You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat

ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik dan perkembangan kemampuan diri peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan maksimal. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat akan mengahasilkan pembelajaran yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Guru profesional yang dimaksud adalah guru berkompetensi, dan guru yang berkualitas,

yang dikehendaki untuk mendatangkan

prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prastasi belajar siswa yang baik.

RUMUSAN MASALAH a) Apa yang di maksud dengan profesi? b) Apa yang dimaksud dengan Profesi Guru ? c) Apa Kompetensi guru ? d) Apa Profesionalitas Guru ? e) Bagaimana upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru?

PROFESIONALITAS GURU

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Profesi Berikut pengertian Profesi menurut beberapa ahli : Menurut Hornby E. A. pengertian profesi yaitu sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lanjut dan latihan khusus. Dari itu semua dapat diketahui bahwa suatu profesi menuntut persyaratan yang mendasar ketrampilan teknis lebih rinci, serta kepribadian tertentu. Karena tidak semua pekerjaan menunjuk pada suatu profesi. Dr. Suharsimi Arikunto, mengutip dari Mochtar Bukhori (1984) menjelaskan perbedaan antara profesi dan hobi. Profesi adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan nafkah. Hobi adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan. Orntein dan Levine (1984) mendefinisikan profesi sebagai jabatan, agar jabatan dapat dikatakan profesi sebagaimana dikutip Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M. S. C. mengenai pengertian profesi sebagai berikut: a) melayani masyarakat merupakan karir sepanjang usia (tidak bergantiganti pekerjaan). b) Memiliki ilmu dan ketrampilan khusus yang tidak semua orang memilikinya. c) Diperlukan waktu yang relatif lama dan adanya pelatihan khusus d) Adanya komitmen terhadap jabatan dank lien dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan. Profesi adalah sebuah sebutan yang didapat seseorang setelah mengikuti pendidikan, pelatihan ketrampilan dalam waktu yang cukup lama, sehingga dia punya kewenangan memberikan suatu keputusan mandiri berdasarkan kode etik

PROFESIONALITAS GURU

tertentu, yang harus dipertanggungjawabkan sampai kapanpun. Melakukan tugas profesi memperoleh posisi yang prestisius dan mendapat imbalan gaji yang tinggi. Karenanya tidak semua pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang walaupun sudah cukup lama otomatis disebut sebagai tugas profesi. 2.2. Profesi Guru National Education Center (NEA) sebagaimana yang dikutip Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, M. S. C. memberikan uraian mengenai jabatan yang dikategorikan profesi sebagai berikut: a) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual b) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus c) Jabatan yang memerlukan kesiapan yang lama d) Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yangberkesinambungan e) Jabatan yang menjanjikan kariri hidup dan keanggotaan yang permanent f) Jabatan yang menentukan baku standartnya sendiri g) Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas kepentingan pribadi h) Jabatan yang kuat dan terjalin erat Drs. A. Samana mengutip dari J. Sudarminto dalam bukunya menjelaskan bahwa guru yang berkualifikasi professional yaitu guru yang tahu secara mendalam tentang apa yang diajarkannya secara efektif dan efisien dan guru tersebut berkepribadian mantap. Dalam hal jabatan guru, National Education Association (NEA) (1948) merumuskan bahwa jabatan profesi merupakan jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, menekuni suatu batang tubuh ilmu tertentu, didahului dengan professional yang lama, memerlukan pelatihan jabatan yang kontinyu, menjanjikan karier bagi anggota secara permanent, mengikuti standar baku mutu tersendiri, lebih mementingkan layanan kepada masyarakat dibanding dengan

PROFESIONALITAS GURU

mencari keuntungan sendiri, dan memiliki suatu organisasi professional yang kuat dan dapat melakukan control terhadap anggota yang melakukan penyimpangan. Stinnett menegaskan bahwa jabatan guru sudah dianggap memenuhi criteria jabatan professional, bahkan mengajar bisa disebut sebagai ibu dari segala profesi. Apalagi setelah disahkannya undang-undang tentang guru dan dosen, maka jabatan guru tidak boleh dipandang sebelah mata oleh siapapun. Karena dengan diberlakukannya Undang-Undang tersebut, jabatan guru sudah merupakan jabatan profesi yang setara dengan jabatan-jabatan profesi lainnya seperti Dokter, Perawat dan lain sebagainya. Nana Sudjana yang telah dikutip oleh Drs. M. Uzer Usman bahwa kata professional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian, dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian. Maksudnya, pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. 2.3. Kompetensi Guru Kompetensi profesional adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga kompetensi ini dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Menurut Nana Sudjana kompetensi guru dapat dibagi menjadi tiga bidang yaitu: a) Kompetensi bidang kognitif yaitu kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi

PROFESIONALITAS GURU

kelas, evaluasi belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya. b) Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaan yang dibinanya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. c) Kompetensi perilaku atau performance artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau berperilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran,

berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar. Ketiga kompetensi di atas tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan mendasari satu sama lain. Bidang kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan yakni: a) Kemampuan merencanakan program belajar mengajar Sebelum merencanakan belajar mengajar, guru terlebih dahulu mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut dan menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, adapun makna dari perencanaan program belajar mengajar adalah suatu proyeksi atau perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa selama pengajaran itu berlangsung. Dan tujuannya adalah sebagai pedoman guru dalam melaksanakan praktek atau tindakan mengajar. b) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar ini kegiatan yang harus dilaksanakan adalah menumbuhkan dan menciptakan kegiatan siswa-siswa dengan rencana yang telah disusun. Adapun yang termasuk dalam pengetahuan

PROFESIONALITAS GURU

proses belajar mengajar meliputi prinsip-prinsip mengajar keterampilan hasil belajar siswa, penggunaan alat bantu dan keterampilanketerampilan memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan mengajar. Dan kemampuan ini dapat diperoleh melalui pengalaman langsung. c) Memiliki kemampuan proses belajar mengajar. Dalam menilai kemampuan dan kemajuan proses belajar mengajar guru harus dapat menilai kemajuan yang dicapai oleh siswa yang meliputi bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan penilaian ini dapat dikatakan dalam dua bentuk yang dilakukan melalui pengamatan terus menerus tentang perubahan kemajuan yang dicapai siswa. Sedangkan penilaian dengan cara pemberian skor, angka atau nilai-nilai yang bisa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar siswa. d) Menguasai bahan pelajaran. Secara jelas, konsep-konsep yang harus dikuasai oleh guru dalam penguasaan bahan pelajaran ini telah tertuang dalam kurikulum, khususnya Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang disajikan dalam bentuk pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Dan uraiannya secara mendalam dituangkan dalam bentuk buku paket dari bidang studi yang bersangkutan. Betapa pentingnya penguasaan kompetensi bagi guru yang profesional, karena hal tersebut sangat berpengaruh dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Dalam pemikiran tentang peningkatan kualitas guru melalui profesionalisasi dimulai Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) pada tahun 1979. P3G berhasil merumuskan 3 kemampuan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Ketiga kompetensi tersebut adalah kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial.

PROFESIONALITAS GURU

Sebagaimana dijabarkan oleh Suharsimi Arikunto mengenai tiga kompetensi tersebut antara lain: a) Kompetensi profesional, artinya bahwa guru memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang subjec matter (bidang studi) yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki

pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar. b) Kompetensi personal, artinya bahwa guru harus memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subyek. Artinya lebih terperinci adalah bahwa ia memiliki kepribadian yang patut diteladani. c) Kompetensi social artinya bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomuniksai sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala madrasah, dengan pegawai tata usaha dan anggota masyarakat di lingkungannya. 2.4. Profesionalisme Guru Pengembangan profesionalisme guru berarti proses improvisasi diri yang tiada henti. Sebab terkait dengan akselerasi perkembangan ilmu dan teknologi telah memberikan tekanan pada sekolah dalam berbagai hal seperti fasilitas, struktur organisasi serta sumber daya manusia semakin tidak terprediksi. Alasan pokok pengembangan profesionalisme yaitu guru merupakan personel yang bertanggung jawab dalam memberikan sumbangan pada pertumbuhan dan pengembangan ilmu, mengembangkan kemampuan belajar siswa, serta melaksanakan kegiatan administrasi sekolah. Pengembangan profesionalitas guru di lembaga pendidikan seringkali belum sepenuhnya dapat berjalan secara signifikan. Hal ini diakibatkan adanya ketergantungan guru terhadap pimpinan sangat tinggi, sementara manajemen kepemimpinan sekolah kurang kondusif sehingga justru tidak berjalan secara

PROFESIONALITAS GURU

fungsional. Selain itu, motivasi yang masih rendah juga menyelimuti di kalangan guru, khususnya mereka yang eksistensinya belum jelas. Motivasi dapat diformulasikan sebagai berikut: a) setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang amat mempengaruhi kemauan individu, sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku dan bertindak. b) pengaruh, kekuatan yang menimbulkan perilaku individu. c) setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang, dan keempat, proses dalam menentukan gerakan atau tingkah laku individu kepada tujuan (goals). Berdasarkan persoalan di atas, maka tidak bisa dipisahkan apabila banyak sekolah-sekolah yang mutunya rendah. Mutu yang rendah, salah satu penyebabnya adalah karena mutu guru yang rendah. Dengan demikian, permasalahan guru di sekolah harus diselesaikan secara komprehensif menyangkut semua aspek terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan karier, perlindungan profesi, dan administrasinya. Sekarang ini, sumber permasalahan sekolah yang terbesar adalah adanya perubahan, sehingga permasalahan akan senantiasa ada sampai kapan pun. Karena itu guru dituntut dapat menyesuaikan dengan perubahan perkembangan yang ada dalam masyarakat. Untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut maka secara sadar atau tidak diperlukan sebuah reorientasi pengembangan profesionalisme guru. 2.5. Pembenahan Kompetensi Guru Kompetensi Guru merupakan salah satu ukuran yang ditetapkan bagi seorang guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan menduduki salah satu jabatan fungsional guru, sesuai bidang tugas dan jenjang

PROFESIONALITAS GURU

pendidikannya. Persyaratan dimaksud adalah penguasaan proses belajar mengajar dan penguasaan pengetahuan. Jabatan fungsional guru adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seorang guru yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensikompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah kompetensi bidang substansi atau bidang studi (profesional), kompetensi bidang pembelajaran (pedagogi), kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan (kepribadian) serta kompetensi bidang hubungan dan pelayanan/pengabdian masyarakat (sosial). Pengembangan profesionalisme guru meliputi peningkatan kompetensi, peningkatan kinerja (performance) dan kesejahteraannya. Guru sebagai profesional dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreatifitasnya sebagai tenaga edukatif yang berwibawa dan mandiri. Pola dan gaya masyarakat saat ini, hampir telah mempercayakan sepenuhnya sebagian tugasnya kepada guru. Sehingga tugas guru yang diemban dari limpahan tugas masyarakat tersebut antara lain adalah mentransfer kebudayaan dalam arti luas, keterampilan menjalani kehidupan (life skills), dan nilai-nilai serta belief. Selain itu, guru secara mendalam harus terlibat dalam kegiatan-kegiatan menjelaskan, mendefinisikan, membuktikan, dan

mengklasifikasi. Tugasnya sebagai pendidik bukan hanya mentransfer pengetahuan, keterampilan dan sikap, tetapi mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu, guru harus memiliki kompetensi dalam membimbing siswa siap menghadapi the real life dan bahkan mampu memberikan teladan yang baik.

PROFESIONALITAS GURU

Selain dituntut mengusai dan mampu memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dan berubah peran menjadi fasilitator yang membelajarkan siswa sampai menemukan sesuatu (scientific curiosity). Selebihnya guru juga harus bersikap demokratis serta menjadi profesional yang mandiri dan otonom. Peran guru seperti itu sejalan dengan era masyarakat madani (civil society). Lebih jauh lagi akibat adanya sinergi dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi serta perubahan masyarakat yang lebih demokratis dan terbuka akan menghasilkan suatu tekanan atau pressure serta tuntutan atau demand terhadap profesionalisme guru dalam mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi tersebut. Termasuk dalam hal pertanggungjawaban atau akuntabilitasnya. Sebagaimana profesi-profesi lain, guru adalah profesi yang kompetitif. Oleh karena itu guru harus siap untuk diuji kompetensinya secara berkala untuk menjamin agar kinerjanya tetap memenuhi syarat profesional yang terus berkembang. Di masa depan dapat dipastikan bahwa profil kelayakan guru akan ditekankan kepada aspek-aspek kemampuan membelajarkan siswa, dimulai dari menganalisis, merencanakan atau

merancang, mengembangkan, mengimplementasikan, dan menilai pembelajaran yang berbasis pada penerapan teknologi pendidikan. Kemampuan-kemampuan yang selama ini harus dikuasai guru juga akan lebih dituntut aktualisasinya. Misalnya kemampuannya dalam: a) merencanakan pembelajaran dan merumuskan tujuan, b) mengelola kegiatan individu, c) menggunakan multi metode, dan memanfaatkan media, d) berkomunikasi interaktif dengan baik, e) memotivasi dan memberikan respons, Secara spesifik pelaksanaan tugas guru sehari-hari di kelas seperti membuat siswa berkonsentrasi pada tugas, memonitor kelas, mengadakan, penilaian dan

10

PROFESIONALITAS GURU

seterusnya, harus dilanjutkan dengan aktivitas dan tugas tambahan yang tidak kalah pentingnya seperti membahas persoalan pembelajaran dalam rapat guru, mengkomunikasikan hasil belajar siswa dengan orangtua dan mendiskusikan berbagai persoalan pendidikan dan pembelajaran dengan sejawat. Bahkan secara lebih spesiflk guru harus dapat mengelola waktu pembelajaran dalam setiap jam pelajaran secara efektif dan efisien. Untuk dapat mengelola pembelajaran yang efektif dan efisien tersebut, guru harus senantiasa belajar dan meningkatkan keterampilan dasarnya. Menurut Rosenshine dan Stevens sembilan keterampilan dasar yang penting dikuasai oleh guru adalah keterampilan; a) membuka pembelajaran dengan mereview secara singkat pelajaran terdahulu yang terkait dengan pelajaran yang akan disajikan, b) menyajikan secara singkat tujuan pembelajaran, c) menyajikan materi dalam langkah-langkah kecil dan disertai latihannya masing-masing, d) memberikan penjelasan dan keterangan yang jelas dan detil, e) memberikan latihan yang berkualitas, f) mengajukan pertanyaan dan memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahamannya, g) membimbing siswa menguasai keterampilan atau prosedur baru h) memberikan balikan dan koreksi, dan i) memonitor kemajuan siswa. Selain itu, tentu saja masih ada keterampilan lain yang harus dikuasai guru misalnya menutup pelajaran dengan baik dengan membuat rangkuman dan memberikan petunjuk tentang tindak lanjut yang harus dilakukan siswa.

11

PROFESIONALITAS GURU

12

PROFESIONALITAS GURU

2.6.

Upaya Peningkatan Profesionalitas Guru Dalam upaya meningkatkan sikap profesional, maka guru harus membuat penilaian atas kinerjanya sendiri atau mau melakukan otokritik. Di samping itu, kritik, pendapat dan berbagai harapan masyarakat juga harus menjadi perhatiannya. Jadi, guru harus memperbaiki profesionalismenya sendiri, dan masyarakat membantu mempertajam dan menjadi pendorongnya. Maksud dari jaringan profesi guru adalah kesadaran guru terhadap pembentukan kelompok profesi untuk meningkatan hubungan kerjasama dalam rangka saling memberi dan menukar informasi. Dengan terbentuknya jaringan profesi guru, guru berusaha untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: Pertama, memahami tuntutan standar profesi yang ada, Kedua mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, Ketiga, membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas. Keempat, mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen, Kelima, mengadopsi inovasi atau

mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran. Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru ingin meningkatkan profesionalismenya. Hal ini didasarkan kepada beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara. Kedua, sebagai profesional secara seorang global, guru dan harus tuntutan mengikuti tuntutan yang

perkembangan

profesi

masyarakat

menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belajar secara terus menerus sepanjang hayat,

13

PROFESIONALITAS GURU

dengan membuka diri yakni mau mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya. Kemudian upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang

dipersyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh melalui in-service tarining dan berbagai upaya lain untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru. Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi. Melalui networking inilah guru memperoleh akses terhadap inovasiinovasi di bidang profesinya. Jaringan kerja guru bisa dimulai dengan skala sempit, misalnya mengadakan pertemuan informal kekeluargaan dengan sesama teman, sambil berolah raga, silaturahmi atau melakukan kegiatan sosial lainnya. Pada kesempatan seperti itu, guru bisa membincangkan secara leluasa kisah suksesnya atau sukses rekannya sehingga mereka dapat mengambil pelajaran lewat obrolan yang santai. Bisa juga dibina melalui jaringan kerja yang lebih luas dengan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, misalnya melalui korenspondensi dan mungkin melalui intemet untuk skala yang lebih luas. Apabila korespondensi atau penggunaan internet ini dapat dilakukan secara intensif akan dapat diperoleh kiat-kiat menjalankan profesi dari sejawat guru di seluruh dunia. Pada dasarnya networking/jaringan kerja ini dapat dibangun sesuai situasi dan kondisi serta budaya setempat. Selanjutnya upaya membangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelavanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut memberikan pelayanan

14

PROFESIONALITAS GURU

prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada konstituennya yaitu siswa, orangtua dan sekolah sebagai stakeholder. Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik yang didanai, diadakan, dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu, guru harus

mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada public.Satu hal lagi yang dapat diupayakan untuk peningkatan profesionalisme guru adalah melalui adopsi inovasi atau pengembangan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi pendidikan yang mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir. Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti media presentasi, komputer (hard technologies) dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang teknologi pendidikan (soft technologies).

15

PROFESIONALITAS GURU

DAFTAR PUSTAKA
http://cahayaguru.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=5&Itemid= 10 www.scribd.com/doc/68303548/10/Profesionalitas-Guru http://www.uinmalang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2271: orientasi-pengembangan-profesionalitas-guru&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210 http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2178029-pengertian-profesionalitasguru/ http://www.docstoc.com/docs/82591431/Makalah-tentang-Profesionalisme-Guru www.uns.ac.id/data/0023.pdf http://re-searchengines.com/0308widarso.html http://tanbihun.com/pendidikan/kompetensi-kepribadian-guru/ http://www.asrori.com/2011/04/kompetensi-profesional-guru.html

16

PROFESIONALITAS GURU

You might also like