Professional Documents
Culture Documents
Andistya Oktaning Listra NIM / Absen : 0910210022 / 06 UKM dan Pemberdayaan Masyarakat
A. Pertumbuhan UKM dalam Proses Memberdayakan Masyarakat Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM merupakan sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan merupakan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah : Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Ditilik dari segi pemberdayaan masyarakat peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak perlu diragukan lagi. Sejarah telah menunjukkan bahwa UKM di Indonesia menjadi katup penyelamat krisis ekonomi tahun 1997 karena kemampuannya memberikan sumbangan yang besar dalam membasmi hantaman PHK dan sempitnya lapangan pekerjaan. Eksistensi UKM kala itu telah berubah menjadi solusi dunia kerja baru yang fleksibel bagi semua lapisan masyarakat, secara tidak langsung disinilah terjadi proses pemberdayaan masyarakat hal ini dikarenakan UKM berorientasi ke masyarakat dimana membantu dalam mengembangkan diri atas dasar inovasi-inovasi yang ada, menetapkannya secara partisipatoris, dan pendekatannya lebih terspesialisasi pada kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk layanan individu maupun kelompok (Sikhondze : 1999). Untuk melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya pada UKM, secara umum dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar pendampingan masyarakat (Karsidi, 1988), sebagai berikut:
a)
Belajar Dari Masyarakat Prinsip yang paling mendasar adalah prinsip bahwa untuk melakukan pemberdayaan masyarakat adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini
Pendamping sebagai Fasilitator, Masyarakat sebagai Pelaku Konsekuensi dari prinsip pertama adalah perlunya pendamping menyadari perannya sebagai fasilitator dan bukannya sebagai pelaku atau guru. Untuk itu perlu sikap rendah hati serta ketersediaan untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai narasumber utama dalam memahami keadaan masyarakat itu sendiri.
c)
Saling Belajar, Saling Berbagi Pengalaman Salah satu prinsip dasar pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat adalah pengakuan akan pengalaman dan pengetahuan lokal masyarakat. Hal ini bukanlah berarti bahwa masyarakat selamanya benar dan harus dibiarkan tidak berubah. Kenyataan objektif telah membuktikan bahwa dalam banyak hal perkembangan pengalaman dan pengetahuan lokal (bahkan tradisional) masyarakat tidak sempat mengejar perubahan-perubahan yang terjadi dan tidak lagi dapat memecahkan masalah-masalah yang berkembang. Namun sebaliknya, telah terbukti pula bahwa pengetahuan modern dan inovasi dari luar yang diperkenalkan oleh orang luar tidak juga dapat memecahkan masalah mereka. Adapun hubungan antara pertumbuhan UKM dalam proses pemberdayaan masyarakat khususnya dilihat dari penyerapan tenaga kerjanya seperti yang terlihat pada data statistik dari BPS dibawah ini :
Dari data yang tertera diatas dapat diketahui bahwa jumlah populasi UKM pada tahun 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99 persen terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3 persen terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Secara sektoral, pemberdayaan masyarakat pada populasi UKM di tahun 2007 lebih dari separuh (52,5 persen) bergerak di sektor pertanian, diikuti oleh sektor perdagangan sebanyak 28,1 persen, dan sektor industri sebanyak 6,5 persen. Sementara jumlah tenaga kerja pada kelompok UKM 46,4 persen berada di sektor pertanian, diikuti sektor perdagangan sebanyak 25,2 persen, dan sektor industri sebanyak 11,4 persen. Bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan UKM berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja yang merupakan proses pemberdayaan masyarakat di berbagai jenis lapangan usaha seperti yang terlihat pada data statistik dari BPS di bawah ini :
B. Stakeholder UKM dan Hubungan Antar Peran Dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk UKM keterlibatan stakeholder sangat menentukan keberhasilannya. Semua peran dan keterlibatan stakeholder UKM berkembang sesuai dengan cara pandang mereka terhadap UKM. Adapun keterlibatan stakeholder UKM dalam pemenuhan kebutuhan pemberdayaan masyarakat untuk UKM yang sudah terjadi dan banyak dilakukan selama ini. Hubungan peranan antar unsur terkait (Stakeholder) dalam Pengembangan UKM dapat dilukiskan seperti dalam gambar berikut:
Sumberdaya Manusia (SDM) UKM dan lingkungan internalnya baik lingkungan sosial, ekonomi dan Sumberdaya Alam (SDA) khususnya yang terkait dengan usahanya, maupun lingkungan eksternal UKM. Dengan langkah ini diharapkan setiap gerak kemajuan dapat bertumpu dan memanfaatkan kemampuan dan potensi wilayah masing-masing. Dalam identifikasi ini melibatkan stakeholder UKM dan tokoh masyarakat maupun instansi terkait.
Masyarakat
a. Keunggulan UKM Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dibandingkan dengan usaha besar (Partomo dan Rachman, 2002) antara lain : 1. Inovasi dalam teknologi yang dapat mudah terjadi dalam pengembangan produk. 2. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil 3. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan berskala besar yang pada umumnya birokratis 4. Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan. b. Kelemahan UKM Kelemahan yang dimiliki Usaha Kecil Menengah (Tambunan, 2002) adalah : 1. Kesulitan pemasaran Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh James dan Akarasanee (1988) di sejumlah Negara ASEAN menyimpulkan salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanan-tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun dipasar ekspor. 2. Keterbatasan financial
F. Penutup
UKM di Indonesia menjadi katup penyelamat krisis ekonomi tahun 1997 karena kemampuannya memberikan sumbangan besar dalam membasmi hantaman PHK dan sempitnya lapangan pekerjaan. Eksistensi UKM yang tidak lepas dari pertumbuhan pesatnya setiap tahun seakan menjelma sebagai dunia kerja baru bagi semua lapisan masyarakat, dimana berkontribusi pada proses pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan Masyarakat untuk UKM hendaknya mengacu pada prinsip - prinsip dasar pendampingan masyarakat, yaitu: belajar dari masyarakat, pendamping sebagai fasilitator dan dapat tercipta saling belajar dan berbagi pengalaman. Dalam hal ini, keterlibatan stakeholder dan analisis pemenuhan kebutuhan (needs assessment) yang tepat bagi UKM pemberdayaan masyarakat sangat menentukan.keberhasilan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, maka program-program yang menyangkut pengembangan UKM baik yang bersifat technical asistant (TA) maupun yang non TA harus diupayakan adanya koordinasi dan berbagi peran antar stakeholder agar optimal hasilnya. Adapun langkah langkah pemberdayaan masyarakat terhadap UKM yang dapat ditempuh, seperti: identifikasi potensi, analisis kebutuhan, rencana kerja bersama, serta monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan. Implementasi kebijakan dalam rangka strategi pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan UKM tidak bisa secara parsial hanya bidang ekonomi permodalan saja, namun juga harus berorientasi secara keseluruhan atas kebutuhan UKM baik secara individu maupun kelompok termasuk mendasarkan pada potensi sumberdaya manusianya. Dengan melibatkan secara partisipatif dan lebih bersifat bottom up ternyata partisipasi UKM untuk pemberdayaan diri mereka sendiri akan berhasil dan pada gilirannya secara intergral akan mampu memberikan dampak perkembangan bagi perekonomian wilayah.
Daftar Pustaka
Purnama Sari, Fitri. Makalah Pemasaran UKM. 28 Maret 2011. http://FitRi PuRNaMA SaRi-30207475 (3DD03)_ _MAKALAH PEMASARAN UKM_ (Tugas Ke-1).blogspot.com/html
Karsidi, Ravik. Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro. 28 Maret 2011. digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/1666bc-download
Badan Pusat Statistik. Perkembangan Indikator Makro UKM 2008. 28 Maret 2011. http://www.bps.go.id