You are on page 1of 26

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan merupakan sebuah proses, proses dimana akan terbentuknya kepribadian atau karater seorang individu menuju ke arah kesempurnaan. Mulamulanya anak tidak mengenal akan dirinya kemudian berkembang dan terus berkembang sampai terbentuknya karekter atau jatidiri dari individu itu sendiri. Terdapat beberapa rentangan perkembangan diantaranya yaitu perkembangan masa prasekolah (usia 2-7 tahun), masa sekolah dasar (usia 7-11 tahun), dan masa remaja (usia 11 tahun Keatas). Dalam tahapan tersebut tentunya ada proses perkembangan yang terjadi yaitu, perkembangan fisik, kognitif, mental, pemahaman, dan sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan sebuah proses menuju kedewasaan, menuju ke arah yang lebih baik, atau bisa dikatakan dalam bahasa sederhana proses dari satu menjadi dua, dari dua menjadi tiga, dan seterusnya. Membahas tentang perkembangan anak masa sekolah dasar (usia 7-11 tahun), tentunya tidak lepas dari apa saja proses perekembangan yang terjadi. Perkembangan anak masa sekolah dasar merupakan kelanjutan dari proses perkembangan anak masa prasekolah (usia 2-7) tahun, Seperti uraian di atas tentunya terdapat proses atau apa saja perkembangan apa yang terjadi. Pada masa ini yang umum terjadi yaitu, perkembangan fisik, perkembangan kemampuankemampuan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Pada masa tersebut proses perkembangan yang terjadi tentunya sudah lebih kompleks dari pada sebelumnya, dengan kata lain terdapat beberapa perbedaan dari jenis perkembangan pada setiap rentangan dari perkembangan itu sendiri. Namun hal yang mendasar seperti perkembangan fisik akan terus terlihat pada setiap rentangan dari perkembangan tersebut, hal ini karena fisik dari manusia itu sendiri secara perlahan akan terus berkembang. Namun perkembangan pada masa sekolah dasar merupan sebuah proses yang kompleks, dengan kata lain perlu adanya pemahaman yang lebih agar tidak terjadi kesalahan atau pun kekeliruan dalam menanggapi hal tersebut. Oleh karena

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

itu maka perlu adanya pembahasan lebih lanjut, tentang apa itu perkembangan anak selama masa sekolah, proses apa yang terjadi di dalamnya, guna mengetahui pengaruhnya terhadap individu itu sendiri. Sehingga nantinya akan bermaanfaat bagi seorang calon tenaga kependidian, dalam mendidik peserta didiknya, secara benar dan sesuai dengan pemahamam tentang bagaimana seorang peserta didik tersebut mengalami proses perkembanganya.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

masalah yang berkaitan dengan perkembangan anak masa sekolah dasar (usia 711 tahun ) yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan dan proses perkembangan anak selama masa sekolah dasar (usia 7-11 tahun)? 2. Bagaimana perkembangan fisik anak selama masa sekolah dasar (usia 7-11 tahun)? 3. Bagaimana kemampuan-kemampuan kognitif yang dimiiki anak selama masa sekolah dasar (usia 7-11 tahun)?

1.3

Tujuan Dari rumusan masalah di atas, maka dapat diuraikan beberapa tujuan yaitu :

1.

Mengetahui dan memaparkan perkembangan dan proses perkembangan anak selama masa sekolah dasar (usia 7-11 tahun)

2.

Mengetahui dan memaparkan perkembangan fisik anak selama masa sekolah dasar (usia 7-11 tahun)

3.

Mengetahui dan memaparan kemampuan-kemampuan kognitif yang dimiliki anak selama masa sekolah dasar (usia 7-11 tahun)

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

1.4

Manfaat Adapun beberapa manfaaat yang diharapkan penulis yaitu :

1.

Bagi Penulis Sebagai bahan sekaligus evaluasi penulis dalam membuat makalah-

makalah, dan sebagai salah satu metode pembelajaran secara mandiri dalam menjalankan proses pembelajaran. Selain itu juga terdapat beberapa hal yang nantinya menjadi persiapan penulis sebagai seorang calon tenaga pengajar, sehingga terdapat refleksi terhadap materi ajar yang akan disampaikan, yang nantinya akan berpengaruh pula terhadap peserta didik itu sendiri, dalam hal penguasaan materi yang dijelaskan sehingga proses pembelajaran bisa terlasana dengan benar sesuai prosedur yang beraku. 2. Bagi Pembaca Untuk menambah pengetahuan, tentang apa itu perkembanggan anak sehingga tidak terjadi kekeliruan tentang definisi maupun proses dari perembangan itu sendiri. Selain itu juga Sebagai reverensi tentang apa dan bagaimana proses perkembangan anak pada masa sekolah dasar (usia 7-11 tahun).

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

BAB II PEMBAHASAN Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah dasar Perkembangan anak selama masa sekolah dasar (Operasional Konkrit) merupakan tahap ketiga dari empat tahap perkembangan yang ada, yaitu setelah tahap Tahap Praoperasional, dimana pada tahap ini perkembangan yang terjadi sudah lebih kompleks dari pada sebelumnya atau pra operasional. Cara berfikir anak yang masih bersifat konkret menyebabkan mereka belum mampu menangkap yang abstrak atau melakukan abstraksi tentang sesuatu yang konkret (Mohammad Ali & Mohammad Asrori, 2009:29). Pada masa ini terdapat kecenderungan belajar anak yang memiliki ciri yaitu : a. Konkret, proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. b. Integratif, anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. c. Hierarkis, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi. Menurut Jean Piaget psikolog swiss (1896-1980), terdapat beberapa proses penting selama masa Operasional Konkret diantaranya yaitu : Pengurutan, Klasifikasi, Decentering, Reversibility, Konservasi, dan Penghilangan Sifat Egosentrisme. a. Pengurutan Merupakan suatu kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Misal, saat diberi beberapa benda dengan ukuran

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

panjang yang berbeda , mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling panjang ke yang paling pendek. b. Klasifikasi Merupakan suatu kemampuan untuk memberi nama maupun panggilan dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan) pada tahap ini sudah tidak dimiliki lagi pada diri mereka. c. Decentering Pada proses ini, anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya, walaupun pada tahap ini metode pemikiran anak dalam memecahan permasalahanya masih sederhana belum terlihat kompleks seperti pada tahap operasional formal. Misalkan anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi. d. Reversibility Pada proses ini, terdapat pemahaman pada anak bahwa jumlah atau bendabenda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Maka dari itu, anak dengan mudah anak dapat menentukan bahwa 4-1 adalah 3, 5-2 akan sama dengan 3, jumlah sebelumnya. e. Konservasi Pada proses ini, anak dapat memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

f. Penghilangan Sifat Egosentrisme Pada proses ini, terdapa kemampuan pada anak untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, pada sebuah komik yang diperlihatkan Ani menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian tokoh Budi memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru tokoh Ani kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Ani akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Budi. Dari pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa setiap perkembangan pasti memiliki proses, dimana proses tersebut akan menghasilkan suatu perubahan pada diri anak tersebut, sehingga anak dikatakan berkembang. Terdapat beberapa perkembangan yang terjadi pada tahap Operasional Konkret ini diantaranya yaitu, perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional.

2.1 Perkembangan Fisik I. Definisi Perkembangan Fisik Sebelum membahas perkembangan fisik anak pada masa operasional konkret, perlu di pahami terlebih dahulu mengenai pengertiannya. Perkembangan fisik Merupakan perkembangan biologis atau jasmani seorang individu yang meliputi perubahan fungsi bagian tertentu dari tubuh manusia, perubahan bentuk dan volume kepala, dan perubahan organ-organ tubuh lainnya menuju kematangan. Perkembangan fisik secara umum ini mencakup dua aspek, yaitu sebagai berikut:

a) Perkembangan anatomis Perkembangan ini di tunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif yang terjadi pada struktur tulang-tulang, indeks tinggi dan berat badan, serta proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan secara keseluruhan.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

b) Perkembangan fisiologi Pada perkembangan ini dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan secara kuantitatif, kualitatif, dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti otot, peredaran darah, dan pernafasan persyarafan, sekresi kelenjar dan pencernaan. Untuk Perkembangan fisik anak pada masa sekolah dasar atau masa operasional konkret, yaitu pada usia 7-11 dapat digolongkan pada masa pertengahan dan akhir anak-anak. Pada masa pertengahan dan masa dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa tersebut pertumbuhan akan berkembang pesat (Desmita, 2005:153). Pertumbuhan fisik atau jasmani anak pada usia sekolah dasar atau masa operasional konkret akan menimbulkan karakteristik, juga pola penyesuaian diri mereka terhadap lingkungan, serta akan memberikan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan aktifitas-aktifitas baru. Perkembangan fisik ini terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

1. Tinggi dan berat badan Pada masa usia sekolah dasar, pertambahan berat cenderung lebih banyak di bandingkan dengan tinggi badannya karena adanya perubahan ukuran dalam kerangka tulang belulangnya, sistem otot dan organ lainnya. Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5-3,5 kg, dan penambahan tinggi badan 5-7 cm pertahun, F.A Hadis (dalam Perkembangan Fisik Anak Usia SD. [online]. http://www.kompasiana.com). Perkembangan fisik selama

berlangsungnya masa ini dapat meningkatkan kemampuan anak beradaptasi dengan aktivitas baru, dan dapat memunculkan permasalahan serta kesulitan secara fisik bagi mereka.

2. Proporsi dan bentuk tubuh Pada anak masa sekolah dasar umum nya memiliki proporsi bentuk tubuh yang belum seimbang, namun hal tersebut akan terus berkembang sedikit demi sedikit menuju kearah keseimbangan yang akan mulai terlihat ketika anak

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

mencapa kelas-kelas akhir atau kelas 5 dan 6. Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk prime tubuh anak SD, Hurlock (dalam Perkembangan Fisik Anak Usia SD. [online]. http://www.kompasiana.com) yaitu : a. Endomorph, yaitu lemak lebih banyak daripada jaringan otot dimana akan tampak dari luar berbadan gemuk dan besar b. Mesomorph, yaitu ysng krlihatan kokoh, kuat dan lebih kekar c. Ectomorph, yaitu tampak jangkung, dada pipih dan seperti tidak berotot

3. Otak Perkembangan otak anak pada msa usia sekolah dasar relatif cepat di banding perkembangan bagian tubuh yang lainnya. Menurut Santrock dan Yussen, sebagian besar pertumbuhan otak terjadi pada usia dini. Saat anak berumur lima tahun, ukuran otak anak telah mencapai 90% dari ukuran otak orang yang dewasa. Hal ini disebabkan karena penambahan jumlah dan ukuran ujungujung syaraf yang ada di dalam dan sekitar otak. Ditambah dengan adanya proses melinasi (terdesaknya sel-sel syaraf oleh lemak sehingga meningkatkan kecepatan informasi). Kematangan otak yang dikombinasikan dengan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak.

4. Perkembangan motorik Perkembangan motorik anak usia sekolah dasar berkembang seiring bertambahnya berat badan, tinggi badan dan kekuatan badan anak. Oleh karena itu perkembangan motoriknya sudah lebih sempurna dan terkoordinasi dalam setiap gerakan maupun kegiatan. Misalnya dapat terlihat ketika anak sudah dapat berlari lebih baik dan bahkan sudah mampu menendang bola, selain itu anak usia sekolah dasar juga sudah bisa duduk memperhatikan seorang guru. Saat menginjak usia 7 tahun, tangan anak sudah semakin mahir memegang pensil untuk menggambar dan saat usia 8-10 tahun sudah mampu menulis dengan baik dan menggambar dengan baik. Usia 10 sampai 12 sudah mampu memperlihatkan keterampilan dengan gerakan lebih cepat, rumit, dan kompleks seperti orang dewasa. Untuk

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

meningkatkan perkembangan motorik pada anak biasanya dilakukan melalui berbagai aktivitas-aktivitas fisik dalam bentuk olahraga maupun permainanpermainan yang diatur sendiri oleh anak-anak, seperti bermain petak umpet. Dalam olahraga misalnya senam, dan berenang (Desmita,2005:155).

II.

Perbedaan Perkembangn Fisik pada Anak Laki-laki dan Perempuan Perkembangan fisik pada anak laki-laki normal biasanya lebih lambat

daripada perempuan, kalau perkembangan fisik anak laki-laki biasanya terlihat pada umur yang berkisar antara 10,5-16 tahun, sedangkan pada perempuan normal biasanya perkembangan fisik sudah terlihat pada usia yang berkisar antara 7,511,5 tahun. Sedangkan Perkembangan jaringan otot pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan otot anak perempuan. Sehingga anak laki laki lebih kuat dari pada anak perempuan. Perbedaan lainnya, yaitu Biasanya dalam hal perkembangan motorik anak perempuan lebih baik dari pada anak laki-laki.

III. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik

1. Nutrisi Dan Kesehatan Faktor nutrisi dan kesehatan ini sangat berpengaruh terhadap

perkembangan fisik anak. Apabila anak memperoleh asupan gizi yang baik maka akan dapat berpengaruh baik terhadap perkembangan fisik anak. Karena perkembangan fisik sendiri sangat berpengaruh terhadap perkembanganperkembagan lainnya dari anak. Sebaliknya apabila kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan cenderung bersifat pasif. 2. Olahraga Olahraga juga merupakan faktor yang dapat berpengaruh penting pada perkembangan fisik anak, dimana apabila anak yang kurang aktif dalam berolahraga sering kali menderita kelebihan berat badan atau kegemukan yang yang dapat menghambat gerak ataupun kesehatan anak.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

3. Luka Dan Penyakit Hal ini juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan fisik anak, seperti misalnya luka pada kepala, keracunan obat-obatan, dan penyakit keras akan menghambat perkembangan anak sampai batas-batas tertentu. 4. Perhatian Orang Tua Orang tua harus memperhatikan anaknya, seperti memperhatikan kebutuhan anak baik yang berupa kebutuhan makanan dan kasih sayang sehingga perkembangan anak menjadi optimal, karena anak akan merasa nyaman dan sehat selalu. 5. Lingkungan Faktor lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, misalnya faktor udara segar dan cahaya matahari. Apabila anak yang berada pada lingkungan yang mendapat cahaya matahari yang optimal dan udara yang segar, maka perkembangan fisik anak juga akan optimal, karena cahaya matahari dapat ber dampak baik terhadap pertumbuhan tulang. 2.2 Kemampuan-kemampuan kognitif Istilah Cognitive berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan Neisser (dalam Pada tahap operasi konkret anak sudah mengembangkan operasi-operasi logis, operasi itu bersifat reversible (dapat dimengerti dalam dua arah), dan mengandung sifat kekekalan (konservasi) dan berkaitan dengan sistem operasi yang lebih menyeluruh serta kemampuan anak untuk mengurutkan (seriasi) dan mengklasifikasikan objek.

2.2.1 Transformasi Reversibel Tahap Transformasi Reversibel merupakan suatu tahapan dimana anak sudah mulai mengerti proses transformasi atau perubahan, jadi si anak akan mengerti setiap langkah proses transformasi. Anak tidak melihat setiap langkah perubahan sebagai yang berdiri sendiri, tetapi sebagai satu kesatuan. Misalnya,

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

10

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

anak diberikan benda yang berputar, ia sudah dapat melihat seluruh proses berputarnya, bukan hanya kedudukan akhir dan kedudukan awalnya Wadsworth (dalam Paul Suparno, 2001:70). Transformasi reversible dibagi menjadi dua macam, yaitu inversi dan resiprok. Inversi adalah proses transformasi kebalikan, misalnya +A diinversi menjadi A. Resiprok adalah transformasi pencerminan, misalnya A<B merupakan resiprok dari B<A. Proses inversi seperti halnya, pada umur 7-8 tahun ada beberapa anak yang meramalkan bahwa : 1. Pembalikan 180 dari ABC adalah CBA. 2. Kalau dilakukan dua kali putaran, maka kedudukan urutan akan kembali seperti semula. 3. Kalau dilakukan tiga kali putaran, hasilnya akan sama dengan satu kali putaran. Selain inversi terdapat juga contoh transformasi resiprok, ada dua gelas yang satu lebar dan lainnya sempit tetapi tinggi, kemudian kedua gelas diisi air yang sama volumenya, pada tahap operasi konkret anak akan mengetahui bahwa meskipun tinggi air tidak sama, volumenya tetap sama (Paul Suparno, 2001:72). Menurut Piaget, transformasi operasional selalu menunjukkan beberapa bentuk yang tetap dari suatu sistem, dimana beberapa bentuk yang tetap itu disebut skema kekekalan (konservasi). Oleh karena itu, menurut Piaget, pengertian kekekalan menjadi salah satu indikasi psikologis akan adanya struktur operasiona, Piaget & Inhelder (dalam Paul Suparno, 2001:70)

2.2.2 Sistem Kekekalan Pada tahap ini anak sudah dapat mengerti konsep kekekalan objek, bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Dalam kekekalan ini, selalu terkandung unsur reversible. Piaget meneliti adanya bermacam-macam tahap perkembangan pengertian kekekalan.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

11

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

1. Kekekalan bilangan, muncul pada sekitar umur 5 atau 6 tahun. Anak pada umur ini mulai dapat mengadakan transformasi korespondensi satu per satu. Misalnya, bila diberikan 8 dadu dan disuruh menghitung, anak tahu bahwa jumlahnya tetap 8, bila diletakkan di dalam gelas ataupun dalam jarak yang lebih besar jumlah dadu akan tetap sama 8. Jadi, jumlah dadu akan tetap sama meskipun diletakkan didalam tempat dan jarak yang berbeda, Piaget & Inhelder (dalam Paul Suparno, 2001:72). Dari sini anak menemukan konsep bilangan dan kekekalan jumlah bilangan. 2. Kekekalan substansi, muncul pada sekitar umur 7 atau 8 tahun. Pada tahap ini, seseorang anak sudah dapat mengerti dan menangkap bahwa substansi (banyaknya) suatu benda itu tetap. Misalnya, massa suatu bungkalan lilin/lumpur tetap sama meskipun bentuknya diubah menjadi bermacammacam (Paul Suparno, 2001:73). 3. Konservasi panjang, muncul pada sekitar umur 7 atau 8 tahun. Seorang anak dihadapkan pada sebuah tongkat lurus (A), lalu tongkat itu dipotongpotong(B), atau dibengkokkan(C). Anak pada tahap ini sudah mengetahui bahwa panjangnya tetap sama Piaget & Inhelder (dalam Paul Suparno, 2001:73)

A. B. C.

4. Kekekalan luas, terjadi pada umur 9 atau 10 tahun. Piaget menggunakan gambar lembu dengan daerah rumput yang menjadi makanannya untuk meneliti kekekalan luas, Wadsworth (dalam Paul Suparno, 2001:70). Misalnya dalam gambar A, rumput diletakkan dalam dua tempat terpisah. Dalam gambar B, rumputnya diletakkan dalam dua tempat yang disatukan. Anak akan mengetahui bahwa kedua lembu makan rumput yang sama banyak. (A) rumput (B)

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

rumput

12

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

5. Kekekalan berat, terjadi pada umur 9 atau 10 tahun. Misalnya tanah liat yang lembu lembu dibentuk bermacam-macam. Anak sudah mengerti bahwa beratnya sama meskipun bentuknya berbeda (berat A = B).

6. Kekekalan volume, terjadi pada umur 11 atau 12 tahun. Sebagai contoh, bila anak diberi gelas yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. Baginya meskipun ukuran gelasnya berbeda, volume air akan tetap sama, dalam kekekalan ini selalu terkandung unsur reversible. Secara umum, kekekalan-kekekalan diatas didasarkan pada sifat inversi, resiprok, dan identitas. Inversi, karena bila air dikembalikan kegelas semula, volumenya tetap sama. Resiprok karena besarnya tanah liat dikompensasi dengan panjang tanah liat sehingga beratnya tetap sama. Identitas, karena volume air itu sama, demikian juga dengan tanah liat (Paul Suparno, 2001:76). a. Ciri-ciri Pemikiran Operasi Konkret Yang Lain

1.

Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh. Pada tahap ini, seorang anak mulai dapat menggambarkan secara

menyeluruh ingatan, pengalaman, dan objek yang dialami. Adaptasi dengan lingkungan disatukan dengan gambaran akan lingkungan itu. Misalkan, anak dapat menggambarkan situasi sekolahnya. 2. Melihat dari berbagai segi.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

13

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

Anak pada tahap ini mulai dapat melihat suatu objek atau persoalan secara sedikit menyeluruh dengan melihat aspek-aspeknya secara luas bukan hanya dari satu persepsi saja. Ia tidak hanya memusatkan pada titik tertentu, tetapi dapat bersama-sama mengamati titik yang lain. Misalnya, anak berhubungan dengan beberapa teman secara serentak dan memperhatikan hal yang dibicarakan temantemannya. 3. Seriasi. Kemampuan seriasi berkembang pada umur 7 tahun dan mengikuti transformasi korespondensi satu per satu, dimana proses seriasi adalah proses mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau kecilnya unsur-unsur tersebut. Urutan dapat dibuat dari kecil ke besar atau dari besar ke kecil. Seriasi untuk dua dimensi juga sudah mulai muncul pada umur 7 sampai 8 tahun. Menurut Piaget, bila seorang anak sudah dapat berhasil membuat salah satu seriasi, biasanya ia tidak akan mengalami banyak kesulitan untuk membuat serisai dua atau tiga set yang lain (Paul Suparno, 2001:79). 4. Klasifikasi. Menurut Piaget, bila anak yang berumur 8 tahun dan 12 tahun diberi bermacam-macam objek dan disuruh membuat klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Anak yang paling muda akan menyusun objek-objek tidak hanya berdasarkan pada kesamaan dan perbedaan, tetapi juga menjajarkannya dalam ruang dengan baris, bentuk, warna dan lain-lain, sedangkan anak yang lebih dewasa akan mengelompokkan objek- objek itu secara berstruktur. Piaget menemukan ada tiga level perkembangan; Level 1 , anak berumur 4 dan 5 tahun biasanya menyatukan benda-benda yang dilihatnya mempunyai kesamaan, tetapi dengan kriteria kesamaan dua objek pada waktu yang sama. seperti halnya anak mengumpulkan lingkaran putih dengan lingkaran merah karena sama-sama lingkaran. Tetapi, ia lalu menambah segitiga putih ke lingkaran putih, karena kesamaan pada warnanya yaitu putih. Akibatnya, klasifikasi menjadi campur aduk. Anak tidak melihat secara keseluruhan, akan tetapi hanya melihat dua-dua (Paul Suparno, 2001:7980).

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

14

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

Level 2, anak berumur 7 tahun menyatukan benda-benda yang memilki kesamaan dalam satu dimensi. Misalnya, menyatukan berdasarkan klasifikasi bentuknya semua segitiga disatukan, ataupun berdasarkan warnanya semua merah disatukan dengan warna merah. Hubungan antara koleksi dan subkoleksi tidak diperhatikan (Paul Suparno, 2001:80). Level 3, anak berumur 8 tahun, dimana pada umur ini anak dapat mengklasifikasikan benda-benda dengan baik. Ia dapat menentukan hubungan antara kelas dan subkelas (Paul Suparno, 2001:80). Dalam klasifikasi objek ini anak berumur 7-11 tahun sudah dapat mengklasifikasikan secara hierarkis dan inklusif, dapat berpikir serentak secara keseluruhan atau bagian-bagian berdasarkan penglihatan yang konkret. 5. Bilangan. Dalam hal ini, Piaget lebih tertarik pada soal korespondensi satu-satu dan sifat kekekalan. Korespondensi satu-satu adalah pemetaan atau pemasangan satu persatu antara unsur-unsur dalam himpunan benda (A) dengan unsur-unsur himpunan yang lain (B) (Paul Suparno, 2001:82), sedangkan sifat kekekalan menghilangkan perbedaan yang ada pada setiap objek dan melihat segi yang tumbuh. 6. Ruang, waktu, dan kecepatan. Jika dihadapkan pada suatu benda yang bergerak lebih cepat daripada benda lain, seorang anak pada tahap operasi konkret akan dapat memperhatikan laju benda tersebut dan relasi antara waktu dengan jarak. Menurut Piaget, pengertian waktu didasarkan pada tiga operasi: Seriasi kejadian Inklusi interval dan kejadian, yaitu pemasukan interval waktu antara kejadiankejadian yang terjadi pada saat tertentu Metrik temporal, yaitu ukuran waktu seperti dalam musik. 7. Kausalitas. Pada tahap ini, seorang anak sudah lebih mendalam melihat sebab dari suatu kejadian. Ia suka mempertanyakan mengapa sesuatu terjadi. Ia suka melihat dan meneliti terjadinya berbagai macam hal.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

15

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

8.

Probabilitas. Pada tahap ini, anak dapat mengerti bahwa meskipun ia tidak dapat

meramalkan hasil dari kejadian-kejadian individual, ia dapat mengantisipasi hasil dari jumlah banyak. Pengertian probabilitas sebagai suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan kasus-kasus yang mungkin mulai terbentuk, tetapi sistem kombinasi baru muncul pada umur 11 atau 12 tahun (Paul Suparno, 2001:85). 9. Penalaran. Sampai pada umur 8 atau 9 tahun, penalaran anak masih sinkretis, yaitu kecenderungan menghubungkan suatu rangkaian gagasan-gagasan yang terpisah dalam suatu keseluruhan yang tidak jelas (membingungkan). Ada berbagai macam bentuk penalaran, yaitu sinkretis, junkstaposisi (asal meletakan satu kalimat dengan kalimat yang lain), ordinal, dan relasi bagian-keseluruhan (part-whole relation). 10. Egosentrisme dan Sosialisme. Pada tahap ini anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia mulai mencari validitas dengan teman-temannya. Bahasa yang digunakan juga lebih komunikatif dan monolog dengan diri sendiri sudah mulai berkurang.

2.3 Pemikiran Operasi Konkret Lainya Pada tahap ini secara umum anak masih berpatokan pada hal-hal yang yang bersifat konkret/nyata, Dimana pemikiran anak kurang dalam hal abstrak. Namun disadari maupun tanpa disadari, sebenarnya terdapat perkembangan-

perkembangan yang terjadi dalam diri anak selain tentang pemikiran konkret di atas, yang nantinya merupakan dasar/proses awal anak ke tahap perkembangan selanjutnya yaitu operasional formal. Beberapa pemikiran operasional konkret yang terdapat yaitu: a. Perkembangan Memori Pada tahap operasional konkrit perkembangan memori jangka pendek telah berkembang dengan baik, namun tidak dengan memori jangaka panjang anak

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

16

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

yang mana belum menunjukan peningkatan yang segnifikan disertai dengan keterbatasan-keterbarasan tertentu. Memori jangka pendek didefinisikan sebagai ingatan pada seorang individu yang sifatnya sementara/ dalam kurun waktu singkat, misalnya ingatan anak terhadap materi yang disampaikan guru kepada anak. Dalam hal ini anak hanya mampu mengingat memori/ingatan mereka dalam rentangan waktu yang singkat (tidak selamanya). Sedangkan memori jangka panjang sendiri didefinisikan sebagai ingatan yang bersifat jangka waktu lama, atau bahkan selamanya. Ingatan ini bersifat permanen pada diri anak, misalnya ingatan terhadap kenanga mereka waktu kecil dengan teman sebayanya yang berkesan dalam hati mereka dan sulit untuk mereka lupakan. Namun anak berusaha mengurangi keterbatasan-keterbatasan tersebut dengan mengunakan suatu cara yang disebut dengan strategi memori, yaitu prilaku yang disengaja digunakan untuk meningkatkan memory (Desmita, 2005:158). Martlin (1994) menyebutkan 4 cara/strategi memori yang penting yaitu: 1. Rehearsal (pengulangan) Merupakan suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan. Hal ini efektif untuk anak pada masa operasional konkret, karena tingkat pengulangan dan dengan seiring bertambahnya usia akan membantu keberhasilan dari memori tersebut. 2. Organization (organisasi) Pengelompokan dan pengkategorian adalah sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Contoh: anak SD akan lebih mudah menghafal namanama teman sekelasnya dengan menentukan susunan dimana duduk mereka relatif

dalam satu kelas. hal ini menunjukan bahwa pengelompokan/organisasi dapat meningkatkan daya ingat mereka. 3. Imagery (perbandingan)

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

17

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembayangan dari seseorang. Dalam hal ini, anak lebih mudah mengingat suatu objek dengan membandingkan objek tersebut dengan objek lainya, baik dari segi penampilan, karakteristik, maupun ciri khas dari objek yang dibandingan. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan beberapa ahli menyimpulkan kalau

perbandingan suatu benda dengan benda lainya akan dapat meningkatkan daya ingat/memori pada anak. 4. Retrieval (permunculan kembali) Merupakan proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan (Desmita, 2005:160). Hal ini berarti anak berusaha memunculkan kembali ingatan-ingatan yang ada dengan adanya suatu rangsangan/stimulus berupa isyarat-isyarat sehingga akan membantu menyelidiki kembali ingatan mereka yang dulu. Namun seperti biasanya anak usia muda belum sepenuhnya memahami manfaat dari strategi memori, namun seiring dengan bertambahnya usia, mereka akan mulai menyadari hal tersebut. Selain strategi di atas, ada beberapa hal lain yang berperan dalam keberhasilan memori anak diantaranya yaitu : Tingkatan usia. Sifat-sifat anak (sikap, motivasi, kesehatan). Pengetahuan yang telah diperoleh. Ketiga hal tersebut berbanding lurus dengan tingkat keberasilan akan ingatan jangka panjang anak, yakni semakin dewasa anak maka akan semakin kuat ingatan mereka akan sesuatu, begitu pula seterusnya. b. Perkembangan Pemikiran Kritis Secara umum pemikiran kritis merupakan suatu pemikiran yang mendalam terhadap suatu permasalahan, tepat dan cepat dalam hal menyimpulkan, serta tidak begitu saja percaya terhadap informasi ataupun asumsi publik. Namun

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

18

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

dalam tahap operasional konkrit pemikiran ini lebih kepada pemikiran anak lebih memahami sesuatu secara tepat dan benar. Pemikiran ini dapat ditumbuhkan dalam diri anak, dimana anak harus mampu mengembangkannya dengan cara berfikir aktif mereka, sehingga sejalan dengan pertumbuhan usia mereka nantinya anak akan mampu memahami dan menerapkan pola pemikiran yang kritis. Namun dalam hal ini perlu adanya peranan dari komponen pendidikan, karena tanpa adanya pendidikan mustahil pemikiran kritis tersebut akan mampu berkembang dengan baik. Adapun beberapa usulan tentang cara mengembangkan kemampuan berfikir kritis pada anak menurut Robert J. Sternber (Desmita, 2005:162), yaitu : Mengajarkan anak menggunakan proses-proses berfikir yang benar Mengembangkan strategi-strategi pemecahan masalah Meningkatkan gambaran mental mereka Memperluas landasan pengetahuan mereka, dan Memotivasi anak menggunakan keterampilan berfikir mereka Dari beberapa usulan tersebut, dapat dikatakan pemikiran kritis anak akan muncul dengan sebuah proses pembelajaran yang menekankan pada beberapa hal seperti mengajarkan, proses pengembangan, peningkatan, perluasan, serta memotivasi anak untuk berupaya meningkatkan kemampuan yang mereka miliki, namun belum mereka keluarkan secara optimal. c. Perkembangan Kreativitas Seperti yang kita ketahui Otak manusia menurut fungsinya terbagi menjadi dua bagian yaitu otak bagian kanan dan otak bagian kiri, otak bagian kiri berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat ilmiah, kritis, logis, sistematis, dan sejenisnya. Sedangkan otak bagian kanan berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat, nonverbal, kreatif, mencipta, dan sejenisnya (Mohammad Ali & Mohammad Asrori, 2009:40).

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

19

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

Secara umum kreativitas tercipta dalam bentuk gagasan maupun karya nyata merupakan perpaduan/kombinasi fungsi antara otak bagian kanan dengan otak bagian kiri. Sedangkan kreativitas sendiri didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru (belum pernah ada) ataupun kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya. Pada tahap operasional konkret, Menurut Jean Piaget (Mohammad Ali & Mohammad Asrori, 2009:40), kreativitas anak sudah mulai berkembang adapun beberapa faktor yang memungkinkan berkembanganya kreativitas tersebut yaitu : Anak sudah mulai mampu menampilkan operasi-operasi mental. Anak mulai mampu berfikir logis dalam bentuk yang sederhana. Kemampuan memelihara identitas diri anak sudah mulai berkembang. Konsep tentang ruang sudah semakin luas. Anak sudah menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Anak sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun masih

memerlukan bantuan objek-objek konkret. Adapun kreativitas anak dapat terlihat pada suatu kondisi, dimana anak diberikan bermain di pantai yang dipenuhi dengan pasir, dalam hal ini anak sudah mampu mengolah pasir tersebut menjadi bentuk-bentuk unik menurut kreasi mereka. Hal ini terjadi karena anak sudah mampu melakuan operasi mental untuk mengimajinasikan suatu benda meskipun mereka perlu bantuan dengan melihat bentuk benda aslinya. Menurut beberapa ahli seorang individu yaitu: a. Menurut Menurut Utami Munandar (1977) ciri-ciri kepribadian kreatif yang diharapkan oleh bangsa indonesia yaitu : Mempunyai daya imajinasi yang kuat. Mempunyai inisiatif. Mempunyai minat yang luas. karakteristik/ciri-ciri dari kreativitas pada diri

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

20

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

Mempunyai kebebasan dalam berfikir. Bersifat ingin tahu. Selalu ingin mendapatkan pengalaman baru. Mempunyai kepercayaan diri yang kuat. Penuh semangat. Berani mengambil resiko. Berani mengemukakan pendapat dan memiliki keyakinan.

b. Menurut Clark (1988), bahwa karakteristik kreativitas seorang individu yaitu : Memiliki disiplin diri yang tinggi. Memiliki kemandirian yang tinggi. Cenderung sering menentang otoritas. Memiliki rasa humor. Senang berpetualang. Menyukai hal-hal yang kompleks. Memiliki memori dan atensi yang baik. Memiliki wawasan yang luas. Sensitif terhadap lingkungan. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Memiliki nilai estetika yang tinggi.

c. Sedangkan Torrance (1981) Mengemukakan karakteristik kreativitas individu yaitu : Memiliki rasa ingin tahu yang besar. Tekun dan tidak mudah bosan. Percaya diri dan mandiri. Merasa tertantang oleh kemajemukan dan kompleksitas. Berani mengambil resiko. Bervikir divergen.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

21

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

Dari beberapa pemaparan tentang karakteristik kreativitas individu, maka dapat dikatakan bahwa, karakteristi/ciri-ciri kreativitas pada individu anak secara umumnya yaitu mempunyai daya imajinasi yang kuat untuk menciptaan sesuatu yang baru maupun kombinasi dari sesuatu yang sudah pernah ada sebelumnya, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi yang memotivasi mereka untuk menemukan hal yang baru yang nantinya akan menghasilkan pengalaman yang baru pula, Dan berani mengambil resiko demi mencoba sesuatu hal yang baru. d. Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa didefinisikan sebagai kemampuan dalam menguasai kosa kata, ucapan, dan etika pengucapan yang terjadi sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya. Secara umum dilihat dari perkembangan umur kronologis, tahap perkembangan bahasa dibedakan menjadi beberapa tahap yaitu : Tahap prangiluistik atau meraban (0,31 tahun) Tahap holofrastik atau kalimat satu kata (11,8 tahun) Tahap kalimat dua kata (1,62 tahun) Tahap pengembangan kata tata bahasa awal (25 tahun) Tahap pengembangan tata bahasa lanjut (510 tahun) Tahap kompetensi lengkap (11dewasa) Pada masa operasional konkret, tahap perkembangan bahasa yang terjadi yaitu antara tahap pengembangan tata bahasa lanjut dan tahap kompetensi lengkap. Tahap pengembangan tata bahasa lanjut merupakan tahap dimina anak semakin mampu mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih kompleks dari sebelumnya menjadi kalimat-kalimat yang benar sesuai dengan atauran penulisanya, Sedangan pada tahap kompetensi lengkap terlihat perkembangan bahasa anak semakin pesat, pembendaharaan kata yang dimiliki semakin meningkat, terdapat gaya bahasa tersendiri, dan semakin lancar dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

22

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

Dalam perkembanganya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses perkembangan bahasa pada anak yaitu (Mohammad Ali & Mohammad Asrori, 2009:40) : 1. Kognisi Merupakan kecerdasan individu, dimana tinggi rendahnya hal ini akan berpengaruh pula pada perkembangan bahasa yang diperoleh oleh anak. 2. Pola komunikasi dalam keluarga Komunikasi dalam lingkungan keluarga yang memiliki keterbukaan

maupun demokrasi, akan mempercepat perkembangan bahasa yang diperoleh anak didandingan dengan yang tertutup 3. Jumlah anggota keluarga Semakin banyak anggota keluarga anak, pada umumnya akan mempercepat perkembangan bahasa anak karena interaksi yang terjadi semakin sering pula, Sehingga akan membiasakan anak untuk berbicara. 4. Posisi urutan dalam keluarga Pada suatu kondisi di mana urutan dalam keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak dapat dinyataan yaitu apabila posisi kelahiran anak ditengah maka perkembangan bahasanya akan lebih cepat dibandingkan dengan anak sulung maupun bungsu, yang cendrung pada satu arah yaitu naik ataupun turun. 5. Kedwibahasaan Anak yang dibesaran dilingkungan keluarga yang menggunakan lebih dari satu bahasa akan lebih cepat berkembang dari pada di lingkungan yang menggunakan satu bahasa saja, karena pembendaharaan kata yang dimiliki anak akan semakin banyak, sehingga akan lebih mudah dalam berkomunikasi.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

23

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

BAB III PENUTUP 3.1 1. KESIMPULAN Perkembangan anak selama masa sekolah dasar (Operasional Konkrit) dimana pada tahap ini sudah lebih kompleks dari pada masa sebelumnya. Terdapat beberapa perkembangan yang terjadi pada tahap Operasional Konkrit ini diantaranya yaitu: perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. 2. Pada tahap operasi konkret anak sudah mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan kognitif, seperti transformasi reversibel dimana anak mengerti terjadinya sebuah perubahan sebagai satu kesatuan dan tidak berdiri-sendiri, dan mengandung sifat kekekalan (konservasi) dan berkaitan dengan operasi konkret lainnya. 3. Beberapa pemikiran operasional konkret yang terdapat yaitu: 1. Perkembangan Memori 2. Perkembangan Pemikiran Kritis 3. Perkembangan Kreativitas 4. Perkembangan Bahasa

3.2 1.

SARAN Masa operasional konret merupakan masa peralihan anak dari masa sebelumnya yakni masa pra operasional, pada masa ini perkembangan anak sudah mulai terlihat, namun masih sebatas hal-hal yang bersifat konkret jadi ada baiknya dalam proses pembelajaran anak lebih banyak dihadapan pada hal-hal yang bersifat konkret, agar perkembangan anak terjadi secara optimal.

2.

Sebagai calon tenaga pengajar, ada baiknya mengetahui tingat perembangan pemikiran anak, agar tidak terjadi miskonsepsi yang akan diberikan pada anak. Dalam hal ini, lebih ditekanan bagaimana proses pendidikan dari pada pengajaran.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

24

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

DISKUSI A. Pertanyaan 1. Pertumbuhan fisik perempuan lebih cepat dari laki-laki, apakah juga berlaku pada perkembangan kemampuan kognitifnya? 2. Pertumbuhan fisik masa ini dapat mengembangkan kemampuan anak tapi selain itu juga dapat menimbulkan suatu permasalahan psikologis dan fisik, apa yang menyebabkan hal tersebut? 3. Bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak usia sekolah dasar?

B. Pembahasan 1. Pada umumnya pada tahap operasional konkret terdapat perbedaan pada perkembangan fisik anak laki-laki dengan anak perempuan, namun hal tersebut tidak berlaku pada perkembangan kognitif mereka, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi dari perkembangan kognitif tersebut salah satunya yaitu Kognisi atau tingkat kecerdasan individu. 2. Pertumbuhan fisik dapat dikatakan mengembangkan kemampuan anak apabila pertumbuhan tersebut memberikan peranan positiv pada diri anak sendiri. Sedangkan pertumbuhan fisik sendiri dapat dikataan menimbulkan suatu permasalahan psikologis dan fisik dapat diaplikasikan pada suatu kondisi yaitu misalnya pertumbuhan berat badan seorang anak mengalami pertumbuhan yang segnifian jadi anak tersebut akan merasa malu karena akan diejek/diolokolok oleh teman mereka, sehingga terdapat suatu masalah pada

psokologis/kejiwaan anak tersebut, begitu pula dengan penampilan fisik mereka. 3. Pada umumnya terdapat sifat kreatif dalam setiap individu, namun sifat tersebut belum dimunculkan secara optimum oleh anak sehingga Kreativitas pada anak perlu ditumbuhkan dengan cara memotivasi maupun mendidik serta mengajarkan pada untuk menumbuhkan daya imajinasi yang kuat, rasa ingin tahu yang tinggi, dan sikap berani mengambil resiko, yang mana merupakan karakteristik/ciri-ciri kreativitas dari seorang individu.

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

25

Oleh: Asta, Genep, dan Siti

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. & Asrori, M. 2009. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara Anonim. 2010. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. [online].

http://thedevilarea.blogspot.com. 13 Oktober 2011 Anonim. 2010. Perkembangan Fisik Anak Usia SD. [online].

http://www.kompasiana.com. 13 Oktober 2011 Anonim. 2011, Perkembangan Anak | Perkembangan Fisik, Motorik, Kognitif, Psikososial. [online]. http://www.histats.com. 13 Oktober 2011 Anonim. 2011. Teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget). [online].

http://zulfikarnasution.wordpress.com. 13 Oktober 2011 Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius

Perkembangan Anak Selama Masa Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun)

26

You might also like