You are on page 1of 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena rahmat-nya kami dapat menyelesaikan penulisan kliping tentang kerja sama internasional. Kliping ini disusun dengan tujuan untuk menambah ilmu pengetahuan siswa-siswi SMA / MA tentang hubungan kerja sama internasional. Setiap bab dalam kliping ini juga memuat tentang hubungan masing-masing kerja sama internasional pada setiap Negara. Demikianlah kliping seri ini penulis susun agar dpat memberikan manfaat yang sebesar besarnya bagi para siswa, guru, dan siapa saja yang memerlukan kliping ini. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian juga dengan kliping ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritk dan saran kami harapkan dari para pengguna kliping ini demi kesempurnaan edisi selanjutnya. Terimakasih.

Cilacap

Kevin Christi aditya

DAFTAR ISI

BAB 1 : Hubungan Kerja Sama Indonesia Korea BAB 2 : Hubungan Kerja Sama Indonesia Jepang BAB 3 : Hubungan Kerja Sama Indonesia Malaysia BAB 4 : Hubungan Kerja Sama Indonesia Thailand BAB 5 : Hubungan Kerja Sama Indonesia AS BAB 6 : Hubungan Kerja Sama Indonesia Belanda BAB 7 : Hubungan Kerja Sama Indonesia Australia BAB 8 : Hubungan Kerja Sama Indonesia India 19

3 5 7 9 10 12 17

[Type the company name]

BAB 1
HUBUNGAN KERJASAMA INDONESIA DENGAN KOREA
Indonesia dan korea menjalin hubungan kerja sama yang erat di bidang ekonomi, hubungan ini sangat mengesankan karena pada tahun 2005, volume perdagangan kedua negara ini mencapai 13,2 milyar dolar Amerika, meningkat 32% bila dibandingkan dengan volume perdagangan tahun 2004. Saat ini Korea merupakan salah satu mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia, bersama dengan Jepang, Amerika Serikat, China dan Singapura. Korea juga menginfestasikan dana sebesar 4,5 milyar dolar Amerika di Indonesia dan jumlah itu mencakup 5% dari infestasi luar negeri Korea. Ini berarti bahwa Indonesia merupakan salah satu mitra penanaman modal terbesar Korea, dan diikuti oleh Cina dan Amerika Serikat A. Hubungan Bilateral yang Saling Mengisi Untuk menjalin sebuah hubungan internasional antara suatu negara dengan negara yang lain tidaklah mudah, sangat banyak faktor-faktor yang harus dilalui dari masalah dalam negara ataupun dari negara yang akan diajak untuk bekerjasama. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, salah satu faktor yang mempengaruhi dalam hubungan antarnegara di dunia internasional adalah faktor politik dan keamanan, oleh sebab itu kedua faktor ini merupakan salah satu penghambat kelancaran suatu negara untuk bekerjasama dengan negara yang lain. Tetapi, pada saat ini hubungan internasional suatu negara tidak lagi dipengaruhi oleh faktor politik dan keamanan, melainkan pada faktor ekonomi. Faktor ekonomi ini sangat memiliki pengaruh yang besar untuk menjalin hubungan kerja sama yang baik, sehingga tata hubungan politik antarnegara pun memperoleh pengaruh yang kuat terhadap faktor ekonomi. Dengan adanya perubahan titik berat yang seperti ini dalam hubungan internasional, menyebabkan Korea Selatan dan Indonesia juga mengubah tata hubungannya dalam bekerjasama agar bisa mendapatkan tujuan bersama dengan baik. Sebagai contoh dari perubahan itu misalnya, kebijakan Korea Selatan yang utama di wilayah Asia Tenggara pada umumnya dan Indonesia pada khususnya berubah dari upaya untuk mencari kolaborasi politik kepenguatan kerja sama ekonomi, termasuk di dalamnya upaya memperoleh sumberdaya alam, mencari pasar baru bagi produk-produknya, dan mencari kesempatan dalam penanaman investasi. Tanpa diduga secara langsung, upaya-upaya yang bersifat ekonomis itu ternyata juga cenderung memperkuat hubungan bilateral antara Korea Selatan dan Indonesia sendiri, yaitu kerja sama dalam bidang politik dan sosial-budaya. keterangan: B. Hubungan Ekonomi dalam Perspektif Globalisasi Hubungan bilateral yang saling mengisi sangat berperan penting dalm perspektif globalisasi, dengan cara saling memperhatikan, membantu dan membimbing dari masalah yang dihadapi oleh tiap negara secara individu. Hubungan ini juga dapat dipererat dengan hubungan bilateral melalui organisasi-organisai regional atau internasional seperti ASEAN, ARF, ASEAN +3, APEC, ASEM, Non Blok, PBB, dan lain sebagainya. Kadang-kadang hubungan suatu negara dengan negara yang lainnya itu tidak berjalan mulus untuk mencapai tujuannya bersama, tantangan ini biasanya dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, politik dan pemerintahan masing-masing negara, sehingga bisa menghambat hubungan kerjasamanya dengan negara lain dalam hal seperti ini, indonesia dan korea pernah mengalami dalam hal proses

[Type the company name]

hubungan kerjasamanya, hambatannya adalah Korea dan Indonesia mengalami krisis ekonomi dan reformasi dibidang politik dan pemerinthan pada saat yang hampir bersamaan, sehingga beralihnya kepemimpinan politik kedua negara ketangan sipil membuat kedua Pemerintah sibuk untuk menatra kembali kehidupan poliutik dan ekonomi negaranya masing-masing, dan menyebabkan ketidakjelasan pada sikap masing-masing pemimpin kedua negara terhadap satu sam lainsehingga hubungan kedua negara makin mengalami penurunan meskipun masih tetap berada diatas ratarata. sumber : Seputar Indonesia C. Komentar : Dan hubungan inipun akhirnya dapat menyesuaikan diri lagi dalam hubungannya dalam perspektif globalisasi melalui perbaikan kerjasama secara daur ulang melalui siklus tujuan bersama. Dan menjadi lancarnya hubungan kedua negara ini, secara tidak langsung sangat menguntungkan bagi negara-negara Asia Timur lainnya.

[Type the company name]

BAB 2 Hubungan Perekonomian Indonesia - Jepang


A . Di Bidang Perdagangan Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007)Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil. B. Di Bidang Investasi Investasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian Indonesia akibat krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini belumlah pulih sepenuhnya, namun Jepang tetap menempati kedudukan penting di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia. Dalam jumlah investasi langsung asing di Indonesia dari tahun 1967 hingga 2007, Jepang menduduki tempat pertama dengan angka 11,5% dalam kesuluruhannya. Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia (sumber: JETRO). Perusahaanperusahaan tersebut memperkerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang sebagai negara penyedia lapangan kerja nomor 1 di Indonesia (sumber: BKPM). C . Di Bidang Kerjasama Ekonomi Indonesia merupakan negara penerima ODA (bantuan pembangunan tingkat pemerintah) terbesar dari Jepang (berdasarkan realisasi netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17% dari seluruh ODA yang diberikan Jepang) Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun 2006 adalah : Pinjaman Yen : 125.2 milyar Yen
[Type the company name]

Bantuan hibah

: 5.4 milyar Yen (berdasarkan pertukaran Nota-nota)

Kerjasama teknik : 7.8 miliar Yen (berdasarkan realisasi pembiayaan JICA)

Lain -lain

1. Setelah mulainya pemerintahan Yudhoyono, telah dibentuk forum Investasi bersama tingkat tinggi pemerintah-swasta antara Jepang dan Indonesia. Berdasarkan saran dan dialog yang sejak dulu diadakan antara Japan Club dan pemerintah Indonesia, pada bulan Juni 2005 pada kesempatan kunjungan Presiden Yudhoyono ke Jepang, telah berhasil disetujui SIAP, yaitu rencana strategis investasi yang meliputi 5 pokok, yaiitu masalah bea, customs, tenaga kerja, infrastruktur dan daya saing. 2. Perundingan resmi Economic Partnersip Agreement antara Indonesia dan Jepang (EPA) disetujui oleh pemerintah Indonesia dan Jepang pada waktu Presiden SBY berkunjung ke Jepang dengan resmi pada bulan Juni 2005, setelah itu Presiden SBY dan Mantan Perdana Menteri Jepang, Mr.Abe menandatangani surat persetujuan EPA pada tgl 20 Agustus 2007. Melalui EPA yang telah berlaku efektif dan mulai diimplementasikan pada tanggal 1 Juli 2008 ini, diharapkan perdagangan dan investasi antara kedua Negara dapat meningkat dan semakin berkembang. Komentar : Hubungan Indo Jepang dapat meningkatkan kemakmuran kedua belah pihak

[Type the company name]

BAB 3

Hubungan Kerja Sama Indonsia - Malaysia


Rabu, 09 Desember 2009 Peran media membentuk image / citra sebuah negara adalah suatu keniscayaan. Kalangan media Indonesia dan Malaysia mengakui perlu adanya pemahaman yang baik antar media sehingga hubungan people to people contact dua negara, dapat semakin meningkat. Dalam pertemuan kalangan media kedua negara dengan Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Rais Yatim, menekankan perlunya media kedua negara duduk bersama untuk mencari jalan keluar apabila muncul sebuah isu sensitif yang terkait dengan hubungan Indonesia - Malaysia untuk menghindarkan diri dari penulisan berita yang bersifat kontroversial. Rais Yatim memberikan gambaran bahwa, Kita harus mencontoh hubungan Amerika Serikat dengan Inggris yang tidak pernah berselisih paham walau banyak perbedaan. Indonesia dan Malaysia yang memiliki banyak persamaan, tidak seharusnya menghadapi masalah dalam mencapai kesepakatan. Isu-isu yang muncul di antara kedua negara sepatutnya tidak mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia Malaysia. Perlu dipertimbangkan hubungan Indonesia Malaysia 20 tahun kedepan, serta asas-asas yang telah mempersatukannya selama ini yaitu kesamaan budaya, bahasa dan perjuangan serantau. Terkait dengan bahasa, Rais Yatim mengusulkan agar Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu dapat diperkokoh sehingga selain digunakan sebagai bahasa komunikasi juga sebagai bahasa ilmu. Diharapkan kerjasaman yang telah dilakukan pusat bahasa di Indonesia dan Malaysia dapat direvitalisasi dengan menyamakan kata-kata atau istilah-istilah teknis dalam bidang keilmuan, sehingga diperoleh pemahaman yang sama. Rais Yatim lebih lanjut menyatakan bahwa peranan Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia Indonesia (ISWMI) penting dalam membentuk hubungan yang erat antara media kedua negara. Dalam kesempatan tersebut, ketua PWI, Tarman Azzam, menyampaikan bahwa akan segera dibentuk organisasi serupa ISWMI di Indonesia, sehingga kerjasama antar media kedua negara dapat lebih terkoordinasi dengan baik. Pertemuan yang berlangsung tanggal 9 Desember 2009 tersebut - sehari setelah penyelenggaraan Seminar Ekonomi Malaysia Indonesia menghadapi Krisis Global: Peluang dan Cabaran dari perspektif Media dan Perniagaan 2009 sekaligus juga untuk menyerahkan hasil seminar kepada Duta Besar RI, Dai Bachtiar. Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar RI mengharapkan bahwa dengan adanya pertemuan antar media kedua negara yang reguler, dapat diperoleh pemahaman yang baik, sehingga informasi yang diangkat oleh media bersifat komprehensif dan tidak sepotong-sepotong sehingga di kemudian hari tidak menimbulkan ketegangan kedua negara hanya karena perbedaan persepsi. Duta Besar RI juga menegaskan kembali rekomendasi yang telah dihasilkan oleh Eminent Persons Group (EPG) Indonesia dan Malaysia yaitu peningkatan people to people contact melalui peningkatan hubungan antar generasi muda kedua negara (dalam bidang olah raga, pramuka) serta antar media kedua negara.

[Type the company name]

Sumber : KBRI Kuala Lumpur

INDONESIA- MALAYSIA SEPAKAT TINGKATKAN KERJASAMA


Hubungan antara Malaysia dan Indonesia sampai saat ini berjalan dengan baik. Untuk itu Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) sepakat untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama di bidang militer dengan menitikberatkan pada aspek keamanan kedua negara terhadap ancaman dari luar. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan RI H. Matori Abdul Djalil saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak, Senin (28/1) di Kementerian Pertahanan Malaysia. Pertemuan kedua pejabat tersebut, selain membahas peningkatan hubungan kerjasama dan peningkatan keamanan di kawasan kedua negara juga membicarakan berbagai hal antara lain, pemberantasan masalah peredaran obat-obatan terlarang, perdagangan senjata api ilegal, imigran gelap dan pelacuran. Menhan H. Matori Abdul Djalil yang didampingi Dirjen Strategi Pertahanan Dephan Mayjen TNI Sudradjat dan Karo TU/Sesmenhan Brigjen TNI Prasetyo, M.Sc sangat menyesalkan terjadinya kerusuhan yang dilakukan oleh para pekerja asal Indonesia di Malaysia baru-baru ini, dan bagi yang terbukti bersalah untuk segera ditindak sesuai hukum yang berlaku. Namun demikian tindakan Pemerintah Malaysia dalam mengurangi dan memulangkan para pekerja asal Indonesia tidak akan mengurangi hubungan baik kedua negara dan tidak perlu dikhawatirkan. Hadir pada kesempatan tersebut Panglima Angkatan Tentera Malaysia Jenderal Tan Sri Mohd. Zahidi Zainuddin dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Dr. Hadi W. Alhadar. Menhan RI H. Matori Abdul Djalil berada di Malaysia selama tiga hari dan akan melanjutkan kunjungan kerja ke Brunei Darussalam. Sumber: Biro Humas DEPHAN RI Komentar : Di masa datang, kerjasama bidang perdagangan, investasi dan energi diharapkan bisa lebih berkembang lagi sekaligus meningkatkan perekonomian kedua negara serta membuka lapangan kerja yang memang dibutuhkan untuk mengurangi pengangguran yang terus meningkat dewasa ini.

[Type the company name]

BAB 4

Hubungan Kerja Sama Indonesia Thailand


Pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertanian, terutama alih teknologi informasi dan teknologi, perdagangan, pelatihan, teknik dan penelitian dalam bidang pertanian. Kesepakatan itu dituangkan dalam MoU yang ditandatangi oleh Menteri Pertanian Anton Apriyantono dan Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand, Khunying Sudarat Keyuprahan, Jumat siang. Penandatangan yang dilakukan di Ruang Purple di Thai Koo Fah Building (gedung pemerintahan Thailand) di Bangkok, disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Thailand Thaksin Shinawatra. Menurut informasi Departemen Pertanian, bentuk kerja sama yang akan dilaksanakan menurut isi nota kesepahaman itu antara lain menyangkut promosi perdagangan komoditi pertanian; pengelolaan dan perlindungan keragaman hayati pertanian; pengembangan dan penyuluhan pertanian; kerja sama teknik dan peningkatan SDM; serta pengelolaan dan perlindungan lahan-lahan pertanian dan air. Untuk mendukung pencapaian kerja sama, kedua pihak sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja Pertanian Bersama (JAWG), yang diketuai oleh seorang pejabat tinggi dari masing-masing negara. Tugas utama JAWG itu adalah menyampaikan masukan mengenai pengembangan dan perbaikan kerjasama, memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan, serta membuat rekomendasi penanganan permasalahan yang timbul dari pelaksanaan MoU tersebut. MoU yang ditandantangani menteri pertanian Indonesia dan Thailand itu merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dibuat oleh kedua negara dalam bidang kerjasama ekonomi dan teknik (Agreement on Economic and Technical Cooperation) yang ditandatangani pada 18 Januari 1992 di Bangkok. MoU juga merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bidang pertanian (Agreement on Agricultural Cooperation) yang ditandatangani dan diamandemen di Jakarta pada 22 Februari 1984 dan 23 April 1996. Sebelumnya pada Jumat pagi Presiden Yudhoyono dan PM Thaksin melakukan pertemuan empat mata, yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral. Delegasi yang dipimpin Presiden dalam pertemuan bilateral itu antara lain terdiri dari Menko Perekonomian Boediono, Menlu Hassan Wirajuda, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menneg BUMN Soegiharto, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Ketua Umum Kadin M.S. Hidayat, anggota DPR Ade Nasution dan Tristanti Mitayani, anggota DPD Edwin Kawilarang, serta Dirjen Asia Pasifik dan Afrik-Deplu, Herijanto Soeprapto. Komentar : Kerja Sama di Bidang pertanian dapat mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia.

[Type the company name]

BAB 5 Hubungan Kerja Sama Indonesia AS Hubungan RI dan Amerika Serikat (AS) telah terbina sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI tahun 1945. Kemudian pada 28 Desember 1949, Amerika Serikat membuka Kedutaan Besar Amerika di Jakarta dan menunjuk Duta Besar AS pertama untuk Indonesia, Horace Merle Cochran. Pada 20 Februari 1950, Pemerintah Indonesia menunjuk Dr. Ali Sastroamidjojo sebagai Duta Besar RI pertama untuk Amerika. Selanjutnya kedua negara melakukan kerjasama di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kedua belah pihak. Indonesia dan Amerika Serikat memiliki landasan kuat dalam melakukan kerjasama untuk kepentingan kedua belah pihak yang berlandaskan pada adanya nilai-nilai dasar yang dihormati bersama (shared values), yaitu demokrasi, good governance, penghormatan hak asasi manusia, dan masyarakat yang plural dan toleran. Berdasarkan landasan tersebut, Indonesia mengharapkan tercapainya hubungan yang lebih luas dan mendalam dengan pemerintah AS di masa mendatang, berdasarkan prinsip equity, mutual respect dan mutual benefit. Landasan ini tidak serta merta membuka peluang dan jalan mulus bagi Indonesia dalam melakukan kerjasamanya dengan Amerika mengingat kedua belah pihak memiliki standar dan kriteria berbeda khususnya norma dan budaya kelokalan yang dimiliki. Meskipun telah disepakati kerja sama bersifat menyeluruh melalui dukungan terhadap integritas teritorial, perkembangan demokrasi dan reformasi, serta upaya Indonesia dalam menjaga stabilitas nasional yang tercatat dalam Joint Statement Presiden RI dan Presiden AS pada saat kunjungan Presiden Bush ke Indonesia, 20 November 2006, yang menyebutkan bahwa ...the two countries are bound by a broad based-democratic partnership based on equality, mutual respect, common interests and the shared values of freedom, pluralism and tolerance... . Meskipun demikain, terdapat beberapa bidang kerjasama yang selalu menghasilkan output yang sama tanpa perbaikan yang nyata, bahkan bisa disebut sebagai agenda rutin tahunan kerjasama kedua belah pihak. Bidang-bidang tersebut antara lain adalah pertama, kerjasama dalam mengatasi perubahan iklim. Kedua adalah kerja sama dalam menciptakan dan melaksanakan prinsip-prinsip good governance yang bertumpu pada pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Hal ini dikarenakan KKN merupakan penyebab utama dari tidak berfungsinya hukum di Indonesia sehingga memerlukan best practice yang telah berpengalaman untuk memecahkan masalah tersebut. Dari hasil kerjasama yang bersifat rutin dan stagnan perbaikan, setidaknya terdapat dua cara dalam memberantas KKN yaitu mencegah (preventif) dan upaya penanggulangan (represif). Tiga bidang kerjsama lainnya yang masih belum memerlukan peningkatan peran aktif dan kontribusi

10

[Type the company name]

adalah kerjasama bidang pendidikan, bidang energi, dan bidang penanganan bencana. Untuk bidang energi, sebenarnya Indonesia dan AS ingin mengembangkan kerjasama di bidang pembangunan bioenergi, atau biofuel sebagai energi alternatif. Dalam hal ini Amerika Serikat telah siap untuk berbagi di bidang teknologi dan halhal lain yang berkaitan dengan pengembangan energi alternatif khususnya biofuel, akan tetapi msih belum bisa terwujud. Selain kerja sama yang menghasilkan dampak stagnan, terdapat kerja sama yang cukup baik dan perlu mendapat prioritas, antara lain kerja sama dalam hal pengurangan emisi dari lahan gambut dan LULUCF (Land Use, Land-Use Change and Forestry) melalui lima program yaitu informasi dasar, kebijakan yang menyeluruh, peningkatan kapasitas untuk pemangku kepentingan lokal, penerapan konsep yang telah

terbukti dan alokasi dana khusus untuk lahan gambut dan LULUCF. Kerja sama lain yang perlu mendapat prioritas adalah isu Laut Cina Selatan. Kesepakatan kerja sama ini bersifat krusial, sebab kedua negara secara langsung memiliki kepentingan vital di perairan tersebut. Bagi Washington, terciptanya kebebasan bernavigasi di Laut Cina Selatan merupakan hal yang tidak bisa dikompromikan. Adapun bagi Jakarta, keutuhan wilayahnya di Laut Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan yang diklaim pula oleh Beijing adalah suatu isu yang tidak bisa ditawar. Selanjutnya, kerja sama hubungan keagamaan dan pemberantasan terorisme di antara kedua belah pihak mengingat warga negara di kedua negara yang bersifat majemuk dengan berbagai macam aliran agama dan adanya gerakan-gerakan yang bersifat radikal. Hal ini seperti diungkapkan oleh Presiden AS Barack Obama yang menjanjikan hubungan yang lebih baik dengan dunia Muslim khususnya Indonesia dan menyerukan perang terhadap terorisme yang telah membunuh orang-orang tidak berdosa.

Komentar : AS adalah Negara yang sangat kuat, sehingga sangat baiklah bila Indonesia menjalin hubungan dengan AS

11

[Type the company name]

BAB 6 Hubungan Kerja Sama Indonesia- Belanda Kedutaan Besar Belanda di Jakarta dinilai oleh Kementerian Luar negeri Belanda sebagai Kedutaan Besar Belanda nomor satu di dunia, melihat kepentingannya secara menyeluruh di bidang kerja sama pembangunan, konsuler, ekonomi, budaya dan politik. Kedutaan Besar Belanda di Jakarta juga merupakan Kedutaan besar Belanda terbesar dengan jumlah staf lebih dari 120 orang. Hubungan dengan Indonesia di berbagai bidang diintensifkan lebih lanjut setelah kunjungan menteri Luar Negeri Belanda, Bernard Bot, ke Indenesia pada 17 Agustus tahun 2005. Ini pertama kalinya seorang pejabat pemerintah Belanda menghadiri perayaan kemerdekaan Indonesia, suatu peristiwa penting dalan hubungan yang telah berjalan dengan sangat baik antara kedua negara. Momentum penting lainnya adalah kunjungan Perdana Menteri Belanda ke Indonesia pada bulan april 2006. Presden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Balkenende mengeluarkan sebuah pernyataan bersama tentang kerja sama bilateral yang lebih intensif antara kedua negara. Prioritas diberikan pada kerja sama politik, perdagangan dan investasi, pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan, stabilitas dan keamanan, keanekaragaman hayati, pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan air dan urusan konsuler. 1. Urusan Kerjasama Pembangunan Kerja sama pembangunan merupakan salah satu tugas utama Kementerian Luar Negeri Belanda dan tanggung jawab Menteri Kerja Sama Pembangunan. Tanggung jawab atas bantuan bilateral pada tingkat negara didelegasikan kepada Kedutaan Besar Belanda di luar negeri. Kebijakan dan prioritas Global Bantuan Belanda per tahun mencapai hampir lima miliar Euro untuk pemberantasan kemiskinan global dan Belanda merupakan salah satu dari sedikit negara yang bersedia untuk memberi 0,8% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) untuk kerja sama pembangunan global; 0,1% lebih tinggi dari ketetapan norma PBB sebesar 0,7%. Namun demikian permintaan publik atas hasil yang nyata semakin kuat. Hampir semua bantuan pembangunan diberikan dalam bentuk bantuan yang tidak terikat. Tujuan utama bantuan

12

[Type the company name]

kerja sama pembangunan Belanda adalah pemberantasan kemiskinan secara berkelanjutan. Menurut Belanda jalan yang terbaik untuk mencapai ini adalah mendukung Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs). Pemberantasan kemiskinan secara berkelanjutan hanya dapat dilakukan apabila penyebab kemiskinan yang demikian luas namun saling berhubungan itu ditangani secara bersamaan. Pada Oktober tahun 2007, Menteri Kerja Sama Pembangunan, Bert Koenders, mengeluarkan dokumen kebijakan Een zaak van iedereen: investeren in ontwikkkeling in een veranderende wereld (Urusan setiap orang; investasi dalam perkembangan di dunia yang sedang berubah) dengan tujuan untuk menggambarkan pilihan pemerintah Belanda untuk mendukung realisasi Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Menteri Kerja Sama Pembangunan mengumumkan intensifikasi kebijakan di empat bidang: a. Perdamaian dan keamanan b. Pertumbuhan dan pembagian c. Hak yang sama dan peluang bagi kaum perempuan d. Lingkungan hidup dan energi Belanda menjalin hubungan kerja sama pembangunan bilateral yang struktural dengan 36 negara, antara lain Indonesia. Karena adanya perbedaan dalam masalah-masalah pembangunan dan kualitas pemerintahan untuk memilih penanganan yang sama, maka Belanda menerapkan tiga profil negara. Di tingkat negara dan dalam profil-profil diterapkan hasil kerja yang sesuai dengan prioritas yang realistis. Atas dasar ini diperlukan perundingan dengan mitra negara dan donor-donor lain secara intensif untuk meningkatkan bantuan secara efektif (Paris Agenda dan Ghana Action Plan). Program Prioritas di Indonesia Kedutaan Besar Belanda telah menyusun sebuah Rencana Strategis Jangka Panjang (RSJP) untuk periode 2008 2011. Tujuan adalah memperkuat dan memperluas hubungan bilateral yang luas antara Belanda dan Indonesia. Belanda menjalankan proses ini dengan nota kebijakan Indonesia tertanggal 13 Juni 2006 dan Perjanjian Kemitraan Komprehensif yang diparaf oleh Menteri Verhagen dan Menteri Wirajuda (Kementrian Luar Negeri Belanda dan Indonesia) pada 14 Januari 2009. Rencana Strategis Jangka Panjang (RSJP) bertujuan untuk mencapai 4 hasil strategis berikut ini: Perbaikan demokrasi, stabilitas, hak asasi manusia dan tata pemerintahan untuk mencapai suatu masyarakat yang adil dan aman;
[Type the company name]

Perbaikan tata kelola ekonomi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pembagian dari pertumbuhan ini secara merata untuk seluruh masyarakat, sehingga angka kemiskinan semakin cepat berkurang; Perbaikan kebijakan lingkungan dan iklim serta pelaksanaannya untuk meningkatkan pemakaian energi terbarui (renewable energy); Hubungan bilateral yang intensif lewat kerangka kerja kemitraan komprehensif.

13

Sehubungan dengan itu, Kedutaan Besar Belanda membantu program-program di bidang tata pemerintahan yang baik, iklim investasi, pendidikan, pengelolaan air, air minum dan sanitasi, lingkungan hidup (berfokus pada tanah gambut) dan energi yang berkelanjutan. Aspek-aspek gender telah terpadu dalam program-program ini. Program ini mencakup seluruh Indonesia, tetapi berfokus pada beberapa daerah (Aceh, Papua, Maluku dan Kalimantan). Sebagian besar dana Belanda ditujukan untuk program-program pemerintah Indonesia dan juga dilaksanakan oleh pemerintah. Dana ini terutama disalurkan melalui multi-donor funds atau badan-badan multilateral, yang bertanggung jawab atas pengawasan, pemantauan dan koordinasi. Oleh karena itu, dana dari Belanda tidak digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berdiri sendiri atau perorangan, tetapi dipadukan dalam kebijakan Indonesia untuk sektor terkait dan dalam pendanaan multilateral. Cara tersebut dipilih dengan tujuan agar bantuan Belanda dan upayanya akan menjadi lebih efektif dan berkesinambungan. bantuan-per-sektor-pembangunan-kedutaan-belanda

2.Kemitraan Mitra utama adalah pemerintah Indonesia. Selain Belanda, ada sejumlah mitra Uni Eropa aktif di Indonesia. Di samping itu Bank Dunia, Asian Development Bank, Jepang, Australia dan Amerika Serikat memberikan sumbangan substansial dalam bentuk pinjaman dan dana bantuan. Pada umumnya, kerja sama di antara donor berjalan dengan sangat baik dan kerja sama ini akan lebih dituntun oleh pemerintah Indonesia, yang merupakan pelaksanaan dari Jakarta Commitment. Dalam rangka memperluas hubungan, Kedutaan Besar Belanda meminta partisipasi aktif departemendepartemen di Belanda dan mitra baru untuk memperkuat kerja sama. Dalam hal itu, hubungan ekonomi menjadi semakin penting. 3. Pendidikan Pemerintah Belanda mendukung Indonesia dalam usahanya memperbaiki akses dan kualitas pendidikan, dengan demikian membantu dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) dan Pendidikan bagi Semua (EFA) di Indonesia. Pendidikan Dasar Pemerintah Indonesia memberikan prioritas utama untuk perbaikan kualitas sistem pendidikannya. Ini, antara lain, dicerminkan dalam peningkatan anggaran tahunannya yang besar untuk sektor pendidikan. Pada tahun 2009, 21% dari anggaran nasional disisihkan untuk pendidikan. Tujuan, prioritas dan strategi pendidikan disusun dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2005-2009 (RENSTRA), yang disetujui oleh Parlemen. Dari RENSTRA tampak jelas bahwa dana tambahan luar negeri yang signifikan diharapkan untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Oleh karena itu, sejak tahun 2006, bantuan pemerintah Belanda untuk pendidikan dasar meningkat dan meluas jangkauannya. Saat ini, pemerintah Belanda mendukung program-program pendidikan di Indonesia sebagai berikut:

14

[Type the company name]

a. Decentralized Basic Education Project, melalui Bank Pembangunan Asia di mulai pada tahun 2006. Dana Belanda untuk program ini adalah 23 juta Euro yang memungkinkan program ini memperluas pada enam kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). b. Kerjasama dengan International Labour Organization (ILO), pemerintah Belanda dengan dana sebesar 18.8 juta Euro mendukung program perbaikan dan perluasan pendidikan kejuruan dan teknik di enam provinsi di Indonesia Timur. c. Dengan sumbangan sebesar 21 juta Euro, yang disalurkan melalui Bank Dunia, pemerintah Belanda mendukung Program Pendidikan dan Perkembangan Usia Dini, yang bermaksud untuk memperbaiki perkembangan anak-anak dari keluarga tidak mampu dan kesiapannya untuk memasuki pendidikan yang lebih lanjut. d. Sejak akhir tahun 2006, Program Dana Perwalian Pendidikan Dasar dari pemerintah Belanda sebesar 24 juta Euro, yang dilaksanakan melalui Bank Dunia, mendukung kegiatan-kegiatan persiapan kebijakan (melalui kajian, percontohan dan tinjauan) di bidang manajemen guru, pemberian sertifikasi, ITK, pendidikan umum dan kejuruan, monitoring dan evaluasi program-program pemerintah, termasuk program BOS untuk bantuan keuangan langsung kepada sekolah-sekolah. e. Program Dana Perwalian Kapasitas Pendidikan Dasar didanai bersama-sama oleh Komisi Eropa dan pemerintah Belanda, dengan dana masing-masing sebesar 22 juta Euro, dan dijalankan oleh Bank Dunia. Program ini bermaksud memperkuat kapasitas pemerintah (Daerah) di bidang perbaikan pemerintahan yang transparan dan bertanggungjawab, dan di bidang informasi sektor pendidikan. f. sumbangan dana sebesar 42 juta Euro, pemerintah Belanda bersama dengan Bank Dunia, mendukung program nasional untuk memperbaiki kualitas dan kinerja keseluruhan dari para guru di Indonesia melalui peningkatan pengetahuan guru dan mata pelajaran serta ketrampilan pedagogis di ruang kelas. g. Melalui UNICEF, Pemerintah Belanda mendukung program Pendidikan Pencegahan dan Perawatan HIV/ AIDS , yang bermaksud meningkatkan kesadaran kaum muda dan remaja di Papua. Bantuan pemerintah Belanda untuk program ini adalah sebesar 3.8 juta Euro. h. Di Indonesia, pemerintah Belanda berperan aktif dalam koordinasi dan harmonisasi intervensi donor di sektor pendidikan. Adanya konsultasi yang seksama antara lembaga kementerian dan para donor tentang bidang-bidang yang mana yang mendapat perhatian khusus dari negara-negara donor sehingga menjadi efektif dan efisien Pendidikan Tinggi Kerjasama di bidang pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan dibangun diatas hubungan kerjasama yang sangat mengakar antara Belanda dan Indonesia. Ada banyak hubungan kelembagaan di antara perguruan tinggi Belanda dan Indonesia, dan ada juga sejumlah program yang menfasilitasi hubungan ini. Program Ilmu Pengetahuan Indonesia Belanda (Scientific Programme Indonesia The Netherlands, SPIN) dikelola oleh Royal Netherlands Academy of Arts and Science ( KNAW) di Belanda, tugas Kedutaan Besar adalah untuk menfasilitasinya. Selain itu, ada kegiatan-kegiatan penelitian akademis yang sedang berjalan, yang mana dipihak Belanda dikoordinasi oleh WOTRO/NWO.

15

[Type the company name]

Netherlands Education Support Office (NESO) berfungsi sebagai pusat informasi tentang pendidikan tinggi di Belanda dan Indonesia; menfasilitasi pertukaran program-program dan mengkordinasi programprogram beasiswa dari pemerintah Belanda. Program beasiswa StuNed dimulai pada tahun 2000. Program ini, dimana sejumlah dana sebesear 30.8 Euro disediakan untuk periode 2006-20011, bertujuan menawarkan beasiswa untuk para profesional yaitu: pejabat pemerintah, staf universitas-universitas dan organisasiorganisasi swasta, termasuk LSM, untuk mengikuti program Master, short courses atau pelatihan-pelatihan di Negeri Belanda yang diberikan dalam bahasa Inggris. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh akan disebarkan untuk kepentingan perkembangan sosialekonomi Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut tentang program beasiswa StuNed dan program belajar di Belanda lainnya, serta untuk kerjasama akademis, silahkan menghubungi situs web dari NESO. NESO juga mengorganisir acara tahunan Netherlands Higher Education Fair (HEF) di mana perguruan tinggi Belanda mempresenstasikan program-program mereka. Pada tahun 2005, program Kerjasama Kelembagaan Pendidikan Tinggi (NPT) dimulai. Program ini bermaksud untuk memperkuat kapasitas lembaga Pendidikan Tinggi, seperti perguruan tinggi dan politeknik. Program ini dikelola oleh Organisasi Belanda untuk Kerjasama Internasional di bidang Pendidikan Tinggi (NUFFIC) di Den Haag. Kedutaan Besar menjalin hubungan yang erat dengan Nuffic dan Departemen Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) Republik Indonesia dalam menjalankan program NPT. Selanjutnya, Kedutaan Besar Belanda memberikan bantuan untuk program pelatihan multi-tahun bagi para intelectual Islam untuk belajar di Negeri Belanda dengan program: Training Indonesias Young Leaders: Cendekiawan Muslim sebagai Agen Perubahan dengan dana sumbangan sebesar 2.9 juta Euro. Program ini dijalankan atas kerjasama yang erat antara Departemen Agama (DEPAG) Republik Indonesia dan Universitas Leiden di Belanda. Program ini menawarkan beasiswa untuk program Master, PhD dan pendidikan Pasca-Doc. Di bidang pendidikan tinggi, pemerintah Belanda juga mendukung program Kerjasama antara Lembaga Internasional programme for Cooperation between International Institutions (SII) untuk Kerjasama Selatan-Selatan (South-South Cooperation). Program ini dikelola oleh Direktorat Kerjasama Kebudayaan, Pendidikan dan Penelitian Kementerian Luar Negeri Belanda di Den Haag 4.Bantuan untuk Indonesia di sektor Air Kedutaan Besar Belanda memerikan bantuan / berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan di sektor air di Indonesia, yang mempunyai tujuan sebagai berikut : untuk membantu proses pengelolaan sumber daya air terpadu dalam rangka reformasi sektor air yang mulai diterapkan pada tahun 2004 dan untuk membantu mencapai Tujuan Pembangunan Milenium di bidang persediaan air dan sanitasi (MDG7). Total anggaran berjumlah 15 juta Euro per tahun. Bantuan dari Belanda ini ditekankan pada bantuan teknis..Biaya untuk kegiatan infrastruktural didanai oleh pemerintah Indonesia antara lain lewat pinjaman dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).

16

[Type the company name]

Untuk membantu proses rekonstruksi di Aceh dan Nias setelah tsunami pada tanggal 26 Desember 2004, Belanda terlibat aktif dalam berbagai program sektor air di daerah-daerah yang terkena bencana. Untuk informasi lebih lanjut tentang program-program ini, silahkan lihat Tsunami File. Sumber Daya Air Pada tahun 2002, pemerintah Indonesia mulai melaksanakan reformasi sektor lewat dan ini menghasilkan perumusan undang-undang dan dokumen kebijakan termasuk Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang 7/2004 tentang Sumber Daya Air. Sejumlah peraturan pemerintah tentang topik-topik seperti sungai, air tanah, sumber daya air dan irigasi telah dibuat, sedangkan lainnya masih dalam tahap persiapan. Dari tahun 2001 hingga 2005, Belanda mendanai Program Pelaksanaan Reformasi Sumber Daya Air dan Irigasi Indonesia atau Water Resources and Irrigation Reform Implementation Programme (IWIRIP). IWIRIP meningkatkan keterlibatan para petani dan para peminat lainnya di bidang pengelolaan sumber daya air, yang menghasilkan pemeliharaan yang lebih bermutu dengan biaya rendah. Pengalaman IWIRIP digunakan untuk perumusan bersama dua program sektor yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia, yaitu Proyek Sektor Irigasi Partisipatif atau Participatory Irrigation Sector Project (PISP) yang didanai oleh ADB dan Belanda serta Program Pengelolaan Sektor Sumber Daya Air dan Irigasi atau Water Resources and Irrigation Sector Management Programme (WISMP), yang didanai oleh Bank Dunia dan Belanda. Komentar : Kerja sama Indonesia- Belanda sangat bagus.

BAB 7 Hubungan Kerja Sama Indonesia- Australia Sejak keterlibatan Australia sebagai pimpinan Penjaga Perdamaian di Timor Timur sampai dengan peristiwa 12 Oktober Bom di Legian Bali, hubungan Indonesia dengan Australia tampak menurun. Perang isu di media massa baik dilakukan aktor politik di Jakarta maupun di Canberra terus memanas. Isu sempat memuncak ketika beberapa tokoh masyarakat termasuk anggota DPR-RI mengusulkan kepada pemerintah agar segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Australia. Namun, tidak berarti bahwa kedua negara tidak pernah akur. Pemerintah koalisi Buruh Australia sewaktu memerintah mengakui bahwa hubungan kedua negara yang paling harmonis terjadi ketika pemerintahan Orde Baru.
[Type the company name]

Kerentanan munculnya ketegangan hubungan antar negara tersebut berawal dari perasaan inferioritas bangsa Indonesia yang mempersepsikan Australia sebagai bangsa yang superior ataupun sebaliknya. Persepsi atau penilaian yang memposisikan ketidakseimbangan antar kedua negara pada gilirannya menimbulkan sikap dan kebijakan yang tidak sesuai. Dalam kasus Timor-Timur dan terorisme di Bali, persepsi Australia agak berlebihan, sehingga menimbulkan ketersinggungan masyarakat atau yang lebih tepat elite-elite politik dan pemerintah Indonesia. Walaupun dalam aspek ekonomi, politik, dan militer Australia tergolong negara middle power.

17

Setidak-tidaknya terdapat tiga situasi yang membuat masyarakat Indonesia merasa dilecehkan oleh Australia. Pertama, pemerintah Australia melalui Menteri Pertahanannya mengusulkan agar dibentuk Cabang Intelijen Australia di Jakarta. Tentu saja usul ini amat tidak lazim dalam dunia diplomasi dan juga bertentangan dengan ketentuan hukum internasional, khususnya Konvensi Wina tahun 1961 (The Vienna Convention on Diplomatic Relations). Urusan intelijen jelas di luar urusan politik, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan. Walaupun tugas intelijen dimungkinkan untuk dilakukan, itu pun hanya di kantor Kedutaan. Konsekuensinya persona-non-grata, jika kegiatan intelijen dilakukan secara terang-terangan. Kegiatan intelejen di suatu negara bertentangan dengan Muqodimah Piagam PBB 1945 oleh karena dapat memperburuk hubungan persahabatan antara negara yang telah dibangun melalui peran diplomat. Kedua, pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, telah mengeluarkan nota protes dan keprihatinan terhadap pemerintah Australia. Satuan Anti Teroris telah dengan semena-mena menggeledah dan menangkapi sekitar 12 orang WNI yang diduga terlibat JI (Jamaah Islamiyah). Reaksi keras ini timbul. Pertama, tindakan kedaulatan pemerintah Australia dianggap salah karena tidak memberitahu ke Kedutaan Republik Indonesia di Canbera sebelum penggeledahan. Juga tindakan tersebut berbau rasis yang bertentangan dengan Konvensi Diskriminasi Rasial. Menurut Christian Biox, aktifis HAM Australia, pelecehan terhadap wanita muslim semakin meningkat sejak 11 September 2001, dan tentu saja lebih parah lagi ketika tragedi 12 Oktober 2002. Banyaknya korban yang berasal dari Australia pada saat Kasus Bom Legian Bali membuat sebagian masyarakat Australia marah. Ketiga, negara-negara ASEAN juga merasa tersinggung dengan kebijakan mengenai Travel Warrant atau peringatan bepergian bagi warga negara Australia. Tidak boleh pergi ke nagara-negara yang rentan dengan teror, dan larangan untuk tidak menghadiri tempat-tempat yang ramai termasuk tempat hiburan. Kebijakan yang esensinya bersifat larangan tersebut telah menimbulkan kerugian secara ekonomis. Atas ketiga hal tersebut, dengan pertimbangan yang luas hendaknya masyarakat Indonesia tidak perlu serta merta memutusan hubungan diplomatiknya dengan Australia. Melainkan justru pemerintah RI harus menggunakan momen ini sebagai ajang membulatkan tekad bahwa Indonesia tidak inferior. Menurut hemat penulis, pemerintah Indonesia dengan Australia harus tetap menjalin hubungan bertetangga yang baik, dengan menegakkan prinsip-prinsip saling menghormati kedaulatan negara masingmasing. Ada dua alasan pentingnya tetap menjalin hubungan diplomatik. Pertama, Indonesia dengan Australia sama-sama berada di wilayah bagian Timur dunia ini. Karena itu, tidak ada pilihan bagi kedua negara untuk tetap sebagai tetangga negara yang abadi (Indonesia and Australia are Neighbour Forever).

[Type the company name]

Komentar : Perbedaan latar belakang sejarah dan budaya serta politik bukan sesuatu yang harus dipertentangkan, melainkan sama-sama dipelajari sehingga kedua negara dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan tersebut.

18

BAB 8 KERJASAMA BILATERAL INDONESIA-INDIA

A. Di Bidang Pertanian Dasar hubungan kerjasama teknik bidang pertanian antara Republik Indonei-India adalah :
[Type the company name]

Memorandum of Understanding on Agricultural Cooperation (MOU), yang ditandatangani oleh Menteri Muda Pertanian Dr. Syarifuddin Baharsyah dan Minister of State in the Minister of Agriculture H.E. Mr. Rama Chandran tanggal 201 Februari 1992. Catatan MOU, berdasarkan artikel IX MOU, maka perjanjian tersebut sudah berakhir pada tanggal 20 Februari 1999 (5 tahun secara otomatis perpanjangan). Sebagai tindak lanjut dari MOU tersebut telah diadakan SOM (Senior Official Meeting) ke I di Jakarta tanggal 19-21 Januari 1995. Dimana komponen-komponen kerjasama yang tertuang dalam MOU article I antara lain

19

pertukaran tenaga ahli, kerjasama penelitian, study visit, joint venture, pertukaran germ plasm dan lain-lain yang dituangkan dalam action plan. Dalam kerjasama tersebut disepakati mekanisasi pelaksanaan mengacu kepada struktur :

1. "Working Group" (antara lain : fisheries, horticulture, dll) 2. "Senior Official Meeting" 3. "Ministrial Meeting (bersidang 1 X dalam setahun bergantian di Indonesia dan India) II. REALISASI KERJASAMA DAN HAMBATAN-HAMBATANNYA Dalam mewujudkan pelaksanaan kerjasama bilateral bidang pertanian Indonesia-India masih mengalami beberapa kendala, antara lain : 1. Berdasarkan Article IV MOU menyebutkan bahwa "Sending Party" akan membayarkan sendiri ticket dan transportasi, sedangkan "Receiving Party" menanggung semua biaya yang dikeluarkan selama program kerjasama berlangsung. Hal ini tergantung dari ketersediaan dana masing-masing pihak Dilihat dari struktur penganggaran di Indonesia hal tersebut belum pernah disetujui "BAPPENAS" dan Departemen Keuangan" dalam penyediaan anggaran rutin (APBN) untuk "Roundtrip Ticket" bagi pejabat Indonesia maupun menyiapkan anggaran bagi penerimaan tamu dari luar negeri. Mengingat periode waktu MOU telah berakhir pada tanggal 20 Februari 1995 (5 tahun + 2 tahun) maka diusulkan perlu amandement MOU khususnya article IV dan pembatasan ruang kerjasama article I. Peluang Pembahasan Kerjasama dan Solusii Pemecahannya adalah: a. Sesuai resipokal pelaksanaan kerjasama bilateral, maka SOM ke I dilaksanakan di Indonesia pada tanggal 19-21 Januari 1995, dan sesuai dengan kesepakatan SOM, maka sidang Ministerial Meeting akan dilaksanakan di India. b. Mengingat point 4 tersebut diatas, yang secara teknis cukup berat bagi Indonesia sehingga sampai saat ini Ministerial Meeting belum terlaksana. c. Untuk itu kemungkinan melakukan amandement dan addendum dari MOU 1992 dapat saja diusulkan. Untuk merealisasikan kerjasama bilateral Indonesia-India di bidang pertanian, pada tanggal 11 Januari 2001, di Jakarta, telah ditandatangani "Work Plan Under Memorandum of Understanding Between
[Type the company name]

2.

3.

4.

The Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of India on Agricultural Cooperation", yang masing-masing dilakukan oleh Mr. Nelson P. Hutabarat, Sekretaris
Jenderal Dep. Pertanian (mewakili pihak Indonesia) dan Mr. Bhaskar Barua, Sekretaris Departemen Kerjasama Pertanian (mewakili pihak India). Didalam "Work Plan" tersebut telah disepakati kerjasama di bidang pertanian kedua negara (IndonesiaIndia), secara lengkap masing-masing sebagai berikut :

i.

Government of India to offer to Government of Indonesia :

20

A. Wheat (Gandum) 1. Supply of varieties by the Directorate of Wheat Research (DWR) fortesting in Indonesia for their suitability; 2. Training of two Experts of Indonesia for 10 days in India by the DWR in variety testing & evaluation; 3. Training on Seed Production techniques by DWR and State Farms Corporation of India (SFCI) for two Indonesians for two months in India during crop flowering period; 4. Production technology in Wheat by sending two Indian Experts for 5-6 months to Indonesia for raising/testing wheat crop under their conditions; (B). Soybean (Kedele) 1. Supply of Soybean varieties to Indonesia for their suitability by National Research Center for Soybean (NRCS); 2. Training to two Indonesians in India for two months in the production of seed by NRCS/SFCI; 1. Exchange of experts from India to Indonesia and vice-versa for 10 days on the study for production technology; (C). Sugarcane (Gula tebu) 1. Supply of varieties to Indonesia for their suitability; 2. Training on variety testing, clean seed production through tissue culture by Sugarcane Breeding Institute to two experts from Indonesia in India for two months; 3. Exchange of experts on production technology, machinery etc. by sending two experts from India to Indonesia and vice-versa is for 10 days; 4. Training on harvesting and processing of sugarcane in sugar mills including functioning of cooperative mills and use of by-products by the Central Institute of Sugarcane Research and Directorate of Sugarcane Development to two Indonesians for 10 days; (D). Pond, Reservoir and Ground Water Recharge 3. Training on watershed development in India including visit to model watershed for 15 days by Central Soil and Water Conservation Research and Training Institute; 4. Training of four Indonesians in India for 10 days on the efficient utilization of water through micro-irrigation system like sprinkler, drip irrigation;
[Type the company name]

5. Consultancy in implementation og minor irrigation projects in Indonesia; (E). Agriculture Management Training of two Indonesian experts for 10 days in India on Agriculture Management by National Institute of Agricultural Extention Management (NAARM); (F). Production and use of Hybrid Seeds of Rice and Maize

21

On the request made by the Government of Indonesia for specific information about availability of hybrids and maize both in public and private sector, the required information will be collected and communicated; ii. Government of Indonesia to offer to Government of India : 1. 2. 3. 4. 5. Supply of varieties of paddy, maize, soybean and sugarcane for their suitability; OIL PALM TECHNOLOGY AND COCONUT PROCESSING,Training of two Indian experts in Indonesia each for Oil Palm technology and Coconut Processing for 10 days; RICE CULTIVATION INCLUDING INTEGRATED PEST MANAGEMENT (IPM), Training of two Indian experts in Indonesia for three months; ACID SOIL MANAGEMENT. Exchange visit of two experts from India to Indonesia and vice-versa for 10 days on acid-soil management and suggest remedial measures for the management of acid-soil; EXCHANGE OF EXPERTS MENTIONED AGAINST SERIAL NUMBER 1 OF THE WORK PLAN, The items mentioned against Serial Number B (iii) and C (iii), in respect of para 1 of the Work Plan; may by mutual consent, add to, amend or delete any provision of

iii. iv.

The Contracting Parties the Work Plan;

The sending Contracting Party will bear the cost of air transport and the receiving Contracting Party will provide local hospitality for persons deputed under the Work Plan as per the financial arrangements indicated in Article IV of the MOU; For accomplishing the exchange of visits, the sending Contracting Party shall inform the receiving Contracting Party at least 90 days in advance of the proposed visits. The receiving Contarcting Party shall inform the sending Contracting Party not later than 60 days after receipt of notice of the visit, its decision on acceptance of the nominees; The Work Plan shall take effect upon signing and shall remain in force up to December 31, 2002 unless sooner terminated, modified or extended by mutual agreement;

v.

vi.

III. PELUANG KERJASAMA


India memiliki pasar yang besar, sumber alam yang kaya, sumber daya manusia yang memiliki keahlian, teknologi yang maju dan kelas menengah yang cukup besar.
[Type the company name]

3.1.

Kerjasama Teknik Sejak ditandatanganinya Memorandum of Understanding on Agricultural Cooperation tanggal 20 Pebruari 1992 telah diadakan Senior Official Meeting (SOM) ke-1 di Jakarta pada tanggal 19 21 Januari 1995. Pertemuan ini merupakan upaya untuk melakukan pertukaran tenaga ahli, kerjasama penelitian, study visit, joint venture dan pertukaran plasma nutfah (germ plasm).

22

Kerjasama teknik ini diperkuat dengan penandatanganan Work Plan di bawah MOU tersebut pada tanggal 11 Januari 2001 untuk tahun 2001/2002. Kerjasama teknik ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan promosi dan pemasaran produk pertanian Indonesia ke India, khususnya kacang mete, buah-buahan, kopi, the, cokelat dan rempah-rempah (khususnya lada). Selain itu diharapkan kerjasama ini dapat dimanfaatkan dalam membangun industri alat mekanisasi pertanian di Indonesia; mengingat India mempunyai kelebihan dalam penguasaan teknologi logam dan peralatan berat. India diharapkan juga dapat membantu reconditioning industri gula Indonesia, dan dalam tahap berikutnya untuk komoditas kedelai dan kapas. 3.2. Kerjasama Perdagangan dan Investasi

Neraca perdagangan kedua negara menunjukkan peningkatan dan surplus bagi Indonesia dalam lima tahun terakhir (1995 2000). Komoditas pertanian Indonesia yang memanfaatkan pasar India adalah buah-buahan dan kacang-kacangan (US $ 39,631,993), kopi (US $ 1,929,472), teh (US $ 6,557,033), lada (US $9,261,541) dan makanan ternak (US $3,629,310). Ekspor Indonesia diharapkan terus mengalami peningkatan pada masa mendatang, mengingat India merupakan pasar baru untuk produk pertanian. Indonesia perlu meningkatkan promosi dagang, kunjungan dagang, mendorong terjadinya joint venture dan menarik investasi teknologi dari India. Selain itu perlu dibangun sistem perdagangan kedua negara dengan counter trade. Indonesia dapat memanfaatkan keunggulan India dalam komoditas kedelai dan beras. Kedua negara merupakan penghasil dan pengekspor komoditas pertanian yang sama. Kerjasama bilateral kedua negara diarahkan untuk membangun promosi dan pasar perdagangan internasional bersama agar didapat keuntungan yang maksimal. Sebagai contoh adanya arah kebijakan yang sama dalam mempertahankan harga pasar kopi dunia. Guna mengatasi keengganan (reluctant) di kalangan pengusaha Indonesia untuk mengadakan kontak dagang/investasi dengan pengusaha India, pihak pemerintah kedua negara perlu memfasilitasi swasta dalam bentuk jaminan pemerintah kedua negara, menyertakannya dalam pertemuan-pertemuan bilateral, menyelenggarakan pameran dagang bersama dan adanya memorandum kesepakatan bersama (MOU) antar KADIN Indonesia dan India. Selain itu kedua negara perlu menetapkan kemudahan peraturan ekspor-impor pada berbagai komoditas. Dalam membangun kerjasama bilateral, Indonesia diupayakan dapat memanfaatkan peluang kerjasama untuk menarik investasi bidang pertanian dari negara partner. Investasi asing di Indonesia dijamin dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 dan investasi sektor pertanian diatur dengan Keputusan Presiden No. 118 Tahun 2000. Investasi asing sektor pertanian dan industri makanan yang telah disetujui Pemerintah Indonesia secara umum mengalami peningkatan dan berfluktuasi dari tahun 1996 s/d 2000. Besarnya perkembangan investasi yang telah disetujui BKPM dapat dilihat pada Tabel berikut:

23

[Type the company name]

Tabel 1. Perkembangan Investasi Sektor Pertanian dan Industri Makanan Tahun 1996-2000 Yang Telah Disetujui BKPM.
(US$ Million)
Tahun Sektor Pertanian Industri Makanan Perikanan

Tanaman Pangan 1996 1997 1998 1999 2000 52,2 234,4 224,4 80,6 311,3

Peternakan

Perkebunan

86,0 1,8 15,4 48,3 18,4

1.168,1 200,4 725,4 283,8 59,1

79,8 27,1 33,0 69,7 49,5

691,4 572,8 342,0 680,9 701,0

Kerjasama bilateral bidang pertanian pada masa mendatang diharapkan dapat memanfaatkan peluang investasi asing di Indonesia, baik untuk tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan. Adapun jenis komoditas, bidang investasi dan lokasi yang dapat dipromosikan secara bilateral dalam menarik investasi asing tersebut dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3. 3.3. Pembukaan Kantor Atase Pertanian

Pengaruh India dalam forum internasional bidang pertanian, besarnya peluang pasar produk pertanian dan kedekatan akses terhadap negara-negara Asia Selatan dan Tengah, perlu dimanfaatkan Indonesia untuk membangun kerjasama internasional bidang pertanian dan pasar produk pertanian sekaligus menempatkan posisi tawar diplomasi Indonesia lebih baik di mata negara lain. Guna meningkatkan meningkatkan transfer teknologi, promosi perdagangan, investasi dan hubungan diplomasi internasional bidang pertanian perlu adanya Kantor Perwakilan/Atase Pertanian di New DelhiIndia.

UPAYA PENINGKATAN KERJASAMA BILATERAL DIBIDANG PERTANIAN.


IV.
A. KUNJUNGAN DALAM RANGKA BILATERAL TALK/MEETING
[Type the company name]

Kunjungan Menteri Pertanian RI ke New Delhi, India, tanggal 13 - 16 Mei 2002 Sebelum menghadiri Konferensi FAO Regional Wilayah Asia-Pasifik di Katmandu, Nepal, Menteri Pertanian melakukan kunjungan kerja ke India dengan mengikutsertakan pihak swasta untuk memenuhi undangan Mr. Ajit Singh, Menteri Pertanian India. Kunjungan kerja tersebut berlangsung pada tanggal 13 - 15 Mei 2002 dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama bilateral di bidang pertanian.

24

Pada kesempatan tersebut, berlangsung pertemuan dengan Menteri Pertanian India, Mr. Ajit Singh dan Minister of State for Agriculture Mr. Hukumdeo Narayan Yadav. Acara lain adalah mengunjungi beberapa Lembaga Penelitian Pertanian yang merupakan salah satu kunci keberhasilan India dalam pembangunan pertaniannya. VI.

Perdagangan dengan Indonesia.


Dalam tahun 2000 (Januari - September) total perdagangan dari kedua negara tercatat sebesar US $ 1.072,35 juta, dalam periode yang sama tahun 2001 turun menjadi US $ 964,46 juta (turun sekitar 10.06%). Selanjutnya bila dilihat dari segi neraca perdagangan kedua negara, dalam periode 5 tahun terakhir terlihat defisit perdagangan selalu pada pihak India sebagai akibat terjadinya peningkatan impor yang selalu lebih besar dari peningkatan ekspor. Komoditi impor dari Indonesia ke India antara lain batubara, briket, CPO, karet mentah dan sintetis, barang-barang kayu dan produk kayu, kimia anorganik, kopi, teh, coklat, rempah-rempah, serat textil, pulp dan kertas serta minyak dan lemak nabati, dll. Komoditi ekspor utama India ke Indonesia terdiri dari grount nut, Oil Meal, inorganic/organic/agrochemical, pelastik, machinery instruments, transport equipment, iron & steel, cotton yarn, drugs, pharmaceutical, processed fruit & juices, dll.

IX.

Pokok-pokok hasil kunjungan kerja Menteri Pertanian


Dalam acara kunjungan kerja ke India, Menteri Pertanian bertemu dengan Menteri Pertanian India, Mr. Ajit Singh, Perwakilan APEDA (Agricultural and Food Product Export Development Authority) dan berkesempatan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga penelitian dan pengembangan pertanian India yaitu Lembaga Penelitian Pertanian India di New Delhi, Lembaga Penelitian Gandum dan Lembaga Penelitian Susu Nasional di Karnal. Lembaga-lembaga penelitian ini berada dibawah ICAR, Kementrian Pertanian India. Bahwa dalam rangka peningkatan produksi pertanian secara nasional, India terus berupaya memperluas areal tanam baik melalui pemanfaatan arel yang berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian maupun peningkatan intensitas tanam. Upaya tersebut merupakan salah satu bentuk Politcal Will pemerintah yang diimplementasikan dalam bentuk pembangunan sarana-sarana publik yang dapat mendukung produksi pertanian. Dalam rangka mendukung produksi berbagai komoditas pertanian, maka program pembibitan berperan penting dan dijadikan salah satu aspek utama dalam pembangunan pertanian di India. Program pembibitan tersebut meliputi dua aspek pokok, yaitu : (a) Identifikasi dan koleksi plasma nuftah baik yang berasal dari dalam maupun luar India, dan (b) Rekayasa genetika dan pemuliaan untuk menghasilkan bibit secara spesifik wilayah (agroekologi). Program ini menjadi agenda utama berbagai lembaga penelitian di India, khususnya yang berkaitan dengan komoditas pangan. Lembaga-lembaga penelitian di India bersifat sangat fleksibel baik dalam struktur organisasi maupun pola penelitian. Mereka membuat struktur organisasi penelitian atas dasar aspek apa yang perlu didukung untuk mensukseskan pembangunan pertanian India. Sebagai contoh, karena program pemenuhan kebutuhan pangan berupa gandum merupakan sasaran utama pembangunan pertanian, maka lembaga penelitian gandum menduduki hierarki yang cukup tinggi dalam struktur organisasi penelitian (setara eselon II di Indonesia). Demikian pula dengan lembaga penelitian susu.

25

[Type the company name]

Dalam rangka menghadapi perdagangan bebas dunia, khususnya dalam perdagangan bahan pangan, India lebih memilih strategi pemenuhan kebutuhan pangan yang berasal dari dalam sendiri. Hal ini terlihat jelas dari program jangka panjang pertanian India (proyeksi 10 tahun ke depan) yang lebih terfokus pada pemenuhan kebutuhan pangan penduduknya. Target tersebut mendapat dukungan penuh pemerintah yang tercermin dari posisi penting kementerian pertanian dalam struktur kabinet di India. Dari peninjauan ke beberapa lembaga penelitian dan pengembangan pertanian India, diperoleh gambaran tentang kemajuan inovasi teknologi pertanian yang didukung oleh adanya investasi yang nyata dibidang perangkat lunak dan perangkat keras. Lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan pertanian tersebut berada dalam manajemen dan pembinaan dari Indian Council for Agriculture Research (ICAR) dalam lingkup Kementerian Pertanian India. Keberhasilan India dalam pengorganisasian lembaga penelitian pertanian merupakan bahan perbandingan bagi Indonesia. Keterkaitan antara riset, edukasi dan penyuluhan yang kuat mempercepat proses adopsi teknologi oleh para petani. Proses adopsi teknologi pertanian tersebut sangat difasilitasi oleh pemerintah antara lain melalui penyediaan insentif bagi petani, penyediaan sarana pertanian, pengembangan infrastruktur dan transpor serta penyediaan sistem pergudangan bagi produk yang dihasilkan para petani. Pemerintah India memberikan perhatian besar untuk pengembangan sub sektor persusuan yang dikenal dengan white revolution. India adalah negara produsen susu terbesar dunia, selama tahun 2000 2001 India menghasilkan 81 juta ton susu. Pada kesempatan mengunjungi komplek lembaga penelitian dan pendidikan pengembangan susu di Karnal, Menteri Pertanian terkesan dengan fasilitas yang dimiliki lembaga tersebut dan biaya pendidikan yang relatif murah sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif tujuan dan tempat pendidikan bagi Kepala Sekolah Pertanian dari Indonesia. Berkaitan dengan kebijakan India mengenai biotechnology, diperoleh penjelasan bahwa India telah mulai merancang pengembangan biotechnology sejak 14 tahun yang lalu. Kebijakan India terhadap biotek adalah terbuka untuk transgenic dan mempelajarinya case-by-case, biotechnology berada dibawah Kementerian Science dan Technology. Dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian India diperoleh kesamaan pandangan tentang perlunya peningkatan peran pihak swasta dalam kerjasama bilateral di bidang pertanian. Langkah yang ditempuh adalah dengan memberikan dukungan dalam peningkatan perdagangan yang selanjutnya diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kegiatan kerjasama bilateral, antara lain untuk pendidikan, pelatihan dan penelitian, dimana pada hakekatnya akan mendukung kepentingan pihak swasta yang bersangkutan.

26

[Type the company name]

Berkaitan dengan kerjasama di forum multilateral, telah dibahas perlunya dijalin kerjasama yang lebih erat diantara Indonesia, China dan India, yaitu mengingat posisinya tidak hanya sebagai negara eksportir tetapi juga memiliki potensi pasar yang sangat besar. Apalagi kerjasama tiga negara ini dapat ditingkatkan, diharapkan mampu memperkuat posisi di forum multilateral. Dalam kesempatan menerima pejabat dari APEDA diutarakan bahwa pihak India berkeinginan untuk mengekspor daging ke Indonesia. Secara lugas Menteri Pertanian mengatakan bahwa Indonesia konsisiten dan harus menjaga statusnya sebagai negara yang bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Mengingat status India belum bebas PMK permintaan tersebut belum dapat dipenuhi Indonesia. Dengan kendala tersebut, pihak Indonesia mengusulkan agar India mengalihkan ke komoditas lain yang berpotensi di ekspor ke Indonesia seperti gandum. Selanjutnya pihak Indonesia mengusulkan juga agar India berupaya keras untuk memperoleh status sebagai negara bebas FMD dan belajar dari pengalaman Indonesia.

Dalam kesempatan kunjungan kerja ini, Menteri Pertanian dan Duta Besar RI menyaksikan penandatanganan naskah kesepakatan antara swasta kedua negara yaitu P.T RUTAN dan Triveni Engineering & Industries Ltd dalam hal Establishment Mutually Beneficial Long Term Relationship in the field of Steam/Gas Turbines and Sugar Plant and Machinery. Disamping itu dilakukan pula penjajagan kerjasama mengenai aplikasi teknologi informasi dalam pengembangan agribisnis, antara National Institute for Information Technology (NIIT) India dengan DEL Foundation, suatu Lembaga Pendidikan Informatika di Sumatra Utara. Menteri Pertanian berkesempatan pula diwawancarai oleh media masa (cetak dan elektronik) pada waktu kunjungan ke Karnal. Menteri Pertanian menjelaskan kunjungan kerja tersebut antara lain adalah upaya peningkatan kerjasama bilateral di sektor pertanian sebagai tindak lanjut kunjungan kenegaraan Presiden RI ke India April 2002 yang lalu. Dalam wawancara ditanyakan pula antara lain kemungkinan pengembangan kelapa sawit di India yang dalam hal ini dijelaskan oleh Menteri Pertanian terbukanya peluang tersebut dimana Indonesia dapat mensuplai bibit, teknologi dan tenaga ahli. X.

LANGKAH-LANGKAH TINDAK LANJUT


Kunjungan Kerja Menteri Pertanian ke India dapat diartikan pula sebagai tindak lanjut setelah kunjungan kenegaraan Presiden RI ke India, April 2002. Acara yang diliput dalam kunjungan kerja Menteri Pertanian banyak ditekankan pada aspek penelitian dan pengembangan pertanian di India. Dari uraian laporan hasil kunjungan kerja Menteri Pertanian tersebut, diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti terutama berkaitan dengan upaya peningkatan penelitian dan pengembangan pertanian Indonesia. Dengan keterbatasan pemerintah, misalnya dalam hal pembiayaan, sudah tiba waktunya untuk lebih meningkatkan peran swasta terkait, dimulai dengan upaya peningkatan perdagangan. Selanjutnya diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kegiatan kerjasama bilateral, antara lain untuk pendidikan, pelatihan dan penelitian, dimana pada hakekatnya akan mendukung kepentingan pihak swasta yang bersangkutan.

[Type the company name]

Beberapa hal yang potensial untuk dikerjasamakan dengan India antara lain : a) Penelitian b) Training c) Perdagangan d) investasi, dan e) diplomatic internasional. Diharapkan pemerintah kedua negara terus mendorong peran swasta dalam mengisi beberapa hal yang potensial untuk dikerjasamakan tersebut. Komentar : Dasar kerjasama teknik di atas, menunjukkan keseriusan dan keinginan kedua belah pihak untuk saling mengambil manfaat. Indonesia sangat berpeluang untuk lebih mengupayakan terjadinya transfer teknologi dan informasi dalam budidaya tanaman tropik (khususnya lahan kering), farming system, community development, water management, data base system dan genetic engineering. Hal ini mengingat India

27

memiliki banyak tenaga ahli yang bekerja profesional di bidang pertanian pada organisasi-organisasi internasional.

28

[Type the company name]

You might also like