You are on page 1of 10

Teori Belajar Konstruktivisme

Prinsip konstruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey. Konstruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan pemahaman. Di bawah ini akan dijelaskan tentang teori belajar konstruktivisme kognitif dan konstruktivisme sosial.

1. Jean Piaget (Konstruktif Kognitif) Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu Kematangan (sebagai hasil perkembangan susunan syaraf), Pengalaman (hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya), Interaksi sosial (pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial), Ekuilibrasi (adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya / mekanisme dalam teori Piaget yang menjelaskan bagaimana seorang anak atau remaja beralih dari satu tahap pemikiran ke tahap pemikiran selanjunya. Peralihan ini terjadi sejalan dengan dialaminya konflik kognitif atau disekuilinrium dalam usahanya untuk memahami dunia. Akhirnya, anak atau remaja tersebut berhasil mengatasi konflik dan mencapai keseimbangan atau ekuilibrium.) System yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema dan adaptasi. Skema merupakan konsep atau kerangka yang eksis di dalam pikiran inidividu yang dipakai untuk mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi. Adapun adaptasi adalah penyesuaian individu terhadap lingkungannya. Adaptasi dibagi menjadi dua, yaitu : asimilasi dan akomodasi.

Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada. Yakni, dalam asimilasi, anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema. Misal : gadis berumur delapan tahun yang diberi palu dan paku untuk menggantung sebuah gambar di dinding. Dia belum pernah menggunakan palu maka dia mengetahui bahwa palu adalah benda yang harus dipegang di bagian gagang bawah, diayunkan untuk memukul paku, dan biasanya dipukulkan berkali-kali ke paku itu. Setelah mengetahui hal ini dia akan memasukkan pengetahuan ini ke dalam skema yang sudah dimilikinya. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru. Yakni, anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya. Misal : tetapi gadis itu tahu bahwa palu itu berat sehingga dia memegangnya di bagian atas. Dia memukul terlalu keras sehingga pakunya bengkok dan karenanya dia harus menyesuaikan tekanan pukulannya. Penyesuaian ini mencerminkan kemampuannya untuk menguba sedikit pemahamannya tentang dunia.

Ilustrasi : Adaptasi dalam Teori Piaget 2

Piaget juga mengemukakan tahapan perkembangan intelektual anak menjadi 4 periode/tahapan. Tahapan tersebut antara lain : Tahap sensorimotorik (sensorimotor stage) Berlangsung dari lahir sampai kira-kira usia 2 tahun. Pada tahap ini, anak mengkonstruksikan pemahaman mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan fisik, motorikkarena itu disebut sensorimotorik. Pada permulaan tahap ini, anak hanya mempunyai pola-pola refleks untuk bertindak. Pada akhir tahap ini, anak umur 2 tahun telah mempunyai pola sensorimotorik yang kompleks dan mulai beroperasi dengan simbolsimbol primitif. Ex : Bayi berkembang dari tindakan yang bersifat naluriah-refleks pada waktu lahir ke permulaan pemikiran simbolik. Anak pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensori dengan aktivitas fisik. Tahap praoperasional (praoperasional stage) Berlangsung dari kira-kira usia 2-7 tahun, adalah tahap Piaget yang kedua. Pada tahap ini, anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata, cinta, dan gambargambar. Pikiran simbolik sudah lebih sekedar hubungan sederhana antara informasi sensoris dan aktivitas fisik. Akan tetapi, walau anak prasekolah secara simbolik dapat merepresentasikan dunia, menurut Piaget mereka masih kurang mempunyai kemampuan untuk melakukan operasi-dalam istilah teori Piaget, aktivitas mental internal yang memungkinkan anak mengerjakan secara mental apa yang sebelumnya apa yang mereka lakukan secara fisik. Ex : Anak mulai menggambarkan dunia dengan kata-kata dan citra; kata-kata dan citra ini merefleksikan peningkatan berpikir simbolik dan lebih dari sekedar hubungan informasi sensoris dan tindakan fisik.

Tahap operasional konkrit (concrete operasional stage) 3

Berlangsung dari kira-kira usia 7 sampai 11 tahun, adalah tahap Piaget yang ketiga. Pada tahap ini, anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis, menggantikan pemikiran intuitif, sepanjang penalaran dapat diaplikasikan pada contoh khusus atau konkrit. Misalnya, pemikir pada tahap operasional konkrit tidak dapat membayangkan langkah-langkah yang diperlukan untuk melengkapi persamaan aljabar, karena merupakan pemikiran yang terlalu abstrak pada tahap pemikiran ini. Ex : Anak sekrang dapat bernalar secara logis tentang kejadian yang konkrit dan mengklasifikasi objek ke dalam kelompok yang berbeda. Pada tahapan ini, Piaget mengemukakan istilah beberapa konsep dari percobaannya terhadap anak yang dihadapkan pada dua tabung yang identik yang masing-masing berisi dalam jumlah air yang sama. Konservasi adalah istilah yang diberikan Piaget untuk kemampuan seorang anak untuk mengenali bahwa panjang, jumlah, massa, kuantitas, luas, berat, dan isi suatu oobjek dan substansi tidak berubah meski ada perubahan pada penampilannya. Horizontal dealage adalah konsep Piaget bahwa kemampuan yang memiliki kesamaan tidak akan muncul pada saat yang sama dalam satu tahap perkembangan Klasifikasi atau penalaran kelas, adalah konsep Piaget mengenai pemikiran operasional konkret yang menuntut anak agar secara sistematis mengelompokkan objek-objek ke dalam serangkaian kelas dan sub-kelas. Ringkasan : Dapat menggunakan operasi kognitif, secara mental mengubah urutan tindakan; Menampilkan keterampilan, konservasi Penalaran logis muncul menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya untuk kejadian/situasi yang konkret Tidak abstrak (misalnya,tidak mampu membayangkan langkah-langkah dalam persamaan aljabar)

Keterampilan klasifikasi-mampu memecah kelompok benda menjadi set dan subset, serta memikirkan kaitan antara subset tersebut Tahap operasional formal (formal operational stage) Terjadi antaa usia 11 sampai 15 tahun adalah tahap Piaget yang keempat dan terakhir. Pada tahap ini, individu bergerak melebihi dunia pengalaman yang aktual dan konkrit. Piaget mengusulkan serangkaian tahap kognitif yang dilalui secara berurutan oleh individu. Piaget percaya bahwa cara remaja berpikir tentang dunia berbeda secara kualitatif daripada cara berpikir anak. Ex : Remaja bernalar secara lebih abstrak dan logis. Pikiran menjadi lebih idealistik. Ciri-ciri cara berpikir operasional formal, bersifat Abstrak Kemampuan berpikir untuk membayangkan situasi rekaan, kejadian yang semata-mata berupa kemungkinan hipotesis ataupun proposisi abstrak, dan mencoba mengolahnya dengan pemikiran logis. Idealistis Pemikiran yang penuh dengan idealisme dan kemungkinankemungkinan. Logis Mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun rencana pemecahan masalah dan secara sistematis menguji cara-cara pemecahan yang dipikirkannya. Jenis pemecahan masalah ini diberi nama penalaran hipotetikal deduktif (hypothetical-deducative reasoning) yaitu konsep operasional formal Piaget yang menyatakan bahwa remaja memiliki kemampuan kognitif untuk mengembangkan hipotesis atau memperkirakan cara memecahkan masalah seperti halnya suatu persamaan aljabar. Mereka melakukan deduksi secara sitematis atau menyimpulkan cara melakukan persamaan tersebut.

Sebagian pakar berpendapat, bahwa tahap pemikiran operasional formal terdiri dari dua tahap kecil, yaitu tahapa awal dan tahap akhir (Broughton, 1983). Pada cara berpikir operasional formal tahap awal (early formal operational thought) peningkatan kemampuan remaja untuk berpikir dengan menggunakan hipotesis membuat mereka mampu berpikir bebas dengan kemungkinan tak terbatas. Pada masa awal ini, cara berpikir operasional formal mengalahkan realitas dan terlalu banyak terjadi asimilasi sehingga dunia dipersepsi secara teralu subyektif dan idealistis. Cara berpikir operasional formal akhir (late formal operational thougt) mengembalikan keseimbangan intelektual. Remaja pada tahap ini, mengujikan hasil penalarannya pada realitas dan terjadi pemantapan cara berpikir operasional formal. Keseimbangan intelektual terjadi kembali sejalan dengan usaha remaja untuk mengakomodasi gejolak kognitif yang dialaminya. 2. Lev Vygotsky (Konstruktif Sosial) Dalam pandangan Vygotsky, perbedaan tampilan kognitif pada remaja seringkali berkaitan denga ha-hal yang dapat dikenali dalam lingkungan kognitif-nya. Ia terutama menekankan bahwa perkembangan kognitif anak dan remaja dibantu dengan bimbngan orang lain yang lebih terampil dalam menggunakan peralatan budaya. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan menggambarkan kognitif anak anak dan dan remaja remaja, sebagai berlainan ilmuwan dengan yang Piaget hidup yang sendiri

(Rogoff,1990,1993) Asumsi Lev Vygotsky Ada tiga klaim dalam inti pandangan Vygotsky (Tappan, 1998) 1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diintepretasikan 6

secara developmental. 2. Kemampuan kognitif di mediasi dengan kata,bahasa dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental 3. Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural Dari ketiga klaim di atas, Vygotsky mengajukan gagasan yang unik dan kuat tentang hubungan dan pembelajaran dan perkembangan salah satu gagasan tersebut adalah zone of proximal development (ZPD). Zone of Proximal Development adalah istilah yang diberikan Vygotsky untuk serangkaian tugas-tugas yang terlalu sulit untuk diselesaikan atau dikuasai secara mandiri, tetapi akan dikuasai di bawah bimbingan atau atau bantuan orang dewasa atau remaja lain yang lebih mahir. ZPD memiliki batas atas dan batas bawah. Batas Tertinggi Tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima anak-anak atau remaja dengan bantuan pengajar atau instruktur yang mampu.

Zone of Proximal Development

Batas Terendah

Tugas terlalu sulit untuk dikuasai anak-anak atau remaja sendiri; tingkat pemecahan masalah yang dicapai anak-anak atau remaja dengan usaha Menyelesaikan tugas secara mandiri

Scafolding. Sebuah teknik untuk mengubah level dukungan. Scaffolfing erat kaitannya dengan gagasan zone of proximal development. Di dalam teknik ini orang yang lebih

ahli (guru atau teman sesama murid yang lebih pandai) menyesuaikan jumlah bibingannya dengan kinerja murid. Para peneliti menemukan, ketika scaffolding dipakai oleh guru dan teman sebaya dalam pembelajaran kolaboratif, murid akan terbantu dalam proses belajarnya (Pressley, dkk, 2001; Yarrow & Topping). Bahasa dan pemikiran. Vygotsky (1962) percaya bahwa anak-anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahasa untuk mengatur diri sendiri ini dinamakan pembicaraan batin (inner speech) atau pembicaraan privat (private speech). Menurut Piaget, private speech bersifat egosentris dan tidak dewasa, tetapi menurut Vygotsky private speech adalah alat penting bagi pemikiran selama masa kanak-kanak (early chilhood).

Tabel Perbandingan Teori Piaget dan Vygotsky Topik Konstruktivisme Tahapan Vygotsky Konstruktivis sosial Piaget Sedikit penekanan Konstruktivis kognitif

Konteks Sosiokultural Penekanan kuat

Tidak ada pandangan tentang Penekanan kuat pada tahapan umum perkembangan tahapan (sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal) Zone of proximal development, Skema, bahasa, dialog, alat dari kultur akomodasi, konservasi, penalaran, deduktif asimilasi, operasi, klasifikasi, hipotesis-

Proses utama

Peran bahasa

Bahasa memainkan peranan Minimal; kognisi terutama kuat dalam membentuk mengatur bahasa pemikiran

Pandangan pendidikan

tentang Pendidikan memainkan peran Pendidikan hanya sentral; membantu anak memperbaiki keahlian mempelajari alat-alat ukur kognitif anak yang sudah muncul Juga memandang guru sebagai fasilitator dan pembimbing, bukan pengatur; memberikan dukungan untuk anak agar mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan pengetahuan

Implikasi pengajaran Guru adalah fasilitator dan pembimbing bukan pengatur; memberikan banyak kesempatan bagi murid untuk belajar bersama guru dan teman yang lebih ahli

Terapan Teori Untuk Pendidikan Anak


1. Teori Piaget 1. Gunakan pendekatan konstruktivis

2. Fasilitasi mereka untuk belajar 3. Pertimbangkan pengetahuan dan tingkat pemikiran anak 4. Guanakan penilaian terus menerus 5. Tingkatkan kemampuan intelektual murid 6. Jadikan ruang kelas menjadi ruang eksplorasi dan penemuan

2. Teori Vygotsky 1. Gunakan zone of proximal development (ZPD) 2. Gunakan teknik scaffolding 3. Gunakan kawan sesama murid yang lebih ahli sebagai guru 4. Dorong pembelajaran kolaboratif dan sadari bahwa pembelajaran melibatkan suatu komunitas orang yang belajar 5. Pertimbangkan konteks kultural dalam pembelajaran 6. Pantau dan dorong anak-anak dalam menggunakan private speech 7. Nilai ZPD-nya, bukan IQ

10

You might also like