You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan dunia pendidikan di Indonesia yang cukup pesat menimbulkan kebutuhan akan kertas yang berbahan baku pulp semakin meningkat. Pada tahun 2003, konsumsi kertas mencapai 5,31 juta ton, untuk tahun 2004 kebutuhan konsumsi kertas sebesar 5,4 juta ton. Sedangkan pada tahun 2005, konsumsi kertas mencapai 5,61 juta ton (Pusat Grafika Indonesia, 2007). Dan pada tahun 2009 konsumsi kertas dapat mencapai 6,45 juta ton. Namun dibalik kesuksesan industri pulp dan kertas terdapat ancaman bagi hutan alam Indonesia yang luasnya dari tahun ke tahun semakin berkurang. Kayu sebagai bahan baku utama kertas saat ini sudah sangat terbatas jumlahnya. Fakta tersebut diperkuat berdasarkan data statistik Kementerian Kehutanan Republik Indonesia 2009 yang mencatat bahwa laju kerusakan hutan Indonesia mencapai 1,08 ha/tahun. Lahan yang kritis dan pemanasan global telah membuat orang untuk berpikir mencari bahan baku alternatif lain untuk menggantikan peran kayu dalam industri pulp dan kertas. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang subur. Negara agraris adalah negara yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Produktivitas pertanian tanaman pangan di Indonesia setiap tahunnya menghasilkan jumlah yang cukup besar. Menurut FAO (2005), Indonesia merupakan produsen padi ketiga terbesar di dunia yaitu sebesar 9% dari total produksi dunia setelah China (31%) dan India (9%). Namun, tanaman pangan di Indonesia selalu membawa hasil samping atau limbah pertanian hingga mencapai jutaan ton setiap tahunnya. Limbah pertanian ini terdiri atas jerami padi, daun jagung, batang jagung, daun kedelai dan lain sebagainya. Jerami padi merupakan bagian dari batang padi tanpa akar yang tertinggal setelah diambil butir buahnya. Peningkatan produksi padi juga diiringi peningkatan limbah jerami padi. Dengan luas sawah di Indonesia adalah 11,9 juta hektar, produksi jerami padi per hektar sawah bisa mencapai 12-15 ton bahan kering setiap kali panen, tergantung lokasi dan varietas tanaman (Biro Pusat Statistik, 2006). Sejauh ini, pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak mencapai 31-39%, sedangkan yang dibakar atau dimanfaatkan sebagai pupuk 36-62%, dan sekitar 7-16% digunakan untuk keperluan industri.

Produksi padi dari tahun 2004 hingga tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini. Dengan perbandingan antara jerami dan padi biasanya 1:1. Dapat dikatakan bahwa limbah pertanian berupa jerami padi akan meningkat jumlahnya seiring bertambahnya jumlah padi yang dihasilkan. Oleh karena itu, limbah petanian berupa jerami harus dapat dimanfaatkan sehingga mempunyai nilai lebih. (Winarno,1985)

Tabel 1.1 Produksi padi dari tahun 2004-2010 (dalam ton) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Indonesia 54.454.937 57.157.435 60.325.925 64.398.890 66.469.394 Jawa Barat 9.418.572 9.914.019 10.111.069 11.322.681 11.737.070 Indramayu 1.031.790 1.096.136 1.048.016 1.321.016 1.358.437

(Sumber : www.bps.go.id dan diperta.jabarprov.go.id)

Penggunaan kayu sebagai bahan baku pembuatan pulp memiliki kekurangan yaitu masa tanam kayu yang membutuhkan waktu hingga beberapa tahun. Selain itu, pemanfaatan kayu yang berlebih dapat merusak lingkungan dan menyebabkan bencana alam. Jerami padi menjadi salah satu alternatif pengganti penggunaan kayu sebagai bahan baku pulp yang merupakan salah satu cara pemanfaatan limbah pertanian. Jerami padi digunakan sebagai bahan baku pembuatan pulp dikarenakan kandungan selulosa yang besar (30-40%) dan ketersediaannya yang melimpah. Dengan melihat keadaan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penghasil limbah jerami terbesar serta kebutuhan pulp yang semakin meningkat tiap tahunnya. Maka pembuatan pabrik pulp berbahan baku jerami memiliki potensi untuk dikembangkan.

1.2

Tujuan Perancangan Tujuan perancangan pabrik pulp dari jerami adalah : 1. Mempelajari dan memahami proses pembuatan pulp berbahan baku jerami. 2. Mengurangi ketergantungan terhadap kertas dari bahan baku kayu mengingat ketersediaan kayu yang semakin menipis. 3. Meningkatkan nilai jual dari jerami.

4. Menghasilkan pulp untuk memenuhi kebutuhan kertas untuk dalam maupun luar negeri.

1.3

Perumusan Masalah Kebutuhan pulp sebagai bahan baku utama pembuatan kertas yang semakin

meningkat, ketersediaan kayu yang menipis, pemanfaatan limbah jerami yang belum optimal, dan peningkatan ekspor, impor serta konsumsi pulp merupakan masalah yang dihadapi masyarakat saat ini sehingga perlu untuk merancang sebuah pabrik yang memproduksi pulp dengan bahan baku selain kayu. Salah satu bahan baku yang berpotensial untuk dijadikan pulp adalah jerami.

1.4

Ketajaman Melihat Peluang Dari tahun ke tahun kebutuhan pulp sebagai bahan baku utama pembuatan kertas

semakin meningkat. Karena kebutuhan pulp yang meningkat maka jumlah produksi pulp dunia pun mengalami kenaikan yang cukup drastis. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pulp dari segi impor, ekspor, produksi dan konsumsi semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan pabrik pulp yang akan dibuat diharapkan mampu memenuhi sebagian permintaan pulp baik untuk dalam maupun luar negeri. Tabel 1.2 Data impor, ekspor, produksi dan konsumsi pulp di Indonesia dari tahun 2006 2010 (dalam ton) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 Impor 3.488.558,9 3.584.375,6 4.078.868,8 3.964.315,1 4.214.144,2 Ekspor 2251 2324 2691 2180 2387 Produksi 280.872 2.093.992 2.114.658 1.055.089 1.076.276 Konsumsi 3.767.180 5.676.044 6.190.836 5.017.224 5.288.033

(Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia, 2010)

Pasar pulp dan kertas selama ini didominasi oleh negara-negara dari Amerika Utara (Kanada dan Amerika Serikat) dan negara-negara Scandinavia (seperti: Finlandia, Swedia dan Norwegia). Kelompok negara-negara tersebut sering disebut dengan NORSCAN (North America & Scandinavia). Namun peran/ kontribusi negara-negara NORSCAN
3

dalam mensuplai pulp dan kertas dunia semakin menurun. Pada periode 2001-2005, peran negara-negara NORSCAN dalam mensuplai pulp dunia turun dari 58,51% menjadi 52,96%, sedangkan peranannya dalam mensuplai kertas turun dari 44,84% menjadi 38,91%. Bahkan saat ini, beberapa industri pulp dan kertas di Amerika Utara dan Scandinavia tersebut telah mengalami penutupan karena biaya buruh yang mahal maupun mesin yang sudah tua. Menurut data yang diperoleh APKI bahwa pada tahun 2010 peringkat Indonesia sebagai produsen kertas dunia menduduki tempat ke-9 atau naik 1 peringkat dibanding tahun 2009 yang menempati peringkat ke-10. Tahun 2009 produksi kertas Indonesia sebanyak 9,363 juta ton, naik menjadi 9,951 juta ton di tahun 2010. Oleh karena itu, Indonesia dapat mengembangkan industri pulp dan kertas sehingga dapat menjadi salah satu produsen pulp dan kertas terbesar di dunia, untuk mengambil peran lebih besar dalam mensuplai kebutuhan pulp dan kertas dunia.

1.5

Analisis Pasar Permintaan pulp di pasar dunia semakin meningkat setiap tahunnya. Permintaan

pulp pada tahun 2002 sebesar 163,10 juta ton. Kemudian meningkat menjadi 174,95 juta ton pada tahun 2006, atau naik rata-rata sebesar 1,77% per tahun. Bahkan pada tahun 2011 ini, produksi pulp telah mencapai 394 juta ton. Menurut Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), biaya produksi (cash cost) pulp di Indonesia per ton nya hanya sebesar US$ 217, di kawasan Asia/ Pasifik sekitar US$ 250, di Amerika Latin US$ 260, di Amerika Utara US$ 300, di Eropa Barat US$ 420 dan di Jepang US$ 590. Brazil dan Chile merupakan saingan terberat Indonesia, dengan biaya produksi pulp per ton masing- masing adalah US$ 231 dan 241. Dari berbagai data tersebut dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk membuat pabrik pulp dengan harga yang lebih murah dibandingkan negara lainnya. Tidak hanya permintaan pulp yang meningkat, namun harga pulp juga semakin meningkat seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.3. Menurut APKI, harga pulp jenis serat panjang (needdle bleached kraft pulp) saat ini mencapai US$950 per ton dan harga pulp serat pendek (leaf bleached kraft pulp) sebesar US$800 per ton. Ini melonjak dari taun 2010 yang harganya sebesar US$750. Harga tersebut mengalami peningkatan rata- rata sebesar 26,7%. Sedangkan harga kertas saat ini mencapai US$1000. Harga pulp di dalam negeri pun, terus meningkat rata- rata sebesar US$30 per ton setiap bulan.

Tabel 1.3 Harga pulp pada Januari 2010 Mei 2010 (US$/ton) Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010 Mei 2010 Serat Panjang Eropa Amerika Serikat Asia 830 850 720 860 880 750 Serat Pendek Eropa Amerika Serikat Asia 730 760 670-690 760 790 720 790 820 750 840 870 800 890 910 780 930 960 830

(Sumber: Buletin Berita Industri Pulp dan Kertas Indonesia)

Selain itu, di Indonesia terdapat beberapa pabrik kertas yang tidak mempunyai fasilitas pembuatan pulp sendiri. Data mengenai pabrik kertas tersebut dapat dilihat pada tabel 1.4. Pulp yang digunakan dalam pembuatan kertas diimpor dari luar Indonesia. Melihat kondisi ini, pabrik kertas yang tidak mempunyai fasilitas pembuatan pulp sendiri dapat menjadi pasar penjualan pulp berbahan baku jerami yang dihasilkan.

Tabel 1.4 Beberapa pabrik kertas yang tidak memiliki fasilitas pembuatan pulp sendiri Nama Perusahaan PT. Fajar Surya Wisesa PT. Aspex PaperGresik PT. Surabaya AgungIndustri Pulp&Paper PT. Jaya Kertas PT. Pelita CengkarengPaper & Co. PT. Suparma PT. Surya Pamenang
Lokasi Bekasi, Jawa Barat Gresik, Jawa Timur Gresik, Jawa Timur Nganjuk, Jawa Timur Tangerang, Jawa Barat Surabaya, Jawa Timur Kediri, Jawa Timur Kapasitas (ton/tahun) 500.000 430.000 336.000 200.000 157.000 150.000 150.000

Dari berbagai alasan yang telah disebutkan sebelumnya, Indonesia sebenarnya memiliki peluang yang cukup besar untuk mengembangkan industri pulp dalam rangka

mengambil peran yang lebih besar dalam mensuplai kebutuhan pulp di dalam negeri dan dunia, serta meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian nasional.

1.6

Kapasitas Produksi Kapasitas produksi menjadi salah satu faktor yang diperhatikan dalam perancangan

pabrik. Pabrik pulp berbahan baku jerami ini dirancang akan mulai beroperasi pada tahun 2012. Produksi pulp berbahan baku jerami ditujukan untuk mengurangi jumlah impor pulp. Oleh karena itu, jumlah impor, ekspor, dan produksi pulp pada tahun 2012 akan diperkirakan menggunakan analogi persamaan menghitung bunga, yaitu: F = Fo (1+i)n

(1.1)

Dimana F = perkiraan kebutuhan pulp tahun 2012 Fo= kebutuhan pulp pada tahun 2012 i = perkembangan rata- rata n = selisih tahun

Perkiraan impor pulp: Tabel 1.5 Data perkembangan impor pulp tiap tahun Tahun Impor (ton) Perkembangan impor tiap tahun 2006 2007 2008 2009 2010 3.488.558,9 3.584.375,6 4.078.868,8 3.964.315,1 4.214.144,2 0 0,0275 0,1380 -0,0281 0,0630

Rata- rata perkembangan impor (i) = 0,0401 Perkiraan impor pulp tahun 2012 dihitung dengan: F = Fo (1+i)n F = 4.214.144,2 (1+0,0401)2 F = 4.558.647 ton/ tahun F = 13.814 ton/hari
6

Perkiraan ekspor pulp: Tabel 1.6 Data perkembangan ekspor pulp tiap tahun Tahun Ekspor (ton) Perkembangan ekspor tiap tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2.251 2.324 2.691 2.180 2.387 0 0,0324 0,1579 -0,1899 0,0950

Rata- rata perkembangan ekspor (i) = 0,0191 Perkiraan ekspor pulp tahun 2012 dihitung dengan: F = Fo (1+i)n F = 2.387 (1+0,0191)2 F = 2.479 ton/ tahun F = 8 ton/hari

Perkiraan produksi pulp: Tabel 1.7 Data perkembangan produksi pulp tiap tahun Tahun Produksi (ton) Perkembangan produksi tiap tahun 2006 2007 2008 2009 2010 280.872 2.093.992 2.114.658 1.055.089 1.076.276 0 6,4553 0,0099 -0,5011 0,0201

Rata- rata perkembangan produksi (i) = 1,1968 Perkiraan produksi pulp tahun 2012 dihitung dengan: F = Fo (1+i)n F = 1.076.276 (1+1,1968)2 F = 5.194.237 ton/ tahun F = 15.740 ton/hari

Maka perkiraan konsumsi pulp di Indonesia tahun 2012 = (impor + produksi ekspor) = (13.814 + 15.740 8) ton/hari = 29.547 ton/hari

Kapasitas pabrik pulp di Indonesia tahun 2012 = (konsumsi produksi) = (29.547 15.740) ton/hari = 13.807 ton/hari atau sekitar 46,73% dari konsumsi pulp di Indonesia tahun 2012

Pabrik pulp berbahan baku jerami direncanakan dapat mengambil pasar sebesar 0,5% dari total konsumsi/ kebutuhan pulp di Indonesia pada tahun 2012.

Kapasitas pabrik pulp berbahan baku jerami = (0,5% / 46,73%) x 13.807 ton/hari = 148 ton/hari = 48.750 ton/tahun

Berdasarkan perkiraan di atas, maka kapasitas pabrik pulp berbahan baku jerami adalah 50.000 ton/tahun.

You might also like