You are on page 1of 3

Alat Fermentasi Sederhana

Pembelajaran IPA tidak akan terpisahkan dari kegiatan praktikum. Woolnough dan Allsop (Rustaman, 2003) mengemukakan empat alasan pentingnya kegiatan praktikum IPA. Pertama, praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran. Konsekuensi dari kegiatan praktikum ini membutuhkan alat dan bahan yang digunakan untuk memudahkan pemahaman terhadap suatu konsep atau pokok bahasan yang dipraktikumkan. Permasalahannya sekarang adalah tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan praktikum namun bila sarana dan prasarana tidak ada apakah kegiatan praktikum tidak dapat dilakukan ? Tentu saja masih dapat dilakukan, oleh karena itu diperlukan terobosan inovatif dari siswa dan guru untuk membuat alternatif alat praktikum IPA sederhana dengan memanfaatkan alat dan bahan sederhana yang terdapat di lingkungan sekolah dan rumah. Berikut adalah salah satu inovasi alat praktikum sederhana untuk menunjang kegiatan praktikum IPA. Alat tersebut adalah alat fermentasi sederhana. 1. Dasar teori Fermentasi merupakan peristiwa pemecahan senyawa organik oleh mikroorganisme yang berlangsung pada keadaan anaerob untuk mendapatkan energi, namun energi tersebut dalam jumlah satuan zat yang sama akan diperoleh energi yang lebih rendah. Selain itu dihasilkan juga senyawa sampingan yang menjadi racun bagi organisme itu sendiri. 2. Tujuan pembuatan Mengamati peristiwa fermentasi, dengan perantara larutan indikator yang bersifat basa

3. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan alat fermentasi sederhana terdiri atas

Botol plastik air mineral volume 250 ml yang memiliki tutup sebanyak 2 buah. Selang plastik 1 meter Jara. Korek api. Lilin Sedotan kecil Glukosa fermipan Fenoptalin. Air kapur. Kertas label

4. Prosedur Pembuatan Alat Pembuatan alat fermentasi sederhana tersusun sebagai berikut :

Tutup botol plastik air mineral dilubangi menggunakan jara yang telah dipanasi dengan lilin. Untuk memudahkan dalam melubanginya sebaiknya tutup botol tetap melekat pada mulut botol.

Menandai kedua gelas plastik menggunakan kertas label sebagai gelas A dan gelas B. Kemudian memasukan selang plastik ke dalam botol plastik tersebut. Selang plastik yang dimasukan diusahakan tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah.

Pada gelas A dimasukan campuran glukosa dan fermipan sedangkan pada gelas B dimasukan fenoptalin dengan air kapur. Campuran air kapur dengan fenoptalin tersebut menghasilkan warna merah. Untuk mengeluarkan gas-gas lain yang yang tidak diperlukan dalam praktikum ini, pada gelas B dimasukan sedotan plastik kecil.

Campuran glukosa dan fermipan akan mengalami reaksi kimia dan menghasilkan gelembung air pada campuran fenoptalin dan air kapur. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

Botol plastik sebelah kanan diisi dengan fermipan dan glukosa. Campuran antara fermipan dan glukosa menimbulkan reaksi kimia Peristiwa yang terjadi dapat menggambarkan mekanisme fermentasi. Pada praktikum kali ini disajikan fermentasi glukosa oleh ragi (Saccharomyces). C6H12O6 2 C2H5OH + 2CO2 +21 kal Ragi yang digunakan merupakan contoh mikroorganisme ideal dalam mekanisme fermentasi. Dwidjoseputro (Ridwan, 2006) mengatakan bahwa sel-sel ragi merupakan contoh mikroorganisme yang mendapatkan energi yang dibutuhkannya dengan respirasi anaerob. Lebih lanjut dijelaskan pernapasan anaerob sebenarnya dapat juga berlangsung di dalam udara bebas akan tetapi proses ini tidak menggunakan O2 yang tersedia di dalam udara itu. Pernapasan anaerob juga lazim disebut fermentasi, meskipun tidak semua fermentasi itu anaerob. Tujuan fermentasi sama saja dengan tujuan respirasi yaitu untuk memperoleh energi.

Sketsa Alat Fermentasi Sederhana

You might also like