You are on page 1of 3

.Prosedur pemeriksaan Lapangan ; 1) Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan dan melampirkan copy Surat Perintah Pemeriksaan.

Surat Perintah Pemeriksaan diterbitkan untuk satu atau beberapa Masa Pajak dalam suatu Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang sama atau untuk satu Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak terhadap satu Wajib Pajak. Surat Perintah Pemeriksaan ini dapat disampaikan secara langsung kepada Wajib Pajak pada saat dimulainya Pemeriksaan Lapangan atau disampaikan melalui faksimili, pos dengan bukti pengiriman surat, atau jasa pengiriman lainnya dengan bukti pengiriman.
Dalam hal Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan disampaikan secara langsung dan Wajib Pajak tidak berada di tempat, Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan

dapat disampaikan kepada: a. wakil atau kuasa dari Wajib Pajak; atau b. pihak yang mewakili Wajib Pajak, yaitu: 1. Pegawai dari Wajib Pajak yang menu rut Pemeriksa Pajak dapat mewakili Wajib Pajak, dalam hal Pemeriksaan dilakukan terhadap Wajib Pajak badan; atau 2) anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak yang menurut Pemeriksa Pajak dapat mewakili Wajib Pajak, dalam hal Pemeriksaan dilakukan terhadap Wajib Pajak orang pribadi. 2) Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan Pemeriksa Pajak dalam pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan wajib melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak untuk menjelaskan: a. alasan dan tujuan Pemeriksaan;

b. hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah pelaksanaan Pemeriksaan; c. hak Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan
Tim Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal terdapat hasil Pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan Apabila Wajib Pajak yang bersangkutan tidak ada di tempat maka pertemuan dapat digantikan oleh : a. b. wakil atau kuasa dari Wajib Pajak; atau pihak yang mewakili Wajib Pajak, yaitu:

1. Pegawai dari Wajib Pajak yang menu rut Pemeriksa Pajak dapat mewakili Wajib Pajak, dalam hal Pemeriksaan dilakukan terhadap Wajib Pajak badan; atau 2. anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak yang menurut Pemeriksa Pajak dapat mewakili Wajib Pajak, dalam hal Pemeriksaan dilakukan terhadap Wajib Pajak orang pribadi. Setelah melakukan pertemuan, Pemeriksa Pajak membuat Berita Acara Pertemuan Dengan Wajib Pajak yang ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak, atau oleh tim Pemeriksa Pajak dan pihak yang menggantikannya sesuai yang tersebut di atas. Apabila terjadi penolakan atas penandatanganan Berita Acara Pertemuan Dengan Wajib Pajak oleh Wajib Pajak atau yang menggantikannya, Pemeriksa Pajak membuat catatan mengenai penolakan tersebut pada Berita Acara Pertemuan Dengan Wajib Pajak. Dalam hal Pemeriksa Pajak telah menandatangani Berita Acara Pertemuan Dengan Wajib Pajak dan telah membuat catatan mengenai penolakan penandatanganan berita acara, pertemuan dianggap telah dilaksanakan. 3) Pemeriksaan lapangan dilaksanakan pada jam kerja 4) Pemeriksa pajak berwenang :

- memeriksa dan atau meminjam buku, catatan, dan dokumen pendukung


- meminta keterangan lesan / tertulis kepada WP - memasuki tempat / ruangan yang diduga merupakan tempat penyimpanan dokumen, uang, barang yag dapat memberi petunjuk tentang keadaan usaha WP 5) Melakukan penyegelan tempat / ruangan tersebut, apabila WP atau Wakilnya tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat/ ruangan Penyegelan dapat dilakukan apabila pada saat dilakukan Pemeriksaan Lapangan:

a.

Wajib Pajak, wakil atau kuasa dari Wajib Pajak tidak memberi kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk memasuki tempat atau ruang serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak, yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi on-line yang dapat memberi petunjuk tentang kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak;

b.

Wajib Pajak, wakil atau kuasa dari Wajib Pajak menolak memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan yang antara lain berupa tidak memberi kesempatan

kepada Pemeriksa Pajak untuk mengakses data yang dikelola secara elektronik atau membuka barang bergerak dan/atau tidak bergerak; c. Wajib Pajak, wakil alau kuasa dari Wajib Pajak tidak berada di tempat dan tidak ada pihak yang mempunyai kewenangan untuk bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak, sehingga diperlukan upaya pengamanan Pemeriksaan sebelum Pemeriksaan ditunda; dan/atau d. Wajib Pajak, wakil atau kuasa dari Wajib Pajak tidak berada di tempat, dan pihak yang mempunyai kewenangan untuk bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak menolak memberikan bantuan guna kelancaran Pemeriksaan. 6) Meminta data dan keterangan yang diperlukan dari pihak ke 3 yang mempunyai hubungan dengan WP. Untuk memperoleh penjelasan/kelerangan yang lebih rinci, Pemeriksa Pajak melalui Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan dapat memanggil Wajib Pajak dengan menggunakan Surat Panggilan Unluk Memberikan Keterangan. Apabila dipandang perlu, penjelasan/keterangan Wajib Pajak yang diberikan kepada Pemeriksa Pajak dapat dituangkan dalam Berila Acara Pemberian Kelerangan Wajib Pajak. Pemeriksa Pajak melalui Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan, dapat meminta keterangan dan/atau bukti yang berkaitan dengan Pemeriksaan Lapangan yang sedang dilakukan terhadap Wajib Pajak kepada pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Undang-Undang KUP secara tertulis, dengan menggunakan Surat Permintaan Keterangan atau Bukti paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya Surat Permintaan Keterangan atau Bukti atau surat izin dari pihak yang berwenang. Apabila dalam jangka waktu tersebut di atas tidak dipenuhi, Pemeriksa Pajak segera menyampaikan Surat Peringatan I. Apabila Surat Peringatan I tidak dipenuhi, maka Pemeriksa Pajak menyampaikan Surat Peringatan II. Dan apabila Surat Peringatan II juga tidak dipenuhi, Pemeriksa Pajak segera membuat Berita Acara Tidak Dipenuhinya Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak Ketiga yang ditandatangani oleh tim Pemeriksa Pajak. Dengan adanya Berita Acara Tidak Dipenuhinya Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak Ketiga atas tidak dipenuhinya permintaan Pemeriksa Pajak untuk meminta keterangan dan/atau bukti yang berkaitan dengan Pemeriksaan Lapangan yang sedang dilakukan terhadap Wajib Pajak kepada pihak ketiga, pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Undang-Undang KUP dapat dipidana sesuai ketentuan Pasal 41A Undang-Undang KUP.

You might also like