You are on page 1of 12

BAB II PEMBAHASAN A.Hadist Tentang Anjuran Menuntut Ilmu - - : - - : (( . )) . 1375.Dari Abu Musa r.a., katanya: "Nabi s.a.w.

. )) . 1375.Dari Abu Musa r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Perumpamaan dari petunjuk dan ilmu yang dengannya saya diutus oleh Allah itu adalah seperti hujan yang mengenai bumi. Di antara bumi itu ada bagian yang baik, yaitu dapat menerima air, kemudian dapat pula menumbuhkan rumput dan lalang yang banyak sekali, menahan masuknya air dan selanjutnya dengan air yang bertahan itu Allah lalu memberikan kemanfaatan kepada para manusia, karena mereka dapat minum daripadanya, dapat menyiram dan bercucuk tanam. Ada pula hujan itu mengenai bagian bumi yang lain, yang ini hanyalah merupakan tanah rata lagi licin. Bagian bumi ini tentulah tidak dapat menahan air dan tidak pula dapat menumbuhkan rumput. Jadi yang sedemikian itu adalah contohnya orang pandai dalam agama Allah dan petunjuk serta ilmu yang dengannya itu saya diutus, dapat pula memberikan kemanfaatan kepada orang tadi, maka orang itupun mengetahuinya - mempelajarinya, kemudian mengajarkannya - yang ini diumpamakan bumi yang dapat menerima air atau dapat menahan air, dan itu puIalah contohnya orang yang tidak suka mengangkat kepala untuk menerima petunjuk dan ilmu tersebut. Jadi ia enggan menerima petunjuk Allah yang dengannya itu saya dirasulkan ini contohnya bumi yang rata serta licin." (Muttafaq 'alaih) - - : - - : (( . )) .

1378. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang menempuh sesuatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan di situ, maka Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke syurga." (Riwayat Muslim)

: - - : (( : . )) .
1380. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila anak Adam - yakni manusia - meninggal dunia, maka putuslah amalannya - yakni tidak dapat menambah pahalanya lagi, melainkan dari tiga macam perkara, yaitu sedekah jariah atau ilmu yang dapat diambil kemanfaatannya atau anak yang shalih yang suka mendoakan untuknya." (Riwayat Muslim)

: - - : (( . )) . 1389. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu tidak mencabut ilmu pengetahuan dengan sekaligus pencabutan yang dicabutnya dari para manusia, tetapi Allah mencabut ruhnya para alim-ulama, sehingga apabila tidak ditinggalkannya lagi seorang alimpun - di dunia ini, maka orang-orang banyak akan mengangkat para pemimpin - atau kepala-kepala pemerintahan - yang bodoh-bodoh. Mereka - para pemimpin dan kepala - itu ditanya, lalu memberikan keterangan fatwa dengan tanpa menggunakan dasar ilmu pengetahuan. Maka akhirnya mereka itu semuanya sesat dan pula menyesatkan - orang lain." (Muttafaq 'alaih) B.Mufradat Hadist Hadist Pertama

Al Huda adalah petunjuk yang mengantarkan kepada yang diinginkan, sedangkan ilmu yang dimaksud adalah pengetahuan tentang dalil-dalil syariah. Naqiyatun (Subur). merupakan sifat bagian tanah yang bisa menumbuhkan sesuatu. Qiaanun yaitu tanah datar yang licin dan tidak bisa menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Hadist ke-Dua Salaka :Menempuh ,menyusuri Thoriq : Jalan

Hadist ke-Tiga Maata :mati Inqotoa :terputus Amaluhu :amalan atau usaha ia untuk beramal. Hadist ke-Empat Yaqbidhu :cabut

C.Pendapat Para Ulama Hadist Pertama Telah berkata Ibnu Hajar Al Atsqolani Dalam fathul barihal 336-338. Al Qurtubi dan yang lain-lain mengatakan, bahwa Rasulullah ketika datang membawa ajaran agama, beliau mengumpamakannya dengan hujan yang diperlukan ketika mereka membutuhkannya. Demikianlah kondisi manusia sebelum Rasulullah diutus. Seperti hujan menghidupkan tanah yang mati, demikian pula ilmu agama dapat menghidupkan hati yang mati. Kemudian beliau mengumpamakan orang yang mendengarkan ilmu agama dengan berbagai macam tanah yang terkena air hujan, diantara mereka adalah orang alim yang mengamalkan ilmunya dan mengajar. Orang ini seperti tanah subur yang menyerap air sehingga dapat memberi manfaat bagi dirinya, kemudian tanah tersebut dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan sehingga dapat memberi manfaat bagi yang lain. Telah berkata Syaikh Utsaimin : Didalam hadist ada perumpamaan yang menakjubkan dimana Nabi Saw mengumpamakan risalah yang ia emban yang berisikan ilmu dan petunjuk seperti air hujan.Bahwa dengan air hujan hiduplah bumi dan dengan wahyu hiduplah hati,karena inilah hingga Allah Swt menyebut apa yang

dibawa Rasulullah Saw sebagai ruh.Allah Swt berfirman : Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan. Qs.As-Syura:52-53.

Maka ketika turun hujan tanah menjadi tiga macam : 1.Tanah yang bisa menampung air hujan lalu tumbuhlah rumput yang banyak dan ilalang lalu manusia mengambil manfaat dari itu 2. Tanah datar yang licin dan bisa menampung air 3.Tanah yang licin dan tidak bisa menampung air Maka untuk pertama dan kedua merupakan perumpamaan orang-orang yang menerima al-haq,lalu ia tahu yang haq dan mau mempelajari haq,bermanfaat dan bisadimanfaatkan, sehingga orang yang menerima kebenaran terbagi dua : Yang pertama :Kelompok orang-orang yang Allah Swt berikan kefahaman lalu ia mengambil fikih dan hokum-hukum syariat yang berasal dari kitab Allah Swt dan sunnah Rasulullah Saw yang sudah malum.Merekah ulama ,fuqoha dan hukama. Yang ke-dua :Mereka bukan ulama,fuqoha atau hukama akan tetapi mereka penyampai ilmunya para ulama,fuqoha dan hukama hingga manusia bisa mengambil manfaat dari itu. Bagian yang ketiga adalah orang orang yang tidak ada kebaikan padanya,tidak bermanfaat adanya wahyu Allah Swt dan tidak mampu mengangkat derajat mereka,mereka selalu mendustakan kebenaran,menyombongkan diri darinya,maka merekalah sejelek-jelek kelompok,nauudzubillaahi min dzaalika.(Syarah Riyadus Shalihin,Muhammad bin Utsaimin,juz:3,hal:415-416.

Hadist ke-Dua Telah berkata Ibnu Rojab Al Hambali : Maksud menempuh sesuatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan ini memiliki dua makna, Yang pertama:,Menempuh dalam arti hakiki yaitu mendatangi majlis-majlisnya ulama atau pergi ke sekolah, pondok, pesantren dan lain-lain atau Yang kedua :mencari dengan makna kiasan yang bisa mendatangkan ilmu misalnya menghafalnya,mempelaajarinya,mendiskusikannya,menelaah,menulisnya,dan memahami kitab-kitab agama dan lain-lain sebagainya. maka Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke syurga. Maksudnya: 1.Bahwa Allah Swt akan memberikan kemudahan baginya dengan ilmu yang ia pelajari jalan menuju surga.Ini seperti firman Allah { 71 : . } Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? Al Qomar :17 2.Bahwa Allah Swt akan mempermudah bagi tholbul ilmu dengan niat karena Allah dan mengamalkannya maka dengan ini menjadi sebab bagi nya masuk kedalam surga.sebagaimana perkataan Ulama : ) 4/510 - 511741/2 ( Artinya :Barang siapa yang mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari,maka Allah Swt akan mewariskan kepadanya ilmu yang tidak ia pelajari . ini sebagaimana yang ditunjukan Allah Swt dalam firmannya: : . 76 . Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya. . : 17 Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya. 3.Atau Allah Swt akan mempermudah jalan menuju jannah pada hari kiamat atau shirath yang mengerikan. Maka tidak ada ilmu yang bisa memberikan kemanfaatan baginya didunia

dan diakhirat,bisa memudahkannya masuk surga ,bisa menjadikan ia marif atullah,bisa meraih ridhonya,bisa memberikan petunjuk dari gelapnya kebodohan,menghilangkan keraguan dan subhat kecuali ilmu berkenaan dengan Al Quran dan Assunah.Allah Swt Telah berirman : Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. Al-Maidah:15-16 Maka berkenaan Ilmu ini Rasul Saw telah bersabda: - - : (( )) ((751/7 )) . Dari Anas dari Nabi Saw,sabdanya :Sesungguhnya perumpamaan ulama dibumi ini seperti perumpamaan bintang-bintang dilangit.Diteranginya daratan dan lautan dengan cahanya,maka bila tenggelam bintang-bintang atau tertutup hilanglah cahayanya.Musnad Imam Ahmad:3/157. Al jamiil Ulum Wal Hikami Syarh khomsiina hadiisan min jawamiil kalim,Zainuddin Abilfarj Abdurrahman Bin Syihabuddin Ibnu Ahmad Bin Rojab Al HambaliAl Baghdadi ,hal.322-323.

Hadist ke-Tiga Telah terjadi kesepakatan para ulama bahwa mayit akan mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya karena sebab amal-amal kebaikan yang telah ia kerjakan selama hidupnya,ini didasarkan dengan hadist diatas dan didukung dengan hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah : : " . .

Artinya :Bahwa Rasulullah Saw telah bersabda :Sesuatu yang akan sampai kepada orang mukmin dari amalannya dan kebaikannya setelah ia mati adalah ilmu yang ia ajarkan dan ia kembangkan,atau anak sholeh yang ia tinggalkan atau mushaf yang ia wariskan atau masjid yang ia bangun,atau sebuah rumah yang ia bangun untuk ibnu sabil atau sumur yang ia gali,atau sodakoh yang ia keluarkan dari hartanya sewaktu ia sehat dan hidup itu semuanya akan menemaninya setelah ia mati. Telah berkata Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin :Yang dimaksud dengan ilmu yang tersebut dalam hadist diatas adalah ilmu Al Quran dan As-sunnah yang telah jelas nash-nashnya tentang keutamaannya dan pahala bagi orang yang mempelajarinya serta mampu mengangkat pemiliknya hingga menjadikan mereka sebagai pewaris para nabi,bukan ilmu berkaitan dengan dunia seperti ilmu menghitung atau ilmu arsitektur.ini seperti apa yang dikatakan imam khithabi : Artinya :Ilmu itu adalah apa yang dibawa para Rasul dan para sahabatnya sedang selain itu bukan dikatakan ilmu itu juga merupakan pernyataan imam ahmad. Maka seluruh manusia sangat membutuhkan ilmunya para Nabi,dan karena pentingnya ilmu itu maka Allah memerintahkan nabinya untuk berdoa : Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." Qs.Thoha :114.Al jamiil Ulum Wal Hikami Syarh khomsiina hadiisan min jawamiil kalim,Zainuddin Abilfarj Abdurrahman Bin Syihabuddin Ibnu Ahmad Bin Rojab Al HambaliAl Baghdadi ,hal.322-323. Hadist ke-Empat Allah tidak menarik kembali ilmu pengetahuan dengan jalan mencabutnya atau menghapus ilmu dari lubuk hati sanubari akan tetapi dengan wafatnya ulama . Rasulullah mengucapkan hadits ini pada saat haji wada', sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dan hadits Abu Umamah. bahwa saat haji Wada' Nabi SAW bersabda: "

: : . Pelajarilah ilmu sebelum datang masa punahnya ilmu tersebut . Arabi berkata, Bagaimanakah cara ilmu diangkat atau dipunahkan? Beliau bersabda, Punahnya ilmu itu dengan wafatnya para ulama orang yang menguasaI ilmu tersebut beliau ucapkan tiga kali. Hingga ketika tidak ada orang alim di dunia ini, maka orang-orang banyak akan mengangkat para pemimpin atau kepala pemerintahan yang bodoh. Mereka para pemimpin dan kepala itu ditanya, lalu memberikan keterangan fatwa dengan tanpa menggunakan dasar ilmu pengetahuan. Maka akhirnya mereka itu semuanya sesat dan pula menyesatkan orang lain. (Muttafaq 'alaih) Maka selama ilmu masih ada dibumi,manusia dalam petunjuk dan kekalnya ilmu itu dengan adanya ulama.Maka bila telah pergi ulama dan penegaknya maka manusia didalam kegelapan. Berkenaan hadist diatas suatu hari Rasulullah Saw menyebutkan tentang diangkatnya ilmu,dikatakan kepadanya :Bagaimana proses hilangnya ilmu padahal kami telah membaca AL Quran dan kami telah membacakannya kepada istri-istri kami dan anak-anak kami?Maka Nabi Saw bersabda :Kitab taurat dan injil ini untuk orang yahudi dan nasrani lalu kamu tidak peduli kepada mereka maka ditanyalah Ubadah bin Shamit tentang hadist ini,katanya sukakah kamu aku kabarkan kepadamu permulaan ilmu diangkat dari manusia yaitu khusyu.Hr.Darimi .294,Tirmidzi ,2653,dan thohawiy dalam syarhul Musykil,304.dan hakim 1/9 Sesungguhnya Ubadah berkata seperti ini karena ilmu itu terbagi dua : Yang pertama :Apabila buahnya ilmu didalam hati manusia yaitu ilmu berkenaan dengan Allah Swt,nama-namanya,sifat-sifatnya,perbuatan-perbuatannya yang menjadikan rasa takut hambanya,gentar kepadanya,tunduk kepadanya,cinta kepadanya,berharap dan berdoa kepadanya,serta bertawakal kepadanya dan lain-lain dan inilah yang dinamakan ilmu naafi,ini seperti apa yang dikatakan Ibnu Masud : Sesungguhnya kaum-kaum itu membaca Al quran hanya melewati kerongkongan mereka akan tetapi bila itu menyentuh hati,serta meresap didalamnya,bermanfaatlah ia.(Dikeluarkan ahmad.1/380.muslim.2/204,822.375.Ibnu khuzaimah,538.dan Baihaqi.9/3. Telah berkata Al Hasan : : Ilmu itu ada dua :Ilmu yang berada dilisan itulah hujjah Allah atas

anak Adam dan ilmu yang berda dalam hati maka itulah ilmu yang bermanfaat.Dikeluarkan Ibnu Abi Syaibah 34361.Ibnu Abdil Barr.1/190-191 Yang ke-dua yaitu ilmu yang ada dilisan,diaitulah hujjahnya Allah,ini sebagaiman sabda Nabi Saw : : Dan Al Quran itu merupakan hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap jiwa manusia melakukan amal untuk menjual dirinya, maka sebagian mereka ada yang membebaskannya (dari siksa Alloh) dan sebagian lain ada yang menjerumuskannya (dalam siksa-Nya). (HR Muslim) Maka apa yang pertama kali diangkat dari ilmu adalah ilmu nafi yaitu ilmu batin yang bisa mewarnai hati dan memperbaikinya,lalu tinggallah ilmu yang dilisan sebagai pembela maka banyaklah manusia meremehkannya,mereka tidak melaksanakan isinya,tidak ia amalkan atau dakwahkan untuk orang lain,lalu hilanglah ilmu ini dengan tidak mengamalkannya,maka tidak ada sisa kecuali Al quran yang tertulis didalam mushaf kalau sudah seperti itu datanglah kiamat.Ini seperti sabda Nabi Saw : Tidak datang kiamat kecuali menimpa manusia manusia yang paling jelek.atau dalam hadist yang lain Hr.Ahmad 1/394.435.dan Muslim 8/208.2949.131.Dan Abu Yala.5248.Dan Ibnu Hibban.6850.Dan Tobroni dalam Al Kabir .10097.Dan Baghowi.4286.dari hadist Ibnu Masud. . : Tidak terjadi kiamat hingga tidak ada seorangpun yang menyebut Allah,Allah.Hr.Ahmad 3/162.Dan abdu bin humaid.1247.dan Muslim.1/91,148,234.dan Ibnu Hibban 6849.dan Hakim 4/495 dan Baihaqi 524.yang bersumber dari Anas.dan Al Hakim 4/494 dari Ibnu Masud.(Jaamiil Ulum Wal Hikam:323-324.Ibnu Rojab Al Hambali Al Baghdadi. Telah berkata Ibnu Muniir :Dihapusnya ilmu dari dada ,dan hadist diatas manunjukan bahwa itu hari ini belum terjadi. Hadits ini berisi anjuran menjaga ilmu. peringatan bagi pemimpin yang bodoh, peringatan bahw a yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar-benar mengetahui, dan larangan bagi orang yang beram mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan. Hadits ini juga dijadikan alasan oleh jumhur ulama untuk mengatakan, bahwa pada /aman sekarang ini tidak ada lagi seorang mujtahid; Hadits ini memerintahkan untuk mendahulukan para ulama sebagai pemimpin dan melarang mengangkat orang-orang yang tidak berilmu sebagai pemimpin. Inilah yang senantiasa dilaksanakan para shahabat

berdasarkan pada petunjuk Rasulullah. Mereka senantiasa mengangkat orang yang berilmu sebagai pemimpin, sekalipun ia seorang rakyat jelata. Dari Amir bin Watsilah bahwa Nafi bin Abdul Harits bertemu dengan khalifah Umar bin Khathab di daerah Usafan. Adalah Umar mengangkat Nafi sebagai gubernur Makkah. Umar bertanya, Siapa yang engkau tunjuk untuk menggantikanmu memimpin penduduk Makkah? Nafi menjawab, Ibnu Abza Umar bertanya, Siapa itu Ibnu Abza ? Nafi menjawab, Salah seorang mantan budak kami Umar bertanya, Engkau mengangkat mantan budak sebagai penggantimu? Nafi menjawab, Karena ia seorang yang hafal Al Quran dan menguasai ilmu faraidz (ilmu tentang hukum-hukum harta warisan). Umar berkata, (kalau begitu, ia pantas menggantikanmu). Nabi kalian telah bersabda ; 'Sesungguhnya Allah Taala akan meninggikan derajat beberapa kaum dengan Al Quran ini, dan merendahkan derajat beberapa kaum dengan Al Quran ini. HR. Muslim, Ibnu Majah

BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Nabi Saw mengumpamakan risalah yang ia emban yang berisikan ilmu dan petunjuk seperti air hujan.Bahwa dengan air hujan hiduplah bumi dan dengan wahyu hiduplah hati Maka ketika turun hujan tanah menjadi tiga macam : 1.Tanah yang bisa menampung air hujan lalu tumbuhlah rumput yang banyak dan ilalang lalu manusia mengambil manfaat dari itu 2. Tanah datar yang licin dan bisa menampung air 3.Tanah yang licin dan tidak bisa menampung air Maksud menempuh sesuatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan ini memiliki dua makna, Yang pertama:,Menempuh dalam arti hakiki yaitu mendatangi majlis-majlisnya ulama atau pergi ke sekolah, pondok, pesantren dan lain-lain atau Yang kedua :mencari dengan makna kiasan yang bisa mendatangkan ilmu misalnya menghafalnya,mempelaajarinya,mendiskusikannya,menelaah,menulisnya,dan memahami kitab-kitab agama dan lain-lain sebagainya. Yang dimaksud dengan ilmu yang tersebut dalam hadist diatas adalah ilmu Al Quran dan As-sunnah yang telah jelas nash-nashnya tentang keutamaannya dan pahala bagi orang yang mempelajarinya serta mampu mengangkat pemiliknya hingga menjadikan mereka sebagai pewaris para nabi Punahnya ilmu itu dengan wafatnya para ulama dan orang yang menguasaI ilmu B.SARAN

DAFTAR PUSTAKA

1.Riyadhus Shalihin, imam An-Nawawi 2.Fathul Bari, ibnu Hajar Al-Asqalani 3.Jamiil ulumi wal hikam, ibnu Rajab Al-Hambali 4.Syarah Muslim, imam An-Nawawi

You might also like