You are on page 1of 4

Mekanisme Persalinan Penurunan Bokong

NO TINDAKAN 1 2 Turunya bokong dalam posisi miring atau melintang memasuki PAP Pada permulaan kala II, bokong turun memasuki dasar panggul, terjadi putar paksi dalam dimana diameter bitrokhanter memasuki PBP dalam posisi anteroposterior. 3 Akhir kala II, bokong depan lahir melewati vulva dengan latero fleksi badan, berputar pada titik symfisis. Bahu belum memasuki panggul. 4 Bokong dan kaki lahir, bahu masuk PAP. Terjadi putar paksi luar, sehingga punggung menghadap keatas. 5 Bahu mencapai dasar panggul, terjadi rotasi dalam sehingga diameter biakromial terletak antero posterior dan bersamaan dengan itu bokong berputar 90 kedepan (putaran resusitasi). Kepala memasuki PAP dengan sutura sagitalis berada pada diameter tranvesal panggul. Keterangan: bokong masuk PAP dengan garis pangkal paha melintang atau miring. Dengan turunnya bokong, terjadi putar sehingga didasar panggul garis pangkal paha letaknya menjadi muka belakang. Dengan trokhanter depan sebagai hypomoklion (di bawah symfisis), terjadi latero fleksi tubuh janin(punggung), sehingga trokhanter belakang melewati perineum. Setelah bokong lahir di ikuti kedua kaki, kemudian terjadi sedikit rotasi untuk memungkinkan bahu masuk PAP dalam posisi melintang atau miring. Lalu bahu depan dibawah sympisis dan bahu belakanglahir. Kemudian kepala dilahirkan. 6 Bahu depan lahir dibawah sympisis dengan fleksi lateral badan.

NILAI

Distosia bahu Langkah pertama : maneuver Mc Robert Dimulai dengan memposisikan ibu dalam posisi mac Robert, yaitu ibu

terlntang memfleksikan kedua paha sehingga lutut menjadi sedekat mungkin ke dada dan rotasikan kedua kaki kearah luar (abduksi). Lakukan episiotomi yang cukup lebar. Gabungkan episiotomy dan posisi mc Robert akan mempermudah bahu posterior melewati promontorium dan masuk kedalam panggul. Mintalah asisten menekan supra simpisis kearah posterior menggungakan pangkal tangannya untuk menekan bahu anterior agar mau masuk dibawah simpisis sementara itu lakukan tarikan pada kepala janin kearah posterokaudal dengan mantab. Langkah tersebut akan melahirkan bahu anterior, hindari tarikan yang berlebihan karena akan mencederai fleksus brachialis setelah bahu anterior dilahirkan, langkah selanjutnya sama dengan pertolongan persalinan presentasi kepala.manuver ini cukup sederhana dan dapat mengatasi sebagian besar distosia bhu derajat ringan sampai sedang.

Langkah kedua : maneuver Rubin Oleh karena diameter antero posterior PAP lebih sempit daripada diameter obliq atau tranversanya maka apabila bahu dalam antero posterior perlu diubah menjadi posisi obliq atau transversa untuk mempermudah melahirkannya, tidak boleh melakukan putaran pada kepala atau leher bayi untuk mengubah posisi bahu. Yang dapat dilakukan adalah memutar bahu secara langsung atau melakukan tekanan supra pubik kearah dorsal. Pada umumnya sulit mrnjangkau bahu anterior, sehingga pemutaran bahu lebih mudah dilakukan pada bahu posteriornya. Masih dalam posisi mcRobert masukkan tangan pada bagian posterior vaginal, takanlah daerah ketiak bayi sehingga bahu berputar menjadi posisi obliq atau tranversa. Lebih menguntungkan bila pemutaran itu kerah yang membuat punggung bayi menghadap kearah anterior ( maneuver Rubin Anterior) oleh karena kekuatan tarikan yang diperlukan untuk melahirkannya lebih rendah dibandingkan posisi bahu antro posterior atau punggung bayi menghadap kearah posterior. Ketika dilakukan penekanan supra pubik pada posisi

punggung janin anterior akan membuat bahu lebih abduksi, sehingga diameternya mengecil dengan bantuan tekanan supra simpisis kearah posterior, lakukan tarikan kepala kearah postero kaudal dengan mantab untuk melahirkan bahu anterior. 9 Langkah ketiga: Melahirkan bahu posterior, posisi merangkak atau maneuver Wood Melahirkan bahu posterior dilakukan pertama pertama kali dengan mengidentifikasi dulu posisi punggung bayi. Masukkan tangan penolong yang bersebrangan dengan punggung bayi (punggung kanan berarti tangan kanan, punggung kiri berarti tangan kiri) ke vagina. Temukan bahu posterior, telusuri lengan atas dan buatlah sendi siku menjadi fleksi (bisa dilakukan dengan menekan fossa cubiti) peganglah lengan bawah dan buatlah gerakan mengusap kearah dada bayi. Langkah ini akan membuat bahu posterior lahir dan memberikan ruang cukup bagi bahu anterior masuk kebawah simpisis. Dengan bantuan tekanan supra simpisis kearah posterior lakukan tarikan kepala kearah postero kaudal dengan mantab untuk melahirkan bahu anterior. Manfaat posisi merangkan didasarkan asumsi fleksibilitas sendi sakroiliaka bisa meningkatkan diameter sagital PAP sebesar 1-2 cm dan pengaruh gravitasi akan membantu bahu posterior melewati promontorium pada posisi terlentang atau litotomi sendi sakro iliaka menjadi terbatas mobilitasnya. Pasien menopang kedua bahu tubuhnya dan kedua lututnya. Pada maneuver ini bahu posterior dilahirkan terlebih dahulu. Dengan melakukan tarikan kepala Bahu melalui panggul ternyata tidak dalam gerak lurus tetapi berputar seperti uliran sekrup. Berdasarkan hal itu memutar bahu akan mempermudah melahirkannya. Maneuver wood dilakukan dengan menggungakan dua jari tangan yang dilakukan bersebrangan dengan punggung bayi ( punggung kanan berarti tangan kanan, punggung kiri berarti tangan kiri), yang diletakkan dibagian bahu posterior. Bahu posterior dirotasi 180 0 dengan demikian bahu posterior menjadi bahu anterior dan posisinya berada

dibawah arcus pubis sedangkan bahu anterior memasuki PAP dan berubah menjadi bahu posterior. Dalam posisiseperti itu bahu anterior akan dengan mudah dilahirkan. Setelah me;lkukan prosedur pertolongan distosia bahu tindakan selanjutnya adalah melakukan proses dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca tindakan serta perawatan pasca tindakan. Perawatan pasca tindakan termasuk menliskan laporan dilembar catatan medic dan memberikan konseling pasca tindakan.

You might also like