,1990) Tidak semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal dalam sistem tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agarkebutuhan air tanaman paditercukupi sepanjang musimtanam.Oleh karena itu, jenis tanah yang sulit menahan air (tanah dengan kandungan pasir tinggi) kurang cocok dijadikan lahan persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit dilewati air (tanah dengan kandungan lempung tinggi) cocok dijadikan lahan persawahan. Kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porisitas tanah yang rendah dan tingka tkeasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta kanopinas modifikasi system alam oleh kegiatan manusia. (Hanum,2008)

Biologi Penyebab Penyakit

Penyakit disebabkan oleh Xanthomonas oryzae pv. oryzicola yang sebelumnya disebut sebagai Xanthomonas campestris pv. oryzicola. Dahulu bakteri disebut Xanthomonas translucens f.sp oryzae atau X. translucens f.sp oryzicola. Bakteri ini berbentuk batang 1,2 x 0,3 0.5 um, tunggal, kadangkadang berpasangan, tetapi tidak membentuk rantai. Bakteri tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsula, bergerak denang satu bulu cambuk (flagellum) di ujung. Gram negatif, aerob, berkembang paling baik pada suhu 28 C (Semangun,1994) Bakteri mempunyai banyak strain yang patogenisitasnya berbeda beda. Di Indonesia terdapat 4 kelompok bakteri ini, yang dikenal sebagai kelompok I,II,III,IV. Bakteri ini meghasilkan enzim pektinase dan selulase. Pada oryzicola terdapat 6 macam bakteriofag, yang dikenal sebagai fag sp (Semangun,1994)/ Bakteri bersifat aerob, gram negatif dan tidak bersepora. Pada medium agar, koloni bakteri berwarna kuning jerami, berbentuk bulat, licin dan cembung. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri ini adalah 25 30 oC. suhu Pada suhu 53 oC bakteri ini akan mati (Manik,2011).

Xanthomonas oryzae pv. oryzicola

Gejala Serangan

Mula mula pada daun terjadi gores-gores atau coreng-coreng yang mempunyai lebar 0,5-1 mm, dengan panjang 3-5 mm, memanjang sejajar dengan tulang daun, berwarna hijau tua kebasah-basahan dan agak jernih ( transculent). Pada tingkatan ini gejala masih terbatas di antara tulang-tulang daun yang besar. Gores-gores bertambah panjang dan mungkin melebar melewati tulang tulang daun. Dalam cuaca lembap pada permukaan gores keluar tetes-tetes lender bakteri yang setelah mengering tampak seperti bintik-bintik kuning yang teratur pada garis. Bercak yang tua berwarna cokelat muda . Pada jenis padi yang rentan di sekitar bercak terdapat halo berwarna kuning. Pada tingkat yang lebih lanjut seluruh daun menjadi cokelat dan mati. Akhirnya daun menjadi luntur, tampak putih kelabu, dan diserang oleh banyak jasad renik saprofit (Semangun,1994) Di lapangan terdapat dua bentuk gejala, yaitu kresek dan hawar. Kresek terjadi pada tanaman muda, yaitu tanaman yang berumur sekitar satu bulan. Rumpun padi yang terkena kresek secara keseluruhan menjadi layu. Di laboratorium, gejala ini dapat dikonfirmasi oleh adanya eksudat bakteri yang keluar dari jaringan tanaman sakit bila diamati di bawah mikroskop. Di lapangan, dapat dilihat dengan cara memasukan daun daun sakit ke dalam gelas berisi air jernih, biarkan sekitar 5 10 menit, maka air jernih dalam gelas akan berubah menjadi keruh karena massa bakteri yang keluar dari dalam jaringan sakit. Gejala kresek ini sering mirip dengan gejala karena penggerek batang, tepi daun atau bagian daun yang luka berupa garis bercak dan bercak tersebut meluas (Manik,2005)

Daur Hidup Penyakit

Bakteri bertahan dari musim ke musim pada sisa-sisa tanaman sakit dan dalam biji. Setelah biji berkecambah bakteri menginfeksi kecambah dengan melalui mulut kulit. Bakteri dapat menyebar dari petak ke petak karena terbawa oleh air irigasi. (Semangun,1994) Bakteri masuk melalui hidatoda. Kemudian bakteri berkembangbiak di dalam epitheme dan menyerang jaringan pembuluh hingga menimbulkan penyakit. Pada tanaman muda bakteri sering dapat masuk ke dalam daun melalui stomata dan berkembang di dalam ruang intraselular dari parenkim tanpa menimbulkan gejala. Cara masuk lainnya adalah melalui luka mekanis yang sering terjadi pada daun dan akar. Ras dari pathogen ini juga selalu berbeda pada setiap lokasi sehingga patogen ini merupakan penyebab penyakit terpenting di wilayah pegunungan Hirosima. Terdapat empat ratus limapuluh ras Xanthomonas oryzae pv oryzae yang sudah terisolasi dari delapan lokasi di daerah pegunungan Hirosima selama tahun 2000 sampai tahun 2003, kultivar kultivar padi yang terkena infeksi menyebar. Bakteri juga mengadakan infeksi melalui luka luka pada akar sebagai akibat dari pencabutan. Infeksi terjadi pada saat penanaman atau beberapa hari sesudahnya. Bahkan sudah diketahui bahwa luka pada akar akar dapat menarik bakteri. Bakteri juga dapat mengadakan infeksi melalui pori air yang terdapat pada daun, melalui luka luka yang terjadi karena daun yang bergesekan, dan melalui luka luka karena serangga . Dalam pertanaman bakteri terutama tersebar oleh hujan yang berangin. Di sini angin tidak hanya memencarkan bakteri tetapi juga menyebabkan luka luka karena gesekan daun padi (Manik,2005)

Bakteri Xanthomonas Oryzae

Faktor yang Mempengaruhi Penyakit

Tanaman yang sering menderita karena berbagai gangguan lingkungan fisik (kekurangan air, kekurangan zat zat hara, iklim dan lain lain) dan gangguan biologik yaitu serangan oleh berbagai jenis jasad renik yang bersifat parasit (jamur, bakteri, virus, mikoplasma, dan nematoda) disebut patogen tanaman yang menyebabkan tanaman itu menjadi sakit. Tanaman itu dikatakan sakit apabila terjadi perusakan pada struktur tubuh tanaman atau terjadi proses perubahan metabolisme yang cukup intensif atau lama sehingga mempengaruhi pertumbuhan normal tanaman itu. Tanah yang subur dengan pengolahan yang baik dan pemberian pupuk yang cukup dan seimbang akan menjamin pertumbuhan tanaman yang sehat. Tanaman sehat lebih mampu menahan serangan berbagai patogen. Sebaliknya tanaman akan merana dan tidak mampu melawan serangan patogen bila kondisi lingkungannya buruk (Semangun,1994). Sumber inokulum menyebarkan infeksi pada tanaman, jerami atau sekam padi yang terinfeksi dapat membantu penyebaran inokulum. Selain itu gulma juga berperan sebagai inokulum meski perannya belum diketahui secara pasti. Bentuk biji pada padi diperkirakan dapat memberikan kesukaran dalam penyebaran infeksi walaupun hal ini belum diteliti secara ekperimen (Manik,2005).

Pengendalian

Pada umumnya daun bergores bakteri tidak memerlukan usaha pengendalian yang khusus, kecuali penanaman jenis padi yang tahan. Jika penyakit selalu terdapat dianjurkan agar tidak memakai biji dari pertanaman yang sakit sebagai benih, atau mengadakan perawatan benih(seed treatment) (Semangun,1994). Penekanan perkembangan penyakit dianjurkan dengan menghilangkan gulma inang, jerami, dan turiang saat di luar musim. Pada saat tanam, dianjurkan untuk tidak memotong sebagian daun bibit padi untuk mengurangi kemungkinan terjadi kresek. Sementara kecepatan perkembangan penyakit dapat dihambat secara efektif dengan varietas tahan, pemupukan nitrogen yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, mengurangi kelembapan dalam kanopi. Varietas dengan sifat tahan yang dikendalikan oleh lebih dari satu gen tahan lebih efektif daripada yang dikendalikan oleh gen tahan tunggal, karena bakteri membentuk banyak strain. Salah satu contoh adalah varietas Cisadane, yang memiliki satu gen tahan dominan, satu gen tahan resesif, dan satu gen lain yang belum teridentifikasi. Dengan sifat tahan horizontal ini, Cisadane, yang dilepas pada 1980 dan bersifat agak tahan (moderately resistant) terhadap hawar daun bakteri, sampai saat ini. masih mampu memperlihatkan ketahanan yang baik terhadap penyakit ini. Penggunaan gen tahan tunggal, baik yang bersifat dominan maupun resesif, tidak durable, sangat dibatasi oleh musim, lokasi, atau keduanya. Beberapa teknik budidaya, seperti pemupukan nitrogen sesuai dengan kebutuhan, pemupukan kalium yang cukup (rekomendasi 100 kg KCl/Ha), penggunaan benih sehat, manajemen air, dan bertanam dalam barisan (legowo) sangat dianjurkan terutama pada musim hujan untuk mengurangi percepatan perkembangan hawar daun bakteri (Manik,2005).

PEMBAHASAN

Penyakit tanaman yang bersifat pathogen pada tanaman padi (Oryza sativa L) salah satunya disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae yang mempunyai satu flagel bersifat aerob dan tidak membentuk spora. Hal ini sesuai dengan literature Semangun ( 1994) yang menyatakan bahwa Xanthomonas oryzae mempunyai satu flagel yang berukuran 6-8 mm dan berfungsi sebagai alat penggerak . Bakteri ini bersifat aerobik dan tidak membentuk spora juga bergerak dengan satu bulu cambuk ( flagellum) di ujung. Bakteri ini mempunyai banyak strain yang patogenisitanya berbeda beda. Bakteri ini juga menghasilkan 6 macam bakteriofag yang dikenal dengan fag Sp Bakteri ini masuk melalui hidatoda. Hal ini sesuai dengan literatur Manik (2005) yang menyatakan bahwa Xanthomonas oryzae Bakteri masuk melalui hidatoda. Kemudian bakteri berkembangbiak di dalam epitheme dan menyerang jaringan pembuluh hingga menimbulkan penyakit. Pada tanaman muda bakteri sering dapat masuk ke dalam daun melalui stomata dan berkembang di dalam ruang intraselular dari parenkim tanpa menimbulkan gejala. Cara masuk lainnya adalah melalui luka mekanis yang sering terjadi pada daun dan akar Penyakit hawar bakteri pada padi bersifat sistemik mempunyai 3 macam gejala penyakit, hal ini sesuai dengan literatur Semangun (1994) yang menyatakan bahwa penyakit hawar bakteri pada padi bersifat menginfeksi tanaman. Infeksi dapat meluas apabila terjadi pada waktu hujan berangin. Pada umumnya daun bergores bakteri tidak memerlukan usaha pengendalian khusus, kecuali penanaman jenis padi yang tahan. Jika penyakit selalu terdapat, dianjurkan tidak memakai biji dari tanaman berpenyakit sebagai benih atau mengadakan perawatan benih

KESIMPULAN

1. Penyakit Xanthomonas oryzae merupakan bakteri yang bersifat aerob 2. Penyakit Xanthomonas oryzae mempunyai satu flagel dan tidak membentuk spora 3. Penyakit Xanthomonas oryzae merupakan bakteri gram negative 4. Penyakit Xanthomonas oryzae masuk ke tubuh inang melalui hidatoda dan berkembang biak di jaringan pembuluh 5. Penyakit Xanthomonas oryzae dapat dikendalikan dengan mengadakan perawatan benih (seed treatment)

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1990. Budidaya Tanaman Padi, Aksi Agraris Kanisius. Yayasan Kanisius. Yogyakarta

Agrios, G.N., 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Hanum, C., 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta

http://www.google.co.id/imgres?q=daur+hidup+penyakit+xanthomonas+oryzae. Diakses pada tanggal 4 April 2012

http://www.google.co.id/imgres?q= xanthomonas+oryzae. Diakses pada tanggal 4 April 2012

http://www.google.co.id/imgres?q= bakteri+xanthomonas+oryzae. Diakses pada tanggal 4 April 2012

Manik, A., 2005. Pengendalian Penyakit Pada Tanaman Padi. http: //repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 4 April 2012

Semangun, H., 1994. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan Di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

You might also like