You are on page 1of 20

PROPOSAL TUGAS AKHIR PEMBAHASAN ULTRASOUND THERAPY MODEL ERBOSONAT COMFORT

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyusun karya tulis ilmiah Program Studi DIII Teknik Elektromedik STIKES Widya Husada Semarang

Oleh : MUHAMMAD NUR ROCHIM NIM 09.4.026

PRODI DIII TEKNIK ELEKTROMEDIK STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG 2012

INTISARI

Kualitas peralatan kesehatan di rumah sakit, merupakan perkembangan ilmu pengertahuan dan teknologi yang sangat pesat, kemajuan ilmu pengertahuan ini berdampak pada kemajuan disegala bidang khususnya dalam bidang kesehatan yang telah membawa dampak positif besar, yang dapat dilihat pada perkembangan teknologi peralatan kesehatan rumah sakit, terutama pada peralatan elektromedik sebagai penunjang pelayanan kesehatan. Begitu juga dengan perkembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan semakin meningkat dan optimal sebagai wujud untuk kesejahteraan umum. Salah satu peningkatan pelayanan kesehatan, maka perlu ditunjang dengan perkembangan alat kesehatan. Salah satunya dengan peralatan terapi yang efektif, dengan harapan agar lebih mudah dan efektif pada penggunaannya, tak berdampak negatif bagi operator ataupun pemakai peralatan tersebut. Salah satu bentuk peralatan terapi adalah Ultrasound Therapy yaitu suatu alat terapi yang menggunakan frekuensi gelombang Ultrasound (0.75 3 MHz) yang dapat membantu mengurangi kekakuan/ perlengketan otot, mengurangi nyeri,

melancarkan sirkulasi darah. Cara kerja alat ini adalah menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk meningkatkan produksi panas jaringan dalam sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Alat ultrasound terapi ini menggunakan rangkaian pembangkit frekuensi yang menghasilkan arus berfrekwensi tinggi yang mencapai 0,75 s.d 3 MHz. Arus ini berjalan menembus kabel koaksial pada transducer elektroda yang kemudian di konversikan menjadi vibrasi oleh adanya efek piezoelektrik.

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan di Semarang Tanggal..Bulan...Tahun.. Proposal Tugas Akhir dengan judul ULTRASOUND THERAPY ERBOSONAT COMFORT

Menyetujui Pembimbing 1 Pembimbing 2

Sugeng Santoso, BE. ST

Agung Satrio Nugroho, ST

Mengetahui Koordinator Karya Tulis Ilmiah

Agung Satrio Nugroho, ST

I.

LATAR BELAKANG

Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang pesat saat ini. Serta perkembangan pula ilmu kedokteran saat ini, khususnya di bidang kesehatan. Kemajuan tersebut dapat dilihat pada perkembangan teknologi peralatan kesehatan di rumah sakit, terutama peralatan elektromedik sebagai penunjang pelayanan kesehatan. Sekarang ini banyak ditemui teknik pengobatan salah satunya dengan menggunakan terapi fisik. Fisioterapi atau terapi fisik merupakan teknik pengobatan dengan modalitas fisik. Beberapa modalitas fisik yang terdapat di pergunakan antara lain : listrik, suara, panas, dingin, magnet, tenaga gerak dan air. Modalitas fisik inilah yang kemudian menjadi dasar aplikasi fisioterapi. Salah satu aplikasi terapi fisik adalah terapi suara / ultrasound dengan melakukan sejumlah diagnosis atas kondisi dan penyakit yang berbeda-beda. Akhir-akhir ini kita dikagetkan dengan mengetahui bahwa ultrasound dapat membantu meringankan beberapa masalah, terutama masalah yang berkaitan dengan sistem muskoskeletal. Pendekatan pengobatan dengan cara ini juga sangat aman dan lebih murah dibandingkan dengan metode modern ataupun tradisional lainnya. Terapi ultrasound merupakan jenis thermotherapy (terapi panas) yang dapat mengurangi nyeri akut maupun kronis. Terapi ini menggunakan arus listrik yang dialirkan lewat transducer yang mengandung kristal kuarsa yang dapat mengembang dan kontraksi serta memproduksi gelombang suara yang dapat ditransmisikan pada kulit serta ke dalam tubuh. Berdasarkan hal tersebut diatas serta ingin meningkatkan pengetahuan tentang alat tersebut maka penulis membuat pembahasan dengan judul :

PESAWAT ULTRASOUND THERAPY II. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan

pendidikan di Prodi DIII Teknik Elektromedik STIKES Widya Husada Semarang.


2.

Mengaplikasikan teori dan praktek elektronika dan elektromedik

yang diperoleh dari bangku kuliah.


3.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang Ultrasound Therapy.

III.

PEMBATASAN MASALAH Dalam penyajian karya tulis ilmiah ini, penulis membatasi masalah yang

berkaitan dengan Ultrasound therapy saja. Hal ini bertujuan untuk menghindari pelebaran masalah.

IV.

METODOLOGI a. Metode Literatur

Yaitu dengan cara memanfaatkan buku-buku referensi sebagai penunjang dalam pengambilan teori dasar. b. Metode Wawancara

Yaitu melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan juga dengan pihak-pihak yang mengetahui tentang alat tersebut.
V.

TINJAUAN PUSTAKA

Terapi ultrasound adalah terapi fisik yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk meningkatkan produksi panas jaringan dalam sehingga dapat mengurangi rasa nyeri mengatasi fibromyalgia. Prinsip dasar pada Ultrasound Therapy menggunakan rangkaian cedera musculoskeletal injuries, arthritis dan

pembangkit frekuensi atau osilator, amplifier, dan rangkaian komparator dan rangkaian tranduser.
V.1

Rangkaian Osilator 1. Osilator colpitt Osilator Collpit adalah salah satu topologi osilator yang efektif digunakan untuk pembangkit gelombang sinus pada rentang frekuensi antara 10kHz hingga 10MHz. Osilator ini menggunakan rangkaian tertala LC dan umpanbalik positif melalui suatu pembagi tegangan kapasitif dari rangkaian tertala. Umpanbalik ini bisa ditopankan deret maupun jajar. Frekuensi osilasi ditentukan oleh rumus: f0 = 1 2 1 1 1 + C C L 1 2

Gambar 5.1 Rangkaian osilator colpitt

2. Osilator clapp Osilator Clapp adalah versi modifikasi osilator Colpitt dengan kemantapan frekuensi lebih baik. Frekuensi ditentukan oleh deret kondensator Co dan induktor Lo dan bukan oleh kondensator jajar C1 dan C2 seperti dalam rangkaian osilator Colpitt standar. Untuk osilator Clapp dan umpan balik positif diadakan oleh C1 dan C2.Dengan rumus : f0 = 1 2 1 L0 C 0

Gambar 5.2 Rangkaian osilator clap

3. Osilator Kristal

Disebut osilator kristal karena osilator ini menggunakan kristal kwarsa sebagai komponen penentu frekuensinya. Kristal osilator

digunakan untuk menghasilkan isyarat dengan tingkat kestabilan frekuensi yang sangat tinggi. Kristal pada osilator ini terbuat dari quartz atau Rochelle salt dengan kualitas yang baik. Material ini memiliki kemampuan mengubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran atau sebaliknya. Kemampuan ini lebih dikenal dengan piezoelectric effect. Aplikasinya dalam rangkaian osillator seperti pada gambar berikut.

Gambar 5.3 Rangkaian osilator Krista

Kapasitor C1 dan C2 membentuk kapasitansi beban untuk kristal. Kapasitansi beban optimum (CL) untuk kristal yang diberikan ditentukan oleh produsen atau pembuat kristal. Persamaan untuk menghitung nilai C1 dan C2 adalah CL = C1 * C 2 + CS C1 + C 2

Dimana Cs adalah kapasitansi pada PCB, biasanya nilai 5pf dapat digunakan untuk tujuan perhitungan. Sekarang C1 dan C2 dapat dipilih untuk memenuhi persamaan di atas. Biasanya C1 dan C2 yang dipilih sehingga mereka kurang lebih sama. Nilai-nilai besar C1 dan / atau C2

meningkatkan stabilitas frekuensi tetapi menurunkan gain loop dan dapat menyebabkan masalah start up.

V.2

Rangkaian Amplifier Inverting Inverting amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada tanda minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari 1, misalnya

-0.2 , -0.5 , -0.7 , dst dan selalu negatif. Rumus nya : V0 =

Rf Vi Ri

Gambar 5.4 Rangkaian Op Amp inverting

Non Inverting Rangkaian non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting hanya perbedaannya adalah terletak pada tegangan inputnya dari

masukan noninverting. Rumusnya seperti berikut : V0 = Rf + 1Vi sehingga persamaan menjadi V0 = Ri

Rf + Ri Vi Ri

Hasil tegangan output non inverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif. Rangkaian nya adalah seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 5.5 Rangkaian Op Amp Non Inverting

Buffer Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Dalam hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1. Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini

Gambar 5.6 Rangkaian Buffer

Nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan op-ampnya.

Adder/ Penjumlah

Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing dari inverting, seperti :

Gambar 5.6 Rangkaian Adder

Integrator Rangkaian integrator op-amp ini juga berasal dari rangkaian inverting dengan tahanan umpan baliknya diganti dengan kapasitor. Perhitungan nilai untuk RF berkaitan dengan komponen lainnya, yaitu fa< fb dimana rumus fa adalah : fb = 1 1 , f0 = , misa f a = f b / 10 l 2R1C F 2R1C F

Gambar 5.7 Rangkaian Integrator

Oscilator Pada bagian ini menjelaskan op-amp untuk oscilator yang dapat diatur atur frekuensi outputnya dengan gelombang yang bervariasi pula. Pada dasarnya fungsi oscilator adalah sinyal AC atau gelombang tegangan saja. Lebih spesifik lagi, oscilator adalah proses

pengulanganbentuk gelombang tertentu pada amplitudo dan frekuensi yang tetap tanpa eksternal input. Salah satu aplikasinya digunakan sebagai Voltage Control Oscilator (VCO) adalah penguatan dengan ouput frekuensinya tergantung dari input rangkaian. Selanjutnya terdapat rangkaian Schmitt Trigger yang berfungsi sebagai komparator yaitu tegangan referensi menjadi lebih tinggi apabila sinyal input bergerak dari tegangan rendah ke tegangan tinggi dari pada sinyal input tinggi ke rendah.

Gambar 5.8 Voltage Control Oscilator

V.3

Transduser Alat yang mengubah suatu bentuk energi kedalam bentuk energi yang lain terbuat dari bahan kristal sintetik seperti barium titanate atau sirkon timbal titanat yang memiliki potensi piezeloelectric yakni potensi untuk memproduksi arus listrik bila dilakukan penekanan pada kristal. Transduser ultrasonic mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk suara dan sebaliknya. Transduser ultrasonik terdiri atas dua macam yaitu pengirim (transmitter) Tx dan penerima (receiver) Rx yang akan menghasilkan medan listrik pada saat material berubah bentuk atau dimensinya sebagai akibat gaya mekanik.

Lapisan tipis piezoelectric adalah suatu bahan tipis yang terbuat dari bahan piezoelectric misalnya Rochelle-salt atau quartz yang memiliki kemampuan menghasilkan tegangan listrik bila dikenai tekanan. Bila bahan tersebut dikenai tekanan maka akan terjadi distorsi dan tekanan listrik akan dihasilkan dari kedua permukaannya

Gambar 5.9 Prinsip kerja bahan piezoelectric transducer

Tekanan pada piezoelectric ceramic perubahan momen dipol tegangan. Pada prinsipnya, efek piezoelectric diperoleh dari ketidakseimbangan distribusi arus listrik pada bahan piezoelktric yang disebabkan oleh terjadinya tegangan (stress) pada bahan tersebut dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya regangan. Bila kedua permukaan bahan tersebut dilapisi dengan bahan logam dan lempengan kecil tembaga ditempelkan padanya, maka perubahan arus listrik ini akan mengakibatkan terjadinya sinyal tegangan

listrik pada lempeng tembaga tersebut. Efek ini dapat dibalik yaitu bila tegangan listrik dikenakan pada bahan tersebut maka akan terjadi regangan.
Tabel 1 Aplikasi piezoelectric berdasarkan tipe getaran

VI.

BLOK DIAGRAM PESAWAT ULTRASOUND THERAPY

FRONT PANEL

SW ITCH B OARD ELEK TROD A ULTRA SOUND

TIM ER

M IKR OCONTR OLLER

OSCILLATOR

A M PLIFIER

SCH IM IT TRIGGER

OUTPU T FILTER

SIM ULTAN STECKD OSE UN IT PLUG FILTER POW ER SUPPLY

VII.

CARA KERJA BLOK DIGRAM Pada saat saklar ON /OFF ditekan. Tegangan dari jala jala PLN

sebesar 220 V AC masuk ke rangkaian catu daya. Pada rangkaian catu daya mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC dengan rangkaian penyearah, kemudian tegangan yang telah ditentukan nilainya tersebut diberikan ke masing masing blok rangkaian main board dan rangkaian display melalui rangkaian switching tegangan . Pada rangkaian main board terdapat processor sistem yang berfungsi mengatur semua perintah dari alat ini. Pada rangkaian oscillator yang menghasilkan frekuensi gelombang yang tinggi, frekuensi yang digunakan antara 0.8 sampai dengan 3 megahertz (800 sampai dengan 3,000 kilohertz). Selanjutnya pada rangkaian amplifier digunakan sebagai Voltage Control Oscilator (VCO) adalah penguatan

dengan

ouput frekuensinya tergantung dari input rangkaian. Selanjutnya

terdapat rangkaian Schmitt Trigger yang berfungsi sebagai komparator yaitu tegangan referensi menjadi lebih tinggi apabila sinyal input bergerak dari tegangan rendah ke tegangan tinggi dari pada sinyal input tinggi ke rendah. Pada rangkaian Timer, waktu terapi dapat diatur mulai dari 1 30 menit sesuai dengan keperluan. Terdapat transducer yang terletak pada aplikator/ elektroda. Transducer terbuat dari kristal sintetik seperti barium titanate atau sirkon timbal titanat yang memiliki potensi piezeloelectric yakni potensi untuk memproduksi arus listrik bila dilakukan penekanan pada kristal. Gelombang suara yang dihasilkan dapat mengakibatkan molekul molekul pada jaringan bergetar sehingga menimbulkan energi mekanis dan panas. Keadaan ini menimbulkan panas pada lapisan dalam tubuh seperti otot, tendo, ligamen, persendian dan tulang. Ada dua macam bentuk gelombang output ultrasound terapi ini yakni gelombang kontinyu dan gelombang intermittent (pulsed).

VIII. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mempermudah dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, maka penulis sertakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini di uraikan menjadi beberapa sub bab, antara lain : latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, pembatasasan masalah, metode penulisan, sistematika penulisan. BAB II TEORI DASAR Pada bab ini di uraikan mengenai pengertian pesawat Ultrasound Therapy dan penjelasan tentang komponen yang digunakanT BAB III PEMBAHASAN ALAT Pada bab ini diuraikan tentang pembahasan alat tentang cara kerja alat dengan cara menganalisa setiap blok diagram, maintenance, dan trouble shooting. BAB V PENUTUP Hasil kesimpulan dari pembahasan alat serta saran dari hasil pembahasan sehingga dapat dikembangkan dengan lebih baik.

IX.

JADWAL PELAKSANAAN Kegiatan perencanaan ini disebut oleh penulis pada saat disetujui proposal yang penulis ajukan. Jadwal kegiatan yang penulis buat sesuai dengan tabel berikut :
April Kegiatan I Pengumpulan Data Pembuatan KTI Bimbingan KTI Ujian Sidang II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Mei Juni Juli

X. PENUTUP Penulis berharap semoga rencana pembahasan alat dapat terlaksana sesuai dengan program yang telah penulis susun. Untuk itu penulis harapkan bantuan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk membantu dalam pembahasan alat ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. 2.

Buku Service Manual dan User Manual ERBE Erbosonat Comfort

dr. Arovah, Novita Intan, MPH. 2010. Dasar Dasar Fisioterapi pada Cedera : Yogyakarta.

3.

Zuhal, Zhanggischan. 2004. Prinsip Dasar Elektroteknik. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.

You might also like